1.
PENDAHULUAN
2.
STUDI PUSTAKA
G(j ) =
(5)
(6)
(1)
di mana N adalah nilai orde filter.
Jelas dari rumus di atas bahwa magnitude
function Butterworth adalah fungsi frekuensi ( )
yang menurun secara monoton, dengan nilai
maksimumnya dari unity terjadi pada saat
=
0. Untuk
= 1, nilai magnitude adalah sama
dengan 1/2 untuk semua nilai
N. Dengan
demikian, filter Butterworth dalam bentuk normal
memiliki frekuensi cut-off sebesar 3 dB. Gambar
1. menunjukkan plot dari karakteristik magnitude
dari filter ini sebagai fungsi frekuensi ( ) untuk
beberapa tingkatan orde. Nampak bahwa semakin
tinggi tingkatan orde, karakteristik filter
Butterworth semakin mendekati filter ideal.
Rangkaian filter lolos rendah VCVS atau
filter Sallen Key ditunjukkan pada gambar di
bawah ini:
3.
METODOLOGI
4.
(2)
fc =
(3)
Untuk
keperluan
komputasi,
tanggapan frekuensi dari filter lolos rendah
butterworth orde kedua penguatan lolos-pita
G berdasarkan persamaan berikut ini:
dB = 20 Log10 G 20 Log10 [
+1]1/2
(4)
fc = 1033 Hz
kemudian rangkaian tersebut diberi masukan
dengan berbagai frekuensi dan luarannya diamati
melalui osiloskop. Hasil pengamatan dimasukkan
dalam tabel 4.1 dan diolah dalam tabel 4.1 sebagai
berikut :
IB = 0
I4 + I 5 = 0
+
=0
VA (
) VB = 0
VA = (1+RCS)VB . . . (2)
Substitudikan persamaan 2 ke persamaan 1 sbb:
Vi + VB + 2CSVo = ( + 2CS ) . (1+RCS)VB
Tabel 4.1 Data Input dan Output Rangkaian 2.3
VB =
Vn=penguatan=0
Ve = VB
Vo = a(f).Ve
Ve =
=
-
=
-
Vo=
=
Sehingga :
IA = 0
I1 + I 2 + I 3 = 0
+
=0
Dalam
menentukan
transfer
funtion
digunakan teori Sallen and Key karena
rangkaian filter lolos rendah butterwoeth
)|2 =
G(j ) =
5.
KESIMPULAN
1.
2.
DAFTAR PUSTAKA
[1]
[2]
[3]
https://www.academia.edu/7061066/Butter
worth, 04/11/2014, 21.30
[4]
http://instrumentasi.lecture.ub.ac.id/penguat
-biopotensial/, 04/11/2014, 22.07