Anda di halaman 1dari 5

MODUL 3 FILTER BUTTERWORTH RENDAH / VOLTAGE CONTROLLED VOLTAGE

SOURCE (VCVS) ORDE KEDUA DENGAN PENGUATAN UNITAS


Fransiska Meilisa (081211731009)
Dosen: Akif Rahmatillah, ST, MT.
Tanggal Percobaan: 09/10/2014
ELEKTRONIKA MEDIS

Laboratorium Instrumentasi Medik Universitas Airlangga


Abstrak
Konfigurasi Butterworth merupakan salah satu
konfigurasi standar dari filter rekursif baik dalam bentuk
analog maupun digital. Konfigurasi ini menekankan pada
aproksimasi karakteristik lowpass dengan hasil respons
yang mendekati titk nol dengan halus dan rata (smooth and
flat). Ramgkaian Butterworth orde dua dalam percobaan ini
memiliki frekuensi cut off sebesar 1033KHz.
Kata kunci: Laporan, format, panduan.

1.

PENDAHULUAN

Aktivitas sel-sel yang


ada di dalam tubuh
menimbulkan sinyal listrik yang disebut sinyal
biopotensial [4]. Dalam instrumentasu medis
sinyal biopotensial inilah yang diukur dan
disajikan dalam berbagai bentuk data untuk
keperluan diagnosis, pengobatan, asistif dan
rehabilitasi. Namun nilai biopotensial ini
sangatlah kecil. Sehingga dibutuhkan suatu
rangkaian yang dapat memfilter sinyal tersebut.
Selain itu rangkaian filter yang digunakan
memiliki simpangan yang seminimal mungkin
dari idealnya sehingga alat dapat bekerja secara
optimum. Salah satu rangkaian filter yang
memiliki simpangan minimum yakni filter dengan
karakteristik butterworth. Karakteristik tersebut
dapat dibuat pada filter-filter aktif seperti low pass
filter butterworth atau biasa disebut voltage
controlled viltage source (VCVS).

2.

STUDI PUSTAKA

Filter butterworth menghasilkan tanggapan


frekuensi yang datar pada daerah passband dan
redaman yang meningkat secara monotikal pada
stopband. Oleh karena itu, Butterworth low-pass
filter sering digunakan sebagai anti-aliasing filter
dalam aplikasi konverter data di mana tingkat
sinyal yang tepat diperlukan di seluruh sinyal
passband.

Gambar 2.1 Bentuk Tanggapan Gain dari


Butterworth low-pass filter terhadap sumbu
frekuensi.

Gambar 2.2 Respon Frekuensi Butterworth


low pass filter
Gambar 2.2 menunjukan ideal (garis
solid)dan praktikal (garis putus-putus) responrespon frekuensi dari filter butterworth.
Karakteristik dari sebuah Filter butterworth tidak
didesain untuk menyimpansudut phasa konstan
pada frekuensi cut off, pelemahan sebesar -3dB
pada frekuensi cut-off dan frekuensi diatas fc
pelemahan menjadi -20dB/decade/order.
Konfigurasi Butterworth adalah salah satu
konfigurasi standar dari filter rekursif baik dalam
bentuk analog maupun digital. Konfigurasi ini
menekankan pada aproksimasi karakteristik
lowpass dengan hasil respons yang mendekati
titk nol dengan halus dan rata (smooth and flat)

Laporan Praktikum - Laboratorium Instrumentasi Medik Univ. Airlangga

(Soliman.Srinath, 1990: 436). Filter Butterworth


didefinisikan melalui persamaan magnitude
function H() sebagai berikut:

G(j ) =

(5)

Untuk perhitungan dan analisi hasil


eksperimen digunakan persamaan berikut:
dB=20Log10 (Vo/Vi)

(6)

(1)
di mana N adalah nilai orde filter.
Jelas dari rumus di atas bahwa magnitude
function Butterworth adalah fungsi frekuensi ( )
yang menurun secara monoton, dengan nilai
maksimumnya dari unity terjadi pada saat
=
0. Untuk
= 1, nilai magnitude adalah sama
dengan 1/2 untuk semua nilai
N. Dengan
demikian, filter Butterworth dalam bentuk normal
memiliki frekuensi cut-off sebesar 3 dB. Gambar
1. menunjukkan plot dari karakteristik magnitude
dari filter ini sebagai fungsi frekuensi ( ) untuk
beberapa tingkatan orde. Nampak bahwa semakin
tinggi tingkatan orde, karakteristik filter
Butterworth semakin mendekati filter ideal.
Rangkaian filter lolos rendah VCVS atau
filter Sallen Key ditunjukkan pada gambar di
bawah ini:

3.

METODOLOGI

Gambar 3-1 Rangkaian Filter Lolos Rendah VCVS

4.

Gambar 2.3 Rangkaian Filter Lolos Rendah


Butterworth orde ke-2
Frekuensi cut off nya dapat ditentukan
dengan persamaan:

HASIL DAN ANALISIS

Dengan menggunakan persamaan (1),


maka dapat diketahui nilai frekuensi cut off
rangkaian 2.3 sebesar :
Cp = C1 + C3
Cp = 0,033F + 0,033F
Cp = 0,066 F

(2)

fc =

(3)
Untuk
keperluan
komputasi,
tanggapan frekuensi dari filter lolos rendah
butterworth orde kedua penguatan lolos-pita
G berdasarkan persamaan berikut ini:
dB = 20 Log10 G 20 Log10 [

+1]1/2

(4)

fc = 1033 Hz
kemudian rangkaian tersebut diberi masukan
dengan berbagai frekuensi dan luarannya diamati
melalui osiloskop. Hasil pengamatan dimasukkan
dalam tabel 4.1 dan diolah dalam tabel 4.1 sebagai
berikut :

untuk perhitungan analisi manual


digunakan persamaan berikut :
Laporan Praktikum - Laboratorium Instrumentasi Medik Univ. Airlangga

IB = 0
I4 + I 5 = 0
+

=0

VA (

) VB = 0

VA = (1+RCS)VB . . . (2)
Substitudikan persamaan 2 ke persamaan 1 sbb:
Vi + VB + 2CSVo = ( + 2CS ) . (1+RCS)VB
Tabel 4.1 Data Input dan Output Rangkaian 2.3

Vi + VB + 2CSVo = ( + 2CS + 2CS + 2RC2S2)VB


Vi + 2CSVo = ( - + 4CS + 2RC2S2)VB
Vi + 2CSVo = ( + 4CS + 2RC2S2)VB
a = ( + 4CS + 2RC2S2)
bVo = 2CSVo
cVi = Vi
Ve = VB Vn

Tabel 4.2 Hasil Pengolahan Data Tabel 4.1


Untuk menghitung penguatan menggunakan
Transfer Function digunakan persamaan berikut:

VB =
Vn=penguatan=0
Ve = VB
Vo = a(f).Ve
Ve =
=
-

=
-

Vo=

=
Sehingga :
IA = 0

I1 + I 2 + I 3 = 0
+

=0

Vi + VB + 2CSVo ( + 2CS)VA = 0 . . . (1)

Dalam
menentukan
transfer
funtion
digunakan teori Sallen and Key karena
rangkaian filter lolos rendah butterwoeth

Laporan Praktikum - Laboratorium Instrumentasi Medik Univ. Airlangga

orde kedua memiliki karakteristik yang sama


dengan filter sallen and key.

Filter lolos rendah butterworth orde kedua


memiliki tanggapan frekuensi yang datar pada
daerah passband dan redaman yang meningkat
secara monotikal pada stopband. Oleh karena itu
dia memiliki karakteristik yang lebih ideal
daripada filter lolos rendah orde pertama.
Konfigurasi Butterworth merupakan salah
satu konfigurasi standar dari filter rekursif baik
dalam bentuk analog maupun digital. Konfigurasi
ini menekankan pada aproksimasi karakteristik
lowpass dengan hasil respons yang mendekati
titk nol dengan halus dan rata (smooth and flat).
Kedua hal tersebut dapat dilihat dari bagan
bode hasil simulasi, rumus, MatLab dan transfer
function. Dan hasil keempatnya sesuai dengan
literatur [1] halaman 64.Dimana frekuensi cut off
nya sesuai dengan teoritis yakni kurang lebih
sebesar 1033 Hz.

Grafik 1. Bagan Bode Eksperimental

Nilai dB pada hasil eksperimen bernilai


negatif sedangkan hasil teoritis menunjukkan
positif. Hal ini karena dari rumus awal
menentukan dB merupakan kuadrat dari dB
sendiri yaitu:
|G(

)|2 =

G(j ) =

Grafik 2. Baan Bode Teoritis

Bagan bode hasil eksperimen juga


menunjukkan nilai frekuensi yang sesuai dengan
teoritis.

Grafik 3. Bagan Bode Hasil Simulasi

Grafik 4. Bagan Bode Hasil TF Menggunakan


MatLab
Laporan Praktikum - Laboratorium Instrumentasi Medik Univ. Airlangga

5.

KESIMPULAN
1.

Filter lolos rendah butterworth orde


kedua memiliki tanggapan frekuensi yang
datar pada daerah passband dan redaman
yang meningkat secara monotikal pada
stopband. Sehingga memiliki karakteristik
yang lebih ideal daripada filter lolos
rendah orde pertama.

2.

Konfigurasi Butterworth merupakan salah


satu konfigurasi standar dari filter rekursif
baik dalam bentuk analog maupun digital.
Konfigurasi
ini
menekankan
pada
aproksimasi karakteristik
lowpass
dengan hasil respons yang mendekati titk
nol dengan halus dan rata (smooth and
flat).

DAFTAR PUSTAKA
[1]

Putra Agfianto Eko., PENAPIS AKTIF


ELEKTRONIKA Teori dan Praktek Edisi
Pertama , C.V. GAVA MEDIA, Yogyakarta,
2002..

[2]

Rahmatillah Akif, dkk, Modul Praktikum


Elektronika Medis, Universitas Airlangga,
Surabaya, 2014.

[3]

https://www.academia.edu/7061066/Butter
worth, 04/11/2014, 21.30

[4]

http://instrumentasi.lecture.ub.ac.id/penguat
-biopotensial/, 04/11/2014, 22.07

Laporan Praktikum - Laboratorium Instrumentasi Medik Univ. Airlangga

Anda mungkin juga menyukai