Anda di halaman 1dari 3

TRANSFORMASI-Z RASIONAL

1. Pole dan Zero


Zero dari suatu transformasi-z adalah nilai-nilai z dengan X(z) = 0.
Pole dari suatu transfromasi-z adalah nilai-nilai z dengan X(z) = ∞ , Jika X(z) adalah
fungsi rasional, maka

−1
B(z ) b 0+ b1 z + …+b M z
−M ∑ bk z−k
X ( z )= = = k=0 (1)
A ( z ) a0 +a 1 z +…+ aN z
−1 −N M

∑ ak z −k

k=0

Jika a 0 ≠ 0 dan b 0 ≠ 0 , jika dapat menghindari pangkat z negatif dengan memfaktorkan


bentuk b 0 z− M dan a 0 z− N sebagai berikut :

B( z ) −M M
X ( z )= =b0 z z +¿ ¿ (2)
A (z)

Karena N(z) dan D(z) adalah polynomial dalam z, mereka dapat dinyatakan dalam
bentuk faktor sebagai

B( z ) b 0 − M + N ( z −z1 ) ( z−z 2 ) …(z −z M )


X ( z )= = z
A ( z ) a0 ( z− p 1) ( z− p 1) … ( z− p N )

∏ ( z−z k )
k=1
X ( z )=¿ G z N −M N (3)

k=1
( z− pk )

Dengan G≡ b0 / ¿ a 0, jadi X(z) mempunyai M zero berhingga di z = z 1 , z 2 ,… z M (akar-akar


dari polynomial bilangan ). N pole berhingga di z = p1 , p2 , … , p N (akar-akar polynomial
penyebut), Dan |N −M | zero jika N¿ M atau pole jika N¿ M di titik awal z = 0. Pole dan
zero juga dapat terjadi di z = ∞. Suatu zero ada di z = ∞ jika X(∞) = 0 dan pole ada di z =
∞ jika X(∞) = ∞. Jika kita menghitung pole dan zero di nol dan tak berhingga, kita
menemukan bahwa X(z) secara eksak mempunyai jumlah pole dan zero yang sama.

2. Lokasi pole dan sikap domain-waktu sinyak kausal


Sikap karakteristik sinyal kausal tergantung pada akar pole dari transformasi terdapat
pada daerah |z| < 1 atau |z| >1 atau |z| = 1, karena lingkaran pada daerah z = 1 mempunyai
radius sama dengan 1, ia dinamakan lingkaran unit.

Jika sinyal real mempunyai transformasi-z dengan satu pole, pole ini akan menjadi real.
Hanya sinyal seperti itu yang eksponesial real

1
x (n) = a n u(n) ↔z X(z) = −1 , ROC : |z|>|a |
1−a z

Zero di z1 = 0 dan p1 = a pada sumbu real.

Berikut ini, gambar kebiasaan isnyal yang tanggap terhadap lokasi pole relatif terhadap
lingkaran unit.

Suatu sinyal kausal dengan pole real ganda mempunyai bentuk


X (n) = n a n u(n)
Dan kebiasaannya diilustrasikan pada gambar dibawah ini
3. Inversi transformasi-z dengan ekspansi parsial

Perhatikan X(z) yang diberikan oleh persamaan:

b0 z m +b1 z m−1+ …+bm −1 z+ bm


X ( z )= ; dengan m ≤n
z n + a1 z n−1 +…+ an−1 z +a n

Untuk mengekspansi X(z) menjadi pecahan parsial, pertama kita memfaktorkan penyebut
dan menemukan pole-pole dari X(z) :

b0 z m +b1 z m−1+ …+bm −1 z+ bm


X ( z )=
( z −p 1 )( z −p 2 ) …(z− pn )

Kemudian kita mengekspansi X(z)/z menjadi pecahan parsial, sehingga setiap suku
mudah disesuaikan dengan table transformasi-z.

Anda mungkin juga menyukai