Anda di halaman 1dari 22

BAB 3

TRANSFORMASI GEOMETRI

Transformasi Geometri

Transformasi geometri merupakan perubahan posisi dari posisi awal ke posisi yang
lainnya. Dalam perubahan posisi tersebut terdapat aturan tertentu yang menyebabkan
posisi suatu objek berubah.

Contoh penerapan transformasi geometri dapat dengan mudah kita temukan dalam
kehidupan sehari-hari karena dalam kegiatan sehari-hari tentu kita melakukan aktivitas
yang melibatkan perubahan posisi seperti berjalan, berlari, melompat, dan pergerakan
lainnya yang melibatkan perubahan posisi.

Ada empat macam transformasi geometri yaitu translasi (pergeseran), refleksi


(pencerminan), rotasi (perputaran), dan dilatasi (perkalian).

Translasi (Pergeseran)

Translasi adalah transformasi yang memetakan tiap titik pada bidang dengan jarak dan
arah tertentu. Jarak dan arah tertentu dapat diwakili oleh ruas garis berarah (misal  ⃗
AB
) atau oleh pasangan berurut ()
a
b
. Hubungan antara titik dan bayangannya adalah:

T =( ) : P ( x , y ) → P (x +a , y +b)
a '
b

Secara matriks dituliskan menjadi seperti berikut:

( xy '' )=( xy )+(ba)=( xy++ab )


Dari gambar dibawah ini terlihat bahwa translasi P P ' memetakan titik P ke P ' .
Contoh Soal:
Tentukan bayangan titik-titik A(3 , 1), B(−2 , 5), C(−4 ,−3), jika ditransformasikan oleh
translasi T yang dinyatakan oleh pasangan bilangan ( )
−2
3
.

Jawab:
- Untuk titik A(3 , 1)

'
A= (31)+(−23 )=(−16 ) , A =( 6 ,−1 )
'

- Untuk titik B(−2 , 5)

( )( ) ()
B' = −2 + 3 = 1 , B' =( 1 , 3 )
5 −2 3

- Untuk titik C (−4 ,−3)

'
C= (−4 ) +( )=( ) , C =(−1 ,−3 )
3
−3 −2 −3
−1 '

Refleksi (Pencerminan)

Refleksi adalah transformasi yang memindahkan titik-titik dengan menggunakan sifat


bayangan oleh suatu cermin.

Jika P ’ merupakan bayangan titik P oleh pencerminan terhadap garis l , maka:


1. PP' ⊥ l
2. Jarak titik P terhadap garis l sama dengan jarak titik P ’ terhadap garis l .
a. Pencerminan terhadap Sumbu−X , Sumbu−Y , dan Titik Asal O(0 , 0)

Pencerminan terhadap sumbu −X dinotasikan dengan T X dan Pencerminan terhadap


sumbu −Y dinotasikan dengan T Y

Dari gambar diatas terlihat bahwa bayangan titik ( x , y ) yang dicerminkan terhadap
sumbu- X dan sumbu-Y berturut-turut adalah (x ,− y ) dan (−x , y). Untuk menentukan
matriks yang bersesuaian dengan pencerminan, maka ditulis lebih dahulu x ’ dan y ’
dalam kombinasi x dan y .
'
x =ax +by
y ' =cx + dy
Persamaan diatas dapat ditulis dalam persamaan matriks menjadi:

()(
x'
y
' =
cx +dy ) ( )( )
ax+ by = a b x
c d y

Apabila titik P( x , y ) dicerminkan terhadap sumbu- X , maka bayangannya adalah


P ’(x ,− y). Maka didapat persamaan-persamaan berikut.

x ' =x=1 . x +0 . y
'
y =− y =0 . x −1. y

Persamaan dalam bentuk matriks: ( xy )=(01.. xx−1. )y =(10 −10 )( xy)


+0 . y

Apabila titik P( x , y ) dicerminkan terhadap sumbu-Y , maka bayangannya adalah


P ’(− x , y) . Maka, didapat persamaan-persamaan berikut.
'
x =−x=−1 . x+0 . y
y ' = y =0 . x +1 . y
Persamaan dalam bentuk matriks: ( xy )=(−10 . .x+1
x +0 . y
.y ) =(
0 1 )( y )
−1 0 x

Jadi, matriks (10


0
−1 )
merupakan matriks yang bersesuaian dengan pencerminan

terhadap sumbu−X , sedangkan matriks


−1 0
0 1 ( )
merupakan matriks yang bersesuaian
dengan pencerminan terhadap sumbu−Y .

Contoh Soal:
Tentukan bayangan titik A(3 , 2) dan B (−4 ,−5) jika dicerminkan terhadap:
a. Sumbu−X
b. Sumbu−Y
Jawab:

'
a. A = ()(
x'
y ' =
1 0 3
0 −1 2
= )( ) (
1.3+0.2
0.3+ (−1.2 )
=
3
−2)( )
()( −1)( −5 )
'
' x 1 0 −4
B= ' = =¿
y 0

Jadi, bayangan titik A dan B karena pencerminan sumbu- X adalah A ’ (3 ,−2) dan
B’ (−4 , 5).

()( )( ) ( )
'
' x −1 0 3 = −3
b. A = ' =
y 0 1 2 2

B=
'
()(
x'
y'
=
−1
0 1)(−5 ) (−5)
0 −4
=
4

Jadi, bayangan titik A dan B karena pencerminan sumbu-Y adalah A ’ ¿) dan B’ (4 ,−5) .
Pencerminan terhadap titik asal O(0 , 0) merupakan komposisi dari pencerminan
terhadap sumbu- X kemudian terhadap sumbu-Y atau sebaliknya.

Dari gambar diatas, terlihat bahwa bayangan titik ( x , y ) yang dicerminkan terhadap
titik asal O(0 , 0) adalah (−x ,− y ). Dengan demikian, dapat diperoleh persamaan-
persamaan berikut.
'
x =−x=−1 . x+0 . y
y ' =− y =0 . x −1. y

Persamaan dalam bentuk matriks: ()(


x'
y
' =
0 . x−1 . y )(
−1. x +0 . y = −1 0 x
0 −1 y )( )
Jadi, matriks (−10 −10 ) merupakan matriks yang bersesuaian dengan pencerminan
terhadap titik asal O(0 , 0).

Contoh Soal:
Tentukan bayangan titik A(−3 ,2) dan B(−4 ,−5) jika dicerminkan terhadap titik asal
O(0 , 0)
Jawab:

()( )( ) ( )
'
' x −1 0 −3 3
A= ' = =
y 0 −1 2 −2

()( )( ) ( )
'
' x −1 0 −4 4
B= ' = =
y 0 −1 −5 5

Jadi, bayangan titik A dan B adalah A ’ (3 ,−2) dan B’ (4 , 5).

b. Pencerminan terhadap Garis x=a , Garis y=b, dan Titik(a , b)

Pencerminan terhadap garis x=a notasikan dengan T x=a dan Pencerminan terhadap
garis y=b kita notasikan dengan T y=b

Dari Gambar diatas, titik Q merupakan titik tengah PP’ sehingga:


P+ P '
Q=
2
( x , y )+ P '
( a , y )=
2
( 2 a , 2 y ) = ( x , y ) + P'

P' =(2 a−x , y)


Jika titik P( x , y ) dicerminkan terhadap garis x=a , maka bayangannya adalah

()( )
'
x 2 a−x
P ’(2 a – x , y) . Bila dituliskan dalam bentuk matriks diperoleh: =
y' y

Dari Gambar diatas, titik Q merupakan titik tengah PP’ sehingga:


P+ P '
Q=
2
( x , y ) + P'
( x ,b )=
2
( 2 x , 2 b ) =( x , y ) + P '
'
P =(x , 2 b− y )
Jika titik P(x, y) dicerminkan terhadap garis y = b, maka bayangannya adalah P’(x, 2b –

()( )
'
x x
y). Bila dituliskan dalam bentuk matriks diperoleh: ' =
y 2b− y

Pencerminan terhadap titik (a , b) merupakan komposisi dari pencerminan terhadap


garis x=a kemudian garis y=b atau titik potong antara kedua garis tersebut.
Dari Gambar diatas, titik (a , b) merupakan titik tengah PP ’ sehingga:
'
( a , b )= P+ P
2
( 2 a , 2b )=( x , y ) + P'

P' =(2 a−x ,2 b− y )


Jika titik P( x , y ) dicerminkan terhadap titik (a , b) ,maka bayangannya adalah
P ’(2 a – x , 2 b – y ). Bila ditulis dalam bentuk matriks diperoleh:

()( )
'
x 2 a−x
' =
y 2b− y

Contoh Soal:
Tentukan bayangan titik A(−3 ,2) dan B(4 ,−5) jika dicerminkan terhadap:
a. Garis x=3
b. Garis y=−2
c. Titik (−4 , 4)
Jawab:

'
a. A = ()(
x'
y
' = ) ()
2( 3)−(−3)
2
=9
2

()( )=( )
'
'x 2(3)−4 2
B= = '
y −5 −5

()( )( )
'
x −3
'
b. A = ' = = −3
y 2 (−2 )−2 −6

B =( )=
( )=( 4 )
'
' x 4
'
y 2 ( −2 ) −(−5) 1

()( )( )
'
' x 2(−4)−(−3) −5
c. A = ' = =
y 2 ( 4 ) −2 6

B =( )=
y ( 2 ( 4 )−(−5) ) ( 13 )
'
x 2(−4)−4
'
' = −12

c. Pencerminan terhadap Garis y=x dan Garis y=−x

Misalkan P ’( x ’ , y ’) bayangan titik P( x , y ) oleh pencerminan terhadap garis y=x .


Karena pencerminan merupakan transformasi isometri, maka OP=OP ’=r
Dari Gambar diatas,
x=r cos a dan y=r sin a
Perhatikan titik P’

x ' =r cos ( 90 °−a )=r sin a= y


'
y =r sin ( 90 °−a )=r cos a=x
Dari persamaan diatas, bila titik P( x , y ) dicerminkan terhadap garis y=x maka
bayangannya adalah P ’( y , x). Dengan demikian, diperoleh persamaan-persamaan
berikut.
'
x = y=0 . x +1. y
'
y =x=1 . x+0 . y
Persamaan dalam bentuk matriks:

()(
x'
y
' =
1. x+ 0 . y) ( )( )
0 . x +1 . y
=
0 1 x
1 0 y

Jadi, matriks (01 10 ) merupakan matriks yang bersesuaian dengan pencerminan


terhadap garis y=x .

Misalkan P ’( x ’, y ’) bayangan titik P( x , y ) oleh pencerminan terhadap garis y=−x .


Karena pencerminan merupakan transformasi isometri, maka OP=OP ’=r
Dari Gambar diatas,
x=r cos a dan y=r sin a
Perhatikan titik P’

x ' =r sin ( 180° + a )=r (−sin a )=−r sin a=− y

y ' =r cos ( 180 ° +a )=r (−cos a)=−r cos a=−x


Dari persamaan diatas, bila titik P( x , y ) dicerminkan terhadap garis y=−xmaka
bayangannya adalah P ’(− y ,−x). Dengan demikian, diperoleh persamaan-persamaan
berikut.
'
x =− y=0 . x−1 . y
'
y =−x=−1. x+ 0 . y
Persamaan dalam bentuk matriks:

()( )( )( )
'
x 0 . x−1 . y 0 −1 x
' = =
y −1. x +0 . y −1 0 y

Jadi, matriks (−10 −10 ) merupakan matriks yang bersesuaian dengan pencerminan
terhadap garis y=−x .
Contoh Soal:
Tentukan bayangan titik A(4 , 7) dan B(2 ,−5)jika dicerminkan terhadap:
a. Garis y=x
b. Garis y=−x
Jawab:

'
a. A = ( ) ( )( ) ( )
x'
y
' =
0 1 4=7
1 0 7 4

( ) ( )( ) ( )
'
x 0 1 2 −5
B' = ' = =
y 1 0 −5 2
()( )( ) ( )
'
'x 0 −1 4 −7
b. A = ' = =
y −1 0 7 −4

()( 0 )( −5 ) ( −2)
'
x 0 −1 2 = 5
B' = ' =
y −1

Rotasi (Perputaran)

Rotasi (perputaran) adalah transformasi yang memindahkan suatu titik ke titik lain
dengan cara memutar titik tersebut sejauh besar sudut tertentu terhadap titik pusat
tertentu.
a. Rotasi terhadap Titik Pusat O(0, 0)

Dari Gambar diatas, Titik P( x ’ , y ’ ) adalah hasil perputaran titik P(x , y ) dengan pusat
O(0 , 0)dan besar sudut putaran α .

Koordinat polar titik P


x=r cos a
y=r sin a
Koordinat polar titik P ’
'
x =r cos ( a+ a )=r cos a cos a−r sin a sin a=x cos a− y sin a
'
y =r sin( a+a)=r sin acos a+r cos asin a= y cos a+ x sin a=x sin a+ y cos a
Sehingga titik P ’( x ’ , y ’) diperoleh:

P ( x , y ) =P' (x cos a− y sin a , x sin a+ y cos a)


' ' '

Dengan demikian, diperoleh persamaan-persamaan berikut:


'
x =x cos a− y sin a
'
y =x sin a+ y cos a
()( )( )( )
'
x x cos a− y sin a cos a −sin a x
Persamaan dalam bentuk matriks: ' = =
y x sin a+ y cos a sin a cos a y

Jadi, matriks (cos a


−sin a
sin acos a )
merupakan matriks yang bersesuaian dengan rotasi
sebesar a dengan titik pusat O(0 , 0).
Contoh Soal:
1. Tentukan bayangan titik P(3 , 5) jika diputar sebesar 90° yang berlawan arah jarum
jam dan berpusat titik O(0 , 0).
Jawab:
Karena diputar berlawanan dengan arah jarum jam, maka nilai sudutnya positif.

()(
x'
y
' =
sin 90 ° cos 90° 5 )( ) (
cos 90 ° −sin 90° 3 = 0 −1 3 = 5
1 0 5 −3 )( ) ( )
Jadi, bayangan titik P adalah titik P ’(−5 ,3).

2. Tentukan bayangan titik P(2 , 6) jika diputar sebesar 30 ° yang searah dengan arah
jarum jam dan berpusat titik O(0 , 0)
Jawab:
Karena diputar searah arah jarum jam, maka nilai sudutnya negatif

( )
1 1
√3
()( )( ) ( 6 −1+3 √ 3 )
) (
'
= √
x cos (−30 ° ) −sin (−30 ° ) 2 2 2 2 3+ 3
= =
y' sin (−30 ° ) cos (−30 ° ) 6 −1 1
√3
2 2

Jadi, bayangan titik P adalah titik P ’( √3+3 ,−1+3 √ 3) .

b. Rotasi terhadap Titik Pusat (a , b)

Untuk mendapatkan rumusan rotasi dengan titik pusat (a , b), terlebih dahulu kita
translasikan titik(a , b) ke pusat O(0 , 0) dan titik (x , y ) ditranslasi( )
−a
−b
, karena rumusan
rotasi dengan pusat O(0 , 0) telah ada.
Berdasarkan gambar diatas, maka pada rumus berpusar (0 , 0) , setiap x diganti menjadi
( x – a)dan setiap y diganti menjadi ( y – b) .
Dituliskan menjadi

x ' −a=( x−a ) cos a−( y −b ) sin a


'
y −b=( x−a ) sin a+ ( y−b ) cos a
Persamaan dalam bentuk matriks:

( )( )( )
'
x −a cos a −sin a x−a
' = atau
y −b sin a cos a y−b

()( )( ) ( )
'
x cos a −sin a x−a + a
' =
y sin a cos a y −b b

Contoh Soal:
Tentukan bayangan titik A(3 , 2) jika diputar sebesar 90° dengan arah berlawanan
dengan arah jarum jam dan berpusat di titik (4 , 1) .
Jawab:

()( )( ) ( ) ( )( ) ( ) ( ) ( ) ( )
'
x cos 90 ° −sin 90° 3−4 4 0 −1 −1 4 −1 4 3
' = + = + = + =
y sin 90 ° cos 90° 2−1 1 1 0 1 1 −1 1 0

Jadi, bayangan titik A(3 , 2) adalah A ’ (3 , 0) .

Dilatasi (Perkalian)

Dilatasi adalah transformasi yang mengubah jarak titik-titik dengan faktor skala
(pengali) tertentu di pusat dilatasi tertentu.

a. Dilatasi Pusat O(0 , 0) dengan Faktor Skala k


Jika P ’ merupakan bayangan P oleh dilatasi[0 , k ], maka:

O P ' =k . OP
Jadi, bayangan titik P( x , y ) oleh dilatasi[0 , k ] adalah P ’(kx , ky ) . Dengan demikian,
diperoleh persamaan-persamaan berikut.
'
x =kx=kx+ 0 . y
'
y =ky =0 . x+ ky

Persamaan dalam bentuk matriks ()( x'


y ' =
kx +0 . y
0 . x+ ky
= ) ( )( )
k 0 x
0 k y

Jadi, matriks (0k 0k ) merupakan matriks yang bersesuaian dengan dilatasi terhadap titik
pusatO(0 , 0) dengan faktor skala k.

Contoh Soal:
Tentukan bayangan titik A(2 , 3) , B(3 ,−1) dan C (4 ,2) oleh dilatasi [0 ,2]
Jawab:

(23 −13 42)


Matriks dari ketiga titik tersebut adalah

(
Bayangan titiknya= ⏟
) (
2 0 2 3 4
0 2 ⏟ )=(
3 −1 2 ⏟ 6 −2 4 )
4 6 8

Matriks Titik asal Bayangan titik


dilatasi

Jadi, bayangan titik A , B , dan C adalah titik A ’ (4 ,6), B ’ (6 ,−2), C ’(8 , 4).
Dilatasi merupakan transformasi non-isometri sehingga akan mengubah ukuran suatu
bangun datar. Dalam bentuk umumnya, jika matriks transformasi
a b
c d ( )
memetakan
bangun B ke bangun B’ , maka:

| |
Luas bangun B ' = a b ×luas bangun B
c d

Contoh Soal:
1. Diketahui koordinat titik-titik sudut Δ ABC adalah A(1 , 0), B(3 , 0) , dan C (3 ,3). Jika
bayangan titik-titk A , B , dan C oleh dilatasi dengan pusat O(0 , 0)dengan faktor skala
4 adalah A ’ , B’ , dan C ’ , tentukan:
a. Luas Δ ABC
b. Luas Δ A ' B ' C '

2. Segitiga ABC dengan A(2 , 1), B(6 , 1), C(6 , 4) ditransformasikan dengan matriks
transformasi
3 2
1 2 ( )
. Tentukan luas hasil transformasi segitiga ABC .

Jawab:

1.
1 1
a. L Δ ABC = × alas× tinggi= ×2 ×3=3
2 2
b. Matriks dilatasinya adalah ( ) 4 0
0 4

| |
L Δ A ' B 'C ' =
4 0
0 4
× L Δ ABC =( 16−0 ) × 3=48

2. Berdasarkan Gambar di samping

1 1
L Δ ABC = × alas× tinggi= ×4 ×3=6
2 2

Jadi, luas hasil transformasi Δ ABC adalah

| |
L Δ A ' B 'C ' =
3 2
1 2
× L Δ ABC =( 6−2 ) × 6=24
b. Dilatasi Pusat (a, b) dengan Faktor Skala k

Dilatasi dengan pusat (a , b) terlebih dahulu ditranslasikan titik (a , b) ke pusat O(0,0)


dan titik (x , y ) ditranslasi( )
−a
−b
. Karena rumusan dilatasi dengan pusat O(0 , 0) telah
ditemukan, maka pada rumus berpusat (0 , 0) , setiap x diganti menjadi (x – a) dan setiap
y diganti menjadi ( y – b) . Dengan demikian rumus dilatasi[(a , b) , k ] adalah:

x ' −a=k ( x−a )


'
y −b=k ( y−b )
Persamaan dalam bentuk matriksnya:

( ) ( )( ) ( ) ( )( ) ( )
x ' −a
'
y −b 0 k y−b
x'
= k 0 x−a atau ' = k 0 x−a + a
y 0 k y−b b

Contoh Soal:
Tentukan bayangan titik-titik A(3 , 5) oleh dilatasi [(2 , 1),−2].
Jawab:

()( )( ) ( ) ( )( ) ( ) ( ) ( ) ( )
'
' x −2 0 3−2 2 −2 0 1 2 −2 2 0
A= ' = + = + = + =
y 0 −2 5−1 1 0 −2 4 1 −8 1 7

Jadi, bayangan titik A(3 , 5) adalah A ’ (0 ,−7) .

Menerapkan Transformasi Geometri dalam Kehidupan Nyata


Penerapan konsep transformasi dikehidupan sehari-hari, yaitu:
Seni batik di Indonesia
Batik merupakan karya seni warisan budaya bangsa milik Indonesia. Keindahan batik
telah diakui dunia melalui penetapan UNESCO sejak 2 Oktober 2009 bahwa batik
merupakan salah satu warisan kemanusiaan untuk karya lisan dan non bendawi
(Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity). Karya seni batik tidak
hanya didominasi dari budaya Jawa, karena sesungguhnya daerah-daerah lain di
Indonesia juga memiliki karya seni lukis kain (jika boleh disebut demikian) atau batik.
Lukisan bernilai seni tinggi dapat kita jumpai pada ornamen kain ulos (batak),
sasirangan (Kalimantan Selatan), maupun dari belahan Indonesia lainnya yaitu batik
Papua, batik Sulawesi dan sebagainya. Hal ini menunjukkan bahwa betapa kayanya
budaya kita.
Keindahan batik dapat dinikmati dari bentuk-bentuk artistik yang dituangkan pada
lembaran kain tersebut. Bila diamati secara seksama, dalam bentuk-bentuk batik
sesungguhnya terdapat sifat-sifat keteraturan yang berirama atau berpola. Beberapa
bentuk keteraturan pada batik merupakan bentukan transformasi geometris.
Bentuk geometri yang dapat dijumpai pada batik berupa titik, garis dan bidang datar.
Bidang datar tersebut misalnya lingkaran, elips, segiempat dan sebagainya. Bentukan
artistik pada batik dihasilkan melalui transformasi titik, garis atau bidang datar
tersebut melalui translasi (pergeseran), rotasi (perputaran), refleksi (pencerminan)
atau dilatasi (perkalian).
a. Aplikasi Translasi (Pencerminan) pada Motif Batik
Berikut ini adalah salah satu motif sasirangan (Kalimantan) yang disebut dengan ombak
sinampar

Bentuk dasar dari motif sasirangan ini berupa garis lengkung

Selanjutnya penggabungan dari pencerminan bentuk dasar terhadap garis horisontal


menghasilkan bentuk mirip kelopak bunga

Misalkan motif mirip kelopak bunga tersebut diletakkan pada sumbu cartesius, maka
bentuk kelopak bunga selanjutnya diperoleh melalui translasi T 1(0 ,−b) berikut ini:
Dan seterusnya translasi dilakukan dengan Tn(0 ,−nb) dengan n adalah bilangan asli
sehingga diperoleh rangkaian kelopak bunga yang membentuk motif ombak sinampar
karang berikut ini:

b. Aplikasi Refleksi (Pencerminan) pada Motif Batik


Berikut ini adalah salah satu motif batik Kawung.

Bentuk dasarnya adalah elips dan titik


Bentukan pada motif batik kawung dapat dipandang sebagai hasil refleksi
(pencerminan) bentuk dasar. Hasil pencerminan gambar di atas pada garis x , y , dan z
menghasilkan orientasi bentuk sebagai berikut :

Gabungan gambar 1, 2, 3, dan 4 menghasilkan satu bentukan pada batik kawung


berikut:

c. Aplikasi Rotasi (Perputaran) pada Motif Batik


Berikut ini adalah salah satu motif batik Papua.

Bentuk dasar pada motif batik Papua tersebut adalah garis lengkung
Selanjutnya, bentuk dasar tersebut diputar 180 derajat

Bentuk lainnya diperoleh dengan cara refleksi terhadap garis vertikal dan kemudian
diputar 180 derajat

Gabungan dari gambar 1, 2, 3, dan 4 menghasilkan bentuk motif batik Papua berikut:

d. Aplikasi Dilatasi pada Motif Batik

Berikut ini adalah salah satu motif sasirangan kangkung kaumbakan


Bentuk dasar dari bunga teratai tersebut adalah bangun datar yang dapat dipandang
sebagai kelopak bunga teratai

Kemudian melalui beberapa rotasi dan refleksi diperoleh susunan kelopak bunga
membentuk Teratai.

Bunga teratai yang terlukis pada motif kangkung kaumbakan di atas memiliki ukuran
yang berbeda-beda, dimana besar atau kecilnya ukuran bunga dapat dipandang sebagai
hasil dilatasi atau perkalian dengan suatu konstanta k terhadap bentuk gambar dimana
k adalah bilangan riil positif. Selanjutnya, bentuk gambar disebut sebagai B.

Misalkan k 1=2, maka bentuk k 1 B adalah perbesaran dua kali B, sebut saja hasil k 1 B=B1
Kemudian untuk memperoleh bentuk bunga teratai selanjutnya dengan mengambil
1
k 2= , sebut saja hasil k 2 B=B2
3

Untuk mendapatkan letaknya yang artistik pada tangkai, selanjutnya B2direfleksikan


pada garis vertikal sehingga diperoleh susunan membentuk motif kangkung kaumbakan

UJI KOMPETENSI BAB 3


1) Suatu titik (3 , 4) ditranslasikan dengan translasi (2 ,−1). Tentukan bayangan hasil
translasi tersebut.

2) Pada bidang kartesius, terdapat suatu titik yang terletak pada koordinat (2 ,−1).
Tentukan hasil pencerminannya jika titik tersebut dicerminakn terhadap titik O
(0,0), terhadap sumbu – x , terhadap sumbu- y , terhadap garis y=x , dan terhadap
garis y=−x .

3) Terdapat suatu titik (3 , 0) dalam bidang kartesius. Jika titik tersebut dirotasi
dengan pusat rotasi (0 , 0) dan sudut rotasi 60o , maka bayangan hasil rotasinya
adalah …

4) Jika titik(−1 , 3) didilatasi dengan faktor dilatasi 2 dan pusat dilatasi (2 , 0), maka
bayangan hasil dilatasinya adalah … 

5) Persamaan peta garis 3 x – 4 y =12, karena refleksi terhadap garis y – x=0 ,


dilanjutkan oleh transformasi yang bersesuaian dengan matriks
−3 5
−1 1 (
adalah… )
6) Pencerminan terhadap sumbu x adalah A , pencerminan terhadap sumbu y adalah
B dan rotasi 180o terhadap puasat O adalah H . Tentukan matriks B( A( HA )).
7) Matriks A= ( a+2
1 )a
a+1
, titik P(1,2) dan titik Q masing-masing ditransformasikan

ke titik P' ( 2,3 ) dan Q ' ( 2,0 ) . Tentukan koordinat titik Q .

8) Nagisa sedang menggambar persamaan garis x +3 y=6 . Tiba – tiba Koro sensei


berkata “Siapa yang bisa membuat refleksi oleh sumbu x dari persamaan garis
yang tercepat akan mendapatkan satu tentakelku”. Persamaan garis yang akan
digambar oleh Nagisa adalah ….

9) Segitiga ABC dengan A ( 2,1 ) , B ( 6,1 ) ,C (6,4) ditransformasikan dengan matriks


transformasi  ( )
3 1
0 1
 Luas bangun hasil transformasi segitiga ABC adalah….

10) Tentukan bayangan lingkaran ( x−3 )2 + ( y +1 )2=4   jika ditranslasikan  T = (−52) !


Sumber :
https://mathlearning967335280.wordpress.com/2018/05/30/penerapan-
transformasi/
https://rumuspintar.com/transformasi-geometri/

Anda mungkin juga menyukai