B. Pencerminan (Refleksi)
Transformasi digunakan untuk untuk memindahkan suatu Transformasi yang memindahkan titik-titik dengan
titik atau bangun pada suatu bidang. menggunakan sifat bayangan oleh suatu cermin.
Transformasi geometri adalah bagian dari geometri yang
membahas tentang perubahan (letak,bentuk , penyajian) 1. Pencerminan terhadap sumbu X
yang didasarkan dengan gambar dan matriks. (dilambangkan dengan M X )
Transformasi pada bidang terdiri dari 4 macam :
1. Pergeseran (Translasi) M x : P(x,y) P ' (x ' , y ' ) = P ' (x, -y)
2. Pencerminan (Refleksi)
3. Perputaran (Rotasi) Persamaan matriksnya :
4. Perkalian (Dilatasi)
x' 1 0 x
' =
y
0 1 y
A. Pergeseran (Translasi)
Perpindahan titik-titik pada bidang dengan jarak dan 2. Pencerminan terhadap sumbu Y
arah tertentu yang diwakili oleh ruas garis berarah (dilambangkan dengan M Y )
(vector) AB atau dengan suatu pasangan bilangan
a M Y : P(x,y) P ' (x ' , y ' ) = P ' (-x, y)
misal .
b Persamaan matriksnya :
a x' 1 0 x
Translasi T = memetakan titik P(x 1 ,y 1 ) ke titik ' =
b y
0 1 y
'
P ( x 1 + a, y 1 + b )yang dinotasikan dengan :
3. Pencerminan terhadap titik asal O(0,0)
(dilambangkan dengan M O )
a
T = : P(x 1 ,y 1 ) P ' ( x 1 + a, y 1 + b )
b M O : P(x,y) P ' (x ' , y ' ) = P ' (-x, -y)
2 x' 1 0 x
Bayangan titik P(3,5) oleh translasi adalah … ' =
3 y 0 1
y
jawab: 4. Pencerminan terhadap garis y = x
(dilambangkan dengan M y x )
2
T = : P(3,5) P ' (3 + (-2), 5 +3 )
3 M y x : P(x,y) P ' (x ' , y ' ) = P ' (y, x)
www.purwantowahyudi.com - 1
Persamaan matriksnya : x' 0.(2) 1.5
' =
y 1.(2) 0.5
x' 0 1 x
' =
y
1 0 y x' 5
' =
5. Pencerminan terhadap garis y = -x y 2
(dilambangkan dengan M y x )
5
Jadi titik bayangan A adalah A '
M y x : P(x,y) P ' (x ' , y ' ) = P ' (-y, -x) 2
2. Bayangan garis y = 2x - 3 yang dicerminkan
terhadap garis y = - x adalah..
Persamaan matriksnya :
Jawab:
x' 0 1 x
' =
y 1 0 x'
y 0 1 x
' =
y
1 0 y
6. Pencerminan terhadap garis x = h
(dilambangkan dengan M x h ) x' y
' =
y x
M x h : P(x,y) P ' (x ' , y ' ) = P ' (2h – x , y)
x ' = -y x = - y '
7. Pencerminan terhadap garis y = k
(dilambangkan dengan M y k ) y ' = -x y = - x '
www.purwantowahyudi.com - 2
Persamaan matriknya:
Jawab:
'
x cos sin x
' = x'
y
sin cos y a.
0 1 x
' =
y
1 0 y
Untuk = 90 0 , -90 0 , 180 0 , 270 0 , -270 0 dengan
memasukkan nilai tersebut didapat table sbb: x' 0 1 1
' =
y 1 0 3
Rotasi Bayangan Matriks
R(O, 90 0 ) (-y, x) 0 1 x ' 3
' =
1 0 y 1
R(O, -90 0 ) (y, -x) 0 1
x' 0 1 x
1 0 b. ' =
y
1 0 y
R(O, 180 0 ) (-x, -y) 1 0
0 1 x' 0 1 1
R(O, 270 ) 0 (y, -x) 0 1 ' =
y
1 0 3
1 0
R(O, -270 0 ) (-y, x) 0 1 x' 3
' =
1 0 y 1
x' k 0 x
' =
y 0 k
Contoh soal: y
1. Titik B(1,3) dirotasikan terhadap titik (0,0). 2. Dilatasi terhadap titik pusat A(a,b)
Tentukan Bayangan titik B apabila titik B dirotasikan
a. sejauh 90 0 berlawanan arah dengan jarum jam Titik P(x,y) dilatasi terhadap titik pusat A (a,b)
b. sejauh 90 0 searah jarum jam dengan factor skala k, didapat bayangan P ' ( x ' , y ' )
dengan:
www.purwantowahyudi.com - 3
masukkan ke dalam persamaan matriks:
' '
x - a = k(x - a) dan y - b = k (y - b) 1
x' 0 1 2 2
' = 2 +
Persamaan matriksnya : y 0 1 2 3 3
2
x' k 0 x a a 1
' = +
y
0 k y b b x' 2 0 3 2
' = +
y 0 1 1 3
2
x' 3 2 x' 7
Contoh: ' = 2 + ' = 2
7
y 12 3 y 2
1. Bayangan titik B(1,3) dilatasi terhadap titik pusat O(0,0)
dengan factor skala 2 adalah: Jadi bayangan titik B(-1, 2) dilatasi terhadap titik pusat
1
Jawab: A(2,3) dengan skala - adalah B ' ( 7 , 7 )
2 2 2
x' k 0 x
' =
y 0 k
y E. Transformasi oleh suatu Matriks.
2 4
2. Bayangan titik B(-1,2) dilatasi terhadap titik pusat A(2,3) Hasil transformasi matriks terhadap titik
1 3 5
dengan factor skala - adalah: B(2, -3) adalah…
2
jawab:
jawab:
x' k 0 x a a
' =
y + x' a b x
0 k y b b ' =
y
c d y
1
k= - ; x = -1 ; y = 2 ; a = 2 ; b ; 3 x' 2 4 2
2 ' =
y
3 5 3
www.purwantowahyudi.com - 4
x' 8 contoh:
' = 3
y 9 Titik B(2,4) ditranslasikan oleh T 1 kemudian
4
Jadi B ' adalah (-8, -9) 1
dilanjutkan dengan T 2 , bayangan titik B adalah…
2
jawab:
F. Komposisi Transformasi
a c ac
T = T 2 T 1 = + =
Gabungan dari beberapa transformasi disebut dengan b d b d
komposisi transformasi.
1 3 4
Transformasi T 1 dilanjutkan dengan transformasi T 2 = =
2 4 6
terhadap suatu titik P (x,y) :
x '' 2 4 6
'' = + =
y
Dalam bentuk bagan urutan transformasi dapat 4 6 10
diperlihatikan sbb:
T1 T2 jadi bayangannya adalah (6,10)
P(x,y) P ( x , y ) P '' (x '' , y '' )
' ' '
2. Komposisi Refleksi
Pengerjaan transformasi ini dapat ditulis dengan: a . Komposisi dua refleksi terhadap sumbu-sumbu sejajar
T 2 T1
1. Sejajar terhadap sumbu x
Jika titik P ' ( x ' , y ' ) adalah hasil pencerminan ter-
T 2 T 1 P(x,y) P '' (x '' , y '' )
hadap garis y = a dan titik P '' (x '' , y '' ) adalah hasil
pencerminan titik P ' ( x ' , y ' ) terhadap garis y = b.
(lihat gambar)
1. Komposisi dua translasi
y
P '' (x '' , y '' )
a c
Jika translasi T 1 dan T 2 , y =b
b d
b
komposisi translasi T 1 dilanjutkan dengan T 2 P'( x', y')
dapat diwakili oleh translasi tunggal yang ditentukan
oleh: y=a
a
a c ac P ( x,y )
T 2 T 1 = + = x
b d b d
y=a
sifat-sifat komposisi translasi
P ( x,y ) P ' (x, 2a – y)
1. Untuk dua translasi berurutan berlaku
y=b
T 1 T 2 = T 2 T 1 (komutatif) '
P (x, 2a – y) P '' ( x, 2b –(2a-y) )
P '' ( x, 2(b –a) +y )
2. Untuk tiga translasi berurutan berlaku
P '' ( x, 2 d +y )
(T 1 T 2 ) T 3 = T 1 ( T 2 T 3 ) (asosiatif)
d = b – a jarak antara dua sumbu yang sejajar
www.purwantowahyudi.com - 5
Jadi jika transformasi pencerminan terhadap garis b . Komposisi dua refleksi terhadap sumbu-sumbu
y = a disebut dengan M y a dan transformasi saling tegak lurus
pencerminan terhadap garis y = b disebut dengan
M yb , maka Jika titik P ' ( x ' , y ' ) adalah hasil pencerminan titik
P (x, y) terhadap garis x = a dan titik P '' (x '' , y '' ) adalah
hasil pencerminan titik P ' ( x ' , y ' ) tehadap garis y=b.
M yb M y a
P (x, y) P '' ( x, 2 d +y ) ; d = b – a
x=a
P ( x,y ) P ' ( (2a-x), y)
y=b
x '
P (2a-x, y) P '' (2a-x, 2b-y)
x =a x=b
Jadi
x=a M yb M x a
P ( x,y ) P ' ( (2a-x), y)
P ( x,y ) P '' (2a-x, 2b-y)
x=b
P ' (2a-x, y) P '' (2b –(2a-x),y ) Pencerminan terhadap dua sumbu yang saling tegak lurus
ekuivalen dengan rotasi pusat perpotongan dua sumbu dan
P '' ( (2b- 2a)+ x, y )
sudut putar 180 0 , ditulis sbb:
P '' ( (2(b- a)+ x, y )
P '' (2 d +x, y )
M yb M x a = R((a,b), 180 0 )
d = b – a jarak antara dua sumbu yang
sejajar c . Komposisi dua refleksi terhadap sumbu-sumbu
saling berpotongan
Jadi jika transformasi pencerminan terhadap
garis x = a disebut dengan M x a dan Pencerminan terhadap dua sumbu yang saling
berpotongan akan menghasilkan rotasi yang bersifat:
Transformasi pencerminan terhadap garis x = 1. Titik potong kedua sumbu pencerminan adalah pusat
b disebut dengan M xb , maka perputaran
2. Besar sudut putar adalah dua kali sudut antara kedua
M xb M x a sumbu pencerminan
(x, y) P '' (2d + x, y ) ; d = b – a 3. Arah perputaran sama dengan arah dari sumbu pertama
ke sumbu kedua.
www.purwantowahyudi.com - 6
Pemetaannya dapat ditulis sbb: mentransformasikan bangun A menjadi bangun A ' , maka :
Luas Bangun A ' = |det T | x Luas bangun A
No Transformasi Notasi Matriks
|det T |
M 2 M 1 = R(T, 2 ) dinamakan factor perbesaran luas, merupakan nilai mutlak
determinan matriks T.
T = titik potong kedua sumbu
= sudut antara kedua sumbu | det T | = |ad – bc|
Dua rotasi berurutan yang sepusat ekivalen dengan Diketahui segitiga ABC dengan koordinat A(1,1), B(1,5),
rotasi sejauh jumlah kedua sudut rotasinya terhadap C(6,1). Berapa luas bayangan segitiga ABC oleh
pusat yang sama. transformasi yang bersesuaian dengan
1 3
Jika R 1 = R (0, ) dan R 2 = R(0, ) matriks ?
maka: 2 2
Jawab:
R 2 R 1 = R(0, ( + ) )
www.purwantowahyudi.com - 7
a P(x 1 ,y 1 ) P ' ( x 1 + a, y 1 + b ) a Tabel
1 Translasi macam
b b -
2 Pencerminan terhadap sumbu X P(x,y) P ' (x, -y) 1 0 macam
(Refleksi) Transf
0 1
ormasi
3 Pencerminan terhadap sumbu Y P(x,y) P ' (-x, y) 1 0 dan
(Refleksi)
0 1 matrik
snya :
4 Pencerminan terhadap titik asal P(x,y) P ' (-x, -y) 1 0
(0,0)
0 1
5 Pencerminan terhadap garis y = x P(x,y) P ' (y, x) 0 1
1 0
6 Pencerminan terhadap garis y = -x P(x,y) P ' (-y, -x) 0 1
1 0
7 Pencerminan terhadap garis x = h P(x,y) P ' (2h – x , y)
8 Pencerminan terhadap garis y = k P(x,y) P ' ( x , 2k - y)
9 Pencerminan terhadap titik (a,b) P(x,y) P ' ( 2a-x, 2b - y)
10 Rotasi terhadap titik pusat O(0,0) ' cos sin
P(x,y) P (x cos - y sin , x sin + y cos
sin cos
R(O, ) berlawanan arah jam )
11 Rotasi terhadap titik pusat P(a, b) x ' - a = (x –a) cos - (y-b) sin cos sin x a a
R(O, ) berlawanan +
y ' - b = (x – a) sin + (y- b) cos sin cos y b b
dengan arah jam
12 Dilatasi terhadap titik pusat O(0,0) [O, k] : P(x,y) P ' (kx, ky) k 0 x
0 k y
13 Dilatasi terhadap titik pusat A(a,b) x ' - a = k(x - a) k 0 x a a
+
y ' - b = k (y - b) 0 k y b b
www.purwantowahyudi.com - 8
BAB XX. VEKTOR C. Operasi Vektor
Q
untuk penjumlahan :
a
P R
a b
B. Beberapa pengertian vektor : b
P Q
1. Vektor posisi adalah suatu vektor yang titik
a
awalnya di 0.
x
a + b = PQ + QR = PR
Jika A(x,y,z) maka OA = a = y dan
z
2. Perkalian skalar dengan vektor
|a| = x2 y2 z 2
a1 ka1
2. Vektor satuan adalah suatu vektor panjangnya satu.
Vektor arah sumbu x, sumbu y dan sumbu z k a = k a 2 = ka 2
berturut-turut adalah : a ka
3 3
3. Vektor posisi adalah suatu vektor yang titik | PQ | = (b1 a1 ) (b2 a 2 ) (b3 a3 )
awalnya di 0.
Dua buah vektor dikatakan sama jika kedua vektor 4. Perbandingan
itu mempunyai besar dan arah yang sama. m P n
A Q
x1 x2 x1 x 2
y1 = y 2 y1 y 2 na mb
p =
z z z1 z 2 mn
1 2
a p b
www.purwantowahyudi.com - 1
D. Perkalian Skalar dua Vektor 2. Proyeksi vektor ortogonal
Proyeksi vektor ortogonal a pada b adalah :
. a . b = | a | | b | cos
a.b
a |c | = 2 . b
| b |
Proyeksi vektor juga disebut vector poyeksi
G. Rumus-rumus tambahan :
b
menyatakan sudut yang dibentuk oleh
vektor a dan b 1. | a + b | = 2 (a 2 b 2 ) | a b | 2
bukti :
a1 b1
| a b | 2 a 2 b 2 2 | a || b | cos
Jika a = a 2 dan b = b2 maka
a b | a b | a 2 b 2 2 | a || b | cos ….(1)
3 3
a . b = a1b1 a 2 b2 a3 b3 | a b | 2 a 2 b 2 2 | a || b | cos
2 | a || b | cos = a 2 b 2 | a b | 2 …(2)
E. Besar sudut antara dua Vektor
Substitusi (2) ke (1)
a.b
cos =
| a |.| b | | a b | a 2 b 2 a 2 b 2 | a b | 2
a1b1 a 2 b2 a 3b3 = 2 (a 2 b 2 ) | a b | 2
0
= ; 0 180
2 2 2 2 2 2
a1 a 2 a 3 . b1 b2 b3
2. | a - b | = 2 (a 2 b 2 ) | a b | 2
F. Proyeksi Ortogonal suatu vektor pada vektor :
Salah satu kegunaan dari perkalian scalar adalah bukti :
untuk menentukan proyeksi ortogonal dari
suatu vektor pada vector lain | a b | 2 a 2 b 2 2 | a || b | cos
A | a b | 2 a 2 b 2 2 | a || b | cos
a
2 | a || b | cos = a 2 b 2 | a b | 2 …(2)
A=B
Pengertian:
a b p q a p, b q
Matriks adalah susunan bilangan-bilangan yang diatur =
pada baris dan kolom dan letaknya di antara dua buah c d r s c r, d s
kurung.
disebut matriks berordo 2x2 Maka det(A) = |A| = ad – bc jika det(A) = 0 maka
matriks A disebut matriks singular
1. Penjumlahan
a b p q a p b q 2. Matriks ordo 3 x 3
A + B = + =
c d r s c r d s
a b c
2. Pengurangan
Jika A = d e f
a b p q a p b q g h i
A – B = - =
c d r s c r d s
Maka det(A) = |A| = aei + bfg + cdh – gec – hfa – idb
3. Perkalian diagram :
- - - arah negatif
a. Perkalian skalar a b c a b
d e f d e
a b ka kb g h i g h
k =
c d kc kd + + + arah positif
a b p q 1 0
A . B = - Jika A.B = I ; I = , maka A dan B dikatakan
c d r s 0 1
saling invers
ap br aq bs
=
a b 1 d b
cp dr cq ds - Jika A = , maka A 1 = . =
c d det( A) c a
1 d b
.
ad bc c a
www.purwantowahyudi.com - 1
E. Transpose Matriks : 13. A 2 = A . A
A3 = A . A2
a b a c A4 = A . A3
Jika A = , maka At
c d b d .
.
At didapat dari mengubah kedudukan baris menjadi kolom .
dari matriks A
F. Persamaan Matriks :
A n = A. A n1
Jika A.B = C maka
1. A = C . B 1
2. B = A 1 . C
1. A + B = B + A (sifat komutatif)
2. A . B B. A
4. (A + B) + C = A + ( B + C )
0 0
5. A + O = O + A ; O =
0 0
6. A + (-A) = 0
7. A – B = A + (-B)
8. ( A 1 ) 1 = A
9. ( A t ) t = A
10. ( A.B ) 1 = B 1 . A 1
11. ( A.B ) t = B t . A t
1 0
12. A . A 1 = I =
0 1
www.purwantowahyudi.com - 2
BAB XVIII. NOTASI SIGMA, n n
n
n n n n
U
i 1
i = U1 + U 2 + U 3 + . . . + U n 9. a. (U i Vi ) 2 = U i + 2
2
U iVi + V i
2
i 1 i 1 i 1 i 1
n
n n n n
U
i 1
i dibaca penjumlahan suku U i untuk i=1 sampai b. (U i Vi ) 2 = U i - 2
2
U iVi + V i
2
i 1 i 1 i 1 i 1
dengan i=n
n n dimana:
2. U i =
i 1
U k
k 1
a = suku pertama
n
b = beda
n = banyak suku
3. K
i 1
= nK ; dimana K adalah konstanta
www.purwantowahyudi.com - 1
Rumus-rumus :
2. Menentukan banyaknya suku baru (n ' )
1. Suku ke n barisan aritmetika (U n ) ditulis sbb: Barisan lama : U 1 , U 2 , U 3 ,…, U n 1 , U n
U n = a + (n-1) b
Barisan baru: U 1 , …,U 2 ,…, U 3 ,…, U 4 ,… U n
2. Jumlah n suku pertama deret aritmetika (S n ) ditulis
sbb:
n k suku k suku k suku k suku
S n = U 1 + U 2 + U 3 + . . . + U n = (a + U n ) dari barisan baru dapat dilihat bahwa U n ' = U n
2
n a. jika banyaknya suku =2
= (2a +(n-1) b) U 1 , …,U 2
2
Ut =
1
(a + U n ) banyaknya suku baru: n ' = 3 +2 k = 3 +(3-1)k
2
c. . jika banyaknya suku =4
Sisipan: U 1 , …,U 2 ,…, U 3 ,…, U 4
2 2
dengan b ' = beda baru setelah ada k bilangan sisipan
U n ' = U n maka,
'
1. Beda barisan baru (b )
hubungan barisan baru dan lama : n'
a +b = a+(k+1) b ' Sn '= (a + U n )
2
b = (k+1) b '
b contoh soal sisipan :
b'=
k 1
1. Antara bilangan 60 dan 110 disisipkan 10 bilangan
b = beda deret lama sehingga bersama kedua bilangan semula terbentuk deret
'
b = beda deret baru aritmetika. Tentukan jumlah deret yang terbentuk .
k = banyaknya bilangan yang disisipkan
www.purwantowahyudi.com - 2
sebelum dan sesudahnya selalu tetap, perbandingan dua suku
jawab: tersebut disebut pembanding atau rasio (r).
www.purwantowahyudi.com - 3
apabila diantara dua suku disisipkan k buah bilangan , maka Jawab:
barisan geometri yang baru adalah sbb:
Barisan baru : 48, sisipan1, sisipan2, sisipan3, 768
' ' 2 ' 3 ' k ' k 1
a, ar , a(r ) , a(r ) ,…, a(r ) , a(r ) ,…
3 sisipan
k buah bilangan sisipan
Banyaknya suku barisan lama n = 2
U 1 barisan lama U 2 barisan lama banyaknya suku barisan baru :
n ' = n + (n-1) k = 2 +(2-1)3= 5
r ' = rasio baru setelah ada k bilangan sisipan
768
rasio barisan lama , r = = 16
1. Banyaknya suku baru: 48
31
= 16
4
2. Rasio baru (r ' ) : = 24 = 2
hubungan rasio lama dan baru
ar = a(r ' ) k 1
Barisan geometri tak hingga:
r = (r ' ) k 1
Deret geometri yang banyak suku-sukunya tak terbatas /tak
' k 1
r = r hingga dinamakan deret geometri tak hingga.
r = rasio lama ; k = banyaknya suku baru yang disisipkan Deret : a + ar + ar 2 + ar 3 + . . . + ar n1 + ar n disebut deret
terhingga dengan n suku.
jawab:
www.purwantowahyudi.com - 4
Induksi Matematika:
1
1 1
Diketahui : a = ; r= 8 = Induksi matematika adalah suatu cara pembuktian suatu
2 1 4 pernyataan umum mengenai deret yang berlaku untuk setiap
2
bilangan asli.
1 Langkah-langkah pembuktian dengan induksi matematika
r= memenuhi syarat |r| < 1 atau -1 < r < 1, maka
4 adalah:
konvergen.
1. Buktikan bahwa pernyataan benar untuk n = 1
1 1 2. Buktikan bahwa pernyataan benar untuk n = k
a 2 2 = 4 = 2
S= = = 3. Buktikan bahwa pernyataan juga benar untuk n = k+1
1 r 1 1 3 6 3
4 4
contoh induksi matematika:
2. Apabila suatu deret geometri tak hingga mempunyai
jumlah 10 dengan suku pertamanya adalah 5. Berapa 1. Buktikan
rasio dan jumlah 5 suku pertama dari deret tersebut ? 2 + 4 + 6 + …+2n = n (1+n)
jawab: langkah 1 :
diketahui S = 10 ; a = 5 untuk n = 1
masukkan nilai n =1
karena S = 10 maka deret tak hingga ini adalah 2n = n (1+n)
konvergen. 2.1 = 1 (1+1)
a 2 = 2 terbukti
S =
1 r
5 5 langkah 2 :
10 = ; 1-r =
1 r 10 untuk n = k
misalkan rumus berlaku untuk n = k maka rumus menjadi
1 1 1
1–r= ; r=1- =
2 2 2 2 + 4 + 6 + …+2k = k (1+k)
1 langkah 3 :
Jadi rasionya: r =
2
untuk n = k+1
jumlah 5 suku pertamanya: berdasarkan langkah 2
jika n = k +1 didapat :
a(1 r n ) a
Sn = = ( 1 - rn ) = S ( 1 - rn )
1 r 1 r 2 + 4 + 6 + …+2k+ 2(k+1) = k (1+k) + 2 (k+1)
1 5 1
S 5 = 10 [1 – () ] = 10 ( 1 - )
2 32 k(1+k)
31 310 22
= 10 . = =9 Catatan:
32 32 32
Rumus kanan awal : n (1+n) , kita masukkan n = k+1
Menjadi (k+1) (1 +(k+1)) = (k+1) (k+2) ini yang akan
dibuktikan
www.purwantowahyudi.com - 5
ruas kanan dijabarkan jika n = k +1 didapat :
k (1+k) + 2 (k+1) = k + k 2 + 2k +2 1 1 1 1 1
+ + +...+ +
2 6 12 k (k 1) (k 1)(k 2)
= k 2 + 3k +2
k
= (k+1)(k+2) terbukti
k 1
2. Buktikan k 1
= +
k 1 (k 1)(k 2)
n
1 n
m(m 1)
m 1
=
n 1
Catatan:
n
jawab: Rumus kanan awal : , kita masukkan n = k+1
Nilai m dimasukkan menjadi n 1
1 1 1 1 n k 1 k 1
+ + +...+ = Menjadi = ini yang akan dibuktikan
2 6 12 n(n 1) n 1 k 1 1 k 2
langkah 1 :
ruas kanan dijabarkan :
Untuk n = 1
masukkan n=1 ruas kiri dan kanan k 1 1 1
+ = +
1 n k 1 (k 1)(k 2) (k 1)(k 2) (k 1)(k 2)
=
n(n 1) n 1
k (k 2) 1
= +
1 1 (k 1)(k 2) (k 1)(k 2)
=
1(1 1) 1 1
k (k 2) 1
=
1 1 (k 1)(k 2)
= terbukti
2 2
k 2 2k 1
=
(k 1)(k 2)
Langkah 2:
(k 1)(k 1)
Untuk n = k =
(k 1)(k 2)
Misalkan rumus berlaku untuk n=k rumus menjadi
k 1
= terbukti
1 1 1 1 k k 2
+ + +...+ =
2 6 12 k (k 1) k 1
Langkah 3 :
Untuk n = k+1
Berdasrakan langkah 2 :
1 1 1 1 k
+ + +...+ =
2 6 12 k (k 1) k 1
www.purwantowahyudi.com - 6
BAB XVI. INTEGRAL 1
10. cos n (ax+b)sin(ax+b) dx = cos n1 (ax+b) +c
a(n 1)
(a b) (a b)
11. 2 sin ax cos bx dx = sin x dx + sin x dx
A. Integral Tak Tentu 2 2
k
1. k x n dx = x n 1 + c ; n -1 1
n 1 13. sec 2 (ax+b)dx = tan (ax+b)+ c
a
1
2. (ax b) n dx = (ax+b) n1 + c ; a 0 dan n -1
a(n 1)
14. c sec 2 x dx = - ctg x + c
1
3. dx = ln|x| + c
x
1
4. ( f ( x )dx g ( x )dx ) = f ( x)dx g ( x)dx 15. c sec 2 (ax+b)dx = - ctg (ax+b)+ c
a
2. cos x dx = sin x dx + c
3. Rumus-rumus Integral yang lain
d
cos x
sin x 1 2 x 1
3. tan x dx = dx = dx dx = - ln |cos x| + c 1. a 2 x 2 dx = a arc sin ( ) + x a 2 x 2 + c
cos x cos x 2 a 2
x x
d ( x = a sin ; sin = ; = arc sin ( ) )
sin x a a
cos x dx 1 1
4. ctgx dx = dx = dx = ln |sin x| + c 2. a 2 x 2 dx = a 2 ln |x + a 2 x 2 | + x a 2 x 2 +c
sin x sin x 2 2
1 1 2
5. sin( ax b) dx = -
a
cos (ax+b) + c 3. x 2 a 2 dx = - a ln |x + x 2 a 2 |
2
1 1
6. cos(ax b) dx = sin (ax+b) + c + x x2 a2 + c
a 2
1 dx x
7. tan(ax b) dx = - ln|cos(ax+b)| + c 4. = arc sin ( )+c
a a2 x2 a
1 dx
8. ctg (ax b) dx = ln|sin(ax+b)| + c 5. = ln |x + a2 x2 | + c
2 2
a a x
1 dx
9. sin n (ax+b) cos(ax+b) dx = sin n1 (ax+b) +c 6. = ln |x + x2 a2 | + c
2 2
a(n 1) x a
dx 1 xa
7. 2 2
= ln | | +c
a x 2a xa
www.purwantowahyudi.com - 1
dx 1 x
8. a 2 2
= arc tan| | + c
x a a
a. Jika f(x) > 0 (Kurva di atas sumbu x)
4. Integral Parsial
u dv = uv - v du
Didapat dari :
y’ = u’ v + u v’ b
= v u’ + u v’ L= f ( x) dx
a
dy du dv b. Jika f(x) < 0 (Kurva di bawah sumbu x)
= v. +u. (dikalikan dx)
dx dx dx
dy = v du + u dv
d (u.v) = v du + u dv
d (u.v) = v du + u dv
u.v = v du + u dv
b a
u dv = uv - v du L = - f ( x ) dx = f ( x) dx
a b
B. Integral Tertentu
c. Jika f(x) > 0 dan f(x) < 0 (Kurva sebagian berada di
b b bawah sumbu x dan sebagian lainnya berada di atas
f ( x) dx = F(x) |
a
a
= F(b) – F(a) sumbu x)
c b
L = - f ( x) dx + f ( x) dx
a c
a b
= f ( x) dx + f ( x) dx
c c
www.purwantowahyudi.com - 2
d. jika
g(y) > 0 (kurva berada di sebelah kanan sumbu y)
b
c b
L = g ( y ) dy
a
L = - g ( y ) dy + g ( y) dy
a c
a. Di atas sumbu x
b a
L = - g ( y ) dy = g ( y) dy
a b
www.purwantowahyudi.com - 3
b. Di bawah sumbu x
b b b b
L = - y2 dx - - y1 dx = y1 dx - y2 dx
a a a a
b
= ( y1 y 2) dx
a
b b b
L= x2 dy - x1 dy = ( x 2 x1) dy
a a a
b
2
V= y dx
a
b. Diputar terhadap sumbu y maka,
b
2
V= x dy
a
www.purwantowahyudi.com - 4
(b,0) x
BAB XVII. PROGRAM LINEAR x y
Bukti : + = 1 ax + by = a.b
b a
Pengertian Program Linear :
Gunakan persamaan 2 di atas :
Program Linear adalah bagian ilmu matematika terapan
yang digunakan untuk memecahkan masalah optimasi y y1 x x1
(pemaksimalan atau peminimalan suatu tujuan) yang =
dapat digunakan untuk mencari keuntungan maksimum y 2 y1 x 2 x1
seperti dalam bidang perdagangan, penjualan dsb
Persamaan garis melalui (b,0) (x 1 , y 1 )
Daerah Penyelesaian:. dan (0, a) (x 2 , y 2 )
(y - y 1 ) = m (x - x 1 )
4. Dua gradien sama apabila dua garis saling sejajar.
p (x 1 , y 1 )
m1 = m 2
2. Persamaan garis melalui titik (x 1 , y 1 ) dan (x 2 , y 2 ) h1
adalah:
h2
y y1 x x1
=
y 2 y1 x 2 x1
(x 2 , y 2 ) 5. Hasil perkalian dua gradien adalah – 1 apabila dua garis
(x 1 , y 1 ) saling tegak lurus
p m 1 . m 2 = -1
3. Persamaan garis lurus yang memotong sumbu x (y=0)
di titik (b,0) dan memotong sumbu y (x=0) di titik (0, a) h1
adalah:
x y
+ = 1 ax + by = a.b
b a
(0,a) ax + by = a.b h2
www.purwantowahyudi.com - 1
Menentukan Sistem Pertidaksamaan Linear:
Contoh:
Tentukan persamaan garis dari gambar di bawah ini : Untuk menentukan daerah himpunan penyelesaian
pertidaksamaan linear dapat dilakukan dengan
menggunakan metoda grafik dan uji titik.
Langkah-langkahnya ( ax + by c) yaitu :
1. Gambar garis ax + by = c
2. Lakukan uji titik dengan menentukan titik sembarang
(x,y) yang terletak di luar garis ax + by= c, kemudian
substitusikan ke dalam persamaan ax + by c.
a. Jika benar, maka himpunan penyelesaiannya adalah
garis h1 melalui (3,0) dan (0,2) ; daerah yang memuat titik tersebut dengan batas garis
garis h1 h2 dan melalui (1,0). ax + by = c
b. Jika salah, titik tersebut bukan himpunan
x y penyelesaiannya
persamaan garis h1 (gunakan rumus + =1 )
b a
x y Tanpa melakukan uji titik himpunan penyelesaian
+ = 1 |x 6|
3 2 pertidaksamaan dapat dilihat dari gambar berikut dimana
persamaan garis h1 2x + 3y = 6 garis membagi bidang menjadi 2 bagian :
www.purwantowahyudi.com - 2
x y=2
(-b,0)
didapat koordinat (3,0) dan (0,2)
Langkah 2 :
gambar persamaan 4x +2y 8
Buat garis 4x +2y = 8
Untuk a < 0 dan b > 0 titik potong dengan sb x jika y=0 4x = 8
x=2
-ax + by -ab titik potong dengan sb y jika x = 0 2y = 8
(b,0) y= 4
x didapat koordinat (2,0) dan (0,4)
2 titik potong
y 2x+3y=6
y Model Matematika
daerah 2 x + y = 50
X 0 50
Y 50 0
Titik (0,50) (50,0)
x + 2 y = 80
x + y = 50 -
y = 30
x + y = 50
x = 50 – 30 = 20
(0,0)
(50,0) (80,0)
Daerah yang diarsir adalah daerah penyelesaianya
www.purwantowahyudi.com - 5
BAB XV 17. y = cot x y ' = - cosec 2 x
DIFERENSIAL (Turunan) 18. y = sec x y ' = sec x tan x
Rumus-Rumus Diferensial:
1. y = k y'= 0
2. y = k x n y ' = k. n x n 1
www.purwantowahyudi.com - 1
BAB XIV. LIMIT FUNGSI ~
2. Bentuk tak tentu dapat diselesaikan dengan rumus :
~
www.purwantowahyudi.com - 1
Lim sin k ( x a)
5. =k
Contoh:
Lim
x ~
x 2 2 x 5 x 2 2 x 11 = xa xa
Lim tan k ( x a )
6. =k
xa xa
Diketahui : a = 1, b = -2 , p =2
b p 22 4
= = = -2
2 a 2 1 2
Fungsi Irasional:
1 1 x y
Contoh : =
x y x y x y
x y
=
x y
catatan:
www.purwantowahyudi.com - 2
BAB XIII. FUNGSI KOMPOSISI
C. Fungsi Invers :
DAN FUNGSI INVERS f
A. Definisi :
x y
Relasi dari A ke B disebut fungsi apabila setiap
elemen himpunan A dipasangkan hanya satu kali pada
elemen himpunan B f 1
f g f f ( x)
A B C 3. (x) = , dengan g (x) 0
x g ( x)
x g(x) g(f(x))
4. f n (x) = {f(x)} n
1
n xb n
1
5. f(x) = a x + b f (x) = ( )
a
gof xn b
6. f(x) = n ax b f 1 (x) =
Jika fungsi f: A B dilanjutkan fungsi g: B C maka a
dapat dinyatakan dengan ax b dx b a
7. f(x) = f 1 (x) = ; x
(g o f) : A C cx d cx a c
Rumus :
(i) (fog)(x) = f(g(x))
(ii) (gof)(x) = g(f(x))
www.purwantowahyudi.com - 1
BAB XII. SUKU BANYAK
An = an
An – 1 = An. h + an – 1
Pengertian: An – 2 = An–1 . h + an – 2 . .
..
..
f(x) = a n x n + a n1 x n1 + a n 2 x n 2 +…+ a 2 x 2 +a 1 x + a 0
A2 = A3. h + a2
A1 = A2. h + a1
adalah suku banyak (polinom) dengan : A0 = A1. h + a0
- a n , a n1 , a n 2 , ….,a 2 , a 1 , a 0 adalah koefisien-
koefisien suku banyak yang merupakan konstanta real
dengan a n 0 x=h a n a n1 a n 2 - - - a 2 a1 a0
- a 0 adalah suku tetap yang merupakan konstanta real
- n merupakan pangkat tertinggi dari x
A n .h A n1 . h A 3 .h A 2 .h A 1 .h
Menghitung nilai suku banyak:
An An – 1 An – 2 A2 A1 A0 f(h)
1. Metoda Substitusi :
Cara penyelesaian contoh metoda substitusi dapat
Nilai suku banyak : diselesaikan dengan cara Horner sbb:
contoh:
-8 (+) 12 (+) -26 (+)
jika f(x) = 4x 3 + 2x 2 + x - 3
nilai suku banyak untuk x = -2 adalah : 4 -6 13 -29 hasil dari f(-2)
f(-2) = 4 . (-2) 3 + 2 .(-2) 2 + (-2) – 3
= -32 + 8 - 2 - 3 = kalikan dengan x = -2
= - 29
untuk x = h adalah f(h) menggunakan Metoda Horner Sisa pembagian oleh (x – h) terhadap
diperlihatkan sbb: f(x) = a n x n + a n1 x n1 + a n 2 x n 2 +…+ a 2 x 2 +a 1 x + a 0
adalah P(h) atau f(x) = (x – h) H(h)+ P(h)
Dimana :
(x – h) = pembagi
www.purwantowahyudi.com - 1
H(h) = hasil bagi
P(h) = sisa f(x) = 4x 3 + 2x 2 + x - 3 dibagi dengan x+2
Contoh sebelumnya : x = -2 4 2 1 -3
Suku banyak f(x) = 4x 3 + 2x 2 + x - 3 dengan x = -2 atau
(x+2)
(1) (2) (3) -8 (+) 12 (+) -26 (+)
4x 2 - 6x +13
4 -6 13 -29
3 2
x +2 4x + 2x + x - 3
Hasil bagi =: 4x 2 - 6x + 13 dengan sisa = -29
(4x . (x+2)) 4x 3 + 8 x 2 -
2
12 -14 -6 0
a. Pembagian suku banyak dengan x - h
www.purwantowahyudi.com - 2
12 x 2 14 x 6
Jadi hasil baginya adalah - Jika pada suku banyak f(x) berlaku f(a)=0 , f(b) =0 dan
2
2 f(c)= 0 maka f(x) habis dibagi (x-a) (x-b) (x –c)
= 6x - 7x - 3 dan sisanya adalah 0
- jika f(a) = 0 maka x-a adalah faktor dari f(x)
c. Pembagian suku banyak dengan ax 2 + bx + c
- jika (x-a) adalah faktor dari f(x) maka x = a adalah akar
Dengan cara pembagian biasa: dari f(x)
contoh:
x 3 - x 2 + 4x – 4 dibagi oleh x 2 - 1 Akar-akar Suku banyak
(1) (2)
x-1 1. Jika x 1 , x 2 dan x 3 adalah akar-akar persamaan
x 2 - 1 x 3 - x 2 + 4x – 4 ax 3 + bx 2 + cx +d = 0 maka
(x . (x 2 -1)) x 3 -x -
b
x1 + x 2 + x 3 = -
- x 2 +5x a
(-1 . (x 2 -1)) -x 2 +1 - c
x1 x 2 + x1 x 3 + x 2 x 3 =
5x – 5 a
(berderajat lebih kecil dari x 2 - 1, maka d
x1 x 2 x 3 =-
perhitungan selesai dan ini merupakan sisa) a
Hasil bagi adalah x – 1 dan sisa 5x - 5 2. Jika x 1 , x 2 , x 3 dan x 4 adalah akar-akar persamaan
ax 4 + bx 3 + cx 2 + dx + e = 0 maka
Teorema Sisa:
b
Jika f(x) dibagi g(x) mempunyai hasil h(x) dan sisa x1 + x 2 + x 3 + x 4 = -
s(x) ditulis : a
Teorema Faktor:
www.purwantowahyudi.com - 3
Jika f(x) adalah suku banyak maka (x-h) merupakan
faktor dari f(x) jika h adalah akar dari persamaan suku f(2) = 16 – 60 – 20 + 24 = -40 x= 2 bukan akar
banyak f(x) = 0 .
ambil nilai x = -2
Akar-akar persamaan suku banyak f(0) dapat dicari
dengan menggunakan urutan langkah-langkah sbb: f(-2) = 16 - 60 + 20 + 24 = 0 x = -2 adalah akar
persamaan
1. Menentukan akar-akar yang mungkin dari f(x) =0,
didapat dua nilai yaitu x = 1 dan x = -2
m
yaitu , kalikan dua nilai sbb:
n
dimana: (x-1)(x+2) = x 2 + x - 2
m = factor bulat positif dari a 0
Bagi persamaan dengan nilai tsb :
n = factor bulat dari a 0
x 2 -x -12
m
2. Akar-akar yang sebenarnya harus memenuhi f ( ) = 0
n x 2 +x- 2 x 4 - 15x 2 - 10x + 24
x 4 + x 3 -2x 2 -
Contoh:
4 2 - x 3 -13x 2 -10x
f(x) = x - 15x - 10x + 24 = 0 maka
-x 3 -x 2 + 2 x -
a n = 1 dan a 0 = 24
-12x 2 -12x + 24
-12x 2 -12x + 24 -
m = faktor bulat positif dari a 0 = 24,
yaitu 1, 2, 3, 4, 6, 8, 12, 24 0
n = faktor bulat dari a 0 yaitu , -1, 1, -2,2, -3,3, -6,6, -8,8 ( sisa 0 )
-12, 12, -24,24
sehingga hasil akhirnya didapat :
m
akar yang mungkin adalah( ) : 1,-1,2,-2,3,-3,4,-4, 6,-6 f(x)= (x-1)(x+2)( x 2 -x -12) = 0 atau
n
,8,-8
(x-1)(x+2) (x -4 ) (x +3) = 0
substitusikan akar yang mungkin ke dalam persamaan
didapat akar-akar persamaan :
m
apakah f( ) = 0 ?
n x = 1 ; x = -2 ; x= -3 dan x = 4
ambil nilai x = 2
www.purwantowahyudi.com - 4
BAB XI. LINGKARAN
(x- x 1 ) (x- x 2 ) + (y- y 1 ) (y- y 2 ) = 0
Contoh soal:
x2 + y2 = 22 x2 + y2 = 4
r
0 A Persamaan lingkarannya adalah:
x2 + y2 = 4
( x – 0) 2 + ( y – 0 ) 2 = r 2 x2 + y2 = r2 (x – a) 2 + (y – b) 2 = r 2
Suatu titik A (a,b) dikatakan terletak :
(x – 5) 2 + (y – 2) 2 = 4 2
a. pada lingkaran x 2 + y 2 = r 2 a 2 + b 2 = r 2
x 2 - 10x + 25 + y 2 - 4y + 4 = 16
x 2 + y 2 - 10x - 4y + 25 + 4- 16 = 0
b. di dalam lingkaran x 2 + y 2 = r 2 a 2 + b 2 < r 2
x 2 + y 2 - 10x - 4y + 13 = 0
c. di luar lingkaran x 2 + y 2 = r 2 a 2 + b 2 > r 2
Jadi persamaan lingkarannya adalah:
x 2 + y 2 - 10x - 4y + 13 = 0
2. Berpusat di A(a,b) dan berjari-jari r
3. Persamaan lingkaran yang berpusat di (3,4) dan melalui
titik (6,8) adalah….
(x – a) 2 + (y – b) 2 = r 2
jawab:
jika lingkaran berpusat di (a,b) :
Diketahui a = 3 dan b = 4
a. Menyinggung sumbu X, maka r = |b|
b. Menyinggung sumbu Y, maka r = |a|
(x – a) 2 + (y – b) 2 = r 2
c. menyinggung garis Ax + By + C, maka
(x – 3) 2 + (y – 4) 2 = r 2
Aa Bb C lingkaran melalui titik (5,2), maka titik tersebut berada
r=
2 2
A B pada lingkaran. Maukkan titik tersebut ke dalam
persamaan lingkaran :
3. 2 titik ujung diameternya diketahui (x 1 ,y 1 ) dan
(x 2 ,y 2 ), maka persamaannya adalah :
www.purwantowahyudi.com - 1
(x – 3) 2 + (y – 4) 2 = r 2 x 2 + y 2 - 2ax - 2by + a 2 + b 2 - r 2 = 0
(6 – 3) 2 + (8 – 4) 2 = r 2
3 2 + (-4) 2 = r 2 persamaan terakhir dapat disempurnakan menjadi
9 + 16 = r 2 persamaan berikut:
25 = r 2
x 2 + y 2 + Ax + By + C = 0
r = 25 = 5
1
r diketahui maka persamaan lingkarannya: dengan A = -2a a = - A
2
1
(x – 3) 2 + (y – 4) 2 = r 2 B = -2b b = - B
(x – 3) 2 + (y – 4) 2 = 5 2 2
C = a + b - r r2 = a2 + b2 - C
2 2 2
x 2 - 6x + 9 + y 2 - 8y + 16 = 25
x 2 + y 2 - 6x - 8y + 9 + 16 = 25
r= a2 b2 C
x 2 + y 2 - 6x - 8y + 25 - 25 = 0
x 2 + y 2 - 6x - 8y = 0
1 2 1 2
= A B C
Jadi persamaan lingkarannya adalah: 4 4
x 2 + y 2 - 6x - 8y = 0
Persamaan umum lingkaran adalah:
4. Persamaan lingkaran berpusat di (3,5) dan Pusat (a,b) dan jari-jari r atau
menyinggung sumbu x adalah….
1 1 1 2 1 2
jawab: Pusat (- A, - B) dan r = A B C
2 2 4 4
diketahui a = 3 dan b= 5
Menyinggung sumbu x maka r = |b| = 5 contoh soal:
(x – a) 2 + (y – b) 2 = r 2 1. Pusat dan jari-jari lingkaran x 2 + y 2 + 4x - 6y + 13 = 0
adalah…..
(x – 3) 2 + (y – 5) 2 = 5 2
x 2 - 6x + 9 + y 2 - 10y + 25 = 25 jawab:
x 2 + y 2 - 6x - 10y + 9 + 25 - 25 = 0
x 2 + y 2 - 6x - 10y + 9 = 0 1 1 1 2 1 2
Pusat (- A, - B) dan r = A B C
2 2 4 4
maka persamaan lingkarannya adalah:
2 2
x 2 + y 2 + Ax + By + C = 0 persamaan umum
x + y - 6x - 10y + 9 = 0 lingkaran
www.purwantowahyudi.com - 2
1 2 1 2
r= A B C
4 4
2. Apabila D=0
Garis g menyinggung lingkaran
1 2 1
= .4 (6) 2 13
4 4 garis g
= 4 9 13 = 0
y = mx + n
Diskriminan: jawab:
D = b 2 - 4ac cara 1:
Persamaan lingkaran x 2 + y 2 = 25 …(1)
Dimana b = 2mn +A+Bm Persamaan garis y=x+p …(2)
a = 1 + m2
c = n 2 +Bn +C substitusi (2) ke (1) :
x 2 + (x+p) 2 = 25
Ada 3 kemungkinan perpotongan garis g dengan x 2 + x 2 + 2xp + p 2 = 25
lingkaran: 2x 2 + 2xp + p 2 -25 = 0 ….(3)
1. Apabila D>0 garis akan menyinggung lingkaran apabila
garis g memotong lingkaran diskriminan (D) persamaan (3)= 0
garis g
D = b 2 - 4ac = 0
= (2p) 2 - 4.2. (p 2 -25) = 0
4 p 2 - 8 p 2 + 200 = 0
www.purwantowahyudi.com - 3
- 4 p 2 + 200 = 0
4 p 2 = 200 Persamaan Garis Singgung Lingkaran
persamaan garis y = x + p 1 1
dari mana A dan B ?
x-y +p=0 2 2
A = 1 ; B= -1 dan C = p -awal dari persamaan lingkaran adalah Ax dan By
- karena ada tambahan menjadi x + x 1 sehinga menjadi
Aa Bb C 1
r= 2 kali maka A nya menjadi A demikian juga
A2 B 2 2
dengan B
1.0 (1).0 p
5= contoh soal:
12 (1) 2
1. Persamaan garis singgung di titik (3,2) pada lingkaran
p x 2 + y 2 = 13 adalah…..
5= ;
2
jawab:
karena nilai p adalah nilai mutlak maka ada 2 nilai :
x . x 1 + y. y 1 = r 2
p p
5= p = - 5 2 atau 5 = p=5 2
2 2 . x 1 = 3 ; y 1 = 2 ; r 2 = 13
maka nilai yang memenuhi adalah: maka persamaan garis singgungnya adalah :
p= 5 2 x . 3 + y . 2 = 13
3.x + 2.y = 13
www.purwantowahyudi.com - 4
2. Persamaan garis singgung melalui titik (5,1) pada 2. Garis singgung dengan gradien yang diketahui
lingkaran x 2 + y 2 - 4x + 6y -12 = 0 adalah….
a. jika garis y = mx + n menyinggung lingkaran
jawab: x 2 + y 2 = r 2 maka persamaan garis singgungnya
adalah :
Cara 1:
Lingkaran adalah berpusat di (0,0) sehingga persamaan
Diketahui x 1 = 5 ; y 1 = 1; A = -4 ; B=6; C = -12 garis singgungnya adalah:
1 1 y – 0 = m (x – 0) r 1 m 2
x . x 1 + y. y 1 +A (x + x 1 ) + B ( y + y 1 ) + C =0
2 2
1 1 y = mx r 1 m 2
5.x + y + . (-4) (x + 5) + .6 (y+1) – 12 = 0
2 2
5x + y -2x -10 + 3y + 3 – 12 = 0 b. jika garis y = mx + n menyinggung lingkaran
3x + 4y -19 = 0
(x – a) 2 + (y – b) 2 = r 2 , maka persamaan garis
Persamaan garis singgungnya adalah = singgungnya adalah:
3x + 4y -19 = 0
Cara 2 : y – b = m( x – a ) r 1 m 2
x 2 + y 2 - 4x + 6y -12 = 0
Contoh soal :
cari pusat dan r:
Persamaan garis singgung pada lingkaran
(x-2) 2 - 4 + (y+3) 2 - 9 – 12 = 0
x 2 + y 2 - 6x + 4y + 8 = 0 dan sejajar garis
(x-2) 2 + (y+3) 2 - 25 = 0
4x – 2y + 11 =0 adalah….
(x-2) 2 + (y+3) 2 = 25
Jawab:
atau :
y – b = m( x – a ) r 1 m 2
1 1 1 2 1 2
Pusat (- A, - B) dan r = A B C
2 2 4 4
A = -4; B = 6 ; C = -12 persamaan lingkaran : x 2 + y 2 - 6x + 4y + 8 = 0
1 1 A = -6; B= 4 ; C = 8
Pusat (- .-4, - .6) = (2, -3) a = 2; b = -3
2 2
1 1 1 1 1 2 1 2
r= (4) 2 (6) 2 (12) = 4 9 12 Pusat (- A, - B) dan r = A B C
4 4 2 2 4 4
r = 25 r 2 = 25
1 1
Pusat (- .-6, - .4 )= (3,-2) a = 3; b=-2
persamaan garis singgung: 2 2
( x- 2) ( 5 - 2) + (y + 3)(1+3) = 25 = 9 48 = 5
( x- 2) .3 + (y + 3)(4) = 25
3x – 6 +4y +12 -25 = 0
3x + 4y -19 = 0
www.purwantowahyudi.com - 5
Persamaan garis 4x – 2y + 11 =0 Contoh soal:
11
4x + 11 = 2y 2y = 4x+11 y = 2x + Persamaan garis singgung melalu titik ( 0,5) pada lingkaran
2
misal garis tersebut adalah a, maka didapat x 2 + y 2 = 20 adalah…
Gradient garis a = m a = 2,
jawab:
Misal gradient garis singgung pada lingkaran = m b
titik (0,5) berada di luar lingkaran :
Karena sejajar maka m a = m b karena 0 2 + 5 2 > 20
r
0 (x 1 , y 1 )
r
www.purwantowahyudi.com - 6
Terjadinya 2 kemungkinan kejadian yaitu :
BAB X. PELUANG AB, AC, AD, BA, BC, BD, CA, CB, CD, DA, DB, DC
= 12 kemungkinan
Prinsip/kaidah perkalian: AB BA BD DB
AC CA CD DC
Jika posisi /tempat pertama dapat diisi dengan r 1 cara yang AD DA BC CB
n= 4 ; r =2
berbeda, tempat kedua dengan r 2 cara, dan seterusnya,
sehingga langkah ke n ada r n cara maka banyaknya cara Kasus di atas dapat diselesaikan dengan rumus ini :
untuk mengisi n tempat yang tersedia adalah :
n! 4!
Prn = = P24 =
r1 x r 2 x … x r n (n r )! (4 2)!
Contoh: 4 x3x 2 x1
= = 12 kemungkinan (sama dengan di atas)
2 x1
Nomor pegawai suatu pabrik terdiri atas 3 angka dengan
angka pertama tidak nol. Banyaknya nomor pegawai yang Contoh soal :
genap adalah….
Di suatu kelas akan dipilih ketua, sekretaris dan bendahara
jawab: dari 6 orang calon. Banyak cara yang mungkin untuk memilih
pengurus kelas tsb adalah….
Angka terdiri dari 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9 10 angka
jawab:
akan dibuat 3 digit XXX
diketahui calon= n = 6
digit pertama : tidak ada angka 0, maka angkanya posisi jabatan = r = 3
berjumlah 10 – 1 = 9
sebagai gambaran :
digit kedua : angka penuh = 10
digit ketiga : nomor genap 0,2,4,6,8 = 5 misalkan 6 calon tersebut A, B, C, D, E dan F
Maka banyaknya nomor pegawai yang genap adalah: ABC ACB ; ABC CBA
ABC orangnya sama tetapi urutan posisi jabatan yang
9 x 10 x 5 = 450 nomor berbeda.
ABC ACB
A sama tetapi B dan C berbeda
Kaidah Permutasi dan Kombinasi : ABC = A ketua, B Sekretaris, C Bendahara
ACB = A ketua, B Bendahara, C Sekretaris
1. Permutasi ini yang dinamakan urutan yang diperhatikan.
Misalkan n = A,B,C,D
www.purwantowahyudi.com - 1
Permutasi duduk melingkar seperti ini disebut permutasi siklis,
b. Permutasi dengan beberapa unsur yang sama dirumuskan sbb:
Banyaknya cara untuk menyusun n buah unsur yang
terdiri dari r1 , r2 , r3 , …, rn unsur yang sama adalah P ns = (n-1) ! ; n= banyaknya unsur; s = siklis
c. Permutasi Siklis n!
Rumusnya : C rn = n C r =
r!(n r )!
Misal : ada 3 orang (A,B,C) duduk melingkar
maka posisinya sbb: Kasus di atas dapat diselesaikan dengan rumus ini :
Kemungkinan 1: Diketahui
n = 4 dan r = 2
A C B
n! 4! 4!
C B = B A = A C C rn = = C 24 = =
r!(n r )! 2!(4 2)! 2!2!
4 x3x 2 x1
= = 6 kemungkinan
2 x1x 2 x1
Kemungkinan 2 :
A B C contoh soal:
jawab:
www.purwantowahyudi.com - 2
AB = BA orangnya sama yang melakukan Pada diagram Venn di atas :
salaman
dinamakan tidak memperhatikan urutan ada. n (A) + n (A’) = n (S)
jawab:
Peluang suatu kejadian : P(A’) = 1 – P(A)
diketahui peluang lulus ujian = P(A) = 0.97
Rumus peluang kejadian : ditanya peluang tidak lulus = P(A’)=…
n( A) P(A’) = 1 – 0.97 = 0.03
P(A) =
n( S )
2. Kejadian Majemuk :
p(A) = peluang kejadian
n(A) = banyaknya kemungkinan kejadian A A. Kejadian saling lepas dan tidak saling lepas
n(S) = banyaknya kemungkinan kejadian sample
a. Kejadian saling lepas
Contoh sederhana: sebuah dadu dilempar, berapa peluang
terjadi yang muncuk angka ganjil ? A B =
Kejadian A dan B tidak dapat terjadi secara bersama-
semua angka dadu adalah 6 sehingga n(S) = 6 sama.
angka ganjil adalah 1, 3 dan 5 sehingga n(A) = 3
3 1 Diagram Venn:
P(A) = =
6 2
s
Hukum-hukum Peluang :
P( A ' ) = 1 – P(A)
s Contoh:
Dua buah dadu dilempar secara bersama-sama. Peluang
munculnya jumlah dadu 5 atau 8 adalah …
A’ A
www.purwantowahyudi.com - 3
jawab: P (A B ) = P(A) + P(B) - P (A B )
Dadu terdiri dari angka 1 ,2,3,4,5, dan 6 Dari satu set kartu bridge diambil sebuah kartu. Peluang
terambilnya kartu berwarna hitam dan As adalah…
1 2 3 4 5 6
1 (1,1) (1,2) (1,3) (1,4) (1,5) (1,6) jawab:
2 (2,1) (2,2) (2,3) (2,4) (2,5) (2,6) catatan:
3 (3,1) (3,2) (3,3) (3,4) (3,5) (3,6) kartu bridge terdiri dari 4 macam:
4 (4,1) (4,2) (4,3) (4,4) (4,5) (4,6) kartu sekop, kartu keriting, kartu wajik dan kartu hati
5 (5,1) (5,2) (5,3) (5,4) (5,5) (5,6) masing-masing berjumlah 13.
6 (6,1) (6,2) (6,3) (6,4) (6,5) (6,6) angka 1 s/d 10, Jack, Queen, King dan AS
Yang berwarna hitam : sekop dan keriting
yang berwarna merah: wajik dan hati
n(S) = banyaknya kemungkinan kejadian sample =
36
n(S) = 52 (jumlah kartu)
Ada dua peluang kemungkinan yang terjadi :
A = kejadian terambilnya kartu hitam.
1. jumlah dadu berjumlah 5 kita sebut peluang A
Ada dua kartu hitam yaitu sekop dan kriting.
berjumlah 4 (warna merah)
masing-masing mempunyai 13 kartu,
2. jumlah dadu berjumlah 8 kita sebut peluang B
sehingga n(A) = 2 x 13 = 26
berjumlah 5 ( warna biru)
B = kejadian terambilnya kartu as.
kartu as pada satu set kartu bridge terdiri dari 4 kartu,
A dan B merupakan kejadian saling lepas karena
sehingga n(B) = 4
munculnya jumlah dadu baerjumlah 5 dan 8 terjadi
tidak secara bersamaan, ini ynag disebut dengan
Kartu hitam dan kartu as dapat terjadi secara bersamaan jika
kejadian saling lepas.
yang terambil kartu as sekop dan kartu as keriting, sehingga A
B adalah kejadian yang tidak saling lepas
P (A B ) = P(A) + P(B)
sehingga n(A B) = 2
n( A) 4 n( B ) 5
P(A) = = ; P(B) = =
n( S ) 36 n( S ) 36 P (A B ) = P(A) + P(B) - P (A B )
n( A) n( B) n( A B)
4 5 9 1 =
P (A B ) = + = = n( S ) n( S ) n( S )
36 36 36 4
26 4 2 28 7
= = =
52 52 52 52 13
b. Kejadian tidak saling lepas
3. Kejadian saling bebas dan tidak saling bebas
A B
a . Kejadian saling bebas.
Kejadian A dan B dapat terjadi secara bersama-sama. Munculnya kejadian A tidak mempengaruhi peluang
terjadinya kejadian B.
Diagram Venn:
Jika A dan B adalah dua kejadian yang saling bebas, maka
s peluang terjadinya kejadian A dan B adalah :
www.purwantowahyudi.com - 4
Contoh: P(B) + P(B’) = 1
P(B’) = 1 – P(B) = 1 – 0.98 = 0.02
Sebuah dadu dan sebuah uang logam (koin) delempar
secara bersama-sama. Berapa peluang kejadian Maka peluang siswa sekolah A lulus dan siswa sekolah B
munculnya gambar pada koin dan munculnya angka tidak lulus adalah :
ganjil pada dadu ?
P(A B’) = P(A) x P(B’)
jawab: = 0.99 x 0.02 = 0.0198
contoh kedua: n( A) 4 2
maka P(A) = = =
n( S ) 10 5
Peluang siswa sekolah A dan sekolah B lulus UNAS
berturut-turut adalah 0.99 dan 0.98.
Peluang siswa sekolah A lulus dan siswa sekolah B pengambilan bola kedua:
tidak lulus UNAS adalah
Banyaknya bola pada pengambilan kedua10-1, maka
jawab: n(S) = 9. (bola berkurang 1)
P(A) = peluang siswa sekolah A lulus kejadian pertama dan kejadian kedua saling berpengaruh,
P(B’) = peluang siswa sekolah B tidak lulus maka dikatakan kejadian tidak saling bebas.
P(A B’) = P(A) x P(B’) n( B | A)
P(A) = 0.99 P(B|A) =
P(B) = 0.98 n( S )
P(A B ) =
Frekuensi Harapan
Contoh Soal :
jawab:
- diketahui N = 104
A G
A (A,A) (A,G)
G (G,A) (G,G)
n( A) 1
P(A) = =
n( S ) 4
www.purwantowahyudi.com - 6
BAB IX. STATISTIKA
Contoh : hasil ulangan Matematika 5 siswa sbb:
Statistik adalah kumpulan data, bilangan ataupun Data Kuantitatif: data dalam bentuk angka atau
non bilangan yang disusun dalam tabel dan atau diagram bilangan
yang menggambarkan suatu masalah
Terdiri dari 2 jenis:
Statitika secara umum dibagi menjadi dua macam: 1. Data diskrit atau cacahan : data diperoleh dengan cara
menghitung atau mencacah
1. Statistika Deskriptif: misal: data siswa kelas 3 yang tidak lulus UNAS
Meliputi kegiatan-kegiatan mengumpulkan dan 2. Data Kontinu/ukuran : data diperoleh dengan cara
mengelompokkan data, menyusun dan menyajikan mengukur.
data dalam bentuk tabel atau grafik yang mudah misal: data tentang berat siswa kelas 2 IPA
dipahami dan menganalisa tanpa mengambil
kesimpulan.
Data kualitatif : data berupa kategori yang
2. Statistika Inferensia atau induktif: menunjukkan keadaan fisik objek
Meliputi penganalisian data agar diperoleh yang diamati
kesimpulan secara umum
Terdiri dari 2 jenis:
1. Data nominal: data yang memerlukan subbagian
Populasi dan Sampel: untuk melengkapi deskripsi data.
misal: warna kulit : sawo matang, putih, hitam
Populasi : keseluruhan objek yang akan diambil
datanya/ akan diteliti 2. Data ordinal : data yang memerlukan
pemeringkatan/tingkatan untuk melengkapi deskripsi
Sampel : beberapa/sebagian populasi yang dipilih data.
untuk diteliti misal: Kecepatan siswa dalam merespon pelajaran:
cepat, sedang, lambat.
www.purwantowahyudi.com - 1
1. Penyajian data dalam bentuk diagram Kelas interval:
Frekuensi:
Batas kelas:
Tepi kelas:
www.purwantowahyudi.com - 2
Histogram dan Poligram Frekuensi:
DATA TUNGGAL
Histogram:
1. Ukuran Pemusatan :
Untuk menyajikan data yang telah disusun dalam
distribusi frekuensi menjadi diagram, dibuat 2 sumbu Terdapat nilai statistika yang dapat dimiliki oleh
yang saling tegak lurus, sumbu datar untuk kelas interval sekumpulan data yang diperoleh yaitu :
(tepi bawah dan tepi atas) , sumbu tegak untuk frekuensi
a. Rata-rata
n
x1 x 2 x3 ... x n 1
x =
n
atau x =
n
x
i 1
i
x = xs +
d i
di = x i - x s
x i = nilai interval (nilai data)
x s = nilai rataan sementara (nilai tengah interval)
www.purwantowahyudi.com - 3
c. Median
d. Rataan Tiga
Nilai tengah yang membagi seluruh data menjadi dua
bagian yang sama setelah diurutkan 1
Rataan Tiga = ( Q1 + 2 Q 2 + Q 3 )
4
- Jika n ganjil maka mediannya adalah nilai data e. Desil
n 1
ke atau median = x n 1
2 2
Ukuran yang membagi data menjadi 10 bagian
- Jika n genap maka mediannya adalah rata-rata nilai data yang sama besar, didapatkan 9 buah desil yaitu
n n D 1 , D 2 , D 3 , . . ., D 9
ke dan nilai data ke +1 atau
2 2
Untuk menentukan desil ke-i dapat digunakan
1
median = xn xn rumus :
2 2 1
2
D i = x i ( n 1)
10
d. Modus
D i = desil ke-i
Data yang paling banyak muncul n = banyaknya datum (nilai data)
2. Ukuran Letak: i (n 1)
x i ( n 1) = datum pada urutan ke
10
10
a. Kuartil
Untuk menentukan kuartil dari suatu data yang Selisih antara nilai data terbesar dengan data
telah diurutkan dapat dilakukan dengan yang terkecil
membaginya menjadi 4 bagian juga dapat
menggunakan rumus : Qi = x i ( n 1) J = x maks - x min
4
c. Rataan Kuartil 1 1
Qd = H = ( Q 3 - Q1 )
2 2
1
Rataan Kuartil = (Q 1 + Q 3 )
2
www.purwantowahyudi.com - 4
d. Langkah (L) DATA BERKELOMPOK
f
i 1
i .x i
x = k
f. Pagar Luar
f i 1
i
Pagar Luar = Q 3 + L
k = banyaknya kelas
g. Simpangan Rata-Rata (SR) fi = frekuensi pada kelas ke-i
k
Seberapa jauh penyebaran nilai-nilai data f i = n = menyatakan banyaknya data
terhadap nilai rataan. i 1
1 n b. Rataan Sementara
SR =
n
i 1
xi x
Misalnya diketahui titik tengah kelas
x1 , x 2 , x3 , ……, x n yang masing-masing
n = banyaknya data
xi = data ke i mempunyai frekuensi f 1 , f 2 , f 3 , …., f k maka rataan
datanya adalah:
x = rataan
h. Ragam
x = xs +
f .d 1 i
n
1
x x s = rataan sementara
2
S2 = i x
n i 1 di = xi - xs
1
M 0 = L + c i. n
1 2 10 f k
Di = Li + c
f
5
= 60.5 + . 10
5 7
a. Jangkauan: xx
Z=
S
H = Q 3 - Q1
b. Simpangan Kuartil
1
Qd = (Q 3 - Q 1 )
2
c. Langkah
3
L= ( Q 3 - Q1 )
2
d. Pagar dalam
Pagar Dalam = Q 1 - L
e. Pagar Luar
Pagar Luar = Q 3 + L
f. Simpangan Rata-rata
f
i 1
i | xi x |
SR = k
f
i 1
i
g. Ragam
f x
2
i i x
S2 = i 1
k
f i 1
i
S = Simpangan baku
x = Rataan hitung
www.purwantowahyudi.com - 7
BAB VIII. DIMENSI TIGA
3. Limas
Macam-macam Bangun Ruang :
1. Kubus :
1
Volume Limas = luas alas x tinggi
3
Kubus ABCD. EFGH di atas mempunyai rusuk-rusuk Luas limas = luas alas + luas bidang sisi tegak
yang panjangnya a.
Volume Kubus = a 3
Luas Kubus = 6 a 2
2. Balok:
Volume Balok = p x l x t s2 = r2 + t2
Luas Balok = 2 ( p.l + l . t + p. t )
1 2
Volume Kerucut = r t
3
Luas Kerucut = r 2 + r s
www.purwantowahyudi.com - 1
5. Bola
3.Bidang
D C
A B
1. Titik
Perbedaan ruas garis dan garis: 2. Jarak antara titik dan garis
A
Ruas garis PQ mempunyai panjang tertentu yaitu
sebesar jarak antara titik P dan titik Q
www.purwantowahyudi.com - 2
3. Jarak antara titik dan bidang
6. Jarak antara garis dan bidang yang sejajar
Proyeksi :
garis g bersilangan dengan garis h
1. Proyeksi titik pada garis
jarak garis g dan h = panjang ruas garis AB
(AB tegak lurus garis g dan h) sama dengan
point 3 di atas
www.purwantowahyudi.com - 3
2. Proyeksi titik pada bidang
Sudut
(AB,BC) = ABC
www.purwantowahyudi.com - 4
BAB VII. TRIGONOMETRI tan A tan B
5. tan (A + B) =
1 tan A. tan B
www.purwantowahyudi.com - 1
Sudut-sudut istimewa : Kuadrant III :
C
II I
b a
Sin + Semua +
III IV A c B
Tan + Cos +
aturan sinus
a b c
= =
Kuadrant I Kuadrant II Kuadrant III Kuadrant IV sin sin sin
180 0 - 180 0 + 360 0 -
Sin + + - -
Aturan cosinus
Cos + - - +
Tan + - + -
1. a 2 = b 2 + c 2 - 2bc cos
2. b 2 = a 2 + c 2 - 2ac cos
Hubungan nilai perbandingan sudut di semua
kuadrant: 3. c 2 = a 2 + b 2 - 2ab cos
Kuadrant I
Sin (90 0 - ) = cos Luas Segitiga
Cos (90 0 - ) = sin
tan (90 0 - ) = cotan 1
Luas segitiga = ab sin
2
Kuadratn II :
1
0 = ac sin
Sin (180 - ) = sin 2
Cos (180 0 - ) = -cos
tan (180 0 - ) = -tan =
1
bc sin
2
www.purwantowahyudi.com - 2
Hubungan Koordinat Cartesius dan Koordinat Kutub : Persamaan dan pertidaksamaan Trigonometri
1. Persamaan
P(x,y) koordinat cartesius
P(r, 0 ) koordinat kutub Rumus umum penyelesaian persamaan trigonometri
adalah :
y
0 didapat dari tan 0 =
x Persamaan umum trigonometri adalah :
www.purwantowahyudi.com - 3
Fungsi Trigonometri:
.
Ciri-ciri grafik fungsi sinus (sinusoida) y = sin x
www.purwantowahyudi.com - 4
2. Fungsi Tangen : f(x) = tan x
www.purwantowahyudi.com - 5
BAB VI.
LOGIKA MATEMATIKA
Konvers, Invers, Kontraposisi :
Ingkaran, Disjungsi, Konjungsi, Implikasi, Biimplikasi :
Tabel Kebenaran :
p q ~p ~q p q p q pq p q
B B S S B B B B
B S S B B S S S
S B B S B S B S
S S B B S S B B Ekuivalen/sama
Keterangan : Konvers : q p
Invers : ~p ~q
1. ~ p = ingkaran/negasi dari p Kontraposisi : ~q ~p
~ q = ingkaran/negasi dari q Ekuivalensi : p q = ~q ~p = ~p q
2. p q = Disjungsi Ingkaran/negasi:
Bernilai Benar jika ada salah satu dari p dan q benar
atau kedua-duanya benar) Negasi kalimat berkuantor :
~(p q) = ~p ~q
~(p q) = ~p ~q
~(p q) = p ~q
www.purwantowahyudi.com - 1
2. Modus Tollens:
p q (Benar)
~q (Benar)
~p (Benar)
3. Sillogisme
p q (Benar)
q r (Benar)
p r (Benar)
p q r p q q r p r
B B B B B B
B B S B S S
B S B S B B
B S S S B S
S B B B B B
S B S B S B
S S B B B B
S S S B B B
[(p q) (q r )] (p r )
(Tautologi)
www.purwantowahyudi.com - 2
www.purwantowahyudi.com - 3
BAB V. PERTIDAKSAMAAN Pertidaksamaan Kuadrat:
Langkah-langkah penyelesaiannya:
Pengertian:
1. Pindahkan semua suku ke ruas kiri
Pertidaksamaan adalah kalimat terbuka dimana ruas kiri 2. Tentukan pembuat nol ruas kiri
dan kanannya dihubungkan dengan tanda 3. Tuliskan nilai-nilai tersebut pada garis bilangan
pertidaksamaan “>” (lebih dari), “<” (kurang dari) , 4. Berikan tanda setiap interval
“ ” (lebih besar dari dan sama dengan” atau “ ” 5. Arsir sesuai dengan tanda pertidaksamaan
(lebih kecil dari dan sama dengan). 6. Interval-interval yang diarsir adalah jawabannya
Sifat-sifat Pertidaksamaan:
Pertidaksamaan Pecahan:
1. a < b b > a
Penyelesaiannya dengan langkah persamaan kuadrat
2. Jika a >b maka : dengan syarat penyebut 0
a. a b > b c Pertidaksamaan Bentuk Akar:
b. ac > bc apabila c >0 Langkahnya adalah dengan mengkuadratkan kedua ruas
agar bentuk akarnya hilang
c. ac < bc apabila c < 0
Pertidaksamaan Harga/Nilai Mutlak:
d. a 3 > b 3
Pengertian nilai mutlak
3. Jika a > b dan b > c a > c
4. Jika a > b dan c > d a + c > b + d x, jika x 0
5. Jika a > b > 0 dan c > d > 0 ac > bd |x| =
6. Jika a>b>0 maka : -x jika x < 0
3. | x | = x2
Pertidaksamaan Linear :
4. | x | 2 = x 2
Dikerjakan dengan menggunakan sifat-sifat
pertidaksamaan 5. | x | < | y | x 2 < y 2
www.purwantowahyudi.com - 1
BAB IV. SISTEM PERSAMAAN
Cara penyelesaian SPLTV lebih mudah dengan
LINEAR DAN KUADRAT menggunakan metoda gabungan (eliminasi dan substitusi)
1. Metoda Grafik
a. Menggambar grafik dengan metoda titik
potong sumbu
b. Bila kedua garis berpotongan pada satu
titik didapat sebuah anggota yaitu (x,y)
c. Bila kedua garis sejajar (tidak
berpotongan maka) maka tidak didapat
angota himpunan penyelesaian
d. Bila kedua garis berimpit maka didapat
himpunan penyelesaian yang tak
terhingga
2. Metoda Substitusi
Menggantikan satu variabel dengan variabel
dari persamaan yang lain
3. Metoda Eliminasi
Menghilangkan salah satu variabel
a1 x + b1 y + c1 z = d1
a2 x + b2 y + c2 z = d2
a3x + b3y + c 3z = d3
www.purwantowahyudi.com - 1
BAB II. LOGARITMA
Fungsi Logaritma:
Pengertian:
Fungsi logaritma meliputi fungsi invers dan fungsi
ax = b x = a log b eksponen.
Sifat-sifat:
Persamaan logaritma:
1. a
log a x = x
y = a log x a y = x
2. log ab = log a + log b
jika x > 0, a > 0 dan a 1
a a a
3. log ab = log a + log b
a fungsi logaritma dapat ditulis sbb:
4. log = log a – log b
b a
a f:x log x atau y =f(x) = a log x
5. a log = a log a - a log b
b
x
grafik fungsi logaritma merupakan invers dari grafik
log b eksponennya seperti diperlihatkan pada gambar:
6. a log b = x ; x > 0 dan x 1
log a
7. a
log b n = n . a log b
a
log b
8. a = b
an k
10. log b k = a
log b
n
1
an 1
log b = a log b = a log b n
n
Persamaan :
a
log f(x) = a log g(x) maka f(x) = g(x) > 0
Dari gambar grafik fungsi g(x) = 2 log x adalah invers dari
fungsi grafik f(x) = 2 x
Pertidaksamaan :
a
log f(x) > a log g(x)
www.purwantowahyudi.com - 1
a
apabila fungsi logaritma f(x) = y = log x maka
www.purwantowahyudi.com - 2
BAB I. PERPANGKATAN/EKSPONEN DAN BENTUK AKAR
Pengertian: Pengertian:
an = b a = n
b
n
a = a x a x a …..x a
Sifat-sifat:
n faktor 1. a x b = ab
Sifat-sifat:
a a
2. =
m
1. a . a = a n m n
b b
am a n
a
2. a m : a n = n
= a m n ; a 0 3. n = n
a b b
m
n
3. (a ) = a m n mn 4. am = a n
n n n
4. (a.b) n = a n b n 5. ab = a . b
m 1
n
a an 6. mn
a m
= a mn
=a = n n
a
5. = n ; b 0
b b
1
m
m n mn
6. a 0
= 1 , a 0 7. a = an = a
a n n = a n : a n
8. a x b x = (a b) x
1
7. a n = ; a 0
an
9. a b . c d = ac bd
0 n 0 n n
a = a :a = a
10. a 2b = a2 x b =a b
m/n n m
8. a = a
Catatan : a + b ( a b)
Persamaan pangkat:
a - b (a b)
1. Jika a f ( x ) = a g ( x ) f(x) = g(x)
2. Jika a f ( x ) = a p f(x) = p
Merasionalkan Penyebut :
untuk a >0 dan a 1
1 1 a a 1
1. = . = = a
Pertidaksamaan pangkat : a a a a a
untuk a > 1 1 1 a b a b
1 . Jika a f ( x ) > a g ( x ) f(x) > g(x) 2. = . =
a b a b a b ab
2. Jika a f ( x ) < a g ( x ) f(x) < g(x)
www.purwantowahyudi.com - 1
Fungsi Eksponen:
y = a x untuk a > 0
www.belajar-matematika.com - 2
Soal –Soal Perpangkatan dan Bentuk Akar
UN 1989 Jawab:
3
1
1. Diketahui a = ; b = 16 dan c = 4, maka nilai 8 3x2
= (16) 4
8 3 x2 3
1 1 1
a
1
3 4
.b .c
1
2
adalah : 8 2
= ( 24 ) 4
3 x2
(2 3 ) 2
= 23
1
A. C. 1 E. 256
256 3x 2
1 =1
B. D. 4 2
4 3x + 2 = 2 ; 3x = 0 ; x =0
Rasionalkan penyebut (2 1 ) 2 x 1 = 2 2
(2 1 ) 2 x 1 = 2 2 x 4
4 3 11 4 (3 11 ) -2x-1 = 2x -4 4-1 = 2x + 2x
x =
3 11 3 11 9 11
3
4x = 3 x =
4 (3 11 ) 4
= = -2 ( 3 - 11 ) Jawabannya adalah C
2
UN1997
jawabannya adalah B
5. Bentuk sederhana dari 80 - 5 + 125 adalah…
UN 1995
3. Himpunan penyelesaian dari persamaan A. 2 5 C. 6 5 E. 10 5
3
B. 4 5 D. 8 5
8 3 x 2 = (16) 4
adalah…
7
A. {-9} C. {0} E. { }
18
1 1
B. {- } D{ }
3 3
www.belajar-matematika.com - 3
Jawab: 5 5
angka-angka di atas adalah kelipatan 5 2 + 3 < 6x < x atau x >
6 6
= 16 . 5 - 5 + 25 5
= 4. 5 - 5 + 5. 5 EBTANAS 1997
= 5 (4 – 1 +5) 2
8. Himpunan penyelesaian dari 6 x 4 x 5 < 6 2 x 2
= 8. 5 adalah…
2 – 6x < -3
www.belajar-matematika.com - 4
Jawab:
didapat nilai a =
ingat teori 1
9a=1a=
a f ( x) > a g ( x) 1. f(x) > g(x) untuk a > 1 9
dan a = -1
2. f(x) < g(x) untuk 0<a <1
a = 3 x 3 x = -1 (tidak memenuhi)
1
0< <1 ikut teori (2)
2 ingat a n = b a = n b
3 = x 1 tidak mungkin !!!
1
8+ 2x - x 2 < x +2 yang memenuhi adalah a =
9
8 +2x - x 2 - x – 2 < 0
1
-x 2 + x + 6 < 0 3 x = maka x = -2
9
x 2 - x – 6 > 0 (berubah tanda maka berubah
pertidaksamaan) jawabannya adalah D
(x – 3 ) (x +2) > 0
didapat :
x = 3 dan x = -2
++ + - - - - - - - - - - - + + +
-2 0 3
jawabannya adalah B
PP83
10.Himpunan penyelesaian dari 3 2 x 2 + 8.
3 x -1 = 0 adalah :
1 1 1
A. { } C. {-2, } E. {-2, - }
2 3 3
1 1
B. { , } D. {-2 }
2 3
jawab:
3 2 x 2 + 8. 3 x -1 = 0
3 2 x . 3 2 + 8. 3 x - 1 = 0
9 . (3 x ) 2 + 8. 3 x - 1 = 0
misal 3 x = a
9 . a2 + 8 a – 1 = 0
(9a -1 ) (a + 1 ) = 0
www.belajar-matematika.com - 5