1 Translasi
Sifat translasi:
1. Bangun yang digeser (ditranslasikan) tidak mengalami perubahan bentuk dan ukuran.
Contoh Soal:
1. Tentukan bayangan dari titik A(2, 3) oleh translasi T[7, 8] .
" #
4
2. Tentukan bayangan dari titik A(5, 10) oleh translasi T = .
2
3. Tentukan bayangan dari titik A(1, 2) oleh translasi T[1, 2] dilanjutkan oleh translasi U[3, 4] .
4. Disediakan suatu persamaan garis lurus y = 3x + 5. Tentukan persamaan garis lurus yang
dihasilkan oleh translasi T[2, 1] .
1
Jawaban:
7
T =
8
1. A(2, 3) −−−−−−→ A0 (2 + 7, 3 + 8) = A0 (9, 11).
4
T =
2
2. A(5, 10) −−−−−−→ A0 (5 + 4, 10 + 2) = A0 (9, 12).
1
T =
2
3. A(1, 2) −−−−
−−→
A0 (1 + 1, 2 + 2) = A0 (2, 4).
3
U =
4
A (2, 4) −−−−−−→ A00 (2 + 3, 4 + 4) = A00 (5, 8).
0
y 0 − 1 = 3(x0 − 2) + 5
y 0 = 3x0 − 6 + 5 + 1
y 0 = 3x0
Hasil translasinya dituliskan dalam bentuk semula (x dan y) menjadi y = 3x.
- Menentukan titik acuan terlebih dahulu untuk ditranslasikan
Misal titik A untuk x = 0 → y = 5 sehingga titiknya dinyatakan A = (0, 5). Misal
titik B untuk y = 0 → x = − 35 sehingga B = (− 53 , 0). Titik hasil translasinya adalah
T[2, 1]
A(0, 5) −−−−→ A0 (2, 6)
T[2, 1]
B(− 35 , 0) −−−−→ B 0 ( 13 , 1)
Persamaan yang baru hasil translasi adalah persamaan garis lurus antara 2 titik A0
dan B 0 yaitu
y − y1 x − x1
= (3)
y2 − y1 x2 − x1
Persamaannya menjadi
y−6 x−2
= 1
1−6 3 −2
y−6
=x−2
3
y − 6 = 3x − 6
y = 3x
2
- Menggunakan rumus
Translasi persamaan ax + by = c pada translasi T[p, q] adalah
ax + by = c + ap + bq (4)
Persamaan pada soal berubah menjadi −3x + y = 5 sehingga a = −3 dan b = 1.
−3x + y = 5 + (−3)(2) + (1)(1)
−3x + y = 0
y = 3x
2 Refleksi
Sifat translasi:
1. Bangun (objek) yang dicerminkan (refleksi) tidak mengalami perubahan bentuk dan uku-
ran.
2. Jarak bangun (objek) dari cermin (cermin datar) adalah sama dengan jarak bayangan
dengan cermin tersebut.
Pencerminan dapat dirumuskan dalam notasi matriks untuk menghasilkan bayangan sebagai
berikut
M
r
P (x, y) −−→ P 0 (x0 , y 0 ) (5)
" # " #" #
x0 a b x
0
= (6)
y c d y
dengan Mr adalah matriks transformasi refleksi. Refleksi pada cermin tertentu dan matriks
transformasinya disebutkan beberapa sebagai berikut
" #
−1 0
O(0, 0) −→ (7)
0 −1
" # " #
1 0 −1 0
y = 0 −→ x = 0 −→ (8)
0 −1 0 1
" # " #
0 1 0 −1
y = x −→ y = −x −→ (9)
1 0 −1 0
Contoh Soal:
1. Tentukan bayangan titik A(1, −2) dan B(−3, 5) setelah dicerminkan terhadap sumbu x
(y = 0).
3
Jawaban:
" # " #" # " #
x0 1 0 1 1
1. Untuk titik A, refleksinya menghasilkan = =
y0 0 −1 −2 2
" # " #" # " #
x0 1 0 −3 −3
Untuk titik B, refleksinya menghasilkan = =
y0 0 −1 5 −5
" # " #" # " #
x0 −1 0 10 −10
2. Refleksi pada x = 0 menghasilkan = =
y0 0 1 5 5
" #
x00
Selanjutnya, hasil tersebut direfleksikan lagi terhadap y = x menghasilkan =
y 00
" #" # " #
0 1 −10 5
=
1 0 5 −10
y 0 = 2x0 + 2
x = 2y + 2
x−2
y=
2
1
y = x−1
2
3 Rotasi
Sifat rotasi:
1. Bangun yang diputar (rotasi) tidak mengalami perubahan bentuk dan ukuran.
Pernyataan rotasi biasanya dinyatakan dalam pernyataan ”dirotasi sebesar θ (derajat) dengan
pusat O(0, 0)”.
" # " #" #
x0 cos θ − sin θ x
= (10)
y0 sin θ cos θ y
Untuk ”rotasi sebesar −θ (derajat) searah jarum jam dengan pusat O(0, 0)”.
" # " #" #
x0 cos θ sin θ x
0
= (11)
y − sin θ cos θ y
4
Matriks rotasinya dalam beberapa sudut adalah sebagai berikut
" # " #
0 −1 0 −1
θ = 270◦ −→ θ = −270◦ −→ (12)
−1 0 1 0
" # " #
◦ −1 0 ◦ −1 0
θ = 180 −→ θ = −180 −→ (13)
0 −1 0 −1
" # " #
◦ 0 −1 ◦ 0 1
θ = 90 −→ θ = −90 −→ (14)
1 0 −1 0
Jika ”dirotasikan sebesar θ (derajat) dengan pusat P (p, q)” maka menghasilkan bayangan
" # " # " #
x0 x−p p
0
= Mrot + (15)
y y−q q
Contoh Soal:
√ √
1. Titik P (6 2, 10 2) diputar dengan arah berlawanan jarum jam sejauh 45◦ menghasilkan
titik P 0 . Tentukan koordinat dari titik tersebut.
2. Sebuah garis 2x − 3y − 4 = 0 dirotasikan sebesar 180◦ dengan titik pusat rotasi P (1, −1).
Tentukanlah persamaan garis setelah dirotasikan.
Jawaban:
" # " #" √ #
x0 cos 45◦ − sin 45◦ 6 2
1. = √
y0 sin 45 ◦ cos 45◦ 10 2
" # " √ √ #" √ #
x0 1
2 − 1
2 √2 6 2
0
= 21 √ 1
√
y 2 2 2 2 10 2
" # " #
x0 −4
=
y0 16
2(2 − x0 ) − 3(−2 − y 0 ) − 4 = 0
3y 0 − 2x0 + 6 = 0
Jadi, persamaan hasil rotasinya dapat ditulis dalam persamaan baru dengan menampilkan
variabel x0 dan y 0 dalam x dan y menjadi −2x + 3y + 6 = 0.
5
4 Dilatasi
Sifat dilatasi:
1. Bangun yang diperbesar atau diperkecil (dilatasi) dengan skala k dapat mengubah ukuran
atau tetap ukurannya tetapi tidak mengubah bentuk. Jika k > 1 maka bangun akan
diperbesar dan terletak searah terhadap pusat dilatasi dengan bangun semula.
2. Bangun yang diperbesar atau diperkecil (dilatasi) dengan skala k dapat mengubah ukuran
tetapi tidak mengubah bentuk. Jika k = 1 maka bangun tidak mengalami perubahan
ukuran dan letak.
3. Bangun yang diperbesar atau diperkecil (dilatasi) dengan skala k dapat mengubah ukuran
tetapi tidak mengubah bentuk. Jika 0 < k < 1 maka bangun akan diperkecil dan terletak
searah terhadap pusat dilatasi dengan bangun semula.
4. Bangun yang diperbesar atau diperkecil (dilatasi) dengan skala k dapat mengubah ukuran
atau tetap ukurannya tetapi tidak mengubah bentuk. Jika −1 < k < 0 maka bangun akan
diperkecil dan terletak berlawanan arah terhadap pusat dilatasi dengan bangun semula.
5. Bangun yang diperbesar atau diperkecil (dilatasi) dengan skala k dapat mengubah ukuran
atau tetap ukurannya tetapi tidak mengubah bentuk. Jika k < −1 maka bangun akan
diperbesar dan terletak berlawanan arah terhadap pusat dilatasi dengan bangun semula.
2x0 − 3y 0 − 2 = 0
6
Jadi, persamaan hasil dilatasinya dapat ditulis dalam persamaan baru dengan menampilkan
variabel x0 dan y 0 dalam x dan y menjadi 2x − 3y − 2 = 0.
References
[1] http://tomyherawansman48jkt.blogspot.co.id/2015/06/bab-v-transformasi.html.
Akses: 19 Januari 2018.