Anda di halaman 1dari 14

Sistem Integumen Reptil

Kristiana Kodi Kii(023)


Vinsensia P. D. N. Sekar (031)
Paulus Bala Tokan (057)
Hendrika Micelyn A. N. (077)
Maria Gabriela (078)
Fungsi Kulit
Sebagai pelindung (proteksi)
Sebagai eksteroreseptor
Sebagai alat ekskresi
Osmoregulasi
Struktur
Tubuhnya ditutupi oleh sisik-sisik yang beraneka bentuk.
Sisik halus hingga sisik berukuran besar
Sisik-sisik itu berupa modifikasi lapisan kulit luar
(epidermis) yang mengeras oleh zat tanduk, dan terkadang
dilengkapi dengan pelat-pelat tulang di lapisan bawahnya,
yang dikenal sebagai osteoderm.
Integument pada reptil tidak mengandung kelenjar
keringat.
Lapisan terluar dari integument yang menanduk tidak
mengandung sel-sel saraf dan pembuluh darah.
Bagian ini mati, dan lama-lama akan mengelupas.
Permukaan lapisan epidermal mengalami keratinisasi.
Lapisan ini akan ikut hilang apabila hewan berganti kulit.
Bentuk Sisik yang Umum

sikloid (cenderung datar membundar), contoh:


Ular kawat
granular (berbingkul-bingkul), contoh: tokek
dan berlunas (memiliki gigir memanjang di
tengahnya, seperti lunas perahu), contoh:
Ordo Testudinata (Chelonia sp.)

Ada ‘rumah’ atau batok (bony shell) yang keras dan kaku.
Terdiri dari karapaks dan plastron.
Setiap bagiannya ini terdiri dari dua lapis. Lapis luar
umumnya berupa sisik-sisik besar dan keras, dan tersusun
seperti genting; sementara lapis bagian dalam berupa
lempeng-lempeng tulang yang tersusun rapat seperti
tempurung.
1) Carapace (dorsal)
Terdiri atas nukhal yang berjumlah satu buah, marginal yang
berjumlah 22. Kostal yang terletak diantara neural dan marginal dan
bersatu dengan rusuk. Pigal yang terletak dibagian belakang di antara
marginal dan berjumlah dua buah serta neural yang terletak di tengah
dan diantara pelat-pelat konstrak, dibagian depan juga berbatasan
dengan pigal dan neural berjumlah lima.
2) Plastron
Plastron (ventral) terdiri atas gular yang merupakan bagian luar yang
paling kecil dan letaknya paling depan dan berjumlah dua buah.
Humeral yang merupakan bagian yang terletak diantara gular dan
pectoral yang berjumlah dua buah. Pectoral yang terletak diantara
humeral dan abdominal serta memiliki jumlah sepasang. Dimana
abdominal terletak diantara pectoral dan femoral yang merupakan
bagian yang paling besar dari plastron dan berjumlah dua buah serta
anal yang terletak paling belakang (setelah femoral) dan berjumlah
dua buah.
Ordo Squamata
Tubuh ular tertutupi oleh sisik yang berfungsi untuk melindungi
tubuh, membantu pergerakan ular, mempertahankan
kelembaban, berguna dalam kamuflase dan mengubah
penampilan
Sisik ular merupakan modifikasi dan diferensiasi dari lapisan
kulit terluar atau epidermis. Sisik-sisik ini terbuat dari keratin.
Setiap individu ular menetas dengan jumlah sisik yang tetap;
sisik-sisik ini tidak bertambah atau berkurang sejalan dengan
bertambahnya umur ular.
Sisik-sisik pada tubuh bagian atas atau punggung dikenal
sebagai sisik dorsal atau kostal (costal). Sisik-sisik ini tersusun
sebagai genting, yang disebut susunan imbrikata (imbricate),
serupa dengan susunan sisik pada tubuh kadal dan bunglon
Perubahan warna kulit bunglon

Hewan kecil ini terkenal karena kemampuannya mengubah


warna kulit untuk meniru lingkungan sekitarnya. Warna kulit
bunglon biasanya hijau, kuning atau coklat. Bunglon dapat
mengubah warna kulitnya karna memiliki kromatofor atau zat
warna kulit. Bunglon biasanya mengubah warna kulitnya saat
terkena rangsangan seperti cahaya, temperatur dan emosi.
Misalnya saat marah bunglon cenderung mengubah warna
kulitnya menjadi lebih gelap. Kemampuan mengubah warna
kulit dimanfaatkan bunglon untuk mencari mangsa dan
melindungi diri dari predator (pemangsa) dengan cara meniru
warna lingungan di sekitarnya.
Ordo Corcodilia/Loricata

Kulit mengandung sisik dari bahan tanduk. Di daerah


punggung sisik-sisik itu tersusun teratur berderat ke arah
ternversal dan mengalami penulangan membentuk perisai
dermal. Sisik pada bagian dorsal berlunas, pada bagian lateral
bulat dan pada bagian ventral berbentuk segi empat.
Karena sisik epidermal kering maka reptil pada dasarnya
hanya memiliki sedikit kelenjar kulit.
Pertanyaan diskusi
1. Apa yang dimaksud dengan exteroreseptor?
2. Mengapa setiap individu ular menetas dengan jumlah
sisik yang tetap? Apa yang mempengaruhi hal tersebut?
3. Apakah komodo dan buaya juga mengalami proses
eksiding?
Jawaban
1. Eksteroreseptor adalah indera yang berfungsi menerima rangsang dari luar tubuh.
Misalnya bila kita digigit nyamuk atau dihinggapi serangga. Kita dapat mengetahui
langsung tempat nyamuk itu menggigit dan serangga hinggap. Dengan secara
refleks kita akan melakukan respon terhadap bekas gigitan tadi misalnya
menggaruk bekasnya.
2. Dalam tahap hidupnya ular mengalami proses pergantian kulit secara berkala,
atau lebih dikenal dengan istilah sheding. seiring dengan pertumbuhannya, pada
umumnya jenis reptile (ular) akan berganti kulit (sheding) secara berkala pada
masa-masa tertentu untuk meremajakan lapisan kulit lamanya yg sudah
rusak/mati, dan berganti dengan sel kulit baru. Untuk itu proses pergantian kulit
(sheding) memerlukan beberapa tahapan- tahapan, seperti halnya dibawah ini:
• Kulit berangsur-angsur menjadi buram
• Mata juga berangsur-angsur menjadi buram/berkabut, sampai akhirnya terselimuti
selaput berwarna putih buram (milky eyes)
• Mata berangsur-angsur menjadi jernih kembali
• Kulit berangsur-angsur menjadi cerah kembali
• Lapisan kulit lama mengelupas, sampai akhirnya terlihatlah kulit barunya yg terlihat
bersih segar dan mengkilat.
3. Proses sheding terjadi pada hampir semua reptil, kecuali
Ordo Crocodilia. Jadi dapat disimpulkan bahwa yang
mengalami sheding hanya Komodo, karna termasuk ordo
Squamata. Sedangkan buaya tidak mengalami sheding
karena struktur permukaan kulitnya yang sangat keras.
DANKE 

Anda mungkin juga menyukai