Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

DUALISME CAHAYA

AHLI MATERI 3
Ketua : Bagus Maulana Wicaksono
Penyaji : Andhika Hafiizh Pratama
Muhammad Anta Kusuma Daha
Jasinta Indira Ratu Nadina Manullang
Yasmin Qurratu`ain

Moderator : Ahsanul Akbar


Teknisi : Ahmad Ikram Ramadhan
Anggota :
1. Achmad Hammim Fakhryan
2. Muhammad Naufal Fahreza

XII MIPA 3

SMA NEGERI 2 BANJARMASIN


TAHUN PELAJARAN 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah Yang Maha Esa karena berkat Rahmat dan
karunia-Nya lah saya selaku penulis dapat menyusun makalah “Dualisme Cahaya ” ini dengan baik.
Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk memenuhi tugas mata Pelajaran Fisika.

Dengan mengerjakan makalah ini kami selaku penulis mengucapkan terimakasih kepada guru
pengajar bapa Holden Manalu dan teman-teman ahli materi 2 , karena berkat tugas ini kami mendapat
banyak wawasan yang sebelumnya belum kami ketahui.

Kami menyadari bahwa makalah ini belum sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik
dan saran yang dipergunakan untuk menyempurnakan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi
semua pihak yang terlibat dan bagi para pembaca.

Banjarmasin, 01 Januari 2024

AHLI MATERI 2
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Cahaya dapat dikatakan sebagai gelombang dan dapat dikatakan pula sebagai partikel.Peninjauan
cahaya sebagai gelombang didasarkan atas sifat-sifat cahaya, sedangkan Cahaya sebagai partikel
didasarkan atas perilaku cahaya sebagai paket energi sebesar nhf.
Paket energi inilah jika mengenai katoda dalam solar cell dimana frekuensi datangnya lebih besar
darifrekuensi ambang bahan katoda, maka akan mengeluarkan elektron yang akan bergerak menuju
anoda. Aliran elektron inilah yang dikatakan ada arus listrik. Peristiwa ini akan nampak pada efek foto
listrik. Hal ini tidak dapat bisa dijelaskan kalau cahaya dianggap sebagai gelombang.
Ada dua pandangan fisikawan tentang cahaya. Pandangan pertama yang dipelopori Newton,
menganggap cahaya sebagai partikel. Pandangan kedua yang dimulai dari Huygens, yang menganggap
cahaya sebagai gelombang. Perlu Anda ketahui ciri utama partikel ditunjukkan oleh momentumnya,
sedangkan ciri utama gelombang ditunjukkan oleh panjang gelombangnya. Perbedaan yang paling utama
dari keduanya adalah bahwa partikel dapat dilokalisasi, sedangkan gelombang lebih menyebar dan
menempati posisi ruang yang relatif besar.
Dalam fisika klasik, pandangan kedua yang menganggap cahaya sebagai gelombang memperoleh
dukungan luas. Adapun pandangan pertama yang menganggap cahaya sebagai partikel ditinggalkan. Hal
ini karena pandangan kedua didukung oleh berbagai bukti eksperimen. Bukti awal adalah eksperimen
interferensi celah ganda oleh Thomas Young. Bukti paling meyakinkan adalah penemuan gelombang
elektromagnetik secara eksperimen oleh Hertz berdasarkan hipotesis Maxwell. Untuk memahami lebih
dalam kita akan mempelajarinya dalam makalah ini.

1.2 Tujuan
Setelah kita membuat makalah ini kita dapat memahami tentang :
- Pengertian Efek Fotolistrik
- Percobaan Pada Efek Fotolistrik
- Penjelasan Efek Fotolistrik Oleh Albert Einstein

1.3 Rumusan Masalah


- Apa yang dimaksud dengan efek fotolistrik?
- Bagaimana percobaan pada efek fotolistrik?
- Bagaimana penjelasan efek fotolistrik oleh Einstein?

1.4 Manfaat
1. Bagi Siswa/i
Dapat dipakai sebagai sumber informasi dan referensi.
2. Sekolah
Dapat menjadi media pembelajaran, khususnya pada bidang Fisika materi Dualisme
Cahaya.
3. Masyarakat
Dapat merasakan manfaat dari prinsip Dualisme Cahaya untuk mengaplikasikannya
dalam kehidupan sehari-hari.

1.5 Tujuan Pembelajaran


- Menjelaskan dan Memahami Konsep dan Fenomena Kuantum Dualisme Cahaya
- Menjelaskan percobaan pada efek fotolistrik
- Menjelaskan efek fotolistrik oleh Albert Einstein.
BAB II
PEMBAHASAN MATERI

2.1 Pengertian Efek Fotolistrik

Efek fotolistrik adalah fenomena pelepasan elektron dari permukaan logam ketika
cahaya mengenai logam tersebut. Elektron yang dikeluarkan ini disebut fotoelektron .
Penting untuk dicatat bahwa emisi fotoelektron dan energi kinetik fotoelektron yang
dikeluarkan bergantung pada frekuensi cahaya yang mengenai permukaan logam. Proses
pelepasan fotoelektron dari permukaan logam akibat aksi cahaya biasa disebut fotoemisi .

Efek fotolistrik terjadi karena elektron pada permukaan logam cenderung menyerap
energi dari cahaya yang datang dan menggunakannya untuk mengatasi gaya tarik menarik
yang mengikatnya pada inti logam. Ilustrasi yang merinci emisi fotoelektron sebagai akibat
dari efek fotolistrik diberikan di bawah ini.

Prinsip kerja transformator Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, transformator


bekerja dengan prinsip induksi elektromagnetik. Transformator menggunakan induksi
bersama atau mutual induction antara dua rangkaian yang terhubung dengan fluks magnet.

Transformator secara sederhana terdiri dari dua buah kumparan yang secara listrik
terpisah, tetapi secara magnet dihubungkan oleh alur induksi. Dua kumparan pada
transformator tersebut menghasilkan induksi bersama yang tinggi.
ketika arus listrik dari sumbertegangan yang mengalir pada kumparan primer berbalik
arah(berubah polaritasnya) medan magnet yang dihasilkan akan berubaharah sehingga arus
listrik yang dihasilkan pada kumparan sekunderakan berubah polaritasnya.

sApabila salah satu kumparan pada transformator dihubungkan ke sumber tegangan bolak balik,
akan timbul fluks bolak balik di dalam inti besi dan kumparan yang lainnya pun akan terhubung, sehingga
menimbulkan GGL (gaya gerak listrik) induksi. GGL induksi yang dihasilkan transformator sesuai
dengan induksi elektromagnet dari hukum Faraday.
2.2 Karakteristik Transformator
Untuk lebih mudah dalam memahami trafo, maka kamu juga perlu mengetahui karakteristik
transformator. Semua transformator memiliki karakteristik seperti:
1. Frekuensi daya input dan output adalah sama
2. Semua trafo menggunakan hukum induksi elektromagnetik
3. Kumparan primer dan sekunder tidak memiliki sambungan listrik (kecuali untuk trafo
otomatis). Perpindahan daya terjadi melalui fluks magnet.
4. Tidak ada bagian yang bergerak diperlukan untuk mentransfer energi, sehingga tidak ada
gesekan atau kerugian seperti perangkat listrik lainnya.

Berdasarkan frekuensi, transformator dapat dikelompokkan menjadi:


1. Frekuensi daya, 50 sampai 60Hz
2. Frekuensi pendengaran, 50Hz sampai 20kHz
3. Frekuensi radio, diatas 30kHz.

2.3 Jenis-Jenis Transformator


Berdasarkan kemampuan mengubah tegangan ada dua jenis transformator yaitu:
 Trafo Step Up
Apa itu transformator step up? Dalam dunia kelistrikan, transformator (trafo) step up
adalah alat yang digunakan untuk menaikkan tegangan listrik bolak-balik (AC) sehingga
tegangan yang dihasilkan lebih besar dari tegangan sumber.
Tegangan sumber disebut dengan tegangan primer (Vp), sedangkan tegangan yang
dihasilkan disebut dengan tegangan sekunder (Vs). Transformator step up akan
menghasilkan tegangan sekunder yang lebih besar daripada tegangan primer.
Secara umum, sebuah transformator terdiri atas:
• Sebuah inti besi yang tak berujung pangkal yang terdiri dari beberapa lapis yang disekat
satu sama lain.
• Dua buah kawat kumparan yang dililitkan pada inti besi tersebut, selanjutnya disebut
lilitan primer dan lilitan sekunder.

Kemampuan transformator step up untuk menaikkan tegangan didapat dari perbandingan


antara jumlah lilitan primer dan lilitan sekundernya.
Lilitan primer adalah lilitan yang terhubung dengan arus dan tegangan sumber (tegangan
primer), sedangkan lilitan sekunder adalah lilitan tempat keluarnya arus dan tegangan
sekunder.
Pada transformator step up, jumlah lilitan sekundernya lebih banyak daripada jumlah lilitan
primernya.

Trafo Step Down


Apa itu transformator step down? Dalam ilmu kelistrikan, transformator (trafo) step down adalah
komponen yang digunakan untuk menurunkan tegangan listrik bolak-balik (AC) sehingga
menghasilkan tegangan yang lebih kecil daripada tegangan sumber.
Tegangan disebut dengan tegangan primer (Vp), sedangkan tegangan yang dihasilkan disebut
dengan tegangan sekunder (Vs).
Dengan kata lain, transformator step down adalah trafo yang menghasilkan tegangan sekunder
lebih kecil daripada tegangan primer.
Kemampuan transformator step down untuk menurunkan tegangan didapat dari perbandingan
antara jumlah lilitan primer dan lilitan sekundernya.
Lilitan primer adalah lilitan yang terhubung dengan arus dan tegangan sumber (tegangan primer),
sedangkan lilitan sekunder adalah lilitan tempat keluarnya arus dan tegangan sekunder.

Namun ada beberapa jenis-jenis transformator lainnya, seperti:


- Trafo Satu Fasa
- Transformator Tiga Fasa
- Transformator Daya
- Transformator Distribusi
- Transformator Pengukuran atau Instrumen
- Transformator Arus
- Transformator Isolasi
- Transformator Potensial
- Transformator Inti Udara
- Transformator Inti Besi
- Transformator Inti Ferit
- Transformator Inti Toroidal
- Transformator Otomatis
- Transformator Grounding
2.3 Induktansi kumparan
Pengertian Induktansi Diri
Induktansi diri adalah sifat dari sebuah kumparan atau penghantar listrik yang menghasilkan
medan magnetik sendiri saat arus listrik mengalir melaluinya.
Jadi ketika ada arus listrik yang mengalir melalui kumparan atau penghantar listrik, medan
magnetik akan muncul dan memengaruhi aliran arusnya sendiri.
Induktansi diri juga menyebabkan timbulnya GGL induksi. GGL induksi adalah tegangan
listrik yang muncul di sepanjang penghantar listrik ketika medan magnetik berubah
melintasinya.

2.4 Hubungan antara Induktansi Kumparan dengan fluks magnet serta kuat arus dan jumlah
lilitannya
Besarnya induktansi diri dipengaruhi jumlah lilitan kumparan, fluks magnetik, dan kuat arus listrik yang
secara matematis bisa dinyatakan seperti di bawah

Keterangan:
L = induktansi diri (H)

N = jumlah lilitan

Ф = fluks magnetik (Wb)

I = kuat arus listrik (A)

Contoh soal

1.

2.

3.
4.

5.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat di ambil adalah, bahwa transformator merupakan


komponen elektronik yang berfungsi untuk menyalurkan tenaga/ daya listrik dari
tegangan tinggi ke tegangan rendah atau sebaliknya (mentransformasikan
tegangan). Sebuah transformator terdiri dari dua atau lebih lilitan yang saling
dikaitkan medan magnet bersama. Transformator bekerja berdasarkan prinsip
induksi elektromagnetik.Tegangan masukan bolak-balik yang membentangi
primer menimbulkan fluks magnet yang idealnya semua bersambung dengan
lilitan sekunder.Fluks bolak-balik ini menginduksikan GGL dalam lilitan
sekunder. Jika efisiensi sempurna, semua daya pada lilitan primer akan
dilimpahkan ke lilitan sekunder.
4.

Anda mungkin juga menyukai