Anda di halaman 1dari 13

Minggu 3

HUKUM OHM, HUKUM KIRCHHOFF


ARUS DAN HUKUM KIRCHHOFF
TEGANGAN

1
Toni Kusuma Wijaya, ST., M.S.I
HUKUM OHM
 Berdasarkan hasil eksperimen yang dilakukan oleh George Ohm
(seperti gambar 1a), dimana suatu sumber tegangan diberikan pada
suatu batang tembaga dan diukur arus yang mengalir pada batang
tembaga tersebut. Dari hasil pengamatan , akan terjadi hubungan
antara arus dan tegangan ssb :

V=ixR

 Dimana R adalah konstanta yang merupakan tahanan dari batang


tembaga, konstanta ini memberikan hubungan yang linier(gambar 1b)
antara tegangan dan arus. Satuan R adalah : Ohm (Ω)

 Hukum ini dikenal sebagai hukum Ohm ( sebagai kenangan pada


seorang ahli fisika yang bernama George Ohm, yang pertama kali
2
melakukan eksperimen ini),
Batang Tembaga
i V
R

+ V _

0
Gen i

(1a) (1b)
Hubungan yang sama dapat juga dinyatakan dengan persamaan ssb:

i = G v

Dimana G adalah Konduktansi, dan satuannya adalah Mho 3


4
HUKUM KIRCHHOFF UNTUK ARUS
 Hukum ini menyatakan bahwa pada simpul (node) = 0 ( gambar 2)

∑ i = 0

 Jika digunakan hukum Kirchhoff untuk arus (seperti gambar 2b),


maka diperoleh :
∑ i = 0 = i1 + i2 + i3 + i4

 Untuk memudahkan analisis suatu rangkaian listrik, maka terlebih


dahulu dibuat suatu referensi atau patokan terhadap arah aliran arus
dan arah tegangan, sebagai referensi untuk arah arus pada suatu
rangkaian listrik dilakukan sbb:

Nilai positif adalah untuk arus yang menuju simpul, dan


nilai negatif adalah untuk arus yang keluar dari simpul 5
Kawat
tembaga solder i1

i2

i3
simpul

i4

(2a) (2b)

Jika dari perhitungan ternyata hasilnya berlawanan --- yang negatif


menjadi positif, atau sebaliknya --- maka arah arus tersebut
berbalikan dengan asumsi yang pertama.

6
HUKUM KIRCHHOFF UNTUK TEGANGAN
 Hukum Kirchhoff untuk tegangan menyatakan bahwa jumlah tegangan pada suatu
rangkaian tertutup (close circuit) = 0 (lihat gambar 3)

+ VL
Arus loop

L
+ +

VS V i R VR
_ _

Gambar. 3
 Jika digunakan hukum Kirchhoff untuk rangkaian diatas, maka :
7

∑ V = 0 = VS + VL + VR
 Polaritas atau arah tegangan tergantung pada arah arus yang
diberikan.

 Sebagaimana halnya aliran air, yang mengalir dari tempat yang


tinggi menuju ketempat yang rendah, demikian juga halnya arus
listrik. Arus listrik akan mengalir dari titik yang
berpotensial/bertegangan lebih tinggi menuju titik yang berpotensial
lebih rendah.

 Ada 2 (dua) referensi untuk arah tegangan, yaitu arah tegangan


untuk komponen pasif dan arah tegangan untuk sumber
(tegangan/arus).

 Untuk komponen pasif, arah tegangan adalah dari titik yang


bertegangan lebih rendah (polaritas negatif) menuju titik yang
bertegangan lebih tinggi (polaritas positif), jadi arah tegangan pada
komponen pasif selalu berbalikan dengan arah arus yang diberikan.8
(sering disebut tegangan jatuh pada komponen tersebut).
 Sedangkan untuk sumber tegangan, arah tegangan adalah searah
dengan arah arus (yaitu arah tegangannya adalah dari polaritas
positif menuju polaritas negatif)

 Polaritas tegangan (untuk sumber tegangan dc) selalu tetap. Jadi


apabila setelah hasil perhitungan terjadi keadaan yang berlawanan ,
yaitu arah arus berlawanan dengan arah sumber maka artinya
sumber menerima energi dari rangkaian .

 Jadi,apabila arah arus adalah seperti gambar. 3 diatas, maka


berdasarkan referensi tersebut maka :

∑ V = 0 = VS + ( - VL ) + ( - VR )

9
CONTOH SOAL

 Tentukan arus i3 dari rangkaian di bawah ini !


R2 = 2 Ω i2
R1 = 1,5 Ω R1 Rek
i1 a b i1 a
b
i3
V = 6 Volt R3 = 6 Ω V = 6 Volt.

o .Gambar. 1.11 (a) 1.11 (b)


10
TERIMA KASIH

11
12
 Simulasi
13

Anda mungkin juga menyukai