Anda di halaman 1dari 15

i

RANGKAIAN LISTRIK
Makalah
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Rangkaian Elektroteknik
Dosen : Mohammad Ahied, S.Pd., M.Pd
Tahun Angkatan 2013 / 2014
Oleh: Kelompok 6
Romsiyanto (130631100119)
Febi Almansyah (130631100122)
Deni Prasetyo (130631100123)
Ari Widayat (130631100120)
M. Abi Said A (130631100124)
UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA
FAKULTAS ILMU SOSIALDAN ILMU BUDAYA
PENDIDIKAN INFORMATIKA
Jl. Raya Telang PO BOX 2 Kamal, Bangkalan Madura
0313011146, Fax. 0313011506
www.trunojoyo.ac.id
2013
i
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya milik Allah SWT. Yang telah memberikan rahmat, taufiq, dan hidayah
Nya kepada kita semua , sehingga penulisan makalah ini dapat diselesaikan sesuai dengan harapan.
Bingkisan shalawat dan salamullah semoga tetap tercurah limpah kan kepada sang
proklamator dunia yaitu Nabi Muhammad SAW. Yang telah memberikan begitu banyak perubahan
pada dunia yang penuh dengan kejahiliyahan menuju dunia islam yang penuh dengan rahmat.
Selain dari pada itu, kami mengucapkan terimakasih yang sebesar besarnya kepada :
1. Yang terhormat Bapak Rektor Universitas Trunojoyo Madura Prof. Dr. Ir. H. Arifin, MS
2. Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Budaya, Ibu Dr. Indien Winarwati, SH., M.H
3. Dosen Pengajar Pendidikan Kewarganegaraan, Bapak Mohammad Ahied, S.Pd., M.Pd
4. Kedua orang tuaku, serta
5. teman temanku yang senasib dan seperjuangan.
Selanjutnya menyadari sepenuhnya terhadap segala kelemahan dan kekurangan yang ada
dalam penulisan makalah ini, sehingga kritik dan saran yang membangun senantiasa diharapkan
untuk penyempurnaan tugas tugas berikutnya.
Akhirnya, kami berharap agar tulisan sederhana ini mendapat ridha dari Allah SWT. Dan
bermanfaat bagi kita semua. Amin yarabbal alamin
Bangkalan, 19 Desember 2013
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Cover .......................................................................................................................
KATA PENGANTAR............................................................................................. i
DAFTAR ISI............................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang...................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah................................................................................. 1
1.3. Maksud dan Tujuan .............................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................... 2
2.1. Arus Listrik .......................................................................................... 2
2.2. Arus Bolak-Balik (AC) ........................................................................ 2
2.3. Rangkaian RLC Seri (Series RLC Sircuit) ........................................... 7
2.4. Rangkaian RLC Paralel (Paralel RLC Sircuit) ..................................... 8
BAB III PENUTUP................................................................................................. 11
3.1. Kesimpulan ........................................................................................... 11
3.2. Saran ..................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................. 12
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Arus listrik adalah banyaknya muatan listrik yang disebabkan dari pergerakan elektron-
elektron, mengalir melalui suatu titik dalam sirkuit listrik tiap satuan waktu
1
. Arus listrik dapat
diukur dalam satuan Coulomb/detik atau Ampere.
Dalam kebanyakan sirkuit arus searah dapat diasumsikan resistansi terhadap arus listrik
adalah konstan sehingga besar arus yang mengalir dalam sirkuit bergantung pada voltase dan
resistansi sesuai dengan hukum Ohm Arus listrik merupakan satu dari tujuh satuan pokok dalam
satuan internasional Satuan internasional untuk arus listrik adalah Ampere (A) Secara formal
satuan Ampere didefinisikan sebagai arus konstan yang, bila dipertahankan, akan menghasilkan
gaya sebesar 2 x 10
-7
Newton/meter di antara dua penghantar lurus sejajar, dengan luas
penampang yang dapat diabaikan, berjarak 1 meter satu sama lain dalam ruang hampa udara
2
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa itu Arus Listrik?
2. Apa itu Arus Bolak balik (AC)?
3. yang dimaksud Rangkaian RLC Seri (Series RLC Sircuit) itu apa?
4. yang dimaksud Rangkaian RLC Paralel (Paralel RLC Sircuit) itu apa?
1.3 Maksud dan Tujuan
Maksud dan Tujuan dari pembuatan makalah ini untuk menganalisis bagaimana bentuk-
bentuk Arus Listrik beserta juga macam-macamnya dan untuk Memenuhi Tugas dari guru mata
kuliah Rangkaian Listrik
1
(Inggris) Nave, Carl Rod (2006). "HyperPhysics - Electric Currents". Department of Physics and Astronomy, Georgia
State University. Diakses 2010-04-28.
2
BIPM: Bureau International des Poids et Mesures. Diakses 2010-04-28.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Arus Listrik
Pada pembahasan tentang rangkaian listrik, perlu kiranya kita mengetahui terlebih dahulu
beberapa hal megenai apa itu yang dimaksud dengan listrik. Untuk memahami tentang listrik,
perlu kita ketahui terlebih dahulu pengertian dari arus. Arus merupakan perubahan kecepatan
muatan terhadap waktu atau muatan yang mengalir dalam satuan waktu dengan simbol i (dari
kata Perancis : intensite), dengan kata lain arus adalah muatan yang bergerak. Selama muatan
tersebut bergerak maka akan muncul arus tetapi ketika muatan tersebut diam maka arus pun akan
hilang. Muatan akan bergerak jika ada energi luar yang memepengaruhinya. Muatan adalah
satuan terkecil dari atom atau sub bagian dari atom. Dimana dalam teori atom modern
menyatakan atom terdiri dari partikel inti (proton bermuatan + dan neutron bersifat netral) yang
dikelilingi oleh muatan elektron (-), normalnya atom bermuatan netral. Muatan terdiri dari dua
jenis yaitu muatan positif dan muatan negative Arah arus searah dengan arah muatan positif
(arah arus listrik) atau berlawanan dengan arah aliran elektron. Suatu partikel dapat menjadi
muatan positif apabila kehilangan elektron dan menjadi muatan negatif apabila menerima
elektron dari partikel lain.
3
Coulomb adalah unit dasar dari International System of Units (SI) yang digunakan untuk
mengukur muatan listrik.
Simbol : Q = muatan konstan
q = muatan tergantung satuan waktu
muatan 1 elektron = -1,6021 x 10-19 coulomb
1 coulomb = -6,24 x 1018 elektron
Secara matematis arus didefinisikan :
dt
i = dq
Satuannya : Ampere (A)
Dalam teori rangkaian arus merupakan pergerakan muatan positif. Ketika terjadi beda
potensial disuatu elemen atau komponen maka akan muncul arus dimaan arah arus positif
mengalir dari potensial tinggi ke potensial rendah dan arah arus negatif mengalir sebaliknya.
2.2 Arus bolak-balik (AC)
Arus bolak-balik (AC/alternating current) adalah arus listrik dimana besarnya dan
arahnya arus berubah-ubah secara bolak-balik. Berbeda dengan arus searah dimana arah arus
yang mengalir tidak berubah-ubah dengan waktu. Bentuk gelombang dari listrik arus bolak-balik
biasanya berbentuk gelombang sinusoida, karena ini yang memungkinkan pengaliran energi
yang paling efisien. Namun dalam aplikasi-aplikasi spesifik yang lain, bentuk gelombang lain
3
(Inggris) Nave, Carl Rod (2006). "HyperPhysics - Electric Currents". Department of Physics and Astronomy, Georgia
State University. Diakses 2010-04-28.
3
pun dapat digunakan, misalnya bentuk gelombang segitiga (triangular wave) atau bentuk
gelombang segi empat (square wave).
Secara umum, listrik bolak-balik berarti penyaluran listrik dari sumbernya (misalnya
PLN) ke kantor-kantor atau rumah-rumah penduduk. Namun ada pula contoh lain seperti sinyal-
sinyal radio atau audio yang disalurkan melalui kabel, yang juga merupakan listrik arus bolak-
balik. Di dalam aplikasi-aplikasi ini, tujuan utama yang paling penting adalah pengambilan
informasi yang termodulasi atau terkode di dalam sinyal arus bolak-balik tersebut.
Dalam pembahasan yang terdahulu telah diketahui bahwa generator arus bolak-
balik sebagai sumber tenaga listrik yang mempunyai GGL :
E = Emax sin t
Persamaan di atas jelas-jelas menunjukkan bahwa GGL arus bolak-balik berubah
secara
sinusoidal. Suatu sifat yang menjadi ciri khas arus bolak-balik.
Dalam menyatakan harga tegangan AC ada beberapa besaran yang digunakan, yaitu :
a. Tegangan sesaat : Yaitu tegangan pada suatu saat t yang dapat dihitung
daripersamaan E = Emax sin 2 ft jika kita tahu Emax, f dan t.
b. Amplitudo tegangan Emax : Yaitu harga maksimum tegangan. Dalam
persamaan : E = Emax sin 2 ft, amplitudo tegangan adalah Emax.
c. Tegangan puncak-kepuncak (Peak-to-peak) yang dinyatakan dengan Epp ialah
beda antara tegangan minimum dan tegangan maksimum. Jadi Epp = 2 Emax.
d. Tegangan rata-rata (Average Value).
e. Tegangan efektif atau tegangan rms (root-mean-square) yaitu harga tegangan
yang
dapat diamati langsung dalam skala alat ukurnya.
2.2.1 Harga Efektif Arus Bolak-balik.
Dalam rangkaian arus bolak-balik, baik tegangan maupun kuat arusnya
berubah- ubah secara periodik. Oleh sebab itu untuk penggunaan yang praktis
diperlukan besaran listrik bolak-balik yang tetap, yaitu harga efektif. Harga efektif arus
bolak-balik ialah harga arus bolak-balik yang dapat menghasilkan panas yang sama
dalam penghantar yang sama dan dalam waktu yang seperti arus searah.
2.2.2 Resistor dalam rangkaian arus bolak-balik. ( R )
Sering juga disebut dengan tahanan, hambatan, penghantar, atau resistansi dimana
resistor mempunyai fungsi sebagai penghambat arus, pembagi arus , dan pembagi
tegangan.
4
Nilai resistor tergantung dari hambatan jenis bahan resistor itu sendiri (tergantung
dari bahan pembuatnya), panjang dari resistor itu sendiri dan luas penampang dari
resistor itu sendiri.
4
(Inggris) Nave, Carl Rod (2006). "HyperPhysics - Electric Currents". Department of Physics and Astronomy, Georgia
State University. Diakses 2010-04-28
4
Secara matematis :
A
R = l
dimana : = hambatan jenis
l = panjang dari resistor
A = luas penampang
Satuan dari resistor : Ohm ()
Jika suatu resistor dilewati oleh sebuah arus maka pada kedua ujung dari resistor
tersebut akan menimbulkan beda potensial atau tegangan. Hukum yang didapat dari
percobaan ini adalah: Hukum Ohm.
Mengenai pembahasan dari Hukum Ohm akan dibahas pada bab selanjutnya.
VR= IR
Resistor pada rangkaian arus bolak-balik (AC) sederhana secara langsung
menahan aliran elektron pada setiap periode waktu, sehingga bentuk gelombang
tegangan yang melewati resistor akan se-phasa dengan bentuk gelombang arus-nya.
Lebih sederhana-nya, tegangan dan arus yang melewati pada rangkaian AC memiliki
phasa yang sama. Jika digambarkan dalam diagram phasor, maka arus (I) ke arah sumbu
X positif (kanan) dan tegangan juga ke arah sumbu X positif (kanan).
Contoh:
Tentukan reaktansi kapasitif (XC) jika diketahui frekuensi rangkaian AC 50Hz,
dan kapasitansi kapasitor 10uF.
Jawab:
XC = 1 / (2 f C)
XC = 1 / (2 3,14 50 1010-6)
XC = 1 / 0,00314 XC = 318
Jika pada contoh kasus di atas diketahui tegangan AC sebesar 50V, berapakah arus
yang mengalir pada rangkaian? dengan menggunakan cara yang sama yaitu dengan
5
menggunakan hukum Ohm dimana V = I R, kemudian ganti R (resistansi) dengan
reaktansi kapasitif (XC).
Jawab:
I = V / XC
I = 50 / 318
I = 0,16A
6
Reaktansi kapasitif berbanding terbalik terhadap frekuensi, jika frekuensi
meningkat maka reaktansi kapasitif akan menurun dan begitu juga
sebaliknya.Karakteristik disipasi daya kapasitor pada rangkaian AC sama seperti pada
karakteristik daya induktor yaitu sama dengan 0 (Nol), karena daya yang diserap
dan disalurkan oleh kapasitor sama besar dan ini hanya berlaku untuk kapasitor ideal.
2.2.3 Induktor dalam rangkaian arus bolak-balik. ( L )
Berbeda dengan rangkaian AC resitif dimana arus dan tegangan se-phasa, pada
rangkaian AC induktif phasa tegangan mendahului 90 terhadap arus. Jika
digambarkan diagram phasor-nya maka arus mengarah ke sumbu X positif (kanan)
dan tegangan mengarah ke sumbu Y positif (atas). Hambatan aliran elektron ketika
melewati induktor pada rangkaian AC disebut sebagai Reaktansi Induktif, reaktansi
dihitung dalam satuan Ohm () sama hal-nya seperti resistansi. Simbol reaktansi
induktif adalah XL, pada rangkaian AC sederhana, reaktansi induktif dapat dihitung
menggunakan persamaan berikut.
XL = 2 f L
Dimana :
XL = Reaktansi induktif (Ohm / )
= Pi 3,14
f= Frekuensi (Hertz / Hz)
L= Induktansi (Henry / H)
Contoh:
Tentukan reaktansi induktif jika diketahui frekuensi rangkaian AC 50Hz, dan
induktansi induktor 1H.
Jawab:
XL = 2 f L
XL = 2 3,14 50 1
XL = 314
Jika pada contoh kasus di atas diketahui tegangan AC sebesar 50V, berapakah
arus yang mengalir pada rangkaian? Untuk menjawab pertanyaan ini adalah dengan
menggunakan hukum Ohm dimana V = I R, kemudian ganti R (resistansi) dengan
reaktansi induktif (XL).
Jawab:
7
I = V / XL
I = 50 / 314
I = 0,16A
Reaktansi induktif berbanding lurus terhadap frekuensi, jika frekuensi
meningkat maka reaktansi induktif juga akan meningkat atau membesar dan begitu
juga sebaliknya.
Karakteristik disipasi daya induktor pada rangkaian AC diperlihatkan oleh
kurva hijau di atas. Tidak seperti pada resistor dimana resistor selalu ter-disipasi daya
dan kelebihan energi-nya dilepaskan dalam bentuk energi panas, induktor pada
rangkaian AC tidak ter-disipasi daya dengan kata lain disipasi daya induktor pada
rangkaian AC sama dengan 0 (Nol). Mengapa demikian karena pada saat disipasi
daya induktor bernilai positif, daya ini diserap oleh induktor tetapi ketika daya
disipasi induktor bernilai negatif, daya disalurkan ke rangkaian. Karena disipasi daya
yang diserap dan disalurkan sama besar maka disipasi daya pada induktor sama
dengan 0 (Nol). Ini berlaku hanya pada induktor ideal (R induktor = 0).
5
2.2.4 Kapasitor dalam rangkaian arus bolak-balik. (C)
Sering juga disebut dengan kondensator atau kapasitansi. Mempunyai fungsi
untuk membatasi arus DC yang mengalir pada kapasitor tersebut, dan dapat
menyimpan energi dalam bentuk medan listrik. Nilai suatu kapasitor tergantung dari
nilai permitivitas bahan pembuat kapasitor, luas penampang dari kapsitor tersebut dan
jarak antara dua keping penyusun dari kapasitor tersebut.
Secara matematis :
d
C = A
dimana : = permitivitas bahan
A = luas penampang bahan
d = jarak dua keping
Satuan dari kapasitor : Farad (F)
Jika sebuah kapasitor dilewati oleh sebuah arus maka pada kedua ujung
kapaistor tersebut akan muncul beda potensial atau tegangan, dimana secara
5
www.elangsakti.com/.../konsep-dan-pengertian-arus-dan-tegangan.html
8
matematis dinyatakan :
ic = C. dvc/dt
penurunan rumus :
Q=CV
dq = Cdv
dimana, i = dq/dt , dq = i.dt
sehingga:
i.dt=Cdv
i = C. dv/dt
dari rangkaian v - i, dapat diturunkan sifat penyimpangan pada kapasitor
2.3 Rangkaian RLC Seri (Series RLC Sircuit)
Rangkaian RLC merupakan sebuah rangkaian yang terdiri dari resistor, induktor
dan juga kapasitor yang disusun secara seri atau juga paralel di dalam satu rangkaian.
Rangkaian RLC seri ini disimbolkan untuk rangkaian aliran listrik ketahanan, induktansi,
dan juga kapasitansi yang tentu saja disusun secara seri. Rangkaian RLC memang bisa
digabung secara seri dan paralel atau juga dikombinasikan keduanya.
6
6
rangkaianelektronika.biz
9
Gambar diatas merupakan rangkaian Seri RLC yang disusun secara seri atau
berderet. Rangkaian RLC yang disusun seri ini dihantarkan oleh arus listrik AC atau
searah dimana setiap kompnen akan menerima besaran tegangan yang sama. Arus AC
tersebut pada simbol simbol R, L dan juga C akan mendapatkan hambatan pada
komponen tersebut. Dalam hambatan tersebut akan dihasilkan Impedansi dengan simbol
Z. Dan Impedansi atau Z tersebut merupakan proses penggabungan dari simbol R, L dan
C.
Tiga buah elemen penting di dalam rangkaian RLC ini bisa dikombinasikan sesuai
dengan kebutuhan output daya yang diinginkan. Baik resistor, induktor dan kapasitor ini
bisa dimasukkan ke dalam rangkaian seri atau paralel yang tentu saja disesuaikan dengan
kebutuhan tersebut. Tidak jarang rangkaian RCL ini bisa juga menggabungkan baik Seri
atau paralel yang biasa terdapat di beberapa rangkaian listrik seperi lampu LED. Apalagi
kedua jenis dan tipe rangkaian ini sangat mudah untuk dianalisa dan dihitung besarannya.
Untuk menghitung Impedansi Rangkaian digunakan rumus :
Sementara untuk mengukur tegangan efektif rangkaian digunakan rumus :
Sedangkan untuk mengukur sudut fase pada rangkaian digunakan rumus :
Penerapan rumus-rumus tersebut tentu sangat mudah dan gampang.
Pengaplikasiannya tentu saja disesuaikan rangkaian dan juga besaran dari RLC
tersebut. Rangkaian RLC seri dan paralel memang rangkaian sederhana di dunia
eletronika yang mudah untuk dianalisa dan dihitung. Semoga artikel mengenai rangkaian
seri RLC ini bisa membantu anda untuk lebih mengerti dan mengetahui dunia eletronika
tentang rangkaian RLC yang sering menjadi komponen penting dalam sebuah perangkat
elektronik.
V - tegangan dari sumber daya
I - arus dalam rangkaian
R - perlawanan resistor
L - induktansi dari induktor
C - kapasitansi kapasitor
10
Dalam rangkaian seri ada 3 kemungkinan yang terjadi, yaitu :
XL>XC maka tg positif berarti tegangan mendahului arus (rangkaian bersifat
induktif).
XLXC maka rangkaian bersifat induktif
X=XL.
2.4 Rangkaian RLC Paralel (Paralel RLC Sircuit)
Sifat dari rangkaian RLC paralel dapat diperoleh dari hubungan dualitas sirkuit
listrik dan mengingat bahwa RLC paralel adalah impedansi dual dari rangkaian RLC.
Untuk mengetahui suatu rangkaian tersebut merupakan RLC seri atau RLC paralel,
dapat diketahui dengan mematikan seluruh sumber tegangan. Kemudian sederhanakan
komponen yang paralel atau seri, menjadi nilai ekivalennya.
7
V - tegangan dari sumber daya
I - arus dalam rangkaian
R - perlawanan resistor
L - induktansi dari induktor
C - kapasitansi kapasitor
IR=VS/R
IC=VS/XC
ICL=IC-IL
IT=(IR^2+IC^2 )
=tan^(-1) (ICL/IR)
Z=V/I
7
elektronika-dasar.web.id
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
a. Besarnya arus listrik selalu berbanding lurus dengan besarnya tegangan listrik dan
berbanding terbalik dengan besarnya hambatan.
8
b. Tegangan listrik berbanding lurus antara arus listrik dengan hambatan listrik
3.2 Saran
Setelah pembuatan makalah ini selesai, penulis memberikan saran agar
meningkatkan sumber daya alam agar meningkatkan kinerja sistematika elektronika
yang berkaitan dengan sistem digitan dan analog, maupun rangkaian-rangkaiannya.
8
http://edoqs.com/kesimpulan-tegangan-listrik
12
DAFTAR PUSTAKA
(Inggris) Nave, Carl Rod (2006). "HyperPhysics - Electric Currents". Department of Physics and
Astronomy, Georgia State University. Diakses 2010-04-28.
BIPM: Bureau International des Poids et Mesures. Diakses 2010-04-28.
www.elangsakti.com/.../konsep-dan-pengertian-arus-dan-tegangan.html.
http://edoqs.com/kesimpulan-tegangan-listrik .
Rangkaianelektronika.biz.
Elektronika-dasar.web.id

Anda mungkin juga menyukai