LIGHTNING ARRESTER
UNTUK SISTEM TEGANGAN MENENGAH
1. PENDAHULUAN
Kejadian surja hubung dan surja petir merupakan suatu hal yang mesti
dihadapi dan ditanggulangi pada suatu instalasi listrik. Surja hubung
timbul karena proses pembukaan dan penutupan PMT baik karena
disengaja atau karena adanya kejadian tidak normal pada suatu sistim
tenaga. Sedangkan surja petir karena adanya peristiwa sambaran petir
yang menyambar ke suatu benda di bumi terjadi akibat pelepasan muatan
listrik dari awan petir ke bumi. Dalam prosesnya, pelepasan muatan listrik
tersebut terjadi dalam orde Second.
Besarnya muatan listrik di awan petir, mewakili besarnya arus petir untuk
menetralisir ke bumi. (bumi berfungsi sebagai gudang penampungan
muatan listrik). Arus petir adalah arus listrik yang polaritasnya bisa positip
bisa pula negatip terhadap referensinya (bumi) dan mengalir dalam waktu
singkat.
Fungsi arrester sangat vital pada kondisi adanya kedua jenis surja di atas
pada sistim, karena jika arrester gagal berfungsi maka bahaya besar
.
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 1
PT PLN (Persero)
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Lightning Arrester
2. SAMBARAN PETIR
- - - - -
- - -
- AWAN - - -
-- - - - -
- --
- - -- - -
- -- - --
- -- - - --
+ - - - Muatan negatif
-- - +- + - + Muatan positif
- -
-- - - ++ --
+
+
+ +
+ ++ + BUMI
Gambar 1: Terjadinya petir
Petir adalah pelepasan muatan yang terjadi antara awan, dalam awan atau
antara awan dengan tanah. dimana dalam awan terdapat muatan positif
dan muatan negatif, jika muatan ini senama bertemu maka akan terjadi
tarik menarik yang dapat menimbulkan lendakan/kilat diawan, begitu juga
kalau muatan negatif dan muatan positif dekat akan terjadi tolak menolak,
juga akan terjadi ledakan/kilat.
Bumi adalah sebagai gudang muatan positif maupun negatif, jika pelepasan
muatan dari petir dekat dengan bumi, maka akan terjadi sambaran petir
kebumi. Seperti terlihat pada gambar 1 diatas.
Sambaran Langsung
Sambaran langsung yang mengenai rel dan peralatan Peralatan adalah
yang paling hebat diantara gelombang berjalan lainnya yang datang ke
Peralatan. Sambaran langsung menyebabkan tegangan lebih yang
sangat tinggi yang tidak mungkin dapat ditahan oleh isolasi yang ada
(> BIL).
Sambaran Induksi
Bila terjadi sambaran kilat ke tanah di dekat saluran maka akan
terjadi fenomena transien yang diakibatkan oleh medan
elektromagnetis dari kanal kilat. Fenomena kilat ini terjadi pada kawat
penghantar. Akibat dari kejadian ini timbul tegangan lebih dan
gelombang berjalan yang merambat pada kedua sisi kawat tempat
sambaran berlangsung. Tegangan induksi dapat berubah-ubah
tergantung dari keadaannya, secara umum besar tegangan lebih
akibat sambaran induksi antara 100 – 200 kV, muka gelombangnya
(Wave front) lebih dari 10 μs dan ekor gelombang (wave tail) 50 – 100
μs, dimana gelombang ini sebagai ancaman bagi peralatan distribusi.
.
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 3
PT PLN (Persero)
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Lightning Arrester
.
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 5
PT PLN (Persero)
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Lightning Arrester
.
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 6
PT PLN (Persero)
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Lightning Arrester
5.2. ARRESTER
Arrester adalah alat pelindung bagi peralatan sistem terhadap surja
petir dan tegangan abnormal frekuensi jala-jala. Arrester berlaku
sebagai jalan pintas (by-pass) sekitar isolasi. Arrester membentuk
jalan yang mudah dilalui oleh arus kilat atau petir, sehingga tidak
timbul tegangan lebih yang tinggi pada peralatan. Jalan pintas harus
sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu aliran daya sistem. Jadi
pada keadaan normal arrester berlaku sebagai isolator dan bila
timbul surja berlaku sebagai konduktor, jadi melewatkan arus yang
tinggi. Setelah surja hilang arrester harus dapat dengan cepat
kembali menjadi isolator, sehingga pemutus beban tidak sempat
membuka.
ARRESTE ARRESTER
TRAF R TRAF
O ARRESTER O
.
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 7
PT PLN (Persero)
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Lightning Arrester
teg petir
Gelombang petir
Waktu (s)
Gambar 5: tegangan impuls petir di choping oleh arrester
.
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 8
PT PLN (Persero)
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Lightning Arrester
.
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 10
PT PLN (Persero)
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Lightning Arrester
.
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 11
PT PLN (Persero)
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Lightning Arrester
.
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 12
PT PLN (Persero)
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Lightning Arrester
.
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 13
PT PLN (Persero)
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Lightning Arrester
.
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 15
PT PLN (Persero)
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Lightning Arrester
3. PEMILIHAN ARRESTER
Untuk penyederhanaan dalam pemilihan arrester ditentukan langkah-
langkah sebagai berikut :
1) Penentuan besarnya tegangan lebih satu phasa ke tanah
atau tegangan lebih akibat kerja sistem yang tidak normal pada
lokasi dimana arrester dipasang. Tegangan lebih ini akibat
gangguan satu phasa ke tanah dapat menyebabkan kenaikan
tegangan phasa sehat lainnya. Besarnya tegangan ini tergantung
dari karakteristik sistem dan jenis pentanahan sistem pada waktu
gangguan terjadi.
.
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 16
PT PLN (Persero)
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Lightning Arrester
terpasang.
U a = tegangan sisa /tegangan residual.
Z = impedansi saluran.
5) Faktor perlindungan
Faktor perlindungan adalah besar perbedaan tegangan antara
T.I.D dari peralatan yang dilindungi dengan tegangan kerja dari
arrester. Pada waktu menentukan tingkat perlindungan
peralatan yang dilindungi oleh penangkap petir umumnya
diambil harga 10 % diatas tegangan kerja arrester tujuannya
untuk mengatasi kenaikan tegangan pada kawat penghubung
dan toleransi pabrik.
Besarnya faktor perlindungan ini umumnya lebih besar atau
sama dengan 20 % dari TID peralatan arrester yang dipasang
dekat dengan peralatan yang dilindungi.
Contoh:
Tegangan kerja arrester untuk sistem 220 kV adalah 649 kV
perlindungan ini ditambah 10 % untuk kawat penghubung,
.
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 17
PT PLN (Persero)
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Lightning Arrester
dimana
L = Jarak antara arrester dengan peralatan yang dilindungi (m)
U t = Tegangan ketahanan terhadap gelombang impuls dari peralatan
Selain itu trafo adalah ujung terminal dari suatu transmisi, tempat
paling sering terjadi pemantulan gelombang. Pada sistem diatas 220
kV TID dari transformator dapat diperendah pada batas-batas yang
diizinkan untuk memperkecil biaya isolasi. Karena alasan-alasan
tersebut diatas maka arrester pada peralatan umumnya dipasang
pada terminal trafo daya.
3. Pemeliharaan
.
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 19
PT PLN (Persero)
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Lightning Arrester
4. Pengujian
Pengujian Di lapangan
Pengujian rutin [J.J. Kelly dkk, 1981]
1. Pengujian visual; untuk mengetahui kodisi fisik eksternal arester.
Tidak diperlukan peralatan ukur atau pengujian. Yang diperiksa
adalah kalau ada perobahan secara fisik seperti keretakan
porselen, keretakan bahan pengisi, kekotoran permukaan dan
tanda-tanda terjadi flashover.
2. Pengukuran rugi-rugi dielektrik; ditujukan untuk mendeteksi
adanya kandungan uap, bahan asing, korosi, kerusakan resistor
dan piringan dll.
3. Pengukuran resistansi isolasi DC; juga bisa mengindikasikan
adanya kandungan uap, bahan asing, korosi, kerusakan resistor
dan piringan dll.
.
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 20
PT PLN (Persero)
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Lightning Arrester
LAMPIRAN C
a. Arus Nominal : Suatu standar, ketetapan atau batasan arus yang dijadikan standar
untuk bekerjanya suatu alat dalam keadaan normal. Apabila arus yang mengalir
lebih besar dari arus nominal (IN) maka arus tersebut dikatakan arus gangguan (IF).
Arus nominal ini didapatkan dari hasil pengujian peralatan misalnya : lightning
arrester.
b. Restriking voltage : Tegangan yang terjadi berulang-ulang antara elektroda atas
dengan elektroda yang menghubungkan ke tanah pada suatu arrester. Hal ini
disebabkan oleh tegangan yang gangguan yang timbul cukup besar, maka arrester
bekerja berkali-kali dikarenakan kapasitas arrester untuk mentanahkan memiliki
keterbatasan. Pada saat restriking voltage akan terjadi spark antara elektroda
berkali-kali.
c. Recovery voltage : pemulihan tegangan sehingga menemukan kondisi normal atau
stabil setelah terjadinya gangguan.. Hal ini diakibatkan oleh gangguan maka
.
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 21
PT PLN (Persero)
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Lightning Arrester
.
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 22