Anda di halaman 1dari 22

PT PLN (Persero)

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Lightning Arrester

LIGHTNING ARRESTER
UNTUK SISTEM TEGANGAN MENENGAH

1. PENDAHULUAN
Kejadian surja hubung dan surja petir merupakan suatu hal yang mesti
dihadapi dan ditanggulangi pada suatu instalasi listrik. Surja hubung
timbul karena proses pembukaan dan penutupan PMT baik karena
disengaja atau karena adanya kejadian tidak normal pada suatu sistim
tenaga. Sedangkan surja petir karena adanya peristiwa sambaran petir
yang menyambar ke suatu benda di bumi terjadi akibat pelepasan muatan
listrik dari awan petir ke bumi. Dalam prosesnya, pelepasan muatan listrik
tersebut terjadi dalam orde  Second.

Besarnya muatan listrik di awan petir, mewakili besarnya arus petir untuk
menetralisir ke bumi. (bumi berfungsi sebagai gudang penampungan
muatan listrik). Arus petir adalah arus listrik yang polaritasnya bisa positip
bisa pula negatip terhadap referensinya (bumi) dan mengalir dalam waktu
singkat.

Apabila petir menyambar disuatu titik pada Jaringan (misalnya Jaringan


TM 20 kV), maka gerak dari gelombang petir itu menjalar ke segala arah
menuju suatu titik lain yang dapat menetralisir arus petir tersebut. Yaitu
menuju ketitik pentanahan, dengan perkataan lain terjadi gelombang
berjalan sepanjang Jaringan.

Gambaran gelombang berjalan ini dapat di analogikan dengan terjadinya


gelombang pada tali yang direntangkan kemudian disalah satu ujungnya
diayunkan sesaat, maka akan terlihat gelombang berjalan pada tali
tersebut, hanya saja gelombang petir berjalan dalam orde waktu  Second.

Sebelum gelombang petir menemukan titik tanah untuk discharge, maka


pada konduktor jaringan atau konduktor belitan Transformator distribusi,
akan terdapat beda potensial yang gelombangnya persis sama dengan
gelombang tegangan petir. Untuk memotong gelombang impuls petir ini
dipergunakan peralatan yang disebut arrester.

Fungsi arrester sangat vital pada kondisi adanya kedua jenis surja di atas
pada sistim, karena jika arrester gagal berfungsi maka bahaya besar

.
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 1
PT PLN (Persero)
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Lightning Arrester

mengancam pembangkit, transformator tenaga dan seluruh peralatan


pendukungnya. Kebakaran hebat bisa terjadi dengan sangat cepat dan
kerugian milyaran rupiah sudah pasti akan dialami, sehingga penting sekali
peralatan ini dipelihara dan diamati kinerjanya setiap saat.

2. SAMBARAN PETIR

- - - - -
- - -
- AWAN - - -
-- - - - -
- --
- - -- - -
- -- - --
- -- - - --
+ - - - Muatan negatif
-- - +- + - + Muatan positif
- -
-- - - ++ --
+
+
+ +
+ ++ + BUMI
Gambar 1: Terjadinya petir

Petir adalah pelepasan muatan yang terjadi antara awan, dalam awan atau
antara awan dengan tanah. dimana dalam awan terdapat muatan positif
dan muatan negatif, jika muatan ini senama bertemu maka akan terjadi
tarik menarik yang dapat menimbulkan lendakan/kilat diawan, begitu juga
kalau muatan negatif dan muatan positif dekat akan terjadi tolak menolak,
juga akan terjadi ledakan/kilat.

Bumi adalah sebagai gudang muatan positif maupun negatif, jika pelepasan
muatan dari petir dekat dengan bumi, maka akan terjadi sambaran petir
kebumi. Seperti terlihat pada gambar 1 diatas.

Bila petir mengenai langsung kepenghantar SUTM, kemungkinan besar


penghantar tersebut akan putus karena gelombang petir yang
menimbulkan tegangan impuls melebihi BIL (Basic Insulation Level) dari
penghantar SUTM. Kalau petir yang mengenai SUTM bukan sambaran
langsung tetapi induksi dari petir, gerak dari gelombang petir itu menjalar
.
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 2
PT PLN (Persero)
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Lightning Arrester

ke segala arah dengan perkataan lain terjadi gelombang berjalan sepanjang


Jaringan yang menuju suatu titik lain yang dapat menetralisir arus petir
tersebut yaitu menuju ketitik pentanahan.

Kelebihan tegangan yang disebabkan petir disebabkan oleh sambaran


langsung atau sambaran tidak langsung (induksi) dapat dijelaskan sebagai
berikut:

 Sambaran Langsung
Sambaran langsung yang mengenai rel dan peralatan Peralatan adalah
yang paling hebat diantara gelombang berjalan lainnya yang datang ke
Peralatan. Sambaran langsung menyebabkan tegangan lebih yang
sangat tinggi yang tidak mungkin dapat ditahan oleh isolasi yang ada
(> BIL).

 Sambaran Induksi
Bila terjadi sambaran kilat ke tanah di dekat saluran maka akan
terjadi fenomena transien yang diakibatkan oleh medan
elektromagnetis dari kanal kilat. Fenomena kilat ini terjadi pada kawat
penghantar. Akibat dari kejadian ini timbul tegangan lebih dan
gelombang berjalan yang merambat pada kedua sisi kawat tempat
sambaran berlangsung. Tegangan induksi dapat berubah-ubah
tergantung dari keadaannya, secara umum besar tegangan lebih
akibat sambaran induksi antara 100 – 200 kV, muka gelombangnya
(Wave front) lebih dari 10 μs dan ekor gelombang (wave tail) 50 – 100
μs, dimana gelombang ini sebagai ancaman bagi peralatan distribusi.

Bentuk gelombang surja petir (tegangan impuls) terlihat pada gambar 2


dibawah ini, dengan Tf (waktu muka gelombang) , Tt (waktu ekor
gelombang) dan U (tegangan puncak). Untuk sambaran langsung
besarnya Tf = 1.2 μs, Tf = 50 μs dan tegangan puncak U = mendekati 300
kV, sambaran induksi besar T f = 10 μs ,Tt = 50 – 100 μs dan U = 100 –
200 kV

.
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 3
PT PLN (Persero)
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Lightning Arrester

Gambar 2: Tegangan impuls petir standar(IEC Publ.60-2,1973)


Dimana :
Tf = waktu muka gelombang (OA) (μs) Tf = 1,2 μs
Tt = waktu ekor gelombang (OB) (μs) Tt = 50 μs
U = tegangan puncak (kV)

3. KERUSAKAN AKIBAT KELEBIHAN TEGANGAN


 Tegangan tembus luar (External Flashover) merusak isolator, bagian
permukaan peralatan. Ini disebabkan oleh amplitude gelombang datang.
 Tegangan tembus dalam ( Internal Flashover ), merusak isolasi utama
dari peralatan ketanah, merusak isolasi antara bagian-bagian dalam
peralatan (isolasi antara gulungan dari trafo). Ini disebabkan oleh
kecuraman gelombang datang.
 Tegangan tembus luar dan dalam ( Internal and External Flashover)
yang mungkin terjadi akibat osilasi yang terjadi pada peralatan. Ini
disebabkan oleh kecuraman gelombang datang dengan ekor gelombang
yang panjang.

4. PENANGGULANGAN KELEBIHAN TEGANGAN


Untuk memberikan perlindungan pada Peralatan terhadap kelebihan
tegangan berupa surja petir maka dipasang alat pelindung (Protective
Device).
Alat pelindung terhadap kelebihan tegangan berfungsi melindungi peralatan
sistem tenaga listrik dengan cara membatasi kelebihan tegangan yang
.
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 4
PT PLN (Persero)
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Lightning Arrester

datang dan mengalirkan ke tanah. Berhubungan dengan fungsinya itu,


maka alat pelindung harus dapat menahan tegangan sistem dalam waktu
yang tak terbatas dan harus dapat melewatkan surja arus ke tanah tanpa
mengalami kerusakan.

Alat pelindung yang baik mempunyai perbandingan perlindungan atau


protective ratio yang tinggi, yaitu perbandingan antara tegangan surja
maksimum yang diperbolehkan sewaktu pelepasan (discharge) dan
tegangan sistem maksimum yang ditahan sesudah pelepasan terjadi.

5. JENIS-JENIS ALAT PELINDUNG


5.1. SELA BATANG
Sela batang merupakan alat pelindung yang paling sederhana tetapi
paling kuat dan kokoh. Sela batang jarang digunakan pada
rangkaian yang penting karena tidak dapat memenuhi persyaratan
dasar dari suatu alat pelindung yang sebenarnya. Sela batang dapat
digambarkan sebagai berikut :

Gambar 3 Sela batang yang dipa sang pada saluran

Sela batang digunakan untuk :


 Bushing isulator dari trafo.
 Pada isolator hantaran udara , berupa tanduk api (Arching
Horn) atau ring api.
 Pemutus daya (Circuit Breaker).
Untuk mencegah gelombang petir tembus melalui permukaan
isolator, maka tegangan tembus dari sela batang harus diset

.
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 5
PT PLN (Persero)
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Lightning Arrester

20 % lebih rendah dari tegangan tembus impuls ( Impuls


Spark Over ) dari isolator. Jarak antara sela dengan isolator
tidak boleh kurang dari 1/3 jarak sela untuk mencegah bunga
api bergerak kea rah isolator. Berikut tabel tegangan sistem
dengan jarak sela batang :
Tabel 1 Hubungan Jarak Sela Batang Dengan Tegangan Sistem
Tegangan Sistem ( kV ) Sela ( cm )
33 23
66 35
132 65
275 123

Walaupun sela batang sangat murah dan sederhana, tetapi


sela ini mempunyai batasan-batasan dalam penggunaannya,
sebagai berikut :
 Sela batang tidak berfungsi jika gelombang datang mempunyai
muka gelombang yang curam.
 Sela batang tidak bisa memotong arus ikutan (follow current).
Bunga api terjadi karena terionisasinya udara diantara
elektroda batang akibat adanya beda tegangan yang tinggi.
Oleh karena itu kekuatan isolasi pada sela udara menjadi
turun. Sela yang semula dapat menahan tegangan dari
frekuensi jala-jala hingga misalnya 30 kV maka setelah
terjadinya bunga api turun menjadi lebih kurang 50 V.
Sehingga arus sistem akan ikut mengalir ketanah. Akibatnya
pemutus daya (circuit breaker) akan bekerja untuk
menghilangkan gangguan. Untuk menutup circuit breaker
(CB) kembali diperlukan waktu yang cukup untuk proses de-
ionisasi diantara sela setelah matinya bunga api.
 Sela batang dapat meleleh akibat energi panas dengan
temperature yang tinggi yang dilepas melalui bunga api.
Karena tingginya muatan listrik (Q) dari terpaan maka pada
sistem tegangan tinggi diperlukan material-material dengan
kekuatan isolasi yang tinggi.
 Karakteristik tembus dari sela batang sangat dipengaruhi oleh
keadaan alam seperti : kelembaban, temperature, tekanan dan
lain-lain.
 Sela batang juga dipengaruhi oleh polaritas terpaan.

.
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 6
PT PLN (Persero)
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Lightning Arrester

 Namum demikian sela batang tetap digunakan sebagai


pelindung tambahan karena harganya murah. Modifikasi dari
sela batang adalah:
 Sela Sekring (Fused Gap) adalah sela batang yang
dilengkapi sekring yang terhubung seri untuk memutus
arus ikutan sehingga CB tidak ikut membuka.
 Sela Kontrol terdiri dari susunan dua buah sela untuk
mendekati karakteristik dari sela bola, yang mempunyai
karakteristik V-T yang lebih baik.

5.2. ARRESTER
Arrester adalah alat pelindung bagi peralatan sistem terhadap surja
petir dan tegangan abnormal frekuensi jala-jala. Arrester berlaku
sebagai jalan pintas (by-pass) sekitar isolasi. Arrester membentuk
jalan yang mudah dilalui oleh arus kilat atau petir, sehingga tidak
timbul tegangan lebih yang tinggi pada peralatan. Jalan pintas harus
sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu aliran daya sistem. Jadi
pada keadaan normal arrester berlaku sebagai isolator dan bila
timbul surja berlaku sebagai konduktor, jadi melewatkan arus yang
tinggi. Setelah surja hilang arrester harus dapat dengan cepat
kembali menjadi isolator, sehingga pemutus beban tidak sempat
membuka.

ARRESTE ARRESTER
TRAF R TRAF
O ARRESTER O

Gambar 4a : Pemasangan Gambar 4b : PemasanganGambar 4c : Pemasangan arrester


arrester yang arrester yang untuk outgoing feeder
salah benar dari PLTD

.
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 7
PT PLN (Persero)
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Lightning Arrester

Pemasangan arrester yang dipergunakan untuk mengamankan


transformator tenaga:
 Pemasangannya seperti gambar 4a diatas adalah salah karena
kalau terjadi gelombang berjalan karena petir di penghantar
SUTM, akan mengakibatkan pantulan antara penghantar yang
masuk ke transformator tenaga dan arrester.
 Pemasangan seperti terlihat pada gambar 4 b adalah betul,
kalau terjadi gelombang berjalan dari petir di penghantar SUTM,
maka ada choping dari arrester sehingga tegangan petir menjadi
kecil yang masuk ke trafo, choping arrester dapat dilihat pada
gambar 5 dibawah ini Pemasangan arrester yang dipergunakan
untuk mengamankan transformator tenaga atau Pusat Listrik
seperti terlihat pada gambar 4 c, sebaiknya kawat tanah dari
kabel di sambung dengan kawat pentanahan dari arrester, kalau
terjadi gelombang petir hasil choping dari arrester yang masih
masuk kesistem masih dibawah BIL trafo maupun generator, dan
pengaman generator terutama AVR tidak sempat bekerja.

teg petir

Gelombang petir

Chopping oleh Arrester.


dimana pada Arrester mengalir
arus petir.

Waktu (s)
Gambar 5: tegangan impuls petir di choping oleh arrester

.
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 8
PT PLN (Persero)
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Lightning Arrester

5.2.1. JENIS ARRESTER

1. Non Linear Type Lightning Arrester (Arrester Tipe Tahanan


Tak Linear). Jenis Silicon Carbide ( SiC)
Arrester ini terdiri dari beberapa sela yang tersusun seri dengan
piringan-piringan tahanan, dimana tahanan ini mempunyai
karakteristik sebagai berikut: harga tahanannya turun dengan
cepat pada saat arus terpa mengalir sehingga tegangan antara
terminal arrester tidak terlalu besar dan harga tahanan naik
kembali jika arus terpa sudah lewat sehingga memotong arus
ikutan pada titik nol pertamanya. Sela api (sparks gap) dan
tahanan disusun secara seri dan ditempatkan didalam rumah
porselen kedap air sehingga terlindung dari kelembaban,
pengotoran dan hujan.

Distribusi tegangan yang tidak merata diantara celah sela api


(sparks gap) menimbulkan masalah. Untuk mengatasi ini dipasang
kapasitor dan tahanan non linear paralel dengan sela api.Pada
daerah tegangan yang lebih tinggi kapasitor dan tahanan linear
dihubungkan dengan paralel dengan badan celah. Bila tegangan
lebih menyebabkan loncatan bunga api pada celah-celah yang
diserikan, arus akan sangat tinggi untuk mempercepat redanya
tegangan lebih.

Tegangan tertinggi yang yang akan muncul pada penangkal petir


adalah tegangan loncatan atau tegangan yang terjadi pada tahanan
tak linear, pada saat lonjakan arus mengalir. Tegangan loncatan
bunga api terendah dari penangkal disebut tegangan loncatan pulsa
bunga api seratus persen (Maximum 100% Impulse Spark Over
Voltage). Tegangan yang dibangkitkan tahanan non linear pada saat
arus loncatan mengalir disebut tegangan residu. Semakin rendah
harga-harga ini semakin baik tingkat perlindungan pada peralatan.

Arus bocor yang mengalir melalui tahanan dalam dalam keadaan


operasi normal dari sistem tidak melebihi 0,1 mA. Arus ini sudah
cukup untuk mempertahankan temperature dibagian dalam
arrester lima derajat lebih tinggi dari temperature sekeliling
sehingga mencegah masuknya uap air kebagian dalam
arrester.Gambar arrester jenis ini diperlihatkan pada gambar 7.
.
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 9
PT PLN (Persero)
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Lightning Arrester

Gambar 7. Elemen-elemen arrester jenis Silicon Carbide

2. Jenis Metal Oxide ( MOV)


Arrester jenis Metal Oxide hanya terdiri dari unit-unit tahanan tak
linear yang terhubung satu sama lainnya tanpa memakai sela
percik pada setiap unit. Untuk arrester jenis Metal Oxide material
tahanan tak linear pada dasarnya keramik yang dibentuk dari
oksida seng ( ZnO) dengan penambahan oksida lain.

Gambar 8 Elemen-elemen arrester jenis Metal Okside


Bahan ini telah banyak dipakai untuk perlindungan rangkaian-
rangkaian yang bekerja pada beberapa kV sampai dengan

.
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 10
PT PLN (Persero)
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Lightning Arrester

tegangan distribusi. Karena derajad ketidaklinearan yang tinggi,


bahan ini memungkinkan penyederhanaan dalam desain dan
dapat memperbaiki penampilan dalam lingkungan tertentu.

TINGKAT PENGENAL DARI ARRESTER (RATING ARRESTER)


1. Tegangan nominal atau tegangan pengenal
U A (Nominal Voltage Arrester) adalah tegangan dimana arrester
masih dapat bekerja sesuai dengan karakteristiknya. Arrester tidak
dapat bekerja pada tegangan maksimum sistem yang direncanakan,
tetapi mampu memutuskan arus ikutan dari sistem secara efektif.
Tegangan pengenal dari arrester harus lebih tinggi dari tegangan
phasa sehat ketanah, jika tidak demikian maka arrester akan
melewatkan arus ikutan sistem terlalu besar yang menyebabkan
arrester rusak akibat beban lebih termis (thermal overloading).

Tegangan tertinggi sebagai berikut:


 Tegangan sistem tertinggi (system highest voltage), umumnya
diambil harga 110% dari harga tegangan nominal sistem.

 Koefisien pentanahan , didefenisikan sebagai perbandingan


antara tegangan rms phasa sehat ke tanah dalam keadaan
gangguan pada tempat dimana arrester dipasang, dengan
tegangan rms phasa ke phasa tertinggi dari sistem dalam keadaan
tidak ada gangguan. Jadi tegangan pengenal dari arrester
(arrester rating) adalah tegangan rms phasa ke phasa x 1.10 x
koefisien pentanahan.
Sistem yang ditanahkan langsung koefisien pentanahannya
0.8.Arrester disebut arrester 80%. Sistem yang tidak ditanahkan
langsung koefisien pentanahannya 1,0 .Arrester ini disebut
arrester 100%.

2. Arus Pelepasan Nominal ( Nominal Discharge Current )

.
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 11
PT PLN (Persero)
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Lightning Arrester

Adalah arus pelepasan dengan harga puncak dan bentuk gelombang


tertentu yang digunakan untuk menentukan kelas dari arrester sesuai
dengan :
o Kemampuan melewatkan arus
o Karakteristik Perlindungan

Bentuk gelombang arus pelepasan tersebut adalah :


1. Menurut standar Inggris/Eropa (IEC) 8 μs / 20 μs
2. Menurut standar Amerika 10 μs/ 20 μs
dengan kelas
o Kelas Arus 10 kA untuk perlindungan Peralatan besar dengan
frekuensi sambaran petir yang cukup tinggi dengan tegangan
sistem diatas 70 kV.
o Kelas arus 5 kA untuk tegangan sistem dibawah 70 kV
o Kelas 2,5 kV untuk gardu-gardu kecil dengan tegangan sistem
dibawah 22 kV.
o Kelas arus 1,5 kA untuk melindungi trafo-trafo kecil.

3. Tegangan Percik Impuls 100 % ( 100 % Impulse Spark Over


Voltage)
Adalah tegangan gelombang impuls tertinggi yang terjadi pada
terminal arrester sebelum arrester itu bekerja. Bentuk gelombang
impuls petir seperti gambar 3.2 adalah 1,2 μs/ 50 μs. Hal ini
menunjukkan bahwa jika tegangan puncak terpa petir yang datang
mempunyai harga yang lebih tinggi atau sama dengan tegangan
percik minimum dari penangkal petir maka penangkap petir ini akan
bekerja memotong terpa petir tersebut dan mengalirkan ke tanah.

4. Tegangan Sisa (Residual Voltage dari dischargeVoltage)/


Tegangan Kerja
Adalah tegangan yang timbul diantara terminal arrester pada saat
arus pelepasan mengalir ke tanah.Tegangan sisa dan tegangan

.
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 12
PT PLN (Persero)
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Lightning Arrester

nominal dari suatu arrester tergantung kepada kecuraman


gelombang arus yang datang (di/dt dalam A/ μs) dan amplitudo dari
arus pelepasan. Untuk menentukan tegangan sisa ini digunakan
impuls arus sebesar 8 μs/20 μs (standar IEC) dengan harga puncak
arus pelepasan 5 kA dan 10 kA.Untuk harga arus pelepasan yang
lebih tinggi maka tegangan sisa ini tidak akan naik lebih tinggi lagi.
Hal ini disebabkan karena karakteristik tahanan yang tidak linear
dari arrester.

Umumnya tegangan sisa tidak akan melebihi BIL (Basic Insulation


Level = Tingkat Isolasi Dasar = TID) dari peralatan yang dilindungi
walaupun arus pelepasan maksimum mencapai 65 kA hingga 100
kA.

5. Arus Pelepasan Maksimum (Maximum Discharge Current )


Adalah arus terpa maksimum yang dapat mengalir melalui
penangkap petir setelah tembusnya sela seri tanpa merusak atau
merubah karakteristik dari arrester.

6. Tegangan Percikan Frekuensi Jala-jala ( Power Frequency Spark


Over Voltage)
Arrester tidak boleh bekerja pada gangguan lebih dalam (internal over
voltage) dengan amplitude yang rendah karena dapat membahayakan
sistem.

Untuk alasan ini maka ditentukan tegangan percikan frekuensi jala-


jala minimum.
o Menurut standar Inggris tegangan percikan jala-jala minimum =
1.6 x tegangan pengenal arrester.
o Menurut Standar IEC (International Electrotechnical Commision)
tegangan percikan jala-jala minimum adalah = 1.5 x tegangan
pengenal arrester.

.
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 13
PT PLN (Persero)
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Lightning Arrester

7. Tegangan Percikan Akibat Pensaklaran (Spark Over Voltage by


Switching Over Voltages)
Tegangan percik pada celah seri akibat terkenal gangguan tegangan
lebih oleh proses pensaklaran oleh peralatan penghubung
(switchgear).Karakteristik gelombang impuls surja hubung
dinyatakan dengan 250 / 2500 μs.

3.3 Koordinasi Isolasi


Korelasi antara kemampuan isolasi peralatan listrik dengan alat
pelindung (protective device) sehingga isolasi dari peralatan terlindung
dari bahaya tegangan lebih. Tujuan koordinasi isolasi ini adalah untuk
menciptakan suatu sistem yang bagian-bagiannya, masing-masing dan
satu sama lain mempunyai ketahanan isolasi yang sedemikian rupa
sehingga dalam setiap kondisi operasi kualitas pelayanan / penyediaan
tenaga listrik dapat dicapai dengan biaya seminimum mungkin.

Koordinasi isolasi yang baik akan mampu menjamin :


o Bahwa isolasi peralatan akan mampu menahan tegangan kerja sistem
yang normal dan tegangan tidak normal yang mungkin timbul dalam
sistem.
o Bahwa isolasi peralatan akan gagal hanya jika terjadi tegangan lebih
luar.
o Bahwa jika kegagalan terjadi maka hanya pada tempat-tempat yang
menimbulkan kerusakan paling minimum.

Masalah koordinasi isolasi pada sistem tenaga menyangkut hal-hal sebagai


berikut :
1. Penentuan Isolasi Hantaran
Penentuan isolasi dari hantaran harus mempertimbangkan
kemungkinan terjadinya tegangan lebih petir (surja petir), tegangan lebih
switching dan tegangan lebih dengan frekuensi jala-jala. Dengan
bertambahnya pengetahuan akan fenomena petir maka dimungkinkan
untuk menentukan keandalan sistem berdasarkan parameter-parameter
.
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 14
PT PLN (Persero)
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Lightning Arrester

petir yang telah diketahui tersebut.Isolasi hantaran udara harus cukup


tinggi untuk mencegah terjadi kegagalan oleh surja hubung dan
tegangan lebih frekuensi jala-jala dengan memperhitungkan pengaruh
lingkungan/alam yang dapat menurunkan tegangan tembus dari
isolator.

Dalam praktek umumnya isolator hantaran udara masih dinaikkan


harga tahanan isolasinya dengan cara menambah beberapa piringan
isolator lagi untuk mencegah kemungkinan isolator rusak. Isolasi
hantaran udara tidak berhubungan langsung dengan tingkat isolasi
peralatan didalam gardu. Walaupun demikian sangat menentukan
didalam koordinasi isolasi karena tegangan tembus impuls pada isolator
hantaran udara menentukan tegangan impuls tertinggi yang masuk ke
gardu berupa gelombang berjalan.

2. Tingkat Isolasi Dasar Peralatan Peralatan


Tingkat Isolasi Dasar (Basic Insulation Level) merupakan daya tahan
terhadap tegangan impuls standar yang masih dapat ditahan isolasi.
Sebagian besar peralatan peralatan seperti transformator, pemutus
daya, saklar pemisah, transformator arus, transformator tegangan
dibuat dengan tingkat isolasi yang sama. Kecuali transformator yang
diproduksi dengan tingkat isolasi yang lebih rendah dengan alasan
ekonomis dan transformator umumnya dilindungi langsung oleh
arrester.

Karena letaknya yang dekat dengan transformator, maka sebagian dari


peralatan di gardu akan terletak diluar daerah lindung dari arrester.
Daerah lindung ditentukan oleh: ketahanan isolasi dari peralatan,
tegangan kerja dari penangkap petir dan jarak antara penangkap petir
dengan peralatan tersebut.
Peralatan – peralatan yang terletak diluar dari daerah lindung
penangkap petir akan diberikan Tingkat Isolasi Dasar yang satu tingkat

.
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 15
PT PLN (Persero)
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Lightning Arrester

lebih tinggi.Pada umumnya tingkat isolasi dari peralatan gardu seperti


pemutus daya busbar, saklar pemisah, trafo pengukuran mempunyai
T.I.D 10 % lebih tinggi dari TID trafo.Tingkat isolasi antara kutub-kutub
pada saklar pemisah yang terbuka harus 10-15 % lebih tinggi dari
tingkat isolasi kutub tersebut ke tanah.

3. PEMILIHAN ARRESTER
Untuk penyederhanaan dalam pemilihan arrester ditentukan langkah-
langkah sebagai berikut :
1) Penentuan besarnya tegangan lebih satu phasa ke tanah
atau tegangan lebih akibat kerja sistem yang tidak normal pada
lokasi dimana arrester dipasang. Tegangan lebih ini akibat
gangguan satu phasa ke tanah dapat menyebabkan kenaikan
tegangan phasa sehat lainnya. Besarnya tegangan ini tergantung
dari karakteristik sistem dan jenis pentanahan sistem pada waktu
gangguan terjadi.

2) Perkiraan besarnya tegangan pengenal arrester pada


frekuensi jala-jala. Jika tegangan tinggi sistem dan koefisien
pentanahan sudah diketahui maka tegangan pengenal dari
arrester sudah dapat dihitung secara kasar. Tegangan pengenal
tidak boleh lebih rendah dari perkalian kedua harga diatas. Misal:
Tegangan sistem 20 kV ditanahkan efektif maka tegangan
pengenal (110 % x 20 kV) x 0,8 = 17.6 kV. Tegangan pengenal
standar untuk sistem 20 kV adalah 17,6 kV.

3) Memilih besarnya arus impuls yang diperkirakan akan


dilepas melalui arrester. Untuk penangkap petir yang dipasang
digardu berlaku :
2U d  U a
Ia  ................................................................(3.5)
Z
dimana :

.
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 16
PT PLN (Persero)
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Lightning Arrester

I a = arus pelepasan arrester

U d = tegangan gelombang datang/berdasarkan jumlah isolator

terpasang.
U a = tegangan sisa /tegangan residual.

Z = impedansi saluran.

4) Tegangan Pelepasan (Tegangan Kerja/Sisa Arrester)


Adalah karakteristik yang paling penting dari arrester untuk
perlindungan di Peralatan. Tegangan kerja penangkap petir ada
dibawah T.I.D peralatan yang dilindungi, maka dengan faktor
keamanan yang cukup perlindungan peralatan yang optimum
dapat diperoleh. Tegangan kerja tergantung pada arus
pelepasan arrester dan kecuraman gelombang datang. Tegangan
kerja arrester akan naik dengan naiknya arus pelepasan tetapi
kenaikan ini sangat dibatasi oleh tahanan tak linear dari
arrester.

5) Faktor perlindungan
Faktor perlindungan adalah besar perbedaan tegangan antara
T.I.D dari peralatan yang dilindungi dengan tegangan kerja dari
arrester. Pada waktu menentukan tingkat perlindungan
peralatan yang dilindungi oleh penangkap petir umumnya
diambil harga 10 % diatas tegangan kerja arrester tujuannya
untuk mengatasi kenaikan tegangan pada kawat penghubung
dan toleransi pabrik.
Besarnya faktor perlindungan ini umumnya lebih besar atau
sama dengan 20 % dari TID peralatan arrester yang dipasang
dekat dengan peralatan yang dilindungi.

Contoh:
Tegangan kerja arrester untuk sistem 220 kV adalah 649 kV
perlindungan ini ditambah 10 % untuk kawat penghubung,
.
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 17
PT PLN (Persero)
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Lightning Arrester

toleransi pabrik dan lain-lain sehingga tingkat perlindungan


arrester menjadi 713 kV, pilih TID peralatan sebesar 950 kV.
Faktor perlindungan = (950 – 713 ) kV = 237 kV. Faktor
perlindungan ini lebih besar dari 20% dari TID peralatan,
sehingga arrester ini sudah memberi faktor perlindungan yang
baik.

6) Jarak Lindung Arrester


Jarak lindung dari arrester ke peralatan yang dilindungi (dalam hal ini
adalah transformator) adalah :
Ut Ua
L V
du ............................................................................(3.6)
2
dt

dimana
L = Jarak antara arrester dengan peralatan yang dilindungi (m)
U t = Tegangan ketahanan terhadap gelombang impuls dari peralatan

yang dilindungi (kV)


Ua = tegangan kerja arrester (kV)
du/dt = Kecuraman dari gelombang yang datang (kV/μs) nilai berkisar
antara 1000 kV/μs - 2000 kV/μs.
V = kecepatan propagasi geombang tegangan lebih ; 300 m/ μs
untuk saluran udara, 150 m/ μs untuk kabel.

(7) Lokasi Pemasangan Arrester


Umumnya alat-alat pelindungan harus diletakkan sedekat mungkin
dengan peralatan yang akan dilindungi, terutama pada ujung
distribusi dimana terdapat gardu atau trafo.

Karena biaya yang mahal maka tidak mungkin memasang arrester


pada setiap peralatan di gardu untuk melindungi peralatan tersebut.
Hal ini tidak perlu dilakukan karena ada faktor perlindungan dari
alat pelindungan dari arrester, oleh karena itu hanya peralatan yang
.
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 18
PT PLN (Persero)
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Lightning Arrester

penting saja yang dilengkapi dengan arrester. Transformator


merupakan peralatan yang paling mahal dan yang paling penting
pada sebuah gardu. Jika trafo rusak maka perbaikan /
pergantiannya akan mahal, membutuhkan waktu yang lama, dan
juga kerugian akibat terputusnya daya cukup besar.

Selain itu trafo adalah ujung terminal dari suatu transmisi, tempat
paling sering terjadi pemantulan gelombang. Pada sistem diatas 220
kV TID dari transformator dapat diperendah pada batas-batas yang
diizinkan untuk memperkecil biaya isolasi. Karena alasan-alasan
tersebut diatas maka arrester pada peralatan umumnya dipasang
pada terminal trafo daya.

Arrester berfungsi sebagai by-pass di sekitar lokasi yang membentuk


jalan dengan mudah dilalui oleh tegangan lebih ke sistim pentanahan
sehingga tidak menimbulkan tegangan lebih yang tidak merusak
peralatan isolasi listrik. By-pass ini sedemikian rupa sehingga tidak
mengganggu aliran frequensi 50 Hz.

Pada keadaan normal arrester berlaku sebagai isolator, bila timbul


gangguan surja, alat ini berfungsi sebagai konduktor yang
tahanannya relative rendah agar dapat mengalirkan arus yang tinggi
ke tanah. Setelah surja hilang, arrester dengan cepat kembali
menjadi isolasi.

Jenis-jenis Arester [F.H.Kreuger,1992]


a. Open Spark Gaps arrester
b. An Improvement arrester dihasilkan dari SiC.

3. Pemeliharaan

.
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 19
PT PLN (Persero)
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Lightning Arrester

Besaran- besaran yang perlu dipertimbangkan dalam memelihara


suatu arrester :
 Rumah isolator ; periksa rumah isolator isolator secara visual
apakah ada keretakan.
 Tahanan pentanahan; Ukur tahanan pentanahan dari arrester
apakah masih memenuhi persyaratan.
 Pengukuran tahanan antara elektroda dengan elektroda apakah
masih memenuhi persyaratan (1 M Ohm/1 kV).

4. Pengujian

Pengujian Di lapangan
Pengujian rutin [J.J. Kelly dkk, 1981]
1. Pengujian visual; untuk mengetahui kodisi fisik eksternal arester.
Tidak diperlukan peralatan ukur atau pengujian. Yang diperiksa
adalah kalau ada perobahan secara fisik seperti keretakan
porselen, keretakan bahan pengisi, kekotoran permukaan dan
tanda-tanda terjadi flashover.
2. Pengukuran rugi-rugi dielektrik; ditujukan untuk mendeteksi
adanya kandungan uap, bahan asing, korosi, kerusakan resistor
dan piringan dll.
3. Pengukuran resistansi isolasi DC; juga bisa mengindikasikan
adanya kandungan uap, bahan asing, korosi, kerusakan resistor
dan piringan dll.

.
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 20
PT PLN (Persero)
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Lightning Arrester

Gambar 2 memperlihatkan panas yang terjadi pada arrester denga


menggunakan thermovision. Gambar sebelah kiri memperlihatkan
arester dilihat dengan kamera biasa dan sebelah kanan dengan
mengunakan thermovision.

LAMPIRAN C

Pengertian istilah – istilah yang berkaitan dengan kinerja Arrester :

a. Arus Nominal : Suatu standar, ketetapan atau batasan arus yang dijadikan standar
untuk bekerjanya suatu alat dalam keadaan normal. Apabila arus yang mengalir
lebih besar dari arus nominal (IN) maka arus tersebut dikatakan arus gangguan (IF).
Arus nominal ini didapatkan dari hasil pengujian peralatan misalnya : lightning
arrester.
b. Restriking voltage : Tegangan yang terjadi berulang-ulang antara elektroda atas
dengan elektroda yang menghubungkan ke tanah pada suatu arrester. Hal ini
disebabkan oleh tegangan yang gangguan yang timbul cukup besar, maka arrester
bekerja berkali-kali dikarenakan kapasitas arrester untuk mentanahkan memiliki
keterbatasan. Pada saat restriking voltage akan terjadi spark antara elektroda
berkali-kali.
c. Recovery voltage : pemulihan tegangan sehingga menemukan kondisi normal atau
stabil setelah terjadinya gangguan.. Hal ini diakibatkan oleh gangguan maka

.
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 21
PT PLN (Persero)
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Lightning Arrester

terjadilah redaman sehingga kembali ke kondisi normal. Peredamnya berupa gas


SF6 atau oil.
d. Fault current : Arus yang melebihi dari arus nominal atau disebut arus gangguan
(IF). Fault current disebabkan timbulnya short circuit atau surja. Hal ini terdapat
pada : antar belitan dalam trafo, antara inti dengan tangki trafo, antar saluran yang
disebabkan oleh petir dll.
e. Arcing time : Waktu yang dibutuhkan oleh sebuah alat untuk melakukan short circuit
yang menyebabkan timbulnya percikan api pada saat terjadi gangguan. Hal ini
terjadi pada tanduk api, pada saat timbul gangguan maka tanduk api bekerja untuk
melakukan hubung singkat yang disalurkan ke tanah.
f. Recovery time : Waktu yang dibutuhkan oleh suatu peralatan untuk kembali dalam
kondisi normal setelah terjadi gangguan. Hal ini dijumpai pada PMT, ketika terjadi
gangguan maka PMT terbuka. Dan gangguan ditanahkan sampai tegangan kembali
normal. Waktu yang dibutuhkan untuk pulih tiap terjadi gangguan pada suatu
peralatan berbeda-beda tergantung pada besarnya gangguan tersebut. Atau waktu
yang dibutuhkan oleh arrester berubah dari media konduksi menjadi media isolasi
setelah terjadi surja.

.
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 22

Anda mungkin juga menyukai