Ada 2 ( dua ) macam peralatan penting pada pengoperasian jaringan distribusi, yaitu
trafo dan peralatan hubung.
Dari kedua macam peralatan tersebut yang digunakan di PLN dari berbagai jenis
dan merk, tetapi dengan alas an keandalan dan keamanan, maka semua peralatan
harus memenuhi standar spesifikasi dan pengoperasiannya.
Konstruksi utama dari trafo terdiri dari kumparan primer, kumparan sekunder dan
inti.
INTI
( SIRKIT MAGNIT)
KUMPARAN KUMPARAN
PRIMER SKUNDER
Kumparan primer diberi tegangan, dan ini akan menimbulkan arus sinusiode. Arus
tersebut menyebabkan terjadi medan magnet pada inti magnet yang disebut flux
yang juga berbentuk sinusiode. Pada kumparan sekunder yang mendapat
perubahan flux dari inti, yang disebut induksi akan timbul gerak gaya listrik (ggl)
yang bentuknya juga sinusiode.
Up
Up Us
Io
Io
Us
Trafo dapat digunakan untuk menaikkan dan menurunkan tegangan. Turun atau
naiknya tegangan pada sisi sekunder tergantung pada perbandingan jumlah lilitan
kumparan. Bila jumlah lilitan kumparan pada sekunder = ns, pada primer = np,
tegangan pada kumparan primer = Up maka pada sisi sekunder timbul ggl
Up Ep np ns Es Us
L2
L1
R1 X1 X2 R2
Up Ep Es Us
Untuk mengurangi flux bocor tersebut, maka dibuatlah kedua kumparan pada inti
yang sama.
Namun demikian adanya rugi – rugi pada trafo tak dapat dihindari yaitu
dikarenakan adanya sirkit magnetic pada inti tidak dapat semuanya dapat
menimbulkan induksi, karena sebagian hilang pada inti trafo itu sendiri yang
disebut dengan rugi histerisis dan sebagian lain tidak bermanfaat untuk
menginduksi, tetapi berpusar-pusar pada sebagian inti yang disebut dengan rugi
eddy currnet.
Trafo tanpa beban menyerap arus listrik untuk kumparan primer disebut dengan Iio
yang terdiri dari arus penguatan (Iex) dan arus histeristis + eddy current (I he)
Io
I ex
U1 o E2
I he
e
Iex 90 ketinggalan dari E1, sedangkan I he sefasa dengan E1, jumlah vektor
antara Iex dan Ihe merupakan Io.
Io = Iex + Ihe
Ihe
Cos φ = ---------------
Io
Besarnya rugi – rugi besi disebabkan oleh arus fou cault dan arus hysterisis,
besarnya tidak tergantung pada beban sehingga bisa disebut dengan rugi – rugi
trafo tanpa beban. Rugi – rugi ini tidak bisa diturunkan kecuali dalam
pembuatannya inti dibuat berlapis – lapis dan dari bahan yang kurva histerisisnya
kurus.
Pada keadaan berbeban, rugi trafo selain oleh rugi – rugi besi, kerugian juga
ditimbulkan pada kumparan – kumparannya.
Bila kumparan primer dengan tahanan R1 dan arus yang mengalir I1, kumparan
sekunder dengan tahanan R2 dan arus yang mengalir I2, maka akan timbul rugi –
rugi yang disebut dengan rugi – rugi tembaga yang besarnya adalah :
R1 X1 X2 R2
Up I1 Ep Es I2 Us
Pcu = I1². R1 + I2 ². r2
P total = Pc + Pcu.
Contoh :
Adalah selisih tegangan belitan tanpa beban dengan tegangan pada keadaan
berbeban pada terminal tersebut pada beban dan faktor daya yang ditentukan
pada terminal tersebut
C
U2n
Uz
Ux
0 U2b D F
A UR
I B E
Uz = Ur + Ux
U2n = U2b + Uz
A A
V V
Volt meter akan menunjukkan nilai tegangan dan tegangan tersebut dinamakan
tegangan hubung singkat trafo, Besarnya tegangan hubung singkat dalam volt
berbeda untuk sekunder dan primer, tetapi dalam % (prosen) sama.
Fungsi dari nilai tegangan hubung singkat / impedansi adalah bila trafo akan
diparalel dengan trafo lain, maka harus dengan trafo yang mempunyai nilai yang
sama.
Fungsi lain yang lebih penting adalah untuk menentukan nilai fuse atau relai arus
lebih sebagai pengaman trafo terhadap gangguan hubung singkat.
Sering juga disebut bilangan “ jam ” yaitu menunjukan perbedaan fasa antara ggl
sekunder dan tegangan primer antara terminal yang dengan polaritas yang sama
pada sisi primer dan skunder. Terjadinya beberapa macam vector group pada trafo
disebabkan oleh cara penyambungan antara belitan trafo. Veltor group diperlukan
untuk paralel trafo
Contoh :
Vektor group “ Yyn 0 ”
A B C Kumparan primer
A
dihubungkan bintang
Kumparan sekunder
a dihubungkan bintang
dengan netral dikeluarkan
n
Selisih fasa antara primer
c b dan sekunder = 0°
a b c n C B
a b c n
Spesifikasi trafo distribusi diatur dalam suatu standart PLN (SPLN) dimaksudkan
untuk dijadikan pedoman dalam pemilihan, pengoperasian dan pemeliharaan trafo
distribusi.
– Tegangan primer
– Tegangan sekunder
– Penyadapan
b. Daya pengenal
Daya pengenal untuk trafo fasa tunggal yang banyak dipakai adalah 25 dan
50 KVA. Sedangkan daya pengenal trafo tiga fasa tiga yang banyak dipakai
adalah : 50, 100, 160, 200, 250, 315, 400, 500, 630, 800, 1000, 1250 dan
1600 KVA
c. Kelompok vektor
e. Rugi-rugi trafo
Rugi-rugi total yang terdiri dari rugi besi dan tembaga pada suhu 75c, faktor
daya 1,0 dan beban 100 %, nilai maksimumnya terhadap daya pengenal
ditetapkan sebagai berikut :
.
•
SPESIFKASl
URAIAN
TIPE PASANGAN LUAR DAN DALAM
Daya pengenal kVA 50 100 160 200 250 315 400 500 630. 800 1000 1250 1600
Jumlah fasa - 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
Kelumpok vektor - Yzn 5 Yzn 5 Yzn 5 Dyn 5 Dyn 5 Dyn 5 Dyn 5 Dyn 5 Dyn 5 Dyn 5 Dyn 5 Dyn 5 Dyn 5
Tegangan uji impuls kV 125 125 125 125 125 125 125 125 125 125 125 125 125
Cara pendinginan _
Penyadapan Primer % %5 %5 %5 %5 %5 %5 %5 %5 %5 %5 %5 %5 %5
Rugi besi watt 190 320 460 550 850 770 930 1100 1300 1950 2300 2700 3300
faktor daya 1,0 beban 100% - 97,48 97,97 98,27 98,32 98,46 98,64 98,64 98,70 98,78 98,50 98,50 98.60 98,68
beban 75 % - 97,89 98,29 98,54 48,58 98.70 98,76 98.84 98,89 98,96 98,73 98,00 98,82 98,89
beban 50 % -- 98,17 98,51 98,71 98,75 98.84 98,90 98,97 99.02 99.08 90.09 90.95 98.98 98,03
beban 25 % - 97,97 98,31 98.51 98,56 98,65 98,72 98,30 98,86 93,93 98,72 98,79 98,85 98,98
faktor daya 0,8 beban 100% - 96.98 97,48 97,86 97.92 98,09 98.18 98,56 98,30 98,48 98,14 98.23 98,26 93.36
beban 75% - 97,39 97,87 98,18 98.24 98,38 98,46 98,72 98,62 98,71 98,42 98,51 98.54 98,62
Beban 50 M - 97,73 98,14 98,39 98.45 98.56 98,63 98,72 98,78 98,85 98.61 98,69 98.73 98.79
beban 25%. •- 97,47 97,90 98.14 98.21 98,32 98,42 98,50 98,58 93,66 98.41 93.50 98,57 93.63
Faktor Daya 1 .0 % 2,26 1,81 1,54 1.49 1,37 1.31 1.22 1.37 1.44 1.37 1.33 I.34 1.30
Inti trafo.
Merupakan sirkit magnetis dibuat dari besi silikon (grain oriented silicon steel)
dengan metode penyambungan dan membentuk rangkaian tertutup. Hal
tersebut dimaksudkan untuk megurangi rugi-rugi besi, getaran dan bising.
Lilitan trafo
Terminal / bushing
Terminal sisi tegangan menengah dibuat dari bahan porselen atau damar
sintetis ( synthetic resin). Trafo pasangan dalam (indoor) bentuk terminalnya
seperti tusuk kontak, sedang pada trafo pasangan luar (out door) bentuk
terminalnya seperti bushing isolator.
Terminal sisi tegangan rendah dibuat dari bahan porselen untuk arus sampai
dengan 630 A, sedang untuk arus yang lebih besar dan 630 A digunakan
terminal batang tembaga dengan isolator damar sintetis.
Tangki trafo
Dibuat dari pelat baja bersepuh lapisan seng, berfungsi untuk tempat minyak
isolasi, sehingga harus kedap terhadap uap air.
Untuk trafo distribusi dengan kapasitas yang lebih besar dan pembebanan
yang lebih / berat sistem pendingin dinding tangki menggunakan kipas angin
/ fan yang diputar oleh motor listrik.
Konstruksi Trafo
3 kumparan yang
mengeluarkan arus
(kumparan sekunder)
Untuk membuka atau menutup sirkit tenaga listrik pada pengoperasdian jaringan
distribusi adalah dengan menggunakan alat hubung. Akibat dari kegiatan tersebut
akan menimbulkan busur listrik pada bagian kontak-kontak hubungnya. Busur listrik
yang terjadi adalah berupa panas yang tinggi, sengatan tregangan dan sinar yang
membahayakan pada mata, maka bila tidak dikendalikan akan menyebabkan
timbulnya dampak buruk terhadap peralatan-hubung yaitu kerusakan dan bahkan
menimbulkan kerugian yang lebih besar lagi, yaitu kecelakaan terhadap orang.
Proses terjadinya busur listrik adalah, jika kontak-hubung dipisahkan, maka beda
potensial diantara kedua kontak akan menimbulkan medan listrik .
Medan listrik akan menimbulkan emisi media tinggi pada kontak katoda dan arus
yang sebelumnya akan memanaskan kontak dan menghasilkan emisi thermis.
Kedua emisi ini menghasilkan electron bebas yang banyak dan bergerak menunju
kontak anoda membentur netral media isolasi di kawasan positip dan menimbulkan
proses ionisasi. Sehingga jumlah electron bebas menuju anoda makin bertambah
dan muncul ion positip hasil ionisasi yang bergerak menuju katoda. Perpindahan
muatan antar kontak tersebut dimamakan busur listrik.
Beberapa cara dan media yang digunakan untuk peredam busur listrik, yaitu :
a. Pemutusan Cepat.
Tiap pisau pada peralatan ini dilengkapi dengan pisau pembantu yang lebih
kecil. Pisau pembantu kecil ini diikatkan pada pisau utama dengan dua buah
pegas keras. Pada akhir gerakan pemutusan, pisau kecil tersebut terbuka
cepat sekali karena tarikan dari pegas.Pemutusan terjadi dengan cepat,
tanpa tergantung kecepatan gerakan operator.
Pada electrode yang jaraknya dekat itu mulai timbul busur listrik, busur
listrik itu permanent (tetap ada), karena udara lingkungan makin panas,
menyebabkan busur listrik cenderung akan naik.
Kumparan magnit menimbulkan magnitisme.
Letak kumparan dan rangkaian magnetisasi, sehingga medan magnet
memotong horizontal busur listrik.
Busur listrik akan naik dan padam.
Busur listrik “ditiup”
tidak terjadi busur listrik dikarenakan kontak-bantu yaitu batang logam yang
berbentuk tandfuk masih pada keadaan kontak. Bebarapa saaat setelah
kontak-utama terbuka , maka secara bertahap kontak-bantu membuka dan
terjadilah busur listrik, tetapi karena diarahkan ke atas sehingga busur listrik
yang panas tersebvut akan berjalan naik sampai pada ujung tanduknya
dengan jarak yang semakin melebar sehingga akhirnya busur tersebut
terputus dan padam.
Peralatan hubung dengan cara kerja seperti ini biasanya digunakan pada
saklar tegangan menengah yang dipasang di atas tiang ( Pole Top Switch )
Berbagi Saklar
dan tertutup, arus
menyebarkan ilmu Saklar terbuka,
pengetahuan serta Tanduk terpisah. perusahaan
nilai-nilai
58 listrik mengalir melalui tanduk masih Busur listrik timbul
kontak utama/rahang bersentuhan. antara tanduk.
dan pisau. Rangkaian masih Jadi kontak utama
tertutup. dilindungi.
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Peralatan Jaringan Distribusi
Peredam ini busur listrik ini digunakan pada peralatan jaringan tegangan
menengah dan tinggi. Proses pemadamannya seperti dibawah ini:
Pada saat kontak dipisahkan, busur listrik akan terjadi di dalam minyak,
sehingga minyak menguap dan menimbulkan gelembung gas yang
menyelubungi busur listrik. Panas yang ditimbulkan busur listrik, maka
minyak akan mengalami dekomposisi dan menghasilkan gas hydrogen yang
menghambat produksi pasangan ion, dan tekanan terhadap minyak itu
sendiri untuk berdekatan dengan busur listrik. Berhubungannya minyak
dengan busur listrik menimbulkan pendinginan pada busur listrik dan
sekaligus memotong busur listrik itu sendiri .
Konstruksi Pemutus dengan media peredam Konstruksi Pemutus dengan media peredam
menggunakan minyak sedikit
menggunakan minyak banyak
Keterangan :
1. Ruang hampa.
2. ruang/bagian pemikat.
3. cincin pengumpul.
4. pegas baja.
5. kontak bergerak.
6. kontak diam.
7. tuas pengunci.
8. plat baja.
Alat pemadam busur listrik ini digunakan pada tegangan menengah, tinggi
dan ekstra tinggi .
Cara kerjanya adalah pada saat terbukanya kontak-hubung gas SF6 yang
berada di dalam tabung akan mendinginkan dan memutuskan busur listrik
yang terjadi. Sifat gas SF6 ( Sulphur Hexa Fluoride ) adalah todak mudah
terbakar, bahkan pada temperatur 150 ° C mempunyai sifat tidak merusak
meta, plastik dan bahan-bahan lain yang digunakan pada peralatan-hubung.
Sebagai isolasi listrik mempunyai kekuatan dielektrik yang tinggi.
Pemisah ( PMS )
Simbol Diagram
Simbol Diagram
Berfungsi untukembuka dan menutup
aliran listrik dalam keadaan berbeban
atau tidak berbeban, termasuk memutus
pada saat terjadi gangguan hubung
singkat.
Simbol Diagram
DERAJAT PERLINDUNGAN
(INDEX OF PROTECTION / IP )
Berupa saklar yang dipasang pada / di atas tiang, berfungsi sebagai alat
manuver pengoperasian jaringan distribusi secara manua maupun semi-
otomatis
Cut – Out ( CO )
Fungsinya sebagai pemisah antara dari sebuah alat hubung lain misal
sectionalizer, recloser dan AVS = Automatic Vacum Switch, bertujuan
untuk membebaskan tegangan pada peralatan-hubung tersebut untuk
keperluan pemeriksaan / pemeliharaan.
Recloser
Sectionalizer
dan akan masuk kembali bila PMT akan masuk secara otomatis
karena bekerjanya recloser.
• Pelayanan umum TR
• Pelayanan khusus TM
• Pelayanan campuran TM dan TR
PT
LBS LBS PT B1
PGDB
CT
FUSE OCB
TM
PT
KWH
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan
75
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Peralatan Jaringan Distribusi
LBS LBS PT
PGC
TYPE 3A
FUSE
OCB
TM
PT
CT
KWH
CB OM
OCB
CT
PT
KWH
KE TRAFO
DISTRIBUSI
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan
76
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Peralatan Jaringan Distribusi
CBOM : Circuit Breaker Out Metering, yaitu kubikel pmt dilengkapi dengan
sarana pengukuran dan pembatasan didalamnya terdapat CT dan PT
Gardu pelayanan khusus TM dilengkapi dengan pengamanan fuse TM
pada sisi beban : LBS, LBS, PT, CB, PB
CT
KE TRAFO
KWH DISTRI
BUSI
Gardu pelayanan campuran type 2B : PB, LBS, LBS, PT, CB, B1 Type
2B
B1
PB LBS LBS PT
PGDB
CT
FUSE
TM OCB
PT
KW
H
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan
77
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Peralatan Jaringan Distribusi
PB LBS LBS PT
PGC
TYPE 3B
FUSE
OCB
TM
PT
CT
KWH
PB LBS LBS
CB OM
OCB
CT
KWH
TRAFO DISTRIBUSI
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta KE TRAFO
nilai-nilai perusahaan
78 DISTRIBUSI
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Peralatan Jaringan Distribusi
Terdiri dari :
• Kompartemen
• Rel / Busbar
• Kotak Pemutus
• Terminal Penghubung
• Fuse Holder
• Mekanik Kubikel
• Lampu Indikator
• Pemanas (Heater)
A. Kompartemen
Merupakan rumah dari terminal penghubung, LBS, PMT, PMS, Fuse, Trafo
ukur, (CT, PT) peralatan mekanis dan instalasi tegangan rendah, sehingga
tidak membahayakan operator terhadap adanya sentuhan langsung ke
bagian - bagian yang bertegangan
Berupa lemari / kotak terbuat pelat baja, terbagi menjadi 2 (dua) bagian,
bagian atas untuk busbar dan bagian bawah untuk penyambungan dengan
terminasi kabel
Komponen bagian bawah, pada bagian depan berupa pintu yang dapat
dibuka tetapi bisa dilakukan apabila tegangan sudah dibebaskan dan
terminasi kabel sudah ditanahkan.
1. Kompartemen busbar
2. Kompartemen
tegangan rendah
3. Pemutus beban dan
saklar pentanahan
4. Kompartemen
mekanik operasi
5. Kompartemen kabel
Sebagai rel penghubung antara kubikel yang satu dengan lainnya, posisi rel
umumnya terletak pada bagian atas kubikel, pada kubikel type RMU (Ring
Main Unit) rel 20 kVterdapat dalam tabung SF 6 vacum bentuk rel ada yang
bulat ada yang pipih.
Busbar dapat dilapis karet silikon atau bahan EPDM (heat shrink insulation
material) untuk memenuhi ketahanan tingkat isolasinya. Bahan pelapis
tersebut yang dipakai tidak bisa terbakar dan bila dari bahan yang dapat
terbakar tetapi api dapat cepat mati dengan sendirinya (selfextinguishing).
Isolator tonggak dapat dibuat dari bahan porselin atau isolasi lain yang tidak
mudah terbakar. Isolator porselin berdasarkan rekomendasi IEC 168.
Jarak rambat tidak boleh kurang dari 320 mm. Isolator sintetis harus bebas
dari cacat permukaan seperti rongga-rongga (fold blow holes) dan
sebagainya, yang dapat mengganggu operasi isolator selanjutnya ( sesuai
rekomendasi IEC 660 ).
C. Kontak Pemutus
Sebagai pemutus / penghubung aliran listrik kontak pemutus terdiri dari dua
bagian yaitu kontak gerak (moving contact) dan kontak tetap (fixed contact)
sebagai peredam busur api pada kubikel jenis LBS atau PMT digunakan
media minyak, gas SF6, vacum atau dengan hembusan udara, selain itu
memperkecil terjadinya busur api dilakukan dengan pembukaan dan
penutupan kontak pemutus secara cepat secara mekanis
D. Sirkuit pembumian
Semua bagian logam PHB yang bukan merupakan bagian sirkuit utama
atau sirkuit bantu dan yang dapat bermuatan sehingga membahayakan
harus dihubungkan ke penghantar pembumian .
PMS tanah ini biasanya mempunyai sistem interlock dengan pintu kubikel
dan mekanik LBS pintu tidak bisa dibuka jika PMS tanah belum masuk, LBS
tidak bisa masuk sebelum PMS tanah dibuka.
Posisi buka atau tutup ke tiga pisau sakelar pembumian harus dapat
diperiksa melalui lubang pengamatan terdapat pada PHB. Sebagai alternatif
pisau-pisau sakelar pembumian dapat dipasang indikator untuk
menentukan posisi buka atau tutup.I ndikator tersebut harus sesuai dengan
posisi sebenarnya dari pisau-pisau sakelar pembumian tersebut.
F. Terminal Penghubung
G. Fuse Holder
H. Mekanik Kubikel
I. Lampu Indikator
Untuk menandai adanya tegangan (20 kV) pada sisi kabel, baik berasal dari
sisi lain kabel tersebut atau berasal dari busbar sebagai akibat alat hubung
dimasukkan, lampu indikator menyala dikarenakan adanya arus kapasitip
yang dihasilkan oleh kapasitor pembagi tegangan.
Kubikel jenis PMT lampu indikator digunakan nuntuk menandai posisi alat-
hubungnya dengan 2 ( dua ) warna yang berbeda untuk posisi masuk atau
keluar. Sumber listrik untuk lampu indikator berasal daris sumber arus
searah ( DC ) yang dihubungkan dengan kontak bantu yang bekerja
serempak dengan kerja poros penggerak alat-hubung utama.
L. Handle Kubikel
Gawai interlock harus dari jenis mekanis dengan standar pembuatan yang
paling tinggi, tak dapat diganggu gugat dan mempunyai kekuatan mekanis
lebih tinggi dari kontrol mekanisnya.
Pada kubikel jenis PMT yang dilengkapi dengan motor listrik sebagai
penggerak alat hubung dan dikontrol dengan sistem kontrol listrik arus
searah, maka sistem interlockpun juga diberlakukan pada sistem kontrol
listriknya. Yaitu bila posisi komponen kubikel belum pada posisi siap
dioperasikan, maka sistem kontrol tidak dapat dioperasikan .
Interlock pintu
Penguncian