Anda di halaman 1dari 52

PT PLN (Persero)

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Peralatan Jaringan Distribusi

3. PERALATAN JARINGAN DISTRIBUSI

3.1. PENGERTIAN PERALATAN JARINGAN DISTRIBUSI

Adalah semua Peralatan yang digunakan untuk penyaluran / pendistribusian tenaga


listrik dari Gardu Induk 20 KV sampai pada instalasi pemakaian.

3.2. JENIS PERALATAN JARINGAN DISTRIBUSI

Dibedakan atas tempat pemasangan peralatan tersebut ada 2 ( dua ), yaitu :


pasangan dalam dan pasangan luar.

Peralatan jaringan distribusi pasangan luar, berarti dipasang di tempat terbuka ,


sehingga adanya pengaruh cuaca yaitu panas, hujan, debu tidak dapat dihindari.
Tetapi oleh karena konstruksinya dibuat sedemikian rupa sehingga pengaruh
tersebut tidak menyebabkan menjadi mudahnya peralatan tersebut timbul gangguan
atau kerusakan.

Bagian-bagian peralatan yang bertegangan dalam keadaan terbuka, sehingga dapat


menimbulkan potensi bahaya bagi manusia yaitu berupa sentuhan langsung, maka
untuk menghindarinya biasanya peralatan yang demikian dipasang pada ketinggian
tertentu ( pada tiang listrik ) sehingga tidak mudah diajngaku.

Sedangkan peralatan jaringan distribusi pasangan dalam, yaitu peralatan diletakkan


pada bangunan berupa gedung atau lemari / kiosk dari bahan logam dan karena
tidak pada ketinggian, tetapi sebatas tinggi peralatan tersebut, maka sangat mudah
dijangkau. Tetapi peralatan tersebut dibuat dengan konstruksi dan aturan
pemasangan sedemikian rupa , dimana bagian yang mudah tersentuh tersebut
sudah dibuat dengan tingkat isolasi yang tinggi, sehingga tidak membahayakan
terhadap manusia.

3.3. MACAM-MACAM PERALATAN JARINGAN DISTRIBUSI

Ada 2 ( dua ) macam peralatan penting pada pengoperasian jaringan distribusi, yaitu
trafo dan peralatan hubung.

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan


37
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Peralatan Jaringan Distribusi

Dari kedua macam peralatan tersebut yang digunakan di PLN dari berbagai jenis
dan merk, tetapi dengan alas an keandalan dan keamanan, maka semua peralatan
harus memenuhi standar spesifikasi dan pengoperasiannya.

3.4. TRAFO DISTRIBUSI

3.4.1. Prinsip Kerja Trafo

Trafo merupakan seperangkat peralatan / mesin listrik statis yang berdasarkan


prinsip induksi elektromagnetik, mentransformasikan tegangan dan arus dari
listrik bolak balik diantara kedua belitan atau lebih pada frekwensi yang sama dan
pada nilai arus dan tegangan yang berbeda.

Konstruksi utama dari trafo terdiri dari kumparan primer, kumparan sekunder dan
inti.
INTI
( SIRKIT MAGNIT)

KUMPARAN KUMPARAN
PRIMER SKUNDER

Kumparan primer diberi tegangan, dan ini akan menimbulkan arus sinusiode. Arus
tersebut menyebabkan terjadi medan magnet pada inti magnet yang disebut flux
yang juga berbentuk sinusiode. Pada kumparan sekunder yang mendapat
perubahan flux dari inti, yang disebut induksi akan timbul gerak gaya listrik (ggl)
yang bentuknya juga sinusiode.

Ggl sekunder hampir terlambat 1800 terhadap tegangan primer.

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan


38
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Peralatan Jaringan Distribusi

Up
Up Us

Io

Io 

Us

Trafo dapat digunakan untuk menaikkan dan menurunkan tegangan. Turun atau
naiknya tegangan pada sisi sekunder tergantung pada perbandingan jumlah lilitan
kumparan. Bila jumlah lilitan kumparan pada sekunder = ns, pada primer = np,
tegangan pada kumparan primer = Up maka pada sisi sekunder timbul ggl

Dengan rumus persamaan Us : Up. = ns : np.

Up Ep np ns Es Us

Perbandingan antara ns dan np disebut dengan perbandingan transformasi = A


“ A ” lebih besar dari 1, berarti fungsi trafo untuk menaikkan tegangan (step up)
dan jika “ A “ lebih kecil dari1, berarti fungsi trafo untuk menurunkan tegangan
(step down). Perbandingan transformasi teoritis dan praktis dianggap sama, tetapi
sebenarnya ada perbedaan, karena tidak semua flux primer melewati kumparan
sekunder, dan itu disebut flux bocor.

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan


39
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Peralatan Jaringan Distribusi

L2
L1

FL1 = flux bocor pada kumparan primer.


FL2 = flux bocor pada kumparan sekunder.

FL1 menimbulkan x1 dan FL2 menimbulkan x2, kumparan primer mempunyai


tahanan r1 dan kumparan sekunder mempunyai tahanan r2. Sehingga
rangkaiannya.

R1 X1 X2 R2

Up Ep Es Us

Untuk mengurangi flux bocor tersebut, maka dibuatlah kedua kumparan pada inti
yang sama.

Namun demikian adanya rugi – rugi pada trafo tak dapat dihindari yaitu
dikarenakan adanya sirkit magnetic pada inti tidak dapat semuanya dapat
menimbulkan induksi, karena sebagian hilang pada inti trafo itu sendiri yang
disebut dengan rugi histerisis dan sebagian lain tidak bermanfaat untuk
menginduksi, tetapi berpusar-pusar pada sebagian inti yang disebut dengan rugi
eddy currnet.

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan


40
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Peralatan Jaringan Distribusi

3.4.2. Trafo tanpa beban

Trafo tanpa beban menyerap arus listrik untuk kumparan primer disebut dengan Iio
yang terdiri dari arus penguatan (Iex) dan arus histeristis + eddy current (I he)

Io
I ex

U1 o E2

I he
e

Iex 90 ketinggalan dari E1, sedangkan I he sefasa dengan E1, jumlah vektor
antara Iex dan Ihe merupakan Io.

Io = Iex + Ihe

Ihe
Cos φ = ---------------
Io

Adanya Ihe menimbulkan rugi – rugi inti = Pc

Pc = E1. Io. Cos. j ° atau


Pc = E1. Ihe ……….disebut juga rugi – rugi besi

Besarnya rugi – rugi besi disebabkan oleh arus fou cault dan arus hysterisis,
besarnya tidak tergantung pada beban sehingga bisa disebut dengan rugi – rugi
trafo tanpa beban. Rugi – rugi ini tidak bisa diturunkan kecuali dalam
pembuatannya inti dibuat berlapis – lapis dan dari bahan yang kurva histerisisnya
kurus.

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan


41
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Peralatan Jaringan Distribusi

3.4.3. Trafo berbeban

Pada keadaan berbeban, rugi trafo selain oleh rugi – rugi besi, kerugian juga
ditimbulkan pada kumparan – kumparannya.

Bila kumparan primer dengan tahanan R1 dan arus yang mengalir I1, kumparan
sekunder dengan tahanan R2 dan arus yang mengalir I2, maka akan timbul rugi –
rugi yang disebut dengan rugi – rugi tembaga yang besarnya adalah :

R1 X1 X2 R2

Up I1 Ep Es I2 Us

Pcu = I1². R1 + I2 ². r2

Jadi trafo berbeban rugi – rugi yang timbul

P total = Pc + Pcu.

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan


42
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Peralatan Jaringan Distribusi

3.4.4. Diagram efisiensi trafo

Contoh :

Trafo dengan pcu = 0,2 % dan pc = 0,7 %


Efisiensi trafo pada beban penuh (1/1 ) adalah pada titik x = 99,1 %.

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan


43
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Peralatan Jaringan Distribusi

3.4.5. Pengaturan tegangan trafo

Adalah selisih tegangan belitan tanpa beban dengan tegangan pada keadaan
berbeban pada terminal tersebut pada beban dan faktor daya yang ditentukan
pada terminal tersebut
C

U2n
Uz
Ux

0 U2b D F
 A  UR

I B E

U2n = tegangan sekunder nominal tanpa beban : OC


U2n = tegangan sekunder berbeban : OA
Ur = rugi tegangan karena tahanan r : AB
Ux = rugi tegangan karena reaktansi x : BC

Uz = Ur + Ux
U2n = U2b + Uz

Secara enpiris dianggap OC = OF


= OA + AF
= OA + ( AD + DF )
AD + DF = rugi tegangan
= Ur. Cos j + Ux Sin j
= I. ( r. Cos j + x sin j )

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan


44
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Peralatan Jaringan Distribusi

3.4.6. Tegangan hubung singkat

Adalah besarnya tegangan yang harus diberikan pada frekwensi nominal ke


terminal saluran trafo, untuk mengalirkan arus nominal melalui terminal ini, bila
terminal lainnya di hubung singkat.

Sebutan lain dari tegangan hubung singkat adalah Impedansi.

Untuk mengetahui besarnya tegangan hubung singkat dilakukan percobaan seperti


pada diagram di bawah. Sisi skunder trafo dihub8ung singkat, sedang pada sisi
primernya diberi tegangan bertahap, mulai dari nol, dinaikkan sampai Ampermeter
di skunder dan primer menunjukkan arus nominal trafo.

A A
V V

Volt meter akan menunjukkan nilai tegangan dan tegangan tersebut dinamakan
tegangan hubung singkat trafo, Besarnya tegangan hubung singkat dalam volt
berbeda untuk sekunder dan primer, tetapi dalam % (prosen) sama.

Fungsi dari nilai tegangan hubung singkat / impedansi adalah bila trafo akan
diparalel dengan trafo lain, maka harus dengan trafo yang mempunyai nilai yang
sama.

Fungsi lain yang lebih penting adalah untuk menentukan nilai fuse atau relai arus
lebih sebagai pengaman trafo terhadap gangguan hubung singkat.

Misal trafo mempunyai nilai tegangan hubung-singkat atau impedansi 4 % , maka


pengaman ( fuse atau relai arus lebih ) yang dipilih harus mampu mengamankan
trafo pada arus gangguan sebesar 100 / 4 kali arus nominalnya .

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan


45
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Peralatan Jaringan Distribusi

3.4.7. Vektor group trafo

Sering juga disebut bilangan “ jam ” yaitu menunjukan perbedaan fasa antara ggl
sekunder dan tegangan primer antara terminal yang dengan polaritas yang sama
pada sisi primer dan skunder. Terjadinya beberapa macam vector group pada trafo
disebabkan oleh cara penyambungan antara belitan trafo. Veltor group diperlukan
untuk paralel trafo

Contoh :
Vektor group “ Yyn 0 ”

A B C  Kumparan primer
A
dihubungkan bintang
 Kumparan sekunder
a dihubungkan bintang
dengan netral dikeluarkan
n
 Selisih fasa antara primer
c b dan sekunder = 0°

a b c n C B

Vektor group “ Yyn 6”


A B C
A  Kumparan primer
dihubungkan bintang
 Kumparan sekunder
b c
dihubungkan bintang
dengan netral dikeluarkan
 Selisih fasa antara primer
a dan sekunder = 180
C B

a b c n

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan


46
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Peralatan Jaringan Distribusi

Daftar vector group Trafo

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan


47
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Peralatan Jaringan Distribusi

3.4.8. Spesifikasi Trafo Distribusi

Trafo yang penggunaannya untuk keperluan, pendistribusian tenaga listrik dari


pusat-pusat listrik ke pemakaian beban, fungsi trafo distribusi untuk menurunkan
tegangan, menjadi tegangan rendah (step down) sesuai dengan peralatan
konsumen selain keperluan tersebut pusat-pusat listrik.

Spesifikasi trafo distribusi diatur dalam suatu standart PLN (SPLN) dimaksudkan
untuk dijadikan pedoman dalam pemilihan, pengoperasian dan pemeliharaan trafo
distribusi.

a. Tegangan pengenal dan penyadapan

– Tegangan primer

Disesuaikan dengan tegangan nominal sistem pada jaringan tegangan


menengah 20 kv.

 Trafo satu fasa dengan tegangan primer 20 kv pada sistem


distribusi fasa tiga – tiga kawat
 Trafo tiga fasa dengan tegangan primer 20 kv pada sistem
distribusi fasa tiga – tiga kawat
 Trafo satu fasa dengan tegangan primer 20 kv / Ö3 = 11,6
kv pada sistem distribusi fasa tiga – empat kawat
 Trafo tiga fasa dengan tegangan primer 20 kv pada sistem
distribusi fasa tiga – empat kawat

– Tegangan sekunder

Sistem tegangan nominal pada jaringan tegangan rendah (JTR) yang


berlaku di PLN adalah 220 untuk sistem fasa tunggal, dan 220 / 380
untuk sistem fasa tiga.

Tegangan sekunder nominal trafo pada keadaan tanpa beban adalah


231 / 400 v

– Penyadapan

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan


48
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Peralatan Jaringan Distribusi

Penyadapan dilakukan dengan komutator pada sisi primernya ada tiga


macam penyadapan tanpa beban, yaitu :
 Sadapan tiga langkah : 21, 20, 19 kv
 Sadapan lima langkah : 22, 21, 20, 19, 18 kv
 Sadapan lima langkah : 21, 20, 5, 20, 19, 5, 19 kv

b. Daya pengenal

Daya pengenal untuk trafo fasa tunggal yang banyak dipakai adalah 25 dan
50 KVA. Sedangkan daya pengenal trafo tiga fasa tiga yang banyak dipakai
adalah : 50, 100, 160, 200, 250, 315, 400, 500, 630, 800, 1000, 1250 dan
1600 KVA

c. Kelompok vektor

 Kelompok vektor Yzn 5 dipakai pada trafo


berkapasitas sampai dengan 250 KVA

 Kelompok vektor Dyn 5 dipakai pada trafo


berkapasitas dari 250 KVA sampai dengan 1600 KVA. Bila tegangan
sekundernya ganda, dapat dipakai serentak

 Kelompok vektor Yzn 5 dan Yyn 6 dipakai pada


trafo sampai dengan 250 KVA untuk jaringan distribusi, diatas 250 KVA
sampai 630 KVA dipakai untuk keperluan tertentu. Bila tegangan
sekundernya ganda tidak digunakan secara serentak. Kelompok Yzn 5
dipakai pada tegangan sekunder 231 / 400 v.

d. Tingkat isolasi dasar ( TID )

Adalah kemampuan isolasi trafo terhadap gangguan tegangan impul sesaat.


Untuk trafo distribusi ditetapkan 125 kv

e. Rugi-rugi trafo

Rugi-rugi total yang terdiri dari rugi besi dan tembaga pada suhu 75c, faktor
daya 1,0 dan beban 100 %, nilai maksimumnya terhadap daya pengenal
ditetapkan sebagai berikut :

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan


49
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Peralatan Jaringan Distribusi

f. Karakteristik / Spesifikasi Trafo 1 fasa

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan


50
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Peralatan Jaringan Distribusi

g. Karakteristik Trafo Distribusi 3 fasa

.

SPESIFKASl
URAIAN
TIPE PASANGAN LUAR DAN DALAM

Daya pengenal kVA 50 100 160 200 250 315 400 500 630. 800 1000 1250 1600

Jumlah fasa - 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

Frekuensi Pengenal Hz 50 .50 .50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50

Tegangan Primer Pengenal kV 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20' 20


Tegangan sekunder pengenal
kV 0,4 0,4 0,4 0,4 0,4 0,4 0,4 0,4 0,4 0,4 0,4 0,4 0,4
(beban nol)

Kelumpok vektor - Yzn 5 Yzn 5 Yzn 5 Dyn 5 Dyn 5 Dyn 5 Dyn 5 Dyn 5 Dyn 5 Dyn 5 Dyn 5 Dyn 5 Dyn 5

Tegangan uji impuls kV 125 125 125 125 125 125 125 125 125 125 125 125 125

Tegangan Uji terapan kV 50 50 50 50 50 50 50 5O 50 50 50 50 .50


Kalas isolasi kV 24 24 24 24 24 24 24 24 24 . 24 24 24 24
Kenaikan suhu maksimum °
C 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65
tembaga
Kenaikan suhu maksimum minyak °C 55') 55 55 55 55 55 55 55 55 55 55 55 55

Cara pendinginan _

Penyadapan Primer % %5 %5 %5 %5 %5 %5 %5 %5 %5 %5 %5 %5 %5

lmpedans % 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4,5 3 5,5 6

Rugi besi watt 190 320 460 550 850 770 930 1100 1300 1950 2300 2700 3300

Rugi tembaga pada beban


watt, 1100 1750 2360 2850 3250 3900 4600 5500 6500 10200 12100 15000 18100
pengenal
Arus beban nol % 2,8 2,5 2,3 2,2 2,1 2 1,9 1,9 1,8 2,3 2,4 2,7 2
Efisiensi pada 75 ° C -

faktor daya 1,0 beban 100% - 97,48 97,97 98,27 98,32 98,46 98,64 98,64 98,70 98,78 98,50 98,50 98.60 98,68

beban 75 % - 97,89 98,29 98,54 48,58 98.70 98,76 98.84 98,89 98,96 98,73 98,00 98,82 98,89

beban 50 % -- 98,17 98,51 98,71 98,75 98.84 98,90 98,97 99.02 99.08 90.09 90.95 98.98 98,03

beban 25 % - 97,97 98,31 98.51 98,56 98,65 98,72 98,30 98,86 93,93 98,72 98,79 98,85 98,98

faktor daya 0,8 beban 100% - 96.98 97,48 97,86 97.92 98,09 98.18 98,56 98,30 98,48 98,14 98.23 98,26 93.36

beban 75% - 97,39 97,87 98,18 98.24 98,38 98,46 98,72 98,62 98,71 98,42 98,51 98.54 98,62

Beban 50 M - 97,73 98,14 98,39 98.45 98.56 98,63 98,72 98,78 98,85 98.61 98,69 98.73 98.79

beban 25%. •- 97,47 97,90 98.14 98.21 98,32 98,42 98,50 98,58 93,66 98.41 93.50 98,57 93.63

1'cneatunn paJa beban penuh


Faktor Daya 0,8 % 5,77 3,58 3.43 3. 41 3,33 3.30 3.25 3.22 3.17 3.65 3.93 4.25 4.52

Faktor Daya 1 .0 % 2,26 1,81 1,54 1.49 1,37 1.31 1.22 1.37 1.44 1.37 1.33 I.34 1.30

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan


51
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Peralatan Jaringan Distribusi

3.4.9. Konstruksi Trafo Dan Peralatan Bantunya

 Inti trafo.

Merupakan sirkit magnetis dibuat dari besi silikon (grain oriented silicon steel)
dengan metode penyambungan dan membentuk rangkaian tertutup. Hal
tersebut dimaksudkan untuk megurangi rugi-rugi besi, getaran dan bising.

 Lilitan trafo

Dibuat dari tembaga berkonduktivitas tinggi, bentuk lilitan adalah konsentris,


dimana lilitan tegangan menengah (hv) di sebelah luar dan untuk tegangan
rendah (lv) di sebelah dalam. Untuk tegangan menengah digunakan kawat
tembaga berisolasi enamel, sedangkan untuk tegangan rendah dipakai kawat
tembaga berisolasi kertas atau plat tembaga berisolasi enamel.

 Terminal / bushing

Terminal sisi tegangan menengah dibuat dari bahan porselen atau damar
sintetis ( synthetic resin). Trafo pasangan dalam (indoor) bentuk terminalnya
seperti tusuk kontak, sedang pada trafo pasangan luar (out door) bentuk
terminalnya seperti bushing isolator.

Terminal sisi tegangan rendah dibuat dari bahan porselen untuk arus sampai
dengan 630 A, sedang untuk arus yang lebih besar dan 630 A digunakan
terminal batang tembaga dengan isolator damar sintetis.

 Tangki trafo

Dibuat dari pelat baja bersepuh lapisan seng, berfungsi untuk tempat minyak
isolasi, sehingga harus kedap terhadap uap air.

 Sistem pendinginan trafo

Pada umumnya sistem pendinginan trafo distribusi adalah onan, yaitu


pendinginan lilitan trafo menggunakan minyak isolasi yang bekerja secara

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan


52
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Peralatan Jaringan Distribusi

alamiah, dan pendinginan kembali minyak isolasi menggunakan udara yang


bekerja secara alamiah melalui dinding tangki dan sirip-sirip.

Trafo berbeban menyebabkan suhu lilitan bertambah dan panas tersebut


dialirkan ke tangki dan sirip-sirip trafo melalui minyak isolasi.

Kenaikan suhu minyak isolasi ini menyebabkan pertambahan volumenya


dengan koefisien muai minyak trafo kurang lebih 0,08 % / 0c. Memuai dan
menyusutnya minyak tersebut dibutuhkan ruang / cara tersendiri diantaranya
antara lain :

– Trafo dengan menggunakan gas nitrogen (N2)


kontak langsung diatas minyak trafo

– Trafo dilengkapi dengan konservator dan


pernapasan udara melalui silicagel

– Trafo dengan tangki penuh minyak dengan


dilengkapi sirip yang fleksibel sehingga dinamakan hermatic.

Untuk trafo distribusi dengan kapasitas yang lebih besar dan pembebanan
yang lebih / berat sistem pendingin dinding tangki menggunakan kipas angin
/ fan yang diputar oleh motor listrik.

3.4.10. Pengubah Sadapan ( Tap Changer )

Berfungsi sebagai sarana untuk mengubah perbandingan transformator untuk


mendapatkan tegangan operasi pada sisi beban sesuai dengan yang diinginkan
apabila tegangan disisi primer berubah-ubah.

Ada dua cara pemindahan sadapan trafo :

 Pemindahan sadapan tanpa beban (off load


tap changer), dlakukan pada trafo distribusi

 Pemindahan sadapan keadaaan berbeban


(on load tap changer), biasanya secara manual atau otomatis pada trafo
tenaga

3.4.11. Alat Indikator

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan


53
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Peralatan Jaringan Distribusi

Berfungsi untuk mengawasi / mengamati trafo selama beroperasi. macam-


macam alat indikator :

 Indikator suhu minyak

 Indikator suhu belitan

 Indikator permukaan minyak

 Indikator kedudukan tap changer.

Konstruksi Trafo

3 kumparan yang menerima arus


listrik (kumparan arah primer)
(sirkit listrik)

Sirkit maknetis (besi bagian atas


tidak ditunjukkan) inti kern

3 kumparan yang
mengeluarkan arus
(kumparan sekunder)

Semuanya itu direndam


dalam minyak
transformator pada
suatu bak / tangki

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan


54
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Peralatan Jaringan Distribusi

3.5. PERALATAN HUBUNG

Untuk membuka atau menutup sirkit tenaga listrik pada pengoperasdian jaringan
distribusi adalah dengan menggunakan alat hubung. Akibat dari kegiatan tersebut
akan menimbulkan busur listrik pada bagian kontak-kontak hubungnya. Busur listrik
yang terjadi adalah berupa panas yang tinggi, sengatan tregangan dan sinar yang
membahayakan pada mata, maka bila tidak dikendalikan akan menyebabkan
timbulnya dampak buruk terhadap peralatan-hubung yaitu kerusakan dan bahkan
menimbulkan kerugian yang lebih besar lagi, yaitu kecelakaan terhadap orang.

Proses terjadinya busur listrik adalah, jika kontak-hubung dipisahkan, maka beda
potensial diantara kedua kontak akan menimbulkan medan listrik .

Pembentukan busur listrik

Medan listrik akan menimbulkan emisi media tinggi pada kontak katoda dan arus
yang sebelumnya akan memanaskan kontak dan menghasilkan emisi thermis.
Kedua emisi ini menghasilkan electron bebas yang banyak dan bergerak menunju
kontak anoda membentur netral media isolasi di kawasan positip dan menimbulkan
proses ionisasi. Sehingga jumlah electron bebas menuju anoda makin bertambah

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan


55
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Peralatan Jaringan Distribusi

dan muncul ion positip hasil ionisasi yang bergerak menuju katoda. Perpindahan
muatan antar kontak tersebut dimamakan busur listrik.

Beberapa cara dan media yang digunakan untuk peredam busur listrik, yaitu :

3.5.1. Metoda dan Media Peredaman Busur Listrik

a. Pemutusan Cepat.

Biasanya dengan menggunakan tenaga dari pegas dilakukan pembukaan


kontak hubung untuk membuat jarak bagian yang bergerak dan bagian yang
diam dengan jarak berjauhan, maka busur vlistrik akan cepat putus dan
padam dengan sendirinya.

Peredaman busur listrik dengan kecepatan pegas

Tiap pisau pada peralatan ini dilengkapi dengan pisau pembantu yang lebih
kecil. Pisau pembantu kecil ini diikatkan pada pisau utama dengan dua buah
pegas keras. Pada akhir gerakan pemutusan, pisau kecil tersebut terbuka
cepat sekali karena tarikan dari pegas.Pemutusan terjadi dengan cepat,
tanpa tergantung kecepatan gerakan operator.

b. Peredam busur api listrik dengan Magnit.

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan


56
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Peralatan Jaringan Distribusi

Pada saklar (kontaktor) tegangan rendah, biasanya alat pemadam listrik


dilakukan dengan : peniupan magnitis

 Pada electrode yang jaraknya dekat itu mulai timbul busur listrik, busur
listrik itu permanent (tetap ada), karena udara lingkungan makin panas,
menyebabkan busur listrik cenderung akan naik.
 Kumparan magnit menimbulkan magnitisme.
 Letak kumparan dan rangkaian magnetisasi, sehingga medan magnet
memotong horizontal busur listrik.
 Busur listrik akan naik dan padam.
 Busur listrik “ditiup”

Alat ini digunakan pada kontaktor tegangan rendah.

c. Peredam busur api listrik dengan tanduk.

Fungsi tanduk sebenarnya adalah sebagai alat-bantu dari kontak-utama


peralatan hubung. Untuk membuka sirkit dilakukan oleh kontak-utama, tetapi

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan


57
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Peralatan Jaringan Distribusi

tidak terjadi busur listrik dikarenakan kontak-bantu yaitu batang logam yang
berbentuk tandfuk masih pada keadaan kontak. Bebarapa saaat setelah
kontak-utama terbuka , maka secara bertahap kontak-bantu membuka dan
terjadilah busur listrik, tetapi karena diarahkan ke atas sehingga busur listrik
yang panas tersebvut akan berjalan naik sampai pada ujung tanduknya
dengan jarak yang semakin melebar sehingga akhirnya busur tersebut
terputus dan padam.

Peralatan hubung dengan cara kerja seperti ini biasanya digunakan pada
saklar tegangan menengah yang dipasang di atas tiang ( Pole Top Switch )

Pole Top Switch ( PTS )

Berbagi Saklar
dan tertutup, arus
menyebarkan ilmu Saklar terbuka,
pengetahuan serta Tanduk terpisah. perusahaan
nilai-nilai
58 listrik mengalir melalui tanduk masih Busur listrik timbul
kontak utama/rahang bersentuhan. antara tanduk.
dan pisau. Rangkaian masih Jadi kontak utama
tertutup. dilindungi.
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Peralatan Jaringan Distribusi

d. Peredam busur api dengan udara.

Peredam ini busur listrik ini digunakan pada peralatan jaringan tegangan
menengah dan tinggi. Proses pemadamannya seperti dibawah ini:

 Busur listrik yang timbul antara dua electrode adalah permanent.


 Sumber udara yang ditekan, ditempatkan dibawah busur listrik.
 Udara yang ditiupkan dari bawah ke atas, meniup busur listrik hingga
naik, semakin panjang dan akhirnya padam.

Pada Peralatan-hubung tegangan tinggi dara hembus yang diperlukan


untuk pemutusan selalu tersedia pada tangki persediaan dengan tekanan
20 - 30 kg/cm 2.

Sedangkan pada tegangan menengah, udara tekan dihasilkan dari pompa


udara yang menjadi satu rangkain mekanis dengan peralatan mekanis
alat-hubungnya. Pada saat kontak utama membuka, kontak bantu masih
terhubung lalu menyusul terbuka dan mendapat tekanan udara.

e. Peredam busur listrik dengan minyak.

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan


59
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Peralatan Jaringan Distribusi

Ada 2 ( dua ) cara peredaman dengan menggunakan minyak isolasi, yaitu


dengan merendam kontak-hubung ke dalam minyak dengan jumlah yang
banyak ( Bulk Oil ) dan dengan menggunakan minyak dengan jumlah sedikit (
Low Oil Content ).

Pada saat kontak dipisahkan, busur listrik akan terjadi di dalam minyak,
sehingga minyak menguap dan menimbulkan gelembung gas yang
menyelubungi busur listrik. Panas yang ditimbulkan busur listrik, maka
minyak akan mengalami dekomposisi dan menghasilkan gas hydrogen yang
menghambat produksi pasangan ion, dan tekanan terhadap minyak itu
sendiri untuk berdekatan dengan busur listrik. Berhubungannya minyak
dengan busur listrik menimbulkan pendinginan pada busur listrik dan
sekaligus memotong busur listrik itu sendiri .

Konstruksi Pemutus dengan media peredam Konstruksi Pemutus dengan media peredam
menggunakan minyak sedikit
menggunakan minyak banyak

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan


60
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Peralatan Jaringan Distribusi

f. Peredam busur api dengan ruang hampa udara

Peradaman di dalam ruang hampa, berarti diantara kontak-hubung pada saat


membuka tidak ada udara, sehingga tidak ada media yang dapat
menghantarkan elektron, maka busur listrik tidak akan terjadi.

Keterangan :

1. Ruang hampa.
2. ruang/bagian pemikat.
3. cincin pengumpul.
4. pegas baja.
5. kontak bergerak.
6. kontak diam.
7. tuas pengunci.
8. plat baja.

Alat pemadam busur listrik ini digunakan pada tegangan menengah, tinggi
dan ekstra tinggi .

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan


61
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Peralatan Jaringan Distribusi

g. Peredam busur listrik menggunakan gas

Cara kerjanya adalah pada saat terbukanya kontak-hubung gas SF6 yang
berada di dalam tabung akan mendinginkan dan memutuskan busur listrik
yang terjadi. Sifat gas SF6 ( Sulphur Hexa Fluoride ) adalah todak mudah
terbakar, bahkan pada temperatur 150 ° C mempunyai sifat tidak merusak
meta, plastik dan bahan-bahan lain yang digunakan pada peralatan-hubung.
Sebagai isolasi listrik mempunyai kekuatan dielektrik yang tinggi.

Peralatan-hubung dengan media peredam gas SF6 digunakan pada sistem


tegangan menengah, tinggi dan ekstra tinggi.

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan


62
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Peralatan Jaringan Distribusi

3.5.2. Macam-Macam Peralatan Hubung Berdasarkan Fungsinya .

Ada 3 ( tiga ) macam peralatan-hubung berdasarkan fungsinya, yaitu :

 Pemisah ( PMS )

Simbol Diagram

Berfungsi sebagai membuka dan


menutup aliran listrik 20 kV tanpa ada
beban, karena kontak penghubung tidak
dilengkapi alat peredam busur listrik.

 Pemutus Tenaga ( PMT )

Simbol Diagram
Berfungsi untukembuka dan menutup
aliran listrik dalam keadaan berbeban
atau tidak berbeban, termasuk memutus
pada saat terjadi gangguan hubung
singkat.

 Pemutus Beban ( PMB = LBS )

Simbol Diagram

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan


63
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Peralatan Jaringan Distribusi

Berfungsi untuk membuka dan menutup


aliran listrik dalam keadaan berbeban
atau tidak

3.5.3. Spesifikasi Peralatan-Hubung

Kemampuan / kapasitas peralatan-hubung didasarkan :

 Kemampuan / kapasitas terhadap arus

 Arus pengenal ( In ), yaitu kemampuan alat-hubung terhadap


arus kerja terus-menerus tanpa menyebabkan kerusakan, dalam satuan
Amper.

 Kapasitas pemutusan ( Ith ), yaitu kemampuan alat-hubung


dilalui arus akibat gangguan dalam waktu tertentu, dalam satuan kilo
Amper / second.

 Kapasitas penyambungan ( Ima ), yaitu kemampuan alat-


hubung dilaluli arus pada saat dimasukkan, dalam satuan kilo Amper.

 Kermampuan / kapasitas terhadap tegangan

 Tegangan pengenal ( Un ), yaitu kekuatan isolasi terhadap


tegangan kerja.

 Tingkat Isolasi Dasar ( TID = BIL / basic Insulation level ),


yaitu kemampuan isolasdi terhadap gangguan tegangan impul sesaat.

 Derajat perlindungan , yaitu kemampuan konstruksi terhadap


masuknya benda-benda lain,berupa :

 Benda padat, pada angka pertama.

 Benda cair, pada angka kedua.

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan


64
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Peralatan Jaringan Distribusi

DERAJAT PERLINDUNGAN
(INDEX OF PROTECTION / IP )

ANGKA I PENJELASAN ANGKA II PENJELASAN

0 Tanpa proteksi 0 Tanpa Proteksi

1 Proteksi terhadap masuknya 1 Proteksi terhadap tetesan air


benda padat lebih dari 50 mm vertikal

2 Proteksi terhadap masuknya 2 Proteksi terhadap tetesan air


benda padat lebih dari 12 mm vertikal dan membuat < 150
terhadap horisontal

3 Proteksi terhadap masuknya 3 Proteksi terhadap semprotan air


benda padat lebih dari 25 mm sampai < 600 terhadap
horisontal
4 Proteksi terhadap masuknya
benda padat lebih dari 1,0 mm 4 Proteksi terhadap semburan air
dari semua arah
5 Proteksi terhadap masuknya
debu 5 Proteksi terhadap air
bertekanan
6 Debu tidak bisa masuk (Dost
Tght) 6 Proteksi thd banjir temporer

7 Proteksi terhadap pengaruh


peredaman

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan


65
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Peralatan Jaringan Distribusi

8 Proteksi terhadap pengaruh


bawah air.

3.5.4. Peralatan-Hubung Berdasarkan Konstruksi Pemasangannya

A. Peralatan-hubung pasangan luar

Berupa saklar yang dipasang pada / di atas tiang, berfungsi sebagai alat
manuver pengoperasian jaringan distribusi secara manua maupun semi-
otomatis

 Pole Top Switch

Dipasang di atas satu tiang atau tiang portal, berfungsi untuk


pemisahan sebagian jaringan atau percabangan jaringan tanpa beban.
Pengoperasiannya menggunakan tangkai yang sudah terpasang dari
atas sampai ke posisi berdiri petugas dapat mengoperasikannya.
Ketiga alat-hubung secara bersamaan dapat membuka dan menutup.

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan


66
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Peralatan Jaringan Distribusi

 Pole Top – Load Break Switch

Fungsinya sama dengan PTS, tetapi dapat dioperasikan dalam


keadaan berbeban. Pemutusannya dengan cara cepat dan hembusan
udara.

1. Ruang Pemutusan 7. Penggerak dengan as


2. Kontak utama 8. As
3. Isolator penyangga 9. Sendi / siku
4. Isolator 10. Batang di dalam pegas
5.Tembaga anyaman disepuh timah 11. Pegas
6. Kerangka

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan


67
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Peralatan Jaringan Distribusi

 Cut – Out ( CO )

Fungsinya sebagai pemisah antara dari sebuah alat hubung lain misal
sectionalizer, recloser dan AVS = Automatic Vacum Switch, bertujuan
untuk membebaskan tegangan pada peralatan-hubung tersebut untuk
keperluan pemeriksaan / pemeliharaan.

Pengoperasiannya secara manual dengan menggunakan Switch-stick


perfasa.

 Fuse Cut Out ( FCO )

Dipasang sebagai peralatan-hubung saluran percabangan dan trafo


distribusi.

Berfungsi sebagai peralatan-hubung dan sekaligus sebagai pengaman


terhadap gangguan arus lebih. Pengoperasiannya secara manual
dengan menggunakan Switch-stick perfasa.

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan


68
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Peralatan Jaringan Distribusi

 Recloser

Merupakan Pemutus Tenaga ( PMT ) yang dipasang pada tiang


( portal ) berfungsi sebagai peralatan-hubung untuk manuver jaringan
yang dapat membuka secara otomatis apabila saluran yang dilayaninya
ada gangguan arus lebih dan menutup kembali secara otomatis

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan


69
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Peralatan Jaringan Distribusi

beberapa saat setelah membuka. Jumlah buka-tutupnya


dikoordinasikan dengan PMT utama yang ada di gardu induk.

 Sectionalizer

Pemasangan dan fungsinya sama dengan recloser, tetapi cara


bekerjanya berdasarkan deteksi arus gangguan dan hitungan jumlah
padam jaringan yang dilayaninya.

Bila jaringan yang dilayaninya terganggu, maka alat deteksi arus


gangguannya akan merasakan, tetapi yang dapat memutuskan
gangguan adalah PMT yang ada di gardu induk. Sectionlizer akan
membuka secara otomatis setelah PMT di gardu induk terbuka sesuai
dengan setelan jumlah padam yang telah dikoordinasikan .

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan


70
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Peralatan Jaringan Distribusi

 Automatic Vacum Switch ( AVS )

Adanya AVS di Distribusi Jawa-Timur, karena sistem distribusinya, arus


gangguan hubung singkat fasa ke tanah sangat kecil, maka buka-
tutupnya alat-hubung berdasarkan ada-tidaknya tegangan pada
jaringan.

Digunakan sebagai alat manuver jaringan akan membuka secara


otomatis bila tegangan hilang karena bekerjanya PMT di gardu induk

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan


71
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Peralatan Jaringan Distribusi

dan akan masuk kembali bila PMT akan masuk secara otomatis
karena bekerjanya recloser.

3.5.5. Peralatan-Hubung Pasangan Dalam ( Kubikel )

Kubikel 20 kv adalah seperangkat peralatan listrik yang dipasang pada ruang


tertutup { gardu distribusi ) yang berfungsi sebagai pembagi, pemutus,
penghubung pengontrol dan proteksi sistem penyaluran tenaga listrik tegangan
20 KV.

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan


72
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Peralatan Jaringan Distribusi

 Jenis atau tipe kubikel 20 KV

a. Berdasarkan fungsi serta penempatannya, diklasifikasikan sebagai


berikut :

 Kubikel pada Gardu Induk sisi 20 KV, berfungsi sebagai


penghubung antara sumber listrik yang berasal dari Trafo Step-
down ke saluran / jaringan distribusi 20 KV
Jenis kubikel yang terpasang terdiri dari :

 Kubikel incoming ( kabel masuk ), peralatan hubungnya


PMT
 Kubikel outgoing ( penyulang ), peralatan hubungnya PMT
 Kubikel kopel, berupa kubikel PMS
 Kubikel pemakaian sendiri, peralatan hubungnya LBS
 Kubikel trafo ukur, peralatan hubungnya PMS
 Kubikel interface
 Kubikel shunt capasitor

 Kubikel pada Gardu Hubung, berfungsi sebagai pembagi tenaga


listrik dari Gardu Induk ke saluran / jaringan distribusi 20 KV

 Kubikel incoming, kabel masuk dari penyulang ekspres


dengan peralatan hubung LBS

 Kubikel outgoing yang jumlahnya tergantung dari banyaknya


penyulang dengan peralatan hubung LBS

Kubikel dapat dioperasikan secara lokal maupun jarak jauh bila


dilengkapi dengan penggerak motor dan sistem remote kontrol dari
SCADA.

 Gardu Distribusi, berfungsi sebagai penurun tegangan dari tegangan


menengah menjadi tegangan rendah untuk didistribusikan ke
pemakaian.

Komposisi Kubikel tergantung pada sifat pelayanan gardu tersebut


Ada tiga jenis pelayanan gardu distribusi, yaitu :

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan


73
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Peralatan Jaringan Distribusi

• Pelayanan umum TR
• Pelayanan khusus TM
• Pelayanan campuran TM dan TR

Diagram Garis Tunggal Komposisi Kubikel Pada Gardu Distribusi


Pelayanan Umum TR

Gardu pelayanan umum dengan 1 (satu) buah trafo distribusi adalah :


LBS, LBS, PB – type 1A

PT

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan


74
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Peralatan Jaringan Distribusi

Gardu pelayanan umum dengan 2 (dua) buah trafo distribusi type 1B

Diagram garis tunggal komposisi kubikel pada gardu pelayanan


khusus TM

Gardu pelayanan khusus TM type 2A : LBS, LBS, PT, CB, B1 Type 2A

LBS LBS PT B1
PGDB

CT
FUSE OCB
TM

PT

KWH
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan
75
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Peralatan Jaringan Distribusi

Gardu pelayanan khusus TM type 3A : LBS, LBS, PT, CBO

LBS LBS PT
PGC

TYPE 3A
FUSE
OCB
TM

PT
CT

KWH

CB : Circuit Breaker Out Going pada Gardu PGDB


CBO : Circuit Breaker Out Going pada Gardu PGC

Gardu Pelayanan khusus TM type 4A : LBS, LBS, PT, CBOM Type 4A


LBB LBS

CB OM

OCB

CT

PT

KWH
KE TRAFO
DISTRIBUSI
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan
76
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Peralatan Jaringan Distribusi

CBOM : Circuit Breaker Out Metering, yaitu kubikel pmt dilengkapi dengan
sarana pengukuran dan pembatasan didalamnya terdapat CT dan PT
Gardu pelayanan khusus TM dilengkapi dengan pengamanan fuse TM
pada sisi beban : LBS, LBS, PT, CB, PB

CT

KE TRAFO
KWH DISTRI
BUSI

Diagram garis tunggal komposisi kubikel pada gardu pelayanan


campuran

Gardu pelayanan campuran type 2B : PB, LBS, LBS, PT, CB, B1 Type
2B

B1

PB LBS LBS PT
PGDB

CT
FUSE
TM OCB

PT

KW
H
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan
77
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Peralatan Jaringan Distribusi

Gardu Pelayanan Campuran Type 3B : PB, LBS, LBS, PT, CBO

PB LBS LBS PT
PGC

TYPE 3B
FUSE
OCB
TM

PT
CT

KWH

Gardu Pelayanan Campuran Type 4B : PB, LBS, LBS, CBOM

PB LBS LBS

CB OM

OCB

CT

KWH
TRAFO DISTRIBUSI
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta KE TRAFO
nilai-nilai perusahaan
78 DISTRIBUSI
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Peralatan Jaringan Distribusi

b. Berdasarkan letak konstruksi busbar

 Kubikel dengan busbar di atas

 Kubikel dengan busbar di bawah

 Kubikel dengan busbar di belakang

c. Berdasarkan jumlah busbarnya

 Kubikel dengan satu busbar, kapasitas relatif kecil , konstruksinya


lebih sederhana, keandalan dan fleksibelitas operasi kurang baik

 Kubikel dengan busbar ganda, kapasitas daya yang disalurkan relatif


lebih besar, peralatan lebih banyak, keandalan dan fleksibelitas
operasi lebih baik.

d. Berdasarkan penempatan alat-hubungnya

 Alat hubung terpasang tetap pada kotak / lemari / kompartemen


kubikel

 Alat hubung dapat ditarik keluar-masuk dari lemari / kotak /


kompartemen kubikel

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan


79
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Peralatan Jaringan Distribusi

3.5.6. Komponen Kubikel

Terdiri dari :

• Kompartemen

• Rel / Busbar

• Kotak Pemutus

• Pemisah Hubung Tanah

• Terminal Penghubung

• Fuse Holder

• Mekanik Kubikel

• Lampu Indikator

• Pemanas (Heater)

• Handle Kubikel (Tuas Operasi)

A. Kompartemen

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan


80
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Peralatan Jaringan Distribusi

Merupakan rumah dari terminal penghubung, LBS, PMT, PMS, Fuse, Trafo
ukur, (CT, PT) peralatan mekanis dan instalasi tegangan rendah, sehingga
tidak membahayakan operator terhadap adanya sentuhan langsung ke
bagian - bagian yang bertegangan

Berupa lemari / kotak terbuat pelat baja, terbagi menjadi 2 (dua) bagian,
bagian atas untuk busbar dan bagian bawah untuk penyambungan dengan
terminasi kabel

Komponen bagian bawah, pada bagian depan berupa pintu yang dapat
dibuka tetapi bisa dilakukan apabila tegangan sudah dibebaskan dan
terminasi kabel sudah ditanahkan.

1. Kompartemen busbar
2. Kompartemen
tegangan rendah
3. Pemutus beban dan
saklar pentanahan
4. Kompartemen
mekanik operasi
5. Kompartemen kabel

B. Rel / Busbar 20 kV Isolator Tonggak

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan


81
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Peralatan Jaringan Distribusi

Sebagai rel penghubung antara kubikel yang satu dengan lainnya, posisi rel
umumnya terletak pada bagian atas kubikel, pada kubikel type RMU (Ring
Main Unit) rel 20 kVterdapat dalam tabung SF 6 vacum bentuk rel ada yang
bulat ada yang pipih.

Busbar harus dari bahan tembaga atau aluminium.

Busbar aluinium harus dilapisi timah pada titik sambungan busbar.

Busbar dapat dilapis karet silikon atau bahan EPDM (heat shrink insulation
material) untuk memenuhi ketahanan tingkat isolasinya. Bahan pelapis
tersebut yang dipakai tidak bisa terbakar dan bila dari bahan yang dapat
terbakar tetapi api dapat cepat mati dengan sendirinya (selfextinguishing).

Isolator tonggak dapat dibuat dari bahan porselin atau isolasi lain yang tidak
mudah terbakar. Isolator porselin berdasarkan rekomendasi IEC 168.

Jarak rambat tidak boleh kurang dari 320 mm. Isolator sintetis harus bebas
dari cacat permukaan seperti rongga-rongga (fold blow holes) dan
sebagainya, yang dapat mengganggu operasi isolator selanjutnya ( sesuai
rekomendasi IEC 660 ).

C. Kontak Pemutus

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan


82
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Peralatan Jaringan Distribusi

Sebagai pemutus / penghubung aliran listrik kontak pemutus terdiri dari dua
bagian yaitu kontak gerak (moving contact) dan kontak tetap (fixed contact)
sebagai peredam busur api pada kubikel jenis LBS atau PMT digunakan
media minyak, gas SF6, vacum atau dengan hembusan udara, selain itu
memperkecil terjadinya busur api dilakukan dengan pembukaan dan
penutupan kontak pemutus secara cepat secara mekanis

D. Sirkuit pembumian

Semua bagian logam PHB yang bukan merupakan bagian sirkuit utama
atau sirkuit bantu dan yang dapat bermuatan sehingga membahayakan
harus dihubungkan ke penghantar pembumian .

Penghantar tersebut terbuat dari tembaga dan mampu mengalirkan arus


sebesar 12,5 kA selama 1 detik tanpa menjadi rusak.

Kepadatan arus di sirkuit pembumian tidak boleh melampaui 200 A/mm 2


dengan luas penampang penghantar tidak kurang dari 30 mm2

Pada setiap ujung penghantar disambung dengan instalasi sistem


pembumian pembumian melalui baut berukuran M12. Penghantar
pembumian ditempatkan sedemikian sehingga tidak merintangi tangan
untuk mencapai terminal kabel.

Selungkup kompartemen sekurang-kurangnya harus terselubung di satu


titik dengan penghantar bumi. Kontinuitas pembumian antara badan
kompartemen dan sekat atau tutup diyakinkan melalui pemasangan baut
dan mur atau cara lain yang dapat diandalkan.

Kontinuitas pembumian antara bagian bergerak yang berengsel dengan


luas penampang tidak kurang dari 30 mm2 suatu penguat ditambahkan
pada pita tersebut untuk melindungi anyaman pita terhadap tegangan
mekanis yang tidak semestinya.

Bagian sakelar pembumian harus terhubung ke penghantar utama


pembumian melalui penghantar tembaga yang kaku dan fleksibel dengan
luas penampangnya tidak kurang dari 30 mm2 .

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan


83
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Peralatan Jaringan Distribusi

Setiap kubikel yang dilengkapi sakelar pembumian harus dipasang terminal


tembaga untuk pembumian yang dihubungkan ke penghantar pembumian
dengan penjepit pembumian sementara.

E. Pemisah Hubung Tanah (Pemisah Tanah)

Untuk mengamankan kubikel pada saat tidak bertegangan dengan


menghubungkan terminal kabel ketanah (grounding), sehingga bila ada
personil yang bekerja pada kubikel tersebut terhindar terhadap adanya
kesalahan operasi yang menyebabkan kabel terisi tegangan.

PMS tanah ini biasanya mempunyai sistem interlock dengan pintu kubikel
dan mekanik LBS pintu tidak bisa dibuka jika PMS tanah belum masuk, LBS
tidak bisa masuk sebelum PMS tanah dibuka.

Posisi buka atau tutup ke tiga pisau sakelar pembumian harus dapat
diperiksa melalui lubang pengamatan terdapat pada PHB. Sebagai alternatif
pisau-pisau sakelar pembumian dapat dipasang indikator untuk
menentukan posisi buka atau tutup.I ndikator tersebut harus sesuai dengan
posisi sebenarnya dari pisau-pisau sakelar pembumian tersebut.

Sakelar pembumian dan penghubung singkat harus mempunyai kapasitas


penyambungan 31,5 kA (puncak), nilai ini dapat dikurangi sehingga 2,5 kA
jika rangkaian diamankan dengan pengaman beban jenis HRC. Sakelar
pembumian umumnya memeiliki kapasitas penyambungan 5,8 kA. Sakelar
pembumian harus dioperasikan manual secara terpisah.

F. Terminal Penghubung

Untuk menghubungkan bagian-bagian kubikel yang bertegangan satu


dengan yang lainnya, ada beberapa terminal antara lain :

 Terminal busbar, tempat dudukan busbar.


 Terminal kabel, tempat menghubungkan kabel incoming dan out
going.
 Terminal PT, tempat menyambung transformator tegangan untuk
pengukuran.

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan


84
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Peralatan Jaringan Distribusi

 Terminal CT, tempat menyambungkan transformator arus untuk


pengukuran.

G. Fuse Holder

Untuk menempatkan fuse pengaman trafo pada kubikel PB atau kubikel PT

H. Mekanik Kubikel

Berfungsi untuk menggerakkan dan merubah posisi membuka / menutup


kontak LBS PMT dan PMS maupun pemisah hubung tanah dibuat
sedemikian rupa, sehingga pada waktu membuka dan menutup kontak
pemutus berlangsung dengan cepat.

I. Lampu Indikator

Untuk menandai adanya tegangan (20 kV) pada sisi kabel, baik berasal dari
sisi lain kabel tersebut atau berasal dari busbar sebagai akibat alat hubung
dimasukkan, lampu indikator menyala dikarenakan adanya arus kapasitip
yang dihasilkan oleh kapasitor pembagi tegangan.

Kubikel jenis PMT lampu indikator digunakan nuntuk menandai posisi alat-
hubungnya dengan 2 ( dua ) warna yang berbeda untuk posisi masuk atau
keluar. Sumber listrik untuk lampu indikator berasal daris sumber arus
searah ( DC ) yang dihubungkan dengan kontak bantu yang bekerja
serempak dengan kerja poros penggerak alat-hubung utama.

J. Indikator Hubung Singkat Dan Indikator Gangguan Ke Bumi (Jika


Diperlukan)

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan


85
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Peralatan Jaringan Distribusi

 Perlengkapan ini harus dipasang pada setiap penyulang keluar dan


terdiri dari :
 Transformator arus jenis resin yang dipasang melingkari kabel.
 Satu kotak untuk rele, batere yang dapat dimuati kembali
(rechargeable) dan alat pemberi muatan (changer) yang dipasang
pada dinding di dalam gardu. Catu daya sebesar 200 V 50 Hz.
 Satu indikator luminious yang tahan cuaca yang dapat ditempatkan di
bagian luar bangunan pada dinding
 Spesifikasi indikator hubung singkat dan indikator gangguan ke bumi.
– Current sensing 3 core type CT or 3 single core
– Fault current threshold : 40, 80, 160 A
– Resetting automatic with LV supply restoration
– Accuracy :  10 %
K. Pemanas (Heater)

Untuk memanaskan ruang terminal kabel agar kelembabannya terjaga.


keadaan ini diharapkan dapat mengurangi efek corona pada terminal
kubikel tersebut, besarnya tegangan heater 220 V sumber tegangan
berasal dari trafo distribusi.

L. Handle Kubikel

Untuk menggerakkan mekanik kubikel, yaitu membuka atau menutup posisi


kontak hubung : PMT, PMS, LBS, pemisah tanah (grounding) atau
pengisian pegas untuk energi membuka / menutup kontak hubung, pada
satu kubikel, jumlah handle yang tersedia bisa satu macam atau lebih.

M. Sistem Interlock (Interlock) Dan Pengunci

Sistem interlock harus dilengkapi untuk mencegah kemungkinan kesalahan


atau kelainan operasi dari peralatan dan untuk menjamin keamanan
operasi.

Gawai interlock harus dari jenis mekanis dengan standar pembuatan yang
paling tinggi, tak dapat diganggu gugat dan mempunyai kekuatan mekanis
lebih tinggi dari kontrol mekanisnya.

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan


86
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Peralatan Jaringan Distribusi

Pada kubikel jenis PMT yang dilengkapi dengan motor listrik sebagai
penggerak alat hubung dan dikontrol dengan sistem kontrol listrik arus
searah, maka sistem interlockpun juga diberlakukan pada sistem kontrol
listriknya. Yaitu bila posisi komponen kubikel belum pada posisi siap
dioperasikan, maka sistem kontrol tidak dapat dioperasikan .

Macam- macam sistem interlock pada Kubikel :

 Interlock pintu

 Pintu Kubikel harus tidak dapat dibuka jika :

 Sakelar utama (sakelar tegangan menengah) dalam keadaan


tertutup
 Sakelar pembumian dalam keadaan terbuka.
 Pintu Kubikel harus tidak dapat ditutup jika sakelar
pembumian dalam keadaan terbuka.

 Interlock sakelar utama

 Sakelar utama (sakelar tegangan menengah) harus tidak dapat


dioperasikan jika :

 Pintu Kubikel dalam keadaan terbuka.


 Sakelar pembumian dalam keadaan tertutup.

 Interlock sakelar pembumian

 Sakelar pembumian harus tidak dapat ditutup jika


sakelar utama dalam keadaan tertutup

 Penguncian

 Perlengkapan penguncian harus disediakan


untuk :
 Sakelar pembumian pada posisi terbuka atau
tertutup
 Sakelar utama atau pemutusan tenaga pada
posisi terbuka
 Pintu Kubikel

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan


87
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Peralatan Jaringan Distribusi

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan


88

Anda mungkin juga menyukai