Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH MESIN LISTRIK

“ Percobaan Sederhana Transformator “


Jenis Penurun Tegangan (Step Down)

Disusun oleh :
1. A. ludfi nur kasan
2. Alfi werdi
3. Andrian
4. Fikri ahmad
5. Galih rambu artakris
6. Irwan abdoli
7. Jhoni al rizal
8. Khairunnas
9. Rian alpa riansyah

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO S1


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS RIAU
2018
Transformator

1. Teori Dasar

Hukum utama dalam transformator adalah hukum induksi faraday. Menurut


hukum ini suatu gaya listrik melalui garis lengkung yang tertutup, adalah berbanding
lurus dengan perubahan persatuan waktu dari pada arus induksi atau flux yang dilingkari
oleh garis lengkung itu. Selain hukum Faraday, transformator menggunakan hukum
Lorenz seperti terlihat pada gambar berikut :

Dasar dari teori Transformator ialah :

Apabila ada arus listrik bolak-balik yang


mengalir mengelilingi suatu inti besi maka inti besi itu akan berubah menjadi magnet (seperti
gambar 1.2) dan apabila magnet tersebut dikelilingi oleh suatu belitan maka pada kedua ujung
belitan tersebut akan terjadi beda tegangan mengelilingi magnet, maka akan timbul gaya gerak
listrik (GGL). Dari prinsip tersebut di atas dibuat suatu transformator seperti gambar berikut :
Berdasarkan hukum Faraday yang menyatakan magnitude dari electromotive motive
force (emf) proposional terhadap perubahan fluks terhubung dan hukum Lenz yang menyatakan
arah dari emf berlawanan dengan arah fluks sebagai reaksi perlawnan dari perubahan fluks
tersebut didapatkan persamaan:

Dimana :
e = emf sesaat (instantaneous emf)
Ψ = fluks terhubung (linked flux)
Dan pada transformer ideal yang diekstansi dengan sumber sinusiodal berlaku persamaan :
E = 4,44.Φm.N.f
E N f m = 4,44.Φm.N.f

Dimana :
E = Tegangan (rms)
N = jumlah lilitan
Φm = fluks puncak (peak flux)
F = frekuensi

dan persamaan:

Dimana :
E1 = Tegangan Primer
E2 = Tegangan Sekunder
N1 = Belitan Primer
N2 = Belitan Sekunder
I1 = Arus Primer
I2 = Arus Sekunder

Dikarenakan pada transformer ideal seluruh mutual flux yang dihasilkan salah satu
kumparan akan diterima seutuhnya oleh kumparan yang lainnya tanpa adanya leakage flux
maupun loss lain misalnya berubah menjadi panas, berkurangnya daya (P). Atas dasar inilah
didapatkan pula persamaan:

P1 = P2
V1.I1 = V2.I2
N1.I1 = N2.I2

1.2 Rumus menghitung jumlah lilitan dalam satu volt


Pada sistem penggulungan trafo biasa terjadi penyimpangan kerugian Seperti kerugian
kawat email dan kurang panas tidak diperhitungkan. Kerugian seperti ini sekitar 20% sampai
30% dari tembaga gulungan Primer.
Apabila kita ingin merencanakan gulungan sekunder 100 watt,maka Tenaga primer harus
lebih 20% sampai 25% dari tenaga sukunder. Yang harus selalu diingat bahwa setiap kali
tegangan gulungan Sekunder diberi beban tegangannya akan turun.

Keterangan :
I2 =arus yang mengalir ke beban
E1 =tegangan gulungan primer dari PLN
E2 =tegangan gulungan sekunder
Dinegara kita tegangan listrik berfrekuensi sekitar 50 sampai 60 Hz oleh sebab itu untuk
menghitung gulungan pervolt kita.
Dapat memakai rumus :
𝒇
GPV =
𝑶
Dimana :
GPV = jumlah gulang per volt
f = frekuensi listrik (Hz)
O = luas irisan teras diukur dengan cm. (hasil kali dari lebar dan tinggi tempat
gulunga
2. Pembuatan Transformator
2.1 Alat dan Bahan :

Gambar 1. Peralatan dan Bahan Yang digunakan

2.2 Alat Yang Digunakan :


1. tang kombinasi
2. obeng
2.3 Bahan Yang Digunakan :
1. selongsong (koker)
2. kawat enameled ukuran (0,2 mm untuk primer dan 0,5 mm untuk sekunder)
3. isolator (kertas atau lakban)
4. inti (kern) EI

3. Cara Membuat :
1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan, perhitungkan besar kawat enameled, dan besar inti
(kern), karena hal tersebut berpengaruh pada nilai tegangan dan arus yang disuplay atau
dikeluarkan.
2. Lakukan perhitungan untuk mendapatkan jumlah lilitan primer dan sekunder sesuai dengan
yang kita inginkan.
3. Setelah mendapatkan berapa jumlah lilitan yang dibutuhkan, mulailah melilit untuk bagian
primer, lilit kawat pada selongsong (koker), padatkan lilitan pada saat melilit agar tidak ada
gerakan mekanis pada lilitan pada saat diberi sumber tegangan. Ingat, lebihkan sedikit ujung
kawat untuk dihubungkan ke sumber (sebagai kutub).
4. Setelah selesai lilitan primer beri isolasi sebagai pembatas antara lilitan primer dan sekunder
untuk menghindari short antar belitan primer dengan sekunder.
5. Setelah selesai melilit bagian primer, lajutkan melilit untuk bagian sekunder, jangan lupa
lebihkan sedikit kawatnya guna sebagai kutub.
6. Terakhir, pasang inti (kern) EI secara menyilang agar inti besi menjadi padat, anda bisa
menambahkan mur dan baut untuk lebih mengencangkan ikatan kern EI tersebut.

Gambar 2. Gambar Trafo yang sudah dirangkai

2. Prinsip Kerja Motor Transformator

Anda mungkin juga menyukai