Disusun oleh :
1. A. ludfi nur kasan
2. Alfi werdi
3. Andrian
4. Fikri ahmad
5. Galih rambu artakris
6. Irwan abdoli
7. Jhoni al rizal
8. Khairunnas
9. Rian alpa riansyah
1. Teori Dasar
Dimana :
e = emf sesaat (instantaneous emf)
Ψ = fluks terhubung (linked flux)
Dan pada transformer ideal yang diekstansi dengan sumber sinusiodal berlaku persamaan :
E = 4,44.Φm.N.f
E N f m = 4,44.Φm.N.f
Dimana :
E = Tegangan (rms)
N = jumlah lilitan
Φm = fluks puncak (peak flux)
F = frekuensi
dan persamaan:
Dimana :
E1 = Tegangan Primer
E2 = Tegangan Sekunder
N1 = Belitan Primer
N2 = Belitan Sekunder
I1 = Arus Primer
I2 = Arus Sekunder
Dikarenakan pada transformer ideal seluruh mutual flux yang dihasilkan salah satu
kumparan akan diterima seutuhnya oleh kumparan yang lainnya tanpa adanya leakage flux
maupun loss lain misalnya berubah menjadi panas, berkurangnya daya (P). Atas dasar inilah
didapatkan pula persamaan:
P1 = P2
V1.I1 = V2.I2
N1.I1 = N2.I2
Keterangan :
I2 =arus yang mengalir ke beban
E1 =tegangan gulungan primer dari PLN
E2 =tegangan gulungan sekunder
Dinegara kita tegangan listrik berfrekuensi sekitar 50 sampai 60 Hz oleh sebab itu untuk
menghitung gulungan pervolt kita.
Dapat memakai rumus :
𝒇
GPV =
𝑶
Dimana :
GPV = jumlah gulang per volt
f = frekuensi listrik (Hz)
O = luas irisan teras diukur dengan cm. (hasil kali dari lebar dan tinggi tempat
gulunga
2. Pembuatan Transformator
2.1 Alat dan Bahan :
3. Cara Membuat :
1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan, perhitungkan besar kawat enameled, dan besar inti
(kern), karena hal tersebut berpengaruh pada nilai tegangan dan arus yang disuplay atau
dikeluarkan.
2. Lakukan perhitungan untuk mendapatkan jumlah lilitan primer dan sekunder sesuai dengan
yang kita inginkan.
3. Setelah mendapatkan berapa jumlah lilitan yang dibutuhkan, mulailah melilit untuk bagian
primer, lilit kawat pada selongsong (koker), padatkan lilitan pada saat melilit agar tidak ada
gerakan mekanis pada lilitan pada saat diberi sumber tegangan. Ingat, lebihkan sedikit ujung
kawat untuk dihubungkan ke sumber (sebagai kutub).
4. Setelah selesai lilitan primer beri isolasi sebagai pembatas antara lilitan primer dan sekunder
untuk menghindari short antar belitan primer dengan sekunder.
5. Setelah selesai melilit bagian primer, lajutkan melilit untuk bagian sekunder, jangan lupa
lebihkan sedikit kawatnya guna sebagai kutub.
6. Terakhir, pasang inti (kern) EI secara menyilang agar inti besi menjadi padat, anda bisa
menambahkan mur dan baut untuk lebih mengencangkan ikatan kern EI tersebut.