PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TEORI DASAR LISTRIK
Energi
Gambar. 1
Suatu bahan dimana ikatan elektron – elektron terhadap inti atomnya kuat
sekali dan elektron – elektron tersebut, apabila diberi energi dari luar sulit
untuk melepaskan ikatannya, maka bahan tersebut dikatakan “Isolator”,
atau dapat dikatakan suatu bahan yang sulit untuk mengalirkan arus listrik,
(gambar. 2)
Energi
Gambar. 2
1.2. Tahanan.
Sudah dinyatakan bahwa suatu konduktor mempunyai sejumlah elektron
bebas. Logam-logam biasanya merupakan konduktor yang baik karena
banyak mempunyai elektron bebas. Tembaga dan Alumunium adalah
logam yang banyak digunakan sebagai konduktro. Jika kita menginginkan
aliran listrik kita gunakan konduktor dan sebaiknya jika kita tidak
menginginkan aliran listrik kita gunakan isolator. Isolator dapat dikatakan
menghambat atau menahan aliran listrik hambatan atau perlawanan bahan
penghantar terhadap aliran listrik ini disebut “ Tahanan Listrik” dengan
simbol R dan dalam satuan OHM (). Tembaga dan alumunium adalah
konduktor (penghantar) yang baik, dikatakan mempunyai tahanan listrik
yang lebih kecil, sebaiknya kaca dan karet sebagai isolator, dikatakan
mempunyai tahanan listrik yang besar. Ada tiga faktor yang mempengaruhi
harga tahanan listrik suatu bahan konduktor, yaitu:
Panjang Konduktor
Semakin panjang konduktor semakin besar tahanan listriknya.
(tuliskan rumusnya)
(tuliskan rumusnya)
Temperatur.
Umumnya tahanan listrik suatu konduktor akan bertambah bila
temperatur konduktor naik.
(tuliskan rumusnya)
Konduktor yang pendek, tebal dan dingin tahan listriknya lebih kecil dari
pada konduktor yang panjang, tipis dan panas.
1.3. Tegangan
Untuk mendapatkan aliran arus listrik harus ada perbedaan potensial
antara dua titik/terminal. Beda potensial antara dua titik ini disebut
perbedaan tegangan atau tegangan saja dengan simbol U dan dalam
satuan Volt (V) dengan kata lain tegangan itu adalah gaya yang mendorong
elektron-elektron untuk berpindah / bergerak disepanjang penghantar,
sehingga disebut juga gaya gerak listrik (GGL). Bila beda potensial antara
dua terminal konduktor dinaikkan, maka jumlah elektron yang mengalir
akan bertambah banyak, sehingga aruspun bertambah besar pula.
1.4. Arus
Jumlah muatan elektron yang mengalir melalui titik tiap detik dapat
mencapai jutaan elektron. Banyaknya muatan listrik (Q) yang mengalir
melalui suatu titik setiap detik ini disebut kuat Arus Listrik dengan simbol I
dan dalam satuan ampere (A). (perlu tinjau ulang)
I = Q/t
Dimana I : Arus listrik (Arus)
Q : Muatan listrik (Coulomb)
t : Waktu (detik)
arus air pada gambar. B. Ini disebabkan karena gaya untuk mendorong air keluar
dari tangki A lebih besar dari gaya untuk mendorong air keluar dari tangki B.
Besar kecilnya gaya disebabkan oleh besar kecilnya perbedaan permukaan air.
A B
Gambar. 3
Untuk permukaan yang sama tapi dengan saluran yang berbeda maka pada
saluran yang panjang aliran air lebih kecil daripada saluran yang pendek
(gambar. 4). Hal ini disebabkan karena gesekan atau hambatan dari saluran
yang panjang lebih besar dari pada gesekan atau hambatan dari yang pendek.
Prinsip ini analog dengan aliran arus listrik. Besarnya arus dalam suatu
rangkaian tergantung pada 2 faktor, yaitu :
Jadi besarnya arus mengalir dalam suatu rangkaian tergantung tegangan dan
tahanan listriknya, yaitu sebanding dengan tegangan dan berbanding terbalik
dengan tahanan listrik.
A . B.
Gambar 4
Contoh Soal:
1. Tentukan arus listrik yang mengalir seperti pada gambar dibawah ini :
Gambar 5
V = 12 volt. R = 6 ohm.
Jawab : V = 12 V
R=6
I = V/R = 12/6 = 2 A.
2. Tentukan total tahanan (RT), total arus (IT) dan tegangan pada masing-masing
beban (E1, E2, E3), seprti pada gambar dibawah :
Gambar. 6.
Jawab :
RT = RI + R2 + R3
RT = 2 + 3 + 7
RT = 12
IT = I 1 = I 2 = I 3
IT = ET/RT = 240/12 = 20 Ampere
E1 = I1. R1 = 20 . 2 = 40 V
E2 = IT. R2 = 20. 3 = 60 V
E3 = IT. R3 = 20. 7 = 140 V
Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 6
PT. PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TEORI DASAR LISTRIK
3. Tentukan arus total dan arus listrik pada beban R2 seprti pada gambar dibawah
ini :
Jawab :
RT = (R1. R2)/(R1 + R2) = (6. 4)/(6+ 4) = 24/10 = 2,4
IT = ET/RT = 24/2,4 = 10 Ampere
ET = E 1 = E 2
I2 = E2/R2 = 24/4 = 6 Ampere
Gambar 7
2.2. Daya
Daya listrik
Jika suatu alat pemanas disambungkan pada suatu sumber tegangan,
maka arus akan mengalir pada elemen (tahanan) dari alat pemanas
tersebut. Proses ini adalah sebagai aplikasi dari perubahan energi listrik
menjadi energi panas. Jika alat pemanas yang digunakan dirumah-rumah,
yang pada labelnya mungkin tertulis 1 kilowatt, 4 kilowatt dan sebagainya.
Ini menunjukkan bahwa alat pemanas 4 kilowatt menyerap daya lebih besar
dari alat pemanas 1 kilowatt. Besarnya daya yang diserap ini dengan
simbol P dinyatakan dalam watt. Bahwa besarnya daya listrik dapat
diperhitungkan dari hasil perkalian antara tegangan dan arus, dapat
dirumuskan sebagai berikut :
P=UxI
dimana :
P = Besarnya daya listrik (watt)
Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 7
PT. PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TEORI DASAR LISTRIK
Gambar 8
Daya yang ditunjukkan oleh watt meter dapat pula diperhitungkan terhadap
I dan R, yaitu :
P = I2 x R.
2.5 Kapasitor
2.6 Induktor
2.7 Rangkaian Listrik
(buat narasi tentang rangkaian: - tahanan hubungan seri dan parallel
- kapasitor hubungan seri dan parallel
- inductor hubungan seri dan parallel)
Gambar 9
Bila rangkaian terdiri dari kompbinasi R dan XL, maka daya P yang
ditunjukkan oleh watt meter tidak sama dengan perkalian U dan I.
Gambar 10
Daya (P) yang ditunjukkan oleh watt meter disebut daya aktif dengan simbul
P dengan satuan watt yaitu daya yang diperhitungkan terhadap unsur R.
P = I2 x R atau P = UR x 1
S=VxI
S = I2 x Z
Gambar. 11
Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 10
PT. PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TEORI DASAR LISTRIK
Gambar 12
Daya pada rangkaian listrik dengan beban kondensator (C)
Gambar. 13
Seperti pada gambar 13, suatu rangkaian listrik dengan beban kondensator,
alat ukur watt meter menunjuk nol. Kondensator tidak menyerap daya
aktif, kita telah mengetahui bahwa :
Q = I2 / C
Contoh : c = 2 fc
= 3,14
f = Frekuensi Arus bolak-balik (Hz).
c = Kapasitas dari kondensator (Farad).
Seperti pada gambar 10, suatu rangkaian listrik dengan beban kondensator,
alat ukur Watt meter menunjuk nol. Kondensator tidak menyerap daya aktif,
kita mengetahui bahwa:
Q = I2 / c
Contoh : c = 2 fc
= 3,14
f = Frekuensi Arus bolak-balik (Hz)
c = Kapasitor dari kondensator (Farad)
Contoh :
Seperti pada gambar 14, dimana lampu dengan sumber tegangan 200 volt
mengalirkan arus 1 Ampere, maka.
Gambar. 14.
Gambar 15.
Bahwa energi identik sama dengan listrik, yang didefinisikan “Besarnya daya
listrik yang dilakukan persatuan waktu”, yang dihitung dalam satuan joule.
Tetapi didalam pemakaian sehari-hari bahwa satuan joule itu terlalu kecil,
sehingga satuan energi listrik biasa dinyatakan dalam WH (watt hour) atau
Kwh (Kilo watt hour), karena 1 Wh = 3600 joule, atau1 joule = 1 watt detik.
Adapun alat ukur khusus yang dipakai untuk mengukur energi listrik adalah
Kwh meter.
Contoh :
Suatu alat pemakai (setrika) menyerap daya sebesar 500 watt, dipakai
dalam waktu 1 jam, maka besarnya energi listrik yang terpakai adalah :
500 watt x 1 jam = 500 Wh.
P = …………… W
t = ….………… h
Gambar 16.
2
0
Effective Value
Peak Value
T
1 Cycle / 1 Periode
GELOMBANG SINUSOIDA
Harga Efektif : Nilai dari gelombang Arus bolak-balik sinusoida dimana pada
nilai tersebut Tegangan/Arus akan menyerap daya yang sama
dengan daya yang diserap oleh Tegangan/Arus searah.
Tegangan maksimum
Tegangan peak to peak
Tegangan rata-rata (average)
Tegangan efektif
3. GENERATOR 3 FASE
a
-c
-b U
S b
c
-a
Xs
Va
If
Xs
Jenis Sambungan
Vb
Xs
Vc
V
a b c
120 120
Va-c = Vline
line
Va= Vph
-Vc
Vc-b
Vb
Vc
Vb-a
Vph ph 3. Vph
Vp p
Vph
3
3.2. Daya Listrik Arus Bolak-balik: - satu fasa
- tiga fasa
DC AC Z
S
Q
P
4. TRANSFORMATOR
Bila pada kumparan primer diberikan tegangan bolak-balik (V1 ), maka pada
inti besi terjadi fluksi yang arahnya berubah-ubah sesuai dengan input arus
bolak-balik.
Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 20
PT. PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TEORI DASAR LISTRIK
E1 V1 N1
-------- = -------- = -------- = a
E2 V2 N2
- Hubungan bintang ( Y )
- Hubungan Delta ( Δ ).
- Hubungan Zig-zag
sisi tegangan rendah ujung awal lilitan diberi simbol a , b, c dan ujung
akhirnya diberi simbol x, y, dan z .
Kumparan medan berada pada rotor atau pada bagian yang berputar
dari generator dan kumparan jangkar yang membangkitkan tegangan bolak –
balik pada stator ( bagian yang diam ) dari generator.
- Medan magnit
- Penghantar ( Kumparan )
- Kecepatan relatif
dΦ
e = - N --------
dt
dΦ
------ = Perubahan medan magnit dalam web/dt
dt
Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 22
PT. PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TEORI DASAR LISTRIK
Prinsip dasar timbulnya gaya gerak listrik ( GGL ) seperti terlihat pada
gambar dibawah ini :
- Inti rotor
- Kumparan rotor.
dari rotasi / putaran generator dan sama dengan kecepatan putar medan
magnetik.
Ns . P
f = ----------
120
Contoh :
Untuk membangkitkan daya dengan frekuensi 50 Hz , pada generator 2 (
dua ) kutub, rotor harus berputar pada kecepatan 3000 Rpm.
Contoh :
Generator dengan 4 (empat ) kutub seperti diperlihatkan pada gambar
dibawah ini, apabila diputar dalam 1( satu ) putaran akan menghasilkan 2 (
dua ) gelombang atau dua periode dan frekuensi berobah setengahnya.
f = --------- ( Hz )
T
dimana :
Frekuensi ( F )
Banyaknya siklus ( gelombang ) dalam setiap detiknya, yang
disimbulkan dengan huruf “ f “ dengan satuan Hertz ( Hz ) atau
cyclus/second.
Perioda ( T )
Merupakan waktu yang ditempuh dalam satu putaran, dalam satuan detik.
5. MOTOR LISTRIK.
Motor listrik adalah mesin konversi elektro mekanis atau mesin listrk
dinamis
yang berfungsi mengkonversikan energi listrik menjadi energi mekanik
berupa
putaran.
a. Motor serie
b. Motor shunt.
c. Motor kompon.
a. Motor sinkron.
b. Motor asinkron ( induksi ).
1. Motor 1 Phase
2. Motor 3 Phase
- Stator : merupakan bagian dari motor listrik yang tetap ( tidak bergerak
)
- Rotor : merupakan bagian motor listrik yang bergerak ( berputar ).
Belitan stator untuk motor induksi dengan rotor sangkar sama seperti
motor induksi rotor gulungan.
Konstruksi rotor sangkar terdiri dari sebuah inti baja yang dilaminasi dan
terpasang pada poros, didalam inti terdapat rotor boxes yang biasanya
terbuat dari aluminium atau tembaga.
Rotor boxs tersebut tidak diisolasi dan pada ujungnya dihubungkan singkat
dengan sistem gelang ( ring ).
Keuntungannya :
Kerugiannya :
Keuntungannya :
Kerugiannya :
- Sangat mahal
- Pemeliharaannya bertambah karena ada sikat arang.
Ns - Nr
S = ------------ x 100 %
Ns
120. f1 p.Ns
Ns = ----------- atau f1 = -----------
P 120
( Ns – Nr )
S = p -------------
120
dimana :
f2 = frekuensi rotor
atau : f2 = f1 x S S = slip
Prinsip Kerja :
Interaksi yang terjadi antara kutub medan putar stator ( 0 A ) dan medan
penguat rotor ( 0 F ) dikenal dengan reaksi jangkar dan resultante kedua
fluks tersebut dapat ditulis secara vektor sebagai berikut :
0R = 0F + 0A
- Motor serie
- Motor shunt
- Motor compound
- Compont pendek
- Compont panjang
Zekering / Fuse
Pemutusan dengan
Elektromagnetic
Timer Relay
( Kontak Timer
a. Motor listrik AC
M G b. Generator AC
M G
a. Motor listrik DC
b. Generator DC
Transformator
No Fuse Breaker ( N F B )
Pentanahan
Kategori unit pembangkit ini disebut unit pembangkit yang dapat Start Up
dan tidak tergantung dari pasok daya dari luar atau disebut unit
pembangkit yang dapat“ Black Start “ misalnya : PLTG, PLTA dan
PLTD.
Kategori unit pembangkit ini disebut unit pembangkit yang tidak dapat start
apabila tidak ada pasok energi/daya listrik dari luar atau unit pembangkit
yang tidak dapat “ Black Start “ misalnya : PLTU dengan bahan bakar
minyak dan PLTU dengan bahan bakar batubara.
Dibawah ini dapat dilihat diagram sistem kelistrikan pada Unit Pembangkit
Tenaga Listrik PLTGU.