Anda di halaman 1dari 38

PT.

PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TEORI DASAR LISTRIK

TEORI DASAR LISTRIK

1. Besaran dan Satuan Dalam Listrik


1.1. Konduktor
Apabila suatu bahan tersebut terdapat ikatan muatan elektron - elektronnya
terhadap inti atom sangat lemah atau dikatakan mempunyai banyak
muatan elektron bebasnya, maka bahan tersebut dikatakan “Konduktor”,
atau diartikan lain bahan yang mudah mengalirkan arus listrik, sehingga
dengan energi yang kecil saja muatan - muatan elektronnya mudah
terlepas (gambar. 1).

Energi

Gambar. 1

Suatu bahan dimana ikatan elektron – elektron terhadap inti atomnya kuat
sekali dan elektron – elektron tersebut, apabila diberi energi dari luar sulit
untuk melepaskan ikatannya, maka bahan tersebut dikatakan “Isolator”,
atau dapat dikatakan suatu bahan yang sulit untuk mengalirkan arus listrik,
(gambar. 2)

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 1


PT. PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TEORI DASAR LISTRIK

Energi

Gambar. 2

1.2. Tahanan.
Sudah dinyatakan bahwa suatu konduktor mempunyai sejumlah elektron
bebas. Logam-logam biasanya merupakan konduktor yang baik karena
banyak mempunyai elektron bebas. Tembaga dan Alumunium adalah
logam yang banyak digunakan sebagai konduktro. Jika kita menginginkan
aliran listrik kita gunakan konduktor dan sebaiknya jika kita tidak
menginginkan aliran listrik kita gunakan isolator. Isolator dapat dikatakan
menghambat atau menahan aliran listrik hambatan atau perlawanan bahan
penghantar terhadap aliran listrik ini disebut “ Tahanan Listrik” dengan
simbol R dan dalam satuan OHM (). Tembaga dan alumunium adalah
konduktor (penghantar) yang baik, dikatakan mempunyai tahanan listrik
yang lebih kecil, sebaiknya kaca dan karet sebagai isolator, dikatakan
mempunyai tahanan listrik yang besar. Ada tiga faktor yang mempengaruhi
harga tahanan listrik suatu bahan konduktor, yaitu:

 Panjang Konduktor
Semakin panjang konduktor semakin besar tahanan listriknya.
(tuliskan rumusnya)

 Luas Penampang Konduktor


Semakin kecil luas penampang konduktor semakin besar tahanan
listriknya.
Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 2
PT. PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TEORI DASAR LISTRIK

(tuliskan rumusnya)
 Temperatur.
Umumnya tahanan listrik suatu konduktor akan bertambah bila
temperatur konduktor naik.
(tuliskan rumusnya)

Konduktor yang pendek, tebal dan dingin tahan listriknya lebih kecil dari
pada konduktor yang panjang, tipis dan panas.

1.3. Tegangan
Untuk mendapatkan aliran arus listrik harus ada perbedaan potensial
antara dua titik/terminal. Beda potensial antara dua titik ini disebut
perbedaan tegangan atau tegangan saja dengan simbol U dan dalam
satuan Volt (V) dengan kata lain tegangan itu adalah gaya yang mendorong
elektron-elektron untuk berpindah / bergerak disepanjang penghantar,
sehingga disebut juga gaya gerak listrik (GGL). Bila beda potensial antara
dua terminal konduktor dinaikkan, maka jumlah elektron yang mengalir
akan bertambah banyak, sehingga aruspun bertambah besar pula.

1.4. Arus
Jumlah muatan elektron yang mengalir melalui titik tiap detik dapat
mencapai jutaan elektron. Banyaknya muatan listrik (Q) yang mengalir
melalui suatu titik setiap detik ini disebut kuat Arus Listrik dengan simbol I
dan dalam satuan ampere (A). (perlu tinjau ulang)
I = Q/t
Dimana I : Arus listrik (Arus)
Q : Muatan listrik (Coulomb)
t : Waktu (detik)

2. HUBUNGAN ANTARA TAHANAN, TEGANGAN DAN ARUS.


Bila kita bandingkan 2 tangki air yang sama dengan permukaan air yang berbeda
(gambar. 3.A), aliran / arus pada gambar A akan lebih besar dari pada aliran /

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 3


PT. PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TEORI DASAR LISTRIK

arus air pada gambar. B. Ini disebabkan karena gaya untuk mendorong air keluar
dari tangki A lebih besar dari gaya untuk mendorong air keluar dari tangki B.
Besar kecilnya gaya disebabkan oleh besar kecilnya perbedaan permukaan air.

A B
Gambar. 3

Untuk permukaan yang sama tapi dengan saluran yang berbeda maka pada
saluran yang panjang aliran air lebih kecil daripada saluran yang pendek
(gambar. 4). Hal ini disebabkan karena gesekan atau hambatan dari saluran
yang panjang lebih besar dari pada gesekan atau hambatan dari yang pendek.
Prinsip ini analog dengan aliran arus listrik. Besarnya arus dalam suatu
rangkaian tergantung pada 2 faktor, yaitu :

 Gaya/tegangan dalam volt yang mendorong arus agar dapat mengalir di


dalam rangkaian, dimana makin besar tegangan yang diberikan semakin
besar arus yang mengalir.
 Tahanan listrik yang cenderung menahan aliran arus di dalam rangkaian,
dimana makin besar tahanan semakin kecil arus yang mengalir dalam
rangkaian.

Jadi besarnya arus mengalir dalam suatu rangkaian tergantung tegangan dan
tahanan listriknya, yaitu sebanding dengan tegangan dan berbanding terbalik
dengan tahanan listrik.

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 4


PT. PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TEORI DASAR LISTRIK

A . B.
Gambar 4

2.1. Hukum Ohm.


2.1.1 Hubungan antara tegangan E, arus I dan tahanan R
Hubungan antara besaran tahanan (R) dalam Ohm, tegangan (V) dalam volt dan
arus listrik (I) dalam ampere, dapat dinyatakan dalam bentuk rumus yang dikenal
dengan hukum Ohm, yaitu :
1. I = V/R ……………………. Ampere.
2. V = I x R……………………. Volt.
3. R = V/I ……………………. Ohm.
E
Simbol: - tegangan = E, U atau V …….. volt
I R
- arus =I atau A …….. amper
- tahanan = R atau Ω …….. ohm

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 5


PT. PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TEORI DASAR LISTRIK

Contoh Soal:
1. Tentukan arus listrik yang mengalir seperti pada gambar dibawah ini :
Gambar 5

V = 12 volt. R = 6 ohm.

Jawab : V = 12 V
R=6
I = V/R = 12/6 = 2 A.

2. Tentukan total tahanan (RT), total arus (IT) dan tegangan pada masing-masing
beban (E1, E2, E3), seprti pada gambar dibawah :
Gambar. 6.

Jawab :
RT = RI + R2 + R3
RT = 2  + 3  + 7 
RT = 12 

IT = I 1 = I 2 = I 3
IT = ET/RT = 240/12 = 20 Ampere
E1 = I1. R1 = 20 . 2 = 40 V
E2 = IT. R2 = 20. 3 = 60 V
E3 = IT. R3 = 20. 7 = 140 V
Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 6
PT. PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TEORI DASAR LISTRIK

3. Tentukan arus total dan arus listrik pada beban R2 seprti pada gambar dibawah
ini :
Jawab :
RT = (R1. R2)/(R1 + R2) = (6. 4)/(6+ 4) = 24/10 = 2,4
IT = ET/RT = 24/2,4 = 10 Ampere
ET = E 1 = E 2
I2 = E2/R2 = 24/4 = 6 Ampere

Gambar 7

2.2. Daya
 Daya listrik
Jika suatu alat pemanas disambungkan pada suatu sumber tegangan,
maka arus akan mengalir pada elemen (tahanan) dari alat pemanas
tersebut. Proses ini adalah sebagai aplikasi dari perubahan energi listrik
menjadi energi panas. Jika alat pemanas yang digunakan dirumah-rumah,
yang pada labelnya mungkin tertulis 1 kilowatt, 4 kilowatt dan sebagainya.
Ini menunjukkan bahwa alat pemanas 4 kilowatt menyerap daya lebih besar
dari alat pemanas 1 kilowatt. Besarnya daya yang diserap ini dengan
simbol P dinyatakan dalam watt. Bahwa besarnya daya listrik dapat
diperhitungkan dari hasil perkalian antara tegangan dan arus, dapat
dirumuskan sebagai berikut :
P=UxI
dimana :
P = Besarnya daya listrik (watt)
Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 7
PT. PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TEORI DASAR LISTRIK

U = Besarnya tegangan (volt)


I = Besarnya arus (ampere)

Atau besarnya daya listrik dapat dirumuskan lain :


- P = I2 x R, karena U = I, maka : P = I x I x R atau
- P = U2 x R, karena I = U/R, maka : P = U x U/R

 Daya Pada Rangkaian Beban Tahanan ( R ).


Bila pada rangkaian listrik terdapat beban tahanan (R), maka daya P yang
ditunjukkan oleh watt meter sama dengan hasil perkalian U dan I.
P=UxI

Gambar 8
Daya yang ditunjukkan oleh watt meter dapat pula diperhitungkan terhadap
I dan R, yaitu :
P = I2 x R.

2.3 Jenis-jenis arus listrik


2.3.1 Arus listrik searah
2.3.2 Arus listrik bolak balik

2.4 Sumber Listrik


2.4.1 Bateri
2.4.2 Generator
Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 8
PT. PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TEORI DASAR LISTRIK

2.5 Kapasitor
2.6 Induktor
2.7 Rangkaian Listrik
(buat narasi tentang rangkaian: - tahanan hubungan seri dan parallel
- kapasitor hubungan seri dan parallel
- inductor hubungan seri dan parallel)

Gambar 9

 Daya Pada Rangkaian Dengan Beban Kombinasi R & XL

Bila rangkaian terdiri dari kompbinasi R dan XL, maka daya P yang
ditunjukkan oleh watt meter tidak sama dengan perkalian U dan I.

Gambar 10

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 9


PT. PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TEORI DASAR LISTRIK

Daya (P) yang ditunjukkan oleh watt meter disebut daya aktif dengan simbul
P dengan satuan watt yaitu daya yang diperhitungkan terhadap unsur R.

P = I2 x R atau P = UR x 1

 Hasil kali U dan I disebut :


Daya semu dengan simbul S dan satuan VA

S=VxI

 Daya semu dapat pula diperhitungkan terhadap I dan Z, yaitu :

S = I2 x Z

 Unsur reaktansi induktif XL menghasilkan daya jenis ke 3 yang disebut :


Daya reaktif dengan simbol Q dan satuan VAR.

Q = I2 x XL, atau Q = UXL x I

 Hubungan antara daya semu, aktif dan reaktif.


Bila pada diagram vektor tegangan (gambar. 11), masing-masing vektor
dikalikan dengan I, maka didapatkan segitiga daya.

Gambar. 11
Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 10
PT. PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TEORI DASAR LISTRIK

Dari segitiga ini kita dapatkan :

Cos  = P/S …………….  P = S . Cos 


Karena, S = U.I, maka : P = P.I.Cos , atau S2 = P2 + Q2 dimana ;
Cos  disebut juga faktor daya.

Gambar 12
 Daya pada rangkaian listrik dengan beban kondensator (C)

Gambar. 13

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 11


PT. PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TEORI DASAR LISTRIK

 Seperti pada gambar 13, suatu rangkaian listrik dengan beban kondensator,
alat ukur watt meter menunjuk nol. Kondensator tidak menyerap daya
aktif, kita telah mengetahui bahwa :

Daya Aktif (P) = U x I x Cos , karena ; I dan U berebeda phasa 90,


sehingga Cos  = 0, maka; P=0.

S2 = P2 + Q2, karena P = 0, maka S2 = Q2 ……  S = Q, maka Q = U x


I,
karena U = I. XC, dimana XC = 1/C , maka Q = I . 1 /C.. I
jadi :

Q = I2 / C

Contoh : c = 2  fc
 = 3,14
f = Frekuensi Arus bolak-balik (Hz).
c = Kapasitas dari kondensator (Farad).

Seperti pada gambar 10, suatu rangkaian listrik dengan beban kondensator,
alat ukur Watt meter menunjuk nol. Kondensator tidak menyerap daya aktif,
kita mengetahui bahwa:

Daya Aktif (P) = U x I x Cos , karena ; I dan U berbeda phasa 90,


sehingga Cos  = 0, maka ; P = 0.

S2 x P2 + Q2, karena P = 0, maka S2 = Q2 ……  S = Q, maka Q = U x I,


karena U = I . Xc, dimana Xc = I /  c, maka Q = I. 1 / c. I
jadi :

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 12


PT. PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TEORI DASAR LISTRIK

Q = I2 / c

Contoh : c = 2 fc
 = 3,14
f = Frekuensi Arus bolak-balik (Hz)
c = Kapasitor dari kondensator (Farad)

Contoh :
Seperti pada gambar 14, dimana lampu dengan sumber tegangan 200 volt
mengalirkan arus 1 Ampere, maka.

P = U x I = 200 x I = 200 watt

Gambar. 14.

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 13


PT. PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TEORI DASAR LISTRIK

Gambar 15.

2.3. Energi listrik.

Bahwa energi identik sama dengan listrik, yang didefinisikan “Besarnya daya
listrik yang dilakukan persatuan waktu”, yang dihitung dalam satuan joule.
Tetapi didalam pemakaian sehari-hari bahwa satuan joule itu terlalu kecil,
sehingga satuan energi listrik biasa dinyatakan dalam WH (watt hour) atau
Kwh (Kilo watt hour), karena 1 Wh = 3600 joule, atau1 joule = 1 watt detik.
Adapun alat ukur khusus yang dipakai untuk mengukur energi listrik adalah
Kwh meter.

Contoh :
Suatu alat pemakai (setrika) menyerap daya sebesar 500 watt, dipakai
dalam waktu 1 jam, maka besarnya energi listrik yang terpakai adalah :
500 watt x 1 jam = 500 Wh.

Mengukur energi listrik dengan watt meter dan pencatat waktu.

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 14


PT. PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TEORI DASAR LISTRIK

P = …………… W
t = ….………… h

Gambar 16.

( bagian dari; 2.3.2 Arus listrik bolak balik)

E max Peak Value


E/I
Effective Value

 2
0

Effective Value
Peak Value

T
1 Cycle / 1 Periode

GELOMBANG SINUSOIDA

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 15


PT. PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TEORI DASAR LISTRIK

Besarnya Tegangan atau Arus pada rangkaian arus bolak-balik


yang diserap oleh beban adalah harga efektif.

Harga Efektif : Nilai dari gelombang Arus bolak-balik sinusoida dimana pada
nilai tersebut Tegangan/Arus akan menyerap daya yang sama
dengan daya yang diserap oleh Tegangan/Arus searah.

Harga tegangan listrik AC

Tegangan maksimum
Tegangan peak to peak
Tegangan rata-rata (average)
Tegangan efektif

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 16


PT. PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TEORI DASAR LISTRIK

3. GENERATOR 3 FASE

3.1. Generator Tiga Phase

GENERATOR SISTEM 3 PHASE

a
-c
-b U

S b
c
-a

Xs

Va
If

Xs
Jenis Sambungan
Vb

Xs

Vc

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 17


PT. PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TEORI DASAR LISTRIK

Gelombang arus bolak-balik 3 phase

V
a b c

120 120

Va-c = Vline
line
Va= Vph

-Vc

Vc-b

Vb
Vc

Vb-a

Vph  ph  3. Vph
Vp  p
Vph 
3
3.2. Daya Listrik Arus Bolak-balik: - satu fasa
- tiga fasa

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 18


PT. PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TEORI DASAR LISTRIK

DAYA LISTRIK ARUS BOLAK-BALIK

Daya listrik pada rangkaian sistem arus bolak-balik


besarnya adalah :

DC AC Z

P  U .I Watt P = U.I Cos  Watt

Daya Listrik Arus Bolak-balik dipengaruhi oleh jenis


BEBAN

Daya Semu S   U .I Volt Amper VA


Daya Aktif P   U .I .Cos Watt W 
Daya Re aktif Q   U .I .Sin Volt Amper Re aktif VAR

S
Q


P

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 19


PT. PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TEORI DASAR LISTRIK

4. TRANSFORMATOR

Transformator adalah suatu peralatan listrik yang dapat memindahkan


dan mengubah energi listrik dari satu atau lebih rangkaian kerangkaian lain
melalui gandengan magnit dan berdasarkan prinsip elektro magnet.

Transformator digunakan secara luas, baik dalam bidang tenaga listrik


maupun elektronika.

Penggunaannya dalam sistem tenaga listrik memungkinkan dipilihnya tegangan


yang sesuai dan ekonomis untuk tiap-tiap keperluan misalnya : kebutuhan akan
tegangan tinggi dalam pengiriman daya listrik yang jauh.

4.1. Transformator satu fasa

Fungsinya adalah untuk memindahkan / mentransfer daya listrik


dari rangkaian satu kerangkaian lainnya, dengan menaikkan tegangan
dari yang lebih rendah ke yang lebih tinggi ( Step Up ) atau sebaliknya
dari yang lebih tinggi ke yang lebih rendah (Step Down) dengan tidak
merubah frekuensi.

Adapun prosesnya adalah proses induksi elektro magnit dan prinsip


kerja adalah sebagai berikut :

Gambar : Prinsip Kerja Transformator

V1 = Tegangan input lilitan primer


N1 = Jumlah lilitan kumparan / lilitan primer.
0 = Fluksi
N2 = Jumlah kumparan / lilitan sekunder.
V2 = Tegangan output sekunder.

Bila pada kumparan primer diberikan tegangan bolak-balik (V1 ), maka pada
inti besi terjadi fluksi yang arahnya berubah-ubah sesuai dengan input arus
bolak-balik.
Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 20
PT. PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TEORI DASAR LISTRIK

Fluksi yang terjadi akan menginduksi pada kumparan sekunder ( N 2 ),


sehingga pada kumparan timbul GGL induksi ( E2 ).

Perbandingan antara tegangan primer dengan tegangan sekunder


tergantung pada perbandingan lilitan antara kumparan primer dengan
kumparan sekunder.

Secara matematis dapat dinyatakan :

E1 V1 N1
-------- = -------- = -------- = a
E2 V2 N2

Pada umumnya yang dijelaskan diatas, adalah merupakan prinsip


transformator , phasa tunggal.

4.2. Transformator Phasa Tiga ( Tranformator 3 Phasa )

Sehubungan alasan ekonomis dan untuk melayani penyaluran tenaga listrik


pada sistem tegangan phasa tiga, maka digunakan transformator phasa tiga
yang terdiri dari 3 buah transformator tunggal yang dipasang secara
terpisah atau terpasang dalam satu casing.

Pada sistem penyaluran tenaga listrik baik disisi pembangkitan maupum


transmisi maupun distrubusi umumnya menggunakan transformator phasa
tiga dan untuk lebih jelasnya penggunaan transformator 3 phasa, maka
perlu memahami jenis hubungan lilitan baik disisi primer maupun disisi
sekunder.
Setiap sisi primer atau sisi sekunder transformator tiga phasa dapat
dihubung menurut tiga cara yaitu

- Hubungan bintang ( Y )
- Hubungan Delta ( Δ ).
- Hubungan Zig-zag

Didalam prakteknya hubungan bintang dan hubungan delta paling banyak


digunakan . Ujung lilitan awal biasanya diberi simbol A, B, dan C, sedang
ujung akhirnya diberi simbol X ,Y, dan Z untuk sisi tegangan tinggi . Untuk

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 21


PT. PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TEORI DASAR LISTRIK

sisi tegangan rendah ujung awal lilitan diberi simbol a , b, c dan ujung
akhirnya diberi simbol x, y, dan z .

(bagian dari 3.1 Generator tiga Fasa)

Generator adalah Mesin Pembangkit Listrik yang berfungsi untuk mengubah


energi mekanik dalam bentuk putaran menjadi energi listrik. Generator
yang banyak digunakan dalam unit pembangkit adalah generator
synkron, yang akan membangkitkan tegangan bolak - balik berdasarkan
prinsip- prinsip dasar electro mekanik.

Kumparan medan berada pada rotor atau pada bagian yang berputar
dari generator dan kumparan jangkar yang membangkitkan tegangan bolak –
balik pada stator ( bagian yang diam ) dari generator.

4.3. Prinsip Dasar

Generator atau alternator Pembangkit Tenaga Listrik ( PLTU, PLTGU,


PLTG, PLTA, PLTP dan PLTD menerapkan prinsip pembangkit
listrik. Berdasarkan induksi, unsur utama untuk membangkitkan listrik
secara induksi adalah :

- Medan magnit
- Penghantar ( Kumparan )
- Kecepatan relatif

Menurut hukum Faraday, apabila kumparan berputar didalam medan


magnit atau sebaliknya medan magnit berputar didalam kumparan, maka
pada ujung – ujung kumparan tersebut akan timbul gaya gerak listrik (
tegangan ).

Besarnya tegangan yang diinduksikan pada kumparan tergantung pada :

- Kuat medan magnit


- Panjang penghantar dalam kumparan
- Kecepatan putar ( gerakan )

Karena formula dari pembangkitan tegangan secara induksi adalah


e = - N --------
dt

dimana : N = Banyaknya lilitan


------ = Perubahan medan magnit dalam web/dt
dt
Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 22
PT. PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TEORI DASAR LISTRIK

Tanda minus ( - ) menunjukkan bahwa tegangan yang dibangkitkan


berlawanan arah dengan yang membangkitkan.

Apabila rotor diputar ( kumparan medan magnit ), maka akan


mengakibatkan timbulnya GGL bolak - balik pada kumparan stator,
karena pada stator dipasang 3 ( tiga ) buah kumparan yang
masing – masing sumbu kumparan

ditempatkan berjarak 1200 , maka akan timbul / dibangkitkan GGL


bolak-balik 3 ( tiga ) phase.

Medan magnit pada rotor imbul dengan mengalirkan arus searah ( dc )


pada kumparan rotor yang bertujuan untuk mendapatkan kutub - kutub
magnit yang tetap dan besar medan magnitnya dapat diatur, dengan
mengatur arus dan tegangan arus searahnya ( dc ).

Prinsip dasar timbulnya gaya gerak listrik ( GGL ) seperti terlihat pada
gambar dibawah ini :

Gambar : Prinsip Pembangkitan GGL

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 23


PT. PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TEORI DASAR LISTRIK

4.4. Konstruksi Generator

Generator terdiri dari 2 ( dua ) bagian utama yaitu

- Bagian stationary ( diam ) disebut stator


- Bagian rotary ( berputar ) disebut rotor

Stator generator umumnya terdiri dari 3 ( tiga ) bagian yaitu

- Rangka stator ( stator frame )


- Inti stator ( stator core )
- Kumparan stator ( stator winding )

Rotor generator terdiri dari 2 ( dua ) bagian yaitu

- Inti rotor
- Kumparan rotor.

Konstruksi generator 1 ( satu ) phase diperlihatkan seperti gambar

Gambar : Konstrusi Generator 1( Satu ) Phase dengan 2 kutub

4.5. Kecepatan Putar

Generator sinkron dengan defenisi sinkron berarti bahwa frekuensi


listrik yang dihasilkan dikunci ( locked-in ) atau sinkron pada rate mekanikal
Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 24
PT. PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TEORI DASAR LISTRIK

dari rotasi / putaran generator dan sama dengan kecepatan putar medan
magnetik.

Frekuensi yang dihasilkan generator sinkron adalah :

Ns . P
f = ----------
120

dimana : f = frekuensi listrik dalam Hz


Ns = Kecepatan sinkron ( kecepatan mekanikal medan
putar ),
putaran / menit.
P = Jumlah kutub rotor.

Umumnya daya listrik yang dibangkitkan oleh generator sinkron pada 50


Hz dan 60 Hz, sehingga kecepatan putar rotor ( kecepatan putarnya tetap )
tergantung kepada ( ditentukan oleh ) jumlah kutub pada rotor.

Contoh :
Untuk membangkitkan daya dengan frekuensi 50 Hz , pada generator 2 (
dua ) kutub, rotor harus berputar pada kecepatan 3000 Rpm.

Contoh :
Generator dengan 4 (empat ) kutub seperti diperlihatkan pada gambar
dibawah ini, apabila diputar dalam 1( satu ) putaran akan menghasilkan 2 (
dua ) gelombang atau dua periode dan frekuensi berobah setengahnya.

Gambar : Generator 1 Phase dengan 4 Kutub

Hubungan antara frekuensi dengan perioda dapat dituliskan dengan


formula berikut :

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 25


PT. PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TEORI DASAR LISTRIK

f = --------- ( Hz )
T

dimana :

Frekuensi ( F )
Banyaknya siklus ( gelombang ) dalam setiap detiknya, yang
disimbulkan dengan huruf “ f “ dengan satuan Hertz ( Hz ) atau
cyclus/second.

Perioda ( T )
Merupakan waktu yang ditempuh dalam satu putaran, dalam satuan detik.

5. MOTOR LISTRIK.

Motor listrik adalah mesin konversi elektro mekanis atau mesin listrk
dinamis
yang berfungsi mengkonversikan energi listrik menjadi energi mekanik
berupa
putaran.

5.1. Jenis-jenis motor listrik dibedakan menjadi 2 ( dua ) yaitu

a. Motor arus searah


b. Motor arus bolak-balik.

Jenis dari motor arus searah antara lain

a. Motor serie
b. Motor shunt.
c. Motor kompon.

Jenis dari motor arus bolak-balik antara lain

a. Motor sinkron.
b. Motor asinkron ( induksi ).

Khusus untuk motor arus bolak-balik berdasarkan jumlah phasa dibedakan


menjadi 2 ( dua ) :

1. Motor 1 Phase
2. Motor 3 Phase

Motor listrik AC phase satu banyak digunakan untuk keperluan rumah


tangga seperti : mesin kulkas, mesin air conditioning, motor ventilator dan
lain sebagainya, sedangkan motor AC phase tiga ini banyak digunakan
untuk keperluan industri.
Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 26
PT. PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TEORI DASAR LISTRIK

5.2. Konstruksi dan bagian-bagian motor listrik

Motor Listrik AC terdiri dari 2 (dua) bagian utama :

- Stator : merupakan bagian dari motor listrik yang tetap ( tidak bergerak
)
- Rotor : merupakan bagian motor listrik yang bergerak ( berputar ).

Berdasarkan konstruksinya stator terdiri dari bagian antara lain : Inti


stator, Rangka ( body ), dan kumparan stator.

Gambar : Konstruksi Stator Motor Induksi

Belitan stator untuk motor induksi dengan rotor sangkar sama seperti
motor induksi rotor gulungan.

Pada umumnya hubungan/ sambungan yang digunakan pada belitan stator


adalah hubungan bintang dan segitiga seperti terlihat pada gambar

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 27


PT. PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TEORI DASAR LISTRIK

a. Belitan stator pada terminal motor

b. Belitan stator hubungan bintang.

Gambar. Bilitan stator hubungan segitiga.

Sedangkan jenis dan konstruksi rotor motor listrik AC dibedakan menjadi :

- Rotor sangkar ( Squirrel Cage ).


- Rotor lilit / gulungan ( Wound rotor ).

Konstruksi rotor sangkar terdiri dari sebuah inti baja yang dilaminasi dan
terpasang pada poros, didalam inti terdapat rotor boxes yang biasanya
terbuat dari aluminium atau tembaga.

Rotor boxs tersebut tidak diisolasi dan pada ujungnya dihubungkan singkat
dengan sistem gelang ( ring ).

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 28


PT. PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TEORI DASAR LISTRIK

Keuntungannya :

- Putaran tetap pada beban yang bervariasi.


- Pemeliharaannya sederhana.
- Secara mekanik sangat kokoh.

Kerugiannya :

- Momen puntir pada waktu start jelek.


- Arus start tinggi.
- Variasi putarannya dapat dicapai dengan menggunakan mekanik (gear
box).

Gambar : Konstruksi Rotor Sangkar

Konstruksi rotor lilit ( gulungan ) terdiri dari banyak gulungan, gulungan


tersebut membuat selingan kecil dan ujung - ujungnya dibawa keluar
kerangkaian ring melalui poros yang berhubungan.

Slipring terbuat dari phospor bronze, di slipring dipasang sikat arang


yang menghubungkan rangkaian luar keporos yang bergerak.

Rangkaian ini biasanya terdiri dari variable resistance yang digunakan


untuk menjalankan dan mengatur kecepatan dari motor.

Keuntungannya :

- Putaran tetap pada beban yang bervariasi


Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 29
PT. PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TEORI DASAR LISTRIK

- Dapat distart pada saat berbeban.


- Arus start rendah.
- Putaran dapat diatur melalui rangkaian luar.

Kerugiannya :

- Sangat mahal
- Pemeliharaannya bertambah karena ada sikat arang.

Gambar : Konstruksi rotor gulungan

5.3. Prinsip Kerja Motor Induksi

Apabila sumber tegangan 3 phase dihubungkan pada kumparan stator,


maka timbullah medan putar dengan kecepatan Ns = 120 f / p, kemudian
medan putar tersebut memotong batang konduktor ( rotor ), akibatnya
pada kumparan rotor timbul GGL induksi sebesar 4,44 N2 f2 .

Karena kumparan rotor merupakan rangkaian tertutup, GGL ( E ) akan


menghasilkan arus ( I ), adanya arus didalam medan magnit menimbulkan
gaya ( F ) pada rotor. Bila kopel mula yang dihasilkan oleh gaya ( F ) pada
rotor cukup besar untuk memikul beban, maka rotor akan berputar searah
dengan medan putar pada stator.

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 30


PT. PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TEORI DASAR LISTRIK

Gambar : Prinsip Kerja Motor induksi

Telah diterangkan diatas, bahwa tegangan induksi timbul terpotongnya


batang konduktor ( rotor ) oleh medan putar stator. Artinya agar tegangan
terinduksi diperlukan adanya perbedaan relatif antara kecepatan
berputarnya rotor ( Nr ).

Perbedaan kecepatan antara Nr dan Ns disebut Slip ( S ) dinyatakan


dengan :

Ns - Nr
S = ------------ x 100 %
Ns

Bila : f = frekuensi jala-jala ( jaringan / sumber ), dan


p = Jumlah kutub.

120. f1 p.Ns
Ns = ----------- atau f1 = -----------
P 120

Pada rotor berlaku hubungan :

( Ns – Nr )
S = p -------------
120

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 31


PT. PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TEORI DASAR LISTRIK

dimana :
f2 = frekuensi rotor
atau : f2 = f1 x S S = slip

5.4. Motor Listrik Arus Searah

Motor listrik arus searah banyak digunakan untuk keperluan emergensi,


apabila tegangan bolak - balik hilang sehingga motor arus bolak-balik tidak
dapat operasi, maka yang beroperasi motor arus searah.

Konstruksi dari motor arus searah terdiri dari :

- Rotor : merupakan kumparan jangkar ( Armature )


- Stator : merupakan kumparan medan ( Field )

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 32


PT. PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TEORI DASAR LISTRIK

Gambar : Konstruksi Motor Arus Searah

Prinsip Kerja :

Apabila kumparan medan ( stator ) dihubungkan dengan sumber tegangan


arus searah ( dc ), maka akan timbul fluks magnit pada kumparan stator
melalui kutub - kutubnya, karena kumparan jangkar ( rotor ) dialiri arus dc
melalui sikat dan komutatornya, maka medan magnit ( fluks ) terbentuk
juga dikumparan rotor, akibatnya terjadi interaksi antara kutub medan
putar stator dengan kutub medan penguat ( kumparan rotor ), sehingga
terjadi gaya dorong ( kopel ) yang cukup besar, maka rotor akan berputar.

Interaksi yang terjadi antara kutub medan putar stator ( 0 A ) dan medan
penguat rotor ( 0 F ) dikenal dengan reaksi jangkar dan resultante kedua
fluks tersebut dapat ditulis secara vektor sebagai berikut :

0R = 0F + 0A

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 33


PT. PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TEORI DASAR LISTRIK

Dibawah ini diperlihatkan prinsip kerja motor arus searah ( Gambar )

Gambar ; Prinsip Kerja Motor Searah

Jenis-Jenis Motor Arus Searah

- Motor serie

- Motor shunt

- Motor compound

Motor Compont terdiri dari 2 ( dua ) macam yaitu :

- Compont pendek

- Compont panjang

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 34


PT. PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TEORI DASAR LISTRIK

6. SIMBOL LISTRIK DAN SINGLE LINE DIAGRAM

6.1. Simbol – Simbol Listrik

SIMBOL NAMA PERALATAN

Kontak Normaly Open ( N.O. )

Kontak Normaly Close ( N.C. )

Tombol Tekan Normaly Open


( Push Button N.O. )

Tombol Tekan Normaly Close


( Push Button N.C. )

Saklar 3 pase dengan pelayanan


kontaktor magnit

Kontaktor Magnit / Relay

Rangkaian Pengaman 3 pase


dengan Relay Thermal

Zekering / Fuse

Pemutusan dengan Relay Termal

Pemutusan dengan
Elektromagnetic

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 35


PT. PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TEORI DASAR LISTRIK

Timer Relay

( Kontak Timer

a. Motor listrik AC
M G b. Generator AC

M G
a. Motor listrik DC
b. Generator DC

Transformator

Limit switch N.O.

Limit Switch N.C.

No Fuse Breaker ( N F B )

Pentanahan

11 12 13 14 Jalur Terminal ; Blok Terminal


11
11
11

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 36


PT. PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TEORI DASAR LISTRIK

6.2. Diagram Garis Tunggal Sistem Kelistrikan

Diagram instalasi garis tunggal sistem kelistrikan Unit Pembangkit


Listrik atau biasa disebut “ Single / Single Line Diagram “ adalah
menggambarkan diagram garis tunggal sistem kelistrikan Unit
Pembangkit Listrik meliputi rangkaian sumber daya listrik dari
generator yang disalurkan ke transmisi dan rangkaian kelistrikan
pemakaian sendiri untuk keperluan alat-alat bantu.

Untuk keperluan menjalankan unit pembangkit listrik, sebagaimana


dijelaskan pada uraian sebelum bahwa peralatan utama dapat operasi
sangat tergantung dari peralatan bantu atau peralatan utama dapat dijalan
bila peralatan bantunya sudah beroperasi normal.

Kebutuhan untuk menjalankan peralatan bantu, maka dibutuhkan


energi listrik, energi listrik / daya dapat dipasok dari pembangkit kapasitas
kecil yang terdapat pada unit pembangkit itu sendiri misalnya : diesel start
up

Diesel Start Up d engan kapasitas kecil hanya digunakan untuk


mengoperasikan / menjalankan peralatan bantu agar peralatan utama
dapat dapat beroperasi dengan aman. Setelah unit Pembangkit sudah
sinkron dengan sistem atau masuk dalam sistem, maka diesel star up stop
kembali, sedangkan energi/daya keperluan peralatan bantu diambil dari
luar sistem melalui Unit Auxiliary transformator ( Transfomator Bantu ) .

Kategori unit pembangkit ini disebut unit pembangkit yang dapat Start Up
dan tidak tergantung dari pasok daya dari luar atau disebut unit
pembangkit yang dapat“ Black Start “ misalnya : PLTG, PLTA dan
PLTD.

Disisi lain terdapat juga unit pembangkit, dimana untuk keperluan


start up peralatan bantu cukup kira-kira 5 s/d 6 % dari kapasitasnya, maka
untuk keperluan energi /daya menjalankan / startnya peralatan bantu
sangat tergantung dari pasok energi / daya dari luar dan hanya untuk
keperluan start up dan setelah masuk kesistem dan berbeban diatas 5
%, maka kebutuhan akan energi / daya untuk peralatan bantu diambil
atau dipasok dari unit sendiri.

Kategori unit pembangkit ini disebut unit pembangkit yang tidak dapat start
apabila tidak ada pasok energi/daya listrik dari luar atau unit pembangkit
yang tidak dapat “ Black Start “ misalnya : PLTU dengan bahan bakar
minyak dan PLTU dengan bahan bakar batubara.

Dibawah ini dapat dilihat diagram sistem kelistrikan pada Unit Pembangkit
Tenaga Listrik PLTGU.

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 37


PT. PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TEORI DASAR LISTRIK

Diagram Sistem Kelistrikan PLTG/U


Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 38

Anda mungkin juga menyukai