Anda di halaman 1dari 7

Jenis Kerusakan Motor Induksi

Sebagaimana kita ketahui, motor induksi secara konstruksi merupakan kombinasi dari peralatan
elektrikal dan mekanikal. Sehingga peyebab dari kerusakan motor induksi yang paling utama
adalah kegagalan mekanikal dan elektrikal dari motor induksi.

Ketika motor induksi gagal beroperasi (fail) , satu hal yang dapat kita lakukan yaitu memperbaiki
kerusakannya. Namun sebelum motor induksi gagal beroperasi, banyak hal yang dapat kita lakukan
untuk mencegah kerusakan motor induksi sehingga kalaupun terjadi kerusakan tidak terjadi kerusakan
yang berat (heavy damage).

1. Kualitas dari sumber daya listrik (power quality)


2. Masalah mekanikal (mechanical problem)
3. Masalah instalasi pemasangan (Improper installation factors)
4. Kegagalan proteksi motor

1. Kualitas dari sumber daya listrik (power quality)


Untuk permasalahan yang pertama ini yaitu masalah kualitas sumber daya listrik (power quality).
Setidaknya ada tiga jenis permasalahan power quality dan akbiatnya terhadap motor induksi jika
terjadi yaitu tegangan transien, tegangan tidak seimbang (unbalance voltage) dan harmonic
distortion.

 Tegangan transien

ancient voltage (tegangan transien) sering terjadi karena peralatan tambahan yang kita gunakan
untuk mendukung kualitas daya listrik kita seperti capacitors bank. Trancient voltage ini dapat
merusak “kehalusan” sistem kelistrikan 3 phasa kita sehingga mempengaruhi motor induksi yang
berakibat kegagalan isolasi motor.

Akibat yang terjadi pada motor induksi akibat gangguan tegangan transien:

Merusak winding motor induksi sehingga motor mengalami short circuit.

 Voltage imbalance

Tegangan yang tidak seimbang (voltage imbalance) dapat mengakibatkan panas yang berlebih
pada winding motor sehingga beresiko merusak isolasi motor yang berakibat short circuit dan
memperpendek umur bearing.

Akibat yang terjadi pada motor induksi akibat voltage imbalance:

Mengakibatkan arus yang mengalir pada tiap – tiap phasa menjadi tidak seimbang,
menyebabkan overheating pada winding.
 Harmonic distortion

Harmonik (harmonic distortion) adalah gangguan yang terjadi pada sistem kelistrikan yang
terjadi akibat adanya distorsi arus dan tegangan.

Gangguan harmonik ini dapat mengakibatkan loses energi sehingga winding pada motor induksi
akan mendapatkan panas yang berlebih dan beresiko merusak isolasi motor listrik tersebut.

Akibat yang terjadi pada motor induksi akibat gangguan tegangan transien:

Menurunkan efisien dari motor induksi dan meningkat temperatur kerja motor induksi.

2. Masalah mekanikal (mechanical problem)


Ada beberapa masalah mekanikal yang sering menjadi faktor yang merusak atau kinerja motor
induksi. Beberapa masalah mekanikal tersebut diantaranya: misalignment motor, Shaft
imbalance dan bearing aus.

 Misalignment motor
Misalignment merupakan suatu kondisi dimana shaft motor induksi tidak sejajar (alignment) dengan
drive shaft load yang digerakkan oleh motor induksi. Hal ini dapat mengakibatkan vibrasi ketika motor
induksi berputar menggerakkan load tersebut.

Ada beberapa jenis Misalignment yang sering terjadi pada proses pemasangan motor dan load
diantaranya angular Misalignment, paralel Misalignment dan compound Misalignment.

Akibat yang ditimbulkan Misalignment terhadap motor induksi:

Misalignment dapat mengakibatkan vibrasi yang tinggi baik pada motor induksi maupun pada
load yang digerakkan oleh motor. Vibrasi dapat memperpendek usia pemakaian bearing dan
merusak inner part mekanikal pada motor induksi seperti housing bearing, shaft dan lain
sebagainya.

 Shaft Imbalance

Shaft imbalance merupakan sebuah kondisi dimana posisi rotor dan load (pompa, kompresor,dll)
telah alignment atau sejajar namun ketika motor dan load berputar, putarannya tidak seimbang
(imbalance/unbalance) dikarenakan coupling yang telah aus.

Shaft imbalance juga menyebabkan vibrasi baik pada motor induksi sebagai penggerak maupun
load yang digerakkan. Hal ini jika terjadi, lama kelamaan akan merusak bagian – bagian motor
induksi khususnya bagian yang tidak statis seperti bearing, housing bearing dan rotor.
 Bearing yang telah aus

Sebagaimana kita ketahui bearing merupakan komponen mekanikal yang berfungsi untuk
menjaga agar rotor yang berputar stabil dan tidak terjadi gesekan antar komponen statis
(yang diam) dan komponen yang dinamis (bergerak).

Bearing sendiri memiliki lifetime pemakaian dan harus di rawat (maintenance) secara
berkala. Jika kita merawat bearing sesuai dengan petunjuk misalnya ditambah pelumasan
setelah beberapa running hour maka bearing dapat tahan sesuai dengan lifetimenya.

Jika bearing rusak atau telah aus dapat menyebabkan motor induksi menjadi panas karena
gesekan yang ditimbulkan. Juga akan menimbulkan vibrasi dan kerusakan – kerusakan
lainnya bahkan bisa mengakibatkan short circuit pada motor induksi.

3. Masalah instalasi pemasangan (Improper installation


factors)

Instalasi pemasangan motor induksi dilapangan merupakan hal yang kritikal dalam menentukan
performa dari motor induksi.
Karena jika kita tidak melakukan pemasangan secara benar dapat mengakibatkan kerusakan
bagian – bagian motor lebih cepat. Pada saat pemasangan masalah yang sering terjadi dan sering
diabaikan adalah soft foot.

Soft food merupakan suatu kondisi dimana antara permukaan baseplate motor induksi dan kaki-
kaki motor induksi tidak rata. Hal ini dapat mengakibatkan ketika kita mengencangkan bolt
(baut) pada kaki – kaki motor menjadikan posisi motor tidak rata.

Hal tersebut dapat menimbulkan vibrasi yang tinggi pada motor ketika motor berputar.
Kerusakan yang ditimbulkan karena soft foot adalah vibrasi yang berimbas pada kerusakan
bearing dan housing bearing.

4. Kegagalan proteksi motor

Motor induksi mempunyai spesifikasi yaitu power (kilo watt), speed (rpm), insulation class
(ketahanan isolasi) dan spesifikasi lainnya.

Salah satu faktor yang sering terjadi yang mengakibatkan motor short circuit adalah proteksi
yang tidak bekerja.

Proteksi merupakan hal yang penting untuk melindungi motor induksi dari gangguan eksternal
seperti beban yang berlebih (overload), mechanichal jam pada load yang digerakkan.

Jika kita salah mensetting atau memasang proteksi dapat berakibat motor mengalami short circuit
karena ketika terjadi beban yang berlebih, winding motor menjadi panas dan isolasi motor rusak.

Hal tersebut dapat dihindari jika kita mem proteksi motor sesuai dengan kemampuan motor,
sehingga motor akan terlindungi terhadap gangguan eksternal baik mekanikal maupun elektrikal.

Perawatan motor induksi


Seperti yang telah dijelaskan diatas, motor induksi memiliki peran yang vital untuk proses
produksi dalam suatu industri. Kerusakan motor induksi dapat menyebabkan kerugian baik dari
sisi biaya perbaikan motor tersebut serta biaya yang hilang akibat proses produksi yang terhenti.

Ada beberapa hal yang dapat kita lakukan guna mencegah (prevent) agar motor induksi selalu
dapat beroperasi normal dan tidak mengalami unschedule shutdown, diantaranya:

1. Monitoring keadaan operasional motor induksi seperti arus, temperatur dan bunyi. Sesuaikan
dengan spesifikasi motor.
2. Tambah pelumasan pada bearing (baik jenis grease ataupun oli) sesuai running hour motor
induksi.
3. Lakukan pengecekan isolasi dan pastikan isolasi motor induksi yang dalam keadaan standby
selalu dalam kondisi baik.
4. Tentukan range kapasitas kerja normal motor, jika terdapat kenaikan baik arus maupun
temperature motor, lakukan analisa apa penyebab perubahan parameter pengukuran tersebut.

Demikianlah tulisan singkat mengenai jenis kerusakan motor induksi dan bagaimana cara
mengatasinya, semoga bermanfaat.

yang kita perlu lakukan sebagai user untuk dapat menunjang perawatan motor listrik sehingga selalu
bekerja secara normal, saya membaginya dalam 2 (dua) hal; pertama preventif maintenence dan
breakdown maintenance.

Perawatan Motor Listrik - Preventif maintenence


Jenis perawatan ini diperlukan selama motor listrik masih berjalan artinya masih difungsikan baik
sebagai penggerak pompa, fan atau juga compressor. ada beberapa hal yang dapat kita lakukan untuk
me monitor keadaan motor listrik kita.

1. Current Check
Ketika motor dalam keadaan berjalan kita dapat me monitor keadaan motor dengan melakukan
pengecekan atas arus listrik yang bekerja pada motor. Pastikan arus listrik yang bekerja pada motor
masih dibawah arus maksimal yang tertera pada nameplate motor.

Jika arus kerja motor masih dibawah arus max yang tertera pada nameplate atau hasil perhitungan
maka motor masih dalam keadaan baik.

Jika arus melebihi full load ampere yang tertera di nameplate motor. Kita harus periksa beban yang
digerakkan oleh motor baik pompa, kompresor atau apapun. Bisa juga arus lebih dikarenakan internal
motor, misalnya kondisi bearing yang sudah aus sehingga terjadi gesekan antara rotor dan bearing.

Kalau hal ini tidak kita atasi, akan terjadi short circuit pada motor karena kegagalan isolasi dikarenakan
arus berlebih yang ditanggung oleh motor induksi.
2. Insulation resistance Check
Jika motor dalam keadaan mati (standby) kita dapat melakukakan pengecekan berapa tahanan isolasi
yang ada pada motor sekarang dengan menggunakan insulation tester atau lebih dikenal dengan
megger.

Ukur tahanan isolasi tiap phasa terhadap ground jika tahanan isolasinya lebih dari 5 Mega Ohm artinya
motor dalam keadaan baik karena jika lebih kecil dari 1 mega Ohm artinya keadaan lilitan terhadap
ground lembab dan bisa mengakibatkan short ciruit ketika motor dijalankan.

3. Temperature Check
Pada nameplate motor selalu tertera insulation class yang menerangkan tentang ketahanan isolasi
motor terhadap suhu kerja. Pengecekan ini bisa kita lakukan dengan visual check atau akan lebih akurat
jika kita menggunakan temperature gun. pengecekan suhu ini dilakukan untuk memastikan agar motor
tidak mengalami overheating saat dijalankan.

Perawatan Motor Listrik - Breakdown Maintenance


Lalu langkah apa yang dapat kita lakukan jika terjadi kerusakan terhadap motor artinya motor tersebut
mati total dan tidak dapat dijalankan. Pada dasarnya sesuai dengan prinsip kerja motor bahwa gerakan
pada motor dihasilkan dari induksi elektromagnetik yang terjadi sehingga jika tidak terjadi putaran hal
pertama yang perlu kita periksa adalah apakah lilitan pada motor yang menghasilkan induksi
elektromagnetik itu dalam kondisi baik atau tidak.

1. Rewinding Motor Induksi


Ini merupakan kerusakan yang paling parah yang terjadi pada motor listrik / motor induksi. Perbaikan
yang dapat kita lakukan untuk memperbaiki kerusakan pada lilitan adalah melilit ulang (rewinding).

Kerusakan seperti ini terjadi jika motor mengalami short circuit pada lilitan, baik dikarenakan proteksi
yang gagal bekerja atau juga kerusakan isolasi akibat kualitas isolasi yang memburuk karena usia
maupun air.

2. Penggantian Bearing
Penggnatian bearing dilakukan karena bearing mempunyai lifetime sehingga sebaik apapun pelumasan
yang kita berikan, penggantian bearing tetap dilakukan. lifetime bearing sesuai dengan ukuran dan
speed motor induksi misal 10000 running hour untuk speed 3000 rpm.
Jika kita tidak melakukan penggantian bearing sesuai ketentuan, maka akan bisa menimpulkan vibrasi
pada motor bahkan dapat menyebabkan motor mengalami short circuit karena putaran rotor yang tidak
balanca dapat menyentuh lilitan dan merusaknya.

3. Balancing Rotor
Balancing rotor juga diperlukan ketika kita mengganti bearing. Karena bearing yang aus bisa jadi telah
menyebabkan vibrasi dan membuat konstruksi rotor tidak balanca lagi.

Untuk itu ketika kita melakukan penggantian bearing, ada baiknya kita juga melakukan balancing pada
rotor sehingga perbaikan yang kita lakukan lebih baik.

Anda mungkin juga menyukai