2, Desember 2015
Yolnasdi
Jurusan Teknik Elektro, Sekolah Tinggi Teknologi Pekanbaru
Abstrak
Gedung Olah Raga Kota Bangkinang merupakan gedung yang digunakan untuk turnamen olah
raga tingkat lokal maupun tingkat nasional, gedung ini dibangun diatas tanah seluas 12.350 m2 dengan
ukuran gedung 57 m x 47 m x 21 m, Secara fisik bangunannya ini lebih tinggi dan menonjol dari bangunan
yang berada disekitarnya, karena di dalam bangunan ini banyak terdapat peralatan-peralatan elektronik
seperti komputer, telephone, radio, AC dan lain-lainnya, maka untuk mengamankan gedung beserta
peralatan ini maka dipasanglah instalasi penangkal petir untuk melindungi gedung dari bahaya sambaran
petir.
Dalam penelitian ini analisa dilakukan berdasarkan kajian teori-teori yang berhubungan dengan
sistem proteksi gedung terhadap sambaran petir. Penelitian dilakukan dengan survey ke lokasi, kemudian
data-data teknis yang didapatkan dilokasi diolah dengan data dari BMKG setempat. Data yang telah
terkumpul dianalisa bedasarkan persamaan-persamaan yang ada. Dari hasil analisa didapat nilai indeks
perkiraan bahaya sebesar 16, berdasarkan tingkat resiko nilai ini tergolong memiliki resiko sangat besar
dari bahaya sambaran petir,maka disimpulkan gedung olah raga ini sangat perlu untuk dipasang sebuah
Instalasi penangkal petir. Dan setelah dilakukan perhitungan terhadap parameter lainnya didapat luas
daerah yang menarik sambaran petir adalah seluas 13.179 m², dengan jumlah sambaran 0,117 atau akan
terjadi satu sambaran dalam setiap 8,54 tahun, dengan resiko kegagalan perlindungan proteksi adalah
0,0045 atau akan terjadi satu kegagalan perlindungan proteksi untuk setiap 222,2 tahun.
64
Dengan sudut proteksi sebesar :
Penangkal Petir Konvensional ( Sistem Franklin) Untuk bangunan yang terletak dibawah awan
bermuatan, dimensi masing- masing bangunan sangat
Penangkal petir sistem Franklin menggunakan terpengaruh pada besarnya kemungkinan untuk
ide melindungi kerucut, dimana jari–jari alasnya sama tersambar petir karena luasnya daerah yang menarik
dengan tinggi kerucut. Tinggi penangkal petir dari untuk tersambar petir itu tergantung pada dimensi
permukaan tanah ke puncak penangkal petir dimana dari bangunannya. Selain itu intensitas dari arus
daerah yang terlindung di daerah bawah merupakan kilat pun sangat mempengaruhi luas daerah disekitar
luas lingkaran dengan jari-jari ( meter ). Luas bangunan yang menarik untuk tersambar petir semakin
perlindungan sama dengan, besar intensitas arus petir, semakin besar pula luas
2 daerah yang menarik untuk tersambar petir karena
R= π . r (2)
jarak sambaran petirnya makin besar.
Dimana :
Menurut Golde RH luas daerah disekitar
r = jari-jari lingkaran yang terlindung
bangunan yang mudah tersambar petir dapat
h = tinggi bangunan
ditentukan dengan cara :
2
Dan isi kerucut yang dilindungi = ⅓ . π . h (3) 1. Gambar denah bangunan, kemudian dari gambar
tersebut gambarkan luas daerah yang menarik untuk
tersambar petir.
Menentukan luas Radius Penangkal Petir EF
2. Hitung luas daerah yang menarik untuk
Sistem penangkal petir EF ini terbagi dalam 2 tersambar petir pada denah bangunan tersebut (F
yaitu EF Air Terminal yang diletakkan dipuncak 2
bangunan sebagai Terminal penangkal petir dan EF dalam Km ). Bila jarak sambaran petir pada
Carier (kabel kabel Penghantar) yang masuk bangunan telah diketahui (d), maka kemungkinan
kedalam tanah. Pada Head Terminal penangkal petir luas daerah yang menarik untuk tersambar petir dapat
sitem EF (Elektrostatis Field) , maka radius di tentukan dengan rumus :
perlindungan yang di hasilkan disesuaikan dengan
table berikut: 2 (6)
F=(d)
Luas radius perlindungan penangkal petir jenis EF
dapat di hitung berdasarkan: Dimana :
F = Luar daerah yang menarik untuk tersambar petir
Ax = π x rᵤ² (4) 2
(km ).
Dimana : Ax = Luas Radius Proteksi d = Jarak sambaran petir
π = 3,14
rᵤ² = radius proteksi sesuai tabel
3. Ditentukan besaran jumlah sambaran petir per
65
2 Dengan demikian bila jumlah hari guruh per
hari per km (NE) dengan bantuan rumus :
tahun, dimensi serta lintang geografis bangunan
tersebut diketahui, maka untuk suatu harga tertentu
= ( 0.1 + 0.35 sin λ ) ( 0.4 ± 0.2 ) (7)
dari arus petir dan frekuensi kejadiannya, dapat
Dimana : dihitung besarnya kemungkinan bangunan tersebut
= Besarnya jumlah sambaran petir per hari per tersambar petir/tahun.
2
km
λ = Garis lintang geografis bangunan tersebut (101o). Perhitungan Kegagalan Penangkal Petir
4. Ditentukan jumlah sambaran petir pertahun per Apabila telah mengetahui suatu besaran luas
2 dan suatu ketinggian batang vertikal pelindung petir,
km di tempat tersebut = IKL ditempat tersebut di
kali NE. Besarnya IKL untuk tempat-tempat di pulau maka di hitung besar arus yang akan mengakibatkan
jawa digambarkan pada Lampiran A. Besarnya terjadinya kegagalan penangkal petir.
kemungkinan bangunan tersebut tersambar petir/tahun
adalah : = (10)
Dimana : = (14)
d = Jarak sambaran petir
h = Tinggi bangunan.
Setelah mendapat harga-harga dapat di ketahui
kemungkinan arus lebih kecil atau sama dengan I
yang menghasilkan satu kegagalan.
= (1 – ) (15)
Dimana :
= kemungkinan arus lebih kecil dari I ( kA).
= kemungkinan melebihi arus I ( kA).
66
(No), dan persamaan kenaikan pada permukaan Gedung Olah raga ini adalah sebagai berikut :
yang seperti diberikan pada persamaan rumus sebagai 1. banyaknya orang di dalam gedung tersebut.
berikut: 2. Konstruksi beton bertulang
3. Tinggi bangunan s a m p a i k e u j u n g a t a p 2 1
S = a . b + 4 . h . ( a + b ) + 4 . h2 (16) meter .
4. Ukuran dasar bangunan 57 x 47 meter
Dimana : 5. Jumlah hari guruh per tahun untuk kota
a = ukuran lebar pada puncak bangunan (m) bangkinang memiliki IKL rata-rata setiap tahun
b = ukuran panjang puncak bangunan (m) sebesar 59,33.
h = ketinggian bangunan (m). 6. Daerah tersebut terletak di ketinggian -/+26
meter dari permukaan laut.
7. Indek bahaya sambaran petir = 16.
Maka diharuskan memiliki sistem proteksi penangkal
petir yang dapat di andalkan guna mengamankan
bangunan gedung ini dari sambaran petir.
Hasil perkalian persamaan diatas dengan jumlah Gambar 5. Penempatan Penangkal Petir EF pada GOR
sambaran petir (No) dapat ditentukan sambaran yang Bangkinang
diharapkan dan dapat dinyatakan sebagai berikut:
=S. (17)
Detail peralatan Instalasi Penangkal Petir
Dimana :
Lightning Terminal
= sambaran yang diharapkan pertahun (sambaran
tahunan)
2
S = penarikan sambaran pada permukaan (m )
= jumlah sambaran petir (sambaran tahunan /
2 Head terminal
km )
= . (18)
Gambar 6. Detail terminal penangkal petir
Dimana :
= Resiko kegagalan perlindungan Spesifikasi Terminal Udara ( E.F Lightning
Bahan : Baja Galvanis
= Kemungkinan arus lebih kecil dari I (kA)
Panjang Fiberglas mast : 1,5 meter
= Sambaran yang diharapkan pertahun (sambaran
Radius daerah proteksi penangkal petir sistem E.F
tahunan).
di nyatakan dalam Tabel 2 berikut ini.
67
Elektroda Pembumian 3. Jenis bangunan berdasarkan indeks C adalah
Spesifikasi Konductor Penyalur petir “Bangunan dengan tinggi sampai dengan 25
Bahan : Kabel Coaxial Ø 75 mm, meter” dengan nilai 4
Selubung konduktor penyalur : Pipa PVC 4. Jenis bangunan berdasarkan indeks D adalah
Spesifikasi Sistem pembumian berada di tanah datar pada semua ketinggian
Bahan Konduktor Pembumian : Tembaga. dengan nilai 0.
Diameter : 20 mm. 5. Hari guruh di Indonesia pertahun menurut
Selubung konduktor pembumian : Pipa Galvanis. BMG untuk daerah Kota bangkinang adalah
Jarak Pembumian dari Bangunan : 15 meter. 59,33 sehingga dapat di golongkan pada
Ukuran bak control :40x40x40 cm, dengan indeks E dengan nilai 6.
pengangkat, seperti diperlihatkan pada gambar 7.
Perkiraan bahaya akibat sambaran petir dapat di
hitung dengan menjumlahkan seluruh nilai dari indeks
diatas sesuai dengan rumus, maka akan diperoleh nilai :
R=A+B+C+D+E
R=3+2+5+0+6
R = 16
= π x rᵤ²
Dimana :
= Luas Radius Proteksi
π = 3,14
rᵤ² = radius proteksi sesuai tabel
sedangkan ketinggian penangkal petir eksternal
bangunan Gedung Olah raga Kota Bangkinang dari
atap bangunan adalah 5 m , berdasarkan tabel maka
Gambar 7. Bak Kontrol radius proteksinya adalah sebesar 90 m, sehingga
dapat di hitung luas daerah perlindungan dari
penangkal petir jenis EF ini.
HASIL DAN PEMBAHASAN = π x rᵤ²
Kebutuhan Gedunga Olah Raga Kota Bangkinang = π x 115²
Terhadap Proteksi Petir = 3,14 x 13225
= 41.526,5 m²
Berdasarkan Peraturan Umum Instalasi Penyalur Dengan sudut proteksi sebesar :
Petir besarnya keperluan pemasangan system proteksi ɑᵒ = Sin- ¹[ 1– h/r ]
terhadap sambaran petir pada suatu bangunan di ɑᵒ = Sin- ¹[ 1– 21/90 ]
tentukan dengan menjumlahkan indeks-indeks yang = Sin- ¹[1-0,233]
mewakili keadaan di lokasi struktur tersebut berada. = Sin- ¹[0,767]
Maka untuk bangunan Gedung Olah raga Kota = 50,08 0
bangkinang di peroleh indeks-indeks sebagai berikut : jadi luas radius perlindungan = 41.526 m²
1. Jenis Bangunan Berdasarkan indeks A : adalah dengan sudut = 50,08°
“Bangunan atau isinya cukup penting, misalnya
menara air , barang-barang berharga dan kantor
untuk administrasi cabang olah raga” dengan nilai Perhitungan Kemungkinan Terjadinya Sambaran
3. Petir Pada Gedung Olah Raga Kota Bangkinang.
2. Jenis bangunan berdasarkan indeks B adalah
“Bangunan dengan konstruksi beton bertulang Gedung Olah Raga Kota ini terletak di Jl.
atau rangka besi dengan atap bukan logam” Lingkar bangkinang dimana menurut peta IKL
dengan nilai 2. pulau Sumatra daerah tersebut mempunyai IKL
sebesar 59,33 dan daerah tersebut terletak di
68
ketinggian -/+26 meter dari permukaan laut. Letak bangunan atau benda lain yang dikhawatirkan dapat
o rusak karena sambaran petir adalah :
geografis kota bangkinang berada pada posisi 00 s/d
o
101 lintang selatan, ketinggian gedung adalah 21 D = 03. R +
meter.
Menurut Golde R.H Jarak sambaran petir ( d ). = 0,3 x 1,2 +
dalam gambar besarnya arus petir dan dimensi dari = 2,96 meter
bangunan menentukan luas daerah yang menarik
sambaran petir.
Analisa Kegagalan Penangkal Petir
d =2.h
= 2 . 21 Berdasarkan persamaan-persamaan yang telah
= 42 meter diberikan sebelumnya, maka akan dihitung kegagalan
proteksi berdasarkan data-data yang ada. Dengan
Luasnya daerah yang menarik untuk tersambar petir memilih besaran arus minimum (dianjurkan 5 kA)
2 dapat diketahui jarak sambaran yang terjadi dengan
( F dalam km ) pada gedung tersebut dapat dihitung.
Bila luas daerah yang menarik untuk tersambar petir memakai persamaan rumus sebagai berikut :
( d ) dari bangunan tersebut telah diketahui, = 9,41 .
kemudian dapat ditentukan ( F ).
= 9,41 x
2
F =(d) = 9,41 x
2 = 9,41 x 2,924
= ( 42 )
2 = 27,5 meter
= 1764 m
2 Dengan di ketahuinya data-data bangunan
= 0,001764 Km
Untuk besarnya jumlah sambaran petir per hari per maka, dapat diketahui dan dicari batas dari daerah
2 proteksi atau radius perlindungan dengan parameter:
km ( ) besarnya dapat di tentukan:
= jarak sambaran (m),
= ( 0.1 + 0.35 x sin λ ) ( 0.4 ± 0.2 )
= Radius Perlindungan (m)
o
= ( 0.1 + 0.35 x sin 101 ) ( 0.4 ± 0.2 ) H = ketinggian batas perlindungan (m).
= (0,1 +0,35 x 0,98) ( 0.4 ± 0.2 ) =
= ( 0.44) ( 0.4 ± 0.2 )
2 =
= ( 0.176 ± 0.088 ) sambaran petir / hari / km .
=
Besarnya kemungkinan bangunan tersebut tersambar
=
petir/tahun adalah:
= 27,459 meter
L = 0,001764 x 59,33 (0.176 ± 0.088)
Arus maksimum yang dapat menggagalkan
= 0,104 (0.176 ± 0.088)
proteksi di dapat :
= ( 0,0184 ± 0,009 )
=
I = ³/² . kA
= 54,34 111,11 tahun = 54 111 tahun
= ³/²
Gedung Olah raga Kota bangkinang minimal akan
= ³/²
tersambar petir satu kali dalam 111 tahun dan
maksimal satu kali dalam 54 tahun. = ³/²
Tinggi bangunan = 21 meter = (2,9255)³/²
Tinggi pemasangan finial di atas atap = 5 meter + = ³
Total ketinggian ( H ) = 26 meter = 26 meter=
I = 5,0038 kA
Sistem pentanahan yang dipakai adalah dengan
elektroda batang yang ditanam tegak lurus pada Dari harga arus maksimum ini dicari kemungkinan
permukaan tanah sampai didapat tahanan untuk mendapatkan serangan dengan besaran arus
pentanahan sebesar kurang dari 5 Ω. Dari hasil akan berkurang atau sama dengan sebuah penghasil
pengukuran dilapangan didapat untuk elektroda kegagalan dengan parameter dimana kemungkinan
batang dari pipa besi dengan Ǿ 1” yang ujungnya arus lebih kecil dari 1 kA, dimana kemungkinan
dipasang runcingan tembaga dengan panjang 2 meter melebihi arus dari 1 kA.
dengan tahanan 1,2 Ω. Perletakannya dari tepi
69
= = resiko kegagalan perlindungan,
= kemungkinan arus lebih kecil dari 1 (kA)
= = sambaran yang diharapkan pertahun
(sambaran- tahun).
=
= .
=
= 0,0385 . 0,117
= = 0,0045
= 0,9615
= (1 – ) Sehingga kegagalan proteksi yang terjadi :
= (1 – 0,9615)
=
= 0,0385
= 222,2 tahun
Dari data yang telah ada, diketahui bahwa hari guruh
pertahun (IKL) yang terjadi untuk daerah bangkinang
adalah 5 9 , 33. Oleh karena itu kerapatan sambaran KESIMPULAN
petir ditentukan dengan persamaan yang dianjurkan Dari hasil perhitungan dapat diambil beberapa
untuk di Indonesia adalah : kesimpulan antara lain :
1. Penangkal petir sistem EF yang terpasang di
= 0,15 . IKL Gedung Olah Raga Kota bangkinang memiliki
= 0,15 . 59,33 radius Proteksi 115 m dengan luas daerah
= 8,9 sambaran tahun/km2 perlindungan sebesar 45.216 m²
2. Gedung Olah Raga Kota Bangkinang minimal akan
Penarikan sambaran pada permukaan didapat dengan tersambar petir satu kali dalam 111 tahun dan
dengan parameter, maksimal satu kali dalam 54 tahun.
a = ukuran lebar pada puncak bangunan (m), 3. Jumlah sambaran yang diharapkan adalah 0,117
b = ukuran panjang puncak bangunan (m), sambaran atau satu kali sambaran dalam setiap 8,54
h = ketinggian bangunan (m) tahun
2 4. Resiko kegagalan perlindungan proteksi adalah
S = penarikan sambaran pada permukaan (m ),
sehingga : 0,0045 atau terjadi satu kegagalan proteksi untuk
2 setiap 222,2 tahun.
S = a.b+4.h.(a+b)+4.h
2 DAFTAR PUSTAKA
= (47 .57 ) + 4 . 21 . ( 47 + 57 ) + 4 . (21)
= 2679 + 8736 +1764
= 13179 m2 Direktorat penyelidikan masalah bangunan
Peraturan umum instalasi penyalur petir (PUIPP) untuk
Sambaran yang diharap pertahun dapat dicari bangunan di indonesia (1983) hal. 17 cetakan pertama.
dengan parameter : LPI Guardian, “proteksi penangkal petir”,
= S. 2015
-6 Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000 (PUIL
= 13179 x 8,9 x 10 2000)
= 0,117 sambaran – tahun Sirait, K.T dan Zorro (1987), Proteksi Terhadap
Tegangan Lebih Pada Sistem Tenaga Listrik, Bandung
= sambaran yang diharapkan pertahun (sambaran- : ITB
tahunan), Tabrani, Aan (2009). Sistem proteksi
2 penangkal petir di gedung PT. Bhakti Wawasantara
S = penarikan sambaran pada permukaan (m ),
2 Net , Jakarta: Universitas Mercu Buana.
= jumlah sambaran petir (sambaran-tahun/km ).
Zoro, Reynaldo, “Pelatihan Sistem proteksi dan
Sistem Grounding”, ITB, Bandung, 2008.
Maka sambaran yang terjadi 1/0,117 = 8,54 tahun
Resiko kegagalan proteksi d i hitu n g dengan
parameter :
70