Anda di halaman 1dari 14

Jurnal Ilmiah Elektrokrisna Vol 9 No.

3 Juli 2021 ISSN : 2302-4712

ANALISA SISTEM PROTEKSI PETIR EKSTERNAL TIPE ELEKTROSTATIS DI


PT. PAMAPERSADA NUSANTARA DISTRIK CCOS CILEUNGSI – BOGOR

Nurhabibah Naibaho, Allidlah Imam Sofiyan

Abstract - Indonesia merupakan negara yang secara geografis terletak di garis khatulistiwa
dan beriklim tropis oleh sebab itu intensitas sambaran petir di Indonesia sangatlah tinggi.
Mengingat bahaya dan kerusakan yang ditimbulkan akibat adanya sambaran petir langsung
atau tidak langsung, maka muncul usaha untuk mengatasi sambaran petir dengan sistem
proteksi petir. Persyaratan Umum Instalasi Penangkal Petir (PUIPP) dan Standar Nasional
Indonesia (SNI 03-7015-2004) adalah salah satu acuan yang digunakan untuk sistem
proteksi petir. Pembahasan yang diangkat pada penelitian ini adalah sistem proteksi petir
eksternal tipe elektrostatis di PT. Pamapersada Nusantara Ditrik CCOS Cileungsi-Bogor.
Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif. Pengumpulan data
dilakukan dengan dokumentasi dan observasi komponen sistem proteksi petir, dengan
mengukur tahanan pentanahan, pengukuran dimensi bangunan, luas area dan melakukan
uji konektivitas. Hasil pengukuran dan analisa menunjukkan bahwa untuk area di PT.
Pamapersada Nusantara Ditrik CCOS Cileungsi-Bogor sangat perlu sistem proteksi
dengan taksiran resiko total indeks R sebesar 15 berdasarkan PUIPP dan hasil taksiran
resiko dari perhitungan E adalah 0,978 dengan tingkat proteksi I pada penghitungan
berdasarkan SNI 03-7015-2004. Terdapat tiga unit sistem proteksi petir eksternal tipe
elektrostatis, pada masing–masing unit menghasilkan radius proteksi seluas 45.216 m2 dan
dengan sudut 48,5 , konduktor penyalur menggunakan kabel N2XSY dan NYY dengan
dimeter 70 mm2, nilai rata-rata hasil pengukuran tahanan pentanahan area proteksi A 2,04
Ω, area B 1,62Ω, area C 2,22Ω dan telah memenuhi ketentuan PUIL 2000 yaitu ≤ 5 Ω.

Kata kunci : sistem, poteksi, petir, eksternal, elektrostatis

I. PENDAHULUAN
Indonesia merupakan negara yang secara ditimbulkan akibat sambaran petir,
geografis terletak di garis khatulistiwa dan munculah berbagai usaha untuk mengatasi
beriklim tropis oleh sebab itu intensitas sambarannya. Di dalam bidang teknik listrik
sambaran petir di Indonesia sangatlah tinggi. dikenal sebagai usaha proteksi petir. Dalam
Menurut data Badan Meteorologi, usaha proteksi petir ini tentu dibutuhkan
Klimatologi dan Geofisika (BMKG) pada pengetahuan tentang petir dan karakteristik–
bulan Desember 2020 untuk wilayah karakteristiknya. Dalam hal ini termasuk
JABODETABEK terjadi 30.000 – 45.000 proteksi petir itu sendiri. Konstruksi
kali sambaran petir, total sambaran petir di bangunan tinggi dan area yang luas banyak
bulan Januari sampai dengan Desembe 2020 menimbulkan permasalahan terutama
tercatat lebih dari 600.000 kali sambaran. mengenai perlindungan keamanan
Mengingat kerusakan yang dapat bangunan, karena struktur bangunan yang

40
Jurnal Ilmiah Elektrokrisna Vol 9 No.3 Juli 2021 ISSN : 2302-4712

tinggi sangat rawan mengalami gangguan muatan negatif (elektron) dari awan ke bumi
baik secara mekanik maupun gangguan alam atau sebaliknya untuk mencapai
(petir) oleh sebab itu perlu dibuat proteksi kesetimbangan. Pada proses pembuangan
petir di dalam melindungi dan mengurangi muatan ini, media yang dilalui elektron
dampak kerusakan akibat sambaran petir.di adalah udara. Pada saat elektron mampu
PT. Pamapersada Nusantara Ditrik CCOS menembus ambang batas isolasi udara inilah
Cileungsi-Bogor. PT. Pamapersada terjadi ledakan suara. Petir lebih sering
Nusantara Distrik CCOS Cileungsi – Bogor terjadi pada musim hujan, karena pada
merupakan sebuah support office perusahaan keadaan tersebut udara mengandung kadar
yang berada di dalam Kawasan Industri air yang lebih tinggi sehingga daya
Menara Permai Cileungsi – Bogor dimana isolasinya turun dan arus lebih mudah
terdapat bangunan yang difungsikan sebagai mengalir. Karena ada awan bermuatan
tempat training centre, logistic dan tempat negatif dan awan bermuatan positif, maka
heavy equipment recondition. petir juga bisa terjadi antar awan yang
berbeda muatan[8].
II. LANDASAN TEORI 2.2 Proses Terjadinya Petir
2.1 Pengertian Petir Petir adalah peristiwa alam yang sering
Petir, kilat, atau halilintar adalah gejala alam terjadi di bumi, terjadinya seringkali
yang biasanya muncul pada musim hujan di mengikuti peristiwa hujan baik air atau es,
saat langit memunculkan kilatan cahaya peristiwa ini dimulai dengan munculnya
sesaat yang menyilaukan. Beberapa saat lidah api listrik yang bercahaya terang yang
kemudian disusul dengan suara menggelegar terus memanjang kearah bumi dan kemudian
yang disebut guruh. Perbedaan waktu diikuti suara yang menggelegar dan efeknya
kemunculan ini disebabkan adanya akan fatal bila mengenai mahluk hidup,
perbedaan antara kecepatan suara dan bangunan dan peralatan lainnya. Terdapat 2
kecepatan cahaya. Petir merupakan gejala teori yang mendasari proses terjadinya petir
alam yang bisa kita analogikan dengan [8]:
sebuah kondensator raksasa, dimana 1. Proses ionisasi
lempeng pertama adalah awan (bisa lempeng Petir terjadi diakibatkan terkumpulnya ion
negatif atau lempeng positif) dan lempeng bebas bermuatan negatif dan positif di awan,
kedua adalah bumi (dianggap netral). Seperti ion listrik dihasilkan oleh gesekan antar
yang sudah diketahui kapasitor adalah awan dan juga kejadian ionisasi ini
sebuah komponen pasif pada rangkaian disebabkan oleh perubahan bentuk air mulai
listrik yang bisa menyimpan energi sesaat dari cair menjadi gas atau sebaliknya,
(energy storage). Petir juga dapat terjadi bahkan padat (es) menjadi cair. Ion bebas
dari awan ke awan (intercloud), dimana menempati permukaan awan dan bergerak
salah satu awan bermuatan negatif dan awan mengikuti angin yang berhembus, bila
lainnya bermuatan positif. Petir terjadi awan-awan terkumpul di suatu tempat maka
karena ada perbedaan potensial antara awan awan bermuatan akan memiliki beda
dan bumi atau dengan awan lainnya. Proses potensial yang cukup untuk menyambar
terjadinya muatan pada awan karena dia permukaan bumi maka inilah yang disebut
bergerak terus menerus secara teratur, dan petir[8].
selama pergerakannya dia akan berinteraksi 2. Gesekan antar awan
dengan awan lainnya sehingga muatan Pada awalnya awan bergerak mengikuti arah
negatif akan berkumpul pada salah satu sisi angin, selama proses bergeraknya awan ini
(atas atau bawah), sedangkan muatan positif maka saling bergesekan satu dengan yang
berkumpul pada sisi sebaliknya. Jika lainya , dari proses ini terlahir elektron-
perbedaan potensial antara awan dan bumi elektron bebas yang memenuhi permukaan
cukup besar, maka akan terjadi pembuangan awan. proses ini bisa digambarkan secara

41
Jurnal Ilmiah Elektrokrisna Vol 9 No.3 Juli 2021 ISSN : 2302-4712

sederhana pada sebuah penggaris plastik atap runtuh, bangunan retak dan lain-lain.
yang digosokkan pada rambut maka Bahan bangunan yang paling parah bila
penggaris ini akan mampu menarik terkena sambaran petir adalah yang bersifat
potongan kertas. Pada suatu saat awan ini kering
akan terkumpul di sebuah kawasan, saat Terhadap Jaringan dan Instalasi Listrik
inilah petir dimungkinkan terjadi karena Gangguan jenis ini dikelompokkan menjadi
electron-elektron bebas ini saling 2 bagian yaitu sambaran petir mengenai
menguatkan satu dengan lainnya. Sehingga kawat tanah dan sambaran petir mengenai
memiliki cukup beda potensial untuk kawat fasa. Sambaran petir langsung
menyambar permukaan bumi[8]. mengenai kawat tanah dapat mengakibatkan
terputusnya kawat tanah, naiknya potensial
kawat tanah yang diikuti oleh backflashover
ke kawat fasa dan naiknya potensial
pentanahan menara transmisi yang
menyebabkan bahaya tegangan langkah.
Terhadap Peralatan Elektronik dan Listrik
Sambaran petir pada suatu struktur
bangunan maupun saluran transmisi
mengakibatkan kerusakan peralatan
Gambar 1. Proses ionisasi terjadinya petir elektronik, control, computer,
2.3 Efek Sambaran Petir telekomunikasi dan lainnya yang disebabkan
Bagian utama kilat petir yang menimbulkan oleh sambaran petir langsung dan sambaran
kerusakan adalah sambaran balik. Ini adalah petir tidak langsung
bagian kilat, yang berupa muatan petir yang 2.4 Peta Jumlah Sambaran Petir
diluahkan ke bumi atau ketanah. Besar arus Dalam menganalisa sistem proteksi terhadap
yang mengalir pada sambaran ini adalah sambaran petir digunakan data hari guruh
berkisar antara 2.000 A sampai 200 kA[4]. bulanan di Indonesia yang dapat diamati dari
Terhadap Manusia website maupun stasiun Pusat BMKG yang
Apabila aliran listrik akibat sambaran petir beralamat di Jalan Angkasa I No.2
mengalir melalui tubuh manusia, maka Kemayoran Jakarta Pusat, DKI Jakarta.
organ-organ tubuh yang dilalui oleh aliran
tersebut akan mengalami kejutan (shock).
Arus tersebut dapat menyebabkan
berhentinya kerja jantung. Selain itu, efek
rangsangan dan panas akibat arus petir pada
organ-organ tubuh dapat juga melumpuhkan
jaringan-jaringan / otot-otot bahkan bila
energinya besar dapat menghanguskan tubuh
manusia. Perlu diketahui, yang
menyebabkan kematian sambaran tidak
langsung, karena di sekitar titik / tempat Gambar 2. Peta Jumlah Sambaran Petir[3]
yang terkena sambaran akan terdapat muatan 2.5 Taksiran Resiko (Risk Assesment)
listrik dengan kerapatan muatan yang besar sistem proteksi petir harus dapat melindungi
dimana muatan itu akan menyebar di dalam semua bagian dari suatu bangunan, termasuk
tanah dengan arah radial. manusia dan peralatan yang ada di dalamnya
Terhadap Bangunan terhadap sambaran petir. Berikut ini akan
Kerusakan tersebut dapat berupa kerusakan dibahas cara penentuan besarnya kebutuhan
thermis, seperti terbakar pada bagian yang bangunan akan proteksi petir menggunakan
tersambar, bisa juga berupa mekanis, seperti

42
Jurnal Ilmiah Elektrokrisna Vol 9 No.3 Juli 2021 ISSN : 2302-4712

standar Peraturan Umum Instalasi Penyalur Tabel 1. Indeks A : Bahaya Berdasarkan


Petir (PUIPP) dan SNI 03-7015-2004. Penggunaan dan Isi[7]
Menurut Standar PUIPP:Besarnya
kebutuhan suatu bangunan akan suatu Penggunaan dan isi Indeks
instalasi proteksi petir ditentukan oleh A
besarnya kemungkinan kerugian serta Bangunan biasa yang tidak perlu
bahaya yang ditimbulkan bila bangunan diamankan baik bangunan -10
tersebut tersambar petir. Besarnya maupun isinya.
kebutuhan tersebut dapat ditentukan secara Bangunan dan isinya jarang
empiris berdasarkan indeks-indeks yang dipergunakan, misalnya di
0
menyatakan faktor-faktor tertentu, sehingga tengah sawah atau ladang,
dapat didapat perkiraan bahaya akibat menara atau tiang dari metal.
sambaran petir (R) adalah : Bangunan yang berisi peralatan
R=A+B+C+D+E.......................................(2. sehari-hari atau tempat tinggal,
1
1) misalnya rumah tinggal, industri
Keterangan : kecil atau stasiun kereta api.
A : Bahaya berdasarkan jenis bangunan Bangunan yang isinya cukup
B : Bahaya berdasarkan konstruksi penting, misalnya menara air,
2
bangunan toko barang-barang berharga,
C : Bahaya berdasarkan tinggi bangunan dan kantor pemerintah.
D : Bahaya berdasarkan situasi bangunan Bangunan yang berisi banyak
E : Bahaya berdasarkan hari guruh terjadi sekali orang, misalnya bioskop,
3
Apabila data-data yang ada dimasukkan sarana ibadah, sekolah, dan
dalam persamaan diatas, selanjutnya dapat monumen sejarah yang penting.
diambil kesimpulan perlu atau tidaknya Instalasi gas, minyak atau bensin,
5
sistem proteksi petir eksternal digunakan. dan rumah sakit.
Jika nilai R>13, maka bangunan tersebut Bangunan yang mudah meledak
dianjurkan menggunakan sistem proteksi dan menimbulkan bahaya yang
petir. 15
tidak terkendali bagi sekitarnya,
misalnya instalasi nuklir.

Tabel 2 Indeks B : Bahaya Berdasarkan


Kontruksi Bangunan[7]

Tabel 3 Indeks C : Bahaya Berdasarkan


Tinggi Bangunan[7]

Tabel 4 Indeks D : Bahaya Berdasarkan


Situasi Bangunan[7]

43
Jurnal Ilmiah Elektrokrisna Vol 9 No.3 Juli 2021 ISSN : 2302-4712

Tabel 5 Indeks E : Bahaya Berdasarkan rata tahunan di daerah tempat suatu struktur
Pengaruh Kilat/Hari Guruh[7] berada dinyatakan sebagai :
Ng = 0,04 x Td1,25/ km2/ tahun
Hari guruh per tahun Indeks E ..................(2.2)
2 0 Td adalah jumlah hari guruh per tahun yang
4 1 diperoleh dari data sokeraunic level di
6 2 daerah tempat struktur yang akan di proteksi
8 3 yang dikeluarkan oleh Badan Meteorologi
16 4 Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
32 5 Frekuensi rata-rata tahunan sambaran petir
64 6 langsung ke bangunan dapat di hitung :
128 7 Nd = Ng X Ae X 10-6/
256 8 tahun…...................(2.3)
Ae adalah area cakupan ekivalen dari
R Perkiraan Pengamanan bangunan ( m2 ) yaitu daerah permukaan
bahaya tanah yang dianggap sebagai struktur yang
Dibawah 11 Diabaikan Tidak perlu mempunyai frekuensi sambaran langsung
Sama dengan Kecil Tidak perlu tahunan.
11 Sedang Dianjurkan Area cakupan ekivalen tersebut dapat
12 Agak Dianjurkan dihitung berdasarkan persamaan:
13 besar Sangat Ae = ab + 6h (a + b) +
14 Besar dianjurkan 9πh2........................(2.4)
Keterangan :
Lebih dari 14 Sangat Sangat perlu
a : panjang dari bangunan tersebut (m)
besar
b : lebar dari bangunan tersebut (m)
h : tinggi bangunan yang diproteksi (m)
Dengan menjumlahkan indeks-indeks
pengambilan keputusan perlu tidaknya
tersebut diperoleh suatu perkiraan bahaya
memasang sistem proteksi petir pada
yang ditanggung bangunan dan tingkat
bangunan berdasarkan perhitungan Nd dan
pengamanan yang harus diterapkan.
Nc dilakukan sebagai berikut :
a. Jika Nd ≤ Nc tidak perlu sistem proteksi
Tabel 6 Indeks R : Perkiraan Bahaya
b. Jika Nd ≥ Nc diperlukan sistem proteksi
Sambaran Petir Berdasarkan PUIPP[7]
petir dengan efisiensi :
Menurut Standar SNI (03-7015-2004):
E = 1 – Nd / Nc
Pemilihan tingkat proteksi yang memadai
...........................................(2.5)
Tingkat Proteksi Efisiensi SPP Maka setelah di hitung nilai E (efisiensi
sistem proteksi petir) sesuai dengan
I 0,98
persamaan di atas, setelah itu dapat
II 0,95
ditentukan tingkat proteksinya sesuai dengan
III 0,90 tingkat proteksi dapat dilihat pada Tabel 7.
IV 0,80
untuk suatu sistem proteksi petir
berdasarkan pada frekuensi sambaran petir Tabel 7 Efisiensi Sistem Proteksi Petir[12]
langsung setempat (Nd) yang diperkirakan
ke struktur yang diproteksi dan frekuensi Setelah diketahui tingkat proteksi, maka
sambaran petir tahunan setempat (Nc) yang dapat ditentukan sudut proteksi (α0) dari
diperbolehkan. Kerapatan kilat petir ketanah penempatan suatu terminasi udara, radius
atau kerapatan sambaran petir ke tanah rata- bola yang dipakai, maupun ukuran jala

44
Jurnal Ilmiah Elektrokrisna Vol 9 No.3 Juli 2021 ISSN : 2302-4712

(konduktor horisontal) sesuai dengan Tabel Franklin. Perbedaannya hanyalah terletak


8. dalam segi penggunaan Ujung Proteksi
dimana bila pada sistem proteksi petir
Tabel 8 Daerah Proteksi dari Terminasi Franklin digunakan batang-batang proteksi
Udara Sesuai dengan tingkat proteksi[12] petir yang vertikal, maka pada sistem
Sangkar Faraday digunakan konduktor-
Tingkat H 20 30 45 60 Lebar
R konduktor horisontal.
Proteksi (m) Mata
I 20 25
(m) * * * 5 Proteksi Petir Radioaktif
Jala
II 30 35 25 * * 10 Metode ini pertama kali dipatenkan oleh
(m)
III 45 45 35 25 * 10 Gusta P Carpart tahun 1931. Sebelumnya
IV 60 55 45 35 25 20 seorang ilmuwan Hungaria, Szillard tahun
1941 pernah melontarkan gagasan untuk
*hanya menggunakan bola bergulir dan jala
menambahkan bahan radioaktif pada
dalam kasus ini
Franklin rod guna meningkatkan tarikan
pada sambaran petir. Metode ini terdiri atas
2.6 Jenis-Jenis Sistem Proteksi Petir Pada
Franklin rod dengan bahan radioaktif
Bangunan
radium atau sumber thorium sebagai
Proteksi Petir konvensional
penghasil ion yang dihubungkan ke
Teknik proteksi petir yang sederhana dan
pentanahan melalui penghantar khusus.
pertama kali dikenal menggunakan prinsip
Sistem proteksi petir Early Streamer
yaitu dengan membentuk semacam tameng
Emission adalah pendekatan relatif terbaru
berupa konduktor yang akan mengambil alih
dalam penyelesaian masalah kerusakan
sambaran petir. Proteksi petir semacam ini
instalasi petir, yang dilengkapi dengan
biasanya disebut groundwires (kawat tanah)
system FR. ESE adalah terminal udara
pada jaringan hantaran udara, sedangkan
radioaktif non konvensional, tetapi banyak
pada bangunan dan perlindungan terhadap
negara telah melarang hal ini, bahwasannya
struktur, Benjamin Franklin menyebutnya
sumber radioaktif yang posisinya dekat
dengan sebutan lightning rod. Proteksi petir
dengan bagian atas terminal membahayakan
konvensional sifatnya pasif, menunggu petir
kesehatan. Peralatan ESE non radioaktif
untuk menyambar dengan mengandalkan
yang banyak digunakan adalah Pulsar
posisinya yang lebih tinggi dari objek sekitar
(dikembangkan oleh Helita, Perancis),
serta ujung runcingnya[1] berikut tipe
Dynasphere (dikembangkan oleh Erico,
proteksi petir konvensional:
Australia), Prevectron (dikembangkan oleh
1. Tipe Franklin rod menempatkan sebuah
Indelec, Perancis) dan EF (dikembangkan
batang proteksi petir dengan ujungnya
EF International,Swiss).
dibuat runcing di bagian teratas dari bagian
Proteksi petir elektrostatis
yang akan dilindungi. Ujung batang proteksi
Proteksi petir elektrostatis adalah disebut
petir ini dibuat runcing dengan tujuan agar
juga dengan proteksi petir radius yang cara
pada keadaan dimana terjadi aktivitas
kerjanya menggunakan prinsip kerja
penumpukan muatan di awan, maka diujung
elektroskop, dimana pada ujungnya (head
itulah akan terinduksi muatan dengan rapat
terminal) dibuat agar petir hanya mengenai
muatan yang relatif lebih besar bila
ujung proteksi petir ini dan tidak mengenai
dibandingkan dengan rapat muatan dari
sasaran lain dalam radius perlindungan
muatan-muatan yang terdapat pada bagian-
proteksi petir. Dalam sejarahnya, proteksi
bagian lain dari bangunan, dengan demikian
petir elektrostatis merupakan jenis proteksi
dapat diharapkan bahwa kilat akan
petir ketiga dan paling modern saat ini
menyambar ujung dari batang proteksi petir
setelah kedua pendahulunya yaitu proteksi
itu terlebih dahulu.
petir konvensional dan proteksi petir
2. Tipe sistem Sangkar Faraday dapat
radioaktif. proteksi petir. Dalam
dikatakan sama dengan sistem proteksi petir

45
Jurnal Ilmiah Elektrokrisna Vol 9 No.3 Juli 2021 ISSN : 2302-4712

sejarahnya, proteksi petir 2) Konduktor penyalur (Down Conductor)


elektrostatis merupakan jenis proteksi petir Down Conductor berfungsi sebagai penyalur
ketiga dan paling modern saat ini setelah arus petir yang mengenai Terminasi udara
kedua pendahulunya yaitu proteksi petir (air terminal) dan diteruskan ke pentanahan
konvensional dan proteksi petir radioaktif. / grounding. Ukuran minimum bahan SPP
Pada ujung proteksi petir elektrostatis dipakai dalam standar ini untuk penggunaan
terdapat sebuah elektroda yang disebut konduktor penyalur (Down Conductor)
dengan E.S.E (Early Steamer Emision) terdapat pada Tabel 9.
dimana elektroda ini akan aktif melepaskan
ion ke udara meskipun tidak ada sambaran Tabel 9 Dimensi minimum bahan SPP untuk
petir. Jika pada saatnya ada potensi penggunaan konduktor Penyalur[12]
terjadinya petir hal ini merupakan penunjuk
jalan bagi petir untuk segera menyambarnya Konduktor
Tingkat
daripada memilih sambaran di tempat lain. Bahan Penyalur
Proteksi
Oleh karena itu jenis proteksi petir (mm2)
elektrostatis lebih aman dan lebih baik Cu 35
dalam melindungi bangunan dari petir jika I sampai IV Al 70
dibandingkan dengan proteksi petir Fe 50
konvensional. Selain itu area 3) Pentanahan (Grounding)
perlindungannya juga lebih luas, tergantung Sistem pentanahan proteksi petir
ketinggian pemasangan proteksi petir. (Grounding System) adalah suatu rangkaian
instalasi dan tertanam didalam tanah yang
berfungsi untuk melepaskan arus petir ke
dalam bumi. Nilai standar tahanan mengacu
pada Persyaratan Umum Instalasi Listrik
atau PUIL 2000 yaitu 5Ω. Pada dasarnya
ada 3 (tiga) jenis elektroda yang digunakan
pada sistem pentanahan yaitu : Elektroda
Batang, Elektroda Pelat dan Elektroda Pita.
Elektroda – elektroda ini dapat digunakan
secara tunggal maupun multiple dan juga
Gambar 3. Terminal Udara Elektrostatis[4] secara gabungan dari ketiga jenis dalam
2.7 Sistem Proteksi Petir Ekternal suatu system.
Sistem Proteksi Petir Eksternal menghindari
bahaya langsung dari sambaran petir pada
bangunan, peralatan, manusia dan lainnya
Sistem Proteksi Petir Eksternal pada
dasarnya terdiri dari:
1) Terminasi udara (Air Terminal)
Untuk menentukan penempatan terminasi
udara dan untuk mengetahui daerah proteksi,
maka menggunakan metode-metode yang
terdapat dalam SNI 03-7015-2004, yaitu : Gambar 4. Pentanahan Dengan Satu Batang
-Metode sudut proteksi (Protective Angle Elektroda[4]
Method) Batang-batang konduktor ini dihubungkan
-Metode bola bergulir (Rolling Sphere satu dengan yang lainnya. Dengan
Method) menggunakan efek bayangan terhadap
-Metode jala (Mesh Sized Method) permukaan elektroda terhadap permukaan
tanah, maka didapat suatu persamaan :

46
Jurnal Ilmiah Elektrokrisna Vol 9 No.3 Juli 2021 ISSN : 2302-4712

...............................(2. Jika di asumsikan tahanan pentanahan pada


daerah bangunan adalah sama, maka dapat
6) berlaku persamaan berikut :
Dimana : ....................................................(2
R = tahanan pentanahan Ω
ρ = tahanan jenis tanah Ω
.9)
L = panjang elektroda (meter)
Dimana :
d = diameter elektroda (meter)
n = jumlah elektroda batang
h = kedalaman elektroda (meter)
= tahanan pentanahan sama untuk n buah
Q = konstanta (1,2)
Jika dilihat dari rumus diatas, maka makin Ω
panjang konduktor yang ditanam dalam
tanah, makin kecil tahanan pentanahannya. III. METODE PENELITIAN
Demikian juga makin besar diameter Teknik pengumpulan data dilakukan dengan
konduktor juga makin kecil tahanan menggunakan metode observasi,
pentanahannya. Tahanan pentanahan dapat pengukuran, studi pustaka dan wawancara.
diperkecil dengan memperbanyak elektroda Observasi dilakukan dengan cara
yang ditanam dan dihubungkan paralel. pengamatan secara langsung. Hasil
observasi yaitu; gambar instalasi sistem
proteksi petir, data denah area dan data hari
guruh. Pengukuran dilakukan untuk
mendapatkan data tahanan pentanahan dan
dimensi bangunan. Studi pustaka dilakukan
dengan mempelajari aspek teoritis dari
berbagai referensi untuk memperoleh
rumusan dan standar-standar yang
digunakan dalam menganalisa sistem
proteksi petir. Adapun standar yang
Gambar 5. Pentanahan Dengan Dua Batang
digunakan adalah Peraturan Umum Instalasi
Elektroda[4]
Penyalur Petir (PUIPP), Standar Nasional
Indonesia SNI 03-7015-2004, dan PUIL
Pada dua batang konduktor, dapat
2000 Wawancara dilakukan guna
diturunkan rumusnya sebagai berikut :
melengkapi data-data yang dibutuhkan
sekiranya belum tertulis dengan mengajukan
pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan
dengan objek yang dianalisa kepada
Maintenance Departement General Service.
............................. (2.7)
Langkah selanjutnya menganalisa data.
Dimana :
melakukan analisa perhitungan terhadap
S = jarak antara dua konduktor
data-data yang diperoleh untuk menentuan
Beberapa batang konduktor (multiple rod)
tingkat proteksi berdasarkan standar
yang ditanam tegak lurus ke dalam tanah
Peraturan Umum Instalasi Penyalur Petir
yaitu dengan metode pentanahan bersama
(PUIPP), SNI 03-7015-2004 dan PUIL 2000
yaitu :
Setelah mengetahui langkah selanjutnya
...............................(2 yaitu melakukan analisa perhitungan radius
proteksi petir eksternal elektrostatis, untuk
.8) konduktor penyalur berdasarkan standar SNI
03-7015-2004 dilihat dari ukuran minimum
bahan yang digunakan. Pentanahan

47
Jurnal Ilmiah Elektrokrisna Vol 9 No.3 Juli 2021 ISSN : 2302-4712

berdasarkan Peraturan Umum Instalasi


Listrik (PUIL) 2000 dilihat dari tahanan
pentanahan yang didapatkan dari hasil
pengukuran dan perhitungan berdasarkan
ketentuan rumus yang berlaku kemudian
membandingkan hasil antara pengukuran
dan perhitungan tahanan pentanahan.
3.2 Tahapan Penelitian

Gambar 7. Detail Tampak Samping Proteksi


Petir[6].

Gambar 6. Bagan Alir


3.3 Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan tanggal 05
November 2020 hingga 22 Januari 2021 di
PT. Pamapersada Nusantara Distrik CCOS
Cileungsi – Bogor.
3.4 Data Peralatan Sistem Proteksi Petir
Di PT. Pamapersada Nusantara Distrik Gambar 8. Potongan Tampak Atas Proteksi
CCOS Cileungsi – Bogor Petir[6].
Tipe : Triangle Elektrostatis
Tinggi tiang penerima : 30 meter
Model tiang : Tiang Triangle
Bentuk elektroda : Bola Segitiga
Jenis penghantar : Kabel N2XSY 70mm²
Jenis pentanahan : BC Drat
Terminasi udara total : 3 Buah
Konduktor penyalur : 3 Buah
Pentanahan : 6 Buah

Gambar 9. Detail Head Proteksi Petir[6]

IV. HASIL PENGUKURAN

48
Jurnal Ilmiah Elektrokrisna Vol 9 No.3 Juli 2021 ISSN : 2302-4712

Berdasarkan penelitian diperoleh beberapa Pamapersada Nusantara Distrik CCOS


hasil observasi lapangan yaitu berupa data Cileungsi – Bogor.
instalasi sistem proteksi petir, gambar denah
dan data hari guruh, serta hasil wawancara
Berikut ini merupakan hasil penelitian
mengenai analisa sistem proteksi petir di PT.
Pamapersada Nusantara Distrik CCOS
Cileungsi – Bogor.

Tabel 10. Dimensi Bangunan di PT.


Pamapersada Nusantara Distrik CCOS
Cileungsi – Bogor.

Tabel 12. Hasil Uji Konektifitas Sistem


Proteksi Petir di PT. Pamapersada Nusantara
Distrik CCOS Cileungsi – Bogor.

Pada tabel 10. dimensi bangunan di PT.


Pamapersada Nusantara Distrik CCOS
Cileungsi – Bogor dilakukan pengukuran
pada tanggal 5 November 2020 sampai
dengan 27 November 2020 dengan
menggunakan alat ukur convax scale,
pengukuran dengan via google map dan
referensi dokumen General Service
Manintenance PT. Pamapersada Nusantara
Distrik CCOS Cileungsi – Bogor.

Pengukuran tahanan pentanahan dan uji


Tabel 11. Hasil Pengukuran Tahanan konektifitas pada sistem proteksi petir
Pentanahan Sistem Proteksi Petir di PT. menggunakan alat ukur Earth resistance

49
Jurnal Ilmiah Elektrokrisna Vol 9 No.3 Juli 2021 ISSN : 2302-4712

Ae = (ab + Ng = (0,04 Nd = (Ng x


tester Kyoritsu41054A, convex scale dan No Area Bangunan a b h 6h(a+b) +
2
x T d^1,25) Ae x 10 -6 )
km²/th
Nc Proteksi E Level
9πh²) m per th
multitester. Pada hasil pengukuran terukur 1.
Pos
Security
4 6 4 716.57 30.27 0.02 0.1 x -3.61 -

nilai resistansi pentanahan 5Ω dan uji 2.


Office
Plant
18 23 6 2,910.45 30.27 0.09 0.1 x -0.13 -

Main
3. 15 31.2 12 7,867.54 30.27 0.24 0.1 v 0.58 IV
konektifitas terukur 0Ω / buzzer berbunyi 4.
Workshop
Workshop
7.5 31.6 6 2,662.89 30.27 0.08 0.1 x -0.24 -
SSE
dan kondisi baik. 5.
A Power
House
6.52 17 6 1,975.85 30.27 0.06 0.1 x -0.67 -

Parkir Alat
6. 57 130 0 7,410.00 30.27 0.22 0.1 v 0.55 IV
Berat 1
7. Masjid 24 19.5 6 3,052.29 30.27 0.09 0.1 x -0.08 -
Analisa dan Pembahasan 8.
Ruang
3 7 4 713.57 30.27 0.02 0.1 x -3.63 -
Resepsionis
Pada analisa dan pembahasan disampaikan 9. Stok Yard 1 47.6 49.5 0 2,353.82 30.27 0.07 0.1 x -0.40 -
Office
mengenai taksiran resiko yang berdasarkan 10.

11.
Warehouse
Kantin
25.6

6
42

12.8
6

6
4,527.09

1,769.79
30.27

30.27
0.14

0.05
0.1

0.1
v

x
0.27

-0.87
IV

-
Peraturan Instalasi Penangkal Petir (PUIPP) 12.
Warehouse
Stok Yard 2 15.1 19 0 285.95 30.27 0.01 0.1 x -10.55 -

dan SNI 03-7015-2004, radius proteksi petir 13.


14.
Gudang File
Gudang Ban
17.3
30
25
53.8 12
6 2,972.37
11,720.74
30.27
30.27
0.09
0.35
0.1
0.1
x
v
-0.11
0.72
-
IV
B
terminasi udara tipe elektrostatis, konduktor 15.
Gudang oli
dan fuel
10 24 10 5,108.57 30.27 0.15 0.1 v 0.35 IV

Gudang
penyalur, elektroda pentanahan, dan sistem 16.
Warehouse
Parkir Alat
12 58 10 7,724.57 30.27 0.23 0.1 v 0.57 IV

17. 100 125 0 12,500.00 30.27 0.38 0.1 v 0.74 IV


pentanahan. 18.
Berat 2
Parkir Alat
72 95 0 6,840.00 30.27 0.21 0.1 v 0.52 IV
Berat 3
19. Aula 25 45 8 6,295.29 30.27 0.19 0.1 v 0.48 IV
Ruang
20. 7.1 30 6 2,566.89 30.27 0.08 0.1 x -0.29 -
Tabel 13. Taksiran Resiko berdasarkan 21.
Server
Water
8 10 5 1,327.14 30.27 0.04 0.1 x -1.49 -

PUIPP di PT. Pamapersada Nusantara 22.


T ank
Mess A 10 49.2 15 12,180.29 30.27 0.37 0.1 v 0.73 IV

Distrik CCOS Cileungsi – Bogor. 23.


24.
Mess B
Mess C
10
14
42.5 15
56 5
11,512.29
3,246.79
30.27
30.27
0.35
0.10
0.1
0.1
v
x
0.71
-0.02
IV
-
25. C Mess D 23 50 5 3,693.79 30.27 0.11 0.1 v 0.11 IV
Kantin
26. 12 23 6 2,554.29 30.27 0.08 0.1 x -0.29 -
Lama
27. Kantin Baru 10 25 7 3,106.00 30.27 0.09 0.1 x -0.06 -
Ruang
28. 12 12.5 6 2,050.29 30.27 0.06 0.1 x -0.61 -
Simulator
29. TC 1 11.1 60 6 4,243.89 30.27 0.13 0.1 v 0.22 IV
30. TC 2 14 35 6 3,272.29 30.27 0.10 0.1 x -0.01 -
31. T ower ERT 7.5 8 30 28,307.14 30.27 0.86 0.1 v 0.88 III

Pada tabel 14. merupakan taksiran resiko


berdasarkan SNI (03-7015-2004) untuk
bangunan di masing-masing area.
Perbandingan berdasarkan PUIPP dan SNI
(03-7015-2004) dari total seluruh bangunan
terdapat 24 bangunan dianjurkan dan sangat
perlu dipasang sistem proteksi petir
berdasarkan PUIPP, sedangkan berdasarkan
SNI (03-7015-2004) terdapat 14 bangunan
yang perlu dipasang sistem proteksi petir.
1. Menghitung area cakupan ekivalen
menggunakan seluruh luas area (m²) di PT.
Pamapersada Nusantara Distrik CCOS
Cileungsi – Bogor yang dianggap sebagai
Pada tabel 13. taksiran resiko berdasarkan struktur yang mempunyai frekuensi
PUIPP dihasilkan prakiraan untuk sistem sambaran langsung tahunan. Cakupan
proteksi petir pada masing - masing tersebut dapat di hitung dengan rumus yaitu
bangunan dengan hasil dianjurkan dan :
sangat perlu dengan total 24 bangunan yang Ae = a b + 6 h (a + b) + 9 π h2
masing - masing ada di area A, B dan C. a = panjang area (m)
b = lebar area (m)
Tabel 14. Taksiran Resiko berdasarkan SNI h = tinggi bangunan (m)
(03-7015-2004) di PT. Pamapersada Diketahui :
Nusantara Distrik CCOS Cileungsi - Bogor Luas lahan : 87.786,57 m² (944.926,75
kaki²)

50
Jurnal Ilmiah Elektrokrisna Vol 9 No.3 Juli 2021 ISSN : 2302-4712

Keliling lahan : 1260 m tinggi 30 meter dan radius 120 meter adalah
Tinggi : 15 m :
Ae = 87.786,57 + (6 x 15 x 630) + (9 x 3,14 Ax = π x rs2
x 15²) Ax = π x 1202
Ae = 150.845,07 m2 Ax = 45.216 m2
2. Menghitung kerapatan sambaran petir ke Dengan sudut proteksi sebesar :
tanah rata-rata tahunan (Ng) dengan Td α° = Sin-1
(jumlah hari guruh per tahun yang diperoleh
dari data sokeraunic level di dareah tempat α° = Sin-1
struktur yang di proteksi) untuk Bogor -
α° = 48,59°
Jawa barat dengan nilai 201. Kerapatan
sambaran petir rata - rata tahunan dapat
dihitung dengan rumus :
Ng = 0,04 x Td1,25/ km2/ tahun
Ng = 0,04 x 2011,25
Ng = 30,27 / km2/ tahun
3. Menghitung frekuensi rata–rata tahunan
Area A
sambaran petir langsung (Nd) menggunakan
A
rumus yaitu : R:

Nd = Ng X Ae X 10-6/ tahun Area B 120m

Nd = 30,27 x 150.845,07 x 10-6


Nd = 4,56 per tahun R : 120m
4. Menentukan efisiensi SPP dapat dicari
menggunakan rumus, dengan nilai frekuensi R:
120m
sambaran petir tahunan setempat (Nc) yang Area C

diperbolehkan adalah 10-1/tahun, untuk


rumus perhitungannya yaitu :
E = 1 - Nc / Nd
E = 1 – 0,1 / 4,56
E = 0,978
Hasil dari perhitungan nilai E adalah 0,978.
Maka berdasarkan Efisiensi Sistem Proteksi
Petir dapat diketahui bahwa seluruh area di
PT. Pamapersada Nusantara Distrik CCOS Gambar 10. Area Proteksi Terminasi Udara
Cileungsi – Bogor memiliki tingkat proteksi Elektrostatis.
I dengan nilai efisiensi 95% - 98%.
Radius Proteksi Petir Terminasi Udara Tipe Konduktor penyalur (down conductor) yang
Elektrostatis terpasang pada sistem proteksi petir
menggunakan Kabel N2XSY 70mm² pada
Tabel 4.8 Radius Proteksi E.F Lightning sistem proteksi petir area A, pada proteksi
Protection System[4]. petir area B dan C menggunakan Kabel
NYY 70mm² Diameter minimum konduktor
penyalur yang disyaratkan menurut tabel 9
untuk proteksi I sampai IV ukuran
konduktor ke bawah yang terpasang telah
memenuhi ketentuan.
Maka luas daerah proteksinya pada masing- Sistem pentanahan terukur memiliki tahanan
masing proteksi petir elektrostatis dengan rata - rata saat pengukuran sebesar 2,04 ohm
untuk proteksi petir di area A, nilai tahanan

51
Jurnal Ilmiah Elektrokrisna Vol 9 No.3 Juli 2021 ISSN : 2302-4712

1,62 ohm untuk proteksi petir di area B, dan Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan
nilai tahanan 2,22 ohm untuk proteksi yang dilakukan dapat disimpulkan sebagai
petirdi area C. Ketentuan umum PUIL 2000 berikut :
untuk sistem proteksi petir tahanan 1. Sistem porteksi petir eksternal merupakan
pentanahan ≤ 5 Ω. Tahanan pentanahan suatu usaha untuk melindungi suatu objek
yang dihitung berdasarkan rumus untuk area bangunan, peralatan dan perlindungan
A, B, dan C adalah : terhadap manusia dari bahaya yang
-Hambatan jenis tanah (ρ): 50 Ωm diakibatkan oleh sambaran petir secara
-Diameter penghantar (d) : 5/8 inch langsung.
(0,0158m) 2. Berdasarkan PUIPP dan SNI 03-7015-
-Panjang elektroda (l) :2m 2004 dari pengolahan data penentuan
-Panjang support (l) :1m tingkat proteksi, seluruh area di PT.
-Jarak antara 2 konduktor (s) : 2 m Pamapersada Nusantara Distrik CCOS
maka besarnya hambatan pentanahan Cileungsi – Bogor sangat memerlukan
bedasarkan rumus adalah : proteksi akan gangguan petir, dengan
diperolehnya hasil E = 0,978 tingkat
proteksi I pada penghitungan berdasarkan
SNI 03-7015-2004 dan dengan hasil
taksiran resiko dari penjumlahan indeks-
indeks jenis bahaya pada bangunan yang
Pentanahan dipasang dengan menggunakan hasilnya perkiraan bahaya akibat
2 batang konduktor (multiple rod) yang sambaran petir (R) mencapai angka 15
ditanam tegak lurus ke dalam tanah dengan menurut PUIPP.
metode pentanahan bersama yaitu : 3. Melalui metode radius proteksi yang
(Jika diasumsikan tahanan pentanahan pada terdapat pada katalog penyalur petir E.F
daerah bangunan adalah sama) Lightning Protection System untuk
proteksi petir eksternal tipe elektrostatis
yang terpasang di PT. Pamapersada
Nusantara Distrik CCOS Cileungsi –
Bogor sebanyak tiga unit pada tiang
triangle dengan ketinggian masing-
jika dibandingkan dengan pengukuran nilai masing 30 meter, luas daerah proteksi per
tahanan rata-rata pada masing-masing area unit yaitu 45.216 m² dan dilihat dari
pengukuran pentanahan hasilnya tidak jauh penempatan sitem proteksi petir telah
berbeda dengan perhitungan. melindungi seluruh bangunan yang ada.
4. Kabel konduktor penyalur terdapat dua
Tabel 4.9 Selisih Perhitungan Tahanan dan jenis, yang pertama kabel grounding
Rata-Rata Pengukuran Tahanan Pentanahan berisolator (N2XSY 70 mm²) pada sistem
proteksi petir A dengan kemampuan
Perhitunga Rata-rata maksimum dari konduktor sebesar 270 A
No. Selisih
n pengukuran di suhu sekitar 30° C, sedangkan yang
1. 2,265 Ω 2,04 Ω 0,225 Ω kedua kabel berisolator (NYY 70 mm²)
2. 2,265 Ω 1,62 Ω 0,645 Ω dengan kemampuan maksimum dari
3. 2,265 Ω 2,22 Ω 0,045 Ω konduktor untuk menghantarkan arus
sebesar 213 A di suhu sekitar 30° C.
Sudah sesuai dengan dimensi minimum
bahan konduktor penyalur menurut
standar SNI 03-7015-2004.
V. KESIMPULAN

52
Jurnal Ilmiah Elektrokrisna Vol 9 No.3 Juli 2021 ISSN : 2302-4712

5. Nilai rata-rata pengukuran resistansi [7]. Direktorat Penyelidikan Masalah


elektroda pentanahan sistem proteksi petir Bangunan Peraturan Umum Instalasi
di PT. Pamapersada Nusantara Distrik Penyalur Petir (PUIPP) untuk bangunan
CCOS Cileungsi – Bogor pada area A di Indonesia. (1983). Hal.17. Cetakan
terukur 2,04 Ω, area B terukur 1,62 Ω, dan Pertama.
area C terukur 2,22 Ω nilai tersebut telah [8]. Dwi Wintoko Sekti,Dwi. (2015).
memenuhi ketentuan PUIL 2000 yaitu ≤ 5 Analisis Pengaman Eksternal Gangguan
Ω. Nilai dari pengukuran tersebut Petir di Stasiun Pemancar TVRI
dihasilkan dari dua batang konduktor Semarang (Gombel).Semarang :
(multiple rod) yang terpasang. Fakultas Teknik, Universitas Negeri
6. Berdasarkan perhitungan nilai resistansi Semarang.
pentanahan pada sistem proteksi petir [9]. Google Earth “PT. Pamapersada
yang telah terpasang terhitung sebesar Nusantara Distrik CCOS Cileungsi
2,265 Ω selisih antara hasil perhitungan Bogor”
dengan pengukuran dapat dipengaruhi (online)(https://www.google.com/maps/
oleh tahanan jenis tanah yang ada di place/PT+Pamapersada+Nusantara++R
masing- masing titik pengukuran. esepsionis/@6.4190477,106.9656775,3
93m/data=!3m1!1e3!4m5!3m4!1s0x0:0
DAFTAR PUSTAKA x2fd4f73e8c835188!8m2!3d-
[1]. Abdul Syakur, Yuningtyastuti. (2006). 6.4191691!4d106.9656885) diakses
Sistem Proteksi Petir Pada Gedung pada tanggal 12 November 2020 pukul
Widya Puraya : Fakultas Teknik, 20:00WIB
Universitas Diponegoro. [10].Hafizh Al Farisi, Abdul. (2017).
[2]. Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Evaluasi Sistem Penangkal Petir
Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Eksternal Pada Gedung Perkuliahan
Jakarta:Rineka Cipta. (Studi Pada Univesitas Negeri Jakarta
[3]. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Kampus A Sektor B. Jakarta: Fakultas
Geofisika.“Peta Sambaran Petir Bulan Teknik, Universitas Negeri Jakarta.
September 2020”(online) [11].Panitia Revisi PUIL 2000, Persyaratan
(https://www.bmkg.go.id/geofisika- Umum Instalasi Listrik 2000 (PUIL
potensial/peta-sambaran- 2000) SNI 04-0225-2000, Yayasan
petir.bmkg?p=peta-sambaran-petir- PUIL, Jakarta.
tahun-2020&lang=ID) diakses pada [12].SNI 03-7015-2004. (2004). Sistem
tanggal 13 November 2020 pukul Proteksi Petir Pada Bangunan: Badan
20:29WIB Standar Nasional.
[4]. Dadan Hermawan, Asep. (2010).
Optimalisasi Sistem Penangkal Petir
Eksternal Menggunakan Jenis Early
Streamer (Studi Kasus UPT LAGG
BPPT). Depok : Fakultas Teknik,
Universitas Indonesia.
[5]. Data Teknik dan Bangunan PT.
Pamapersada Nusantara Distrik CCOS
Cileungsi – Bogor (Gambar Denah).
[6]. Data Teknik dan Bangunan PT.
Pamapersada Nusantara Distrik CCOS
Cileungsi – Bogor (Gambar proteksi
petir)

53

Anda mungkin juga menyukai