Anda di halaman 1dari 10

TUGAS MAKALAH

SUMBER PETIR DAN BAHAYA TERHADAP JARINGAN LISTRIK DAN MANUSIA


MATA KULIAH TEKNIK TEGANGAN TINGGI

Nama : Sintia Dewi


Nim : 202011348
Kelas :K

INSTITUT TEKNOLOGI PLN


JAKARTA
2021
Sintia Dewi
2020-11-348
BAB I
PENDAHULUAN

Petir merupakan sebuah fenomena alam yang sulit dicegah. Fenomena ini sering terjadi
pada musim hujan disaat langit memunculkan kilatan cahaya sesaat yang menyilaukan.
Sulit memprediksi kapan waktu akan terjadinya petir. Fenomena ini terjadi akibat
loncatan muatan dalam jumlah yang sangat besar karena adanya perbedaan muatan di
awan dan di bumi. Muatan tersebut bergerak secara vertikal sehingga menyebabkan
pemisahan antara muatan positif dan muatan negatif. Pemisahan muatan ini akan
menimbulkan loncatan muatan di udara. Energi dari loncatan muatan itu sangat besar
sehingga menimbulkan rentetan cahaya, panas, dan bunyi yang sangat kuat seperti
geluduk, guntur, atau halilintar yang dapat menimbulkan bencana langsung maupun tidak
langsung. Pada dasarnya petir memiliki tipe-tipe untuk mencapai sambaran nya,
sambaran tersebut meliputi sambaran yang terjadi antara awan dan bumi (cloud to
ground), awan dengan awan lainnya (cloud to cloud), di dalam pusat awan itu sendiri
(intra cloud) atau awan dengan udara (cloud to air). Proses terjadinya karena muatan pada
awan bergerak terus menerus secara teratur, dan selama pergerakan ini terjadi interaksi
dengan awan lainnya sehingga muatan negatif akan berkumpul pada salah satu sisi, dan
muatan positif otomatis juga akan berkumpul pada sisi sebaliknya, dengan demikian
terbentuklah dua sisi dengan muatan yang berbeda.

Institut Teknologi PLN


Sintia Dewi
2020-11-348
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Petir


Petir merupakan peristiwa peluahan listrik antara suatu awan bermuatan dengan
bumi, atau antara awan bermuatan dengan awan bermuatan lainnya/proses pelepasan
muatan listrik (electrical discharge) yang terjadi di atmosfer. Dalam peristiwa ini, jarak
antara awan ke awan atau awan ke bumi relatif cukup tinggi dan dapat diasumsikan
sebagai jarak antar elektroda (Yuniarti, 2009).

2.2 Proses Terjadinya Petir


Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan atau pengumpulan muatan di
awan begitu banyak dan tidak pasti. Tekanan atmosfer akan makin menurun dengan
makin bertambahnya ketinggian suatu tempat dari permukaan horizontal. Pergerakan
udara (sering disebut angin) ini akan membawa udara lembab ke atas, kemudian udara
lembab ini akan mengalami kondensasi menjadi uap air, lalu berkumpul menjadi titik-
titik air yang pada akhirnya membentuk awan (K.Arrosyada,2013).
Angin kencang yang meniup awan akan membuat awan mengalami pergeseran
secara horizontal maupun vertikal, ditambah dengan benturan antara titik-titik air yang
ada dalam awan tersebut dengan partikel-partikel udara yang dapat memungkinkan
terjadinya pemisahan muatan listrik didalam awan tersebut. Butiran air yang bermuatan
positif biasanya berada dibagian atas dan yang bermuatan negatif dibagian bawah.
Dengan adanya awan yang bermuatan induksi pada permukaan bumi sehingga
menimbulkan medan listrik antar bumi dengan awan (K.Arrosyada,2013).
Mengingat dimensi bumi dianggap rata terhadap awan sehingga bumi dan awan
dianggap sebagai dua plat sejajar membentuk kapasitor. Jika medan listrik yang terjadi
melebihi medan tembus udara, maka akan terjadi pelepasan muatan. Terjadinya
pelepasan udara inilah yang disebut sebagai petir (K.Arrosyada,2013). Setelah adanya
peluahan di udara sekitar awan bermuatan yang medan listriknya cukup tinggi, terbentuk
peluahan awal yang biasa disebut pilot leader. Pilot leader ini menentukan arah
perambahan muatan dari awan ke udara diikuti dengan titik-titik cahaya
(K.Arrosyada,2013).
Setiap sambaran petir bermula dari suatu lidah petir (leader) yang bergerak turun
dari awan bermuatan dan disebut down leader (lihat pada gambar 2.1.a). Down leader ini
bergerak menuju bumi dalam bentuk langkah-langkah yang disebut step leader.

Institut Teknologi PLN


Sintia Dewi
2020-11-348
Pergerakan step leader ini arahnya selalu berubah-ubah sehingga secara keseluruhan arah
jalannya tidak beraturan dan patah-patah. Panjang setiap 50 m (dalam rentang 3-200 m),
dengan interval waktu antara setiap step ± 50 µs (3-125 µs). Dari waktu ke waktu, dalam
perambatannya ini step leader mengalami percabangan sehingga terbentuk lidah petir
yang bercabang-cabang (K.Arrosyada,2013).
Ketika leader bergerak mendekati bumi, akan ada beda potensial yang makin
tinggi antara ujung step leader dengan bumi sehingga terbentuk peluahan mula yang
disebut upward streamer pada permukaan bumi atau objek akan bergerak ke atas menuju
ujung step leader. Apabila upward leader telah masuk dalam zona jarak sambaran atau
striking distance, terbentuk petir penghubung (connecting leader) yang menghubungkan
ujung step leader dengan objek yang disambar (gambar 2.1.b). Setelah itu akan timbul
sambaran balik (return stroke) yang bercahaya sangat terang dari bumi atau objek menuju
awan dan melepas muatan di awan (gambar 2.1.c) (K.Arrosyada,2013).

Jalan yang ditempuh oleh return stroke sama dengan jalan turunnya step leader,
hanya arahnya yang berbeda. Kemudian terjadi sambaran susulan (subsequente stroke)
dari awan menuju bumi atau objek tersebut. Sambaran susulan ini tidak mempunyai
percabangan dan biasa disebut sebagai lidah panah atau dart leader (gambar 2.1.d).
Pergerakan dart leader ini sekitar 10 kali lebih cepat dari leader yang pertama (sambaran
pertama atau first stroke) (K.Arrosyada,2013). Pada umumnya, hampir separuh (± 55%)
dari peristiwa kilat petir (lightning flash) merupakan sambaran ganda seperti tersebut
diatas, dengan jumlah sambaran 3 atau 4 sambaran tiap kilat (bisa juga lebih),

Institut Teknologi PLN


Sintia Dewi
2020-11-348
diantaranya 90% tidak lebih dari 8 sambaran, interval waktu setiap sambaran kurang
lebih 50 ms (K.Arrosyada,2013).

2.3 Frekuensi Sambaran Petir Terhadap Jaringan Listrik


2.3.1 Sambaran Langsung
Berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI 03-7015-2004) pemilihan tingkat
proteksi yang memadai untuk suatu sistem proteksi petir di dasarkan pada daerah
permukaan tanah yang di anggap sebagai struktur yang mempunyai frekuensi sambaran
langsung tahunan. Daerah proteksi adalah daerah di sekitar struktur sejauh 3h dimana h
adalah tinggi struktur yang di proteksi
yaitu ketika sambaran petir tersebut langsung menyambar bagian jaringan
instalasi listrik ataupun alat-alat listrik yang ada di bumi, seperti kabel-kabel jaringan,
transformer, tiang listrik, dan lainnya. Dampak dari sambaran petir secara langsung ini
memiliki bahaya atau resiko yang sangat besar dan bahkan dapat menyebabkan ledakan,
kebakaran dan kerusakan yang fatal terhadap jaringan listrik yang ada di bumi. Karena,
sambaran petir langsung menyambar pada bagian jaringan, kabel — kabel, alat alat listrik
akan mengalirkan tegangan listrik yang jauh lebih besar melebihi kemampuan hantar
perlengkapan listrik yang ada di bumi.

Saat petir menyambar kabel jaringan listrik, kabel tersebut akan di aliri tegangan
listrik yang sangat besar bahkan jauh melebihi kemampuan hantar kabel tersebut. Jika
kabel tersebut tak mampu menerima sambaran petir langsung tersebut, dapat
mengakibatkan kabel terbakar dan terputus atau melebur. Namun saat kabel listrik yang
terkena sambaran listrik tersebut belum sempat melebur atau terputus, listrik bertegangan
yang sangat tinggi dari sambaran petir tersebut akan dialirkan dan diterima oleh peralatan
listrik lainnya.

Hal ini juga akan menyebabkan kerusakan fatal terhadap peralatan-peralatan


listrik tersebut.Sambaran petir tidak langsung yaitu, saat sambaran petir yang mengarah
ke bumi, namun tidak secara langsung mengenai bagian dari jaringan atau instalasi listrik
yang ada di bumi. Namun induksi dari energi listrik yang dimiliki petir tersebut sempat
menembus atau di terima oleh jaringan kabel listrik atau peralatan listrik di bumi. Hal ini
juga dapat menyebabkan kerusakan terhadap instalasi listrik dan alat-alat listrik yang
menerima induksi petir tersebut, meski kerusakan yang diakibatkan sambaran listrik tidak
langsung ini tidak separah sambaran listrik langsung.

Institut Teknologi PLN


Sintia Dewi
2020-11-348

2.3.2 Sambaran Tidak Langsung


Sambaran petir secara kasat mata atau tidak terlihat, merupakan sebuah gelombang
elektromagnetik yang disebabkan oleh petir ketika menyambar atau induksi. Dan untuk
mengatasi masalah ini, maka dibutuhkan internal proteksi petir berupa pemasangan
Arraster atau flash trab yang dipasang pada main distribusi panel (MDP) listrik maupun
panel pembagi. Sementara, Induksi sendiri dapat mengalir melalui instalasi listrik dari
PLN atau kabel instalasi Telekomunikasi yang terhubung pada sebuah bangunan. Oleh
karena itulah instalasi flash trab harus dipasang pada panel.

Selain itu, dampak lainnya dari sambaran petir secara tidak langsung yaitu Noise
atau suara gemuruh yang melebihu batas wajar sehingga menyebabkan resonansi.
Sementara resonandi sendiri merupakan ikut bergetarnya suatu benda ketika benda lain
didekatnya digetarkan. Resonansi ini bisa terjadi karena frekuensi benda yang bergetar
sama dengan frekuensi alami benda yang ikut bergetar. Dan suara decibel tinggi dari getar
juga yang dibunyikan bisa mencegah gelas Kristal. Sedangkan jika kita mengaitkan pada
gemuruh ribuan decibel yang dihasilkan oleh petir maka kita bisa membayangkan bahwa
bahaya tersebut bisa mengancam material bahkan korban jiwa yang tidak sedikit.

2.4 Sistem Penyalur Petir

Sistem Penyalur Petir Petir adalah salah satau fenomena kelistrikan udara di alam.
Proses terjadinya petir akibat perpindahan muatan negatif (elektron) menuju ke muatan
positif (proton). Para ilmuwan menduga lompatan bunga api listriknya sendiri terjadi, ada
beberapa tahapan yang biasanya dilalui. Pertama adalah pemampatan muatan listrik pada
awan bersangkutan. Umumnya, akan menumpuk di bagian paling atas awan adalah listrik
muatan negatif, di bagian tengah adalah listrik bermuatan positif, sementara di bagian
dasar adalah muatan negatif yang berbaur dengan muatan positif, pada bagian inilah petir
biasa berlontaran. Petir dapat terjadi antara awan dengan awan, dalam awan itu sendiri,
antara awan dan udara, antara awan dengan tanah (bumi). Energi yang dihasilkan oleh satu
sambaran 55 kw/hour.

2.4.1 Dampak yang ditimbulkan Petir

Institut Teknologi PLN


Sintia Dewi
2020-11-348
Selain petir dapat menyambar sebuah bangunan yang telah di lengkapi anti
petir/penangkal petir konvensional maupun elektrostatis, petir juga dapat menyambar
melalui jaringan listrik PLN yang kabelnya terbentang di luar dan terbuka. Pada Umumnya
jaringan listrik terbuka seperti ini masih ada dan di pergunakan di beberapa negara
termasuk Indonesia. Arus petir yang merusak perangkat panel listrik bukan di sebabkan
oleh sambaran petir yang menyambar langsung ke bangunan yang telah di pasang
penangkal petir atau anti petir melainkan sambaran petir mengenai jaringan listrik PLN
sehingga arus petir ini masuk ke bangunan mengikuti kabel listrik dan merusak panel listrik
tersebut.

Jadi biasanya sambaran petir mengenai sesuatu yang jauh dari bangunan yang telah
terpasang instalasi penangkal petir baik instalasi penangkal petir konvensional maupun
penangkal petir elektrostatis, hal ini sudah biasa terjadi karena kabel distribusi PLN
memakai kabel distribusi terbuka dan letaknya tinggi, seperti yang terpasang pada jaringan
listrik tegangan tinggi di Indonesia. Untuk penanganan agar peristiwa ini tidak terjadi maka
perlu sekali jaringan listrik pada sebuah bangunan di lengkapi dengan perangkat Surya
Arrester (Pelepas tegangan lebih/over voltage). Jenis dan merk Surge Arrester ini banyak
sekali tersedia di pasaran umum, yang jelas pemasangan arrester harus di hubungkan
dengan grounding ke bumi.

2.4.2 Bahaya Akibat Sambaran Petir

Sambaran Petir Langsung Melalui Bangunan Sambaran petir yang langsung


mengenai struktur bangunan rumah, kantor dan gedung, tentu saja hal ini sangat
membahayakan bangunan tersebut beserta seluruh isinya karena dapat menimbulkan
kebakaran, kerusakan perangkat elektrik/elektronik atau bahkan korban jiwa. Maka dari
itu setiap bangunan di wajibkan memasang instalasi penangkal petir. Cara
penanganannya adalah dengan cara memasang terminal penerima sambaran petir serta
instalasi pendukung lainnya yang sesuai dengan standart yang telah di tentukan. Terlebih
lagi jika sambaran petir langsung mengenai manusia, maka dapat berakibat luka atau
cacat bahkan dapat menimbulkan kematian. Banyak sekali peristiwa sambaran petir
langsung yang mengenai manusia dan biasanya terjadi di areal terbuka.

Sambaran Petir Melalui Jaringan Listrik Bahaya sambaran ini sering terjadi, petir
menyambar dan mengenai sesuatu di luar area bangunan tetapi berdampak pada jaringan
listrik di dalam bangunan tersebut, hal ini karena sistem jaringan distribusi listrik/PLN

Institut Teknologi PLN


Sintia Dewi
2020-11-348
memakai kabel udara terbuka dan letaknya sangat tinggi, bilamana ada petir yang
menyambar pada kabel terbuka ini maka arus petir akan tersalurkan ke pemakai
langsung. Cara penanganannya adalah dengan cara memasang perangkat arrester sebagai
pengaman tegangan lebih (over voltage). Instalasi surge arresterlistrik ini dipasang harus
dilengkapi dengan grounding system.

Sambaran Petir Melalui Jaringan Telekomunikasi Bahaya sambaran petir jenis ini
hampir serupa dengan yang ke-2 akan tetapi berdampak pada perangkat telekomunikasi,
misalnya telepon dan PABX. Penanganannya dengan cara pemasangan arresterkhusus
untuk jaringan PABX yang di hubungkan dengan grounding. Bila bangunan yang akan di
lindungi mempunyai jaringan internet yang koneksinya melalui jaringan telepon maka
alat ini juga dapat melindungi jaringan internet tersebut. Pengamanan terhadap suatu
bangunan atau objek dari sambaran petir pada prinsipnya adalah sebagai penyedia sarana
untuk menghantarkan arus petir yang mengarah ke bangunan yang akan kita lindungi
tanpa melalui struktur bangunan yang bukan merupakan bagian dari sistem proteksi petir
atau instalasi penangkal petir, tentunya harus sesuai dengan standart pemasangan
instalasinya.

Ada 2 jenis kerusakan yang di sebabkan sambaran petir, yaitu : 1. Kerusakan


Thermis, kerusakan yang menyebabkan timbulnya kebakaran. 2. Kerusakan Mekanis,
kerusakan yang menyebabkan struktur bangunan retak, rusaknya peralatan elektronik
bahkan menyebabkan kematian

Institut Teknologi PLN


Sintia Dewi
2020-11-348

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Petir adalah salah satau fenomena kelistrikan udara di alam. Proses terjadinya
petir akibat perpindahan muatan negatif (elektron) menuju ke muatan positif (proton).
Bahaya apabila petir mengenai suatu jaringan listrik atau gedung adalah alat-alat
kelistrikannya akan mengalami kerusakan apabila tidk dilengkapi dengan grounding
system
Untuk pemasangan instalasi listrik penerangan dan tenaga untuk rumah/gedung terlebih
dahulu harus melihat gambar-gambar rencana instalasi yang sudah dibuat oleh perencana
berdasarkan denah rumah/bangunan dimana instalasinya akan dipasang. Selain itu juga
spesifikasi dan syarat-syarat pekerjaan yang diterima dari pemilik bangunan/rumah, dan
syarat tersebut tidak terlepas dari peraturan yang harus dipenuhi dari yang berwajib ialah
yang mengeluarkan peraturan yaitu PLN setempat. Pembumian (Grounding) merupakan
sistem pengaman terhadap perangkatperangkat yang menggunakan listrik sebagai sumber
tenaga, dari lonjakan listrik, petir, dll. Tujuan utama adanya grounding adalah untuk
menciptakan sebuah jalur yang low impedance (tahanan rendah) terhadap permukaan
bumi untuk gelombanglistrik dan transient voltage.

Institut Teknologi PLN


Sintia Dewi
2020-11-348
DAFTAR PUSTAKA

1. (PDF) ASPEK K3 PADA PERENCANAAN, PEMASANGAN, PEMELIHARAAN


INSTALASI LISTRIK, SYSTEM PENANGKAL PETIR DAN PEMBUMIAN.pdf | la
baida - Academia.edu diakses 26 Desember 2021
2. Andreas, Budie. “Makalah-Penangkal-petir”,
https://www.academia.edu/12907044/Makalah-penangkal-petir, Diakses pada tanggal 26
Desember 2021.
3. http://egsean.com/perencanaan-dalam-instalasi-listrik/ , Diakses pada tanggal 26
Desember 2021.
4. Prianto, Eko dan K. Ima Ismara. 2016. Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Bidang
Kelistrikan (ELECTRICAL SAFETY). Imajimu, Solo: Adimeka, CV Adicandra Media
Grafika Saputra, Arighi Denny.2015. “Makalah Perawatan Dan Perbaikan Instalasi
Listrik’,
5. https://www.scribd.com/document/261233367/Makalah-Perawatan-Dan-
PerbaikanInstalasi-Listrik, Diakses pada tanggal 26 Desember 2021

Institut Teknologi PLN

Anda mungkin juga menyukai