Petir merupakan sebuah fenomena alam yang sulit dicegah. Fenomena ini sering terjadi
pada musim hujan disaat langit memunculkan kilatan cahaya sesaat yang menyilaukan.
Sulit memprediksi kapan waktu akan terjadinya petir. Fenomena ini terjadi akibat
loncatan muatan dalam jumlah yang sangat besar karena adanya perbedaan muatan di
awan dan di bumi. Muatan tersebut bergerak secara vertikal sehingga menyebabkan
pemisahan antara muatan positif dan muatan negatif. Pemisahan muatan ini akan
menimbulkan loncatan muatan di udara. Energi dari loncatan muatan itu sangat besar
sehingga menimbulkan rentetan cahaya, panas, dan bunyi yang sangat kuat seperti
geluduk, guntur, atau halilintar yang dapat menimbulkan bencana langsung maupun tidak
langsung. Pada dasarnya petir memiliki tipe-tipe untuk mencapai sambaran nya,
sambaran tersebut meliputi sambaran yang terjadi antara awan dan bumi (cloud to
ground), awan dengan awan lainnya (cloud to cloud), di dalam pusat awan itu sendiri
(intra cloud) atau awan dengan udara (cloud to air). Proses terjadinya karena muatan pada
awan bergerak terus menerus secara teratur, dan selama pergerakan ini terjadi interaksi
dengan awan lainnya sehingga muatan negatif akan berkumpul pada salah satu sisi, dan
muatan positif otomatis juga akan berkumpul pada sisi sebaliknya, dengan demikian
terbentuklah dua sisi dengan muatan yang berbeda.
Jalan yang ditempuh oleh return stroke sama dengan jalan turunnya step leader,
hanya arahnya yang berbeda. Kemudian terjadi sambaran susulan (subsequente stroke)
dari awan menuju bumi atau objek tersebut. Sambaran susulan ini tidak mempunyai
percabangan dan biasa disebut sebagai lidah panah atau dart leader (gambar 2.1.d).
Pergerakan dart leader ini sekitar 10 kali lebih cepat dari leader yang pertama (sambaran
pertama atau first stroke) (K.Arrosyada,2013). Pada umumnya, hampir separuh (± 55%)
dari peristiwa kilat petir (lightning flash) merupakan sambaran ganda seperti tersebut
diatas, dengan jumlah sambaran 3 atau 4 sambaran tiap kilat (bisa juga lebih),
Saat petir menyambar kabel jaringan listrik, kabel tersebut akan di aliri tegangan
listrik yang sangat besar bahkan jauh melebihi kemampuan hantar kabel tersebut. Jika
kabel tersebut tak mampu menerima sambaran petir langsung tersebut, dapat
mengakibatkan kabel terbakar dan terputus atau melebur. Namun saat kabel listrik yang
terkena sambaran listrik tersebut belum sempat melebur atau terputus, listrik bertegangan
yang sangat tinggi dari sambaran petir tersebut akan dialirkan dan diterima oleh peralatan
listrik lainnya.
Selain itu, dampak lainnya dari sambaran petir secara tidak langsung yaitu Noise
atau suara gemuruh yang melebihu batas wajar sehingga menyebabkan resonansi.
Sementara resonandi sendiri merupakan ikut bergetarnya suatu benda ketika benda lain
didekatnya digetarkan. Resonansi ini bisa terjadi karena frekuensi benda yang bergetar
sama dengan frekuensi alami benda yang ikut bergetar. Dan suara decibel tinggi dari getar
juga yang dibunyikan bisa mencegah gelas Kristal. Sedangkan jika kita mengaitkan pada
gemuruh ribuan decibel yang dihasilkan oleh petir maka kita bisa membayangkan bahwa
bahaya tersebut bisa mengancam material bahkan korban jiwa yang tidak sedikit.
Sistem Penyalur Petir Petir adalah salah satau fenomena kelistrikan udara di alam.
Proses terjadinya petir akibat perpindahan muatan negatif (elektron) menuju ke muatan
positif (proton). Para ilmuwan menduga lompatan bunga api listriknya sendiri terjadi, ada
beberapa tahapan yang biasanya dilalui. Pertama adalah pemampatan muatan listrik pada
awan bersangkutan. Umumnya, akan menumpuk di bagian paling atas awan adalah listrik
muatan negatif, di bagian tengah adalah listrik bermuatan positif, sementara di bagian
dasar adalah muatan negatif yang berbaur dengan muatan positif, pada bagian inilah petir
biasa berlontaran. Petir dapat terjadi antara awan dengan awan, dalam awan itu sendiri,
antara awan dan udara, antara awan dengan tanah (bumi). Energi yang dihasilkan oleh satu
sambaran 55 kw/hour.
Jadi biasanya sambaran petir mengenai sesuatu yang jauh dari bangunan yang telah
terpasang instalasi penangkal petir baik instalasi penangkal petir konvensional maupun
penangkal petir elektrostatis, hal ini sudah biasa terjadi karena kabel distribusi PLN
memakai kabel distribusi terbuka dan letaknya tinggi, seperti yang terpasang pada jaringan
listrik tegangan tinggi di Indonesia. Untuk penanganan agar peristiwa ini tidak terjadi maka
perlu sekali jaringan listrik pada sebuah bangunan di lengkapi dengan perangkat Surya
Arrester (Pelepas tegangan lebih/over voltage). Jenis dan merk Surge Arrester ini banyak
sekali tersedia di pasaran umum, yang jelas pemasangan arrester harus di hubungkan
dengan grounding ke bumi.
Sambaran Petir Melalui Jaringan Listrik Bahaya sambaran ini sering terjadi, petir
menyambar dan mengenai sesuatu di luar area bangunan tetapi berdampak pada jaringan
listrik di dalam bangunan tersebut, hal ini karena sistem jaringan distribusi listrik/PLN
Sambaran Petir Melalui Jaringan Telekomunikasi Bahaya sambaran petir jenis ini
hampir serupa dengan yang ke-2 akan tetapi berdampak pada perangkat telekomunikasi,
misalnya telepon dan PABX. Penanganannya dengan cara pemasangan arresterkhusus
untuk jaringan PABX yang di hubungkan dengan grounding. Bila bangunan yang akan di
lindungi mempunyai jaringan internet yang koneksinya melalui jaringan telepon maka
alat ini juga dapat melindungi jaringan internet tersebut. Pengamanan terhadap suatu
bangunan atau objek dari sambaran petir pada prinsipnya adalah sebagai penyedia sarana
untuk menghantarkan arus petir yang mengarah ke bangunan yang akan kita lindungi
tanpa melalui struktur bangunan yang bukan merupakan bagian dari sistem proteksi petir
atau instalasi penangkal petir, tentunya harus sesuai dengan standart pemasangan
instalasinya.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Petir adalah salah satau fenomena kelistrikan udara di alam. Proses terjadinya
petir akibat perpindahan muatan negatif (elektron) menuju ke muatan positif (proton).
Bahaya apabila petir mengenai suatu jaringan listrik atau gedung adalah alat-alat
kelistrikannya akan mengalami kerusakan apabila tidk dilengkapi dengan grounding
system
Untuk pemasangan instalasi listrik penerangan dan tenaga untuk rumah/gedung terlebih
dahulu harus melihat gambar-gambar rencana instalasi yang sudah dibuat oleh perencana
berdasarkan denah rumah/bangunan dimana instalasinya akan dipasang. Selain itu juga
spesifikasi dan syarat-syarat pekerjaan yang diterima dari pemilik bangunan/rumah, dan
syarat tersebut tidak terlepas dari peraturan yang harus dipenuhi dari yang berwajib ialah
yang mengeluarkan peraturan yaitu PLN setempat. Pembumian (Grounding) merupakan
sistem pengaman terhadap perangkatperangkat yang menggunakan listrik sebagai sumber
tenaga, dari lonjakan listrik, petir, dll. Tujuan utama adanya grounding adalah untuk
menciptakan sebuah jalur yang low impedance (tahanan rendah) terhadap permukaan
bumi untuk gelombanglistrik dan transient voltage.