A. Proses petir Pada saat musim hujan, keadaan udara mengandung kadar air yang lebih tinggi yang dapat membuat daya isolasinya turun sehingga arus/muatan listrik lebih mudah untuk mengalir. Petir terjadi ketika elektron di bawah awan tertarik oleh proton di daratan. Elektron adalah partikel subatom yang bermuatan negatif sedangkan proton adalah partikel subatom yang bermuatan positif. Muatan listrik yang terakumulasi harus dalam jumlah yang cukup besar untuk mengisolasi udara. Ketika petir terjadi, aliran muatan negatif (elektron) mengalir menuju titik tertinggi dimana muatan positif (proton) telah berkerumun karena adanya tarikan petir tersebut. Koneksi antara elektron dan proton terjadi dengan begitu cepat sehingga menyebabkan sambaran petir. Petir juga bisa terjadi diantara awan yang berbeda muatan. Awan yang bermuatan positif akan berkumpul dengan awan muatan positif lainnya karena adanya angin. Muatan positif di awan bisa berada di bagian atas atau bagian bawah awan. Begitu sebaliknya jika muatan positif posisinya berada di atas, maka muatan negatif berada di bagian bawah awan. Ketika awan menyetarakan muatan listrik dengan tanah, muatan harus melewati berbagai lapisan udara. Udara bukanlah konduktor yang baik untuk listrik, sehingga sebagian energi hilang menjadi energi panas pada saat menjalar ke daratan. Karena petir itu memiliki suhu dan tegangan yang sangat tinggi serta dapat menyebabkan kematian. Sambaran petir ini dapat memanaskan udara di sepanjang jalurnya, karena adanya pemanasan di udara menyebabkan petir menyebar dengan pesat. Sebuah petir tunggal dapat menaikkan suhu udara di sekitarnya hingga 50.000° F (27760 °C).
B. Dampak Terjadinya Petir
1. Efek Listrik Petir dapat menimbulkan efek listrik untuk manusia. Saat arus petir melalui kabel penyalur (konduktor) menuju resistansi elektroda bumi instalasi penangkal petir, akan menimbulkan tegangan menurun resistif. Arus petir juga akan menimbulkan tegangan yang lebih tinggi daripada elektroda bumi yang sangat berbahaya bagi makhluk hidup. 2. Efek Tegangan Tembus – Samping Titik sambaran petir pada sistem proteksi petir dapat memiliki tegangan yang lebih tinggi terhadap logam didekatnya, sehingga hal ini dapat menyebabkan tegangan tembus dari sistem proteksi petir yang telah terpasang pada rantai logam lain. Efek tegangan tembus ini dapat menyebabkan risiko yang sangat berbahaya bagi isi dan juga meningkatkan struktur perangkat bangunan. 3. Efek Thermal Sambaran petir juga menyebabkan efek termal. Efek thermal pelepasan muatan petir terbatas pada kenaikan temperatur konduktor yang dilewati arus petir besar, berhasil sangat singkat dan pengaruhnya pada sistem proteksi petir juga diabaikan. Beberapa dampak sambaran petir yang dapat diterima manusia antara lain sebagai berikut:
1. Menimbulkan konsleting listrik.
2. Menimbulkan kebakaran. 3. Mengganggu sistem komunikasi.
C. Usaha Meminimalkan Dampak Negatif Petir
Untuk meminimalkan dampak negatif dari petir adalah dengan menggunakan sebuah proteksi baik proteksi internal, eksternal maupun pentanahan.