Anda di halaman 1dari 1

NARASI

Para praktisi menyebut abad sekarang adalah era organisasi. Organisasi menjadi alat
yang ampuh untuk mempercepat pencapaian tujuan. Manusia berhimpun dalam suatu
kelompok atau organisasi untuk memadukan kemampuannya sehingga diperoleh sinergi yang
kuat dalam mewujudkan tujuan bersama. Dengan adanya wadah, maka timbul usaha untuk
mengaturnya, mulai dari pembagian kerja, komunikasi antar individu, pemberian upah atau
gaji, kenaikan pangkat atau golongan, serta timbulnya strata atau hierarki dalam organisasi.
Semakin berkembang menjadi besar suatu organisasi, semakin kompleks pula masalah yang
dihadapi, terutama masalah yang berkaitan dengan sumber daya manusia (SDM). Organisasi
hidup dalam waktu yang tidak dapat dipastikan, tetapi yang jelas organisasi harus bertahan
dan berkelanjutan. Organisasi membutuhkan SDM yang berkualitas, baik pemimpin maupun
pengikutnya.
Mahasiswa yang memiliki fungsi besar dimasyarakat tentunya harus meputar otak
untuk menghadapi kondisi pandemi seperti ini terlebih mahasiswa yang mengikuti organisasi.
Organisasi mahasiswa harus berfikir lebih Panjang dalam mewujudkan tujuan suatu
organisasi tersebut, mewujudkan tridharma perguruan tinggi dan menciptakan suasana
berorganisasi yang professional tanpa membawa kepentingan pribadi atau golongan.
MABA (Mahasiswa Baru) menjadi target untuk direkrut dalam organisasi intra atau
ekstra kampus. Pengkaderan pun menjadi ajang yang sangat dinantikan oleh setiap organisasi
dalam menjalankan kerja – kerja kaderisasi formal pertama yang wajib diikuti oleh setiap
calon anggota baru. Pola kaderisasi ini dimaksudkan agar setiap organisasi mengalami
regenerasi dan memberikan estafet kepemimpinannya kepada generasi baru.
Pada masa pandemi ini memaksa kita untuk tidak memungkinkan proses kaderisasi
berlangsung secara tatap muka. Kurang lebih 9 bulan sejak pemerintah menetapkan status
pandemi, segala aktivitas terus dibatasi. Namun ini bukan menjadi penghalang mahasiswa
dalam membentuk kader – kader pemimpin masa depan. Dalam hal ini menjadi bahan
evaluasi bagi setiap organisasi yang ada di unit, dengan adanya terobosan baru ‘kaderisasi
online’. Kaderisasi online dimaksudkan sebagai alternatif dari segala bentuk hambatan yang
saat ini sedang terjadi namun tidak mengurangi esensi dari point-point kaderisasi itu sendiri.
Dengan berjalannya pola kaderisasi ini diharapkan dapat menumbuhkan calon – calon kader
yang berkualitas dan kompetitif.
Pemira (pemilihan umum raya) adalah agenda tahunan yang dilakukan untuk
demokrasi kampus yang diselenggarakan di untit. Dengan membentuk dan merilis kpu
(komisi pemilihan umum), panitia pengawas pemilihan raya (panwasra), komsisi pemilihan
raya (kpr) sebagai badan pemira. Terdapat beberapa perbedaan pada tahun – tahun
sebelumnya, yaitu mengenai syarat dan tata cara pemilihan. Untuk cara pemilihan
menggunakan system e-vote yang dilakukan tempat tinggal masing – masing.
Berdasarkan uraian permasalahan permasalahan tentang berjalannya politik kampus di
masa pandemic yang pastinya berbeda. Perbedaan yang terlihat sangat jelas adalah ketika
para mahasiswa baru yang harusnya dikaderisasi secara offline sekarang ini harus dipaksa
untuk dikaderisasi secara online yang mana pastinya mengubah pola kaderisasi yang sudah
ada dan efektivitas dari pola kaderisasi secara online pasti lebih rendah dari efektivitas pola
kaderisasi secara offline. Berdasarkan uraian uraian permasalahan tersebut, maka kami
mengadakan diskusi public yang membahas tentang berbagai permasalahan di atas agar
menemukan titik terang dan solusi bagaimana cara menghadapi permasalahan tersebut.

Anda mungkin juga menyukai