Anda di halaman 1dari 17

Yuan Studio Perancangan Arsitektur

Sabtu, 26 Mei 2012

Sistem Penangkal Petir

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas kasih karunia-Nya dan Hikmat akal budi Dari Pada-
NYa, sehingga Tugas Utilitas Bangunan 2 ini tentang pengunaan Sistem Penagkal Petir dalam bangunan
dapat terselesaikan dengan baik.

Akhirnya penulis tidak lupa mengucapkan limpah terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam proses penulisan Tugas ini dan semoga dapat bermanfaat bagi siapa saja yang
membacanya

Penulis menyadari bahwa tulisan ini belum sempurna, oleh karenanya kritik dan saran yang
konstruktif dari semua pihak demi menyempurnakan Tugas ini.

PENULIS

BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

Pembangunan gedung – gedung baru, cenderung bertingkat sebagai solusi karena semakin sempitnya
lahan tanah. Namun disisi lain, dengan semakin banyak berdirinya bangunan bertingkat, beberapa
permasalahan mengenai keamanan bangunan menjadi penting untuk diperhatikan, karena bangunan
bertingkat lebih rawan mengalami gangguan, baik gangguan secara mekanik maupun gangguan alam.
Salah satu gangguan alam yang sering terjadi adalah sambaran petir. Mengingat letak geografis
Indonesia yang dilalui garis katulistiwa menyebabkan Indonesia beriklim tropis, akibatnya Indonesia
memiliki hari guruh rata – rata per tahun yang sangat tinggi. Dengan demikian bangunan – bangunan di
Indonesia memiliki resiko lebih besar mengalami kerusakan akibat terkena sambaran petir. Kerusakan
yang ditimbulkan dapat membahayakan peralatan serta manusia yang berada di dalam gedung tersebut.
Untuk melindungi dan mengurangi dampak kerusakan akibat sambaran petir maka dipasang sistem
pengaman pada gedung bertingkat. Sistem pengaman itu salah satunya berupa sistem penangkal petir
beserta pentanahannya.

B. TUJUAN

Untuk mengetahui apa itu penangkal petir, bagaimana cara kerjanya, dan jenis – jenis penangkal petir.

C. MANFAAT

Agar kita mengetahui bagaimana penggunaan penangkal petir dalam kehidupan sehari – hari.

BAB II

PEMBAHASAN

Petir adalah peristiwa alam yang sering terjadi di bumi, terjadinya seringkali mengikuti peristiwa hujan
baik air atau es, peristiwa ini dimulai dengan munculnya awan hitam dan lidah api listrik yang bercahaya
terang yang terus memanjang kearah bumi bagaikan sulur akar dan kemudian diikuti suara yang
menggelegar dan efeknya akan fatal bila mengenai mahluk hidup.

PROSES TERJADINYA PETIR

Terdapat 2 teori yang mendasari proses terjadinya petir :

1. Proses Ionisasi

2. Proses Gesekan antar awan


a. Proses Ionisasi

Petir terjadi diakibatkan terkumpulnya ion bebas bermuatan negatif dan positif di awan, ion listrik
dihasilkan oleh gesekan antar awan dan kejadian Ionisasi ini disebabkan oleh perubahan bentuk air
mulai dari cair menjadi gas atau sebaliknya, bahkan perubahan padat (es) menjadi cair.

Ion bebas menempati permukaan awan dan bergerak mengikuti angin yang berhembus, bila awan-awan
terkumpul di suatu tempat maka awan bermuatan akan memiliki beda potensial yang cukup untuk
menyambar permukaan bumi maka inilah yang disebut petir.

b.Gesekan antar awan

Pada awalnya awan bergerak mengikuti arah angin, selama proses bergeraknya awan ini maka saling
bergesekan satu dengan yang lainnya , dari proses ini terlahir electron- electron bebas yang memenuhi
permukaan awan. proses ini bi sa digambarkan secara sederhana pada sebuah penggaris plastik yang
digosokkan pada rambut maka penggaris ini akan mampu menarik potongan kertas.

Pada suatu saat awan ini akan terkumpul di sebuah kawasan, saat inilah petir dimungkinkan terjadi
karena electron-elektron bebas ini saling menguatkan satu dengan lainnya. Sehingga memiliki cukup
beda potensial untuk menyambar permukaan bumi. kedua teori ini mungkin masuk akal meski kejadian
sebenarnya masih merupakan sebuah misteri.

Petir merupakan kejadian alam di mana terjadi loncatan muatan listrik antara awan dengan bumi.
Loncatan muatan listrik tersebut diawali dengan mengumpulnya uap air di dalam awan. Ketinggian
antara permukaan atas dan permukaan bawah pada awan dapat mencapai jarak sekitar 8 km dengan
temperatur bagian bawah sekitar 60 oF dan temperatur bagian atas sekitar - 60 oF. Akibatnya, di dalam
awan tersebut akan terjadi kristal-kristal es. Karena di dalam awan terdapat angin ke segala arah, maka
kristal-kristal es tersebut akan saling bertumbukan dan bergesekan sehingga terpisahkan antara muatan
positif dan muatan negatif.

Pemisahan muatan inilah yang menjadi sebab utama terjadinya sambaran petir. Pelepasan muatan
listrik dapat terjadi di dalam awan, antara awan dengan awan, dan antara awan dengan bumi
tergantung dari kemampuan udara dalam menahan beda potensial yang terjadi.

Petir yang kita kenal sekarang ini terjadi akibat awan dengan muatan tertentu menginduksi muatan yang
ada di bumi. Bila muatan di dalam awan bertambah besar, maka muatan induksi pun makin besar pula
sehingga beda potensial antara awan dengan bumi juga makin besar. Kejadian ini diikuti pelopor
menurun dari awan dan diikuti pula dengan adanya pelopor menaik dari bumi yang mendekati pelopor
menurun. Pada saat itulah terjadi apa yang dinamakan petir.

http://antipetir.asia

Akibat yang ditimbulkan Petir:


· Akibat elektrikal : terjadinya arus listrik berkekuatan tinggi dapat mencapai ribuan ampere

· Akibat Thermal : terjadinya panas sehingga dapat membakar benda2 yang terkena petir. (pohon
hangus)

· Akibat Mekanikal : Terjadinya pergeseran atau pergerakan benda2 yang dilalui arus listrik akibat
getaran., ledakan atau pemuaian.

Daerah Sambaran Petir

1. Daerah yang basah dan berair (airadalah penghantar listrik yang baik)

2. Daerah yang terbuka

3. Pohon yang tinggi

4. Bangunan tingi maupun rendah

5. Tiang listrik (teg tinggi, menengah atau rendah)

6. Gardu2 distribusi listrik

PENANGKAL PETIR

Penangkal petir adalah rangkaian jalur yang digunakan untuk memperlancar jalan bagi petir yang akan
menuju ke permukaan perut bumi, tanpa merusak bangunan dan peralatan yang dilewatinya.

Sistem Penangkal Petir Alami

Sistem ini menggunkana pohon ( cemara glodok ) sebagai penangkalnya, pohon ini seperti batang
penangkal petir karena memiliki ujung yang runcing sehingga ketika sambaran petir lewat maka akan
mengenainya.

Sistem Penangkal Petir Buatan

Berbagai usaha dilakukan oleh tiap stasiun pemancar dan pemilik gedung-gedung yang tinggi untuk
melakukan proteksi terhadap sambaran petir. Dimana untuk memasang suatu sistem penangkal ini
dibutuhkan beberapa komponen utama seperti, air terminations (ujung penangkal), down conductors
(penghantar turun), dan earth terminations (ujung pengetanahan).

KOMPONEN-KOMPONEN UTAMA SISTEM PENANGKAL PETIR BUATAN :

1. AIR TERMINATIONS (ujung penangkal)


Batang penangkal petir berupa batang tembaga yang ujungnya runcing. Dibuat runcing karena muatan
listrik mempunyai sifat mudah berkumpul dan lepas pada ujung logam yang runcing. Dengan demikian
dapat memperlancar proses tarik menarik dengan muatan listrik yang ada di awan. Batang runcing ini
dipasang pada bagian puncak suatu bangunan.(http://id.wikipedia.org)

Ujung Penangkal atau yang lebih sering disebut finial adalah perangkat utama yang akan melakukan
kontak langsung terhadap sambaran petir di udara.

Oleh sebab itu, ujung finial sebagai ujung tombak penangkap muatan di tempat tertinggi pada
bangunan-bangunan stasiun pemancar dan bangunan lainnya. ( http://antipetir.asia )

bahan baku :

· Tembaga

· Bronze

· Stailess stel

2. DOWN CONDUCTORS (penghantar turun)

Penghubung antara ujung penangkal dengan pengetanahan adalah penghantar turun ini. Kabel
konduktor terbuat dari jalinan kawat tembaga. Diameter jalinan kabel konduktor sekitar 1 cm hingga 2
cm . Kabel konduktor berfungsi meneruskan aliran muatan listrik dari batang muatan listrik ke tanah.
Kabel konduktor tersebut dipasang pada dinding di bagian luar bangunan.

Pada umumnya untuk hubungan ini dipakai kawat konduktor jenis bare copper (tembaga telanjang) BC-
60, BC-50 atau yang lebih besar yaitu menara sebagai konduktor arus petir ke tanah.

Pemanfaatan menara sebagai konduktor tidak dapat diandalkan mengingat bahwa sambungan
komponen-komponen penyusun menara itu sendiri terkadang dalam keadaan terisolasi dengan
pelapisan cat. Di tambah sifat bahan yang pada umumnya adalah korosif. Jadi dirasa perlu untuk
menambahkan konduktor yang secara langsung terhubung ke pengetanahan.

Penghantar penurunan dapat memakai kabel ataupun plat logam dimana umumnya memakai tembaga
atau alumunium. Untuk kabel tentunya lebih fleksibel dan mudah untuk dipasang sedang plat
mempunyai kelebihan impedansinya yang lebih rendah. Penghantar yang telanjang tentunya
mempunyai resiko terjadi tegangan pindah yang tinggi karena tidak ada isolasi.

3. EARTH TERMINATIONS (ujung pengetanahan)


Pengetanahan (GROUNDING) atau “earth terminations” yang dimaksud adalah “pengetanahan bagian
dari peralatan yang pada kerja normal tidak dilalui arus”.Ujung pengetanahan yang dimaksud adalah
elektroda pengetanahan.

Adapun tujuan yang ingin dicapai adalah adanya pembatasan tegangan antara bagian-bagian peralatan
yang tidak dialiri arus dan dengan tanah sampai pada harga yang tidak membahayakan baik dalam
keadaan normal maupun tidak. Selain itu agar didapat impedansi sekecil mungkin untuk jalan balik arus
hubung singkat ke tanah.

Dengan demikian ujung pengetanahan adalah suatu elektroda yang tertanam ke tanah dengan metoda
tertentu untuk mencapai tujuan di atas dan dengan demikian maka arus yang turun dari konduktor
dapat mengalir ke tanah dengan sebaik mungkin.

Sambungan yang dimaksud adalah bonding antara kabel ke kabel dan kabel ke konduktor lain. Hal ini
juga mendapat perhatian sebab kegagalan sambungan juga dapat menghalangi kinerja dari suatu sistem
proteksi petir.

Tempat pembumian (grounding) berfungsi mengalirkan muatan listrik dari kabel konduktor ke batang
pembumian (ground rod) yang tertanam di tanah. Batang pembumian terbuat dari bahan tembaga
berlapis baja, dengan diameter 1,5 cm dan panjang sekitar 1,8 - 3 m .

JENIS-JENIS PENANGKAL PETIR BUATAN:

v Penangkal Petir Kovensional

v Penangkal Petir RadioAktif

v Penangkal Petir Elektrostatik

v Penangkal Petir Neoflash

A. PENAGKAL PETIR KONVENSIONAL

Terdapat beberapa penangkal petir konvensional diantaranya:

1. Sistem Franklin

Penangkal Petir Franklin adalah rangkaian jalur elektris dari atas bangunan ke sisi bawah/grounding
dengan jalur kabel Tunggal.

a. Komponen –Komponen
* Batang Penangkal Petir

* Kabel konduktor

* Tempat pembumian

* Sistem perlindungan dengan bentuk sudut ± 45 O.

b. Cara Kerja

Saat muatan listrik negatif di bagian bawah awan sudah tercukupi, maka muatan listrik positif di tanah
akan segera tertarik. Muatan listrik kemudian segera merambat naik melalui kabel konduktor , menuju
ke ujung batang penangkal petir. Ketika muatan listrik negatif berada cukup dekat di atas atap, daya
tarik menarik antara kedua muatan semakin kuat, muatan positif di ujung-ujung penangkal petir tertarik
ke arah muatan negatif. Pertemuan kedua muatan menghasilkan aliran listrik. Aliran listrik itu akan
mengalir ke dalam tanah, melalui kabel konduktor, dengan demikian sambaran petir tidak mengenai
bangunan.

c. Kelebihan

· Sistem proteksi instalasi penangkal petir konvensional lebih cocok diterapkan pada daerah
yang bangunannya padat dan tidak dari bahan logam semua. Misalnya untuk daerah pemukiman
penduduk yang padat dan jarak antar bagunan sangat rapat.

· Sistem ini cukup praktis dan biayanya murah

· Sistem ini lebih cocok menggunakan pada bangunan yang beratap kerucut / kubah atau
selisih tinggi bumbungan dan lisplang lebih dari 1 meter.

d. Kekurangan

· Jangkauannya terbatas

· Untuk gedung yang dipenuhi peralatan elektronik sistem Franklin tidak dianjurkan karena medan
yang ditimbulkan ketika terjadi sambaran dapat memperpendek waktu kerja perangkat elektronik
terutama untuk perangkat yang memakai sinyal.

2. Sistem Faraday / Bentuk Instalasi Sangkar

Penangkal Petir Faraday adalah rangkaian jalur elektris dari bagian atas bangunan menuju sisi bawah/
grounding dengan banyak jalur penurunan kabel.

Sehingga menghasilkan selubung jalur konduktor sehingga menyerupai sebuah sangkar yang melindungi
bangunan dari semua sisi sambaran petir.

a. Komponen – Komponen

· Batang Penangkal Petir


· Kabel konduktor

· Tempat pembumian

b. Instalasi

Batang yang runcing ( bahan copper spit ) dipasang paling atas bangunan dan batang tembaga elektroda
yang ditanamkan ke tanah. - Batang elektroda pentanahan tersebut dibuatkan bak kontrol untuk
memudahkan pemeriksaan dan pengetesan nilai grounding

c. Cara kerja

Sangkar faraday adalah suatu piranti yang dimanfaatkan menjaga agar medan

listrik di dalam ruangan tetap nol meskipun di sekelilinganya terdapat gelombang

elektromagnetik dan arus listrik. Piranti tersebut berupa konduktor yang dipasang sedemikian rupa
sehingga ruangannya terlingkupi oleh konduktor tersebut. Efek sangkar Faraday adalah suatu fenomena
kelistrikan yang disebabkan oleh adanya

interaksi partikel subatomik yang bermuatan (seperti : proton, elektron). Ketika ada medan listrik yang
mengenai sangkar konduktor maka akan ada gaya yang menyebabkan partikel bermuatan mengalami
perpindahan tempat, gerakan perpindahan tempat partikel bermuatan akan menghasilkan medan listrik
yang berlawanan dengan medan listrik yang mengenainya sehingga tidak ada medan listrik yang masuk
kedalam sangkar konduktor tersebut.

d. Kelebihan & kekurangan

System ini cocok untuk bangunan yang luas tetapi Mengganggu estetika bangunan

3. Penangkal Petir Sistem Thomas

a. Komponen – Komponen

1. Batang Penangkal Petir

2. Tiang penangkal petir

3. Tempat pembumian

b. Instalansi Penangkal Petir

Penagkal petir Thomas disalurkan ke tiang penangkal petir lalu di salurkan ke tempat pembumian
c. Cara Kerja

Penangkal Petir Thomas System menghasilkan streamer positif ketika menjadi subjek di area listrik.
Ketika dihasilkan, streamer tidak berlanjut berkembang menuju awan.Sehingga Streamer yang
dihasilkan oleh penangkal petir Thomas system tidak Mengundang Petir menyambar, lebih tepatnya
menghasilkan jalur yang memudahkan petir untuk disambar apabila dalam radius jangkauan proteksi.

Streamer yang dihasilkan Penangkal Petir Thomas System dan Gent Menunggu dengan sabar
dan meluas ketika terdapat Leader dari petir yang mendekat. Setelah petir dan streamer bertemu ,
Dengan jalur terbentuk lengkap , arus mengalir antara penangkal petir dan awan. Peyaluran arus listrik
merupakan jalan alamiah untuk menetralkan perbedaan potensial yang terjadi.

d. Kelebihan

Ø Merupakan Penangkal Petir yang sangat aman dan ramah Lingkungan.

Ø Penggunaanya Hanya membutuhkan satu down conductor. sehingga tidak merusak dan menjadikan
gedung atau bangunan yang diproteksi tidak sedap di pandang mata.

Ø Mempunyai radius protection yang luas

e. Kekurangan

Ø Down conductor memiliki fungsi sebagai penyalur arus listrik dari sambaran petir yang tertangkap
oleh Penangkal Petir Thomas sytem menuju ke tanah untuk dinetralisasi, untuk itu down conductor yang
baik harus langsung terkoneksi dengan elektrode yang di bumikan dengan jarak seminimal mungkin.

4. Sistem Early Streamer Emission ( E.S.E )

Sistem ini merupakan teknologi terkini yang merupakan pengembangan dari 2 sistem diatas, sering juga
dikenal dengan sistem payung. Untuk pemasangan penangkal petir ini tidak terlalu rumit, cukup 1 kabel
penghantar untuk setiap 1 penangkal petir. Untuk sistem groundingnya dapat menggunakan sistem
integrasi.e ncapai tahanan tanah yang sangat

f. Komponen – Komponen

a. Penangkal Petir

b. Kabel konduktor

c. Tempat pembumian
g. Instalansi Penangkal Petir

Batang yang runcing ( bahan copper spit ) dipasang paling atas bangunan dan batang tembaga elektroda
yang ditanamkan ke tanah. - Batang elektroda pentanahan tersebut dibuatkan bak kontrol untuk
memudahkan pemeriksaan dan pengetesan nilai grounding

h. Cara Kerja

Sistem kerja penangkal petir ini dengan berusaha untuk menarik lidah petir dari awan, dimana
penangkal petir akan menciptakan kondisi lebih positif dari objek di sekitarnya ( seperti pohon,
bangunan,mahluk hidup ) sehingga luncuran petir akan menuju ke penangkal petir tersebut, bukan
objek lain disekitarnya.

i. Kelebihan

· Terbukti dalam tingkat keamanan dan kecepatan dalam menangkap dan mengalirkan arus petir ke
sistem grounding.

· Optimal dalam discharge ion positive dan negative

· Mudah dalam pemasangan dan perawatan ( tidak dibutuhkan perawatan atau cara pemasangan
yang spesifik )

· Tahan terhadap tegangan tinggi ( arus petir yang sangat tinggi )

· Cocok dipakai pada iklim indonesia yang memiliki kelembaban udara tinggi karena terbuat dari
bahan 100% stainless steel.

j. Kekurangan

Biaya mahal

B. PENAGKAL PETIR RADIO AKTIF

Penelitian terus berkembang dengan banyak modi vikas- - modivikasi pada pengkal petir sebagai alat
untuk mencegah sambaran langsung petir pada bangunan yang dapat menghancurkan bangunan
apabila terkena sambarannya. Salah satu hasilnya yaitu pengkal petir dengan unsur radioaktif sebagai
ujung pengkal.

Penggunaan unsur radioaktif dalam sistem penangkal petir baru dikenal orang pada tahun 1914,
inspirasi penggunaan radioaktif dalam sistem penangkal petir pertama kali dikemukakan oleh seseorang
dari Hungaria yaitu Szillard J.B. pada “ Acad emy of Sciences “ di Paris pada tanggal 9 Maret 1914 dalam
papernya yang berjudul Sur un paratonnerre au Radium. Sejak saat itu bermacam-macam sistem
penangkal petir menggunakan unsur radioaktif dikembangkan lebih dalam. Pada Tahun 1972, Baatz
mengembangkannya dengan Americium 241 dan tentunya melalui berbagai penelitian dengan
mempertimbangkan hasil penelitian dari Müller Hillebrand (1962) dianggap lebih tidak berbahaya
dibanding sumber ionisasi lain seperti Cobalt, Krypton, Radium dan Plutonium.

a. Komponen – Komponen

Ø Elektrode

Udara disekeliling elektrode akan di ionisasi, akibat pancaran partikel alpa dari isotop ( americum 241 ).
Elektrode akan terus menerus menciptakan arus ion (Min. 10 8 ion/det).

Ø Coaxial cabel

Untuk menghindari kerusakan benda-benda akibat muatan listrik petir yang menuju tanah maka coaxial
cabel dibungkus pipa isolasi.

Metode tahanan langsung dari muatan listrik petir ke dalam tanah menyebabkan seluruh unit
mempunyai potensial yang sama dengan bumi

Sehingga benda-benda yang berada disekitar system akan aman.

Ø Pentanahan (Grounding)

Perlu test lokasi geografis dari pentanahan untuk mendapat resistansi dibawah 5 ohm. Tahanan bumi
maksimum yang terbaik untuk system grounding ini harus lebih kecil dari 5 ohm untuk proteksi sebuah
bangunan. Sedang untuk proteksi perangkat listrik dan elektronik sebaiknya jauh dibawah resistansi 1
ohm.

b. Cara kerja

Pada prinsipnya, sistem penangkal petir diatas sama dengan sistem penangkal petir Franklin, hanya
dikembangkan lebih lanjut yaitu dengan memperlengkapi kepala dari batang penangkal petirnya dengan
unsur radioaktif yang memancarkan sinar alpha dengan intensitas yang cukup besar sehingga mampu
mengionisasi udara di sekitar kepala batang penangkal petir tersebut.

c. Penggunaan

Sistem proteksi instalasi penangkal petir sistem radius lebih cocok diterapkan pada daerah yang
bangunannya agak jarang, baik dari bahan logam maupun bukan logam. Misalnya untuk daerah yang
jarang ada pemukiman penduduk dan jarak antar bagunan cukup jauh. Instalasi penangkal petir sistem
radius dapat melindungi sambaran langsung petir terhadap bangunan dan dapat memproteksi wilayah
yang jauh lebih luas akibat serangan peitr. Instalasi penangkal petir sistem radius ini terdiri dari sejumlah
elemen, yang bekerja bersama-sama untuk mencegah bahaya petir.
d. Kelebihan

v Sistem ini cocok untuk bangunan tinggi.

v Satu bangunan cukup menggunakan sebuah penangkal petir.

- e. Kekurangan

Alat proteksi disebut Preventor, yang bekerja berdasarkan reaksi netralisasi ion dengan menggunakan
bahan radio aktif. Keseluruhan kebocoran pada alat ini dapat mengakibatkan radiasi. Oleh karena itu,
alat ini dilarang.

C. PENAGKAL PETIR ELEKTROSTATIK

Prinsip kerja penangkal petir Elektrostatik mengadopsi sebagian system penangkal petir Radioaktif ,
yakni menambah muatan pada ujung finial / splitzer agar petir selalu memilih ujung ini untuk disambar .

Perbedaan dari sisten Radioaktif dan Elektrostatik ada pada energi yang dipakai. Untuk Penangkal Petir
Radioaktif muatan listrik dihasilkan dari proses hamburan zat beradiasi sedangkan pada penangkal petir
elektrostatik energi listrik dihasilkan dari Listrik Awan yang menginduksi permukaan bumi.

D. PENAGKAL PETIR NEOFLASH

NeoFlash.Tz.03

NeoFlash.Tz.04

NeoFlash.Tz.05
NeoFlash.Tz.06

Mekanisme Kerja

Ketika awan bermuatan listrik melintas diatas sebuah bangunan yang terpasang penangkal petir
neoFlash, maka elektroda penerima pada bagian samping penangkal petir neoFLASH ini mengumpulkan
dan menyimpan energi listrik awan pada unit kapasitornya . Setelah energi ini cukup besar maka dilepas
dan diperbesar beda potensialnya pada bagian Ion Generator.

Pelepasan muatan listrik pada unit Ion Generator ini di picu oleh sambaran, yakni ketika lidah api
menyambar permukaan bumi maka semua muatan listrik di bagian ion generator dilepaskan keudara
melalui Central Pick Up agar menimbulkan lidah api penuntun keatas ( Streamer leader ) untuk
menyambut sambaran petir yang terjadi kemudian menuntunya masuk kedalam satu titik sambar yang
terdapat unit Neoflash ini.

Kerja Simultan

Pada unit Penangkal Petir NEOFLASH secara simultan bekerja bergantian dari masing-masing unit
penerima induksi , jumlahnya tergantung dari tipe dan modelnya. Bekerjanya secara bergantian dimana
bila salah satu bagian unit melepaskan muatan ke udara / streamer maka ada bagian yang dalam proses
pengisian muatan awan.

Tentu akurasi dan kemampuan Penangkal Petir NeoFlash masih tergantung dari 2 hal pendukung
instalasi, yaitu:

1. Kabel Penghantar harus minimal 50 mm

2. Grounding maksimal 5 Ohm

Bila 2 syarat pendukung ini sudah terpenuhi maka kemampuan penangkal petir neoflash akan maksimal.

Bentuk Perlindungan Penangkal Petir NeoFLASH

Bentuk perlindungan dari penangkalpetir neoflash® mirip dengan sangkar (sebagaimana gambar
terlihat) dengan tujuan semua yang berada dibawah dan didalam sangkar akan aman dari sambaran
petir langsung hal itu juga dimaksudkan agar dapat melindungi dari segala arah.
Penangkalpetir yang biasa kita kenal adalah jenis runcing biasa dengan kemampuan perlindungan
sambaran membentuk kerucut dengan sudut 45′ ,Sedangkan penangkal petir elektrostatic neoFlash
akan berkemampuan lebih baik karena terminal penerima petir akan mengeluarkan lidah api keatas
untuk memberikan penuntun sambaran yang akan terjadi dari awan.

v Keunggulan

Area Perlindungan Besar

Radius yang bisa dihasilkan oleh unit head terminal penerima petir neoflash beragam dari masing-
masing tipe sebagai contoh :

* Tipe Neoflash TZ.03 Radius ideal pemasangan 87 mtr akan menghasilkan perlindungan seluas 2,37 Ha
berbentuk lingkaran.

* Tipe Neoflash TZ.06 Radius ideal pemasangan 156 mtr akan menghasilkan perlindungan seluas 7,6 Ha
berbentuk lingkaran.

Unit Terminal yang kokoh

Bebas Perawatan

Lebih Estetik

keindahan merupakan hal utama dalam sebuah kontruksi bangunan jadi dengan pemasangan penangkal
petir elektrostatik Neoflash maka cukup memasang satu titik pengamanan untuk mengamankan areal
sekitar nya.

PEMASANGAN INSTALASI PENANGKAL PETIR PADA BANGUNAN

Pemasangan Grounding pemasangan down konduktor pemasangan air termination

STUDI KASUS

GEDUNG LABORATORIUM SAINS & TEKNIK


DESKRIPSI BANGUNAN:

v Gedung ini merupakan gedung kuliah yang digunakan teknik arsitektur dan pertambangan.

v Gedung ini merupakan gedung dengan 2 lantai dan

v Menggunakan atap perisai dengan kemiringan atap 45o

v Berada di daerah yang cukup lapang sehingga membutuhkan system penangkal petir untuk
melindungi bangunan.

AKTIVITAS BANGUNAN:

Ø Digunakan sebagai tempak kuliah

Ø Laboratorium pertambangan & studio gambar arsitektur

Ø Dan aktivitas ekstrakulikuler (futsal)

Bangunan ini menggunakan jenis penangkal petir jenis “Sistem Faraday” dapat terlihat dengan terdapat
4 batang air terminations pada bangian atas atap bangunan yang berfungsi sebagai sangkar penangkap
aliran listrik yang dihasilkan oleh petir.

Kodisi daerah bangunan yang luas (lapang) dan bangunan yang merupakan bangunan 2 lantai dan
memiliki luas penampang atap yang besar sangat memungkinkan untuk terkena sambaran petir

Instalasi pada bangunan

Pembumian

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Pembangunan gedung – gedung baru, cenderung bertingkat sebagai solusi karena semakin sempitnya
lahan tanah. Namun disisi lain, dengan semakin banyak berdirinya bangunan bertingkat, beberapa
permasalahan mengenai keamanan bangunan menjadi penting untuk diperhatikan, karena bangunan
bertingkat lebih rawan mengalami gangguan, baik gangguan secara mekanik maupun gangguan alam,
seperti petir. Untuk melindungi dan mengurangi dampak kerusakan akibat sambaran petir maka
dipasang sistem pengaman pada gedung bertingkat. Sistem pengaman itu salah satunya berupa sistem
penangkal petir beserta pentanahannya.

B. SARAN

Dalam perancangan suatu bangunan, sangat diperlukan sistem penangkal petir, khususnya untuk
bangunan yang lebih dari satu lantai. Dan dalam pemasangan system penangkal ini perlu di perhat ikan
langkah – langkah pengerjaan untuk mencegah terjadinya hal – hal yang tidak diinginkan.

DAFTAR PUSTAKA

ž Abdul Syakur, dkk.Sistem Proteksi Penangkal Petir pada Gedung Widya

Puraya.(Online).( http://www.elektro.undip.ac.id/transmisi/jun06/7, diakses tanggal 3 April 2012 )

ž Alvarion.Lightning Protection.(Online),(www.buildingdesign.co.uk, diakses tanggal

27 Maret 2012)

ž Herman Halomon Sinaga, dkk.Model Arrester SiC Menggunakan Model Arrester

ZnO IEEE WG 3.4.11.(Online).( http://www.petra.ac.id, diakses tanggal 27 maret , 2012)

ž http://id.wikipedia.org

ž http://antipetir.asia

ž http://www.elektro.undip.ac.id

ž http://networking.jaringan-komputer.com/penangkalpetir.html

Yuan Adrian di 22.24


Berbagi

1 komentar:

happy djahimo27 Mei 2012 19.09

dat was cool,, pity though m not interested in it @ all cz yeahh.. dat's not ma world,. :)

lanjutkan !!

Balas

Beranda

Lihat versi web

Mengenai Saya

Foto saya

Yuan Adrian

Anak keluarga baik baik

bapak : JB

ibu : MB

Lihat profil lengkapku

Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai