Anda di halaman 1dari 33

POLITEKNIK NEGERI PADANG

BAB I
PENDAHULUAN

Penyalur petir adalah sebuah batang logam atau konduktor yang dipasang di atas
gedung dan pada perangkat listrik yang terhubung ke tanah melalui kawat, untuk
melindungi bangunan pada saat terjadi petir. Sebuah batang logam, yang lebih tinggi dari
gedung, dipasang di dinding bangunan. Salah satu ujung batang kawat ini berada di luar
atap bangunan dan yang lainnya terkubur di dalam tanah. Jika petir menyambar bangunan
itu, maka secara langsung petir akan menyambar pada kawat batang logam, kemudian petir
akan melewati kawat menuju tanah, sehingga potensial listrik dari petir dapat dinetralkan.

Penyalur petir adalah salah satu komponen di dalam sistem perlindungan dari petir.
Selain itu, penyalur petir ditempatkan sesuai struktur pada bagian tertinggi dari bangunan.
Sistem perlindungan dari petir biasanya mencakup hubungan antar konduktor logam pada
atap, jalur konduktor logam dari atap ke tanah, koneksi ikatan objek logam dalam struktur
dan jaringan landasan. Bagian atap penyalur petir terdiri dari strip logam atau batang,
biasanya dari tembaga atau aluminium. Sistem perlindungan dari petir dipasang pada
bangunan, pohon, monumen, jembatan atau kapal layar untuk melindungi dari bahaya
petir. Penyalur petir kadang-kadang disebut finial atau terminal udara. Penyalur petir
pertama kali diciptakan oleh Benjamin Franklin di Amerika pada 1749 dan dikembangkan
oleh Prokop divis di Eropa pada 1754.

Instalasi Penyalur Petir Page 1


POLITEKNIK NEGERI PADANG

SEJARAH

Sebagai sebuah bangunan yang tinggi, petir menjadi lebih dari sebuah ancaman. Petir
dapat merusak struktur yang terbuat dari bahan, seperti batu, kayu, beton dan baja yang
dapat mengalirkan arus listrik yang tinggi dari petir sehingga dapat memanaskan bahan
dan akan menyebabkan potensi kebakaran atau kerusakan berbahaya lainnya.

Beberapa konduktor petir paling kuno ditemukan di Sri Lanka di tempat-tempat seperti
Kerajaan Anuradhapura yang ada pada ribuan tahun lalu. Raja-raja Sinhala, yang
menguasai pembangunan stupa dan struktur bangunan canggih, memasang ujung logam
yang terbuat dari perak atau tembaga pada titik tertinggi dari setiap bangunan untuk
menangkap muatan petir. Di berbagai belahan dunia, monumen Buddha kuno telah hancur
oleh sambaran petir, tapi tidak di Sri Lanka.

Sebuah konduktor petir mungkin telah sengaja digunakan di Menara Miring Nevyansk,
Rusia. Puncak dari menara-menara dimahkotai dengan batang logam dalam bentuk bola
dengan paku di atasnya. Penyalur petir ini didasarkan melalui bangkai rebar, yang
menembus seluruh bangunan. Menara Nevyansk dibangun antara tahun 1725 dan 1732,
atas perintah industrialis Akinfiy Demidov. Menara Nevyansk dibangun 25 tahun sebelum
percobaan Benjamin Franklin dan penjelasan ilmiah. Namun, maksud sebenarnya di balik
atap logam dan baja tulangan tetap tidak diketahui.

Di Amerika Serikat, batang konduktor petir runcing, juga disebut "penarik petir" atau
"Franklin rod," diciptakan oleh Benjamin Franklin pada 1749 sebagai bagian dari
eksplorasi terobosan tentang listrik. Meski bukan yang pertama yang menunjukkan
hubungan antara listrik dan petir, Franklin adalah orang pertama yang mengusulkan sistem
yang bisa diterapkan untuk pengujian hipotesis. Franklin berspekulasi bahwa, dengan
sebuah batang besi yang semakin tajam pada ujungnya, "Saya pikir api listrik akan ditarik
diam-diam keluar dari awan, sebelum ia datang cukup dekat untuk menyerang ...."

Pada abad ke-19, penyalur petir menjadi motif dekoratif. Penyalur petir yang dihiasi
dengan bola kaca hias. Daya tarik hias dari bola-bola kaca telah digunakan pada baling-
baling cuaca. Tujuan utama dari bola adalah untuk mengetahui adanya sambaran petir
dengan hancurnya bola atau jatuhnya bola. Jika setelah badai bola ditemukan hilang atau
rusak, pemilik properti harus mengecek bangunan, batang, dan landasan kawat dari
kerusakan.

Bola kaca padat kadang-kadang digunakan dalam metode untuk mencegah sambaran petir
pada kapal dan objek lain. Idenya adalah bahwa benda-benda berkaca, yang non-
konduktor, jarang tersambar petir. Oleh karena itu, dengan dasar teori itu, harus ada
sesuatu yang bersifat kaca yang dapat mencegah sambaran petir. Oleh karena itu, metode
terbaik untuk mencegah sambaran petir pada kapal kayu adalah dengan mengubur bola
kaca kecil padat di ujung tertinggi pada tiang kapal. Perilaku petir yang berbeda-beda
dikombinasikan dengan bias konfirmasi pengamat menyimpulkan bahwa metode yang
diperoleh dapat dipercaya bahkan telah ada pengembangan penyalur petir di laut setelah
eksperimen awal Franklin.

Instalasi Penyalur Petir Page 2


POLITEKNIK NEGERI PADANG

BAB II
PEMBAHASAN

A. PROSES TERBENTUKNYA AWAN

Proses terbentuknya awan sendiri diawali dengan turunnya hujan, kemudian cahaya
Matahari yang sampai di ke permukaan bumi akan diserap oleh tanah, diserap oleh
tumbuhan sebagai bahan pembentuk makanannya, menghangatkan sungai, danau, laut,
parit dll, sehingga menyebabkan air menguap. Uap air naik ke udara atau atmosfer yang
semakin lama dan semakin tinggi dikarenakan udara di dekat permukaan bumi lebih besar
dibandingkan di atmosfer dibagian atas, ini hampir mirip dengan proses perpindahan
dikarenakan perbedaan tekanan. Semakin ke atas, suhu atmosfer juga semakin dingin,
maka uap air mengembun pada debu-debu atmosfer, membentuk titik air yang sangat halus
berukuran 2 100 mm (1 mm = 1 / 1.000.000 meter). Aerosol yang berfungsi sebagai inti
kondensasi atau inti pengembunan. Kecepatan pembentukan tetes tersebut ditentukan oleh
banyaknya inti kondensasi. Proses dimana tetes air dari fasa uap terbentuk pada inti
kondensasi disebut pengintian heterogen. Adapun pembentukan tetes air dari fasa uap
dalam suatu lingkungan murni yang memerlukan kondisi sangat jenuh (supersaturation)
disebut pengintian homogen. Pengintian homogen yaitu pembekuan pada air murni hanya
akan terjadi pada suhu dibawah -40 C. Akan tetapi dengan keberadaan aerosol sebagai inti
kondensasi maka pembekuan dapat terjadi pada suhu hanya beberapa derajat dibawah 0C.

Secara singkat proses kondensasi dalam pembentukan awan adalah sebagai berikut :

1. Udara yang bergerak ke atas akan mengalami pendinginan secara adiabatik


sehingga kelembaban nisbinya (RH) akan bertambah, tetapi sebelum RH mencapai
100 yaitu sekitar 78 kondensasi telah dimulai pada inti kondensasi yang lebih besar
dan aktif. Perubahan RH terjadi karena adanya penambahan uap air oleh
penguapan atau penurunan tekanan uap jenuh melalui pendinginan.

Instalasi Penyalur Petir Page 3


POLITEKNIK NEGERI PADANG

2. Tetes air kemudian mulai tumbuh menjadi tetes awan pada saat RH mendekati 100
Karena uap air telah digunakan oleh inti-inti yang lebih besar dan inti yang lebih
kecil kurang aktif tidak berperan maka volume tetes awan yang terbentuk jauh
lebih kecil dari jumlah inti kondensasi.

3. Tetes awan yang terbentuk umumnya mempunyai jari-jari 5 20 mm. Tetes dengan
ukuran ini akan jatuh dengan kecepatan 0,01 5 cm/s sedang kecepatan aliran
udara ke atas jauh lebih besar sehingga tetes awan tersebut tidak akan jatuh ke
bumi. Bahkan jika kelembaban udara kurang dari 90 Maka tetes tersebut akan
menguap. Untuk dapat jatuh ke bumi tanpa menguap maka diperlukan suatu tetes
yang lebih besar yaitu sekitar 1 mm (1000 mikrometer), karena hanya dengan
ukuran demikian tetes tersebut dapat mengalahkan gerakan udara ke atas
(Neiburger, et. al., 1995).

4. Jadi perbedaan antara tetes awan dan tetes hujan adalah pada ukurannya. Jika
sebuah awan tumbuh secara kontinyu, maka puncak awan akan melewati isoterm 0
C. Tetapi sebagian tetes-tetes awan masih berbentuk cair dan sebagian lagi
berbentuk padat atau kristal-kristal es jika terdapat inti pembekuan. Jika tidak
terdapat inti pembekuan, maka tetes-tetes awan tetap berbentuk cair hingga
mencapai suhu -40 C bahkan lebih rendah lagi.

1. JENIS JENIS AWAN

a. Stratus

Instalasi Penyalur Petir Page 4


POLITEKNIK NEGERI PADANG

Letaknya rendah, berwarna abu-abu dan pinggirnya bergerigi dan


menghasilkan hujan gerimis salju.

b. Cumulus

Letaknya rendah, tidak menyatu / terpisah-pisah. Bagian dasarnya berwarna


hitam dan di atasnya putih. Awan ini biasanya menghasilkan hujan

c. Cumulonimbus

Letaknya rendah sperti menara, berwarna putih dan hitam, membawa badai.

Instalasi Penyalur Petir Page 5


POLITEKNIK NEGERI PADANG

d. Cirrus

Tinggi, putih atau sebagian besar putih seperti sutra tipis, bergaris-garis

Instalasi Penyalur Petir Page 6


POLITEKNIK NEGERI PADANG

B. PROSES TERJADINYA PETIR

Proses terjadinya petir akibat perpindahan muatan negatif (elektron) menuju ke muatan
positif (proton). Para ilmuwan menduga lompatan bunga api listriknya sendiri terjadi, ada
beberapa tahapan yang biasanya dilalui. Pertama adalah pemampatan muatan listrik pada
awan bersangkutan. Umumnya, akan menumpuk di bagian paling atas awan adalah listrik
muatan negatif, di bagian tengah adalah listrik bermuatan positif, sementara di bagian
dasar adalah muatan negatif yang berbaur dengan muatan positif, pada bagian inilah petir
biasa berlontaran. Petir dapat terjadi antara awan dengan awan, dalam awan itu sendiri,
antara awan dan udara, antara awan dengan tanah (bumi).

1. Proses terjadinya petir di sebabkan oleh 2 proses, yaitu:

a. Proses Ionisasi

Petir terjadi diakibatkan terkumpulnya ion bebas bermuatan negatif dan positif di
awan, ion listrik dihasilkan oleh gesekan antar awan dan juga kejadian ionisasi ini
disebabkan oleh perubahan bentuk. Ion bebas menempati permukaan awan dan
bergerak mengikuti angin yang berhembus, bila awan-awan terkumpul di suatu
tempat maka awan bermuatan akan memiliki beda potensial yang cukup untuk
menyambar bunyi.

Instalasi Penyalur Petir Page 7


POLITEKNIK NEGERI PADANG

b. Gerakan Antara Awan

Dalam proses ini terlahir elektron-elektron bebas


yang memenuhi permukaan awan. Contoh proses
ini adalah sebuah penggaris plastik yang
digosokkan pada rambut maka penggaris akan
mampu mengangkat kertas. Pada saat awan
berkumpul disuatu kawasan maka kemungkinan
akan terjadi petir. Dikarenakan elektron-elektron
bebas saling menguatkan satu sama lain.
MENGAPA PETIR SERING TERJADI SAAT
HUJAN ATAU KETIKA AKAN TURUN
HUJAN?
Karena pada keadaan tersebut udara mengandung
kadar air yang lebih tinggi sehingga daya
isolasinya turun dan arus lebih mudah mengalir.
Karena ada awan bermuatan negatif dan awan bermuatan positif, maka petir juga bisa
terjadi antar awan yang berbeda muatan.

Instalasi Penyalur Petir Page 8


POLITEKNIK NEGERI PADANG

C. TIPE-TIPE PETIR

1. Petir dari awan ke tanah (CG)

Petir ini tergolong berbahaya dan paling merusak, berasal dari muatan yang lebih rendah
lalu mengalirkan muatan negatif ke tanah. Terkadang petir jenis ini mengandung muatan
positif (+)terutama pada musim dingin

2. Petir dalam awan (IC)

Instalasi Penyalur Petir Page 9


POLITEKNIK NEGERI PADANG

Merupakan tipe yang paling sering terjadi antara pusat muatan yang berlawanan pada
awan yang sama.

3. Petir antar awan (CC)

Petir ini terjadi antara pusat muatan dari dua awan yang berbeda. Pelepasan muatannya
sendiri terjadi saat uadara cerah antara awan tersebut.

Instalasi Penyalur Petir Page 10


POLITEKNIK NEGERI PADANG

4. Petir awan ke udara (CA )

Petir ini terjadi jika udara di sekitaran awan yang bermuatan positif (+) berinteraksi
dengan udara yang bermuatan negatif (-). Jika ini terjadi pada awan bagian bawah maka
merupakan kombinasi dengan petir tipe CG.

D. MANFAAT PETIR

Petir dianggap berbahaya karena memiliki daya hancur yang luar biasa, tetapi ternyata
selain membuat kerusakan di permukaan bumi, juga mempunyai manfaat yang sangat
besar. Diantara manfaat petir adalah :

1. Manfaat Petir untuk Memproduksi Ozon (O3)

Hubunganya petir dengan lapisan ozon adalah bahwa lapisan ozon berperan membentuk
lapisan ozon. Lapisan ozon merupakan senyawa O3. Petir berperan memicu terjadinya

Instalasi Penyalur Petir Page 11


POLITEKNIK NEGERI PADANG

reaksi kimia dari O2 atau oksigen menjadi O3. Sederhanya tiga senyawa O2 akan pecah
menjadi enam senyawa O dan akhirnya terbentuk 2 senyawa O3. Proses tersebut tidak
akan terjadi tanpa bantuan dari petir.

2. Manfaat Petir untuk Kesuburan Tanah

Manfaat lain petir adalah bagi kesuburan tanah. Saat petir menyambar tidak hanya terjadi
pembentukan lapisan ozon saja, tapi banyak terjadi reaksi-reaksi kimia lain antara udara
dengan air hujan yang sedang turun. Misalnya nitrogen dengan air sehingga saat air sampai
di bumi menjadikan tanah lebih subur karena mendapat pasokan nitrogen lebih banyak
berupa unsur Hara. Proses yang terjadi di alam raya ini ibarat sebuah pabrik pupuk urea
yang menghasilkan pupuk urea berkadar Nitrogen tinggi. Sebagaimana diketahui, bahwa
para petani menggunakan pupuk urea untuk membantu proses penyuburan tanah.

3. Petir bermanfaat untuk Membunuh Kuman dan Bakteri

Pada kondisi akan turun hujan, dimana awan melingkupi permukaan bumi, maka di
permukaan akan terasa panas. Kondisi ini cenderung menjadi semakin lembab, dengan
meningkatnya kandungan uap air di udara. Kondisi seperti ini sangat potensial untuk
tumbuh berkembangnya bakteri-bakteri juga kuman-kuman yang beterbangan di udara.
Maka ketika terjadi Kilat dan sambaran petir di udara, akan membunuh kuman-kuman dan
bakteri ini. Hal ini karena kilat dan sambaran petir merupakan aliran muatan listrik. Pada
saat muatan listrik ini mengalir melesat di udara akan memanaskan udara disekitarnya.
Oleh karena itu, saat terjadi hujan disertai dengan kilat dan petir yang menggelegar, juga
sedang terjadi proses pembersihan udara dari kandungan kuman dan bakteri yang
melayang, disebabkan oleh plasma petir yang sangat tinggi. Setelah hujan reda, petir sudah
selesai, maka udara akan terasa nyaman.

E. TUJUAN PEMASANGAN PENYALUR PETIR

1. Menangkap Petir
Dengan cara menyediakan system penerimaan (Air Terminal ) yang dapat dengan cepat
menyambut sambaran arus petir, dalam hal ini mampu untuk lebih cepat dari sekelilingnya
dan memproteksi secara tepat dengan memperhitungkan besaran petir.

2. Menyalurkan Arus Petir


Sambaran petir yang telah mengenai terminal penyalur petir sebagai alat penerima
sambaran akan membawa arus yang sangat tinggi, maka dari itu harus dengan cepat
disalurkan ke bumi (grounding) melalui kabel penyalur sesuai standart sehingga tidak
terjadi loncatan listrik yang dapat membahayakan struktur bangunan atau membahayakan
perangkat yang ada di dalam sebuah bangunan.

3. Menampung Petir
Dengan cara membuat grounding system dengan resistansi atau tahanan tanah kurang dari
Instalasi Penyalur Petir Page 12
POLITEKNIK NEGERI PADANG

5 Ohm. Hal ini agar arus petir dapat sepenuhnya diserap oleh tanah tanpa terjadinya step
potensial. Bahkan dilapangan saat ini umumnya resistansi atau tahanan tanah untuk
instalasi penyalur petir harus dibawah 3 Ohm.

4. Proteksi Grounding System


Selain memperhatikan resistansi atau tahanan tanah, material yang digunakan untuk
pembuatan grounding juga harus diperhatikan, jangan sampai mudah korosi atau karat,
terlebih lagi jika didaerah dengan dengan laut. Untuk menghindari terjadinya loncatan arus
petir yang ditimbulakn adanya beda potensial tegangan maka setiap titik grounding harus
dilindungi dengan cara integrasi atau bonding system.

5. Proteksi Petir Jalur Power Listrik


Proteksi terhadap jalur dari power muntak diperlukan untuk mencegah terjadinya induksi
yang dapat merusah peralatan listrik dan elektronik.

6. Proteksi Petir Jalur PABX


Melindungi seluruh jaringan telepon dan signal termasuk pesawat faxsimile dan jaringan
data.

7. Proteksi Petir Jalur Elektronik


Melindungi seluruh perangkat elektronik seperti CCTV, mesin dll dengan memasang surge
arrester elektronik

F. KOMPONEN-KOMPONEN INSTALASI
PENYALUR PETIR

1. INSTALASI PENYALUR PETIR

Instalasi penyalur petir yang sering di aplikasikan padai umumnya terbagi 2 macam, yaitu :
Instalasi penyalur petir konvensional.
Instalasi penyalur petir sistem radio aktif.
Kedua sistem penyalur petir ini mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing dan
juga harus disesuaikan dengan kondisi medan masing-masing lokasi.

Instalasi Penyalur Petir Konvensional

Untuk sistem instalasi penyalur petir konvensional ini diperlukan komponen pokok
sebagai berikut:

Air Konvensial Terminal khusus sistem Instalasi Penyalur Petir.


Kabel BC grounding khusus sistem Instalasi Penyalur Petir.

Instalasi Penyalur Petir Page 13


POLITEKNIK NEGERI PADANG

Spit Grounding khusus sistemInstalasi Penyalur Petir

Metal Grounding khusus sistem Instalasi Penyalur Petir

Instalasi Penyalur Petir Sistem Radio Aktif

Instalasi Penyalur Petir Page 14


POLITEKNIK NEGERI PADANG

Sistem proteksi instalasi penyalur petir sistem radio Aktif lebih cocok diterapkan pada
daerah yang bangunannya agak jarang, baik dari bahan logam maupun bukan logam.
Misalnya untuk daerah yang jarang ada pemukiman penduduk dan jarak antar bagunan
cukup jauh. Instalasi penyalur petir sistem radio aktif dapat melindungi sambaran langsung
petir terhadap bangunan dan dapat memproteksi wilayah yang jauh lebih luas akibat
serangan peitr. Instalasi penyalur petir sistem radio aktif ini terdiri dari sejumlah elemen,
yang bekerja bersama-sama untuk mencegah bahaya petir
Jalur Instalasi Tunggal / Franklin Rod

Penyalur Petir Franklin Rod adalah rangkaian jalur elektris dari atas bangunan menuju sisi
bawah/tanah dengan jalur kabel tunggal, dengan cara memasang alat berupa batang
tembaga dengan daerah perlindungan berupa kerucut imajiner dengan sudut puncak 112
derajat. Agar daerah perlindungan luar maka Franklin Rod di pasang pada bangunan
teratas (tinggi 1 - 3 Meter). Makin jauh dariFranklin Rod maka perlindungan akan semakin
lemah pada areal tersebut.
Berikut material yang di perlukan untuk instalasi penyalur petir konvensional :
Ujung Penerima Sambaran / Splitzer

Dudukan / Pipa penyangga

Kabel Penghantar

Instalasi Penyalur Petir Page 15


POLITEKNIK NEGERI PADANG

Grounding System

Accesories

Instalasi Penyalur Petir Page 16


POLITEKNIK NEGERI PADANG

Radius proteksi instalasi penyalur petir konvensional berbeda dengan radius proteksi
penyalur petir elektrostatis, hal ini di sebabkan karena instalasi penyalur petir
konvensional bersifat pasif. Secara teori radius penyalur petir konvensional antara 2 Meter
sampai 4 Meter atau 45 derajat dengan ketinggian splitzer 1 Meter. Maka dari itu jika luas
struktur bangunan atau areal yang akan di lindungi sangat luas lebih praktis dan ekonomis
dipasang penyalur petir elektrostatis. Terminal petir elektrostatis dengan merk Flash
Vectron memiliki radius proteksi 157 Meter.

2. Internal Proteksi dari bahaya serangan Petir

Produk yang sanggup melindungi ( proteksi ) instalasi jaringan komputer di kantor


dan pabrik dan rumah kita dari bahaya ancaman petir , dengan menggunakan port
Konektor RJ45 dan kabel data UTP Cat. 5e dan kabel data UTP Cat. 6

Instalasi Penyalur Petir Page 17


POLITEKNIK NEGERI PADANG

Produk yang sanggup melindungi ( proteksi ) instalasi jaringan kabel telpon di


kantor, pabrik dan rumah kita dari bahaya ancaman petir , dengan menggunakan
port Konektor RJ11 dan kabel data UTP Cat. 3

Produk yang sanggup melindungi ( proteksi ) instalasi jaringan kabel listrik 1 fase (
Phase ) dan 3 fase ( Phase ) di pabrik, rumah dan kantor kita dari bahaya ancaman
petir , dengan menggunakan kabel listrik

Produk yang sanggup melindungi ( proteksi ) instalasi jaringan kabel antena


peralatan radio dan wireless, TV dan Vsat di pabrik, rumah dan kantor kita dari
bahaya ancaman petir , dengan menggunakan kabel coaxial khusus antena

Instalasi Penyalur Petir Page 18


POLITEKNIK NEGERI PADANG

Produk yang sanggup melindungi ( proteksi ) instalasi jaringan kabel coaxial


peralatan camera CCTV dan Camera sekuriti di pabrik, rumah dan kantor kita dari
bahaya ancaman petir , dengan menggunakan kabel coaxial khusus camera CCTV
dan Camera sekuriti

3. CARA MEMASANG PENYALUR PETIR

PENJELASAN 1

Cara pasang penyalur petir haruslah mengikuti prosedur dan standart yang ada, mulai dari
besaran kawat penghantar , nilai resistansi grounding dan ketinggian ujung penerima petir.

Terdapat beberapa bagian yang harus diselesaikan terlebih dahulu dalam pemasangan
penyalur petir.

Instalasi Penyalur Petir Page 19


POLITEKNIK NEGERI PADANG

Pembuatan Grounding
Grounding sebagai titik akhir pelepasan arus petir harus memiliki kriteria tertentu agar bisa
berfungsi dengan baik melepaskan arus petir tersebut sehingga penyalur petir yang
dipasang juga dapat bekerja optimal . Salah satunya dilihat dari tekstur tanah dan bahan
yang di gunakan untuk membuat grounding tersebut.

Dilihat dari tekstur tanah Grounding yang baik yaitu :

1. Tanah yang memiliki kandungan garam tinggi.

2. Tanah yang memiliki kandungan air yang tinggi.

3. Tanah yang memiliki keasaman yang tinggi.

Dilihat dari bahan yang di gunakan grounding yang baik yaitu grounding yang terbuat dari
bahan Conductor misalnya Tembaga,Stainless atau Galvanise.

Standart pengukuran grounding yaitu dengan menggunakan alat ukur resistansi tanah,
Nilai tahanan yang di izinkan yaitu maksmal 5 Ohm.

Untuk kedalaman grounding sendiri untuk setiap wilayah berbeda, ada wilayah yang
dengan kedalaman 6 meter sudah baik ( sudah memiliki nilai resistansi di bawah 5 Ohm ,
Tetapi ada wilayah tertentu yang sudah dilakukan pengeboran 20 meter bahkan lebih tetapi
belum memiliki nilai resistansi yang baik ( masih diatas 5 Ohm ). Faktor tekstur tanah di
ataslah yang sangat berpengaruh terhadap hasil pengeboran tersebut.

Pemasangan Kabel Penyalur Petir


Terdapat beberapa kiat untuk pemilihan jalur kabel , Rute Terdekat kiat utamanya
Semakin Pendek Panjang Bentang Penghantar maka Tahanan Bahan Akan semakin Kecil

Belokan kabel haruslah dihindari bila membentuk sudut runcing ( kurang dari 90 ) dan
Bila ada belokan harus membentuk sudut radian ( lingkar ) agar tidak terjadi Side Flashing

Instalasi Penyalur Petir Page 20


POLITEKNIK NEGERI PADANG

yang bisa menimbulkan aliran liar petir di struktur bangunan .

Standart teknis kabel yang di gunakan adalah minimal 50 mm ( SNI ) penggunaan kabel
lebih dari 50 mm sangat kami sarankan walau agak mahal , bentuk Kabel penghantar bisa
berbagai macam , Kawat Terpilin atau Batang Konduktor juga bisa sebagai pilihan

Pemasangan Ujung Finial Penyalur Petir


Terdapat beberapa teknis penyambungan yang kadang kala sedikit berbeda karena ada
perbedaan di pabrikan pembuatnya , tetapi pada pokoknya kabel penghantar haruslah
terhubung dengan kuat dan elektris dengan ujung finial.

Pemasangan Penyalur Petir Rumah / Sederhana


Pemasangan penyalur petir untuk rumah adalah memberikan saluran elektris dari atas
bangunan ke dalam tanah dengan tujuan bila ada sambaran petir yang mengenai atas
bangunan maka arus petir bisa langsung mengalir dan tersalur ke ground dengan baik.

Standart kabel yang di gunakan adalah minimal 50 mm ( SNI ), untuk memilih kabel
dengan ukuran kurang dari 50 mm tidak di sarankan walau kenyataan di lapangan banyak
yang menggunakannya.

GROUNDING SYSTEM / PEMBUMIAN

Grounding system adalah suatu perangkat instalasi


yang berfungsi untuk melepaskan arus petir kedalam
bumi, salah satu kegunaannya untuk melepas muatan arus
petir. Standart kelayakan grounding/pembumian harus
bisa memiliki nilai Tahanan sebaran/Resistansi maksimal
5 Ohm (Bila di bawah 5 Ohm lebih baik).
Material grounding dapat berupa batang tembaga,
lempeng tembaga atau kerucut tembaga, semakin luas
permukaan material grounding yang di tanam ke tanah
maka resistansi akan semakin rendah atau semakin baik.

Untuk mencapai nilai grounding tersebut, tidak semua areal bisa terpenuhi, karena ada
beberapa aspek yang mempengaruhinya, yaitu :

1. Kadar air, bila air tanah dangkal/penghujan maka nilai tahanan sebaran mudah
didapatkan.

2. Mineral/Garam, kandungan mineral tanah sangat mempengaruhi tahanan


sebaran/resistansi karena jika tanah semakin banyak mengandung logam maka arus
petir semakin mudah menghantarkan.

3. Derajat Keasaman, semakin asam PH tanah maka arus petir semakin mudah
menghantarkan.

Instalasi Penyalur Petir Page 21


POLITEKNIK NEGERI PADANG

4. Tekstur tanah, untuk tanah yang bertekstur pasir dan porous akan sulit untuk
mendapatkan tahanan sebaran yang baik karena jenis tanah seperti ini air dan mineral akan
mudah hanyut.

Grounding system atau pembumian dapat di buat dengan 3 bentuk, diantaranya :

1. Single Grounding

Yaitu dengan menancapkan sebuah batang


logam/pasak biasanya di pasang tegak lurus
masuk kedalam tanah

2. Pararel Grounding

Bila sistem single grounding masih mendapatkan hasil kurang baik, maka perlu di
tambahkan material logam arus pelepas ke dalam tanah yang jarak antara batang
logam/material minimal 2 Meter dan dihubungkan dengan kabel BC/BCC. Penambahan
batang logam/material dapat juga di tanam mendatar dengan kedalaman tertentu, bisa
mengelilingi bangunan membentuk cincin atau cakar ayam. Kedua teknik ini bisa di
terapkan secara bersamaan dengan acuan tahanan sebaran/resistansi kurang dari 5 Ohm
setelah pengukuran dengan Earth Tester Ground

3. Maksimun Grounding

Yaitu dengan memasukan material grounding berupa


lempengan tembaga yang diikat oleh kabel BC, serta
dengan pergantian tanah galian di
titik grounding tersebut.

Alat dan Material Bantu :

Alat Ukur Resistansi/Earth Tester Ground

Instalasi Penyalur Petir Page 22


POLITEKNIK NEGERI PADANG

Alat ukur ini digunakan untuk mengetahui hasil dari resistansi


atau tahanan grounding system pada sebuah instalasi penangkal
petir yang telah terpasang. Alat ukur ini digital sehingga hasil
yang di tunjukan memiliki tingkat akurasi cukup tinggi. Selain itu
pihak Disnaker juga menggunakan alat ini untuk mengukur
resistansi. Sehingga pengukuran oleh pihak kontraktor sama
dengan hasil pengukuran pihak disnaker.

Bus Bar Grounding

Alat ini digunakan sebagai titik temu antara kabel penyalur


petir dengan kabel grounding. Biasanya terbuat dari plat tembaga
atau logam yang berfungsi sebagai konduktor, sehingga kualitas
dan fungsi instalasi penangkal petir yang terpasang dapat
terjamin.

Copper Butter Connector

Alat ini digunakan untuk menyambung kabel, dan


biasanya kabel yang disambung pada instalasi penangkal petir
Flash Vectron adalah kabel grounding sistem, karena kabel
penyalur pada penangkal petir Flash Vectron tidak boleh terputus
atau tidak boleh ada sambungan. Setelah kabel tersambung oleh
alat ini tentunya harus diperkuat dengan isolasi sehingga daya
rekat dan kualitas sambungannya dapat terjaga dengan baik.
Penyambungan kabel instalasi penyalur petir konvensionalumumnya menggunakan alat
ini, karena pada penangkal petir konvensional jalur kabel terbuka hanya di lindungi oleh
conduite dari PVC.

Ground Rod Drilling Head

Alat ini berfungsi untuk membantu mempercepat


pembuatan grounding penangkal petir, dengan cara memasang di
bagian bawah Copper Rod atau Ground Rod yang akan di
masukkan ke dalam tanah, sehingga Copper Rod atau Ground
Rod tersebut ketika didorong kedalam tanah akan cepat masuk
karena bagian ujung alat ini runcing. Selain itu, alat ini juga dapat menghindari kerusakan
Copper Rod ketika di pukul kedalam tanah

Ground Rod Drive Head

Instalasi Penyalur Petir Page 23


POLITEKNIK NEGERI PADANG

Alat ini dipasang dibagian atas Copper Rod atau Ground Rod dan
berfungsi untuk menghindari kerusakan Copper Rod atau Ground
Rod bagian atas yang akan di masukkan ke dalam tanah, karena
disaat Copper Rod didorong ke dalam tanah dengan cara di
pukul, alat pemukul tersebut tidak mengenai Copper Rod akan
tetapi mengenai alat ini.

Bentonit

Dalam aplikasi grounding system atau pembumian, bentonit


dipergunakan untuk membantu menurunkan nilai resistansi atau
tahanan tanah. Bentonit digunakan saat pembuatan grounding
jika sudah tidak ada cara lain untuk menurunkan nilai resistansi.
Pada umumnya para kontraktor cenderung memiling
menggunakan cara pararel grounding atau maksimum grounding
untuk menurunkan resistansi.

Ground Rod Coupler

Alat ini digunakan ketika kita akan menyambung beberapa


segmen copper rod atau ground rod yang dimasukkan kedalam
tanah sehingga copper rod atau ground rod yang masuk kedalam
tanah akan lebih panjang, misalnya ketika kita akan membuat
grounding penangkal petir sedalam 12 meter dengan
menggunakan copper rod, maka alat ini sangat diperlukan karena
copper rod yang umumnya ada dipasaran paling panjang hanya 4
meter.

ARTIKEL GROUNDING SYSTEM PENANGKAL PETIR

Saat ini masih banyak orang atau beberapa kontraktor bahkan instalatir penangkal
petir yang membuat grounding system dengan cara memasukan copper rod atau tembaga
asli ke dalam tanah. Hal ini tentunya sangat baik karena logam yang digunakan
mengandung unsur tembaga yang lebih tinggi, terlebih lagi jika dibandingkan dengan

Instalasi Penyalur Petir Page 24


POLITEKNIK NEGERI PADANG

menggunakan ground rod atau besi yang di sepuh atau di lapisi tembaga. Meskipun saat ini
banyak sekali ground rod di pasaran yang lapisan tembaganya telah sesuai dengan standart
SNI ( Indonesia) bahkan IEC (Internasional). Dengan banyaknya ground rod atau besi
lapisan tembaga di pasaran membuktikan bahwa dalam membuat grounding
system dengan menggunakan copper rod secara biaya di anggap terlalu mahal, dan para
kontraktor dan ilmuwanpun mencoba membuat alternatif material dengan membuat ground
rod dengan standart SNI atau IEC.

Ada teknik pembuatan grounding system yang saat ini umum digunakan, yaitu
dengan cara menggunakan pipa galvanis yang kemudian di dalamnya dimasukkan kabel
BC (bare cooper), teknik ini banyak dilakukan oleh kontraktor di lapangan karena selain
kualitasnya baik secara hargapun dianggap lebih ekonomis. Pipa galvanisyang dimasukkan
ke dalam tanah biasanya berukuran 3/4 " atau 1 " dan bare cooper yang digunakan
biasanya berukuran 50 mm. Pipa galvanis dapat membantu memperlebar luas penampang
material yang ditanam, sedangkan bare copper memiliki kandungan tembaga yang lebih
tinggi sekalipun dibandingkan dengan cooper rod, sehingga resistansi atau tahanan
grounding penangkal petir lebih baik.

Sesuai pengalaman kami dilapangan, teknik pembuatan grounding system


untuk instalasi penangkal petir di wilayah Bogor. Jika menggunakan Copper Rod
sepanjang 12 meter kemudian dimasukan kedalam tanah maka resistensi atau tahanan
tanahnya menunjukan hasil 7 Ohm, sedangkan jika menggunakan Pipa Galvanize di
tambah BC 50 mm hasil resistensinya menunjukan 4 Ohm. Hal ini membuktikan
bahwasannya teknik pembuatan grounding system dengan menggunakan Pipa Galvanize di
tambah kabel BC kualitasnya jauh lebih baik di samping lebih ekonomis.

Instalasi Penyalur Petir Page 25


POLITEKNIK NEGERI PADANG

Langkah pertama yang harus di lakukan adalah memilih jalur penurunan kabel , ada 3 hal
penting dalam pemilihan jalur kabel ini.

Pertama =>jalur terpendek dengan pertimbangan hemat material kabel dan dengan
keuntungan teknis tahanan kabel kecil,

Kedua => Usahakan agar saluran elektris tersebut mendapatkan jalan tercepat kedalam
tanah Sesedikit mungkin belokan agar tidak terjadi loncatan keluar jalur kabel (Side
Flasing) atau patahan pada isolasi

Ketiga => Seluruh sisi ujung bubungan bangunan sebaiknya diberi jalur kabel mendatar

Pekerjaan pemasangan penyalur petir dimulai dari bawah yaitu pembuatan grounding
pertanahan terlebih dahulu hal ini untuk mengetahui tahanan sebaran tanah yg di inginkan
atau sesuai standart yang berlaku sekaligus mempermudah dalam pemasangan.

Ada berbagai bahan yang bisa digunakan sebagai grounding

As Coper
Copper Bond

Instalasi Penyalur Petir Page 26


POLITEKNIK NEGERI PADANG

BCC + pipa
PENJELASAN 2

Secara garis besar, cara pemasangan instalasi penyalur petir/anti petir Viking sebagai
berikut :
1. Pada tahap awal pengerjaan di mulai dengan mengerjakan bagian grounding system
terlebih dahulu, dengan pertimbangan keamanan dan kemudahan. Kemudian dilakukan
pengukuran resistansi/tahanan tanah menggunakan Earth Testermeter, apabila hasil
pengukuran tersebut menunjukan < 5 Ohm maka tahapan kerja berikutnya dapat
dilakukan. Seandainya hasil resistansi/tahanan tanah menunjukan > 5 Ohm maka di
lakukan pembuatan atau penambahan grounding lagi di sebelahnya dan di pararelkan
dengan grounding pertama agar resistansi/tahanan tanahnya menurun sesuai dengan
standarnya < 5 Ohm.
2. Setelah selesai membuat grounding, langkah berikutnya adalah memasang kabel
penyalur (Down Conductor) dari titik grounding sampai keatas bangunan, tentunya
dengan mempertimbangkan jalur kabel yang terdekat dan hindari banyak
belokan/tekukkan 90 derajat sehingga kebutuhan material dan kualitas instalasi dapat
efektif dan efisien. Kabel penyalur petir yang biasa di gunakan antara lain BC (Bare
Copper), NYY atau Coaxial. Untuk tempat - tempat tertentu sebaiknya di beri pipa
pelindung (Conduite) dengan maksud kerapihan dan keamanan.
3. Bila kabel penyalur petir telah terpasang dengan rapih, maka tahap selanjutnya
pemasangan head terminal petir tentunya harus terhubung dengan kabel penyalur
tersebut sampai ke grounding system.

4. ISTILAH PENYALUR PETIR / ANTI PETIR

Penyalur Petir atau Anti Petir adalah istilah yang sudah keliru dalam bahasa kita, kesan
yang ditimbulakn dua istilah ini adalah aman 100 % dari bahaya petir, akan tetapi pada
kenyataannya tidak demikian. Dalam penanganan bahaya petir memang ada beberapa
faktor yang sangat mempengaruhi, bilamana kita ingin mencari solusi total akan bahaya
petir maka kita harus mempertimbangkan faktor tersebut.
Sambaran petir tidak langsung pada bangunan yaitu petir menyambar di luar areal
perlindungan dari instalasi penyalur petir yang telah terpasang, kemudian arus petir ini
merambat melalui instalasi listrik, kabel data atau apa saja yang mengarah ke bangunan,
akhirnya arus petir ini merusak unit peralatan listrik dan elektronik di dalam bangunan
tersebut. Masalah ini semakin runyam karena peralatan elektronik menggunakan tegangan
kecil, DC yang sangat sensitif.
Pada dasarnya system pengamanan sambaran petir langsung bukan membuat posisi kita
aman 100 % dari petir melainkan membuat posisi bangunan kita terhindar dari kerusakan
fatal akibat sambaran langsung serta mengurangi dampak kerusakan peralatan listrik dan
elektronik bila ada sambaran petir yang mengenai bangunan kita.
Maka istilah yang paling tepat untuk pengamanan petir adalah PENYALUR PETIR

Ada dua macam sistem proteksi kebakaran :


Sistem proteksi aktif adalah kemampuan peralatan dalam mendeteksi dan memadamkan
kebakaran, pengendalian asap, dan sarana penyelamatan kebakaran .
Sistem proteksi pasif adalah kemampuan stabilitas struktur dan elemennya, konstruksi
tahan api

Instalasi Penyalur Petir Page 27


POLITEKNIK NEGERI PADANG

kompartemenisasi dan pemisahan, serta proteksi pada bukaan yang ada untuk menahan
dan membatasi kecepatan menjalarnya api dan asap kebakaran. Tolok ukur proteksi api
pasif adalah kemampuan untuk mengendalikan kandungan api, hal ini berarti membatasi
penjalaran api dan asap dalam hal periode waktu yang telah dijelaskan dalam peraturan
bangunan dan peraturan api.
Ada dua tipe utama dari proteksi api pasif, yaitu :
Intumescent Fire Protection
Intumescent fire protection adalah sistem proteksi api pasif yang berupa lapisan coating.
Bahan ini memiliki ketebalan tertentu, dapat di finishing dengan indah, dan memiliki nilai
estetik yang cukup tinggi, serta tahan pada kondisi lingkungan yang korosif.
Vermiculite Fire ProtectionPada vermiculite fire protection,
bagian struktural bangunan akan dilapisi oleh bahan permaikulit, yaitu lapisan yang sangat
tipis. Pilihan ini lebih murah dibandingkan Intumescent fire protection, namun lebih tidak
estetik. Pada lingkungan yang korosif, bahan permaikulit bukan merupakan suatu pilihan
yang tepat, karena bahan permaikulit memungkinkan air masuk dan menyebabkan korosi.
SISTEM PROTEKSI API
Ada beberapa persyaratan yang harus diperhatikan dalam mendesain ruangan dengan
menggunakan sistem proteksi pasif, bangunan harus dibedakan menurut tipe konstruksi
dan kelas bangunan. Dari penentuan kelas bangunan dan tipe konstruksi akan diperoleh
persyaratan mengenai lamanya waktu (Tingkat Ketahanan Api) yang harus didesain ketika
terjadi kebakaran (SNI 03 -1736 2000).
Tingkat Ketahanan Api (TKA) diukur dalam satuan menit, dan ditentukan berdasarkan
standar uji ketahanan api dengan kriteria sebagai berikut :
ketahanan memikul beban (stability)
ketahanan terhadap penjalaran api (integrity)
ketahanan terhadap penjalaran panas (insulation)

Cara Menghindari Petir:

1. Saat petir mengancam, segeralah anda mencari tempat perlindungan, bangunan tertutup
atau gedung adalah pilihan terbaik sebagai tempat perlindungan. Apabila sebuah bangunan
yang tinggi dengan penyalur petir maka jika ada petir akan menyambar penyalur kemudian
di salurkan melalui kawat besar yang terbuat dari tembaga atau kuningan menuju ke tanah.

2. Jika anda berada dalam mobil yang beratap (bukan kap terbuka), tetaplah tinggal di
dalam mobil tersebut dengan kaca tertutup.

3. Sebisa mungkin hindari tempat perlindungan yang tidak tertutup seluruhnya atau tempat
perlindungan yang sempit.

Instalasi Penyalur Petir Page 28


POLITEKNIK NEGERI PADANG

4. Posisi berlindung hendaknya beberapa meter dari jendela yang terbuka, tempat cuci
piring, toilet, bak air, shower, kotak listrik dan peralatan lainnya. Karena petir dapat
merambat melalui peralatan di atas dan meloncat untuk mengenai orang-orang yang berada
di sekitarnya. Untuk menghindari dari kerusakan alat listrik di rumah apabila terjadi hujan
dan petir adalah mematikan listrik, mencabut saluran antene di

televisi, dan mencabut kabel telepon.

5. Jangan mandi atau menggunakan shower saat terjadi badai petir.

6. Hindari menggunakan telepon kabel, kecuali dalam kondisi yang sangat terpaksa,
kerena apabila petir menyambar instalasi telepon, petir dapat merambat melalui kabel
telepon. Penggunaan handphone lebih aman dari pada menggunakan telepon kabel.

<bJIKA TERJEBAK DI LUAR

Jika anda terjebak di luar, karena anda tidak dapat mencapai gedung, mobil atau tempat
berlindung yang aman, anda harus mengetahui langkah-langkah berikut ini untuk dapat
menyelamatkan hidup anda.

1. Jika bulu kuduk anda atau rambut Anda berdiri ke atas, kemungkinan anda tersambar
petir dapat saja terjadi. Untuk itu lakukan dengan berjongkok dengan kaki berdekatan dan
kepala direndahkan (merunduk). Letakkan tangan Anda pada lutut. Lakukan serendah
mungkin tanpa menyentuhkan tangan atau lutut ke tanah. JANGAN BERBARING ATAU
REBAH DI TANAH..!

2. Jika Anda berenang, memancing atau berperahu dan tiba-tiba ada awan, DISERTAI
langit gelap dan dari jauh sudah terdengar bunyi bergemuruh guntur atau kilatan petir,
segera ke darat dan mencari tempat perlindungan.

3. Jika Anda berada dalam perahu dan tidak bisa pergi ke bibir pantai, maka berjongkoklah
di tengah perahu.

4. Jika Anda berada di darat, temukan tempat yang rendah jauh dari pohon, pagar besi,
pipa, atau benda-benda yang tinggi atau panjang.

5. Jika Anda berada di hutan, carilah tempat areal tanaman atau pohon-pohon yang pendek.
Kemudian jongkok dan jauh dari batang pohon.

MEMBANTU ORANG YANG TERSAMBAR PETIR

Ketika seseorang tersambar petir, perlu untuk mendapatkan bantuan darurat medis
sesegera mungkin. Jika lebih dari satu orang yang tersambar petir, pertama, lakukan

Instalasi Penyalur Petir Page 29


POLITEKNIK NEGERI PADANG

tindakan kepada korban yang masih sadar. Karena seseorang yang tersambar petir
kemungkinan besar akan meninggal, tanpa denyut nadi atau tidak bernapas.

Seringkali korban dapat ditolong dengan melakukan resusitasi, yaitu pertolongan atau
tindakan bantuan pernapasan buatan dari mulut ke mulut yang biasa disebut Cardio
Pulmonary Resuscitation (CPR). Tidak ada bahaya bagi siapa saja membantu orang yang
telah disambar petir -karena tidak ada muatan listrik pada korban. Dan CPR harus dicoba
segera. Cidera lain yang biasanya terjadi akibat disambar petir adalah luka bakar, luka dan
patah tulang. Segeralah mencari bantuan medis.

Nah, beberapa tips di atas saya harapkan dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua,
paling tidak akan menjadi pengetahuan tambahan yang dapat kita terapkan dalam
kehidupan sehari-hari dan bisa kita ajarkan kepada keluarga di rumah.

BAB III
PENUTUP

A.KESIMPULAN

Instalasi Penyalur Petir Page 30


POLITEKNIK NEGERI PADANG

1. Proses terjadinya petir akibat perpindahan muatan negatif (elektron) menuju ke muatan
positif (proton).Terdapat 2 teori yang mendasari proses terjadinya petir yaitu : proses
ionisasi dan proses gesekan antar awan.

2. Jenis-jenis petir yang terjadi dibumi yaitu :Petir St. Elmo's Fire, Petir Boom,Petir
Deadly,Petir Cloud Flashes,Petir Cloud-To-Sea Lightning,Petir Re-strike,Petir Mind-
Blowing Beauty, Petir Upper Atmospheric Ligthning, Petir Scary Powerfull Strike To
Tower, Buildings , Petir Double Ligthning, Petir Mulitple Strike & Long Exposure
Photos, Petir Rocket Lightning, Petir Volcanic Triggered Lightning,. Petir Sensational
Volcanic-Lightning.

3. Sambaran petir terjadi ketika arus air naik dengan membawa tetesan air super dingin dan
kristal es bersama-sama, dan kumpulan awan menjadi bermuatan listrik dan menghasilkan
petir. Menurut National Oceanic dan Atmospheric meskipun ada beberapa teori yang
terjadi seperti seperti diatas akan tetapi tidak ada yang bisa mengatakan dengan pasti
bagaimana interaksi antara kristal es menciptakan serangan petir.

4. Pemasangan penangkal petir untuk rumah adalah memberikan saluran elektris dari atas
bangunan ke tanah dengan tujuan bila ada sambaran petir yang mengenai atas bangunan
maka arus petir bisa mengalir ke ground dengan baik.Bagian utama dari penangkal petir
adalah batang penangkal petir,kabel konduktor,dan tempat pembumian (grounding).

5. Jenis instalasi penangkal petir (penyalur petir konvensional) yaitu terdiri dari :Faraday
Cage/Sangkar Faraday dan Franklin Rod/Jalur Instalasi Tunggal .

B. SARAN

Setidaknya dengan adanya penangkal petir ini, resiko akan sambaran petir bisa
diminimalisir, Untuk instalasi pemasangannya, bisa dilakukan sendiri asal sesuai prosedur
atau biar tidak repot serahkan kepada ahlinya.

Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi penyalur petir yang menjadi pokok
bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena
terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya
dengan judul makalah ini.

Instalasi Penyalur Petir Page 31


POLITEKNIK NEGERI PADANG

DAFTAR PUSTAKA

http://www.penyalurpetir.com/article-7.html
http://en.wikipedia.org/wiki/Lightning_rod
http://penyalurpetir.com/

Instalasi Penyalur Petir Page 32


POLITEKNIK NEGERI PADANG

http://solusipetir.com/petir/penyalur-petir.html
http://solusipetir.com/produk-a-jasa/grounding.html
http://sepznuron.blogspot.co.id/2013/02/makalah-penangkal-petir.html

Instalasi Penyalur Petir Page 33

Anda mungkin juga menyukai