Anda di halaman 1dari 11

Penangkal petir adalah sebuah batang logam atau konduktor yang dipasang di atas

gedung dan pada perangkat listrik yang terhubung ke tanah melalui kawat, untuk melindungi
bangunan pada saat terjadi petir. Sebuah batang logam, yang lebih tinggi dari gedung, dipasang
di dinding bangunan. Salah satu ujung batang kawat ini berada di luar atap bangunan dan yang
lainnya terkubur di dalam tanah. Jika petir menyambar bangunan itu, maka secara langsung petir
akan menyambar pada kawat batang logam, kemudian petir akan melewati kawat menuju tanah,
sehingga potensial listrik dari petir dapat dinetralkan.

Penangkal petir adalah salah satu komponen di dalam sistem perlindungan dari petir.
Selain itu, penangkal petir ditempatkan sesuai struktur pada bagian tertinggi dari bangunan.
Sistem perlindungan dari petir biasanya mencakup hubungan antar konduktor logam pada atap,
jalur konduktor logam dari atap ke tanah, koneksi ikatan objek logam dalam struktur dan
jaringan landasan. Bagian atap penangkal petir terdiri dari strip logam atau batang, biasanya dari
tembaga atau aluminium. Sistem perlindungan dari petir dipasang pada bangunan, pohon,
monumen, jembatan atau kapal layar untuk melindungi dari bahaya petir. Penangkal
petir  kadang-kadang disebut finial atau terminal udara. Penangkal petir pertama kali diciptakan
oleh Benjamin Franklin di Amerika pada 1749 dan dikembangkan oleh Prokop divis di Eropa
pada 1754.
SEJARAH
Sebagai sebuah bangunan yang tinggi, petir menjadi lebih dari sebuah ancaman. Petir
dapat merusak struktur yang terbuat dari bahan, seperti batu, kayu, beton dan baja yang dapat
mengalirkan arus listrik yang tinggi dari petir sehingga dapat memanaskan bahan dan akan
menyebabkan potensi kebakaran atau kerusakan berbahaya lainnya.
Beberapa konduktor petir paling kuno ditemukan di Sri Lanka di tempat-tempat seperti
Kerajaan Anuradhapura yang ada pada ribuan tahun lalu. Raja-raja Sinhala, yang menguasai
pembangunan stupa dan struktur bangunan canggih, memasang ujung logam yang terbuat dari
perak atau tembaga pada titik tertinggi dari setiap bangunan untuk menangkap muatan petir. Di
berbagai belahan dunia, monumen Buddha kuno telah hancur oleh sambaran petir, tapi tidak di
Sri Lanka.
Sebuah konduktor petir mungkin telah sengaja digunakan di Menara Miring Nevyansk,
Rusia. Puncak dari menara-menara dimahkotai dengan batang logam dalam bentuk bola dengan
paku di atasnya. Penangkal petir ini didasarkan melalui bangkai rebar, yang menembus seluruh
bangunan. Menara Nevyansk dibangun antara tahun 1725 dan 1732, atas perintah industrialis
Akinfiy Demidov. Menara Nevyansk dibangun 25 tahun sebelum percobaan Benjamin Franklin
dan penjelasan ilmiah. Namun, maksud sebenarnya di balik atap logam dan baja tulangan tetap
tidak diketahui.        
Di Amerika Serikat, batang konduktor petir runcing, juga disebut "penarik petir" atau
"Franklin rod," diciptakan oleh Benjamin Franklin pada 1749 sebagai bagian dari eksplorasi
terobosan tentang listrik. Meski bukan yang pertama yang menunjukkan hubungan antara listrik
dan petir, Franklin adalah orang pertama yang mengusulkan sistem yang bisa diterapkan untuk
pengujian hipotesis. Franklin berspekulasi bahwa, dengan sebuah batang besi yang semakin
tajam pada ujungnya,
Pada abad ke-19, penangkal petir menjadi motif dekoratif. Penangkal petir yang dihiasi
dengan bola kaca hias. Daya tarik hias dari bola-bola kaca telah digunakan pada baling-baling
cuaca. Tujuan utama dari bola adalah untuk mengetahui adanya sambaran petir dengan
hancurnya bola atau jatuhnya bola. Jika setelah badai bola ditemukan hilang atau rusak, pemilik
properti harus mengecek bangunan, batang, dan landasan kawat dari kerusakan.
Bola kaca padat kadang-kadang digunakan dalam metode untuk mencegah sambaran
petir pada kapal dan objek lain. Idenya adalah bahwa benda-benda berkaca, yang non-konduktor,
jarang tersambar petir. Oleh karena itu, dengan dasar teori itu, harus ada sesuatu yang bersifat
kaca yang dapat mencegah sambaran petir. Oleh karena itu, metode terbaik untuk mencegah
sambaran petir pada kapal kayu adalah dengan mengubur bola kaca kecil padat di ujung tertinggi
pada tiang kapal. Perilaku petir yang berbeda-beda dikombinasikan dengan bias konfirmasi
pengamat menyimpulkan bahwa metode yang diperoleh dapat dipercaya bahkan telah ada
pengembangan penangkal petir di laut setelah eksperimen awal Franklin.

A.PROSES TERJADINYA PETIR

Proses terjadinya petir akibat perpindahan muatan negatif (elektron) menuju ke muatan
positif (proton). Para ilmuwan menduga lompatan bunga api listriknya sendiri terjadi, ada
beberapa tahapan yang biasanya dilalui. Pertama adalah pemampatan muatan listrik pada awan
bersangkutan. Umumnya, akan menumpuk di bagian paling atas awan adalah listrik muatan
negatif, di bagian tengah adalah listrik bermuatan positif, sementara di bagian dasar adalah
muatan negatif yang berbaur dengan muatan positif, pada bagian inilah petir biasa berlontaran.
Petir dapat terjadi antara awan dengan awan, dalam awan itu sendiri, antara awan dan udara,
antara awan dengan tanah (bumi).

Terdapat 2 teori yang mendasari proses terjadinya petir :


1. Proses Ionisasi
Sambaran Petir merupakan peristiwa alam yaitu proses pelepasan muatan listrik
(Electrical Discharge) yang terjadi di atmosfer, hal ini disebabkan berkumpulnya ion bebas
bermuatan negatif dan positif di awan, ion listrik dihasilkan oleh gesekan antar awan dan juga
kejadian ionisasi ini disebabkan oleh perubahan bentuk air mulai dari cair menjadi gas atau
sebaliknya, bahkan padat (es) menjadi cair. Ion bebas menempati permukaan awan dan bergerak
mengikuti angin yang berhembus, bila awan-awan terkumpul di suatu tempat maka awan
bermuatan ion tersebut akan memiliki beda potensial yang cukup untuk menyambar permukaan
bumi maka inilah yang disebut petir.
2. Gesekan Antar Awan
Pada awalnya awan bergerak mengikuti arah angin, selama proses bergeraknya awan ini
maka saling bergesekan satu dengan yang lainya, dari proses ini terlahir electron-electron bebas
yang memenuhi permukaan awan. Proses ini bisa di simulasikan secara sederhana pada sebuah
penggaris plastik yang digosokkan pada rambut maka penggaris ini akan mampu menarik
potongan kertas. Pada suatu saat awan ini akan terkumpul di sebuah kawasan, saat inilah petir
dimungkinkan terjadi karena electron-elektron bebas ini saling menguatkan satu dengan lainnya.
Sehingga memiliki cukup beda potensial untuk menyambar permukaan bumi.

B.INSTLASI  PENANGKAL PETIR
Instalasi penangkal petir yang sering di aplikasikan padai umumnya terbagi 2 macam,
yaitu :
1.Instalasi penangkal petir konvensional.
2.Instalasi penangkal petir sistem radio aktif.
Kedua sistem penangkal petir ini mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing
dan juga harus disesuaikan dengan kondisi medan masing-masing lokasi.

1. Instalasi Penangkal Petir Konvensional


Untuk sistem instalasi penangkal petir konvensional ini diperlukan komponen pokok
sebagai berikut:
- Air Konvensial Terminal khusus sistem Instalasi Penangkal Petir.
- Kabel BC grounding khusus sistem Instalasi Penangkal Petir.
- Spit Grounding khusus system
- Instalasi Penangkal PetirMetal Grounding khusus sistem Instalasi Penangkal Petir

Berikut material yang di perlukan untuk instalasi penangkal petir konvensional :


- Ujung Penerima Sambaran / Splitzer
- Dudukan / Pipa penyangga
- Kabel Penghantar
- Grounding System
- Assesories
Radius proteksi instalasi penangkal petir konvensional berbeda dengan radius proteksi
penangkal petir elektrostatis, hal ini di sebabkan karena instalasi penangkal petir konvensional
bersifat pasif. Secara teori radius penangkal petir konvensional antara 2 Meter sampai 4 Meter
atau 45 derajat dengan ketinggian splitzer 1 Meter. Maka dari itu jika luas struktur bangunan atau
areal yang akan di lindungi sangat luas lebih praktis dan ekonomis dipasang penangkal petir
elektrostatis. Terminal petir elektrostatis dengan merk Flash Vectron memiliki radius proteksi
157 Meter.

2. Instalasi Penangkal Petir Sistem Radio Aktif


Sistem proteksi instalasi penangkal petir sistem radio Aktif lebih cocok diterapkan pada
daerah yang bangunannya agak jarang, baik dari bahan logam maupun bukan logam. Misalnya
untuk daerah yang jarang ada pemukiman penduduk dan jarak antar bagunan cukup jauh.
Instalasi penangkal petir sistem radio aktif dapat melindungi sambaran langsung petir terhadap
bangunan dan dapat memproteksi wilayah yang jauh lebih luas akibat serangan peitr. Instalasi
penangkal petir sistem radio aktif ini terdiri dari sejumlah elemen, yang bekerja bersama-sama
untuk mencegah bahaya petir.

3. Jalur Instalasi Tunggal / Franklin Rod


Penangkal Petir Franklin Rod adalah rangkaian jalur elektris dari atas bangunan menuju
sisi bawah/tanah dengan jalur kabel tunggal, dengan cara memasang alat berupa batang tembaga
dengan daerah perlindungan berupa kerucut imajiner dengan sudut puncak 112 derajat. Agar
daerah perlindungan luar maka Franklin Rod di pasang pada bangunan teratas (tinggi 1 - 3
Meter). Makin jauh dariFranklin Rod maka perlindungan akan semakin lemah pada areal
tersebut.

 C.CARA KERJA PENANGKAL PETIR


Muatan listrik di atmosfir merupakan peristiwa alam yang menyebabkan timbulnya petir.
Badai yang terjadi diawan adalah merupakan kumpulan muatan listrik yang bergantungan di
atmosfir. Udara sebagai isolator akan memisahkan muatan listrik diawan dari awan yang lain.
Selama terjadi badai diatmosfir, muatan listrik akan terus terus terbentuk yang akan
menimbulkan  petensial muatan listrik berlawanan yang serupa ke bumi dan akan mengumpul
dibawah permukaan awan yang nanti nya akan menimulkan petir.

D.    STRATEGI PERLINDUNGAN BAHAYA PETIR


1. Sistem Franklin Ro, terdiri dari komponen :
 Alat penerima logam tembaga (logam bulat panjang runcing)
 Kawat penyalur dari tembaga
 Pertanahan kawat penyalur sampai pada bagian tanah basah.
 Sistem perlindungan dengan bentuk sudut ± 45 O.
 Batang yang runcing ( bahan copper spit ) dipasang paling atas      bangunan dan batang
tembaga elektroda yang ditanamkan ke tanah.
 Batang elektroda pentanahan tersebut dibuatkan bak kontrol untuk  memudahkan
pemeriksaan dan pengetesan nilai grounding
 Sistem ini cukup praktis dan biayanya murah meskipun jangkauannya terbatas.

1. Sistem Sangkar Faraday,Terdiri dari komponen :


 Alat penerima kawat mendatar
 Kawat dari tembaga
 Pertanahan kawat penyalur sampai pada bagian tanah yang basah
 Perlindungan bangunan dengan jarak antar kawat mendatar tidak melebihi 20 m pada
titik-titik yang tertentu diberi ujung vertikal ½ M.
 Sistem pemasangan dibuat memanjang sehingga jangkauannya lebih luas darisistem
Franklin, namun biaya sedikit mahal, menggangu keindahan.

2. Sistem Radio Aktif ,Terdiri dari komponen :


 Elektrode : Udara disekeliling elektrode akan di ionisasi, akibat pancaran partikel alpa
dari isotop ( americum 241 ). Elektrode akan terus menerus menciptakan arus ion ( Min.
10 8 ion/det. ).
 Coaxial cabel : Untuk menghindari kerusakan benda-benda akibat muatan listrik petir
yang menuju tanah maka coaxial cabel dibungkus pipa isolasiMetode tahanan langsung
dari muatan listrik petir ke dalam tanah menyebabkan seluruh unit mempunyai potensial
yang sama dengan bumi.Sehingga benda-benda yang berada disekitar system akan aman
 Pentanahan ( Grounding ) : Perlu test lokasi geografis dari pentanahan untuk mendapat
resistansi dibawah 5 ohm. Tahanan bumi maksimum yang terbaik untuk system
grounding ini harus lebih kecil dari 5 ohm untuk proteksi sebuah bangunan. Sedang untuk
proteksi perangkat listrik dan elektronik sebaiknya jauh dibawah resistansi 1 ohm.

E. CARA PEMASANGAN PENANGKAL PETIR

Secara garis besar, cara pemasangan instalasi penangkal petir/anti petir Viking sebagai berikut :
1. Pada tahap awal pengerjaan di mulai dengan mengerjakan bagian grounding system
terlebih dahulu, dengan pertimbangan keamanan dan kemudahan. Kemudian dilakukan
pengukuran resistansi/tahanan tanah menggunakan Earth Testermeter, apabila hasil
pengukuran tersebut menunjukan < 5 Ohm maka tahapan kerja berikutnya dapat
dilakukan. Seandainya hasil resistansi/tahanan tanah menunjukan > 5 Ohm maka di
lakukan pembuatan atau penambahan grounding lagi di sebelahnya dan di pararelkan
dengan grounding pertama agar resistansi/tahanan tanahnya menurun sesuai dengan
standarnya.
2. Setelah selesai membuat grounding, langkah berikutnya adalah memasang kabel penyalur
(Down Conductor) dari titik grounding sampai keatas bangunan, tentunya dengan
mempertimbangkan jalur kabel yang terdekat dan hindari banyak belokan/tekukkan 90 derajat
sehingga kebutuhan material dan kualitas instalasi dapat efektif dan efisien. Kabel penyalur
petir yang biasa di gunakan antara lain BC (Bare Copper), NYY atau Coaxial. Untuk tempat -
tempat tertentu sebaiknya di beri pipa pelindung (Conduite) dengan maksud kerapihan dan
keamanan.

3. Bila kabel penyalur petir telah terpasang dengan rapih, maka tahap selanjutnya pemasangan
head terminal petir tentunya harus terhubung dengan kabel penyalur tersebut sampai ke
grounding system.
 Contoh gambar pemasangan dengan cara Single gourding, Paralel gourding, dan
Maximal gourding.

F.AKIBAT YANG DI TIMBULKAN PETIR


1. Akibat Elektrikal, Terjadinya arus listrik berkekuatan tinggi dapat mencapai ribuan
ampere.
2. Akibat Thermal, Terjadinya panas sehingga dapat membakar benda-benda yang terkena
(pohon hangus).
3. Akibat Mekanikal, Terjadinya pergeseran atau pergerakan benda-benda yang di lalui arus
listrik akibat getaran, ledakan atau pemuaian.

G.FIRE PROTECTION
Kebakaran adalah bahaya yang diakibatkan oleh adanya ancaman potensial berupa
terkena percikan api sejak dari awal terjadinya api hingga penjalaran api dan asap lalu gas yang
ditimbulkan.
1. Sistem Proteksi Kebakaran
Pada awalnya hanya ada satu sistem proteksi kebakaran yaitu sistem proteksi kebakaran
aktif, yang berupa sistem springkle, smoke and heat detector, tabung pemadam api ringan.
Dimana pada sistem tersebut memiliki kelebihan dan kelemahan. Karena adanya kelemahan
tersebut maka manusia mulai mencari solusi untuk mengatasinya, yaitu dengan sistem proteksi
kebakaran pasif.

 Ada dua  macam sistem proteksi kebakaran :


1. Sistem proteksi aktif adalah kemampuan peralatan dalam mendeteksi dan memadamkan
kebakaran, pengendalian asap, dan sarana penyelamatan kebakaran .
2. Sistem proteksi pasif adalah kemampuan stabilitas struktur dan elemennya, konstruksi
tahan api kompartemenisasi dan pemisahan, serta proteksi pada bukaan yang ada untuk
menahan dan membatasi kecepatan menjalarnya api dan asap kebakaran. Tolok ukur
proteksi api pasif adalah kemampuan untuk mengendalikan kandungan api, hal ini berarti
membatasi penjalaran api dan asap dalam hal periode waktu yang telah dijelaskan dalam
peraturan bangunan dan peraturan api.

 Ada dua tipe utama dari proteksi api pasif, yaitu :


1. Intumescent Fire Protection
Intumescent fire protection  adalah sistem proteksi api pasif yang berupa lapisan coating.
Bahan ini memiliki ketebalan tertentu, dapat di finishing dengan indah, dan memiliki nilai estetik
yang cukup tinggi, serta tahan pada kondisi lingkungan yang korosif.

2. Vermiculite Fire Protection


Pada vermiculite fire protection,bagian struktural bangunan akan dilapisi oleh bahan
permaikulit, yaitu lapisan yang sangat tipis. Pilihan ini lebih murah dibandingkan Intumescent
fire protection, namun lebih tidak estetik. Pada lingkungan yang korosif, bahan permaikulit
bukan merupakan suatu pilihan yang tepat, karena bahan permaikulit memungkinkan air masuk
dan menyebabkan korosi.

H.SISTEM PROTEKSI API


Ada beberapa persyaratan yang harus diperhatikan dalam mendesain ruangan dengan
menggunakan sistem proteksi pasif, bangunan harus dibedakan menurut tipe konstruksi dan
kelas  bangunan. Dari penentuan kelas bangunan dan tipe konstruksi  akan diperoleh persyaratan
mengenai lamanya waktu (Tingkat Ketahanan Api) yang harus didesain ketika terjadi kebakaran
(SNI 03 -1736 – 2000).
Tingkat Ketahanan Api (TKA) diukur dalam satuan menit, dan  ditentukan berdasarkan standar
uji ketahanan api dengan kriteria sebagai berikut :
- Ketahanan memikul beban (stability)
- Ketahanan terhadap penjalaran api (integrity)
- Ketahanan terhadap penjalaran panas (insulation)

Sumber: http://dokumen.tips/documents/makalah-penangkal-petir-isi.html
http://sepznuron.blogspot.co.id/2013/02/makalah-penangkal-petir.html
http://okepenangkalpetir.blogspot.co.id/p/artikel-penangkal-petir-anti-petir.html

Anda mungkin juga menyukai