PENANGKAL PETIR
KONVENSIONAL
Adalah sebuah jalur rangkaian kabel tembaga yang difungsikan sebagai jalan
atau aliran bagi petir menuju ke permukaan bumi atau ground, sehingga petir tidak
akan merusak benda-benda yang dilewatinya, secara sederhana penangkal petir
konvensional dapat dikatakan sebagai instalasi pengalir arus listrik dari petir yang
menyambar ujung penangkal petir ke bumi (ground). Untuk itu dibutuhkan 3 part
(bagian) instalatir agar penangkal petir jenisini dapat bekerja maksimal:
1. Ujung Penangkal Petir/ Tombak
2. Kabel Pengantar / Down Conductor
3. Grounding
3. Grounding
Istilah ini pada intinya adalah penyaluran energi listrik dari ujung tombak,
melewati kabel dan dibuang di tanah atau bumi. Kenapa ke tanah? karena
tanah adalah isolator listrik alami dan terbaik yang diciptakan Tuhan.
Karena itu, teknologi penangkal petir, memodifikasi sifat isolator tanah
dengan cara menanamkan Copper Rod/Stick atau Plat/lempengan dari
superconductorke dalam tanah untuk menetralkan arus listrik maha dahsyat
dari petir.
1. Tipe Franklin
Namanya diambil dari nama Benjamin Franklin,salah satu Founding Fathers
USA. Selain sebagai politikus ulung, Benjamin Franklin adalah penemu
Penangkal Petir.
Penangkal Petir tipe Franklin ini adalah penangkal petir yang paling
sederhana jenisnya dan hampir tidak ada perubahan dari pertama dibuat
Franklin. Tipe ini menggunakan Jalur Kabel Tunggal untuk menyalurkan arus
listrik yang diterima tombak penangkal petir ke ground/tanah.
Kekurangan:
- Tidak cocok di daerah yang frekuensi sambaran petirnya tinggi.
- Membutuhkan kabel super conductor kualitas no.1 karena hanya jalur tunggal.
- jangkauan perlindungan amat terbatas.
- tidak mampu melindungi peralatan listrik dalam gedung/rumah akibat medan magnit yang
ditimbulkan petir.
2. Tipe Faraday
Tipe ini adalah modifikasi dari tipe Franklin yang semula hanya 1 Jalur Kabel
alias Jalur Kabel Tunggaldibuat menjadi Banyak Jalur Penurunan Kabelalias
Jalur Kabel Multiple. Jalur kabel yang yang melintang sedemikian rupa
sehingga menyerupai sangkar. Karena itu, tipe ini sering disebut juga sebagai
Sangkar Faraday.
Cara kerjanya adalah menyalurkan arus listrik yang diterima dari ujung
tombak, melalui kabel-kabel konduktor yang dibuat sedemikian rupa,
sehingga partikel bermuatan dalam arus listrik (proton, elektron) akan
bertabrakan dengan medan elektromagnet yang diciptakan konduktorkonduktor tadi, untuk kemudian disalurkan ke tanah/ground.Akibatnya
adalah, medan listrik didalam ruangan akan tetap netral sehingga apabila
terjadi sambaran petir normal, kerusakan alat-alat listrik dalam rumah/gedung
dapat diminimalisir.
Dari 2 tipe penangkal petir diatas, dapat diketahui bahwa Sistem Penangkal
Petir Konvensionalbersifat pasif, alias menunggu untuk disambar kemudian
menyalurkan seluruh energinya ke tanah. Kekurangan dari sistem pasif ini
adalah kemampuannya yang terbatas untuk melindungi rumah/bangunan.
Bisa jadi petir menyambar sekeliling rumah dan induksi petirnya akan
mengakibatkan bahaya seperti kebakaran, alat listrik rusak atau bahkan
meledak. Oleh karena itu, sudah ada sistem Penangkal Petir Aktif dalam
bentuk Penangkal Petir Elektrostatis.
Kesimpulan
1. Penangkal Petir Konvensional cocok untuk bangunan dengan area yang tidak
begitu luas seperti rumah tinggal, sedangkan Penangkal Petir Elektrostatis
diperlukan untuk area yang lebih luas dan tinggi seperti Gedung Perkantoran,
Pabrik, Perkebunan, Daerah Tambang, Kawasan Industri, Padang Golf, dll.
2. Keamanan Penangkal Petir Elektrostatis lebih terjamin daripada Penangkal
Petir Konvensional. Karena sistem elektrostatis menggunakan awan perlindungan
hasil mekanisme kerja antara head terminal, konduktor dan ground. Sehingga efek
dari Induksi Magnetik yang diakibatkan sambaran petir dapat diminimalisir. Semakin
tinggi head terminal, semakin besar radius perlindungan didapat.
3. Biaya dan waktu pemasangan Penangkal Petir Elektrostatis akan lebih mahal
dan lebih lama daripada Penangkal Petir Konvensional.