Anda di halaman 1dari 18

Sistem Penangkal Petir

KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas kasih karunia-Nya dan
Hikmat akal budi Dari Pada-NYa, sehingga Tugas Utilitas Bangunan 2 ini tentang
pengunaan Sistem Penagkal Petir dalam bangunan dapat terselesaikan dengan
baik.
Akhirnya penulis tidak lupa mengucapkan limpah terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu dalam proses penulisan Tugas ini dan
semoga dapat bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya
Penulis menyadari bahwa tulisan ini belum sempurna, oleh karenanya
kritik dan saran yang konstruktif dari semua pihak demi menyempurnakan Tugas
ini.

PENULIS

BAB I
PENDAHULUAN

A.

LATAR BELAKANG

Pembangunan gedung gedung baru, cenderung bertingkat sebagai solusi


karena semakin sempitnya lahan tanah. Namun disisi lain, dengan semakin
banyak berdirinya bangunan bertingkat, beberapa permasalahan mengenai
keamanan bangunan menjadi penting untuk diperhatikan, karena bangunan
bertingkat lebih rawan mengalami gangguan, baik gangguan secara mekanik
maupun gangguan alam. Salah satu gangguan alam yang sering terjadi adalah
sambaran petir. Mengingat letak geografis Indonesia yang dilalui garis katulistiwa
menyebabkan Indonesia beriklim tropis, akibatnya Indonesia memiliki hari guruh
rata rata per tahun yang sangat tinggi. Dengan demikian bangunan
bangunan di Indonesia memiliki resiko lebih besar mengalami kerusakan akibat
terkena sambaran petir. Kerusakan yang ditimbulkan dapat membahayakan
peralatan serta manusia yang berada di dalam gedung tersebut. Untuk
melindungi dan mengurangi dampak kerusakan akibat sambaran petir maka
dipasang sistem pengaman pada gedung bertingkat. Sistem pengaman itu salah
satunya berupa sistem penangkal petir beserta pentanahannya.

B.

TUJUAN

Untuk mengetahui apa itu penangkal petir, bagaimana cara kerjanya, dan jenis
jenis penangkal petir.
C.

MANFAAT

Agar kita mengetahui bagaimana penggunaan penangkal petir dalam kehidupan


sehari hari.

BAB II
PEMBAHASAN
Petir adalah peristiwa alam yang sering terjadi di bumi, terjadinya seringkali
mengikuti peristiwa hujan baik air atau es, peristiwa ini dimulai dengan
munculnya awan hitam dan lidah api listrik yang bercahaya terang yang terus
memanjang kearah bumi bagaikan sulur akar dan kemudian diikuti suara yang
menggelegar dan efeknya akan fatal bila mengenai mahluk hidup.
PROSES TERJADINYA PETIR
Terdapat 2 teori yang mendasari proses terjadinya petir :
1.

Proses Ionisasi

2.

Proses Gesekan antar awan

a. Proses Ionisasi

Petir terjadi diakibatkan terkumpulnya ion bebas bermuatan negatif dan positif di
awan, ion listrik dihasilkan oleh gesekan antar awan dan kejadian Ionisasi ini
disebabkan oleh perubahan bentuk air mulai dari cair menjadi gas atau
sebaliknya, bahkan perubahan padat (es) menjadi cair.
Ion bebas menempati permukaan awan dan bergerak mengikuti angin yang
berhembus, bila awan-awan terkumpul di suatu tempat maka awan bermuatan
akan memiliki beda potensial yang cukup untuk menyambar permukaan bumi
maka inilah yang disebut petir.
b.Gesekan antar awan
Pada awalnya awan bergerak mengikuti arah angin, selama proses bergeraknya
awan ini maka saling bergesekan satu dengan yang lainnya , dari proses ini
terlahir electron- electron bebas yang memenuhi permukaan awan. proses ini bi
sa digambarkan secara sederhana pada sebuah penggaris plastik yang
digosokkan pada rambut maka penggaris ini akan mampu menarik potongan
kertas.
Pada suatu saat awan ini akan terkumpul di sebuah kawasan, saat inilah petir
dimungkinkan terjadi karena electron-elektron bebas ini saling menguatkan satu
dengan lainnya. Sehingga memiliki cukup beda potensial untuk menyambar
permukaan bumi. kedua teori ini mungkin masuk akal meski kejadian sebenarnya
masih merupakan sebuah misteri.

Petir merupakan kejadian alam di mana terjadi loncatan muatan listrik antara
awan dengan bumi. Loncatan muatan listrik tersebut diawali dengan
mengumpulnya uap air di dalam awan. Ketinggian antara permukaan atas dan
permukaan bawah pada awan dapat mencapai jarak sekitar 8 km dengan
temperatur bagian bawah sekitar 60 oF dan temperatur bagian atas sekitar - 60
oF. Akibatnya, di dalam awan tersebut akan terjadi kristal-kristal es. Karena di
dalam awan terdapat angin ke segala arah, maka kristal-kristal es tersebut akan
saling bertumbukan dan bergesekan sehingga terpisahkan antara muatan positif
dan muatan negatif.
Pemisahan muatan inilah yang menjadi sebab utama terjadinya sambaran petir.
Pelepasan muatan listrik dapat terjadi di dalam awan, antara awan dengan
awan, dan antara awan dengan bumi tergantung dari kemampuan udara dalam
menahan beda potensial yang terjadi.
Petir yang kita kenal sekarang ini terjadi akibat awan dengan muatan tertentu
menginduksi muatan yang ada di bumi. Bila muatan di dalam awan bertambah
besar, maka muatan induksi pun makin besar pula sehingga beda potensial
antara awan dengan bumi juga makin besar. Kejadian ini diikuti pelopor menurun
dari awan dan diikuti pula dengan adanya pelopor menaik dari bumi yang
mendekati pelopor menurun. Pada saat itulah terjadi apa yang dinamakan petir.
http://antipetir.asia

Akibat yang ditimbulkan Petir:

Akibat elektrikal : terjadinya arus listrik berkekuatan tinggi dapat


mencapai ribuan ampere

Akibat Thermal : terjadinya panas sehingga dapat membakar benda2 yang


terkena petir. (pohon hangus)

Akibat Mekanikal : Terjadinya pergeseran atau pergerakan benda2 yang


dilalui arus listrik akibat getaran., ledakan atau pemuaian.

Daerah Sambaran Petir


1. Daerah yang basah dan berair (airadalah penghantar listrik yang baik)
2. Daerah yang terbuka
3. Pohon yang tinggi
4. Bangunan tingi maupun rendah
5. Tiang listrik (teg tinggi, menengah atau rendah)
6. Gardu2 distribusi listrik

PENANGKAL PETIR
Penangkal petir adalah rangkaian jalur yang digunakan untuk memperlancar
jalan bagi petir yang akan menuju ke permukaan perut bumi, tanpa merusak
bangunan dan peralatan yang dilewatinya.
Sistem Penangkal Petir Alami
Sistem ini menggunkana pohon ( cemara glodok ) sebagai penangkalnya, pohon
ini seperti batang penangkal petir karena memiliki ujung yang runcing sehingga
ketika sambaran petir lewat maka akan mengenainya.
Sistem Penangkal Petir Buatan
Berbagai usaha dilakukan oleh tiap stasiun pemancar dan pemilik gedunggedung yang tinggi untuk melakukan proteksi terhadap sambaran petir. Dimana
untuk memasang suatu sistem penangkal ini dibutuhkan beberapa komponen
utama seperti, air terminations (ujung penangkal), down conductors (penghantar
turun), dan earth terminations (ujung pengetanahan).
KOMPONEN-KOMPONEN UTAMA SISTEM PENANGKAL PETIR BUATAN :
1.

AIR TERMINATIONS (ujung penangkal)

Batang penangkal petir berupa batang tembaga yang ujungnya runcing. Dibuat
runcing karena muatan listrik mempunyai sifat mudah berkumpul dan lepas pada
ujung logam yang runcing. Dengan demikian dapat memperlancar proses tarik
menarik dengan muatan listrik yang ada di awan. Batang runcing ini dipasang
pada bagian puncak suatu bangunan.(http://id.wikipedia.org)
Ujung Penangkal atau yang lebih sering disebut finial adalah perangkat utama
yang akan melakukan kontak langsung terhadap sambaran petir di udara.
Oleh sebab itu, ujung finial sebagai ujung tombak penangkap muatan di tempat
tertinggi pada bangunan-bangunan stasiun pemancar dan bangunan lainnya.
( http://antipetir.asia )
bahan baku :

Tembaga

Bronze

Stailess stel

2.

DOWN CONDUCTORS (penghantar turun)

Penghubung antara ujung penangkal dengan pengetanahan adalah penghantar


turun ini. Kabel konduktor terbuat dari jalinan kawat tembaga. Diameter jalinan
kabel konduktor sekitar 1 cm hingga 2 cm . Kabel konduktor berfungsi
meneruskan aliran muatan listrik dari batang muatan listrik ke tanah. Kabel
konduktor tersebut dipasang pada dinding di bagian luar bangunan.
Pada umumnya untuk hubungan ini dipakai kawat konduktor jenis bare copper
(tembaga telanjang) BC-60, BC-50 atau yang lebih besar yaitu menara sebagai
konduktor arus petir ke tanah.
Pemanfaatan menara sebagai konduktor tidak dapat diandalkan mengingat
bahwa sambungan komponen-komponen penyusun menara itu sendiri terkadang
dalam keadaan terisolasi dengan pelapisan cat. Di tambah sifat bahan yang pada
umumnya adalah korosif. Jadi dirasa perlu untuk menambahkan konduktor yang
secara langsung terhubung ke pengetanahan.
Penghantar penurunan dapat memakai kabel ataupun plat logam dimana
umumnya memakai tembaga atau alumunium. Untuk kabel tentunya lebih
fleksibel dan mudah untuk dipasang sedang plat mempunyai kelebihan
impedansinya yang lebih rendah. Penghantar yang telanjang tentunya
mempunyai resiko terjadi tegangan pindah yang tinggi karena tidak ada isolasi.

3.

EARTH TERMINATIONS (ujung pengetanahan)

Pengetanahan (GROUNDING) atau earth terminations yang dimaksud adalah


pengetanahan bagian dari peralatan yang pada kerja normal tidak dilalui
arus.Ujung pengetanahan yang dimaksud adalah elektroda pengetanahan.
Adapun tujuan yang ingin dicapai adalah adanya pembatasan tegangan antara
bagian-bagian peralatan yang tidak dialiri arus dan dengan tanah sampai pada
harga yang tidak membahayakan baik dalam keadaan normal maupun tidak.
Selain itu agar didapat impedansi sekecil mungkin untuk jalan balik arus hubung
singkat ke tanah.
Dengan demikian ujung pengetanahan adalah suatu elektroda yang tertanam ke
tanah dengan metoda tertentu untuk mencapai tujuan di atas dan dengan
demikian maka arus yang turun dari konduktor dapat mengalir ke tanah dengan
sebaik mungkin.
Sambungan yang dimaksud adalah bonding antara kabel ke kabel dan kabel ke
konduktor lain. Hal ini juga mendapat perhatian sebab kegagalan sambungan
juga dapat menghalangi kinerja dari suatu sistem proteksi petir.
Tempat pembumian (grounding) berfungsi mengalirkan muatan listrik dari kabel
konduktor ke batang pembumian (ground rod) yang tertanam di tanah. Batang
pembumian terbuat dari bahan tembaga berlapis baja, dengan diameter 1,5 cm
dan panjang sekitar 1,8 - 3 m .
JENIS-JENIS PENANGKAL PETIR BUATAN:
v Penangkal Petir Kovensional
v Penangkal Petir RadioAktif
v Penangkal Petir Elektrostatik
v Penangkal Petir Neoflash

A.

PENAGKAL PETIR KONVENSIONAL

Terdapat beberapa penangkal petir konvensional diantaranya:


1.

Sistem Franklin

Penangkal Petir Franklin adalah rangkaian jalur elektris dari atas bangunan ke sisi
bawah/grounding dengan jalur kabel Tunggal.
a.

Komponen Komponen
Batang Penangkal Petir

Kabel konduktor
Tempat pembumian
Sistem perlindungan dengan bentuk sudut 45 O.
b.

Cara Kerja

Saat muatan listrik negatif di bagian bawah awan sudah tercukupi, maka muatan
listrik positif di tanah akan segera tertarik. Muatan listrik kemudian segera
merambat naik melalui kabel konduktor , menuju ke ujung batang penangkal
petir. Ketika muatan listrik negatif berada cukup dekat di atas atap, daya tarik
menarik antara kedua muatan semakin kuat, muatan positif di ujung-ujung
penangkal petir tertarik ke arah muatan negatif. Pertemuan kedua muatan
menghasilkan aliran listrik. Aliran listrik itu akan mengalir ke dalam tanah,
melalui kabel konduktor, dengan demikian sambaran petir tidak mengenai
bangunan.
c.

Kelebihan

Sistem proteksi instalasi penangkal petir konvensional lebih cocok


diterapkan pada daerah yang bangunannya padat dan tidak dari bahan logam
semua. Misalnya untuk daerah pemukiman penduduk yang padat dan jarak antar
bagunan sangat rapat.

Sistem ini cukup praktis dan biayanya murah

Sistem ini lebih cocok menggunakan pada bangunan yang beratap


kerucut / kubah atau selisih tinggi bumbungan dan lisplang lebih dari 1 meter.
d.

Kekurangan
Jangkauannya terbatas

Untuk gedung yang dipenuhi peralatan elektronik sistem Franklin tidak


dianjurkan karena medan yang ditimbulkan ketika terjadi sambaran dapat
memperpendek waktu kerja perangkat elektronik terutama untuk perangkat
yang memakai sinyal.
2.

Sistem Faraday / Bentuk Instalasi Sangkar

Penangkal Petir Faraday adalah rangkaian jalur elektris dari bagian atas
bangunan menuju sisi bawah/ grounding dengan banyak jalur penurunan kabel.
Sehingga menghasilkan selubung jalur konduktor sehingga menyerupai sebuah
sangkar yang melindungi bangunan dari semua sisi sambaran petir.
a.

Komponen Komponen

Batang Penangkal Petir

Kabel konduktor

b.

Tempat pembumian

Instalasi

Batang yang runcing ( bahan copper spit ) dipasang paling atas bangunan dan
batang tembaga elektroda yang ditanamkan ke tanah. - Batang elektroda
pentanahan tersebut dibuatkan bak kontrol untuk memudahkan pemeriksaan
dan pengetesan nilai grounding
c.

Cara kerja

Sangkar faraday adalah suatu piranti yang dimanfaatkan menjaga agar medan
listrik di dalam ruangan tetap nol meskipun di sekelilinganya terdapat
gelombang
elektromagnetik dan arus listrik. Piranti tersebut berupa konduktor yang
dipasang sedemikian rupa sehingga ruangannya terlingkupi oleh konduktor
tersebut. Efek sangkar Faraday adalah suatu fenomena kelistrikan yang
disebabkan oleh adanya
interaksi partikel subatomik yang bermuatan (seperti : proton, elektron). Ketika
ada medan listrik yang mengenai sangkar konduktor maka akan ada gaya yang
menyebabkan partikel bermuatan mengalami perpindahan tempat, gerakan
perpindahan tempat partikel bermuatan akan menghasilkan medan listrik yang
berlawanan dengan medan listrik yang mengenainya sehingga tidak ada medan
listrik yang masuk kedalam sangkar konduktor tersebut.

d.

Kelebihan & kekurangan

System ini cocok untuk bangunan yang luas tetapi Mengganggu estetika
bangunan

3.

Penangkal Petir Sistem Thomas

a.

Komponen Komponen

1.

Batang Penangkal Petir

2.

Tiang penangkal petir

3.

Tempat pembumian

b.

Instalansi Penangkal Petir

Penagkal petir Thomas disalurkan ke tiang penangkal petir lalu di salurkan ke


tempat pembumian

c.

Cara Kerja

Penangkal Petir Thomas System menghasilkan streamer positif ketika menjadi


subjek di area listrik. Ketika dihasilkan, streamer tidak berlanjut berkembang
menuju awan.Sehingga Streamer yang dihasilkan oleh penangkal petir Thomas
system tidak Mengundang Petir menyambar, lebih tepatnya menghasilkan jalur
yang memudahkan petir untuk disambar apabila dalam radius jangkauan
proteksi.
Streamer yang dihasilkan Penangkal Petir Thomas System dan Gent
Menunggu dengan sabar dan meluas ketika terdapat Leader dari petir yang
mendekat. Setelah petir dan streamer bertemu , Dengan jalur terbentuk lengkap
, arus mengalir antara penangkal petir dan awan. Peyaluran arus listrik
merupakan jalan alamiah untuk menetralkan perbedaan potensial yang terjadi.

d.

Kelebihan

Merupakan Penangkal Petir yang sangat aman dan ramah Lingkungan.


Penggunaanya Hanya membutuhkan satu down conductor. sehingga tidak
merusak dan menjadikan gedung atau bangunan yang diproteksi tidak sedap di
pandang mata.
Mempunyai radius protection yang luas

e.

Kekurangan

Down conductor memiliki fungsi sebagai penyalur arus listrik dari sambaran
petir yang tertangkap oleh Penangkal Petir Thomas sytem menuju ke tanah
untuk dinetralisasi, untuk itu down conductor yang baik harus langsung
terkoneksi dengan elektrode yang di bumikan dengan jarak seminimal mungkin.

4.

Sistem Early Streamer Emission ( E.S.E )

Sistem ini merupakan teknologi terkini yang merupakan pengembangan dari 2


sistem diatas, sering juga dikenal dengan sistem payung. Untuk pemasangan
penangkal petir ini tidak terlalu rumit, cukup 1 kabel penghantar untuk setiap 1
penangkal petir. Untuk sistem groundingnya dapat menggunakan sistem
integrasi.e ncapai tahanan tanah yang sangat
f.

Komponen Komponen

a.

Penangkal Petir

b.

Kabel konduktor

c.

Tempat pembumian

g.

Instalansi Penangkal Petir

Batang yang runcing ( bahan copper spit ) dipasang paling atas bangunan dan
batang tembaga elektroda yang ditanamkan ke tanah. - Batang elektroda
pentanahan tersebut dibuatkan bak kontrol untuk memudahkan pemeriksaan
dan pengetesan nilai grounding
h.

Cara Kerja

Sistem kerja penangkal petir ini dengan berusaha untuk menarik lidah petir dari
awan, dimana penangkal petir akan menciptakan kondisi lebih positif dari objek
di sekitarnya ( seperti pohon, bangunan,mahluk hidup ) sehingga luncuran petir
akan menuju ke penangkal petir tersebut, bukan objek lain disekitarnya.
i.

Kelebihan

Terbukti dalam tingkat keamanan dan kecepatan dalam menangkap dan


mengalirkan arus petir ke sistem grounding.

Optimal dalam discharge ion positive dan negative

Mudah dalam pemasangan dan perawatan ( tidak dibutuhkan perawatan


atau cara pemasangan yang spesifik )

Tahan terhadap tegangan tinggi ( arus petir yang sangat tinggi )

Cocok dipakai pada iklim indonesia yang memiliki kelembaban udara


tinggi karena terbuat dari bahan 100% stainless steel.

j.

Kekurangan

Biaya mahal

B.

PENAGKAL PETIR RADIO AKTIF

Penelitian terus berkembang dengan banyak modi vikas- - modivikasi pada


pengkal petir sebagai alat untuk mencegah sambaran langsung petir pada
bangunan yang dapat menghancurkan bangunan apabila terkena sambarannya.
Salah satu hasilnya yaitu pengkal petir dengan unsur radioaktif sebagai ujung
pengkal.

Penggunaan unsur radioaktif dalam sistem penangkal petir baru dikenal orang
pada tahun 1914, inspirasi penggunaan radioaktif dalam sistem penangkal petir
pertama kali dikemukakan oleh seseorang dari Hungaria yaitu Szillard J.B. pada
Acad emy of Sciences di Paris pada tanggal 9 Maret 1914 dalam papernya yang
berjudul Sur un paratonnerre au Radium. Sejak saat itu bermacam-macam
sistem penangkal petir menggunakan unsur radioaktif dikembangkan lebih
dalam. Pada Tahun 1972, Baatz mengembangkannya dengan Americium 241 dan
tentunya melalui berbagai penelitian dengan mempertimbangkan hasil
penelitian dari Mller Hillebrand (1962) dianggap lebih tidak berbahaya
dibanding sumber ionisasi lain seperti Cobalt, Krypton, Radium dan Plutonium.
a.

Komponen Komponen

Elektrode
Udara disekeliling elektrode akan di ionisasi, akibat pancaran partikel alpa dari
isotop ( americum 241 ). Elektrode akan terus menerus menciptakan arus ion
(Min. 10 8 ion/det).

Coaxial cabel
Untuk menghindari kerusakan benda-benda akibat muatan listrik petir yang
menuju tanah maka coaxial cabel dibungkus pipa isolasi.
Metode tahanan langsung dari muatan listrik petir ke dalam tanah menyebabkan
seluruh unit mempunyai potensial yang sama dengan bumi
Sehingga benda-benda yang berada disekitar system akan aman.
Pentanahan (Grounding)
Perlu test lokasi geografis dari pentanahan untuk mendapat resistansi dibawah 5
ohm. Tahanan bumi maksimum yang terbaik untuk system grounding ini harus
lebih kecil dari 5 ohm untuk proteksi sebuah bangunan. Sedang untuk proteksi
perangkat listrik dan elektronik sebaiknya jauh dibawah resistansi 1 ohm.
b.

Cara kerja

Pada prinsipnya, sistem penangkal petir diatas sama dengan sistem penangkal
petir Franklin, hanya dikembangkan lebih lanjut yaitu dengan memperlengkapi
kepala dari batang penangkal petirnya dengan unsur radioaktif yang
memancarkan sinar alpha dengan intensitas yang cukup besar sehingga mampu
mengionisasi udara di sekitar kepala batang penangkal petir tersebut.
c.

Penggunaan

Sistem proteksi instalasi penangkal petir sistem radius lebih cocok diterapkan
pada daerah yang bangunannya agak jarang, baik dari bahan logam maupun
bukan logam. Misalnya untuk daerah yang jarang ada pemukiman penduduk dan
jarak antar bagunan cukup jauh. Instalasi penangkal petir sistem radius dapat

melindungi sambaran langsung petir terhadap bangunan dan dapat memproteksi


wilayah yang jauh lebih luas akibat serangan peitr. Instalasi penangkal petir
sistem radius ini terdiri dari sejumlah elemen, yang bekerja bersama-sama untuk
mencegah bahaya petir.
d.

Kelebihan

v Sistem ini cocok untuk bangunan tinggi.


v Satu bangunan cukup menggunakan sebuah penangkal petir.
- e.

Kekurangan

Alat proteksi disebut Preventor, yang bekerja berdasarkan reaksi netralisasi ion
dengan menggunakan bahan radio aktif. Keseluruhan kebocoran pada alat ini
dapat mengakibatkan radiasi. Oleh karena itu, alat ini dilarang.

C.

PENAGKAL PETIR ELEKTROSTATIK

Prinsip kerja penangkal petir Elektrostatik mengadopsi sebagian system


penangkal petir Radioaktif , yakni menambah muatan pada ujung finial / splitzer
agar petir selalu memilih ujung ini untuk disambar .
Perbedaan dari sisten Radioaktif dan Elektrostatik ada pada energi yang dipakai.
Untuk Penangkal Petir Radioaktif muatan listrik dihasilkan dari proses hamburan
zat beradiasi sedangkan pada penangkal petir elektrostatik energi listrik
dihasilkan dari Listrik Awan yang menginduksi permukaan bumi.

D.

PENAGKAL PETIR NEOFLASH

NeoFlash.Tz.03

NeoFlash.Tz.04

NeoFlash.Tz.05

NeoFlash.Tz.06

Mekanisme Kerja
Ketika awan bermuatan listrik melintas diatas sebuah bangunan yang terpasang
penangkal petir neoFlash, maka elektroda penerima pada bagian samping
penangkal petir neoFLASH ini mengumpulkan dan menyimpan energi listrik awan
pada unit kapasitornya . Setelah energi ini cukup besar maka dilepas dan
diperbesar beda potensialnya pada bagian Ion Generator.
Pelepasan muatan listrik pada unit Ion Generator ini di picu oleh sambaran, yakni
ketika lidah api menyambar permukaan bumi maka semua muatan listrik di
bagian ion generator dilepaskan keudara melalui Central Pick Up agar
menimbulkan lidah api penuntun keatas ( Streamer leader ) untuk menyambut
sambaran petir yang terjadi kemudian menuntunya masuk kedalam satu titik
sambar yang terdapat unit Neoflash ini.
Kerja Simultan
Pada unit Penangkal Petir NEOFLASH secara simultan bekerja bergantian dari
masing-masing unit penerima induksi , jumlahnya tergantung dari tipe dan
modelnya. Bekerjanya secara bergantian dimana bila salah satu bagian unit
melepaskan muatan ke udara / streamer maka ada bagian yang dalam proses
pengisian muatan awan.
Tentu akurasi dan kemampuan Penangkal Petir NeoFlash masih tergantung dari 2
hal pendukung instalasi, yaitu:
1. Kabel Penghantar harus minimal 50 mm
2. Grounding maksimal 5 Ohm
Bila 2 syarat pendukung ini sudah terpenuhi maka kemampuan penangkal
petir neoflash akan maksimal.

Bentuk Perlindungan Penangkal Petir NeoFLASH


Bentuk perlindungan dari penangkalpetir neoflash mirip dengan sangkar
(sebagaimana gambar terlihat) dengan tujuan semua yang berada dibawah dan
didalam sangkar akan aman dari sambaran petir langsung hal itu juga
dimaksudkan agar dapat melindungi dari segala arah.

Penangkalpetir yang biasa kita kenal adalah jenis runcing biasa dengan
kemampuan perlindungan sambaran membentuk kerucut dengan sudut 45
,Sedangkan penangkal petir elektrostatic neoFlash akan berkemampuan lebih
baik karena terminal penerima petir akan mengeluarkan lidah api keatas untuk
memberikan penuntun sambaran yang akan terjadi dari awan.
v Keunggulan
Area Perlindungan Besar
Radius yang bisa dihasilkan oleh unit head terminal penerima petir neoflash
beragam dari masing-masing tipe sebagai contoh :
* Tipe Neoflash TZ.03 Radius ideal pemasangan 87 mtr akan menghasilkan
perlindungan seluas 2,37 Ha berbentuk lingkaran.
* Tipe Neoflash TZ.06 Radius ideal pemasangan 156 mtr akan menghasilkan
perlindungan seluas 7,6 Ha berbentuk lingkaran.
Unit Terminal yang kokoh
Bebas Perawatan
Lebih Estetik
keindahan merupakan hal utama dalam sebuah kontruksi bangunan jadi dengan
pemasangan penangkal petir elektrostatik Neoflash maka cukup memasang satu
titik pengamanan untuk mengamankan areal sekitar nya.

PEMASANGAN INSTALASI PENANGKAL PETIR PADA BANGUNAN

Pemasangan Grounding
air termination

pemasangan down konduktor

STUDI KASUS
GEDUNG LABORATORIUM SAINS & TEKNIK

DESKRIPSI BANGUNAN:

pemasangan

v Gedung ini merupakan gedung kuliah yang digunakan teknik arsitektur dan
pertambangan.
v Gedung ini merupakan gedung dengan 2 lantai dan
v Menggunakan atap perisai dengan kemiringan atap 45o
v Berada di daerah yang cukup lapang sehingga membutuhkan system
penangkal petir untuk melindungi bangunan.
AKTIVITAS BANGUNAN:
Digunakan sebagai tempak kuliah
Laboratorium pertambangan & studio gambar arsitektur
Dan aktivitas ekstrakulikuler (futsal)

Bangunan ini menggunakan jenis penangkal petir jenis Sistem Faraday dapat
terlihat dengan terdapat 4 batang air terminations pada bangian atas atap
bangunan yang berfungsi sebagai sangkar penangkap aliran listrik yang
dihasilkan oleh petir.
Kodisi daerah bangunan yang luas (lapang) dan bangunan yang merupakan
bangunan 2 lantai dan memiliki luas penampang atap yang besar sangat
memungkinkan untuk terkena sambaran petir
Instalasi pada bangunan
Pembumian

BAB III
PENUTUP

A.

KESIMPULAN

Pembangunan gedung gedung baru, cenderung bertingkat sebagai solusi


karena semakin sempitnya lahan tanah. Namun disisi lain, dengan semakin
banyak berdirinya bangunan bertingkat, beberapa permasalahan mengenai
keamanan bangunan menjadi penting untuk diperhatikan, karena bangunan
bertingkat lebih rawan mengalami gangguan, baik gangguan secara mekanik

maupun gangguan alam, seperti petir. Untuk melindungi dan mengurangi


dampak kerusakan akibat sambaran petir maka dipasang sistem pengaman pada
gedung bertingkat. Sistem pengaman itu salah satunya berupa sistem penangkal
petir beserta pentanahannya.

B.

SARAN

Dalam perancangan suatu bangunan, sangat diperlukan sistem


penangkal petir, khususnya untuk bangunan yang lebih dari satu lantai. Dan
dalam pemasangan system penangkal ini perlu di perhat ikan langkah langkah
pengerjaan untuk mencegah terjadinya hal hal yang tidak diinginkan.

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Syakur, dkk.Sistem Proteksi Penangkal Petir pada Gedung Widya


Puraya.(Online).( http://www.elektro.undip.ac.id/transmisi/jun06/7, diakses
tanggal 3 April 2012 )
Alvarion.Lightning Protection.(Online),(www.buildingdesign.co.uk, diakses
tanggal
27 Maret 2012)
Herman Halomon Sinaga, dkk.Model Arrester SiC Menggunakan Model Arrester
ZnO IEEE WG 3.4.11.(Online).( http://www.petra.ac.id, diakses tanggal 27 maret ,
2012)
http://id.wikipedia.org
http://antipetir.asia
http://www.elektro.undip.ac.id
http://networking.jaringan-komputer.com/penangkalpetir.html
Penangkal Petir
November 15, 2012

Petir merupakan gejala listrik. Bila terjadi proses kondensi di angkasa dan udara
naik ke atas pada kecepatan angin tertentu akan melahirkan titik-titik air yang
bergesekan dan menimbulkan muatan listrik.
Kumulasi muatan listrik yang besar akan melahirkan medan listrik baik bagi
kumulasi electron maupun kumulasi proton.
Bumi memiliki jumlah besar electron maupun proton dan terjadilah medan listrik
yang saling tarik menarik untuk mencapai keseimbangan.
Petir pada dasarnya merupakan loncatan listrik dari awan yang bermuatan ke
bumi, dan benda-benda yang berada dipermukaan bumi berfungsi sebagai
penghantar muatan listrik ke tanah. Namun, kilat atau sambaran petir bisa
terjadi antara awan dengan awan atau awan dengan bumi.
Sambaran petir mempunyai kemampuan merusak yang sangat berat dan
merugikan bagi obyek-obyek dibumi, diantaranya adalah :
Merusak secara mekanik berupa hancurnya bangunan-bangunan tinggi maupun
bangunan-bangunan rendah
Meledakkan, membakar dan memanaskan pada pada tangki minyak atau gas
maupun bahan peledak serta kebakaran hutan
Menyebabkan tegangan induksi pada obyek sekitar karena memancarkan medan
listrik dan medan magnet yang dapat merusak perangkat elektronik baik di luar
maupun di dalam gedung.
Kematian atau cedera manusia atau makhluk hidup secara mengerikan.
Berikut ini adalah akibat dari sambaran petir :
Akibat elektrikal : terjadinya arus listrik berkekuatan tinggi dapat mencapai
ribuan ampere
Akibat Thermal : terjadinya panas sehingga dapat membakar benda-bendayang
terkena petir (pohon hangus)
Akibat Mekanikal : Terjadinya pergeseran atau pergerakan benda-benda yang
dilalui arus listrik akibat getaran, ledakan atau pemuaian.
Berikut ini adalah derah sambaran petir :
Daerah yang basah dan berair (air adalah penghantar listrik yang baik)
Daerah yang terbuka
Pohon yang tinggi
Bangunan tingi maupun rendah
Tiang listrik (tegangan tinggi, menengah atau rendah)

Gardu-gardu distribusi listrik


Untuk mencegah akibat dari samabaran petir, berikut ini adalah sistem
penangkal petir :
Sistem Franklin (system konvensional)
Sebuah batang yang runcing dari bahan cooper spit yang dipasang pada paling
atas bangunan, dan dihubungkan dengan batang tembaga menuju elektroda
tanah (mencapai permukaan air). Daerah yang dilindungi sari sambaran petir
berbentuk segitiga kerucut dengan ujung penyalur petir pada puncaknya.
Disistem ini hanya menggunakan sebuah spit pengangkal petir yang dipasang
pada tempat tertinggi.
Sistem Faraday (sangkar faraday)
Pada prinsipnya seperti franklin tetapi dibuat memanjang atau berbentuk
sangkar sehingga jangkauan lebih luas. Sistem ini dipakai pada bangunan yang
punya atap yang luas. Dalam satu bangunan menggunakan lebih dari 4 spit
sebagai penangkal petir.
Sistem Radio Aktif
Sistem ini cocok untuk bangunan tinggi. Satu bangunan cukup menggunakan
sebuah penangkal petir. Alatnya disebut Preventor, yang bekerja berdasarkan
reaksi netralisasi ion dengan menggunakan bahan radio aktif. Keseluruhan
kebocoran pada alat ini dapat mengakibatkan radiasi. Oleh karena itu, alat ini
dilararang. Sebagai gantinya ada system penangkal petir model Energi Froide
(electrostatic field) atau yang terkenal dengan EF. EF Lightning Protection System
merupakan system penangkal petir modern. Ada 3 prinsip yang sangat penting
dimiliki oleh EF :
Penyaluran arus petir yang sangat kedap atau tertutup terhadap obyek sekitar
dengan menggunakan terminal penerima dan kabel penghantar khusus yang
memiliki sifat isolasi tegangan tinggi. Menciptakan electron bebas awal yang
besar sebagai streamer emission pada bagian puncak dari system terminal.
Penggabungan EF Terminal dengan EF Carier yang memiliki isolasi tegangan
tinggi memberikan jaminan keamanan terhadap obyek yang dilindungi. Sistem
penangkal petir ini terbagi dalam 2 yaitu EF Terminal yang diletakkan dipuncak
bangunan sebagai penangkal petir dan EF Carier (kabel penghantar ) yang
masuk kedalam tanah.

Anda mungkin juga menyukai