Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

“PENANGKAL PETIR PADA BANGUNAN”

NAMA : ANDI MUCHLIS

STAMBUK : 2130205

S1-ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

KENDARI

2019
KATA PENGANTAR

Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena berkat
limpahan Rahmat dan Hidayah-Nya yang diberikan kepada kita semua penulis
dapat menyelesaikan penulisan makalah ini.

Adapun judul makalah ini adalah “PENANGKAL PETIR PADA


BANGUNAN”. Penulisan makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah
Rekayasa Thermal Bangunan.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam proses penyusunan tugas ini,


penulis pastinya menemukan tantangan maupun hambatan. Namun dengan
ketabahan hati, jiwa yang besar, dan dukungan dari berbagai pihak yang telah
memberikan arahan, saran dan bimbingannya sehingga makalah ini dapat
terselesaikan. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya
atas segala bantuannya semoga Allah SWT memberikan karuniaNya.

Kendari, 17 Oktober 2019

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
1.2. RUMUSAN MASALAH
1.2.1. Bagaimana mejelaskan pentingnya kenyamanan Thermal
pada bangunan.
1.2.2. Bagaimna menciptakan kenyaman Thermal pada bangunan.
1.3. TUJUAN
1.3.1. Untuk lebih memahami pentingnya kenyaman Thermal pada
bangunan.
1.3.2. Untuk menciptakan kenyamanan Thermal pada bangunan.

BAB II PEMBAHASAN
2.1. PENGERTIAN
2.2. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KENYAMAN
TERMAL
2.3. STANDART KENYAMANAN THERMAL
2.4. URGENSI PENERAPAN EKNYAMAN TERMAL PADA
BANGUNAN
2.5. ASPEK-ASPEK YANG MEMPENGARUHI KENYAMANAN
THERMAL PADA BANGUAN
2.6. STRATEGI DESAIN UNTUK MENCAPAI KENYAMANAN
THERMAL

BAB III PENUTUP

3.1. KESIMPULAN
3.2. SARAN

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Iklim di Indonesia memiliki 3 macam iklim yaitu iklim musim (iklim
muson), ik Pembangunan gedung–gedung baru cenderung bertingkat, hal ini
sebagai solusi semakin sempitnya lahan tanah yang ada. Namun disisi lain, dengan
semakin banyak berdirinya bangunan bertingkat, beberapa permasalahan mengenai
keamanan bangunan menjadi hal penting untuk diperhatikan, karena bangunan
bertingkat lebih beresiko mengalami gangguan, baik gangguan secara mekanik
maupun gangguan alam. Salah satu dari gangguan mekanik bisa dimungkinkan
kerobohan gedung karena kurang kokoknya bangunan, sedangkan gangguan alam
yang sering terjadi adalah terkenanya sambaran petir.

Secara geografis letak Indonesia yang dilalui garis katulistiwa


menyebabkan Indonesia beriklim tropis, akibatnya Indonesia memiliki hari guruh
rata-rata per tahun yang sangat tinggi. Dengan demikian bangunan – bangunan di
Indonesia memiliki resiko lebih besar mengalami kerusakan akibat terkena
sambaran petir. Kerusakan yang ditimbulkan dapat membahayakan peralatan serta
manusia yang berada di dalam gedung tersebut. Petir merusak struktur yang terbuat
dari bahan, seperti batu, kayu, beton dan baja yang dapat mengalirkan arus listrik
yang tinggi dari petir sehingga dapat memanaskan bahan dan akan menyebabkan
potensi kebakaran atau kerusakan berbahaya lainnya.

Untuk melindungi dan mengurangi dampak kerusakan dari sambaran petir


maka perlu dipasang sistem pengaman pada gedung bertingkat. Sistem pengaman
itu salah satunya berupa sistem penangkal petir beserta pentanahannya.

1.2. RUMUSAN MASALAH


1.2.1. Bagaimana Dampak Sambaran Petir.?
1.2.2. Mengapa Gedung Perlu Di Beri Penangkal Petir.?
1.2.3. Bagaimana Konstrukrsi Pemasangan Penangkal Petir Pada Bangunan.?
1.3. TUJUAN
1.3.1 Untuk Mengetahui Dampak Yang Ditimbulkan Dari Petir
1.3.2 Untuk Mengetahui Pentingnya Pemasangan Penangkal Petir Pada
Bangunan.
1.3.3 Untuk Mengetahui Konstruksi Pemasangan Penangkal Petir Pada
Bangunan.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. PENGERTIAN
Penangkal :Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Adalah pencegah bahaya
(bencana dsb);
Petir :Salah satau fenomena kelistrikan udara di alam. Proses terjadinya
petir akibat perpindahan muatan negatif (elektron) menuju ke
muatan positif (proton).

Bangunan : Bangunan adalah struktur buatan manusia yang terdiri atas dinding
dan atap yang didirikan secara permanen di suatu tempat. Bangunan
juga biasa disebut dengan rumah dan gedung, yaitu segala sarana,
prasarana atau infrastruktur dalam kebudayaan atau kehidupan
manusia dalam membangun peradabannya.

Sehingga dapat disimpulakan bahwa Kenyamanan Penangkal Petir Pada


Bangunan adalah suatu perangkat yang memberikan proteksi / perlindungan pada
bangunan yang di salurkan ke tanah.

Ada 2 teori yang mendasari proses terjadinya petir, diantarnya adalah;

2.1.1. Proses Ionisasi

Sambaran Petir merupakan peristiwa alam yaitu proses pelepasan muatan


listrik (Electrical Discharge) yang terjadi di atmosfer, hal ini disebabkan
berkumpulnya ion bebas bermuatan negatif dan positif di awan, ion listrik
dihasilkan oleh gesekan antar awan dan juga kejadian ionisasi ini disebabkan oleh
perubahan bentuk air mulai dari cair menjadi gas atau sebaliknya, bahkan padat (es)
menjadi cair. Ion bebas menempati permukaan awan dan bergerak mengikuti angin
yang berhembus, bila awan-awan terkumpul di suatu tempat maka awan bermuatan
ion tersebut akan memiliki beda potensial yang cukup untuk menyambar
permukaan bumi maka inilah yang disebut petir.
2.1.2. Gesekan Antar Awan

Pada awalnya awan bergerak mengikuti arah angin, selama proses


bergeraknya awan ini maka saling bergesekan satu dengan yang lainya, dari proses
ini terlahir electron-electron bebas yang memenuhi permukaan awan. Proses ini bisa
di simulasikan secara sederhana pada sebuah penggaris plastik yang digosokkan
pada rambut maka penggaris ini akan mampu menarik potongan kertas. Pada suatu
saat awan ini akan terkumpul di sebuah kawasan, saat inilah petir dimungkinkan
terjadi karena electron-elektron bebas ini saling menguatkan satu dengan lainnya.
Sehingga memiliki cukup beda potensial untuk menyambar permukaan bumi.

2.2. DAMPAK YANG DITIMBULKAN ADANYA PETIR

Selain petir dapat menyambar sebuah bangunan yang telah di lengkapi anti
petir/penangkal petir konvensional maupun elektrostatis, petir juga dapat
menyambar melalui jaringan listrik PLN yang kabelnya terbentang di luar dan
terbuka. Pada Umumnya jaringan listrik terbuka seperti ini masih ada dan di
pergunakan di beberapa negara termasuk Indonesia. Arus petir yang merusak
perangkat panel listrik bukan di sebabkan oleh sambaran petir yang menyambar
langsung ke bangunan yang telah di pasang penangkal petir atau anti petir
melainkan sambaran petir mengenai jaringan listrik PLN sehingga arus petir ini
masuk ke bangunan mengikuti kabel listrik dan merusak panel listrik tersebut.

Jadi biasanya sambaran petir mengenai sesuatu yang jauh dari bangunan
yang telah terpasang instalasi penangkal petir baik instalasi penangkal petir
konvensional maupun penangkal petir elektrostatis, hal ini sudah biasa terjadi
karena kabel distribusi PLN memakai kabel distribusi terbuka dan letaknya tinggi,
seperti yang terpasang pada jaringan listrik tegangan tinggi di Indonesia.

Untuk penanganan agar peristiwa ini tidak terjadi maka perlu sekali
jaringan listrik pada sebuah bangunan di lengkapi dengan perangkat Surya Arrester
(Pelepas tegangan lebih/over voltage). Jenis dan merk Surge Arrester ini banyak
sekali tersedia di pasaran umum, yang jelas pemasangan arrester harus di
hubungkan dengan grounding ke bumi.
2.3. BAHAYA AKIBAT SAMBARAN PETIR

2.3.1. Sambaran Petir Langsung Melalui Bangunan.


Sambaran petir yang langsung mengenai struktur bangunan rumah, kantor
dan gedung, tentu saja hal ini sangat membahayakan bangunan tersebut beserta
seluruh isinya karena dapat menimbulkan kebakaran, kerusakan perangkat
elektrik/elektronik atau bahkan korban jiwa. Maka dari itu setiap bangunan di
wajibkan memasang instalasi penangkal petir. Cara penanganannya adalah dengan
cara memasang terminal penerima sambaran petir serta instalasi pendukung lainnya
yang sesuai dengan standart yang telah di tentukan. Terlebih lagi jika sambaran petir
langsung mengenai manusia, maka dapat berakibat luka atau cacat bahkan dapat
menimbulkan kematian. Banyak sekali peristiwa sambaran petir langsung yang
mengenai manusia dan biasanya terjadi di areal terbuka.

2.3.2. Sambaran Petir Melalui Jaringan Listrik


Bahaya sambaran ini sering terjadi, petir menyambar dan mengenai
sesuatu di luar area bangunan tetapi berdampak pada jaringan listrik di dalam
bangunan tersebut, hal ini karena sistem jaringan distribusi listrik/PLN memakai
kabel udara terbuka dan letaknya sangat tinggi, bilamana ada petir yang menyambar
pada kabel terbuka ini maka arus petir akan tersalurkan ke pemakai langsung. Cara
penanganannya adalah dengan cara memasang perangkat arrester sebagai
pengaman tegangan lebih (over voltage). Instalasi surge arresterlistrik ini dipasang
harus dilengkapi dengan grounding system.

2.3.3. Sambaran Petir Melalui Jaringan Telekomunikasi


Bahaya sambaran petir jenis ini hampir serupa dengan yang ke-2 akan
tetapi berdampak pada perangkat telekomunikasi, misalnya telepon dan PABX.
Penanganannya dengan cara pemasangan arresterkhusus untuk jaringan PABX
yang di hubungkan dengan grounding. Bila bangunan yang akan di lindungi
mempunyai jaringan internet yang koneksinya melalui jaringan telepon maka alat
ini juga dapat melindungi jaringan internet tersebut.
Pengamanan terhadap suatu bangunan atau objek dari sambaran petir pada
prinsipnya adalah sebagai penyedia sarana untuk menghantarkan arus petir yang
mengarah ke bangunan yang akan kita lindungi tanpa melalui struktur bangunan
yang bukan merupakan bagian dari sistem proteksi petir atau instalasi penangkal
petir, tentunya harus sesuai dengan standart pemasangan instalasinya.

Ada 2 jenis kerusakan yang di sebabkan sambaran petir, yaitu :


 Kerusakan Thermis, kerusakan yang menyebabkan timbulnya kebakaran.
 Kerusakan Mekanis, kerusakan yang menyebabkan struktur bangunan retak,
rusaknya peralatan elektronik bahkan menyebabkan kematian.

2.4. MENGAPA GEDUNG PERLU DI BERI PENANGKAL PETIR

2.4.1. Kebutuhan Bangunan Terhadap Ancaman Bahaya Petir

Suatu instalasi penangkal petir yang telah terpasang harus dapat


melindungi semua bagian dari struktur bangunan dan arealnya termasuk manusia
serta peralatan yang ada didalamnya terhadap ancaman bahaya dan kerusakan
akibat sambaran petir. Berikut ini akan dibahas mengenai cara menentukan
besarnya kebutuhan bangunan akan proteksi petir menggunakan beberapa standart
yaitu berdasarkan Peraturan Umum Instalasi Penangkal Petir, Nasional Fire
Protection Association 780, International Electrotechnical Commision 1024-1-1.

Kebutuhan Bangunan Terhadap Ancaman Bahaya Petir Berdasarkan


Peraturan Umum Instalasi Penangkal Petir. Jenis Bangunan yang perlu diberi
penangkal petir dikelompokan menjadi :
 Bangunan tinggi seperti gedung bertingkat, menara dan cerobong pabrik.
 Bangunan penyimpanan bahan mudah meledak atau terbakar, misalnya
pabrik amunisi, gudang bahan kimia.
 Bangunan untuk kepentingan umum seperti gedung sekolah, stasiun,
bandara dan sebagainya.
 Bangunan yang mempunyai fungsi khusus dan nilai estetika misalnya
museum, gedung arsip negara.

Besarnya kebutuhan suatu bangunan terhadap instalasi proteksi petir


ditentukan oleh besarnya kemungkinan kerusakan serta bahaya yang terjadi jika
bangunan tersebut tersambar petir. Berdasarkan Peraturan umum Instalasi
Penangkal Petir besarnya kebutuhan tersebut mengacu kepada penjumlahan indeks-
indeks tertentu yang mewakili keadaan bangunan di suatu lokasi dan dituliskan
sebagai berikut;
R = A+B+C+D+E

Dari persamaan tersebut maka akan terlihat bahwa semakin besar nilai
indeks akan semakin besar pula resiko (R) yang di tanggung suatu bangunan
sehingga semakin besar kebutuhan bangunan tersebut akan sistem proteksi petir.

Bebarapa Indeks perkiraan bahaya petir di tunjukkan ke dalam tabel


berikut ini
Tabel 2.1 IndeksA : Bahaya Berdasarkan Jenis Bangunan
Penggunaan dan Isi Indeks A
Bangunan biasa yang tak perlu -10
diamankan baik bangunan maupun
isinya
Bangunan dan isinya jarang 0
dipergunakan misalnya menara atau
tiang dari metal
Bangunan yang berisi peralatan 1
sehari-hari atau tempat tinggal
misalnya rumah tinggal, industri
kecil, stasiun kereta
Bangunan dan isinya cukup penting 2
misalnya menara air, toko barang-
barang berharga dan kantor
pemerintah
Bangunan yang isinya banyak sekali 3
orang misalnya sarana ibadah,
sekolah dan atau monumen sejarah
yang penting
Instalasi gas minyak atau bensin, dan 5
rumah sakit
Bangunan yang mudah meledak dan 15
menimbulkan bahaya yang tak
terkendali bagi sekitarnya misalnya
instalasi nuklir.
sumber : Direktorat Penyelidikan Masalah Bangunan. Peraturan Umum
Instalasi Penangkal Petir untuk Bangunan di Indonesia. Hal 17.
Tabel 2.2 IndeksB : Bahaya Berdasarkan Kontruksi Bangunan
Kontruksi bangunan Indeks B
Seluruh bangunan terbuat dari logam 0
dan mudah menyalurkan listrik
Bangunan dengan kontruksi beton 1
bertulang atau rangka besi dengan
atap logam
Bangunan dengan kontruksi beton 2
bertulang, kerangka besi dan atap
bukan logam
Bangunan kayu dengan atap bukan 3
logam
sumber : Direktorat Penyelidikan Masalah Bangunan. Peraturan Umum
Instalasi Penangkal Petir untuk Bangunan di Indonesia. Hal 18.

Tabel 2.3 IndeksC : Bahaya Berdasarkan Tinggi Bangunan


Tinggi bangunan Indeks C
berdasarkan......(m)
6 0
12 2
17 3
25 4
35 5
50 6
70 7
100 8
140 9
200 10
Sumber: Direktorat Penyelidikan Masalah Bangunan. Peraturan Umum Instalasi
Penangkal Petir untuk Bangunan di indonesia hal.19
Tabel 2.4 indeks D : Bahaya Berdasarkan Situasi Bangunan
Situasi bangunan Indeks D
Di anah daar pada semua ketinggian 0
Di kaki bukit sampai % tinggi bukit atau 1
pegunungan sampai 1000 metter
Dipuncak gunung atau pegunungan yang 2
lebih dari 1000 meter
Sumber : Direktorat Penyelidikan Masalah Bangunan. Peraturan Umum
Instalasi Penangkal Petir untuk Bangunan di Indonesia. Hal 19.

Tabel 2.5 Indeks E : Bahaya Berdasarkan Hari Buruh


Hari guruh per tahun Indeks E
2 0
4 1
8 2
16 3
32 4
64 5
128 6
256 7
Sumber : Direktorat Penyelidikan Masalah Bangunan. Peraturan Umum
Instalasi Penangkal Petir untuk Bangunan di Indonesia. Hal 19.

2.4.2. Prinsip perlindungan petir

Jika kita memperhatikan bahaya yang di akibatkan sambaran petir, maka


sistem perlindungan petir harus mampu melindungi struktur bangunan atau fisik
maupun melindungi peralatan dari sambaran langsung dengan di pasangnya
penangkal petir eksternal (Eksternal Protection) dan sambaran tidak langsung
dengan di pasangnya penangkal petir internal (Internal Protection) atau yang sering
di sebut surge arrester serta pembuatan grounding sistem yang memadai sesuai
standar yang telah di tentukan.

Sampai saat ini belum ada alat atau sistem proteksi petir yang dapat
melindungi 100 % dari bahaya sambaran petir, namun usaha perlindungan mutlak
dan wajib sangat di perlukan. Selama lebih dari 60 tahun pengembangan dan
penelitian di laboratorium dan lapangan terus dilakukan, berdasarkan usaha tersebut
suatu rancangan sistem proteksi petir secara terpadu telah di kembangan oleh Flash
Vectron Lightning Protection "SEVEN POINT PLAN".
Tujuan dari "SEVEN POINT PLAN" adalah menyiapkan sebuah
perlindungan efective dan dapat di andalkan terhadap serangan petir, "Seven Point
Plan' tersebut meliputi :
 Menangkap Petir
Dengan cara menyediakan system penerimaan (AirTerminal Unit) yang
dapat dengan cepat menyambut sambaran arus petir, dalam hal ini mampu
untuk lebih cepat dari sekelilingnya dan memproteksi secara tepat dengan
memperhitungkan besaran petir. Terminal Petir Flash Vectron mampu
memberikan solusi sebagai alat penerima sambaran petir karena desainnya
dirancang untuk digunakan khusus di daerah tropis.
 Menyalurkan Arus Petir
Sambaran petir yang telah mengenai terminal penangkal petir sebagai alat
penerima sambaran akan membawa arus yang sangat tinggi, maka dari itu
harus dengan cepat disalurkan ke bumi (grounding) melalui kabel penyalur
sesuai standart sehingga tidak terjadi loncatan listrik yang dapat
membahayakan struktur bangunan atau membahayakan perangkat yang ada
di dalam sebuah bangunan.
 Menampung Petir
Dengan cara membuat grounding sistem dengan resistansi atau tahanan
tanah kurang dari 5 Ohm. Hal ini agar arus petir dapat sepenuhnya diserap
oleh tanah tanpa terjadinya step potensial. Bahkan dilapangan saat ini
umumnya resistansi atau tahanan tanah untuk instalasi penangkal petir harus
dibawah 3 Ohm.
 Proteksi Grounding Sistem
Selain memperhatikan resistansi atau tahanan tanah, material yang
digunakan untuk pembuatan grounding juga harus diperhatikan, jangan
sampai mudah korosi atau karat, terlebih lagi jika didaerah dengan dengan
laut. Untuk menghindari terjadinya loncatan arus petir yang ditimbulakn
adanya beda potensial tegangan maka setiap titik grounding harus dilindungi
dengan cara integrasi atau bonding system.
 Proteksi Jalur Power Listrik
Proteksi terhadap jalur dari power muntak diperlukan untuk mencegah
terjadinya induksi yang dapat merusah peralatan listrik dan elektronik.
 Proteksi Jalur PABX
Melindungi seluruh jaringan telepon dan signal termasuk pesawat faxsimile
dan jaringan data
 Proteksi Jalur Elektronik
Melindungi seluruh perangkat elektronik seperti CCTV, mesin dll dengan
memasang surge arrester elektronik.
2.5. KONSTRUKSI PEMASANGAN PENANGKAL PETIR PADA BANGUNAN

Penangkal petir adalah sebuah batang logam atau konduktor yang dipasang
di atas gedung dan pada perangkat listrik yang terhubung ke tanah melalui kawat,
untuk melindungi bangunan pada saat terjadi petir

2.5.1. Jenis-jenis metode penangkal petir

 Penangkal Petir Konvensional / Faraday / Frangklin


Kedua ilmuwan tersebut Faraday dan Frangklin menjelaskan sistem
yang hampir sama, yakni system penyalur arus listrik yang menghubungkan
antara bagian atas bangunan dan grounding, sedangkan sistem perlindungan
yang di hasilkan ujung penerima/splitzer adalah sama pada rentang 30 - 40
derajat. Perbedaannya adalah sistem yang di kembangkan Faraday bahwa
kabel penghantar berada pada sisi luar bangunan dengan pertimbangan
bahwa kabel penghantar juga berfungsi sebagai material penerima sambaran
petir, yaitu berupa sangkar elektris atau biasa disebut dengan sangkar
faraday.

 Penangkal Petir Radio Aktif


Penelitian terus berkembang akan sebab terjadinya petir, dan semua
ilmuwan sepakat bahwa terjadinya petir karena ada muatan listrik di awan
berasal dari proses ionisasi, maka untuk menggagalkan proses ionisasi
dilakukan dengan cara menggunakan zat berradiasi sepertiRadiun 226 dab
Ameresium 241 karena kedua bahan ini mampu menghamburkan ion
radiasinya yang dapat menetralkan muatan listrik awan. Maka manfaat lain
hamburan ion radiasi tersebut akan menambah muatan pada ujung
finial/splitzer, bila mana awan yang bermuatan besar tidak mampu di
netralkan zat radiasi kemudian menyambar maka akan cenderung mengenai
penangkal petir ini. Keberadaan penangkal petir jenis ini telah dilarang
pemakaiannya, berdasarkan kesepakatan internasional dengan
pertimbangan mengurangi zat beradiasi di masyarakat, selain itu penangkal
petir ini dianggap dapat mempengaruhi kesehatan manusia.

 Penangkal Petir Elektrostatis


Prinsip kerja penangkal petir elektrostatis mengadopsi sebagian
system penangkal petir radio aktif, yaitu menambah muatan pada ujung
finial/splitzer agar petir selalu melilih ujung ini untuk di sambar. Perbedaan
dengan system radio aktif adalah jumlah energi yang dipakai. Untuk
penangkal petir radio aktif muatan listrik dihasilkan dari proses hamburan
zat berradiasi sedangkan pada penangkal petir elektrostatis energi listrik
yang dihasilkan dari listrik awan yang menginduksi permukaan bumi.

2.5.2. Cara Pemasangan Instalasi Penangkal Petir/Anti Petir Flash Vectron

Penangkal petir Flash Vectron adalah terminal petir unggulan jenis


elektrostatik yang di desain khusus untuk daerah tropis mampu memberikan solusi
petir terbaik khususnya di Indonesia. Selain sudah melewati uji laboratorium PLN
dan laboratorium tegangan tinggi di lembaga terkait, penangkal petir Flash Vectron
juga telah di uji langsung di lapangan yang rawan akan sambaran petir.

Secara garis besar, cara pemasangan instalasi penangkal petir/anti petir


Flash Vectron sebagai berikut.

Gb.1 pemasangan grounding


Pada tahap awal pengerjaan di mulai dengan mengerjakan bagian
grounding system terlebih dahulu, dengan pertimbangan keamanan dan
kemudahan. Kemudian dilakukan pengukuran resistansi/tahanan tanah
menggunakan Earth Testermeter, apabila hasil pengukuran tersebut menunjukan <
5 Ohm maka tahapan kerja berikutnya dapat dilakukan. Seandainya hasil
resistansi/tahanan tanah menunjukan > 5 Ohm maka di lakukan pembuatan atau
penambahan grounding lagi di sebelahnya dan di pararelkan dengan grounding
pertama agar resistansi/tahanan tanahnya menurun sesuai dengan standarnya < 5
Ohm.

Gb.2 memasang kabel penyalur

Setelah selesai membuat grounding, langkah berikutnya adalah memasang


kabel penyalur (Down Conductor) dari titik grounding sampai keatas bangunan,
tentunya dengan mempertimbangkan jalur kabel yang terdekat dan hindari banyak
belokan/tekukkan 90 derajat sehingga kebutuhan material dan kualitas instalasi
dapat efektif dan efisien. Kabel penyalur petir yang biasa di gunakan antara lain BC
(Bare Copper), NYY atau Coaxial. Untuk tempat - tempat tertentu sebaiknya di beri
pipa pelindung (Conduite) dengan maksud kerapihan dan keamanan.

Gb.3 pemasangan head terminal


Bila kabel penyalur petir telah terpasang dengan rapih, maka tahap
selanjutnya pemasangan head terminal petir Flash Vectron tentunya harus
terhubung dengan kabel penyalur tersebut sampai ke grounding sistem.
BAB III
PENUTUP

3.1. KESIMPULAN

Gedung-gedung bertingkat sangat penting untuk di beri proteksi


penangkal petir, karena petir terjadi akibat adanya perpindahan muatan elektron dan
muatan proton, dan biasanya terjadi antara muatan yang ada di awan dengan muatan
yang ada di bumi. Gedung-gedung yang tinggi mengandung salah satu muatan
tersebut, Oleh sebab itu bangunan yang tinggi lebih cenderung mudah tersambar
petir.

Pada dasarnya proteksi perlindungan penangkal petir dipasang untuk


melindungi struktur bangunan atau fisik maupun melindungi peralatan pada
bangunan tersbut. "SEVEN POINT PLAN" merupaka metode perencanaan
pemasangan proteksi penangkal petir. Tujuan dari "SEVEN POINT PLAN" adalah
menyiapkan sebuah perlindungan efective dan dapat di andalkan terhadap serangan
petir, "Seven Point Plan' tersebut meliputi :
 Menangkap Petir
 Menyalurkan Arus Petir
 Menampung Petir
 Proteksi Grounding Sistem
 Proteksi Jalur Power Listrik
 Proteksi Jalur PABX
 Proteksi Jalur Elektronik

3.2. SARAN

Saat penentuan kualifikasi bangunan sebaiknya memperhitungkan jenis


bangunan,kontruksi bangunan, tinggi bangunan, situasi bangunan, dan hari
guruh.serta mempertimbangkan bahan / alat penagkat petir yang tepat pada area
sekitar bangunan, agar tidak terjadi suatu hal yang membahayakan pada masyarakat
sekitar banguanan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

https://pakarpetir.co.id/penangkal-petir/
https://id.wikipedia.org/wiki/Penangkal_petir
http://solusipetir.com/petir/bahaya-petir.html
http://riri.blueline.co.id/infra/Lightning%20Protection%20SNI%20&%20Referen
ces/SNI%2003-
70152004%20Sistem%20proteksi%20petir%20pada%20bangunan%20ged
ung.pdf
http://xa.yimg.com/kq/groups/16188850/1041303682/name/Teori+Penyalur+Petir
.pdf

Anda mungkin juga menyukai