Disusun Oleh :
Disusun Oleh :
Muhammad Fauzan Sudirman
2B D3 Teknik Listrik
321 16 036
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana Dampak dan Mekanisme Induksi Petir ?
2. Mengapa Gedung Perlu di Beri Penyalur Petir ?
3. Bagaimana Sistem Pembumian Penyalur Petir dan Cara Pemasangannya ?
4. Bagaimana Instalasi Pemasangan Penyalur Petir Pada Gedung ?
BAB II
PEMBAHASAN
Dari persamaan tersebut maka akan terlihat bahwa semakin besar nilai indeks akan
semakin besar pula resiko (R) yang di tanggung suatu bangunan sehingga semakin besar
kebutuhan bangunan tersebut akan sistem proteksi petir.
Bebarapa Indeks perkiraan bahaya petir di tunjukkan ke dalam tabel berikut ini
Tabel 2.1 IndeksA : Bahaya Berdasarkan Jenis Bangunan
Penggunaan dan Isi Indeks A
Bangunan biasa yang tak perlu -10
diamankan baik bangunan maupun isinya
Bangunan dan isinya jarang dipergunakan 0
misalnya menara atau tiang dari metal
Bangunan yang berisi peralatan sehari- 1
hari atau tempat tinggal misalnya rumah
tinggal, industri kecil, stasiun kereta
Bangunan dan isinya cukup penting 2
misalnya menara air, toko barang-barang
berharga dan kantor pemerintah
Bangunan yang isinya banyak sekali 3
orang misalnya sarana ibadah, sekolah
dan atau monumen sejarah yang penting
Instalasi gas minyak atau bensin, dan 5
rumah sakit
Bangunan yang mudah meledak dan 15
menimbulkan bahaya yang tak terkendali
bagi sekitarnya misalnya instalasi nuklir.
sumber : Direktorat Penyelidikan Masalah Bangunan. Peraturan Umum Instalasi Penyalur
Petir untuk Bangunan di Indonesia. Hal 17.
Tabel di atas hanya dapat digunakan sebagai pedoman karena tanah memiliki
lapisan dan jarang yang sama (homogen). Maka dari itu, nilai tahanannya akan sangat
berbeda-beda. Untuk mencapai nilai tahanan sebaran tersebut, tidak semua daerah bisa
terpenuhi karena ada beberapa aspek yang mempengaruhinya, yaitu:
1. Kadar air
2. Mineral/garam
Semakin asam (PH rendah atau PH<7) tanah, maka arus listrik semakin mudah
dihantarkan. Begitu pula sebaliknya, semakin basa (PH tinggi atau PH >7) tanah, maka
arus listrik sulit dihantarkan. Ciri tanah dengan PH tinggi: biasanya berwarna terang,
misalnya Bukit Kapur.
4. Tekstur tanah
Untuk daerah yang bertekstur pasir dan berpori (porous) akan sulit untuk
mendapatkan tahanan sebaran yang baik karena jenis tanah seperti ini air dan mineral
akan mudah hanyut dan tanah mudah kering.
Jadi kondisi tanah yang bagus untuk grounding adalah : tanah liat
(persawahan/ladang), tanah rawa. Untuk mengkondisikan agar tanah selalu lembab,
bisa dengan menambahkan tanah humus, garam dan areng ke sekitar elektroda yang
ditanam.
Ukuran kabel standar minimal untuk penyalur arus petir adalah 50mm, baik
BCC maupun NYY.
Sistem pembumian dapat dibuat dalam 4 bentuk, di antaranya:
Grounding system yang hanya terdiri atas satu buah titik penancapan batang
(rod) pelepas arus atau ground rod di dalam tanah dengan kedalaman tertentu (misalnya
6 meter). Untuk daerah yang memiliki karakteristik tanah yang konduktif,
biasanya mudah untuk didapatkan tahanan sebaran tanah di bawah 5 ohm dengan satu
buah ground rod. Untuk mendapatkan tahanan di bawah 0,5 Ohm, berarti perlu berapa
grounding rod ?
2. Paralel Grounding Rod (multiple grounding rod)
Jika sistem single grounding rod masih mendapatkan hasil kurang baik (nilai
tahanan sebaran >5 ohm), maka perlu ditambahkan ground rod ke dalam tanah yang
jarak antar batang minimal 3 meter dan dihubungkan dengan kabel BC/BCC. Semakin
jauh jarak antar ground rod, maka akan semakin bagus untuk fail over jika salah satu
ground rod tidak berfungsi. Penambahan ground rod dapat juga ditanam mendatar
dengan kedalaman tertentu, bisa mengelilingi bangunan membentuk cincin atau cakar
ayam. Kedua teknik ini bisa diterapkan secara bersamaan dengan acuan tahanan
sebaran/resistansi kurang dari 5 ohm setelah pengukuran dengan earth ground tester.
Satu cara yang sangat efektif untuk menurunkan tahanan tanah adalah
memperdalam elektroda. Tanah tidak tetap tahanannya dan tidak dapat diprediksi.
Maka dari itu, ketika memasang elektroda, elektroda berada di bawah garis beku
(frosting line). Ini dilakukan sehingga tahanan tanah tidak akan dipengaruhi oleh
pembekuan tanah di sekitarnya. Secara umum, menggandakan panjang elektroda bisa
mengurangi tingkat tahanan 40%.
Ada kejadian-kejadian di mana secara fisik tidak mungkin dilakukan pendalaman
batang elektroda di daerah-daerah yang terdiri atas batu, granit, dan sebagainya. Dalam
keadaan demikian, metode alternatif yang dapat digunakan adalah grounding cement.
Jika tahanan pada masing-masing ground rod belum mencapai kurang dari 5
ohm, maka harus ditambah panjangnya hingga mencapai air. Anda bisa menggunakan
jasa pengeboran untuk proses ini, karena kadang butuh kedalaman 12 meter untuk
mencapai air di bawah tanah.
Harga ground rod yang terbuat dari batang tembaga full cukup mahal, sekitar
800 ribu untuk 6 meter. Untuk menghemat, Anda bisa menggunakan pipa besi galvanis
dengan panjang 6 – 18 meter (1-3 pipa), lalu dililit dengan kabel BC sepanjang minimal
60 cm. Semakin panjang lilitannya, akan semakin bagus kontaknya dengan tanah,
sehingga semakin bagus pula tahanannya.
2. Diameter Elektroda
3. Jumlah Elektroda
4. Desain
Ada pula grounding system kompleks terdiri atas banyak batang pentanahan
yang terhubung, jaringan bertautan atau kisi-kisi, plat tanah, dan loop tanah. Sistem-
sistem ini dipasang secara khusus di substasiun pembangkit listrik, kantor pusat, dan
tempat-tempat menara seluler. Jaringan kompleks meningkatkan secara dramatis
jumlah kontak dengan tanah sekitarnya dan menurunkan tahanan tanah.
Cara Pemasangan Pembumian Penyalur Petir
Membuat grounding penangkal petir itu pekerjaan yang susah-susah gampang.
Menjadi susah jika tidak mengetahui cara membuat grounding yang benar sehingga
berfungsi dengan baik. Sebelumnya untuk mudah dipahami, grounding yaitu sebagai
media penghantar antara instrumen elektronik dengan media netral, yaitu tanah. Jadi
posisi grounding berada di tengah. Karena itu komponen dan konstruksinya harus
sesuai dan berfungsi dengan baik. Coba Anda bayangkan jika groundingnya tidak
bekerja, ini sama saja memutus rangkaian antara instrumen elektronik, dalam hal ini
penangkal petir dengan tanah sebagai media pembuangan, akan fatal sekali akibatnya!
Untuk yang paling mudah dan umum yaitu membuat grounding penangkal petir
dengan tipe pasak. Disebut seperti ini dikarenakan bentuknya seperti pasak yang
ditanam di tanah dengan posisi tegak lurus. Tipe grounding pasak cocok untuk tanah
bersedimen tanah liat dan endapan lumpur. Untuk rincian material grounding tipe pasak
ini adalah sebagai berikut :
Untuk penentuan titik grounding penangkal petir disarankan tidak terlalu jauh.
Perhatikan juga luas lokasi grounding, berhubungan dengan pekerjaan pengeboran. Hal
ini untuk lebih menghemat material kabel perhantar. Titik yang dekat lebih mudah
dijangkau dan dikenali, jangan lupa beri tanda simbol grounding.
Tetapi jika menggunakan pipa besi galvanise, maka harus dililit kabel BC
sepanjang minimal 60 cm, lebih panjang lebih bagus. Gunakan pipa galvanise
ukuran ¾”, dengan dililit kawat tembaga BC berdiamater 16 mm2. Panjang grounding
rod ini biasanya antara 1.5 m s/d 3 m. Semakin dalam semakin bagus.
5. Lakukan Pengukuran
Ukur dahulu hasil media grounding yang telah dibuat. Tentukan dan pastikan
nilainya memenuhi standar di bawah 5 ohm. Jika belum, maka buat media grounding
lagi dengan jarak minimal 3 meter, kemudian di paralel.
6. Sambungkan Dengan Instalasi Penangkal Petir
Media grounding bisa juga diaplikasikan untuk instalasi lain selain instalasi
penangkal petir, seperti instalasi listrik, mesin, arrester mengamankan induksi petir dan
lainnya. Pemilihan material di atas adalah spesifikasi standar minimum, dan pastinya
harga lebih terjangkau. Dengan dapat membuat grounding sendiri diharapkan
keselamatan manusia dan instrumen dapat di tingkatkan dan lebih baik.
1. Lakukan penggalian tanah dari titik dimana grounding menuju masing masing titik
grounding yang saling terhubung. Dan juga lakukan penggalian kearah terminal
grounding
2. Buat galian disepanjang jalur lintasan dengan kedalaman antara 50 -60 cm
3. Tarik kabel grounding melalui jalur kabel tersebut, kemudian tempatkan di bawah
galian. Pastikan panjang kabel sudah cukup hingga proses pengikatan dengan
grounding road tidak akan susah. Jangan biarkan kabel grounding berlebih.
4. Setelah semua sambungan telah di koneksi dengan sistim cadwell, berikan pipa
marking di tempat grounding rod tersebut. Gunakan pipa PVC 4 ‘’ dan ditutup dop
pipa.
5. Kemudian lakukan penimbunan tanah didaerah galian sampai ketinggian 20 cm.
Lalu padatkan. Kemudian beri tanda misalanya batu bata supaya dikemudian hari
jika ada penggalian di sepanjang areal penanaman kabel, maka kabel akan aman.
6. Setelah bata terpasang semua, kemudain timbun kembali hingga penuh. Lakukan
penimbunan hingga betul betul padat
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Gedung-gedung bertingkat sangat penting untuk di beri proteksi penyalur petir,
karena petir terjadi akibat adanya perpindahan muatan elektron dan muatan proton, dan
biasanya terjadi antara muatan yang ada di awan dengan muatan yang ada di bumi.
Gedung-gedung yang tinggi mengandung salah satu muatan tersebut, Oleh sebab itu
bangunan yang tinggi lebih cenderung mudah tersambar petir.
Pada dasarnya proteksi perlindungan penyalur petir dipasang untuk melindungi
struktur bangunan atau fisik maupun melindungi peralatan pada bangunan tersbut.
"SEVEN POINT PLAN" merupaka metode perencanaan pemasangan proteksi
penyalur petir. Tujuan dari "SEVEN POINT PLAN" adalah menyiapkan sebuah
perlindungan efective dan dapat di andalkan terhadap serangan petir, "Seven Point Plan'
tersebut meliputi :
1. Menangkap Petir
2. Menyalurkan Arus Petir
3. Menampung Petir
4. Proteksi Grounding Sistem
5. Proteksi Jalur Power Listrik
6. Proteksi Jalur PABX
7. Proteksi Jalur Elektronik
Daftar Pustaka
http://antipetir.asia/grounding/
https://purbakuncara.com/cara-pemasangan-instalasi-grounding-system-penangkal-petir/
https://khedanta.wordpress.com/2011/04/21/sistim-penangkal-petir-grounding-system-
untuk-bangunan-rumah/