Anda di halaman 1dari 8

EVALUASI SISTEM PROTEKSI PETIR

DI PT. ANGKASA PURA II (PERSERO)


BANDARA DEPATI AMIR PANGKALPINANG

M. Ikhsan Muliawan) , Ghiri Basuki Putra2) , Rudy Kurniawan)


1) Mahasiswa Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Bangka Belitung
2) Dosen Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Bangka Belitung

INTISARI
Indonesia terletak pada khatulistiwa yang mempunyai hari-guruh sangat tinggi dengan aktivitas
100 sampai 200 hari guruh per tahun. Sedangkan untuk pangkalpinang hari guruh pada tahun 2016
sebanyak 174 hari guruh. Perhitungan kebutuhan bangunan menggunakan standar PUIPP dan IEC 1024-
1-1. Sistem perancangan proteksi petir terbagi 3 yaitu : Metoda Kerucut, Sangkar Faraday Dan Bola
Bergulir. Sedangkan untuk jenisnya ada Konvensional dan Non Konvensional. Dari hasil perhitungan
mengunakan metoda bola bergulir dengan jenis terminasi udara non konvensional radius proteksi yang
didapat lebih besar dari radius proteksi yang terpasang yaitu 101 m lebih besar dari 100 m maka gedung
terminal baru bandara depati amir pangkalpinang telah terproteksi dengan 2 sistem proteksi petir non
konvensional (S 6.60 Prevectron) yang telah terpasang. Jadi setelah dialakukan pengukuran untuk nilai
Pentanahan Sistem Proteksi Petir di gedung terminal baru bandara depati amir pangkalpinang
mendapatkan nilai pentanahan yaitu rata-rata dibawah 2 ohm . Maka nilai ini sangat baik karena lebih
kecil dari nilai standar pentanahan yang telah ditetapkan oleh PUIL 2000 pasal 3.13.2.10 maksimum
bernilai 5 ohm.

Kata Kunci : Hari Guruh, PUIPP, IEC 1024-1-1, Metode Bola Bergulir, Pentanahan, Konvensional, Non
konvensional

ABSTRACT
Indonesia lies on the equator which has a very high thunder-day activity with 100 to 200 days of
thunder per year. As for Pangkalpinang thunder day in 2016 as much as 174 days of thunder. Calculation
of building requirements using PUIPP and IEC 1024-1-1 standards. The design system of lightning
protection is divided into 3, namely: Cone Method, Faraday Cage And Rolling Sphere. As for the type
there Conventional and Non Conventional. From the calculation using Rolling Sphere Method with Non
Conventional air termination type The protection radius obtained is greater than the installed protection
radius of 101 m greater than 100 m, the New Terminal Building of Depati Amir Pangkalpinang Airport
has been protected by 2 Non-Conventional Lightning Protection Systems ( S 6.60 Prevectron) that has
been installed. So after the measurement is done for the value of Grounded Lightning Protection System
at the New Terminal Building of Depati Amir Pangkalpinang Airport get the grounding value that is
average under 2 ohm. Then this value is very good because it is smaller than the value of earth standard
set by PUIL 2000 article 3.13.2.10 maximum is 5 ohm.

Keywords : Day of Thunder, PUIPP, IEC 1024-1-1, Rolling Sphere Method, Ground, Conventional, Non
Conventional

I PENDAHULUAN terdapat salah satu Bandara di Indonesia yang


bersifat domestik adalah Bandara Depati Amir
Jumlah sambaran petir dihitung dengan yang terletak di Pulau Bangka tempatnya di kota
berapa Hari Guruh yang terdengar dalam satu Pangkalpinang. Karena tingginya hari guruh
tahun dan dinyatakan dengan Hari Guruh atau dipangkal pinang sebanyak 174 hari dalam
thunderstorm days, Indonesia terletak pada setahun, maka ada baiknya untuk melakukan
khatulistiwa yang mempunyai hari-guruh sangat evaluasi pada sistem proteksi petir Bandara
tinggi dengan aktivitas 100 sampai 200 Hari Depati Amir Pangkalpinang dari bahaya
Guruh per tahun. Sedangkan untuk wilayah sambaran petir.
Bangka Belitung khususnya Pangkalpinang hari
guruh pada tahun 2016 sebanyak 174 hari Sistem proteksi petir telah diatur oleh
guruh. Di wilayah Pangkalpinang sendiri beberapa standar seperti IEC 1024-1-1 ini
merupakan standar internasional yang telah petir negatif bumi-awan dan petir positif bumi-
diakui oleh hampir semua negara, sedangkan awan. Gambaran tentang keempat jenis petir ini
diindonesia menggunakan standar SNI (Standar dapat dilihat pada Gambar 2.2.
Nasional Indonesia) 03-7015-2004 dan PUIPP
(Peraturan Umum Instalasi Penyalur Petir).
Sistem Proteksi Petri terbagi menjadi 2 yaitu,
sistem proteksi eksternal dan sistem proteksi
internal.

II LANDASAN TEORI

2.1 Proses Terjadinya Petir Gambar 2.2 Jenis-Jenis Petir Yang Melibatkan
Mengingat dimensi bumi dianggap rata Awan Dan Bumi. (a) Petir Negatif Awan Bumi;
terhadap awan sehingga bumi dan awan (b) Petir Positif Awan Bumi; (c) Petir Negatif
dianggap sebagai dua plat sejajar membentuk Bumi Awan; (d) Petir Negatif Bumi Awan
kapasitor. Jika medan listrik yang terjadi
melebihi medan tembus udara, maka akan 1. Petir awan bumi
terjadi pelepasan muatan. Terjadinya pelepasan Dalam subbab sebelumnya telah
udara inilah yang disebut petir. dijelaskan bahwa petir awan-bumi negatif
adalah jenis petir yang paling sering terjadi.
Setelah adanya peluahan di udara sekitar Subbab ini kan dijelaskan tentang karakteristik
awan bermuatan yang medan listriknya cukup petir awan-bumi negatif. Pada jenis petir ini
tinggi, terbentuk peluahan awal yang biasa arus implus peluahan petir meningkat sampai
disebut pilot leader. Pilot leader ini menetukan nilai maksimum tipikal 10 kA dalam jangka
arah perambatan muatan dari awan ke udara, waktu mikro detik dan mempunyai waktu
diikuti dengan titik-titik cahaya. punggung beberapa puluh mikro detik sebelum
akhirnya hilang secara eksponensial. Contoh
2.2 Peluahan petir tipikal untuk arus implus negatif dan positif
Peluahan ini berbentuk silinder dengan dapat dilihat pada Gambar 2.3.
diameter beberapa 10 m dan terdiri dari muatan
ruang negatif dan inti plasma tipis yang
terionisasi tinggi. Peluahaan ini tumbuh dengan
kecepatan berkisar 300km/s menuju bumi.
Bertemunya peluahan dan penangkap peluahan
menyebabkan terbentuknya peluahan utama.
Dalam hitungan 10 s.d 100 µs muatan yang
tersimpan akan dilepaskan. Gambaran proses ini Gambar 2.3 Bentuk Tipikal Arus Implus (A)
dapat dilihat pada Gambar 2.1. Negatif Dan (B) Positif

Petir awan-bumi negatif juga memiliki


sifat khusus yang tidak dijumpai pada petir
awan-bumi positif yakni sifat peluahan berantai
(multiple discharge). Fenomena ini ditunjukan
secara skematik pada Gambar 2.4

Gambar 2.1 Skematik Perkembangan Stepped


Leader Dan Penangkap Peluahan Sebuah Petir
Negatif Awan-Bumi

2.3 Jenis-jenis Petir


Gambar 2.4 Petir Awan-Bumi Negatif Berantai
Petir yang melibatkan awan-bumi ini
dapat dibagi menjadi empat jenis yakni petir Hal ini terjadi karena setelah jeda 10-100
negatif awan-bumi, petir positif awan-bumi mili detik, pada jalur petir pertama yang masih
terionisasi terbentuk stepped leader baru yang
terdorong ke bumi dari badai awan. Stepped
leader yang baru ini bergerak dengan kecepatan
lebih tinggi yakni pada kisaran 1/100 kecepatan
cahaya karena proses ini terjadi pda jalur yang
telah terbentuk yang memiliki tahanan jauh
lebih rendah. Karakteristik arus sebuah
peluahan petir awan-bumi negatif berantai dapat
dilihat pada Gambar 2.5 Gambar 2.6 Efek Sambaran Petir Terhadap
Manusia

1. Tegangan sentuh
2. Sambaran tidak langsung
3. Sambaran langsung
4. Side flash
5. Tegangan langkah

2. Terhadap bangunan
3. Terhadap jaringan dan instalasi listrik
Gambar 2.5 Karakteristik Arus Petir Awan- 4. Kerusakan akibat sambaran langsung
Bumi Negatif Berantai 5. Kerusakan akibata sambaran tidak
langsung
Pada jenis peluahan petir berantai dapat
terjadi sebuah fonomena yang disebut dengan 2.5 Frekuensi Sambaran Petir
ekor arus pada salah satu bagian petir. Pada ekor 1. Sambaran Petir Langsung
arus ini mengalir arus beberapa ratus ampere Jumlah rata-rata frekuensi sambaran petir
dalam waktu 1/10 detik. Arus inilah yang langsung pertahun (Nd) dihitung dengan
berperan besar dalam menimbulkan bahya perkalian kepadatan petirke bumi pertahun (Ng)
kebakaran. Ekor arus ini secara prinsip terjadi dan luas daerah perlindungan efektif pada
karena superposisi antara awan-bumi dan petir gedung (Ae).
bumi-awan. Nd = Ng.Ae.10−6 ........................(2.1)

2. Petir bumi-awan 2. Kerapatan sambaran petir ketanah


dipengaruhi oleh hari guruh rata-rata per tahun
Pada benda atau objek yang tinggi
di daerah tersebut. Hal ini ditunjukkan oleh
seperti menara pemancar atau diatas pucuk
persamaan berikut :
bukit dapat terjadi hal yang berlawanan dengan
Ng = 0,04 . 𝑇 1.25 .........................(2.2)
petir awan-bumi. Inisiasi peluahan leader terjadi
luas daerah yang masih memiliki angka
karena tingginya medan listrik bukan pada awan
sambaran petir sebesar Nd (Km2) persamaan
melainkan akibat dari distrosi medan sangat
berikut :
ekstrem pada puncak benda tingi yang
Ae = ab + 6h ( a + b ) + 9 πℎ2 ....
menyebabkan stepped leader tergeser ke atas
................................................................(2.3)
bersama dengan selimut muatan ke awan. Arus
mengalir dari benda berada pada kisaran 100
dimana :
ampere dalam beberapa 1/10 detik (serupa
a = panjang atap gedung (m)
dengan ekor arus petir awan-bumi). Petir bumi-
b = lebar atap gedung (m)
awan dapat diikuti oleh petir awan-bumi pada
h = tinggi gedung (m)
jalur yang dibentuk oleh petir bumi awan.
T = hari guruh per tahun
Mekanisme ini menyebabkan benda tinggi dapat
Ng = kerapatan sambaran petir ketanah
tersambar petir beberapa kali.
(sambaran/Km2/tahun)
Ae = luas daerah yang masih memiliki angka
2.4 Efek Sambaran Petir sambaran
Bagian utama kilat petir yang petir sebesar Nd (Km2)
menimbulkan kerusakan adalah sambaran balik.
Ini adalah bagian kilat, yang berupa muatan 3. Luas Daerah Proteksi
petir yang diluahkan ke bumi atau ke tanah. 𝐴𝑥 = 𝜋. 𝑟 2 .....................................(2.4)

1. Terhadap manusia
2.6 Kebutuhan Suatu Bangunan 2. Berdasarakan Standara IEC 1024-1-1
Berdasarkan Standar Kerapatan kilat petir ke tanah atau
Berikut ini akan dibahas cara penentuan kerapatan sambaran petir ke tanah rata-rata
besarnya kebutuhan bangunan akan proteksi tahunan di daerah tempat suatau struktur berada
petir menggunakan standar Peraturan Umum dinyatakan sebagai berikut :
Instalasi Penyalur Petir (PUIPP) dan
International Electrotechnical Commision (IEC) 𝑁𝑔 = 0,04. 𝑇𝑑1,25 /𝐾𝑚2 /𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 ..................(2.6)
1024-1-1.
Dimana 𝑇𝑑 adalah jumlah hari guruh
1. Peraturan Umum Instalasi Penyalur Petir per tahun yang diperoleh dari peta isokeraunik
(PUIPP) atau tabel yang dikeluarkan oleh BMKG
Besarnaya kebutuhan tersebut ditentukan
berdasarkan penjumlahan indeks-indeks tertentu 𝑁𝑑 = 𝑁𝑔. 𝐴𝑒. 10−6 /𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 ........................(2.7)
yang mewakili keadaan bangunan di suatu
Pengambilan keputusan perlu atau
lokasi dan dituliskan sebagai :
tidaknya memasang sistem proteksi petir pada
R = A+B+C+D+E ..................................(2.5) bangunan berdasarkan perhitungan Nd dan Nc
dilakukan sebagai berikut :
Dimana :
R = Perkiraan Bahaya Petir - Jika Nd ≤ Nc tidak perlu sistem
A = Penggunaan dan Isi Bangunan proteksi petir
B = Konstruksi Bangunan - Jika Nd > Nc diperlukan sistem
C = Tinggi Bangunan proteksi petir dengan efisiensi :
D = Situasi Bangunan 𝑁𝑐
E = Pengaruh Kilat 𝐸 ≥1− 𝑁𝑑
.........................................(2.8)

Dengan memperhatikan keadaan di Untuk nilai Nc mengikuti ketetapan pada


tempat yang hendak dicari tingkat resikonya dan Gambar 2.7 Grafik Nilai kritis dari efesiensi
kemudian menjumlahkan indek-indeks tersebut SPP yang dikehendaki sebagai fungsi dari Nd
maka akan diperoleh suatau perkiraan bahaya dan Nc berikut :
yang ditanggung bangunan dan tingkat
pengamanan yang harus diterapkan.

Tabel 2.1 Indek R : Perkiraan Bahaya Sambaran


Petir Berdasarkan PUIPP

R Perkiraan Pengamanan
Bahaya

Di bawah Diabaikan Tidak perlu


11

Sama Kecil Tidak perlu Gambar 2.7 Grafik Nilai kritis dari efesiensi
dengan 11 SPP yang dikehendaki sebagai fungsi dari Nd
Sedang Dianjurkan dan Nc
12
Agak Besar Dianjurkan Pada Gambar 2.7 Grafik Nilai kritis dari
13 efesiensi SPP yang dikehendaki sebagai fungsi
Besar Sangat dari Nd dan Nc.
14 Dianjurkan
Tabel 2.2 Efisiensi Sistem Proteksi Petir
Lebih dari Sangat Besar Sangat Perlu (Sumber SNI 03-7015-2004)
14

Sumber : Direktorat Penyelidikan Masalah


Bangunan Peraturan Umum Instalasi Penyalur
Petir (PUIPP) Untuk Bangunan Indonesia.
Gambar 2.10 Metoda Sistem Proteksi Rolling
2.7 Metoda Perancangan Sistem Sphere)
Proteksi Petir
1. Metoda Sistem Proteksi Kerucut
Sistem proteksi kerucut adalah metode
2.8 Sistem Proteksi Eksternal
Sistem proteksi petri eksternal menghindari
sederhana dengan membuat daerah lindung
bahaya langsung suatu samabaran petir pada
sesuai dengan konduktor tegak.(Franklin rod)
instalasi-instalasi. Sistem Proteksi Petir
Eksternal pada dasarnya terdiri dari :

1. Terminasi Udara (air terminal)


Terminasi udara adalah bagian sistem
proteksi petir eksternal yang dikhususkan untuk
menangkap sambaran petir, berupa elektroda
Gamabar 2.8 Contoh Pemasangan Finial logam yang dipasang secara tegak. Ada 2 jenis
terminasi udara Konvensional dan Non
2. Metoda Sistem Proteksi Sangkar Konvensional :
Faraday
Sangkar faraday adalah kombinasi a) Konvensional (Franklin Rod)
finial dengan hantaran turun atau struktur metal Pengaman bangunan terhadap sambaran
pada bangunan yang terhubung satu dengan kilat dengan menggunakan sistem penangkal
lainnya secara konducktif sehingga membentuk petir Franklin merupakan cara tertua namun
sangkar metal. masih sering digunakan karena hasilnya
dianggap cukup memuaskan, terutama untuk
bangunan-bangunan dengan bentuk tertentu,
seperti : menara, gereja dan bagunan-bangunan
lain yang beratap runcing. Franklin Rod
(Tongkat Franklin),

b) Non Konvensional (Early Streamer


Emission)
Gambar 2.9 Metoda Sistem Proteksi Sangkar
Faraday Sistem proteksi petir Early Streamer
Emission adalah pendekatan relative terbaru
3. Metoda bola Bergulir dalam penyelesaian masalah kerusakan instalasi
petir, yang dilengkapi dengan sistem FR. ESE
Metode rancangan yang paling umum adalah terminal udara radioaktif non
digunakan. Didasarkan pada model konvensional, tetapi banyak negara telah
electrogeometri, bola imajiner umumnya melarang hal ini, bahwasannya sumber
dengan radius 45 m digelindingkan pada radioaktif yang posisinya dekat dengan bagian
struktur, dimana semua struktur yang terkena atas terminal membahayakan kesehatan.
bola diberi finial sedangkan yang tidak terkena Peralatan ESE non radioaktif yang banyak
bola berarti terlindungi. digunakan. Radius dari proteksi, Rp dari alat
ESE bisa dicari menggunakan standar prancis
NF C 17-102.

𝑅𝑝 = √ℎ(2𝐷 − ℎ) + ∆𝐿(2𝐷 + ∆𝐿) ..........(2.9)

Dimana :
Rp = Radius dari proteksi dalam area horizontal pembumian yang mana X dan Z merupakan
dalam jarak vertical h dari ujung tipe ESE jarak elektroda dan Y’, Y dan Y” merupakan
jarak ukur dengan jarak X sampai Z. Dengan
h = Tinggi sebenarnya dari terminasi udara nilai Y’ = 52%, Y = 62% dan Y” = 72%
diatas permukaan yang akan dilindungi (h<5 m, merupakan persantase jarak ukur dari X sampai
ikuti Tabel 2.8) Z.

D = Jarak Samabaran III METODE PENELITIAN


ΔL = 106 𝑥 ∆𝑇 3.1 Langkah Penelitian
Tabel 2.3 NF C 17-102 Untuk ΔL 60 (Sember : Mulai

NF C 17-102)
Pengumpulan data
1. Denah bangunan bandara depati amir
D h 2 3 4 5 10 2. spesifikasi gedung bandara depati amir
3. spesifikasi peralatn proteksi eksternal
petir
(jarak 4. spesifikasi peralatn pentanahan
5.hari guruh selama 1 tahun (2016)
= r)

20 31 47 63 79 79 Menghitung berdasarkan kebutuhan bangunan sesuai dengan


standar
1. PUIPP
2. IEC 1024-1-1
30 34 52 68 86 88

45 39 58 78 97 99
Menghitung Tingkat Level Proteksi Dengan Metode Bola
60 43 64 85 107 109 Bergulir

Menghitung Radius Proteksi Petir


2. Down Conductor Menggunkan Persamaan 2.9

Down Conductor adalah bagian dari


sistem proteksi petir eksternal yang Mengukur Sistem Pentanahan
Menggunkan Earth Terster
menghantarkan arus yang bersumber dari
kilatan petir dari Air Terminal System ke
Earthing Termination System
Analisis Hasil Data

3. Sistem Pentanahan
Sistem pentanahan yaitu bagian dari Selesai

sistem proteksi petir eksternal yang berfungsi


untuk mengalirkan arus dari petir ke tanah. Gambar 3.2 Diagram Alir Penelitian
Ujung Down Conductor dihubungkan dengan
tahanan tanah yang besarnya maksimum 1. Melakukan pengambilan data dengan
bernilai 5 ohm sesuai dengan PUIL 2000 pasal cara observasi lapangan penelitian dan
3.13.2.10. data yang dibutuhkan antara Lain
Denah Banguan Bandara Depati Amir
a. Cara Mengkur Pentanahan Pangkalpinang, Spesifikasi Gendung
Bandara Depati Amir, Spesifiksai
Peralatan Sistem Proteksi Eksternal
Petir, Spesifikasi Peralatan Sistem
Pembumian Dan Data Hari Guruh
Selama 1 Tahun (2016) yang diambil
di stasiun BMKG pangkalpinang.
Gambar 2.11 Cara Menetukan Jarak 2. Menghitung kebutuhan bangunan
Pengukuran sesuai dengan standar PUIPP dan IEC 1024-
Gambar 2.11 Menjalaskan bagaimana 1-1. Dengan menggunakan persamaan R =
cara menentukan jarak ukur yang ideal dalam A+B+C+D+E untuk PUIPP dan persamaan
𝑁𝑐
malakukan pengukuran pentanahan atau 𝐸 ≥ 1 − 𝑁𝑑 untuk IEC 1024-1-1. Setalah
melakukan perhitungan dengan
menggunakan standar PUIPP dan IEC 1024-
1-1 maka akan diketahui kebutuhan
bangunan akan Sistem Proteksi Petir.
3. Setelah mengetahui kebutuhan
bangunan akan Sistem Proteksi Petir. Maka
lakukan perhitungan dengan menggunakan
Metode Bola Bergulir. Metode Bola Bergulir
berguna untuk mengetahui jarak Radius
Area Sistem Perancangan Proteksi Petir,
setelah mengetahui hasil jarak (D) dengan
menggunakan Metode Bola Bergulir
lanjutkan dengan menghitung luas radius
area proteksi.
4. Untuk melakukan perhitungan luas
radius area proteksi penangkal petir
menggunkan persamaan 𝑅𝑝 =
( )
√ℎ 2𝐷 − ℎ + ∆𝐿(2𝐷 + ∆𝐿) ini
merupakan persamaan ESE karena Sistem
Proteksi yang digunakan di Gedung
Terminal Baru Bandara Depati Amir
Pangkalpinang merupakan Sistem Proteksi
Non Konvensional. Setelah malakukan
perhitungan luas Radius Proteksi lanjutkan
dengan mengukur Sistem Pentanahan
menggunkan alat ukur earth tester. Setelah
memperoleh hasil pengukuran maka catat
hasil.
5. Lakukan analisa hasil data yang telah
di peroleh melalui hasil perhitungan dan
hasil pengukuran lalu bandingkan dengan
standar yang ada pada PUIIL 2000 untuk
maksimun niali Pentanahan paling besar 5
ohm, apakah sudah baik atau belum. Dan
ambil kesimpulan, jika belum sesuai standar
maka beri solusi agar sesuai dengan standar
PUILL 2000 pasal 3.13.2.10.

Anda mungkin juga menyukai