INTISARI
Indonesia terletak pada khatulistiwa yang mempunyai hari-guruh sangat tinggi dengan aktivitas
100 sampai 200 hari guruh per tahun. Sedangkan untuk pangkalpinang hari guruh pada tahun 2016
sebanyak 174 hari guruh. Perhitungan kebutuhan bangunan menggunakan standar PUIPP dan IEC 1024-
1-1. Sistem perancangan proteksi petir terbagi 3 yaitu : Metoda Kerucut, Sangkar Faraday Dan Bola
Bergulir. Sedangkan untuk jenisnya ada Konvensional dan Non Konvensional. Dari hasil perhitungan
mengunakan metoda bola bergulir dengan jenis terminasi udara non konvensional radius proteksi yang
didapat lebih besar dari radius proteksi yang terpasang yaitu 101 m lebih besar dari 100 m maka gedung
terminal baru bandara depati amir pangkalpinang telah terproteksi dengan 2 sistem proteksi petir non
konvensional (S 6.60 Prevectron) yang telah terpasang. Jadi setelah dialakukan pengukuran untuk nilai
Pentanahan Sistem Proteksi Petir di gedung terminal baru bandara depati amir pangkalpinang
mendapatkan nilai pentanahan yaitu rata-rata dibawah 2 ohm . Maka nilai ini sangat baik karena lebih
kecil dari nilai standar pentanahan yang telah ditetapkan oleh PUIL 2000 pasal 3.13.2.10 maksimum
bernilai 5 ohm.
Kata Kunci : Hari Guruh, PUIPP, IEC 1024-1-1, Metode Bola Bergulir, Pentanahan, Konvensional, Non
konvensional
ABSTRACT
Indonesia lies on the equator which has a very high thunder-day activity with 100 to 200 days of
thunder per year. As for Pangkalpinang thunder day in 2016 as much as 174 days of thunder. Calculation
of building requirements using PUIPP and IEC 1024-1-1 standards. The design system of lightning
protection is divided into 3, namely: Cone Method, Faraday Cage And Rolling Sphere. As for the type
there Conventional and Non Conventional. From the calculation using Rolling Sphere Method with Non
Conventional air termination type The protection radius obtained is greater than the installed protection
radius of 101 m greater than 100 m, the New Terminal Building of Depati Amir Pangkalpinang Airport
has been protected by 2 Non-Conventional Lightning Protection Systems ( S 6.60 Prevectron) that has
been installed. So after the measurement is done for the value of Grounded Lightning Protection System
at the New Terminal Building of Depati Amir Pangkalpinang Airport get the grounding value that is
average under 2 ohm. Then this value is very good because it is smaller than the value of earth standard
set by PUIL 2000 article 3.13.2.10 maximum is 5 ohm.
Keywords : Day of Thunder, PUIPP, IEC 1024-1-1, Rolling Sphere Method, Ground, Conventional, Non
Conventional
II LANDASAN TEORI
2.1 Proses Terjadinya Petir Gambar 2.2 Jenis-Jenis Petir Yang Melibatkan
Mengingat dimensi bumi dianggap rata Awan Dan Bumi. (a) Petir Negatif Awan Bumi;
terhadap awan sehingga bumi dan awan (b) Petir Positif Awan Bumi; (c) Petir Negatif
dianggap sebagai dua plat sejajar membentuk Bumi Awan; (d) Petir Negatif Bumi Awan
kapasitor. Jika medan listrik yang terjadi
melebihi medan tembus udara, maka akan 1. Petir awan bumi
terjadi pelepasan muatan. Terjadinya pelepasan Dalam subbab sebelumnya telah
udara inilah yang disebut petir. dijelaskan bahwa petir awan-bumi negatif
adalah jenis petir yang paling sering terjadi.
Setelah adanya peluahan di udara sekitar Subbab ini kan dijelaskan tentang karakteristik
awan bermuatan yang medan listriknya cukup petir awan-bumi negatif. Pada jenis petir ini
tinggi, terbentuk peluahan awal yang biasa arus implus peluahan petir meningkat sampai
disebut pilot leader. Pilot leader ini menetukan nilai maksimum tipikal 10 kA dalam jangka
arah perambatan muatan dari awan ke udara, waktu mikro detik dan mempunyai waktu
diikuti dengan titik-titik cahaya. punggung beberapa puluh mikro detik sebelum
akhirnya hilang secara eksponensial. Contoh
2.2 Peluahan petir tipikal untuk arus implus negatif dan positif
Peluahan ini berbentuk silinder dengan dapat dilihat pada Gambar 2.3.
diameter beberapa 10 m dan terdiri dari muatan
ruang negatif dan inti plasma tipis yang
terionisasi tinggi. Peluahaan ini tumbuh dengan
kecepatan berkisar 300km/s menuju bumi.
Bertemunya peluahan dan penangkap peluahan
menyebabkan terbentuknya peluahan utama.
Dalam hitungan 10 s.d 100 µs muatan yang
tersimpan akan dilepaskan. Gambaran proses ini Gambar 2.3 Bentuk Tipikal Arus Implus (A)
dapat dilihat pada Gambar 2.1. Negatif Dan (B) Positif
1. Tegangan sentuh
2. Sambaran tidak langsung
3. Sambaran langsung
4. Side flash
5. Tegangan langkah
2. Terhadap bangunan
3. Terhadap jaringan dan instalasi listrik
Gambar 2.5 Karakteristik Arus Petir Awan- 4. Kerusakan akibat sambaran langsung
Bumi Negatif Berantai 5. Kerusakan akibata sambaran tidak
langsung
Pada jenis peluahan petir berantai dapat
terjadi sebuah fonomena yang disebut dengan 2.5 Frekuensi Sambaran Petir
ekor arus pada salah satu bagian petir. Pada ekor 1. Sambaran Petir Langsung
arus ini mengalir arus beberapa ratus ampere Jumlah rata-rata frekuensi sambaran petir
dalam waktu 1/10 detik. Arus inilah yang langsung pertahun (Nd) dihitung dengan
berperan besar dalam menimbulkan bahya perkalian kepadatan petirke bumi pertahun (Ng)
kebakaran. Ekor arus ini secara prinsip terjadi dan luas daerah perlindungan efektif pada
karena superposisi antara awan-bumi dan petir gedung (Ae).
bumi-awan. Nd = Ng.Ae.10−6 ........................(2.1)
1. Terhadap manusia
2.6 Kebutuhan Suatu Bangunan 2. Berdasarakan Standara IEC 1024-1-1
Berdasarkan Standar Kerapatan kilat petir ke tanah atau
Berikut ini akan dibahas cara penentuan kerapatan sambaran petir ke tanah rata-rata
besarnya kebutuhan bangunan akan proteksi tahunan di daerah tempat suatau struktur berada
petir menggunakan standar Peraturan Umum dinyatakan sebagai berikut :
Instalasi Penyalur Petir (PUIPP) dan
International Electrotechnical Commision (IEC) 𝑁𝑔 = 0,04. 𝑇𝑑1,25 /𝐾𝑚2 /𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 ..................(2.6)
1024-1-1.
Dimana 𝑇𝑑 adalah jumlah hari guruh
1. Peraturan Umum Instalasi Penyalur Petir per tahun yang diperoleh dari peta isokeraunik
(PUIPP) atau tabel yang dikeluarkan oleh BMKG
Besarnaya kebutuhan tersebut ditentukan
berdasarkan penjumlahan indeks-indeks tertentu 𝑁𝑑 = 𝑁𝑔. 𝐴𝑒. 10−6 /𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 ........................(2.7)
yang mewakili keadaan bangunan di suatu
Pengambilan keputusan perlu atau
lokasi dan dituliskan sebagai :
tidaknya memasang sistem proteksi petir pada
R = A+B+C+D+E ..................................(2.5) bangunan berdasarkan perhitungan Nd dan Nc
dilakukan sebagai berikut :
Dimana :
R = Perkiraan Bahaya Petir - Jika Nd ≤ Nc tidak perlu sistem
A = Penggunaan dan Isi Bangunan proteksi petir
B = Konstruksi Bangunan - Jika Nd > Nc diperlukan sistem
C = Tinggi Bangunan proteksi petir dengan efisiensi :
D = Situasi Bangunan 𝑁𝑐
E = Pengaruh Kilat 𝐸 ≥1− 𝑁𝑑
.........................................(2.8)
R Perkiraan Pengamanan
Bahaya
Sama Kecil Tidak perlu Gambar 2.7 Grafik Nilai kritis dari efesiensi
dengan 11 SPP yang dikehendaki sebagai fungsi dari Nd
Sedang Dianjurkan dan Nc
12
Agak Besar Dianjurkan Pada Gambar 2.7 Grafik Nilai kritis dari
13 efesiensi SPP yang dikehendaki sebagai fungsi
Besar Sangat dari Nd dan Nc.
14 Dianjurkan
Tabel 2.2 Efisiensi Sistem Proteksi Petir
Lebih dari Sangat Besar Sangat Perlu (Sumber SNI 03-7015-2004)
14
Dimana :
Rp = Radius dari proteksi dalam area horizontal pembumian yang mana X dan Z merupakan
dalam jarak vertical h dari ujung tipe ESE jarak elektroda dan Y’, Y dan Y” merupakan
jarak ukur dengan jarak X sampai Z. Dengan
h = Tinggi sebenarnya dari terminasi udara nilai Y’ = 52%, Y = 62% dan Y” = 72%
diatas permukaan yang akan dilindungi (h<5 m, merupakan persantase jarak ukur dari X sampai
ikuti Tabel 2.8) Z.
NF C 17-102)
Pengumpulan data
1. Denah bangunan bandara depati amir
D h 2 3 4 5 10 2. spesifikasi gedung bandara depati amir
3. spesifikasi peralatn proteksi eksternal
petir
(jarak 4. spesifikasi peralatn pentanahan
5.hari guruh selama 1 tahun (2016)
= r)
45 39 58 78 97 99
Menghitung Tingkat Level Proteksi Dengan Metode Bola
60 43 64 85 107 109 Bergulir
3. Sistem Pentanahan
Sistem pentanahan yaitu bagian dari Selesai