Anda di halaman 1dari 34

2

3
PENGONTROLAN RISIKO
METODE KONTROL RISIKO
REKAYASA (ENGINEERING)

ADMINISTRASI WORK PRACTICE APD


HIRARKI KONTROL
SISTEM KONTROL

REKAYASA
• Eliminasi / dihilangkan EFEKTIFITAS
• Diganti / substitusi
Paling efektif
• Dipisahkan / separasi

ADMINISTRASI

WORK PRACTICE

APD
Paling tidak efektif

PENTING!
Selama masuk akal dan bisa dilakukan, turunkan tingkat resiko serendah-rendahnya
HAZARD IDENTIFICATION
RISK ASSESSMENT

Bahaya & Risiko Keselamatan:


Sumber-sumber bahaya yg dpt menyebabkan cidera manusia atau
kerusakan pada lingkungan sekitar, permesinan dan peralatan

Bahaya & Risiko Kesehatan:


Sumber-sumber bahaya yg dpt menyebabkan sakit atau gangguan
kesehatan manusia.
Pemaparan thd gas atau debu dpt berefek akut (serius & langsung) atau
kronis (jangka panjang) pd kesehatan seseorang.
HAZARD IDENTIFICATION
RISK ASSESSMENT

RIsiko Sisa/Residu
suatu resiko yang tertinggal atau masih ada
walaupun telah diupayakan untuk
menghilangkan, meminimalkan, atau
mengendalikan.

Suara Bising, Debu, Getaran,

Acceptable or Unacceptable
Tolerable or Untolerable
8
1. Engineering
2. Administrative
3. Work Practice
4. PPE
Health
Ilness/Deases

Value Incident/accident

Type:
• Biologi
Property Damage
• Fisika
Safety • Kimia
• Ergonomic
Kekerapan (F)
Keparahan (S)
• Mekanik Peluang Terjadi (P)
• Lingkungan
• Phisikososial
• Perilaku
• Kelistrikan

SMKP
TIPE BAHAYA
BAHAYA CONTOH

Biologi Micro Biologi ; Bakteri, Virus, Jamur,


Tengu (Mites)
Macro Biologi ; Serangga, Parasit,
Tumbuhan & Binatang

Fisik Suara Bising, Getaran, Pencahayaan,


Radiasi, Temperatur, Tekanan

Kimia Debu, Asap, Gas, Kabut (Aerosols), Fiber,


Fume, Uap (Vapors), B3
TIPE BAHAYA
BAHAYA CONTOH

Ergonomi Stres Fisik (Physical Stresses); Ruang sempit &


terbatas, menarik, mendorong, Canggung/aneh
(awkward) or Static Postures, overexertion,
repetitive motion,fatigue, excessive force, direct
prssure
Stres kejiwaan/Mental (Psychological Stresses);
Bosan (monotony), Terlalu berat (Overload),
Perceptual confusion

Mekanis Permesinan, Peralatan (Titik operasi, Titik jepit, Titik


geser)

11
TIPE BAHAYA
BAHAYA CONTOH

Lingkungan Kemiringan, Permukaan tidak rata, Cuaca tidak


Sekitar ramah, Berlumpur/basah, Kegelapan

Psikososial
Intimidasi, Trauma, Pola gilir kerja, Pola promosi,
Pengorganisasian kerja

Tingkah Laku
Ketidak patuhan, kurang keahlian, tugas baru/tidak
rutin, overconfident,

12
 HIRADC (Identifikasi Bahaya,
Penilaian Resiko dan Penetapan
Pengendalian Resiko) merupakan
suatu langkah awal yang sangat
mendasar dalam Manajemen Resiko
K3 yang menentukan langkah-
langkah Sistem Manajemen K3
selanjutnya.
Identify all Hazards

Evaluate the Risks

Develop Controls

Implement Controls

Review Adequacy of Control


PEKERJA RESIKO TINGGI
❑ Pekerja dengan ketidakmapuan
❑ Pekerja dengan usia muda
❑ Pekerja baru
❑ Ibu sedang mengandung
❑ Pekerja tidak berpengalaman
❑ Personil yang immune-compromised (penderita HIV)
❑ Personil dengan kondisi kesehatan khusus (penderita asma)
❑ Personil yang dalam pengobatan khusus

16
Nomor Formulir :

Contoh SHE/07/F-001
Halaman :
1/2
RISK PROFILE / PROFIL RISIKO
Section / Jumlah
: :
Departemen Personel
Penanggung
Area/Unit/Proyek : :
Jawab
Tanggal Penilaian : Tim Review :
Tanggal
:
Review
IDENTIFIKASI BAHAYA PENILAIAN RISIKO
Kondi Penilaian
Pengendalian Risiko Sisa
si Sumber Bahaya, Risiko
Proses, Produk Potensi Risiko/ yang dimiliki Tingkat
No. R,NR, Tindakan Bahaya Potensi Bahaya
dan Jasa Sakit Penyakit saat ini (jika Risiko
N,AN, atau Kondisi Bahaya L S RN L S RN
ada)
E
MERUMUSKAN PENILAIAN RESIKO
SEMUA BAHAYA HARUS DI RUMUSKAN DAN DIHITUNG RESIKONYA
TENTUNYA DENGAN MEMPERTIMBANGKAN SEMUA PENGENDALIAN
YANG SUDAH ADA DI AREA MASING-MASING.

SEMAKIN LENGKAP DAN SEMAKIN BAIK PENGENDALIAN YANG SUDAH


ADA, TENTUNYA AKAN SEMAKIN KECIL KEMUNGKINAN, KEPARAHAN
SERTA RESIKO YANG MUNGKIN TERJADI.
Likelyhood (Kemungkinan Terjadi)
DESCRIPTOR DESCRIPTION

1. Rare / Jarang Sekali → Terjadi hanya dalam keadaan-


keadaan tertentu saja
2. Unlikely / Kecil Kemungkinan → Terjadi sekali-sekali saja

3. Possible / Mungkin Terjadi → Bisa terjadi sewaktu-waktu

4. Likely / Sangat Mungkin → Sangat mungkin terjadi dalam


berbagai kondisi
5. Almost Certain / Hampir → Hampir selalu terjadi setiap
selalu terjadi saat
Severity (Keparahan)

DESCRIPTOR DESCRIPTION

1. Insignificant / Tidak Signifikan → P3K

2. Minor (Minor) → Penanganan Medis

3. Moderate (Menengah) → Kehilangan Hari Kerja

4. Major (Berat) → Bisa berakibat cacat

5. Catastrophic (Fatal) → Meninggal Dunia


Risk Diagram – Severity vs Likelyhood
Severity
1 ( Insignificant - 3 ( Moderate - 5 ( Catastrophic -
2 ( Minor - Rendah ) 4 ( Major - Besar )
Sangat Rendah ) Sedang ) Sangat Besar )
likelyhood

1 ( Rare/Sangat Jarang ) Low Low Low Low Moderate

2 ( Unlikely / Jarang ) Low Low Moderate Moderate High

3 ( Moderate / Sedang ) Low Moderate Moderate High High

4 ( Likely / Mungkin Terjadi ) Low Moderate High High Extreme

5 ( Almost certain / Terjadi ) Moderate High High Extreme Extreme


Severity (Keparahan) vs Likelyhood (Keseringan)

LEVEL ACTION / CONTROL

 Low Risk → Tidak diperlukan kontrol tambahan


Diperlukan monitoring agar kontrol yang
ditetapkan dapat di ‘maintain’
 Moderate → Dikendalikan dengan monitoring yang
spesifik atau membuat prosedur
 High → Diperlukan tanggungjawab spesifik
Manajemen dan tindakan tepat & cepat
→ Diperlukan tindakan sangat segera
 Extreme
HIRARKI KONTROL
SISTEM KONTROL

REKAYASA EFEKTIFITAS
• Eliminasi / dihilangkan
Paling efektif
• Diganti / substitusi
• Dipisahkan / separasi

ADMINISTRASI

WORK PRACTICE

APD
Paling tidak efektif

PENTING!
Selama masuk akal dan bisa dilakukan, turunkan tingkat resiko serendah-rendahnya
HIRARKI KONTROL RISIKO

1. Primary/Engineering Control;
meliputi Prosedur lockout , perubahan proses atau
peralatan, mengurangi penggunaan zat berbahaya, alat
peringatan, dsb.

TIPE KONTROL
1. Mensubtitusi dgn proses yang kurang bahaya;
2. Mengganti proses untuk mengurangi pemaparan;
3. Menutupi/melindungi proses sehingga efek bahaya tdk tertranformasi ke
pekerja;
4. Menggunakan ventilasi isap (exhaust) secara lokal atau umum untuk
mengurangi konsentrasi agent yang berbahaya di udara;
5. Mengatur banyaknya getaran yang timbul sehingga kebisingan dan trauma
ke badan dpt dikurangi.
24
HIRARKI KONTROL RISIKO

Contoh kontrol
1. Memasang peredam suara di sekeling peralatan yg bising
2. Memasang pelindung (guards) di sekeliling pinch point & rotating
couplings.
3. Merelokasi katup (valves) switches and shutdown devices dari area
yang berbahaya.
4. Memasang pelindung lampu pada mesin-mesin di tempat-tempat
pemuatan.

25
HIRARKI KONTROL RISIKO

2. Secondary/Administrative Control;
Variasi proses manajemen dpt untuk mengendalikan
pengaruh bahaya seperti: Pemilihan staff, Pembatasan
jam kerja, program pemeliharaan, prosedur pembelian.

Contoh kontrol
1. Mengendalikan jalan masuk dari peninjau/ pengamat dan orang
lainnya ke area kerja
2. Mengontrakan pekerjaan kepada kontraktor yang
ahli/berpengalaman dgn bukti-bukti kesuksesan.
3. Mendaftr ulang pelepasan bahaya ke suatu waktu/masa ketika
lebih sedikit pekerja di lapangan dengan demikian mengurangi
potensi untuk pekerja terpapar.
26
HIRARKI KONTROL RISIKO

3. Tertiary Control methods/ Work Practice


Langkah ketiga ini merupakan agak sedikit langkah akhir dan tidak
memberikan tingkat kepastian yg tinggi bahwa bahaya akan dpt
terkendali seluruhnya.
Tipe kontrol ini berhubungan dengan ringan dan Resiko Sisa
(Minor & Residual Risk).
Kontrol disini termasuk praktek kerja sesuai dengan prosedur yang
tepat dan pelatihan (training) untuk memastikan bahwa para
pekerja mengetahui: bagaimana mengenal dan menghindari
bahaya kesehatan apabila mungkin.

27
HIRARKI KONTROL RISIKO

3. Tertiary Control methods/ Work Practice

Contoh kontrol
1. Merevisi langkah-langkah kerja pada prosedur kerja
2. Mengurangi penggunaan tenaga fisik dalam setiap langkah kerja.
3. Mengubah syarat-syarat kepegawaian/ ketenaga kerjaan
4. Mengidentifikasi dan memberikan/menyediakan peralatan baru
yang lebih baik.
5. Membuat tempat kerja yang lebih aman.

28
HIRARKI KONTROL RISIKO

4. Alat Pelindung Diri (APD)


APD tidak pernah menjadi kebijakan yang pertama atau
kedua dalam kontrol bahaya di tempat kerja.

Bahaya harus dihilangkan dengan kebijakan kontrol


pertama, kedua, dan ketiga sedangkan PPE digunakan
sebagai suatu kemungkinan/kebetulan dari metode kontrol
langkah terakhir.

29
BAGAIMANA MENILAI RISIKO

1 Identifikasi seluruh operasi

Identifikasi bahaya /resiko masing-


2 masing operasi

Identifikasi bahaya masing-masing


3 tugas

Identifikasi pengaruh potensial


5 personil/pribadi
BAGAIMANA MENILAI RISIKO

5 Identifikasi Tindakan pengendalian saat


ini.

Tentukan Apakah pengendalian saat


6 ini Memadai

Tentukan Tindakan Pengendalian


7 lanjutan yg tepat

Kembangkan Action Plan untuk


8 Implementasi Tindakan Kontrol
PENGKAJIAN/PENILAIAN ULANG

Perubahan operasi

Perubahan personil Dapat timbul


bahaya baru
Perubahan peralatan dll

Pengkajian / penilaian ulang menjadi kebijakan yang baik


apabila dilakukan secara tetap, misal setahun sekali
KLASIFIKASI RISIKO
KELAS TINGKAT CIDERA/KERUSAKAN/KERUGIAN

A Fatal, Cacat Tetap, Hilang Bagian Tubuh, Kebakaran/ Kerusakan


MAJOR Alat atau Properti >Rp 50 juta, Hilang Produksi >Rp 40 juta,
Sengketa Lingkungan >Rp 50 juta (Segera No delay)

B Cidera Berat, Cacat Sementara, kebakaran/kerusakan Alat atau


SERIUS property <Rp 50 juta, Hilang Produksi <Rp 40 juta, Sengketa
Lingkungan <Rp 50 juta (Komplit dlm 1 minggu)

C Cidera Ringan, Sakit Jabatan (Ossupational Illness),


MINOR Kebakara/Kerusakan Alat atau Properti <Rp 15 juta, Hilang
Produksi <Rp 10 juta, Sengketa Lingkungan <Rp 15 juta. (OK
dlm 1 bulan)

Klasifikasi risiko ditentukan oleh masing-masing perusahaan


34

Anda mungkin juga menyukai