Anda di halaman 1dari 27

Bab 6

GANGGUAN KILAT PADA SALURAN


UDARA TEGANGAN MENENGAH

6.1 PENDAHULUAN

Gangguan kilat akibat sambaran tidak lansung atau sambaran indukasi pada
saluran udara tegangan menengah (SUTM) tidak boleh diabaikan. Justru gangguan kilat
akibat sambaran induksi ini lebih banyak dibandingkan dengan gangguan kilat akibat
sambaran langsung. Hal tersebut disebabkan oleh dua hal:
a. Karena tingkat ketahanan implus isolasi V50% dari isolator SUTM relative rendah.
Misalnya isolator 20 kV mempunyai ketahanan implus isolasi V50% = 160 kV dan
ini rendah.
b. Karena luasnya daerah sambaran induksi, jadi jumlah sambaran kilat induksi juga
jauh lebih banyak dibanding dengan jumlah sambaran langsung.

Bila besar surja tegangan yang timbul menyamai atau melebihi ketahanan
implus isolasi isolator (V50%) maka diasumsikan terjadi lompatan api pada isolator, dan
selanjutnya tergantung dari besar probalitas peralihan dari lompatan api menjadi busur
api diperoleh jumlah gangguan saluran.

Gangguan kilat pada saluran udara tegangan menengah dibedakan menjadi dua
macam gangguan menurut cara terjadinya sambaran, yaitu sambaran kilat langsung dan
sambaran kilat tidak lansung atau sambaran induksi. Sebagaimana diketahui panjang
gawang saluran udara tegangan menengah berkisar antara 40 sampai 80 meter, tetapi
pengetahanan tiang dilakukan selang 3 sampai 4 gawang, yaitu untuk saluran dengan
kawat tanah atau kawat netral. Jadi sambaran langsung dianggap semua pada tiang, baik
pada tiang yang diketanahkan maupun pada tiang yang tidak diketanahkan dengan
jumlah sambaran dianggap sama.

Jadi jumlah gangguan pada saluran tegangan menengah dapat dituliskan sebagai :
N0 = Ni + Nt 6.1
Dimana, :
No = jumlah gangguan kilat,
Ni = jumlah gangguan akibat sambaran induksi.
Nt = jumlah gangguan akibat sambaran langsung

Erhaneli/TE/2018 95
6.2 Gelombang berjalan dan Proteksi Surja
6.2.1 Sambaran Langsung

Yang dimksud dengan sambaran langsung adalah apabila kilat menyambar


langsung pada kawat fasa (untuk saluran tanpa kawat tanah) atau pada kawat tanah
(untuk saluran dengan kawat tanah). Pada saluran udara tegangan menengah
diasumsikan bahwa pada saluran dengan kawat tanah tidak ada kegagalan perisaian.
Pada waktu kilat menyambar kawat tanah atau kawat fasa akan timbul arus besar
dan sepasang gelombang berjalan yang merambat pada kawat. Arus yang besar ini
dapat membahayakan peralatan-peralatan yang ada pada saluran. Besarnya arus atau
tegangan akibat sambaran ini tergantung pada besar arus kilat, waktu muka dan jenis
tiang saluran. Oleh karena saluran tegangan menengah tidak begitu tinggi di atas tanah,
maka jumlah sambaran langsung pun rendah. Makin tinggi system tinggi tiangnya, dan
makin besar jumlah sambaran ke saluran itu.

6.2.2 Sambaran Tidak Langsung atau Sambaran Induksi

Bila terjadi sambaran kilat ke tanah di dekat saluran maka akan terjadi fenomena
transien yang diakibatkan oleh medan elektromagnetis dari kanal kilat. Fenomena kilat
ini terjadi pada kawat pengantar. Akibat dari kejadian ini timbul tegangan lebih dan
gelombang berjalan yang merambat pada kedua sisi kawat di tempat sambaran
berlangsung.
Fenomena trasien pada kawat berlangsung hanya dibawah pengaruh gaya yang
memaksa muatan-muatan bergerk sepanjang hantaran. Atau dengan perkataan lain
trasien dapat terjadi di bawah pengaruh komponen vector kuat medan yang berarah
sejajar dengan arah pengantar. Jadi bila komponen vector dari kuat medan berarah
vertical, dia tidak akan mempengaruhi atau menimbulkan fenomena trasien pada
pengantar.

Lebar bayang-bayang listrik di bawah saluran atau disebut “ Daerah Perisaian


dan khususnya untuk saluran tegangan menengah diberikan dalam Gambar 6.1, lebar
bayang-bayang listrik deberikan pada persamaan berikut :

W = ( b + 4 h1,09) meter 6.2

Di luar daerah perisaian ini kilat dianggap menyambar langsung ke tanah atau sambaran
induksi. Pada pasal-pasal berikut akan dibahas sambaran kilat tidak langsung atau
sambaran induksi dan sambaran kilat langsung pada berbagai jenis saluran tegangan
menengah.

Erhaneli/TE/2018 96
Gambar 6.1 : Lebar bayang – bayang listrik

a. Saluran udara tanpa kawat tanah


b. Saluran udara dengan kawat netral n ( b = 0)
c. Saluran udara dengan satu kawat tanah ( b = 0)
W = lebar bayangan listrik

6.3 Perhitungan Gangguan Kilat Akibat Sambaran Induksi

Telah banyak dilakukan perhitungan-perhitungan teoritis maupun percobaan-


percobaan dalam hubungan dengan tegangan induksi akibat sambaran kilat tidak
langsung atau sambaran induksi. Pada tahun 1908 K.W. Wagner merupakan orang
pertama melakukan penyelidikan teoritis mengenal tegangan induksi kilat pada saluran
transmisi. Ia mendapatkan bahwa tegangan induksi pada saluran diberikan oleh
perkalian antara tinggi kawat di atas tanah dengan kuat medan listrik penginduksi
(Inducing Electrin Field) sebelum terjadinya pelepasanmuatan kilat. Pada teorinya itu
Wagner menganggap bila muatan awan hilang secara tiba-tiba maka muatan induksi
akan bebas bergerak pada saluran sebagai gelombang berjalan.
Bewly (1992) menyempurnakan teori Wagner di atas dengan memperhitungkan
kenyataan bahwa medan penginduksi tidak dapat hilang secara tiba-tiba, akan tetapi
mempunyai penurunan yang terbatas. Hal ini menyatakan bahwa gelombang berjalan
menjadi lebih panjang pada waktu yang sama ketika amplitudonya semakin berkurang.
Suatu sumbangan yang menarik diberikan untuk pertama kalinya oleh Aigen pada

Erhaneli/TE/2018 97
tahun 1935, di mana diperhitungkan pengaruh induksi dari jalan kilat (lightning path)
vertical dari sambaran kilat ketanah.
Pada tahun 1942, Wagner dan Mc Cann menerbitkan makalah yang mendasar
dari konsepsi modern dari sifat tegangan lebih induksi akibat sambaran tidak langsung.
Dalam makalah tersebut dikemukakan pengaruh muatan dan arus dalam kanal kilat
selama sambaran balik (retrn Stroke) dan bahwa medan dari jalan kilat lebih
berpengaruh. Ditekankannya bahwa hanya selama sambaran balik akan terjadi
tegangan tegangan induksi yang tinggi. Pada tahun 1948 Szpor menghitung tegangan
induksi yang diakibatkan oleh sambaran vertical dengan memperhitungkan induksi
elektromagnetis dan elektrostatis, akan tetapi dia memecahkan problema ini sebagai
kuasi-stasioner dan hasilnya hanya berlaku di dekat sambaran kilat. Hasil perhitungan
tegangan induksi yang diperolehnya mempunyai harga yang sama dengan yang
diperoleh Wagner dan Mc Cann.
Penyelidik-penyelidik lain yang telah memberikan perhatian kea rah ini, antara
lain adalah Golde (1954), Lundholm (1955) dan Rusck (1958). Mereka telah melakukan
penyempurnaan-penyempurnaan pada teori-teori sebelumnya.
Dalam pembahasan dibawah ini akan diberikan teori yang dikemukakan oleh
Rusck25. Rusck dalam teorinya memperhitungkan potensi scalar dan potensial vector
untuk menghitung tegangan induksi. Teori Rusck itu tidak diberikan secara rinci disini,
tetapi hanya rumus-rumus terakhir yang memberikan besar tegangan induksi pada
saluran akibat sambaran tidak langsung.

6.3.1 Tegangan Induksi Pada Saluran Akibat Sambaran Induksi

Untuk dapat menghitung tegangan lebih pada saluran akibat sambaran induksi
terlebih dahulu diketahui medan elektromagnetis dari sambaran induksi terlbih dahulu
harus diketahui medan elektromagnetis dari sambaran kilat. Arus kilat pada tanah
mempunyai waktu muka yang kecil dan ekor yang panjang. Selama proses pelompatan
kepala (stepped leader) suatu muatan qo telah terdistribusi secara merata sepanjang
kanak kilat (lightning channel). Kemudian sambaran balik yang berupa surja arus
dengan bentuk fungsi langkah (stepped function) akan bergerak ke atas dengan
kecepatan sama dengan kecepatan sinar dan menetralkan muatan yang ada pada kanal
kilat. Bila waktu muka dari arus kilat tidak diperhatikan pendekatan ini dapat
digunakan untuk bagian bawah dari kanal kilat, dimana variasi muatan dan kecepatan
pada ketinggian di atas permukaan tanah dapat diabaikan.
Hubungan antara arus Io dan muatan qo adalah :
Io = c qo 6.3
Dimana :
Io = harga puncak arus kilat selama sambaran balik
C = kecepatan merambat sambaran balik
q0 = muatan listrik pada lintasan kilat persatuan panjang.

Erhaneli/TE/2018 98
Dengan bantuan persamaan Maxwell, Rusck telah menurunkan berat potensial
scalar penginduksi (penurunanya secara rinci dari persamaan itu adalah di luar ruang
lingkup dari buku ini jadi tidak diberikan disini) adalah,

1 1
𝑉𝑖𝑛𝑑 = 2 𝑍0 𝐼0 ℎ (𝑐0 /𝑐) [ ] 6.4
√(𝐿2 +𝑟02 ) √(𝑐𝑡)2 +{1−(𝑐0 /𝑐)2 }𝑟0

Dimana :
1 1 1,26 𝑥10−6
𝑍0 = 4𝜋 (𝜇0 /𝜖0 )1/2 = (8,84 𝑥 10−12 ) = 30 𝑜ℎ𝑚 6.5
4𝜋

h = tinggi kawat di atas tanah


Co = Kecepatan Merambat sinar
C = Kecepatan merambat sambaran balik
L = Panjang total jalan kilat
ro = Jarak antara kawat dengan sambaran kilat
t = waktu
Juga telah diturunkannya besar potensial vector penginduksi
𝜕𝐴𝑖𝑛𝑑 1
ℎ = 2 𝑍0 𝐼0 (𝑐/𝑐0 )ℎ [ ] 6.6
𝜕𝑡 √(𝑐𝑡)2 +{1−(𝑐/𝑐0 )2 }𝑟0
Dari persamaan (6.4) dan (6.6) diperoleh harga gelombang tegangan induksi untuk
masing-masing komponen, yaitu :

𝜕𝐴 𝑖𝑛𝑑
𝑉1 = 𝑉𝑖𝑛𝑑 (𝑥) + 1/2 ℎ 𝜕𝑡

𝜕𝐴 𝑖𝑛𝑑
𝑉2 = 𝑉𝑖𝑛𝑑 (−𝑥) + 1/2 ℎ 6.7
𝜕𝑡

𝑐 𝑐0 𝑡−𝑥 𝑥+ (𝑐/𝑐0 )2 (𝑐0 𝑡−𝑥)


Atau 𝑉1 = 𝑍0 𝐼0 ℎ (𝑐 ) { 𝑐 2
}𝑥{ }
0 𝑦 2 +( ) (𝑐0 𝑡−𝑥)2 √(𝑐/𝑐0 )2 (𝑐0 𝑡)2 + (1−(𝑐/𝑐0 )2 )(𝑥 2 +𝑦 2 )
𝑐0

𝑉2 = 𝑉1 (−𝑥) 6.8

Jadi jumlah gelombang tegangan induksi akibat sambaran kilat lansung adalah :
V = V1 + V2 6.9
Dalam persamaan (6.8)
X = kordinat sepanjang kawat ; x= 0 adalah titik yang terdekat dengan
sambaran kilat
Y = jarak kawat dengan sambaran kilat vertical

Pada titik x= 0 , yaitu titik terdekat ke sambaran , maka setelah subsitusi dalam
persamaan (6.8) dan (6.9), dan mengingat c/co kecil, diperoleh harga maksimum.
𝑍0 𝐼0 ℎ 1 𝑐 1
𝑉0,𝑚𝑎𝑥 = (1 + . 1/2 ) 6.10
𝑦 √2 𝑐0 1
(1− (𝑐/𝑐0 )2 )
2

Erhaneli/TE/2018 99
Harga c/c0 = 0,1 sampai 0,5. Jadi :

𝑍0 𝐼0 ℎ
𝑉0,𝑚𝑎𝑥 = (1,07 − 1,38) 6.11
𝑦

Dari persamaan (6.10) nyata kelihatan bahwa tegangan induksi itu tidak begitu
tergantung pada kecepatan merambat dari sambaran balik kilat. Tegangan induksi pada
saluran di titik yang jauh dari sambaran, yaitu bila diisiskan x = ± ∞
Bila harga ini diisikan dalam persamaan (10.8) dan kemudian dihitung tegangan induksi
maksimum pada titik terjauh itu diperoleh,

𝑍0 𝐼0 ℎ 30𝐼0 ℎ
𝑉𝑖 = 𝑉∞,𝑚𝑎𝑥 = = 6.12
𝑦 𝑦

Selanjutnya dalam perhitungan-perhitungan, sebagai tegangan induksi akibat gambaran


induksi digunakan tegangan induksi yang diberikan oleh persamaan (6.12). Dari
persamaan (6.12) terlihat bahwa harga maksimum tegangan induksi tidk tergantung lagi
pada kecepatan merambat dari sambaran balik kilat.

6.3.2 Pengaruh Kawat Tanah Terhadap Tegangan Induksi

Dalam menghitung pengaruh kawat tanah terhadap tegangan induksi


diperkenalkan Faktor Perisaian (FP) yang didefenisikan sebagai hasil bagi tegangan
induksi dengan kawat tanah dan tegangan induksi tanpa kawat tanah.
Kawat tanah ideal adalah kawat tanah yang mempunyai titik pengetanahan pada
setiap titik sepanjang kawat tanah, sehingga potensialnya sepanjang kawat adalah nol.
Pada kenyataannya tidak ada kawat ideal, jadi kawat tanah itu mempunyai beda
tegangan tertentu terhadap tanah.

Gambar 6.2.

Erhaneli/TE/2018 100
Pada pasal ini di bahas keadaan dengan satu kawat tanah dan tahanan kontak
tiang sebesar R, Gambar 6.2. Diasumsikan bahwa tidak terjadi pantulan pada ujung
saluran. Bila gelombang tegangan yang timbul pada kawat 2 ( kawat tanah) sebelum
diketanahkan adalah V2, maka arus yang melalui impedansi setelah diketanahkan
dengan tahanan R adalah,
𝑉
𝐼2 = 𝑅+ (𝑍2 6.13
22 /2)
Dimana :
V2 = tegangan induksi pada kawat 2 sebelum diketahankan
Z22 = impedansi surja kawat 2,
R = tahanan kontak ke tanah
I2 = arus yang mengalir pada hubungan ke tanah
Arus ini memberikan kenaikan pada gelombang tegangan pada kawat fasa 1 sebesar ∆
V2 yaitu :
𝐼 𝑍
∆𝑉2 = 𝑍12 (− 22 ) = − 2𝑅+ 𝑍12 6.14
22 𝑉3
Dimana :
Z12 = impendasi surja bersama kawat tanah dengan kawat fasa.

Jadi besar tegangan pada kawat fasa 1 setelah kawat tanah 2 diketahankan,
𝑉1′ = 𝑉1 + ∆𝐹2
atau
𝑍12
𝑉1′ = 𝑉1 − 6.15
2𝑅+ 𝑍22 𝑉3

Jadi Faktor Perisaian (FP) adalah,


𝑉1′ 𝑍
𝐹𝑃 = = 1 − 2𝑅+ 𝑍12
𝑉1 22 𝑉3
Dimana :
V’1 = tegangan induksi pada kawat 1 setelah kehadiran kawat tanah 2.
V1 = tegangan induksi pada kawat 1 sebelum kehadiran kawat tanah 2.

Karena tegangan induksi sebelum diketahankan sebanding dengan tinggi kawat di atas
tanah, atau (V2/ V1) = ( h2 / h1), maka Persamaan (6.15) menjadi,
𝑍 ℎ2
𝐹𝑃 = 1 − 2𝑅+ 𝑍12 6.16
22 𝑉3 ℎ1

dan Persamaan (6.16) menjadi,


𝑍 ℎ2
𝑉1′ = (1 − 2𝑅+ 𝑍12 ) 𝑉1 6.17
22 𝑉3 ℎ1

Dalam Persamaan (6.16 dan (6.17)


h1 = tinggi rata – rata kawat fasa 1 di atas tanah
h2 = tinggi rata – rata kawat tanah 2 di atas tanah

Erhaneli/TE/2018 101
Pada saluran fasa tiga dengan empat kawat, yaitu tiga kawat fasa dan satu kawat
netral, dan tidak ada kawat tanah, maka pengaruh kawat netral itu terhadap tegangan
induksi pada kawat fasa. Dalam hal ini tinggi kawat netral di tanah h2 lebih rendah dari
tinggi kawat fasa h1, jadi besar factor perisain lebih besar disbanding dengan factor
perisaian dari saluran dengan kawat tanah.
Ada kalanya kawat netral itu dipasang di atas kawat fasa, sama seperti
kedudukan kawat tanah. Dalam hal ini factor perisaian akan lebih kecil, jadi lebih baik.
Tetapi dengan memasang kawat netral yang dipasang dibawah kawat fasa akan
mempertinggi tiang dan dengan demikian akan memperbesar jumlah sambaran
langsung.
Bila disamping kawat netral yang dipasang di bawah kawat fasa ada kawat tanah
yang dipasang di atas kawat fasa, persamaan (6.15) tetap dapat digunakan. Dalam hal
ini Z1 2 dan Z 22 harus dihitung untuk kawat gabungan kawat tanah dankawat netral
dengan tinggi ekivalen dari kawat gabungan itu.

6.3.3 Perhitungan Jumlah Gangguan Kilat Akibat Sambaran Induksi

Pandanglah suatu kawat setinggi h di atas tanah. Misalkanlah suatu gambaran


kilat vertical menyambar tanah pada jarak y dari kawat, Gambar 6.3. besar tegangan
induksi pada kawat telah diberikan oleh Persamaan (6.12).
30𝐼0 ℎ
𝑉𝑖 = 6.18
𝑦
Dimana :
Vi = tegangan induksi pada kawat, kV
I0 = besar arus kilat, kA
h = tinggi rata-rata kawat di ataas tanah, V
y = jarak horizontal antara sambaran kilat dengan kawat , V

Bila saluran itu dilengkapi dengan kawat tanah, maka besar tegangan induksi
pada kawat fasa telah diberikan oleh Persamaan (6.17) diatas :

𝑍 ℎ2
𝑉1′ = (1 − 2𝑅+ 𝑍12 ) 𝑉1
22 𝑉3 ℎ1
Dimana :
Vi’ = tegangan induksi pada kawat fasa dengankawat tanah, kV
V1 = tegangan induksi pada kawat fasa tanpa kawat tanah, kV
Z22 = impedansi surja sendiri kawat tanah 2, ohm
Z12 = impedansi surja bersama antara kawat tanah 2 & kawat fasa 1 (Ω)
h1 = tinggi rata-rata kawat fasa 1 di atas tanah, meter
h2 = tinggi rata- rata kawat tanah 2 di atas tanah, meter
R = tahanan kontak tiang, ohm.

Jumlah sambaran pada daerah ∆y untuk panjang 100 km saluran adalah :


∆𝑁 = 0,015 𝐼𝐾𝐿 ∆𝑦 6.19

Erhaneli/TE/2018 102
Gambar 6.3. : saluran udara tegangan menengah.

Menurut Persamaan (6.18) besar tegangan induksi pada kawat,


30𝐼0 ℎ
𝑉𝑖 = 𝑦
Supaya tegangan induksi sama atau melebihi ketahanan impuls isolasi V50%
𝑉50%
𝐼0 ≥ 6.20
30 ℎ
Probabilitas arus yang demikian adalah :
𝐼0
𝑃𝐼0 = 𝑒 −34
Atau :
𝑉50% 𝑦
𝑃𝐼0 = 𝑒 −( 1020 .ℎ) 6.21
Jadi jumlah sambaran pada bidang ∆y yang dapat menimbulkan tegangan melebihi
V50% adalah :
𝑉50% 𝑦
∆𝑁𝐹𝐿 = 0,015 𝑥 𝐼𝐾𝐿 𝑥 𝑒 −( 1020 .ℎ) 6.22

Bila ∆y di buat kecil sekali, ∆y berobah menjadi dy ∆ dan NFL berobah menjadi
1,09 y
dNFL, dan setelah dilakukan integrasi dari ymin (=2h ) sampai maks (= tak terhingga)
untuk kedua sisi saluran diperoleh :

∞ 𝑉50%
𝑁𝐹𝐿 = 2 ∫ 0,015 𝐼𝐾𝐿 𝑒 −( 1020.𝑦) 𝑑𝑦
2ℎ1,09

1020 ℎ 𝑉50% 𝑉50% 1,09


= 0,03 𝐼𝐾𝐿 (− ) {𝑒 −(1020ℎ ∞) 𝑒 −(1020ℎ2ℎ ) }
𝑉50%
Atau :
𝑉
−( 50% ℎ0,09 )
𝑒 510
𝑁𝐹𝐿 = 30,6 𝐼𝐾𝐿 ℎ 6.23
𝑉50%

Erhaneli/TE/2018 103
Persamaan (6.23) di atas adalah untuk keadaan tidak ada kawat tanah. Bila ada kawat
tanah, maka menurut Persamaan (6.17).
30𝐼0 ℎ
𝑉𝑖′ = 𝐹𝑃 𝑉𝑖 = 𝐹𝑃 𝑥 dimana :
𝑦

FP = Faktor Perisaian, Persamaan (10.14)


𝑍12 ℎ2
𝐹𝑃 = (1 − )
2𝑅 + 𝑍22 𝑉3 ℎ1
jadi jumlah lompatan api adalah :
𝑉50% 0,09
−( ℎ )
𝑒 510.𝐹𝑃
𝑁𝐹𝐿 = 30,6 𝐼𝐾𝐿 𝐹𝑃 ℎ 6.24
𝑉50%
Sebagaimana dijelaskan sebelumnya, bahwa tidak semua lompatan api dapat beralih
menjadi busur api atau gangguan, dan besarnya gangguan itu tergantung dari besar
probabilitas n.Dengan demikian jumlah gangguan karena sambaran induksi adalah :

(a) Tanpa kawat tanah :


𝑉
−( 50% ℎ0,09 )
𝑒 510
𝑁𝑖 = 30,6 𝐼𝐾𝐿 ℎ 𝑥𝜂 6.25
𝑉50%
(b) Dengan kawat tanah :
𝑉50% 0,09
−( ℎ )
𝑒 510.𝐹𝑃
𝑁𝐹𝐿 = 30,6 𝐼𝐾𝐿 𝐹𝑃 ℎ 6.26
𝑉50%

Contoh 6.1
Sebuah saluran udara tegangan menengah 20 kV, tanpa kawat tanah,
konfigurasi horizontal dengan jarak-jarak kawat 0,85 meter. Tinggi kawat di atas tanah
h = 9,5 meter. IKL = 100, V50% = 160 kV. Panjang isolator 0,38 meter sehingga
probabilitas n = 0,5. Tentukanlah besar gangguan kilat karena sambaran induksi.
Jawab :
𝑉
−( 50% ℎ0,09)
𝑒 510
𝑁𝑖 = 30,6 𝐼𝐾𝐿 ℎ 𝑥𝜂
𝑉50%
𝑉50% 0,09
𝑒 −( 510 9,5 )
𝑁𝑖 = 30,6 𝑥 100 𝑥 9,5 𝑥 0,5
𝑉50%
= 62 gangguan per 100 km per tahun
Contoh 6.2
Misalkanlah saluran pada contoh 10.1 di ataas dilengkapi dengan kawat tanah
dengan tinggi ht = 10 meter. Misalkanlah besar factor Perisaian (FP) = 0,7. Tentukanlah
jumlah ganggua kilat karena sambaran induksi.

Jawab :
Ni = 30,6 x 100 x 0,7 x 10x
= 38 gangguang per 100 km per tahun

Erhaneli/TE/2018 104
Jadi dengan pemasangan kawat tanah diperoleh pengurangan gangguan sebesar 24 atau
30%
Contoh 6.3
Suatu saluran udara tegangan menengah empat kawat, ting besi, tanpa kawat
tanah. Konfiguraasi kawat- kawat seperti pada gambar 10.3 dengan ukuran-ukuran
dalam meter. Impedansi surjasendiri kawat netral = 500 ohm, impedansi surja bersama
antara kawat netral dankawat fasa paling pinggir 150 ohm. Tahanan kontak tiang = 20
ohm. Misalkanlah probabilitas peralihan lompatan api menjadi busur api = 0,5 dan dan
V50% = 160kV serta IKL = 100. Tentukanlah jumlah gangguan induksi pada saluran
tersebut.

Gambar untuk contoh 10-3

Jawab :
Faktor perisaian FP :
𝑍12 ℎ2
𝐹𝑃 = (1 − )
2𝑅 + 𝑍22 𝑉3 ℎ1
150 8,1
𝐹𝑃 = (1 − )
2𝑥 20 + 200 9,05
𝐹𝑃 = 0,75
Jumlah gangguan induksi kilat,
𝑉50% 0,09
−( ℎ )
𝑒 510.𝐹𝑃
𝑁𝑖 = 30,6 𝐼𝐾𝐿 𝐹𝑃 ℎ 𝑥𝜂
𝑉50%
160
−( 𝑥 9,51 0,09 )
𝑒 510𝑥 0,75
𝑁𝑖 = 30,6 𝑥 100 𝑥 0,75 𝑥 9,51 𝑥 0,5
160
= 41 gangguan per 100 km per tahun

6.4 Perhitungan gangguan Kilat Akibat Sambaran Lansung


Tegangan lebih akibat sambaran kilat selain tergantung pada parameter kilat
(arus puncak dan waktu muka) juga dipengaruhi olehjenis saluran dan tiang penopang.
Jenis saluran adalah saluran tanpa kawat tanah dan saluran dengan kawat tanah, dan
jenis tiang penopang adalah: tiangbesi, tiang kayu dan tiangbeton. Tiang kayu atau
beton, demikian juga lengan (cros arm) kayu mempengaruhi besar tingkat ketahanan
impuls isolasi saluran.

Erhaneli/TE/2018 105
Perhitungan –perhitungan akan dilakukan berdasarkan tiang dan lengan besi.
Pengaruh penambahan tingkat ketahanan isolasi dari kayu atau beton dapat
ditambahkan pada tingkat ketahanan impuls isolasi dari isolator.
Tahanan kontak tiang pada tiang-tiang yang diketanahkan mempengaruhi juga
tegangan yang timbul pada isolator saluran. Besar tahanan kontak ini berkisar antara 5
ohm sampai 50 ohm. Dalam perhitungan – perhitungan dianjurkan manggunakan 20
ohm.
Pada sambaran ke kawat fasa untuk saluran tanpa kawat tanah hanya ditinjau
arus puncak kilat, sedang pada sambaran ke kawat tnah pada saluran dengan kawat
tanah, kedua parameter kilat, arus puncak dan waktu muka gelombang, diperhitungkan.

6.4.1 Tegangan Lebih Akibat Sambaran Kilat Langsung.


Tegangan kilat akibat sambaran kilat dapat terjadi karena smabaran langsung ke
kawat fasa (untuk saluran tanpa kawat tanah) atau sambaran ke kawat tanah (untuk
saluran dengan kawat tanah). Di sini misalkan bahwa pada saluran dengan kawat tanah
tidak ada kegagalan perisaian karena tinggi saluran di atas tanah relative rendah (kurang
lebih 10 meter) dan juga sudut perisaian biasanya tidak terlalu besar ( di bawah 600).
Pada pasal-pasal dibawah ini akan dibahas saluran tanpa kawat tanah, saluran
dengan kawat tanah, tiangbesi, tiang kayu dan tiang beton.

6.4.2 Saluran Tanpa Kawat Tanah


Pada saluran tanpa kawat tanah, hamper semua sambaran kilat mengenai kawat
dan sangat jarang mengenai tiang. Jadi di sini dimisalkan semua sambaran mengenai
kawat.
Para meter sambaran kilat yan berpengaruh jika terjadi sambaran kilat pada
saluran tanpa kawat tanah adalah arus puncaknya, sedangkan pengaruh dari kecuraman
arus dapat diabaikan. Selama terjadi sambaran pada kawat, suatu impedansi yang sama
dengan setengah dari implemendasi surja kawat Zp /2 dihubungkan pada tempat
sambaran. Besar arus kilat pada tempat sambaran, gambar 10.4 adalah:
𝑍𝑘
𝐼 = 𝐼0 𝑍𝑝 6.27
𝑍𝑘 +
2

Gambar 6.4 Distribusi arus bila kilat menyambar

Erhaneli/TE/2018 106
Dimana :
I = besar arus pada tempat sambaran
Io = besar arus kilat bila kilat menyambar sesuatu obyek dengan tahanan
nol (zero resistance ground)
Zk = impedansi surja kanal kilat
Zp = impedansi surja kawat

Sebagai pendekatan, umumnya diambil Zk = Zp/2 jadi Persamaan (6.27)


menjadi:
I = Io/2 6.28
Oleh karena itu pada tiap sisi dari titik sambaran besar arus adalah Io/4 dan besar
tegangan yang timbul pada kawat adalah :
𝐼0
𝑉𝑝 = 𝑍𝑝 6.29
4

Untuk menentukan probabilitas lompatan api, tegangan pada persamaan (6.29) di atas
akan di bandingkan dengan kekuatan isolasi dari semua jalan yang mungkin dari
lompatan api isolasi saluran ,
𝐼0
𝑍𝑝 ≥ 𝑉50% 6.30
4

Probabilitas arus sama atau melebihi Io, atau probabilitas terjadinya lompatan api adalah
𝐼0
𝑃𝐹𝐿 = 𝑒 −(34)
𝑉
−( 50% )
𝑃𝐹𝐿 = 𝑒 8,5 𝑍𝑝

Jumlah sambaran kilat pada saluran:


𝑁𝐿 = 0,015 𝐼𝐾𝐿 ( 𝑏 + 4ℎ1,09 ) sambaran per 100 km per tahun

Jumlah lompatan api (flashover) adalah jumlah sambaran dikali probabilitas arus sama
atau melebihi arus Io yang dapat menimbulkan lompatan api,

𝑁𝐹𝐿 = 𝑁𝐿 𝑃𝐹𝐿
Atau :
𝑉
−( 50% )
𝑁𝐹𝐿 = 0,015 𝐼𝐾𝐿 ( 𝑏 + 4ℎ1,09 ) 𝑒 8,5 𝑍𝑝

Selanjutnya bila probabilitas peraalihan lompatan api menjadi busur api ( power arc
atau power follow ) η, maka jumlah gangguan adalah :
𝑁𝑡 = 𝑁𝐹𝐿 𝑥 𝜂 = 𝑁𝐿 𝑃𝐹𝐿 η
𝑉
1,09 ) −( 50% )
Atau : 𝑁𝑡 = 0,015 𝐼𝐾𝐿 ( 𝑏 + 4ℎ 𝑒 8,5 𝑍𝑝
𝑥𝜂 6.31

Erhaneli/TE/2018 107
Dalam hal tiang kayu, lompatan api yang terjadi lebih mungkin dari fasa yang
disambar kilat ke fasa yang berada didekatnya atau disebut lompatan api samping (side
flashover).
Pengaruh tiang beton menambah tingkat ketahanan isolasi beberapa puluh kV,
dan ini dapat ditambah pada V50% isolator saluran. Dari hasil-hasil pengujian diperoleh
tegangan tembus beton kira-kira 23kV/cm untuk beton kering dan 20 kV/cm untuk
beton basah. Dalam perhitungan –perhitungan diambil tegangan tembus 20 kV/cm.

Contoh 6.4
Suatu saluran tegangan menengah tanpa kawat tanah, tiang besi, susunan kawat
horizontal dengan jarak – jarak 0,85 , 0,85 dan 1,70 meter. Tinggi rata-rata di atas tanah
10 meter. Impedansi surja kawat Zp = 500 ohm, IKL = 100, V50% = 160 kV, probabilitas
peralihan lompatan api menjadi busur api η= 0,5.
Tentukanlah jumlah gangguan kilat karena sambaran langsung pada saluran itu.
Jawab :
Jumlah sambaran pada saluran, persamaan (6.5)
𝑁𝐿 = 0,015 𝐼𝐾𝐿 ( 𝑏 + 4ℎ1,09 )
𝑁𝐿 = 0,015 100 ( 1,70 + 4 𝑥 101,09 )
= 𝟕𝟔 𝒔𝒂𝒎𝒃𝒂𝒓𝒂𝒏 𝒑𝒆𝒓 𝟏𝟎𝟎 𝒌𝒎 𝒑𝒆𝒓 𝒕𝒂𝒉𝒖𝒏
Jumlah lompatan api,
NFL = NL x PFL
160
−( )
= 76 𝑥 𝑒 8,5 𝑥 500
= 73 lompatan api per 100 km per tahun
Jumlah gangguan,
Nt = NF.n = NFL . n
= 73 x 0,5
= 37 gangguan per 100 km per tahun.

Contoh 6.5
Bila pada saluran pada contoh 10.4 digunakan tiang beton. Misalkanlah tebal
beton di puncak tiang dan di dasar tiang maasing- masing 2 cm, jadi tebal beton total 4
cm, lihat Gambar 10.6. ketahanan impuls dari beton basah 20 kV/cm, jadi untuk tebal 4
cm = 80 kV.
Jadi ketahanan isolasi total (isolator dan beton),
160 + 80 = 240 kV
Maka jumlah gangguan,
Nt = NL PFL n
240
−( )
= 76 𝑥 𝑒 8,5 𝑥 500
= 36 gangguan per 100 km per tahun

Erhaneli/TE/2018 108
Pada sistem-sistem yang tidak diketanahkan atau pada system-sistem yang
diketanahkan dengan kumparan Petersen dengan derajat tala sempurna, maka dalam hal
ini lompatan api pada satu fasa tidak dapat mengakibatkan gangguan saluran. Hal
tersebut disebabkan kumparan Petersen itu telah memadamkan bunga api arus
kapasitas. Jadi probabilitas peralihan lompatan api menjadi busur api dapat di anggap
nol. Gangguan yang terjadi adalah gangguan fasa ke fasa atau gangguan tiga fasa.
Pada saluran dengan konfigurasi horizontal sambaran hamper seluruhnya terjadi
pada kawat yang paling pinggir, sedang pada konfigurasi vertical pada kawat yang
paling atas.
Sambaran pada kawat yang mengakibatkan lompatan api pada isolatornya, arus
kilat mulai mengalir ke tanah melalui dasar tiang / menara dan tahanan pengetnahan R.
Bila terjadi pelepasan kilat pada kawat dekat tiang, arus kilat penuh sebesar yang
diperoleh objek pada proyek yang diketanahkan secara sempurna, atau tahanan R=0,
mulai mengalir melalui tahanan pengetahanan R dan tiang memperoleh tegangan
hampir sama dengan Io R. Tegangan kawat yang disambar kilat juga mengalami
tegangan sama dengan Io R dan tegangan induksi pada kawat disebelahnya menjadi
K Io R
Dimana : K = faktor gandeng antara kawat luar dan kawat ditengah.
Dalam keadaan ini tegangan yang bekerja pada isolator adalah,
Io R (1 – K)
Lompatan api pada isolator itu akan terjadi bila,
Io R ( 1 – K ) V 50%
Atau
Io V50%
R (1 – K )
Jadi jumlah gangguan, yaitu gangguan fasa ke fasa:
𝑉50%
−( )
𝑁𝑡 = 0,015 𝐼𝐾𝐿 (𝑏 + 4ℎ1,09 )𝑒 𝑅 (1−𝐾)34 𝑥ɳ 6.30

Contoh 6.6
Suatu saluran 35 kV dengan V50% = 350 kV, K = 0,3. Netral system diketahankan
dengan kumparan Petersan. Jumlah sambaran pasa saluran NL = 90 sambaran / 100 km/
tahun. Probabilitas n = 0,25.
Tentukan jumlah gangguang fasa ke fasa bila :
R = 10 ohm; 20 ohm; dan 50 ohm.

Jawab :
𝑉50% 350
a) 𝐼0 = (𝑅 (1−𝐾)) = 10( 1−0,3) = 50 𝐾𝑎

𝑝𝐹𝐿 = 𝑒 −(50/34) = 1,23

Jumlah gangguan : Nt = 90 x 10,23 x 0,52 = 11 gangguan/100km/tahun

Erhaneli/TE/2018 109
Nt = 90 x 0,48 x 0,52 = 23 gangguan/ 100 km / tahun

Nt = 90 x 0,75 x 0,52 = 23 gangguan/ 100 km / tahun

6.4.3 Saluran dengan Tiang Kayu

Selama sambaran kilat pada kawat fasa pada saluran dengan tiang kayu, ada dua
kemungkinan terjadinya jalan lompatan api seperti ditunjukkan pada Gambar 6.5. kedua
jalan lompatan api tersebut mempunyai tegangan implus minimum Va50% dan Vb50%.
Pada lompatan api a berlaku tegangan penuih ( Z/4) Io dan pada jalan api b (Z/4)
Io (1-K). Jadi besar kemungkinan arus kilat yang dapat menimbulkan lompatan api,

Gambar 6.5 :

Gambar 6.5
Sambaran langsung pada kawat fasa pada saluran dengan tiang kayu.

Erhaneli/TE/2018 110
Kedua jalan lompatan api terdiri dari udara, isolator dan kayu. Pada umumnya.
Iao > Iobdan kemungkinan terjadinya lompatan api melalui jalan a sangat kecil. Jadi
kemungkinan terjadi nya lompatan api selalu dimulai antara fasa dengan fasa, dan bila
arus kilat cukup besar, maka lompatan api ke tanah melalui jalan a akan terjadi.

Contoh 10.7
Suatu saluran 35kV dengan V50% = 350 kV, Zp = 400 ohm, tiang kayu.
Ia = 9,0 meter
Ib = 1,5 meter
K = 0,25

Gambar 6.6 : Konstruksi tiang beton untuk STUM

Erhaneli/TE/2018 111
dimana :
Io = besar arus kilatt minimum yang mengakibatkan lompatan api, kA.
V50% = kekuatan isolasi minimum, kV.
R = tahanan kontak tiang, ohm.
δ = koefisien yang mana ditentukan pada dasar perbandingan dengan hasil –
hasil perhitungan menurut rumus yang lebih teliti.
= 0,3 untuk satu kawat tanah
= 0,15 untuk dua kawat tanah
ht = tingkat kawat tanah di atas tanah, meter.

Denganm mengetahui besar arus minimum yang dapat menimbulkan lompatan api balik
(back flashover), kemudian dapat dicari probabilitas terjadinya lompatan api,

Jadi jumlah gangguan karena sambaran kilat langsung pada kawat tanah,
𝑁𝑡 = 𝑁𝐿 𝑥 𝑃𝐹𝐿 𝑥 ɳ
𝑉50%
1,09 )𝑒 −((𝑅 + 𝛿 ℎ𝑡 )34)
𝑁𝑡 = 0,015 𝐼𝐾𝐿 (𝑏 + 4ℎ 𝑥ɳ 6.36

dimana η probabilitas peralihan dari lompatan api menjadi busur api yang menyebabkan
gangguan.
Seperti disebutkan di muka jumlah sambaran ke tiang yang diketahankan 50%
dan tiang yang ridak diketahankan 50%. Tahanan tiang yang diketahankan umumnya
diambil 20 ohm, tetapi tiang – tiang yang tidak diketahankan mampunyai tahanan
kontak sebesar 100 ohm untuk tiang besi dan 500 ohm untuk tiang beton.
Besar probabilitas lompatan api balik pada sambaran ke tiang yang
diketahankan tergantung dari tahanan kontak tiang. Pada tiang – tiang yang tidak
diketahankan, karena tahanan kontak tiang sangat besar maka hamper semua sambaran
kilat pada tiang yang tidak diketahankan itu akan menyebabkan lompatan api balik,
sebagaimana terlihat pada contoh di bawah ini,

Contoh 6.8
Suatu saluran udara tegangan menengah dengan tiang besi dan data – data di
awah ini :
- Tinggi kawat tanah di atas tanah ht = 12 meter
- Tahanan kontak tiang yang diketahankan R = 20 ohm
- Tahanan kontak tiang yang diketahankan R = 100 ohm
- Jumlah sambaran kilat pada saluran NL = 90 sambaran / 100 km/tahun (IKL=
100)
- Jumlah kawat tanah satu, jadi δ = 0,3.

Erhaneli/TE/2018 112
- Ketahanan implus isolator V50% = 160kV.
- Probabilitas peralihan lompatan api menjadi busur api atau gangguan η =0,5.
Tentukan jumlah gangguan kilat dari saluran itu.
Jawab :
- Tiang yang diketahankan:
Menurut Persamaan (6.35)

Jumlah sambaran pada saluran NL = 90 sambaran / 100km/ tahun


Gradien tegangan operasi :
- Jalan a :

- Jalan b :

Karena ηa = 0, jadi jumlah gangguan karena lompatan api ketanah melalui jalan a
adalah nol.
Jumlah gangguan karena lompatan api melalui jalan b ;

Probabilitsa arus sama atau melebihi arus Iba, atau probabilitas terjadinya lompatan api
adalah,

Jadi jumlah gangguan karena lompatan api samping (side flashover),


Nt = 90 x0,87 x 0,15
= 12 gangguan/100km / tahun

6.4.4 Saluran dengan Kawat Tanah

Seperti diketahui pemasangan kawat tanah bertujuan untuk melindungi kawat


fasa dari sambaran langsung kilat. Dengan adanya kawat tanah yang letaknya diatas
kawat fasa (Gambar 6.1.c), dan karena tinggi kawat diatas tanah relatif rendah,
dianggap semua sambaran mengenai kawat tanah, jadi tidak ada yang menyambar
kawat fasa.

Erhaneli/TE/2018 113
Pada saluran udara tegangan menengah tidak semua tiang diketahankan, tetapi
selang 3 sampai 4 gawang. Panjang gawang relatif kecil (40 sampai 80 meter), jadi
disini dianggap semua sambaran mengenai tiang. Jumlah sambaran pada tiang yang
diketahankan diambil sama dengan jumlah sambaran pada tiang yang tidak
diketahankan. (mengenai perbangingan ini masih memerlukan penyelidikan lebih
lanjut, tetapi untuk sementara perbandingan tersebut akan digunakan dalam perhitung –
hitungan dalam buku ini.
Tiang yang diketahankan mempunyai tahanan kontak 20 ohm dan tiang yang
diketahankan lebih tinggi, beberapa ratus sampai ribuan ohm, tergantung dari jenis
pondasi (batu kali dengan pasir/ tanah atau di cor beton) dan keadaan tanah (basah,
kering atau tanah berpasir).
Jadi sambaran ke kawat tanah dibagi dalam dua golongan, sambaran pada tiang
yang diketahankan (50%) dan sambaran pada tiang yang tidak diketahankan (50%).
Untuk sambaran pada tiang, kilat seolah – olah menemui impendasi surja kawat
tanah dan impendasi surja tiang yang terhubung parallel. Tegangan pada puncak tiang
sebelum pantulan dari dasar tiang sampai adalah,

dimana :
Zg = Impendasi surja kawat tanah
Zt = Impendasi surja tiang
Impendasi surja tiang dihitung dari Persamaan (10.34),

dimana :
ht = tinggi tiang
rt = jari – jari tiang

Jari – jari tiang rt dalam Persamaan (6.34) diatas adalah:


a. Pada tiang besi : jari jari luar pipa besi.
b. Pada tiang beton dan tiang kayu yang di ketahankan adalah jari – jari dari
konduktor pengetahanan.
c. Pada tiang beton yang tidak diketahankan dan setelah terjadi lompatan api pada
tutup beton atas dan bawah (Gambar 10.6), adalah jari – jari dari system besi
penulangan yang erbentuk silinder.

Selain kilat menyambar tiang, gelombang merambat pada tiang ke dasar tiang. Pada
dasar tiang terjadi pantulan, dan gelombang pantulanini merambat ke puncak tiang
dimana ia mengalami pantulan kembali. Jadi pada tiang terjadi pantulan ulang.
Sebagaimana disebut pada pasal yang lalu, besar tahanan kontak tiang yang
diketahankan diambil 20 ohm dan tahanan kontak tiang yang tidak diketahankan sangat
besar, beberapa ratus sampai ribuan ohm. Sebagai harga rata – rata di sarankan

Erhaneli/TE/2018 114
menggunakan 100 ohm untuk tiang besi dan 500 ohm untuk tiang beton. Selanjutnya
tahap – tahap perhitungan adalah sama seperti diuraikan pada pasal 7 Bab IX untuk
saluran udara tegangan tinggi.
Sudah jelas perhitungan tersebut sangat banyak dan memakan waktu yang
sangat lama. Oleh karena itu, dank arena gangguan pada STUM akibat kilat relatif
tinggi dan juga tidak dibutuhkan perhitungan – perhitungan yang sangat teliti, maka
rumus yang diusulkan oleh Razevig24 di bawah ini sudah cukup memadai.
Io = V50%
R + δ ht
Probabilitas arus sama atau melebihi Io atau probabilitas terjadinya lompatan api,
PFL =e – (6,67/34) = 0,82
Jadi probabilitas gangguan,
Nt = NL PFL η
= 90 x 0,82 x 0,5
= 37 gangguan/ 100km / tahun
- Tiang yang diketahankan :
Menurut persamaan (6.35)
Io = 160
100 + 0,3 x 12
= 1,544
PFL = e – (1,554/34) = 0,956’
Jadi,
Nt = 90 x 0,956 x 0,5
= 43 gangguan / 100 km/ tahun

- Jadi jumlah gangguan karena sambaran kilat langsung pada kawat tanah,
Nt = 37 + 43
2
= 40 gangguan / 100km / tahun

6.4 GANGGUAN KILAT TOTAL PADA SALURAN TEGANGAN


MENENGAH

Setalah membicarakan sembaran induksi dan sambaran langsung pada kawat


fasa atau kawat tanah pada pasal – pasal yang lalu, sekarang kita telah siap untuk
menghitung jumlah gangguan pada saluran udara tegangan menengah akibat sambaran
kilat,
No = Ni + N t
dimana :
No = jumlah gangguan kilat
Ni = jumlah gangguan akibat sambaran induksi
Nt = jumlah gangguan akibat sambaran langsung.

Erhaneli/TE/2018 115
Gangguan kilat akibat sambaran induksi telah diberikan oleh Persamaan –
persamaan (6.22) dan (6.23), berturut – turut untuk saluran tanpa kawat tanah dan
dengan kawat tanah, yang ditulis kembali dibawah ini :
i. Tanpa kawat tanah (6.22) :
V
−( 50% h0,09 )
e 510FP
Ni = 30,6 IKL h xη
V50%

ii. Dengan satu kawat tanah, Persamaan (6.23) :


V
−( 50% h0,09 )
e 510FP
Ni = 30,6 IKL h xη
V50%
Dalam Persamaan – persamaan (6.22) dan (6.23),
IKL = jumlah hari guruh per tahun
h = tinggi kawat fasa di atas tanah, meter
ht = tinggi kawat tanah diatas tanah, meter
FP = faktor perisaian, Persamaan (6.14)
η = probabilitas peralihan lompatan api menjadi busur api atau gangguan.

Gangguan akibat kilat sambaran langsung telah diberikan oleh Persamaan –


persamaan (6.28), (6.30), (6.31), (6.32) dan (6.36).
- Saluran tanpa kawat tanah (10.30)

Yaitu untuk gangguan satu fasa ke tanah; dan untuk gangguan fasa ke fasa,
Persamaan (10.30)

- Saluran dengan satu kawat tanah (b=0), Persamaan (10.36),

Dengan contoh – contoh di bawah ini akan lebih jelas penggunaan persamaan –
persamaan di atas.

Contoh 6.9
Suatu saluran tegangan menengah 20kV tanpa kawat tanah dengan tiang beton,
Gambar 6.7. Impendasi surja kawat fasa = 500 ohn, ketahanan implus isolator V50% =
160kV. Tebal beton total = 4 cm (2cm di puncak tiang dan 2cm di dasar tiang).

Erhaneli/TE/2018 116
Jumlah dari guruh IKL = 100; probabilitas peralihan lompatan api menjadi busur api
(gangguan) η = 0,5.Tentukan jumlah gangguan kilat saluran tersebut,

Jawab :

Dari Gambar 6.7. diperoleh,


b = 1,7 m
h = 9,51 m
Ketahanan implus isolator dan beton :
= 160 + 4 x 20 = 240 kV

a) Gangguan kilat induksi :


Dari Persamaan (6.22)

= 34 gangguan per 100 km per tahun,

b) Gangguan kilat langsung :


dari Persamaan (6.28)
𝑉
−( 50% )
1,09 ) 8,5 𝑍𝑝
𝑁𝑡 = 0,015 𝐼𝐾𝐿 ( 𝑏 + 4ℎ 𝑒 𝑥𝜂

𝑉
−( 50% )
1,09 ) 8,5 𝑍𝑝
𝑁𝑡 = 0,015 𝑥 100 ( 4 + ℎ 𝑒 𝑥𝜂

= 34 gangguan per 100 km per tahun


Jadi jumlah gangguan kilat pada saluran tersebut :
No = Ni + Nt
= 34 + 34
= 68 gangguan per 100 km per tahun

Erhaneli/TE/2018 117
Gambar 10.7.
Konfigurasi tiang beton SUTM tanpa kawat tanah untuk contoh 10.9.
Contoh 6.10
Suatu saluran udara tegangan menengah 20kV dengan kawat netral tanpa kawat
tanah, menggunakan tiang beton, Gambar 10.8.
Impendasi surja sendiri dari kawat fasa dan kawat netral adalah sama = 500 phm,
sedang Impendasi surja bersama antara kawat fasa paling pinggir dan kawat netral =
216 ohm tahanan kontak tiang = R = 20 ohm IKL = 100.
Kekuatan implus isolator V50% = 160 kV, sedang tebal beton 4cm (2cm di puncak dan
2cm di dasar tiang).Probabilitas peralihan lompatan api menjadi busur api 0,5.
Tentukanlah jumlah gangguan kilat saluran tersebut.
Jawab:
- Tinggi kawat netral : h2 = 8,1 m
- Tinggi kawat fasa paling pinggir : h1 = 9,05m
- Tinggi kawat paling atas : h = 9,51 m

(a) Gangguan kilat induksi


Jumlah gangguan induksi diperoleh dari Persamaan (10.23), dimana
sebagai tinggi kawat tanah h1 digunakan tinggi kawat fasa paling atas. Sebelum
Persamaan (10.23) terlebih dahulu dihitung Faktor Perisaian dari Persamaan
(10.14).

Ketahanan implus isolator dan beton = 160 + 4 x 20 = 240kV.

Ni = 30,6 x 100 x 0,64 x 9,51 x


= 0,64
= 16 gangguan per 100 km per tahun

Gambar 10.8. :

Konfigurasi tiang beton SUTM dengan kawatnetral untuk contoh 6.10.

Erhaneli/TE/2018 118
(b) Gangguan kilat langsung :

Karena kawat netral terletak di bawah kawat fasa, maka kawat netral itui
hanya efektif terhadap gangguan induksi, tetapi tidak terhadap sambaran
langsung. jadi perhitungan sama dengan perhitungan untuk jawaban (b) pada
Contoh 10.9.
Dari Persamaan (10.28), dengan b = 0

= 33 gangguan per 100 km per tahun


Jadi jumlah gangguan kilat,
No = 16 + 33 = 49 gangguan per 100 km per tahun.

Contoh 6.11
Suatu saluran udara tegangan menengah 20 kV dengan satu kawat tanah, tiang beton,
Gambar 10.9. Impendasi surja sendiri kawat tanah Z22 = 500 ohm impedansi surja
bersama antara kawat tanah dan kawat fasa paling pinggir Z12 = 150 ohm. Tahanan
kontak tiang yang diketahankan = 20 ohm dan tahanan kontak tiang yang tidak
diketahankan = 500 ohm. Kekuatan implus isolator V50% = 160 kV, dan tebal beton 4cm
(2cm di puncak dan 2 cm didasar tiang) dengan ketahanan implus 20kV/cm.
Probabilitas peralihan lompatan api menjadi bunga api η = 0,5 dan IKL = 100.
Tentukan jumlah gangguan kilat saluran tersebut.

Gambar 10.9.
Konfigurasi tiang beton SUTM dengan kawat tanah untuk Contoh 10.11

Erhaneli/TE/2018 119
Jawab :
Dari gambar 6.9. diperoleh,
Tinggi kawat tanah diatas tanah ht = 10,04 m
Tinggi kawat fasa di atas tanah h = 8,99 m

 Gangguan kilat induksi :


Ketahanan implus isolator dan beton :
160 + 80 = 240 kV

Besar Faktor Perisaian, Persamaan (6.14)

Jumlah gangguan induksi dapat diperoleh dari Persamaan (6.23)

= 19 gangguan per 100 km per tahun

 Gangguan kilat langsung

Dimisalkan bahwa setengah sambaran kilat mengenai tiang yang


diketahankan dan setengah mengenai tiang yang tidak diketahankan.
Untuk tiang – tiang yang diketahankan digunakan ketahanan implus isolator
saja,V50% = 160 kV, dan untuk tiang – tiang yang diketahankan ketahanan
implus usolator terhubung seri dengan ketahanan implus dari lapisan beton,
80kV. jadi ketahanan implus total untuk tiang – tiang yang tidak diketahankan =
160 +80 = 240 kV.
Dari Persamaan (10.36) untuk tiang – tiang yang diketahankan,

Angka keluar untuk tiang – tiang yang tidak di ketahankan, juga menggunakan
Persamaan 6.36),

Erhaneli/TE/2018 120
Jadi jumlah gangguan kilat karena sambaran langsung ke kawat tanah,

Nt = 28,2 + 36,6 = 32 gangguan per 100 km per tahun


2
Jadi jumlah gangguan kilat :

No = Ni + Nt
= 19 + 32 = 51 gangguan per 100 km per tahun.

Soal-Soal
6.1 Tentukanlah jumlah gangguan kilat, yaitu gangguan karena sambaran induksi
dan sambaran langsung,untuk konfigurasi kawat pada Contoh 10.9 bila tiang
yang digunakan tiang besi.
6.2 Tentukanlah Jumlah gangguan kilat, yaitu gangguan karena sambaran induksi
dan sambaran langsung untuk konfigurasi kawat pada Contoh 10.9 bila tiang
yang digunakan tiang kayu sedang lengan dan besi.
6.3. Ulangi soal 10. 2 bila lengan terdiri dari kayu juga.
6.4 Tentukanlah jumlah gangguan kilat, yaitu gangguan karena sambaran induksi
dan sambaran langsung untuk konfigurasi kawat pada Contoh 10.10 bila tiang
yang digunakan tiang besi.
6.5 Tentukanlah jumlah gangguan kilat, yaitu gangguan karena sambaran induksi
dan sambaran langsung untuk konfigurasi kawat pada Contoh 10.10 bila tiang
yang digunakan tiang kayu sedang lengan dari besi.
6.6 Ulangi soal 10.5 bila lengan terdiri dari kayu juga.
6.7 Tentukanlah jumIah gangguan kilat, yaitu gangguan karena sambaran induksi
dan sambaran langsung untuk konfigurasi kawat pada Contoh 10.11 bila tiang
yang digunakan tiang besi.
6.8 Tentukanlah jumIah gangguan kilat, yaitu gangguan karena sambaran induksi
dan sambaran langsung untuk konfigurasi kawat pada Contoh 10.11 bila tiang
yang digunakan tiang besi.
6.9 Ulangl soal l0.8 bila lengan terbuat dari kayu juga.
6.10 Suatu saluran transmisl 35 kV dengan ketahanan impuls isolasi V50% = 350 kV,
tanpa kawat tanah. Impedansi surja kawat fasa Zp = 500 ohm. Saluran tersebut
menggunakan tiang kayu dan lengan besi. Panjang tiang di atas tanah 12 meter.
Konfigurasi kawat horizontal dengan jarak pemisah 1,5 m, 1,5 m dan 3 m.
Faktor gandengan antara kawat yang paling pinggir dan kawat di tengah = 0,25.
Jumlah hari guruh per tahun di daerah saluran diambil 100.
a). Hitunglah jumlah gangguan karena sambaran induksi.
b). Hitunglah jumlah gangguan karena sambaran langsung, yang terdiri dari
gangguan fasa ke tanah dan gangguan fasa ke fasa

Erhaneli/TE/2018 121

Anda mungkin juga menyukai