W = (b + 4h1,09) meter
b = jarak pemisah antara kedua kawat tanah (bila kawat tanah hanya
satu, b=0)
h = tingkat rata-rata kawat tanah diatas tanah=ht-2/3 andongan
ht= tinggi kawat tanah pada menara
*semua dalam satuan meter
Sesuai dengan keadaan geometris lintasan saluran
transmisi, Whitehead telah membagi lintasan menjadi tiga
jenis, yakni datar, bergelombang dan bergunung-gunung.
Tinggi rata-rata kawat diatas tanah untuk tiga macam
lintasan:
a. Tanah datar:
b. Tanah bergelombang:
c. Tanah bergunung-gunung:
y = tinggi kawat
tanah di atas tanah
y’ = tinggi kawat
fasa di atas tanah
do = andongan
maksimum kawat
tanah
do’ = andongan
maksimum kawat fasa
b = jarak vertikal
antara kawat tanah
dan kawat fasa
bm = jarak vertikal
kawat tanah dan
kawat fasa di ½
gawang
bq = jarak vertikal
kawat tanah dan
kawat fasa di ¼
gawang
* Semua dalam satuan meter
Jarak sambaran merupakan fungsi muatan. Sedangkan
muatan berbanding lurus dengan arus dan waktu.
Q=i.t
Dimana :
Q = muatan (coulomb)
i = arus (ampere)
t = waktu (sekon)
I= 1/0,65
Atau
I= 1/0,65
Untuk menghitung gangguan akibat kegagalan perisaian
dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Menghitung tinggi rata-rata kawat tanah dan kawat
fasa di atas tanah :
Tinggi rata-rata kawat tanah =
Yg = hg – 2/3 (hg – hgw)
Dimana,
hg – hgw = sag (andongan)
Jadi, Yg = hg – 2/3 sag
Dimana,
K1 = 0,4 W
K2 = 0,71 W
W = panjang isolator renteng (m)
t = waktu tembus/waktu lompatan api isolator (μS)
reki =
Dimana :
r = jari-jari konduktor (m)
S = Jarak bundle/berkas (m)
1 2 1 2
1 2
3 4 3
Zø = 60 Ω
Konduktor berkas 4 kawat
(quadruple)
7. Menghitung arus petir minimum yang mengakibatkan lompatan
apai karena kegagalan perisaian.
Imin = (kA)
Atau,
Smin = 10 Imin 0,65 (m)
KONDUKTOR FASA
xø
F dihitung dengan
menggunakan teorema
Pytagoras :
F=
yg yø
Y
xg OHGW
KONDUKTOR FASA
xø
F=
yg yø
10. Menghitung jarak sambaran maksimum
11. Menghitung I maks.
1/0,65
I maks = (kA)
Atau, 1/0,65
(kA)
I maks =
12. Menghitung probabilitas arus sama atau melebihi I min dan I maks
P min = e – Imin/34
P maks = e – Imaks/34
13. Menghitung jumlah gangguan karena kegagalan perisaian.
Untuk Indonesia :
NSF = 0,015 IKL Xs (P min - P maks) gangguan/100 km/tahun
BACK FLASHOVER
Terjadi jika petir menyambar kawat tanah, dan kawat tanah tidak
dapat menyalurkan arus dengan baik, dapat disebabkan karena
sistem pengetanahan mengambang (kawat pengetanahan dicuri
atau tahanan tanah terlalu besar) maka arus akan mengalir dari
kawat tanah (bagian yang tidak bertegangan) ke bagian yang
bertegangan (kawat fasa).
FLASH OVER
Terjadi karena kegagalan perisaian sehingga petir langsung
menyambar ke kawat fasa. Maka arus akan mengalir dari bagian
yang bertegangan (kawat fasa) ke bagian yang tidak bertegangan
(kawat tanah).
TERIMA KASIH......................