Kelompok 1 :
Andhika Ilham W. N. (21060116130055)
Rizal Fajar A. (21060117120001)
Harits Akmal A. W. (21060117120008)
Robby Afriansyah (21060117130059)
Teori gelombang berjalan pada kawat transmisi
telah mulai disusun secara intensif sejak tahun 1910,
terlebih-lebih dalam tahun 1930-an.
Pada saat ini, gelombang berjalan telah diselidiki pada :
a. Kawat tunggal,
b. Kawat majemuk, dan
c. Kecepatan majemuk dari gelombang berjalan
Bagian terbesar dari studi mengenai gangguan
pada sistem transmisi ialah teori gelombang berjalan
yang membahas mengenai sumber gelombang,
1. SUMBER-SUMBER GELOMBANG BERJALAN
1. Sambaran kilat secara langsung pada kawat
2. Sambaran kilat tidak langsung pada kawat (induksi)
3. Operasi pemutusan (switching operations)
4. Busur tanah (arcing grounds)
5. Gangguan-gangguan pada sistem oleh berbagai-bagai
kesalahan
6. Tegangan mantap sistem
Dari sudut energi, dapat dikatakan bahwa surja pada
kawat disebabkan oleh penyuntikan energi secara tiba-tiba
pada kawat. Energi ini merambat pada kawat, sama halnya
2. KECEPATAN MERAMBAT
Apabila suatu gelombang energi listrik merambat sepanjangan kawat dengan konstanta
L dan C, maka gelmbang tegangan dan arus merambat dengan kecepatan yang sama. Kedua
besaran ini dihubungkan oleh suat factor proporsional, yaitu karakteristik kawat itu.
Apabila gelombang tegangan E pada gambar sampai pada titik a, maka arus yang
bersamaan dengan tegangan itu akan mengisi mengisi kapasitor C pada tegangan E.
Muatan yang dibutuhkan untuk menaikkan tegangan pada satu satuan Panjang =CE
Bila kecepatan merambat gelombang itu v cm/detik, maka jumlah muatan yang
dibutuhkan untuk mengisi kawat sepanjang v cm tiap detik = CEv
Muatan ini diberikan oleh arus uniform yang mengalir pada kawat, dan untuk
memberimuatan Cev dalam satu detik dibutuhkan arus sebesar :
I=C.E.v (1.1)
Bila gelombang itu telah merambat sejau x cm, maka energi elektrostatis pada bagian ini (x cm)
ialah :
Wc = ½ C.x.E2 (1.2)
Bila L = induktansi kawat per cm, maka dalam waktu yang sama, energi elektromagnetis pada
kawat sepanjang x itu :
WL = ½ L.x.I2 (1.3)
Satu-satunya sumber energi di sini ialah baterai.
4.BENTUK DAN SPESIFIKASI GELOMBANG BERJALAN
Persamaan ini menyatakan hubungan t2/t1 untuk berbagai harga tertentu dari b/a. Tetapi karena persamaan ini
transcendental, maka untuk mencari t2/t1 harus dengan jalan mengisi harga-harga tertentu, misalnya membuat
gtafik seperti gambar berikut.
Contoh menggunakan grafik tersebut adalah sebagai berikut:
untuk harga t1 dan t2 yang diketahui, dicari harga b/a, at1, dan harga E1/E2 dari lengkung t2/t1 dan
kemudian cari harga a dari at1 dan b dari b/a
contoh :
tentukan harga-harga a, b, dan E, untuk gelombang +1000, 3 x 21 t2/t1 = 7
Dari lengkung t2/t1 didapat b/a= 28,5, selanjutnya dari b/a ini didapat at1=0,122 dan E1/E= 0,832
Jadi : a = 0,122/t1 = 0,122/3 = 0,041
b = 28,5 a = 28,5 x 0,041 = 1,15
c = E1/0,852 = 1000/0,852 = 1175
Gelombag tersebut adalah:
e = 1175 (e -0,041t - e-1,15t)
6. CARA PENDEKATAN UNTUK MENCAPAI a, b, dan E BILA
DIKETAHUI SPESIFIKASI GELOMBANG
Pandanglah gelombang tegangan e(x,t) yang panjang seluruhnya = D, dengan arus i (x,t) yang bersangkutan.
akan dilihat perubahan tegangan e pada titik x pada kawat itu. Titik x itu diambil pada jarak yang konstan dari
kaki gelombang, dan kaki gelombang itu bergerak dengan kecepatan kecepatan konstan = v, maka
dx/dt=v
9. PENGARUH KORONA PADA GELOMBANG
BERJALAN
Korona terjadi apabila gradien tegangan melebihi satu harga tertentu yang disebut harga kritis, dan akibatnya
adalah memperlambat tiap titik pada gelombang tegangan melampaui harga kritis itu, dengan demikian ada
pengurangan kecepatan.
Pada sirkuit yang tahanannya diabaikan :
v2 = 1/LC
persamaan tsb menyatakan bahwa akibat korona itu dapat diterangkan dengan bertmbahnya kapasitansi.
bila daerah korona bertambah besar, kapasitansi bertambah besar, maka tiap tegangan mempunyai
kecepatanyang berbeda-beda. jadi laminasi-laminasi bagian atas merambat dengan keceoatan yagn lebih kecil,
sehingga puncak gelombang menjadi lebih datar dengan harga yang lebih kecil. muka gelombang lebih datar
dan mengisi bagian-bagian belakng gelombang itu.
Rugi-rugi korona menurut PEEK:
di mana :
f = frekuensi
r = jari-jari kawat
h = tinggi kawat di atas bidang netral
e = tegangan puncak
e0 = tegangan puncak korona krisis
Redaman oleh korona adalah lebih besar untuk gelombang positif daripada untuk gelombang negatif. Rugi-rugi
pada bagian posotif adalah kira-kira 2x bagian negatif.
Misal 70% rugi-rugi energi terjadi pada bagian positif dan 30% pada bagian negatif