Anda di halaman 1dari 26

Praktikum Mesin - Mesin Listrik

PRAKTIKUM II
TRANSFORMATOR HUBUNGAN SINGKAT

1. TUJUAN
 Menentukan konstanta hubung singkat : R1dan X1
 Menggambarkan rangkaian ekivalen

2. ALAT – ALAT YANG DIGUNAKAN


 Power Supply 189
 Transformator Tainer TT 179
 Transformator Dissectable TT179
 Kabel Penghubung

3. TEORI DASAR
Dengan pengukuran tegangan Vhs, arus Ihs, dan daya Phs, akan dapat dihitung
parameter :
Phs
Rek 
I hs 2
Vhs
Z ek   Rek  jX ek
I hs

X ek  Z ek2  Rek2

Rangkaian pengujian transformator hubung singkat yang disederhanakan


seperti diperlihatkan pada gambar berikut :
A W

V A

Short Circuit Test

Gambar 3.1. Rangkaian Pengujian Transformator Hubung Singkat


Gambar 3.3.1 Rangkaian Pengujian Transformator Hubung Singkat
Yang Disederhanakan

yang Disederhanakan

Laboratorium Mesin Listrik


Praktikum Mesin - Mesin Listrik

Pengertian dari hubung singkat merupakan impedansi beban ZL diperkecil


menjadi nol, sehingga hanya impedansi Zek = Rek + jXekyang membatasi arus.
Karena harga Rek dan Xek ini relatif kecil, harus dijaga agar tegangan yang masuk
(Vhs) cukup kecil sehingga arus yang dihasilkan tidak melebihi arus nominal.
Harga I0 akan relatif kecil bila dibandingkan dengan arus nominal, sehingga pada
pengukuran ini dapat diabaikan.
rangkaian ekivalen dari percobaan hubung singkat diperlihatkan seperti pada
gambar 2 berikut ini, dengan mengabaikan rugi-rugi intinya.
2 2
 T1   T1 
  R2   X 2
 T2   T2 
2
T 
R1’ = R1 +  1  R2
 T2 
2
T 
X1’ = X1 +  1  X 2
 T2 
Rangkaian ekivalen dapat digunakan untuk percobaan yang dianggap
ideal. Suatu trafo ideal tidak terdapat adanya rugi-rugi (losses) yaitu pada
belitannya tidak mempunyai tahanan ohmic sehingga tidak terdapat magnetik
bocor dan tidak ada I2.R serta rugi-rugi inti trafo ideal ini secara praktis tidak
memungkinkan dapat di realisasikan.

T1 T2

T1 T2

Gambar 2. Rangkaian Ekivalen Percobaan Hubung Singkat


Gambar 3.3.2. Rangkaian Ekivalen Percobaan Hubung Singkat

Laboratorium Mesin Listrik


Praktikum Mesin - Mesin Listrik

Dengan R1 adalah elemen ressistansi total dengan membawa elemen


rangkaian sekundernya ke primer. Dan X1 adalah elemen reaktansi total dengan
membawa elemen reaktansi sekunder ke primer.
R1 dan X1diperoleh dengan cara sebagai berikut :
P1 = I12 R1
Maka
P1
R1 = … (1)
I1
Impedansi total :
V1
Z1 =  R1 2   X 1 2 … (2)
I1
Sehinga :

X1 = Z1 2  R1 2 … (3)

Pengukuran Hubung Singkat


Hubung singkat berarti impedansi beban ZL diperkecil menjadi nol sehingga
hanya impedansi Zek = Rek + jXek yang membatasi arus. Karena harga Rek dan Xek
ini relatif kecil, harus dijaga agar tegangan masuk (Vh.s) cukup kecil sehingga arus
yang dihasilkan tidak melebihi arus nominal.
Hingga Io akan relative kecil bila dibandingkan dengan arus nominal,
sehingga pada pengukuran ini dapat diabaikan.
Pada pengukuran ini, yang dihubung singkat adalah kumparan yang
mempunyai tegangan rendah ( perhatikan gambar 3.1.3)
P X ek
Rek

V I sc A

Gambar 3.3
Gambar 3.3.3 KASIH JUDUL GAMBAR

Laboratorium Mesin Listrik


Praktikum Mesin - Mesin Listrik

Hasil pengukuran ini diperoleh :


Wsc
Req1 
I1sc 2
Vsc
Z ek1   sc
I1sc

Z eq1  R   X 
eq1
2
eq1
2

Wsc  Vsc  I1sc  Cos sc


Dimana :
Req1 = hambatan ekivalen patokan primer
Xeq1 = reaktansi ekivalen patokan primer
Zeq1 = impedansi ekivalen patokan primer
Vsc = jatuh tegangan pada kumparan primer dan sekunder
Wsc = possssswer cooper loos kumparan primer dan sekunder
Power cooper loos kumparan primer dan sekunder berturut – turut adalah :
(Pcu)1 = (I1)sc2R1
(Pcu)2 = (I2)sc2R2
Dengan demikian power cooper loos total adalah :
Wsc = Pcu = (Pcu)1 + (Pcu)2
= (I1)sc2 . R1 + (aI1sc)2 . R2
= (I1)sc2 . (R1 + a2 . R2)
Wsc = Pcu = (I1)sc2 . (Req)1
Wsc
(I1)sc2 =
Req1

Oleh karena (I2)sc = a (I1)sc, maka Wsc dapat juga ditulis :


Wsc = Pcu = I2sc2 (Req)2
Dengan tegangan primer tetap dan tegangan sekunder berubah – ubah,
persentase regulasi dapat juga dihitung :
% Regulasi = % Isc . Req1 . Cos θ ± % Isc .Xeq1 .Sin θ +
%.I sc . X eq1 .Cos  % I sc .Req1 .Sin 
2

200

Laboratorium Mesin Listrik


Praktikum Mesin - Mesin Listrik

Dimana :
Tanda (+) untuk power factor lagging
Tanda (–) untuk power factor laeding
Wsc
% Isc2.Req1 =  100
KVA Rated

Vsc
% Isc.Zeq1 =  100
V primer rated

% Isc.Xeq1 = %.I sc .Z eq1   %.I sc .Req1   100


2 2

Hal – hal yang perlu diperhatikan pada pengukuran hubung singkat adalah:
a. Tegangan yang diberikan pada kumparan primer (tegangan tinggi) diambil 
5% dari tegangan nominalnya.
b. Arus hubung singkat sama dengan arus beban penuh kumparan primer dan
sekunder.
c. Power cooper loos akan terbaca 3% dari cooper loos trafo.
Catatan : total cooper loos = (I1)bp2 . Req1 = (I2)bp2 . Req2
Transformator atau trafo adalah bagian dari peralatan static (stasioner)
dengan menggunakan daya listrik pada suatu rangkaian yang di transformasikan
ke daya listrik pada rangkaian lain dengan frekuensi yang sama prinsip kerjanya
berdasarkan induksi bersama antara dua rangkaian yang dihubungkan secara fluksi
magnetik. Transformator pada prinsip induksi elektrimagnetik,
mentransformasikan tegangan dan arus bolak-balik (AC) antara dua belitan atau
lebih pada frekuensi yang sama besar .
Pada trafo terdiri dari lilitan induktif yang terpisah secara listrik tetapi
terhubung secara magnetik melalui lintasan magnetik pada induktansi rendah.
Dimana pada masing-masing lilitan mempunyai induktansi bersama yang tinggi
(M).Koefisien induktansi bersama antara dua lilitan didefisinikan sebagai weber-
lilitan pada satu lilitan disebabkanoleh arus sutu amper pada lilitan lainnya.
Elemen utama suatu trafo terdiri dari dua lilitan (belitan) yaitu lilitan sisi
primer sebagai input trafo dan lilitan sisi sekunder sabagai output trafo. Dimana
masing-masing sisi lilitan mempunyai induktansi bersama dan inti yang terdiri

Laboratorium Mesin Listrik


Praktikum Mesin - Mesin Listrik

dari lapisan-lapisan lempengan baja pada masing-masing sisi isolasi terhadap satu
sama lainnya.
Pada semua tipe trafo, inti terbuat dari lapisan-lapisan lempeng baja guna
mendapatkan kontinuitas lintasan magnetik dengan celah udara yang minimum.
Baja yang digunakan dengan kadungan silikon tinggi untuk mendapatkan
permeabilitas tinggi dan rugi-rugi (susut) yang rendah
Susut arus eddy dapat di minimisasi dngan cara membuat lapisan-lapisan
lempeng baja pada inti. Tebal lempengan lapisan baja pada inti bervariasi dari
0,35 mm untuk frekuensi 50 Hz hingga 0,50 mm untuk frekuensi 25 Hz.
Dua belitan dikatakan mempunyai induktansi bersama 1 Henry, jika arus
satu amper mengalir pada satu lilitan menghasilkan fluksi lingkupsebesar 1 wbr-
lilit pada lilitan lainnya.
Bila suatu lilitan dihubungkan ke sumber tegangan bolak-balik maka fluksi
magnetik timbul pada lapisan-lapisan inti yang melingkupi lilitan laiannya fluksi
ini akan menghasilkan ε.m.f induksi secara bersama-sama, sesuai dengan hukum
induksi elektromagnetik faraday.
Bila diantara kumparan primer diberi sumber tegangan bolak-balik akan
timbul fluks bolak-balik dan menghasilkan tegangan induksi primer yang
amplitudonya bergantung pada tegangan primer dan jumlah lilitannya.
Transformator adalah suatu alat listrik yang dapat memindahkan dan
mengubah energi listrik dari satu atau lebih rangkaian listrik kerangkaian listrik
yang lain melalui suatu gandengan magnet dan berdasarkan prinsip induksi
electromagnetik. Transformator terdiri dari dua gulungan kawat yang terpisah satu
sama lain, yang dibelitkan pada inti yang sama.
Daya listrik dipisahkan dari kumparan primer ke kumparan sekunder
dengan perantara garis gaya magnet ( flux magnet ) yang dibangkitkan oleh aliran
listrik yang mengalir melalui kumparan sekunder.
Untuk dapat membangkitkan tegangan listrik pada kumparan sekunder,
flux magnet yang dibangkitkan oleh kumparan primer harus berubah – ubah.
Maka untuk memenuhi hal ini, aliran listrik yang mengalir melalui kumparan
primer haruslah aliran listrik bolak – balik.

Laboratorium Mesin Listrik


Praktikum Mesin - Mesin Listrik

Saat kumparan primer dihubungkan ke sumber listrik AC, pada kumparan


primer akan timbul gaya gerak magnet bersama yang juga bolak – balik. Adanya
flux magnet bersama ini, pada ujung-ujung kumparan sekunder timbul gaya gerak
listrik induksi sekunder yang mungkin sama, lebih tinggi, atau lebih rendah dari
gaya gerak listrik primer. Hal ini tergantung pada perbandingan transformasi
kumparan transformator tersebut. Transformator Atau yang sering disebut sebagai
(trafo) adalah salah satu peralatan utama dalam penyaluran energi listrik yang
berfungsi mengkonversikan tegangan. Trafo ini tentunya diharapkan dapat bekerja
pada performa yang diinginkan. Karena apabila peralatan ini tidak bekerja dengan
semestinya, maka penyaluran energi listrik menjadi terganggu dan bahkan dapat
menyebabkan terhentinya pasokan listrik pada suatu jaringan listrik yang saling
terinterkoneksi satu sama lain. Terhentinya pasokan listrik tersebut tentunya
merugikan berbagai pihak mulai dari konsumen listrik ataupun produsen listrik
yang dalam hal ini PT PLN. Oleh karena itu, sebelum trafo dapat digunakan pada
sistem tenaga listrik, maka perlu dilakukan beberapa rangkaian pengujian pada
trafo daya tersebut. Hal ini dimaksudkan agar trafo daya tersebut dapat bekerja
sesuai dengan spesifikasinya pada berbagai kondisi di lapangan [6].

Transformer atau trafo Merupakan suatu peralatan yang dapat mengubah


tenaga listrik dari suatu level tegangan ke level tegangan lainnya. Trafo biasanya
terdiri atas dua bagian inti besi atau lebih yang dibungkus oleh belitan-belitan
kawat tembaga. Prinsip pengubahan level tegangan dilakukan dengan
memanfaatkan banyaknya jumlah belitan pada inti trafo. Bila salah satu kumpulan
belitan, biasanya disebut belitan primer, diberikan suatu tegangan yang berubah-
ubah, maka akan menghasilkan mutual flux yang berubah-ubah dengan besar
amplitude yang tergantung pada tegangan, frekuensi tegangan, dan jumlah lilitan
kawat tembaga dibelitan primer. Mutual flux yang terjadi akan terhubung dengan
belitan lain yang disebut sisi sekunder dan akan menginduksi suatu tegangan yang
berubah-ubah di dalamnya dengan nilai tegangan yang bergantung pada jumlah
lilitan pada belitan sekunder. Dengan mengatur perbandingan jumlah lilitan antara

Laboratorium Mesin Listrik


Praktikum Mesin - Mesin Listrik

sisi primer dan sekunder, maka akan dapat ditentukan rasio tegangan ataupun
sering disebut rasio trafo [7].

Trafo tidak berbeban gambar menunjukkan suatu bentuk trafo dengan


rangkaian pada sisi sekunder dalam keadaan terbuka ataupun tidak berbeban, dan
pada bagian primernya diberikan tegangan berubah-ubah. Kemudian arus iφ, yang
biasa disebut sebagai arus eksitasi, akan mengalir pada sisi primer dan
menghasilkan flux yang berubah-ubah secara magnetik. Flux tersebut
menghasilkan gaya gerak listrik (emf) dengan persamaan sebagai berikut ini:
𝑑𝜆1 𝑑𝜑
𝑒1 = = 𝑁1
𝑑𝑡 𝑑𝑡
dimana :
λ1 = flux di sisi primer
φ = flux di inti trafo yang menghubungkan kedua belitan
N1 = jumlah lilitan kawat di belitan primer
Trafo Hubung Beban. Bila belitan lilitan kawat tembaga di sisi sekunder pada
gambar 1 diatas dihubungkan dengan beban, maka akan terlihat seperti pada
gambar 2. N1 adalah jumlah lilitan di sisi primer dan N2 adalah jumlah lilitan di
sisi sekunder. Belitan sisi sekunder terhubung ke beban dan diasumsikan bahwa
arus yang keluar dari belitan sekunder adalah bernilai positif, maka arus tersebut
akan menghasilkan gaya gerak magnet yang berlawanan arah dengan yang
dihasilkan oleh arus dari lilitan primer. Dengan menganggap resistansi belitan
dapat diabaikan, maka akan dihasilkan flux yang terbatas pada inti trafo yang
menghubungkan kedua inti belitan (flux bocor diasuksikan dapat diabaikan).
Dengan asumsi tersebut di atas, maka pada gambar 1 dapat dikatakan apabila
tegangan yang berubah waktu v1 diberikan pada belitan primer akan dihasilkan
flux inti φ yang menghasilkan gaya gerak listrik e1 yang sebanding dengan
tegangan v1. Flux pada inti juga terhubung ke bagian sekunder trafo sehingga
menghasilkan induksi gaya gerak gerak listrik emf e2 sehingga belitan sekunder
akan menghasilkan tegangan pada terminalnya dengan persamaan:

Laboratorium Mesin Listrik


Praktikum Mesin - Mesin Listrik

𝑑𝜑
𝑣2 = 𝑒2 = 𝑁2 =
𝑑𝑡
Dengan membandingkan kedua persamaan, maka dapat diperoleh:
𝑣1 𝑁1
=
𝑣2 𝑁2
Maka dapat dikatakan bahwa prinsip pengubahan tegangan pada trafo dilakukan
dengan perbandingan antara jumlah belitan antara sisi primer dengan sisi
sekundernya. Apabila suatu beban dihubungkan pada sisi sekunder trafo maka
akan dihasilkan arus i2 dengan mmf N2 · i2. Dari persamaan tersebut dan dengan
mengasumsikan permeabilitas inti trafo yang sangat besar, maka penambahan
beban pada sisi sekunder trafo tidak mempengaruhi flux inti trafo. Total eksitasi
mmf pada inti trafo tidak akan berubah dan bahkan dapat diabaikan. Maka akan
diperoleh [8].

Transformer adalah suatu alat listrik yang dapat memindahkan dan


mengubah energi listrik dari satu atau lebih rangkaian listrik ke rangkaian listrik
yang lain, melalui suatu gandengan magnet dan berdasarkan prinsip induksi
elektromagnetik. Sejarah Transformer awalnya dimulai pada 1831, Michael
Faraday mendemonstrasikan sebuah koil dapat menghasilkan tegangan dari koil
lain. Kemudian 1832, Joseph Henry menemukan bahwa perubahan flux yang
cepat dapat menghasilkan tegangan koil yang cukup tinggi. Kemudian 1836,
Nicholas Callan memodifikasi penemuan Henry dengan dua koil. Selanjutnya,
pada 1850 – 1884, era penemuan generator AC dan penggunaan listrik AC.
Kemudian 1885, Georges Westinghouse & William Stanley mengembangkan
transformer berdasarkan generator AC. Selanjutnya pada 1889, Mikhail Dolivo-
Dobrovolski mengembangkan transformer 3 fasa pertama. Prinsip dasar suatu
transformator adalah induksi bersama (mutual induction) antara dua rangkaian
yang dihubungkan oleh fluks magnet. Dalam bentuk yang sederhana,
transformator terdiri dari dua buah kumparan induksi yang secara listrik terpisah
tetapi secara magnet dihubungkan oleh suatu path yang mempunyai relaktansi
yang rendah. Kedua kumparan tersebut mempunyai mutual induction yang tinggi.
Jika salah satu kumparan dihubungkan dengan sumber tegangan bolak-balik, fluks
Laboratorium Mesin Listrik
Praktikum Mesin - Mesin Listrik

bolak-balik timbul di dalam inti besi yang dihubungkan dengan kumparan yang
lain menyebabkan atau menimbulkan ggl (gaya gerak listrik) induksi ( sesuai
dengan induksi elektromagnet) dari hukum faraday, Bila arus bolak balik
mengalir pada induktor, maka akan timbul gaya gerak listrik (ggl).

Terdapat berbagai macam trafo


Jenis-jenisnya adalah sebagai berikut.
1. Trafo Radio
Trafo yang biasa digunakan pada rangkaian radio dan televisi dengan tegangan input
220 V / 110 V dan tegangan output 48 V – 24 V step down. Dimensi pada trafo ini
sangat kecil dan efisiensi rendah.
2. Trafo Pengukuran
a. Current Transformer. Current transformer mengukur aliran listrik dan memberikan
masukan untuk kekuasaan transformer dan instrumen. Current transformer baik
menghasilkan arus bolak-balik atau tegangan bolak-balik yang sebanding dengan
arus yang diukur. Ada dua tipe dasar transformator saat ini: wound dan toroida.
Transformer wound saat ini terdiri dari integral belitan primer yang dimasukkan
secara seri dengan konduktor yang membawa arus yang diukur. Toroidal atau
berbentuk donat transformer saat ini tidak mengandung belitan primer. Sebaliknya,
kawat yang membawa arus threaded melalui jendela di transformator toroida.
Beberapa CTS dibuat untuk engsel terbuka, memungkinkan insersi sekitar konduktor
listrik konduktor tanpa mengganggu sama sekali. Standar industri untuk arus
sekunder CT adalah kisaran 0 hingga 5 ampli AC. Seperti PTS, CTS dapat dibuat
dengan rasio berliku kustom untuk memenuhi hampir semua aplikasi. Karena mereka
"beban penuh" arus sekunder adalah 5 ampli, rasio CT biasanya digambarkan dalam
hal beban penuh amp utama sampai 5 ampli.
b. Potential Transformer. Transformer juga dapat digunakan dalam sistem
instrumentasi listrik. Karena transformer kemampuan untuk meningkatkan atau turun
tegangan dan arus, dan listrik isolasi yang mereka berikan, mereka dapat berfungsi
sebagai cara untuk menghubungkan peralatan listrik tegangan tinggi, sistem tenaga
arus tinggi

Laboratorium Mesin Listrik


Praktikum Mesin - Mesin Listrik

3. Trafo Tenaga
Trafo ini biasanya digunakan pada pemakaian daya dari rumah tangga, sampai
pembangkit, transmisi dan distribusi tenaga listrik. Beberapa alasan digunakannya
transformer, antara lain tegangan yang dihasilkan sumber tidak sesuai dengan
tegangan pemakai, iasanya sumber jauh dari pemakai sehingga perlu tegangan tinggi
(pada jaringan transmisi), dan kebutuhan pemakai/beban memerlukan tegangan yang
bervariasi. [9]

Transformator merupakan alat listrik statis yang dapat memindahkan dan


mengubah energi listrik bolak-balik (arus dan tegangan) dari satu atu lebih rangkaian
listrik ke rangkaian listrik yang lain dengan nilai yang sama maupun berbeda
besarnya (lebih kecil atau lebih besar) pada frekuensi yang sama, melalui suatu
gandengan magnet dan berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik. Penggunaan
transformator dalam sistem tenaga listrik memungkinkan terpilihnya tegangan yang
sesuai dan ekonomis untuk tiap-tiap keperluan misalnya, kebutuhan akan tegangan
tinggi dalam pengiriman daya jarak jauh. Pada penyaluran tenaga listrik arus bolak-
balik terjadi kerugian energy sebesar I2R watt. Kerugian ini akan banyak berkurang
apabila tegangan dinaikan setinggi mungkin. Dengan demikian maka saluran-saluran
transmisi tenaga listrik senantiasa mempergunakan tegangan yang tinggi. Hal ini
dilakukan terutama untuk mengurangi kerugian energy yang terjadi, dengan cara
mempergunakan transformator untuk menaikkan tegangan listrik dipusat listrik dari
tegangan generator yang biasanya berkisaran antara 6 kV sampai 20kV pada awal
tranmisi ke tegangan transmisi antara 100 kV sampai 1000 kV, kemudian
menurunkannya lagi pada ujung akhir saluran ke tegangan yang lebih rendah.
Transformator memiliki beberapa bagin. Antara lain adalah sebagai berikut.
1. Inti Besi.
Inti besi berfungsi untuk mempermudah jalan fluksi, yang ditimbulkan oleh arus
listrik yang melalui kumparan.dibuat dari lempengan-lempengan besi tipis yang
berisolasi, untuk mengurangi panas (sebagai rugi-rugi) yang ditimbulkan oleh eddy
current [10]

Laboratorium Mesin Listrik


Praktikum Mesin - Mesin Listrik

4. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Susun rangkaian seperti gambar.
2. Hidupkan switch PS 189.
3. Naikkan tegangan pasok PS 189 secara perlahan-lahan sampai tegangan
yang ditentukan.
4. Baca arus sisi primer, tegangan dan arus sisi sekunder. Catat hasilnya.

Gambar 3.4 Rangkaian Percobaan Transformator Hubungan Singkat.

Laboratorium Mesin Listrik


Praktikum Mesin - Mesin Listrik

5. PENGOLAHAN DATA

Hub. Hub. V1 V2
I1 (A) I2 (A) Rasio cos 𝜃
Primer Sekunder (V) (V)
Arus

AB DE 2.5 2.5 0 2.2 0.88 0.85


AB FG 2.5 2.5 0 2.2 0.88 0.85
AB DG 2.5 3.9 0 1.7 0.435 0.85
BC DE 2.5 2.7 0 2.4 0.8 0.85
BC FG 2.5 2.7 0 2.4 0.8 0.85
BC DG 2.5 4.1 0 1.8 0.439 0.85
AC DE 2.5 0.7 0 1.3 1.857 0.85
AC FG 2.5 0.7 0 1.3 1.857 0.85
AC DG 2.5 1.2 0 1.1 0.916 0.85

MASUKKAN RASIO TEGANGAN

Laboratorium Mesin Listrik


Praktikum Mesin - Mesin Listrik

6. PENGOLAHAN DATA

1. Hubungan Primer AB dengan hubungan sekunder DE


Dik : V1 = 2.5 V
I1 = 2.5 A
V2 =0V
I2 = 2.2 A
cos 𝜃 = 0.85
𝐼 2.2
Rasio Arus = 𝐼2 = 2.5 = 0.88
1

Daya Aktif (P1) = 𝑉1 . 𝐼1 . 𝑐𝑜𝑠 𝜃 = 2.5 𝑥 2.5 𝑥 0.85 = 5.3125 𝑊


Daya Reaktif (Q1) = 𝑉1 . 𝐼1 . 𝑠𝑖𝑛 𝜃 = 2.5 𝑥 2.6 𝑥 0.527 = 3.4255 𝑉𝐴𝑅
Daya Semu (S1) = 𝑉1 . 𝐼1 = 2.5 𝑥 2.5 = 6.25 𝑉𝐴
𝑃 5.3125
Resistansi (R1) = 𝐼 12 = = 0.85 𝛺
1 2.52
𝑉1 2.5
Impedansi (Z1) = = 2.5 = 1𝛺
𝐼1

Reaktansi (X1) = √𝑍1 2 − 𝑅1 2 = √12 − 0.852 = 0.5267 𝛺


MASUKKAN RASIO TEGANGAN
2. Hubungan Primer AB dengan hubungan sekunder FG
Dik : V1 = 2.5 V
I1 = 2.5 A
V2 =0V
I2 = 2.2 A
cos 𝜃 = 0.85
𝐼 2.2
Rasio Arus = 𝐼2 = 2.5 = 0.88
1

Daya Aktif (P1) = 𝑉1 . 𝐼1 . 𝑐𝑜𝑠 𝜃 = 2.5 𝑥 2.5 𝑥 0.85 = 5.3125 𝑊


Daya Reaktif (Q1) = 𝑉1 . 𝐼1 . 𝑠𝑖𝑛 𝜃 = 2.5 𝑥 2.6 𝑥 0.527 = 3.4255 𝑉𝐴𝑅
Daya Semu (S1) = 𝑉1 . 𝐼1 = 2.5 𝑥 2.5 = 6.25 𝑉𝐴
𝑃 5.3125
Resistansi (R1) = 𝐼 12 = = 0.85 𝛺
1 2.52
𝑉1 2.5
Impedansi (Z1) = 𝐼1
= 2.5 = 1𝛺

Laboratorium Mesin Listrik


Praktikum Mesin - Mesin Listrik

Reaktansi (X1) = √𝑍1 2 − 𝑅1 2 = √12 − 0.852 = 0.5267 𝛺


MASUKKAN RASIO TEGANGAN

3. Hubungan Primer AB dengan hubungan sekunder DG


Dik : V1 = 2.5 V
I1 = 3.9 A
V2 =0V
I2 = 1.7 A
cos 𝜃 = 0.85
𝐼 1.7
Rasio Arus = 𝐼2 = 3.9 = 0.435
1

Daya Aktif (P1) = 𝑉1 . 𝐼1 . 𝑐𝑜𝑠 𝜃 = 2.5 𝑥 3.9 𝑥 0.85 = 8,287 𝑊


Daya Reaktif (Q1) = 𝑉1 . 𝐼1 . 𝑠𝑖𝑛 𝜃 = 2.5 𝑥 3.9 𝑥 0.527 = 5,1382 𝑉𝐴𝑅
Daya Semu (S1) = 𝑉1 . 𝐼1 = 2.5 𝑥 3.9 = 9,75𝑉𝐴
𝑃 8,287
Resistansi (R1) = 𝐼 12 = = 0,544 𝛺
1 3.92
𝑉1 2.5
Impedansi (Z1) = = 2.5 = 1𝛺
𝐼1

Reaktansi (X1) = √𝑍1 2 − 𝑅1 2 = √12 − 0.5442 = 0.84 𝛺


MASUKKAN RASIO TEGANGAN

4. Hubungan Primer BC dengan hubungan sekunder DE


Dik : V1 = 2.5 V
I1 = 2.7 A
V2 =0V
I2 = 2.4 A
cos 𝜃 = 0.85
𝐼 2.4
Rasio Arus = 𝐼2 = 2.7 = 0.88
1

Daya Aktif (P1) = 𝑉1 . 𝐼1 . 𝑐𝑜𝑠 𝜃 = 2.5 𝑥 2.7 𝑥 0.85 = 5.7375 𝑊


Daya Reaktif (Q1) = 𝑉1 . 𝐼1 . 𝑠𝑖𝑛 𝜃 = 2.5 𝑥 2.7 𝑥 0.527 = 3.557 𝑉𝐴𝑅
Daya Semu (S1) = 𝑉1 . 𝐼1 = 2.5 𝑥 2.7 = 6.75 𝑉𝐴

Laboratorium Mesin Listrik


Praktikum Mesin - Mesin Listrik

𝑃 5.7375
Resistansi (R1) = 𝐼 12 = = 0.79 𝛺
1 2.72
𝑉1 2.5
Impedansi (Z1) = = 2.7 = 0,92𝛺
𝐼1

Reaktansi (X1) = √𝑍1 2 − 𝑅1 2 = √0,922 − 0.792 = 0.471 𝛺


MASUKKAN RASIO TEGANGAN

5. Hubungan Primer BC dengan hubungan sekunder FG


Dik : V1 = 2.5 V
I1 = 2.7 A
V2 =0V
I2 = 2.4 A
cos 𝜃 = 0.85
𝐼 2.4
Rasio Arus = 𝐼2 = 2.7 = 0.88
1

Daya Aktif (P1) = 𝑉1 . 𝐼1 . 𝑐𝑜𝑠 𝜃 = 2.5 𝑥 2.7 𝑥 0.85 = 5.7375 𝑊


Daya Reaktif (Q1) = 𝑉1 . 𝐼1 . 𝑠𝑖𝑛 𝜃 = 2.5 𝑥 2.7 𝑥 0.527 = 3.557 𝑉𝐴𝑅
Daya Semu (S1) = 𝑉1 . 𝐼1 = 2.5 𝑥 2.7 = 6.75 𝑉𝐴
𝑃 5.7375
Resistansi (R1) = 𝐼 12 = = 0.79 𝛺
1 2.72
𝑉1 2.5
Impedansi (Z1) = = 2.7 = 0,92𝛺
𝐼1

Reaktansi (X1) = √𝑍1 2 − 𝑅1 2 = √0,922 − 0.792 = 0.471 𝛺


MASUKKAN RASIO TEGANGAN

6. Hubungan Primer BC dengan hubungan sekunder DG


Dik : V1 = 2.5 V
I1 = 4.1 A
V2 =0V
I2 = 1.8 A
cos 𝜃 = 0.85
𝐼 1.8
Rasio Arus = 𝐼2 = 4.1 = 0.439
1

Daya Aktif (P1) = 𝑉1 . 𝐼1 . 𝑐𝑜𝑠 𝜃 = 2.5 𝑥 4.1 𝑥 0.85 = 8,7125 𝑊

Laboratorium Mesin Listrik


Praktikum Mesin - Mesin Listrik

Daya Reaktif (Q1) = 𝑉1 . 𝐼1 . 𝑠𝑖𝑛 𝜃 = 2.5 𝑥 4.1 𝑥 0.527 = 5,401 𝑉𝐴𝑅


Daya Semu (S1) = 𝑉1 . 𝐼1 = 2.5 𝑥 4.1 = 10,25𝑉𝐴
𝑃 8,7125
Resistansi (R1) = 𝐼 12 = = 0.518 𝛺
1 4.12
𝑉1 2.5
Impedansi (Z1) = = 4.1 = 0,61𝛺
𝐼1

Reaktansi (X1) = √𝑍1 2 − 𝑅1 2 = √0,612 − 0.5182 = 0.322 𝛺


MASUKKAN RASIO TEGANGAN

7. Hubungan Primer AC dengan hubungan sekunder DE


Dik : V1 = 2.5 V
I1 = 0.7 A
V2 =0V
I2 = 1.3 A
cos 𝜃 = 0.85
𝐼 1.3
Rasio Arus = 𝐼2 = 0.7 = 0.857
1

Daya Aktif (P1) = 𝑉1 . 𝐼1 . 𝑐𝑜𝑠 𝜃 = 2.5 𝑥 0.7 𝑥 0.85 = 1,4875 𝑊


Daya Reaktif (Q1) = 𝑉1 . 𝐼1 . 𝑠𝑖𝑛 𝜃 = 2.5 𝑥 2.6 𝑥 0.527 = 0,922 𝑉𝐴𝑅
Daya Semu (S1) = 𝑉1 . 𝐼1 = 2.5 𝑥 0.7 = 1.75 𝑉𝐴
𝑃 1,4875
Resistansi (R1) = 𝐼 12 = = 0.238 𝛺
1 2.52
𝑉1 2.5
Impedansi (Z1) = = 0.7 = 3,571𝛺
𝐼1

Reaktansi (X1) = √𝑍1 2 − 𝑅1 2 = √3.5712 − 0.2382 = 3,563 𝛺


MASUKKAN RASIO TEGANGAN

8. Hubungan Primer AC dengan hubungan sekunder FG


Dik : V1 = 2.5 V
I1 = 0.7 A
V2 =0V
I2 = 1.3 A
cos 𝜃 = 0.85

Laboratorium Mesin Listrik


Praktikum Mesin - Mesin Listrik

𝐼 1.3
Rasio Arus = 𝐼2 = 0.7 = 0.857
1

Daya Aktif (P1) = 𝑉1 . 𝐼1 . 𝑐𝑜𝑠 𝜃 = 2.5 𝑥 0.7 𝑥 0.85 = 1,4875 𝑊


Daya Reaktif (Q1) = 𝑉1 . 𝐼1 . 𝑠𝑖𝑛 𝜃 = 2.5 𝑥 2.6 𝑥 0.527 = 0,922 𝑉𝐴𝑅
Daya Semu (S1) = 𝑉1 . 𝐼1 = 2.5 𝑥 0.7 = 1.75 𝑉𝐴
𝑃 1,4875
Resistansi (R1) = 𝐼 12 = = 0.238 𝛺
1 2.52
𝑉1 2.5
Impedansi (Z1) = = 0.7 = 3,571𝛺
𝐼1

Reaktansi (X1) = √𝑍1 2 − 𝑅1 2 = √3.5712 − 0.2382 = 3,563 𝛺


MASUKKAN RASIO TEGANGAN

9. Hubungan Primer AC dengan hubungan sekunder DG


Dik : V1 = 2.5 V
I1 = 1.2 A
V2 =0V
I2 = 1.1 A
cos 𝜃 = 0.85
𝐼 1.1
Rasio Arus = 𝐼2 = 1.2 = 0.916
1

Daya Aktif (P1) = 𝑉1 . 𝐼1 . 𝑐𝑜𝑠 𝜃 = 2.5 𝑥 1.2 𝑥 0.85 = 2.55 𝑊


Daya Reaktif (Q1) = 𝑉1 . 𝐼1 . 𝑠𝑖𝑛 𝜃 = 2.5 𝑥 1.2𝑥 0.527 = 1.581 𝑉𝐴𝑅
Daya Semu (S1) = 𝑉1 . 𝐼1 = 2.5 𝑥 1.2 = 3 𝑉𝐴
𝑃 2.55
Resistansi (R1) = 𝐼 12 = = 2,107 𝛺
1 1.12
𝑉1 2.5
Impedansi (Z1) = = 1.2 = 2.083𝛺
𝐼1

Reaktansi (X1) = √𝑍1 2 − 𝑅1 2 = √2.0832 − 2.1072 = 0,571 𝛺


MASUKKAN RASIO TEGANGAN

Laboratorium Mesin Listrik


Praktikum Mesin - Mesin Listrik

7. TUGAS DAN JAWABAN


1. Jelaskan secara lengkap tentang transformator hubung singkat !
2. Jelaskan secara lengkap tentang jenis-jenis transformator!

Jawab:
1. Short Circuit (Arus hubungan Singkat) Pada Transformator - Besarnya Arus
hubungan singkat (Short Circuit Current) pada sebuah jaringan listrik dipengaruhi oleh
jenis peralatan listik yang dipasang pada jaringan tersebut, seperti : generator,
transformator, motor dll.Untuk menetukan besarnya arus hubungan singkat (short
circuit current) pada sebuah transformator , terlebih dahulu kita harus mengetahui
besarnya tegangan terminal pada saat short circuit tersebut timbul (Usc %).
Transformator Atau yang sering disebut sebagai (trafo) adalah salah satu peralatan
utama dalam penyaluran energi listrik yang berfungsi mengkonversikan tegangan. Trafo
ini tentunya diharapkan dapat bekerja pada performa yang diinginkan. Karena apabila
peralatan ini tidak bekerja dengan semestinya, maka penyaluran energi listrik menjadi
terganggu dan bahkan dapat menyebabkan terhentinya pasokan listrik pada suatu
jaringan listrik yang saling terinterkoneksi satu sama lain. Terhentinya pasokan listrik
tersebut tentunya merugikan berbagai pihak mulai dari konsumen listrik ataupun
produsen listrik yang dalam hal ini PT PLN. Oleh karena itu, sebelum trafo dapat
digunakan pada sistem tenaga listrik, maka perlu dilakukan beberapa rangkaian
pengujian pada trafo daya tersebut. Hal ini dimaksudkan agar trafo daya tersebut dapat
bekerja sesuai dengan spesifikasinya pada berbagai kondisi di lapangan. Trafo

Laboratorium Mesin Listrik


Praktikum Mesin - Mesin Listrik

Merupakan suatu peralatan yang dapat mengubah tenaga listrik dari suatu level
tegangan ke level tegangan lainnya. Trafo biasanya terdiri atas dua bagian inti besi atau
lebih yang dibungkus oleh belitan-belitan kawat tembaga. Prinsip pengubahan level
tegangan dilakukan dengan memanfaatkan banyaknya jumlah belitan pada inti trafo.
Bila salah satu kumpulan belitan, biasanya disebut belitan primer, diberikan suatu
tegangan yang berubah-ubah, maka akan menghasilkan mutual flux yang berubah-ubah
dengan besar amplitude yang tergantung pada tegangan, frekuensi tegangan, dan jumlah
lilitan kawat tembaga dibelitan primer. Mutual flux yang terjadi akan terhubung dengan
belitan lain yang disebut sisi sekunder dan akan menginduksi suatu tegangan yang
berubah-ubah di dalamnya dengan nilai tegangan yang bergantung pada jumlah lilitan
pada belitan sekunder. Dengan mengatur perbandingan jumlah lilitan antara sisi primer
dan sekunder, maka akan dapat ditentukan rasio tegangan ataupun sering disebut rasio
trafo.

2. Jenis-jenis Transformator
Jenis-jenisnya adalah sebagai berikut.
1. Trafo Radio
Trafo yang biasa digunakan pada rangkaian radio dan televisi dengan tegangan input
220 V / 110 V dan tegangan output 48 V – 24 V step down. Dimensi pada trafo ini
sangat kecil dan efisiensi rendah.
2. Trafo Pengukuran
a. Current Transformer. Current transformer mengukur aliran listrik dan memberikan
masukan untuk kekuasaan transformer dan instrumen. Current transformer baik
menghasilkan arus bolak-balik atau tegangan bolak-balik yang sebanding dengan
arus yang diukur. Ada dua tipe dasar transformator saat ini: wound dan toroida.
Transformer wound saat ini terdiri dari integral belitan primer yang dimasukkan
secara seri dengan konduktor yang membawa arus yang diukur. Toroidal atau
berbentuk donat transformer saat ini tidak mengandung belitan primer. Sebaliknya,
kawat yang membawa arus threaded melalui jendela di transformator toroida.
Beberapa CTS dibuat untuk engsel terbuka, memungkinkan insersi sekitar konduktor
listrik konduktor tanpa mengganggu sama sekali. Standar industri untuk arus

Laboratorium Mesin Listrik


Praktikum Mesin - Mesin Listrik

sekunder CT adalah kisaran 0 hingga 5 ampli AC. Seperti PTS, CTS dapat dibuat
dengan rasio berliku kustom untuk memenuhi hampir semua aplikasi. Karena mereka
"beban penuh" arus sekunder adalah 5 ampli, rasio CT biasanya digambarkan dalam
hal beban penuh amp utama sampai 5 ampli.
b. Potential Transformer. Transformer juga dapat digunakan dalam sistem
instrumentasi listrik. Karena transformer kemampuan untuk meningkatkan atau turun
tegangan dan arus, dan listrik isolasi yang mereka berikan, mereka dapat berfungsi
sebagai cara untuk menghubungkan peralatan listrik tegangan tinggi, sistem tenaga
arus tinggi
3. Trafo Tenaga
Trafo ini biasanya digunakan pada pemakaian daya dari rumah tangga, sampai
pembangkit, transmisi dan distribusi tenaga listrik. Beberapa alasan digunakannya
transformer, antara lain tegangan yang dihasilkan sumber tidak sesuai dengan
tegangan pemakai, iasanya sumber jauh dari pemakai sehingga perlu tegangan tinggi
(pada jaringan transmisi), dan kebutuhan pemakai/beban memerlukan tegangan yang
bervariasi.

Laboratorium Mesin Listrik


Praktikum Mesin - Mesin Listrik

8. ANALISA HASIL PERCOBAAN

Pada percobaan berjudul transformator hubung singkat kami praktikan melakukan


satu macam percobaan dengan sembilan kali percobaan, merangkai rangkaian
transformator seperti yang terlampir pada modul, sesuai dengan perbandingan kumparan
primer dan sekunder pada transformator step up, step down dan transformator ideal,
kemudian mengambil data berupa arus primer (I1), arus sekunder (I2), tegangan primer
(V1) sebesar 2,5 Volt, dengan tegangan sekunder (V2) bernilai nol karena terjadinya
short circuit pada titik tersebut. Data diambil sebanyak sembilan kali dengan melakukan
perbandingan posisi yang berbeda pada hubung primer (AB,BC,AC) dan hubung
sekunder (DG,DE,FG). Saat hubung primer pada posisi AB dan hubung sekunder pada
posisi DE, dengan tegangan primer sebesar 2,5 Volt didapatkan arus primer sebesar
2,5A dan arus sekunder sebesar 2,2 A. Saat hubung primer pada posisi AB dan hubung
sekunder pada posisi DG, dengan tegangan primer sebesar 2,5 Volt didapatkan arus
primer sebesar 3,9 A dan arus sekunder sebesar 1,7A. Saat hubung primer pada posisi
AB dan hubung sekunder pada posisi FG, dengan tegangan primer sebesar 2,5 Volt
didapatkan arus primer sebesar 2,3 A dan arus sekunder sebesar 2,2 A. Saat hubung
primer pada posisi BC dan hubung sekunder pada posisi DG, tegangan primer sebesar
2,5 Volt didapatkan arus primer sebesar 4,1 A dan arus sekunder sebesar 1,8 A. Saat
hubung primer pada posisi BC dan hubung sekunder pada posisi DE, tegangan primer
sebesar 2,5 Volt didapatkan arus primer sebesar 2,7 A dan arus sekunder sebesar 2,4 A.
Saat hubung primer pada posisi BC dan hubung sekunder pada posisi FG, dengan

Laboratorium Mesin Listrik


Praktikum Mesin - Mesin Listrik

tegangan primer sebesar 2,5 Volt didapatkan arus primer sebesar 2,7 A dan arus
sekunder sebesar 2,4 A. Saat hubung primer pada posisi AC dan hubung sekunder pada
posisi DG, dengan tegangan primer sebesar 2,5 Volt didapatkan arus primer sebesar 1,2
A dan arus sekunder sebesar 1,1 A. Saat hubung primer pada posisi AC dan hubung
sekunder pada posisi DE, dengan tegangan primer sebesar 2,5 Volt didapatkan arus
primer sebesar 0,7 A dan arus sekunder sebesar 1,3 A. Saat hubung primer pada posisi
AC dan hubung sekunder pada posisi FG, dengan tegangan primer sebesar 2,5 Volt
didapatkan arus primer sebesar 0,7 A dan arus sekunder sebesar 1,3 A. Pada hubung
primer AB dan BC, arus primer yang dihasilkan lebih besar daripada pada hubung
primer AC. Hal ini terjadi karena pengaruh banyak lilitan pada hubungan primer
tersebut yang meliputi hubung AB dan BC yang jumlah lilitannya lebih banyak dari
pada hubung primer AC.

Laboratorium Mesin Listrik


Praktikum Mesin - Mesin Listrik

9. KESIMPULAN

1. Semakin banyak jumlah lilitan pada sisi sekunder maka arus sekunder (I2) yang
dihasilkan akan semakin kecil.
2. Pada hubung primer AB dan BC arus primer yang dihasilkan lebih besar
dibandingkan pada hubung primer AC.
3. Pada hubung sekunder DE dan FG arus sekunder (I2) yang dihasilkan lebih besar
dibandingkan pada hubung seunder DG.
4. Banyaknya lilitan pada hubung primer dapat mempengaruhi nilai arus primer (I1)
yang dihasilkan.
5. Tegangan output bernilai 0 V disebabkan adanya short circuit atau gangguan
hubung singkat pada rangkaian.

Laboratorium Mesin Listrik


Praktikum Mesin - Mesin Listrik

DAFTAR PUSTAKA

Praktikum 2 (TIDAK PAKAI)


[6] Anonim. 2016. “Pengertian Transformator dan Prinsip Kerja Transformator”.
https://teknikelektronika.com/pengertian-transformator-prinsip-kerja-trafo/

[7] Hamma. 2001. “Transformator daya dan Cara Pengujiannya” http://www.


elektroindonesia.com/elektro/ener36b.html

[8] Siswani. 2014. “Lilitan Ganda Pada Transformator” http://www.tespenku.


com/2018/02/lilitan-ganda-pada-transformator.html.

[9] SPLN 17 : 1979 “Pedoman Pembebanan Transformator Terendam Minyak”


Jakarta, 1979

[10] SPLN 50 - 1982 “Pengujian Transformator” Jakarta, 1982

Laboratorium Mesin Listrik


Praktikum Mesin - Mesin Listrik

LAMPIRAN

MASUKKAN PRAKTIKUM KE-BERAPA DAN KASIH UNDERLINE

Power Supply 189 Transformator Trainer TT 179

Transformator Dissectable TT 179


Kabel Penghubung

Laboratorium Mesin Listrik

Anda mungkin juga menyukai