PRAKTIKUM II
TRANSFORMATOR HUBUNGAN SINGKAT
1. TUJUAN
Menentukan konstanta hubung singkat : R1dan X1
Menggambarkan rangkaian ekivalen
3. TEORI DASAR
Dengan pengukuran tegangan Vhs, arus Ihs, dan daya Phs, akan dapat dihitung
parameter :
Phs
Rek
I hs 2
Vhs
Z ek Rek jX ek
I hs
X ek Z ek2 Rek2
V A
yang Disederhanakan
T1 T2
T1 T2
V I sc A
Gambar 3.3
Gambar 3.3.3 KASIH JUDUL GAMBAR
Z eq1 R X
eq1
2
eq1
2
200
Dimana :
Tanda (+) untuk power factor lagging
Tanda (–) untuk power factor laeding
Wsc
% Isc2.Req1 = 100
KVA Rated
Vsc
% Isc.Zeq1 = 100
V primer rated
Hal – hal yang perlu diperhatikan pada pengukuran hubung singkat adalah:
a. Tegangan yang diberikan pada kumparan primer (tegangan tinggi) diambil
5% dari tegangan nominalnya.
b. Arus hubung singkat sama dengan arus beban penuh kumparan primer dan
sekunder.
c. Power cooper loos akan terbaca 3% dari cooper loos trafo.
Catatan : total cooper loos = (I1)bp2 . Req1 = (I2)bp2 . Req2
Transformator atau trafo adalah bagian dari peralatan static (stasioner)
dengan menggunakan daya listrik pada suatu rangkaian yang di transformasikan
ke daya listrik pada rangkaian lain dengan frekuensi yang sama prinsip kerjanya
berdasarkan induksi bersama antara dua rangkaian yang dihubungkan secara fluksi
magnetik. Transformator pada prinsip induksi elektrimagnetik,
mentransformasikan tegangan dan arus bolak-balik (AC) antara dua belitan atau
lebih pada frekuensi yang sama besar .
Pada trafo terdiri dari lilitan induktif yang terpisah secara listrik tetapi
terhubung secara magnetik melalui lintasan magnetik pada induktansi rendah.
Dimana pada masing-masing lilitan mempunyai induktansi bersama yang tinggi
(M).Koefisien induktansi bersama antara dua lilitan didefisinikan sebagai weber-
lilitan pada satu lilitan disebabkanoleh arus sutu amper pada lilitan lainnya.
Elemen utama suatu trafo terdiri dari dua lilitan (belitan) yaitu lilitan sisi
primer sebagai input trafo dan lilitan sisi sekunder sabagai output trafo. Dimana
masing-masing sisi lilitan mempunyai induktansi bersama dan inti yang terdiri
dari lapisan-lapisan lempengan baja pada masing-masing sisi isolasi terhadap satu
sama lainnya.
Pada semua tipe trafo, inti terbuat dari lapisan-lapisan lempeng baja guna
mendapatkan kontinuitas lintasan magnetik dengan celah udara yang minimum.
Baja yang digunakan dengan kadungan silikon tinggi untuk mendapatkan
permeabilitas tinggi dan rugi-rugi (susut) yang rendah
Susut arus eddy dapat di minimisasi dngan cara membuat lapisan-lapisan
lempeng baja pada inti. Tebal lempengan lapisan baja pada inti bervariasi dari
0,35 mm untuk frekuensi 50 Hz hingga 0,50 mm untuk frekuensi 25 Hz.
Dua belitan dikatakan mempunyai induktansi bersama 1 Henry, jika arus
satu amper mengalir pada satu lilitan menghasilkan fluksi lingkupsebesar 1 wbr-
lilit pada lilitan lainnya.
Bila suatu lilitan dihubungkan ke sumber tegangan bolak-balik maka fluksi
magnetik timbul pada lapisan-lapisan inti yang melingkupi lilitan laiannya fluksi
ini akan menghasilkan ε.m.f induksi secara bersama-sama, sesuai dengan hukum
induksi elektromagnetik faraday.
Bila diantara kumparan primer diberi sumber tegangan bolak-balik akan
timbul fluks bolak-balik dan menghasilkan tegangan induksi primer yang
amplitudonya bergantung pada tegangan primer dan jumlah lilitannya.
Transformator adalah suatu alat listrik yang dapat memindahkan dan
mengubah energi listrik dari satu atau lebih rangkaian listrik kerangkaian listrik
yang lain melalui suatu gandengan magnet dan berdasarkan prinsip induksi
electromagnetik. Transformator terdiri dari dua gulungan kawat yang terpisah satu
sama lain, yang dibelitkan pada inti yang sama.
Daya listrik dipisahkan dari kumparan primer ke kumparan sekunder
dengan perantara garis gaya magnet ( flux magnet ) yang dibangkitkan oleh aliran
listrik yang mengalir melalui kumparan sekunder.
Untuk dapat membangkitkan tegangan listrik pada kumparan sekunder,
flux magnet yang dibangkitkan oleh kumparan primer harus berubah – ubah.
Maka untuk memenuhi hal ini, aliran listrik yang mengalir melalui kumparan
primer haruslah aliran listrik bolak – balik.
sisi primer dan sekunder, maka akan dapat ditentukan rasio tegangan ataupun
sering disebut rasio trafo [7].
𝑑𝜑
𝑣2 = 𝑒2 = 𝑁2 =
𝑑𝑡
Dengan membandingkan kedua persamaan, maka dapat diperoleh:
𝑣1 𝑁1
=
𝑣2 𝑁2
Maka dapat dikatakan bahwa prinsip pengubahan tegangan pada trafo dilakukan
dengan perbandingan antara jumlah belitan antara sisi primer dengan sisi
sekundernya. Apabila suatu beban dihubungkan pada sisi sekunder trafo maka
akan dihasilkan arus i2 dengan mmf N2 · i2. Dari persamaan tersebut dan dengan
mengasumsikan permeabilitas inti trafo yang sangat besar, maka penambahan
beban pada sisi sekunder trafo tidak mempengaruhi flux inti trafo. Total eksitasi
mmf pada inti trafo tidak akan berubah dan bahkan dapat diabaikan. Maka akan
diperoleh [8].
bolak-balik timbul di dalam inti besi yang dihubungkan dengan kumparan yang
lain menyebabkan atau menimbulkan ggl (gaya gerak listrik) induksi ( sesuai
dengan induksi elektromagnet) dari hukum faraday, Bila arus bolak balik
mengalir pada induktor, maka akan timbul gaya gerak listrik (ggl).
3. Trafo Tenaga
Trafo ini biasanya digunakan pada pemakaian daya dari rumah tangga, sampai
pembangkit, transmisi dan distribusi tenaga listrik. Beberapa alasan digunakannya
transformer, antara lain tegangan yang dihasilkan sumber tidak sesuai dengan
tegangan pemakai, iasanya sumber jauh dari pemakai sehingga perlu tegangan tinggi
(pada jaringan transmisi), dan kebutuhan pemakai/beban memerlukan tegangan yang
bervariasi. [9]
4. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Susun rangkaian seperti gambar.
2. Hidupkan switch PS 189.
3. Naikkan tegangan pasok PS 189 secara perlahan-lahan sampai tegangan
yang ditentukan.
4. Baca arus sisi primer, tegangan dan arus sisi sekunder. Catat hasilnya.
5. PENGOLAHAN DATA
Hub. Hub. V1 V2
I1 (A) I2 (A) Rasio cos 𝜃
Primer Sekunder (V) (V)
Arus
6. PENGOLAHAN DATA
𝑃 5.7375
Resistansi (R1) = 𝐼 12 = = 0.79 𝛺
1 2.72
𝑉1 2.5
Impedansi (Z1) = = 2.7 = 0,92𝛺
𝐼1
𝐼 1.3
Rasio Arus = 𝐼2 = 0.7 = 0.857
1
Jawab:
1. Short Circuit (Arus hubungan Singkat) Pada Transformator - Besarnya Arus
hubungan singkat (Short Circuit Current) pada sebuah jaringan listrik dipengaruhi oleh
jenis peralatan listik yang dipasang pada jaringan tersebut, seperti : generator,
transformator, motor dll.Untuk menetukan besarnya arus hubungan singkat (short
circuit current) pada sebuah transformator , terlebih dahulu kita harus mengetahui
besarnya tegangan terminal pada saat short circuit tersebut timbul (Usc %).
Transformator Atau yang sering disebut sebagai (trafo) adalah salah satu peralatan
utama dalam penyaluran energi listrik yang berfungsi mengkonversikan tegangan. Trafo
ini tentunya diharapkan dapat bekerja pada performa yang diinginkan. Karena apabila
peralatan ini tidak bekerja dengan semestinya, maka penyaluran energi listrik menjadi
terganggu dan bahkan dapat menyebabkan terhentinya pasokan listrik pada suatu
jaringan listrik yang saling terinterkoneksi satu sama lain. Terhentinya pasokan listrik
tersebut tentunya merugikan berbagai pihak mulai dari konsumen listrik ataupun
produsen listrik yang dalam hal ini PT PLN. Oleh karena itu, sebelum trafo dapat
digunakan pada sistem tenaga listrik, maka perlu dilakukan beberapa rangkaian
pengujian pada trafo daya tersebut. Hal ini dimaksudkan agar trafo daya tersebut dapat
bekerja sesuai dengan spesifikasinya pada berbagai kondisi di lapangan. Trafo
Merupakan suatu peralatan yang dapat mengubah tenaga listrik dari suatu level
tegangan ke level tegangan lainnya. Trafo biasanya terdiri atas dua bagian inti besi atau
lebih yang dibungkus oleh belitan-belitan kawat tembaga. Prinsip pengubahan level
tegangan dilakukan dengan memanfaatkan banyaknya jumlah belitan pada inti trafo.
Bila salah satu kumpulan belitan, biasanya disebut belitan primer, diberikan suatu
tegangan yang berubah-ubah, maka akan menghasilkan mutual flux yang berubah-ubah
dengan besar amplitude yang tergantung pada tegangan, frekuensi tegangan, dan jumlah
lilitan kawat tembaga dibelitan primer. Mutual flux yang terjadi akan terhubung dengan
belitan lain yang disebut sisi sekunder dan akan menginduksi suatu tegangan yang
berubah-ubah di dalamnya dengan nilai tegangan yang bergantung pada jumlah lilitan
pada belitan sekunder. Dengan mengatur perbandingan jumlah lilitan antara sisi primer
dan sekunder, maka akan dapat ditentukan rasio tegangan ataupun sering disebut rasio
trafo.
2. Jenis-jenis Transformator
Jenis-jenisnya adalah sebagai berikut.
1. Trafo Radio
Trafo yang biasa digunakan pada rangkaian radio dan televisi dengan tegangan input
220 V / 110 V dan tegangan output 48 V – 24 V step down. Dimensi pada trafo ini
sangat kecil dan efisiensi rendah.
2. Trafo Pengukuran
a. Current Transformer. Current transformer mengukur aliran listrik dan memberikan
masukan untuk kekuasaan transformer dan instrumen. Current transformer baik
menghasilkan arus bolak-balik atau tegangan bolak-balik yang sebanding dengan
arus yang diukur. Ada dua tipe dasar transformator saat ini: wound dan toroida.
Transformer wound saat ini terdiri dari integral belitan primer yang dimasukkan
secara seri dengan konduktor yang membawa arus yang diukur. Toroidal atau
berbentuk donat transformer saat ini tidak mengandung belitan primer. Sebaliknya,
kawat yang membawa arus threaded melalui jendela di transformator toroida.
Beberapa CTS dibuat untuk engsel terbuka, memungkinkan insersi sekitar konduktor
listrik konduktor tanpa mengganggu sama sekali. Standar industri untuk arus
sekunder CT adalah kisaran 0 hingga 5 ampli AC. Seperti PTS, CTS dapat dibuat
dengan rasio berliku kustom untuk memenuhi hampir semua aplikasi. Karena mereka
"beban penuh" arus sekunder adalah 5 ampli, rasio CT biasanya digambarkan dalam
hal beban penuh amp utama sampai 5 ampli.
b. Potential Transformer. Transformer juga dapat digunakan dalam sistem
instrumentasi listrik. Karena transformer kemampuan untuk meningkatkan atau turun
tegangan dan arus, dan listrik isolasi yang mereka berikan, mereka dapat berfungsi
sebagai cara untuk menghubungkan peralatan listrik tegangan tinggi, sistem tenaga
arus tinggi
3. Trafo Tenaga
Trafo ini biasanya digunakan pada pemakaian daya dari rumah tangga, sampai
pembangkit, transmisi dan distribusi tenaga listrik. Beberapa alasan digunakannya
transformer, antara lain tegangan yang dihasilkan sumber tidak sesuai dengan
tegangan pemakai, iasanya sumber jauh dari pemakai sehingga perlu tegangan tinggi
(pada jaringan transmisi), dan kebutuhan pemakai/beban memerlukan tegangan yang
bervariasi.
tegangan primer sebesar 2,5 Volt didapatkan arus primer sebesar 2,7 A dan arus
sekunder sebesar 2,4 A. Saat hubung primer pada posisi AC dan hubung sekunder pada
posisi DG, dengan tegangan primer sebesar 2,5 Volt didapatkan arus primer sebesar 1,2
A dan arus sekunder sebesar 1,1 A. Saat hubung primer pada posisi AC dan hubung
sekunder pada posisi DE, dengan tegangan primer sebesar 2,5 Volt didapatkan arus
primer sebesar 0,7 A dan arus sekunder sebesar 1,3 A. Saat hubung primer pada posisi
AC dan hubung sekunder pada posisi FG, dengan tegangan primer sebesar 2,5 Volt
didapatkan arus primer sebesar 0,7 A dan arus sekunder sebesar 1,3 A. Pada hubung
primer AB dan BC, arus primer yang dihasilkan lebih besar daripada pada hubung
primer AC. Hal ini terjadi karena pengaruh banyak lilitan pada hubungan primer
tersebut yang meliputi hubung AB dan BC yang jumlah lilitannya lebih banyak dari
pada hubung primer AC.
9. KESIMPULAN
1. Semakin banyak jumlah lilitan pada sisi sekunder maka arus sekunder (I2) yang
dihasilkan akan semakin kecil.
2. Pada hubung primer AB dan BC arus primer yang dihasilkan lebih besar
dibandingkan pada hubung primer AC.
3. Pada hubung sekunder DE dan FG arus sekunder (I2) yang dihasilkan lebih besar
dibandingkan pada hubung seunder DG.
4. Banyaknya lilitan pada hubung primer dapat mempengaruhi nilai arus primer (I1)
yang dihasilkan.
5. Tegangan output bernilai 0 V disebabkan adanya short circuit atau gangguan
hubung singkat pada rangkaian.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN