Motor listrik adalah alat untuk mengubah energi listrik menjadi energi mekanik.
Alat yang berfungsi sebaliknya, mengubah energi mekanik menjadi energi listrik
disebut generator atau dinamo. Motor listrik yang umum digunakan di dunia industri
adalah motor listrik asinkron, dengan dua standar global yakni IEC dan NEMA.
Motor listrik dalam dunia industri seringkali disebut dengan istilah “kuda kerja”nya
industri, karena sekitar 70% menggunakan beban listrik total di industri. Motor
asinkron IEC berbasis metric (milimeter), sedangkan motor listrik NEMA berbasis
imperial (inch), dalam aplikasi ada satuan daya dalam horsepower (hp) maupun
kilowatt (kW). International Electrotechnical Commission atau disingkat IEC adalah
suatu organisasi standar isasi internasional yang menyiapkan dan mempublikasikan
standar internasional untuk semua teknologi elektrik, elektronika,dan teknologi lain
yang terkait, yang secara kolektif dikenal dengan “elektroteknologi". IEC Standar
IEC meliputi berbagai teknologi dari pembangkitan, transmisi, dan distribusi listrik
hingga perlengkapan rumah tangga dan perlengkapan kantor, semikonduktor,
seratoptik, baterai, tenaga surya, nano teknologi dan tenaga air laut, serta berbagai
hal lain. Motor listrik IEC dibagi menjadi beberapa kelas sesuai dengan efisiensi
yang dimilikinya, sebagai standar di EU (Uni Eropa) Pembagian kelas ini menjadi :
EFF1, EFF2,EFF3. EFF1 adalah motor listrik yang paling efisien, paling sedikit
memboroskan tenaga EFF3 sudah tidak boleh dipergunakan dalam lingkungan EU,
sebab memboroskan bahan bakar di pembangkit listrik dan secara otomatis akan
menimbulkan buangan karbon yang terbanyak, sehingga lebih mencemari
lingkungan. Pada motor listrik tenaga listrik diubah menjadi tenaga mekanik.
Perubahan ini dilakukan dengan mengubah tenaga listrik menjadi magnet yang
disebut sebagai elektro magnet.Kutub-kutub dari magnet yang senama akan tolak-
menolak dan kutub-kutub tidak senama, tarik-menarik. Maka kita dapat memperoleh
gerakan jika kita menempatkan sebuah magnet pada sebuah poros yang dapat
berputar, dan magnet yang lain pada suatu kedudukan yang tetap.[16]
LaboratoriumMesin-MesinListrik
Praktikum Mesin-Mesin Listrik
Dalam memahami sebuah motor, penting untuk mengerti apa yang dimaksud
dengan beban motor. Beban mengacu kepada keluaran tenaga putar/ torque sesuai
dengan kecepatan yang diperlukan. Beban umumnya dapat dikategorikan kedalam
tiga kelompok
1. Beban torque konstan adalah beban dimana permintaan keluaran energinya
bervariasidengan kecepatan operasinya namun torque nya tidak bervariasi.
Contoh beban dengantorque konstan adalah conveyors, rotary kilns, dan
pompa displacement konstan.
2. Beban dengan variabel torque adalah beban dengan torque yang bervariasi
dengankecepatan operasi. Contoh beban dengan variabel torque adalah
pompa sentrifugal danfan (torque bervariasi sebagai kwadrat
kecepatan).Peralatan Energi Listrik: Motor Listrik
3. Beban dengan energi konstan adalah beban dengan permintaan torque yang
berubahdan berbanding terbalik dengan kecepatan. Contoh untuk beban
dengan daya konstanadalah peralatan-peralatan mesin.[17]
LaboratoriumMesin-MesinListrik
Praktikum Mesin-Mesin Listrik
Motor listrik
LaboratoriumMesin-MesinListrik
Praktikum Mesin-Mesin Listrik
Motor Sinkron
Motor sinkron adalah motor AC, bekerja pada kecepatan tetap pada sistim
frekwensi tertentu. Motor ini memerlukan arus searah (DC) untuk pembangkitan
daya dan memiliki torque awal yang rendah, dan oleh karena itu motor sinkron cocok
untuk penggunaan awal dengan beban rendah, seperti kompresor udara, perubahan
LaboratoriumMesin-MesinListrik
Praktikum Mesin-Mesin Listrik
frekwensi dan generator motor. Motor sinkron mampu untuk memperbaiki factor
daya sistim, sehingga sering digunakan pada sistim yang menggunakan banyak
listrik.
Motor Sinkron
Motor Induksi
Motor induksi merupakan motor yang paling umum digunakan pada berbagai
peralatan industri. Popularitasnya karena rancangannya yang sederhana, murah dan
mudah didapat, dan dapat langsung disambungkan kesumber daya AC.3
Komponen
Motor induksimemilikiduakomponenlistrikutama
1. Rotor. Motor induksi menggunakan dua jenis rotor
2. Rotor kandang tupai terdiri dari batang penghantar tebal yang dilekatkan
dalam petak-petak slots paralel. Batang-batang tersebut diberi hubungan
pendek pada kedua ujungnya dengan alat cincin hubungan pendek.
3. Lingkaran rotor yang memiliki gulungan tiga fase, lapisan ganda dan
terdistribusi.Dibuat melingkar sebanyak kutub stator. Tiga fase digulungi
kawat pada bagiandalamnya dan ujung yang lainnya dihubungkan ke
cincin kecil yang dipasang padabatang as dengan sikat yang menempel
padanya.
4. Stator. Stator dibuat dari sejumlah stampings dengan slots untuk
membawa gulungandiberi spasi geometri sebesar 120 derajat
LaboratoriumMesin-MesinListrik
Praktikum Mesin-Mesin Listrik
Motor induksi satu fasa terdiri kumparan stator dan kumparan rotor.
Kumparan stator dan rotor masing-masing terdiri dari parameter resistansi “R’,
reaktansi “jX”dan lilitan penguat “N”. rangkaian ekivalen dari motor induski
satu fasa dapat dilihat padagambar di bawahini.
LaboratoriumMesin-MesinListrik
Praktikum Mesin-Mesin Listrik
LaboratoriumMesin-MesinListrik
Praktikum Mesin-Mesin Listrik
LaboratoriumMesin-MesinListrik
Praktikum Mesin-Mesin Listrik
6. PENGOLAHAN DATA
1. Motor 1
A. PengukuranHubungSingkat (Locked Rotor Test) :
a. Slip :
𝑁𝑠 −𝑁𝑟 3000−2970
𝑆= = = 0.01
𝑁𝑠 3000
LaboratoriumMesin-MesinListrik
Praktikum Mesin-Mesin Listrik
= 131.4403 + 𝑗122.285
= 179.5277 < 42.93°
b. Impedansi Medan Putar Maju :
𝑅
[(0.5 2 )+𝑗0.5 𝑋2 ]×0.5 𝑍𝑚𝑓
𝑆
𝑍𝑓 = 𝑅
[(0.5 2 )+𝑗0.5 𝑋2 ]+0.5 𝑍𝑚𝑓
𝑆
27.609
[(0.5 )+(𝑗0.5) (18.24)]×0.5 (179.5277<42.93°)
0.01
= 27.609
[(0.5 )+(𝑗0.5) (18.24)]+0.5 (179.5277<42.93°)
0.01
[90165.76147+𝑗85003.53189]
= [1446.17015+𝑗70.2625]
= 65.05017 + 𝑗55.6179
= 86.5854 < 40.53°
c. Impedansi Medan Putar Mundur :
𝑅
[(0.5 2 )+𝑗0.5 𝑋2 ]×0.5 𝑍𝑚𝑓
2−𝑆
𝑍𝑏 = 𝑅
[(0.5 2 )+𝑗0.5 𝑋2 ]+0.5 𝑍𝑚𝑓
2−𝑆
27.609
[(0.5 )+(𝑗0.5) (18.24)]×0.5 (179.5277<42.93°)
2−0.01
= 27.609
[(0.5 )+(𝑗0.5) (18.24)]+0.5 (179.5277<42.93°)
2−0.01
[−101.723+𝑗1023.51]
= [72.657+𝑗70.2625]
= 6.316 + 𝑗7.98
= 10.18 < 51.64°
d. Arus Input :
𝑉𝑛2
𝐼1 =
𝑅1 +𝑋1 +𝑍𝑓 +𝑍𝑏
228
= 36+𝑗18.24+(86.5854<40.53°)+(10.18<51.64°)
= 1.3432 − 𝑗1.0238
= 1.69 < −37.31 𝐴
e. Daya Input Maju :
𝑃𝑓𝑜𝑟𝑤𝑎𝑟𝑑 = 𝐼1 2 × 𝑅𝑏 = 1.692 × 65.05017 = 185.789 𝑊
LaboratoriumMesin-MesinListrik
Praktikum Mesin-Mesin Listrik
2. Motor 2
A. PengukuranHubungSingkat (Locked Rotor Test) :
LaboratoriumMesin-MesinListrik
Praktikum Mesin-Mesin Listrik
a. Slip :
𝑁𝑠 −𝑁𝑝 3000−2946
𝑆= = = 0.018
𝑁𝑠 3000
= 105.027 + 𝑗137.127
= 172.727 < 52.55°
b. Impedansi Medan Putar Maju :
𝑅
[(0.5 2 )+𝑗0.5 𝑋2 ]×0.5 𝑍𝑚𝑓
𝑆
𝑍𝑓 = 𝑅
[(0.5 2 )+𝑗0.5 𝑋2 ]+0.5 𝑍𝑚𝑓
𝑆
31.486
[(0.5 )+(𝑗0.5) (9.03)]×0.5 (172.727<52.55°)
0.018
= 31.486
[(0.5 )+(𝑗0.5) (9.03)]+0.5 (172.727<52.55°)
0.018
[45592.825+𝑗60224.0125]
= [927.125+𝑗73.465]
= 53.98 + 𝑗60.68
= 81.22 < 48.34°
c. Impedansi Medan Putar Mundur :
𝑅
[(0.5 2 )+𝑗0.5 𝑋2 ]×0.5 𝑍𝑚𝑓
2−𝑆
𝑍𝑏 = 𝑅
[(0.5 2 )+𝑗0.5 𝑋2 ]+0.5 𝑍𝑚𝑓
2−𝑆
31.486
[(0.5 )+(𝑗0.5) (9.03)]×0.5 (172.727<52.55°)
1−0.018
= 31.486
[(0.5 )+(𝑗0.5) (9.03)]+0.5 (172.727<52.55°)
1−0.018
LaboratoriumMesin-MesinListrik
Praktikum Mesin-Mesin Listrik
[81.06+𝑗801.993]
= [60.456+𝑗73.465]
= 7.0501 − 𝑗4.698
= 8.47 < 33.68°
d. Arus Input :
𝑉𝑛2
𝐼1 = 𝑅1 +𝑋1 +𝑍𝑓 +𝑍𝑏
228
= 23.1+𝑗9.803+(53.98<60.68°)+(7.0501<33.68°)
= 1.5068 − 𝑗1.3465
= 2.03 < −41.80 𝐴
e. Daya Input Maju :
𝑃𝑓𝑜𝑟𝑤𝑎𝑟𝑑 = 𝐼1 2 × 𝑅𝑏 = 2.032 × 53.93 = 222.446 𝑊
f. Daya Input Mundur (Forward) :
𝑃𝑏𝑎𝑐𝑘𝑤𝑎𝑟𝑑 = 𝐼1 2 × 𝑅𝑏 = 2.032 × 7.0501 = 29.053 𝑊
g. Daya Rotasi
𝑃𝑟𝑜𝑡 = 𝑃𝑓𝑜𝑟𝑤𝑎𝑟𝑑 − 𝑃𝑏𝑎𝑐𝑘𝑤𝑎𝑟𝑑 = 185.789 − 18.04 = 167.75 𝑊
h. Daya Output Motor :
𝑃𝑜𝑢𝑡 = 𝑃𝑘𝑜𝑛𝑣𝑒𝑟𝑠𝑖 = (1 − 𝑠)𝑃𝑟𝑜𝑡 = (1 − 0.018)193.393
= 189.912 𝑊
i. Daya Input Motor :
𝑃𝑖𝑛 = 𝑉1 × 𝐼1 × 𝑐𝑜𝑠𝜑 = 228 × 2.03 × cos(−41.8)
= 462.84 × 0.745476 = 345.036 𝑊
j. Efisiensi Motor :
𝑃𝑜𝑢𝑡 189.912
ŋ= × 100% = 345.036 × 100% = 55.0412%
𝑃𝑖𝑛
3. Motor 3
A. PengukuranHubungSingkat (Locked Rotor Test) :
LaboratoriumMesin-MesinListrik
Praktikum Mesin-Mesin Listrik
a. Slip :
𝑁𝑠 −𝑁𝑝 3000−2933
𝑆= = = 0.0223
𝑁𝑠 3000
= 105.027 + 𝑗137.127
= 153,02 < 63,04°
b. Impedansi Medan Putar Maju :
𝑅
[(0.5 2 )+𝑗0.5 𝑋2 ]×0.5 𝑍𝑚𝑓
𝑆
𝑍𝑓 = 𝑅
[(0.5 2 )+𝑗0.5 𝑋2 ]+0.5 𝑍𝑚𝑓
𝑆
31.486
[(0.5 )+(𝑗0.5) (9.03)]×0.5 (172.727<52.55°)
0.018
= 31.486
[(0.5 )+(𝑗0.5) (9.03)]+0.5 (172.727<52.55°)
0.018
[45592.825+𝑗60224.0125]
= [927.125+𝑗73.465]
LaboratoriumMesin-MesinListrik
Praktikum Mesin-Mesin Listrik
= 0,060743< 52,525314
= 4,904244 + 𝑗6,39 Ω
d. Arus Input :
𝑉𝑛2
𝐼1 = 𝑅1 +𝑋1 +𝑍𝑓 +𝑍𝑏
228
= 23.1+𝑗9.803+(53.98<60.68°)+(7.0501<33.68°)
LaboratoriumMesin-MesinListrik
Praktikum Mesin-Mesin Listrik
1. Review Materi ?
2. Rangkaian Alat ?
Jawab:
1. Motor induksi secara umum mempunyai fungsi yang sama dengan motor
motor jenis lain namun yang membedakan antara motor induksi dengan
motor jenis lain adalah caranya bekerja menggunakan prinsip induksi medan
elektromagnet sehingga jika kuparan pada stator mendapat sumber tegangan
tiga fasa maka pada bagian dalam stator akan menghasilkan medan putar
dengan kecepatan yang di pengaruhi oleh frekwensi sumber lalu medan putar
yang timbul pada bagian stator inilah yang akan memotong batang
konduktor-konduktor di bagian rotor sehingga pada bagian rotor akan
dihasilkan tegangan GGL induksi dan menghasilkan arus induksi pada rotor
setelah arus induksi muncul pada medan magnet maka akan menghasikan
gaya di bagian rotor.Motor induksi memiliki beberapa keunggulan yaitu
Memiliki konstruksi yang kuat dan desain yang sederhana, Harganya yang
relatif murah dan dapat diandalkan , Perawatan yang diperlukan tidak terlalu
banyak. Akan tetapi motor induksi juga memiliki beberapa kelemahan
diantaranya adalahFrekwensi tegangan input yang mempengaruhi kecepatan
motor induksi, Kecepatan motor induksi akan berkurang dengan seiring
bertambahnya beban.Pada rotor tidak ada hubungan listrik secara langsung ,
arus induksi yang ditimbul pada rotor adalah arus induksi dari kumparan
stator maka dari itu medan Putar yang dibangkitkan pada celah bagian
dalam stator sangat berpengaruh terhadap kinerja suatu motor induksi .
Kecepatan medan putar yang dibangkitkan oleh kumparan stator ini biasa
disebut dengan kecepatan sinkron. Kecepatan medan magnet putar ini
dinyatakan oleh rumus
120. 𝑓𝑠
𝑁𝑠 =
𝑝
LaboratoriumMesin-MesinListrik
Praktikum Mesin-Mesin Listrik
Slip akan timbul dikarenakan perbedaan medan putar stator dan perputaran rotor
dinyatakan oleh rumus
𝑆 = 𝑁𝑠 − 𝑁𝑟
𝑁𝑆 − 𝑁𝑟
%𝑆 = 𝑥 100%
𝑁𝑠
Dimana :
𝑁𝑠 = KecepatanSinkron
𝑁𝑟 = Kecepatan motor
S = Slip
fs = Frekwensi (Hz)
p = Jumlah kutub dalam motor
Kecepatan sinkron adalah kecepatan medan magnet putar yang
dibangkitkan oleh kumparan stator. Motor induksi tidak dapat berputar
menyamai kecepatan sinkron. Medan magnet pada konduktor yang ditimbulkan
oleh medan putar stator menginduksikan tegangan pada batangan konduktor
pada rotor menyebabkan konduktor akan mengalirkan arus tertutup yang
mengakibatkan medan magnet yang menimbulkan gaya tolak menolak antara
konduktor dan medan magnet putar sehingga rotor dapat bergerak. Jika slip
antara medan putar pada stator dan medan magnet rotor adalah sama maka rotor
relatif tidak bergerak karena fluksi yang berputar. Jika ini terjadi maka tidak
akan ada GGL yang akan di induksikan pada rotor .
LaboratoriumMesin-MesinListrik
Praktikum Mesin-Mesin Listrik
2. Gambar Rangkaian
voltmeter
Ampere meter
KAPASITOR
SUMBER PLN
LaboratoriumMesin-MesinListrik
Praktikum Mesin-Mesin Listrik
Pada praktikum ini membahas mengenai pengujian lock rotor pada motor
induksi satu fasa. Alat yang digunakan dalam praktikum 4 ini diantaranya adalah motor
induksi 1 fasa, power supply 189, AVO meter, watt meter, dan clamp meter. Tujuan
pada praktikum kali ini memahami system kerja motor listrik, menentukan parameter
motor induksi satu fasa, menganalisa pengaruh dari perubahan parameter pada motor
induksi satu fasa.Pada uji locked rotor test ini atau pengukuran hubung singkat motor,
motor induksi dibuat diam dengan cara menahan putaran motor lalu tegangan input
motor diatur hingga mencapai arus nominalnya sehingga dapat dilakukan pengukuran
terhadap tegangan, arus dan daya. Kemudian dapat dihitung parameter rangkaian
ekivalen berdasarkan hasil pengukuran. Kemudian, terdapat tiga jenis diameter kawat
yang berbeda-beda. Dimana untuk kawat pertama sebesar 0.35mm menghasilkan nilai
hambatan sebesar 36Ω dengan tegangan tanpa beban 228V, arus tanpa beban sebesar
1.27A, tegangan beban sebesar 110V arus pada locked rotor test 1.5A, daya aktiv
sebesar 212 watt, daya aktiv locked rotor test 143.12watt dan kecepatan motor 2970
rpm sedangkan untuk kawat kedua sebesar 0.50 mm menghasilkan nilai hambatan
sebesar 23.1Ω dengan tegangan tanpa beban 228V, arus tanpa beban sebesar 1.32A,
tegangan beban sebesar 87V arus pada locked rotor test 1.5A, daya aktiv sebesar 183
watt, daya aktiv locked rotor test 122.82 watt dan kecepatan motor 2946 rpm. Hasilnya
adalah jika semakin besar diameter kawat atau luas penampangnya, maka yang
dihasilkan adalah semakin kecil nilai tahanannya dan semakin besar nilai arusnya,
dalam kondisi tanpa beban. Untuk dayanya sendiri semakin besar diameternya yang
mempengaruhi hambatannya semakin besar pula daya aktiv pada tanpa beban dan daya
aktiv rotor locked test sedangkan. Untuk dayanya sendiri semakin kecil diameterny
yang mempengaruhi hambatannya semakin kecil pula daya aktiv pada tanpa beban dan
daya aktiv rotor locked test.Namun, sebenarnya dalam paktikum ini praktikan tidaklah
melakukan pengujian. Praktikan hanya belajar mengenai teori-teori uji lock rotor
tersebut disertai bagaimana cara perhitungannya. Untuk data-data yang ada, data
tersebut tinggal kami hitung dengan rumus yang telah ada serta kami analisa dari hasil
rumus tersebut. Setelah itu, sehingga dapatlah diambil kesimpulan dari data yang ada.
LaboratoriumMesin-MesinListrik
Praktikum Mesin-Mesin Listrik
9. KESIMPULAN
1. Semakin besar nilai diameter kawat, maka nilai tahanannya akan semakin kecil.
2. Semakin besar nilai diameter pada kawat berbanding lurus nilai arus pada
kondisi tanpa beban.
3. Semakin besar frekuensi motor induksi maka semakin besar kecepatan sinkron
motor tersebut.
4. Daya lock rotor test dipengaruhi oleh besarnya nilai arus lock rotor dan tahanan
dari lock rotor tersebut dan tergantung data sheet motor tersebut.
5. Pada motor induksi daya putar motor dipengaruhi oleh besarnya daya putar maju
dan daya putar mundur dari motor tersebut.
LaboratoriumMesin-MesinListrik
Praktikum Mesin-Mesin Listrik
DAFTAR PUSTAKA
Praktikum 4
[16] J. M. Listrik, P. M. Listrik, P. E. Energi, D. P. Opsi, and L. Kerja, “Motor listrk
1.,” pp. 1–26, 2004.
[17] E. Lanjut, “Motor Listrik,” pp. 1–58.
[18] Zuhal, “Dasar Tenaga Listrik Dan Elektonika Daya.” p. 264, 1988.
[19] Siswoyo, Teknik Listrik Industri, vol. 1. 2008.
[20] I. Ansori, “Motor Induksi 1 fasa,” 2013. [Online]. Available:
http://insyaansori.blogspot.com/2013/04/motor-induksi-1-fasa.html.
LaboratoriumMesin-MesinListrik
Praktikum Mesin-Mesin Listrik
LAMPIRAN
Praktikum 4
Power Supply
Power Supply
LaboratoriumMesin-MesinListrik