LAPORAN
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Praktik Elektronika Komunikasi
Jurusan Teknik Elektronika Politeknik Negeri Semarang
Program Studi S.S.T. Teknik Telekomuikasi
Tahun Akademik 2016 / 2017
Disusun Oleh :
DEWI SETIYANINGSIH
TE 2A
NIM. 4.31.15.0.07
LAPORAN PRAKTIKUM
NO. PRAKTIK
: 01
JUDUL
NAMA PRAKTIKAN
: DEWI SETIYANINGSIH
KELAS
: TE 2A
TANGGAL PRAKTIK
: 5 SEPTEMBER 2016
TANGGAL PENGUMPULAN
: 19 SEPTEMBER 2016
PENGAMPU
1.1.
Judul
Rangkaian Power Supply
1.2.
Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dari praktik ini adalah sebagai berikut :
Jobsheet 1 Rangkaian Power Supply | 3
1.
2.
3.
4.
1.3.
Berikut adalah alat yang diperlukan dan bentuk rangkaian yang diuji dalam
praktik ini :
1.3.1.
Alat :
1.3.2.
Osiloskop
Protoboard
Kabel Power
Kabel BNC to Penjepit
Trafo 6V
Dioda IN4002
Resistor 10K
Kapasitor Polar 470F
Kapasitor Polar 10F
Induktor 8,2 mH
Kabel Penghubung
( 1 buah )
( 1 buah )
( 1 buah )
( 2 buah )
( 1 buah )
( 4 buah )
( 2 buah )
( 2 buah )
( 2 buah )
( 1 buah )
( secukupnya )
Rangkaian :
1.4.
Landasan Teori
Rangkaian catu daya berfungsi untuk menyediakan arus dan tegangan
tertentu sesuai dengan kebutuhan beban dari sumber daya listrik yang ada. Untuk
catu daya DC, akan diperlukan suatu rangkaian yang dapat mengubah tegangan
AC menjadi tegangan DC ( Istataqomawan ).
1.4.1. Sumber Tegangan dan Sumber Arus
Dengan
menggunakan
konsep
arus
dan
tegangan,
maka
dapat
lainnya, yaitu sumber tak bebas atau terkendali. Dimana besarnya sumber
tepengaruhi oleh tegangan atau arus yang muncul pada bagian yang lain dari
sistem yang dianalisis. Sumber semacam ini muncul dari rangkaian elektronika
seperti transistor, penguat operasional, serta rangkaian integrasi ( IC ). Untuk
membedakan sumber yang tak bebas dengan sumber bebas, diperkenalkan simbol
berlian yang ditunjukkan pada gambar (1.6.) Dimana pada gambar (1.6.a ) dan
(1.6.c), k merupakan konstanta pengali tanpa dimensi, sementara pada gambar
(1.6.b), g adalah faktor pengali dengan satuan A/V. Adapun pada gambar (1.6.d), r
adalah faktor pengali dengan satuan V/A. Arus terkendali ix dan tegangan
terkendali vx harus didefinisikan dalam rangkaian.
beban. Jika hambatan beban dikurangi maka akan diperoleh riak dan jatuh
tegangan tambahan pada perkawatan transformator dan diode. Oleh karena itu
penambahan arus beban akan selalu mengurangi tegangan beban (Malvino, 2004).
V NLVFL
100
VFL
.............. ( 1.1 )
Dimana nilai VNL merupakan tegangan beban tanpa arus beban, dan nilai
VFL merupakan nilai tegangan beban dengan arus beban penuh. Dengan definisi ini
maka VFL terjadi saat arus beban nol, dan VFL terjadi arus beban maksimum untuk
perancangannya. Semakin kecil regulasi beban maka akan semakin baik suatu
catu daya. Sebagai contoh sebuah catu daya yang teratur dengan baik akan
mempunyai regulasi beban kurang dari satu persen. Hal ini berarti bahwa
tegangan beban hanya akan bervariasi kurang dari satu persenkisaran maksimum
arus beban ( Malvino, 2004 ).
1.4.2.2. Regulasi Jalur
Pada gambar ( l.7. ) tegangan jalur masukan mempunyai nilai nominal 120
V. Tegangan sebenarnya yang datang bervariasi mulai dari 105 sampai 125 Vrms,
tergantung waktu, tempat dan faktor lainnya. Karena tegangan sekunder secara
langsung tergantung dari tegangan jalur, tegangan beban pada gambar (l.7.) akan
berubah saat tegangan jalur berubah. Cara lain dalam menentukan kualitas catu
daya adalah dengan regulasi jalur, yang didefinisikan sebagai ( Malvino, 2004 ) :
Regulasi jalur =
VHLVLL
100
VLL
.............. ( 1.2 )
VNLVFL
100
IFL
.............. ( 1.3 )
Dimana nilai VNL merupakan tegangan beban tanpa arus beban, VFL
tegangan beban dengan arus beban penuh dan IFL merupakan arus beban penuh.
Dapat dilihat, bahwa tegangan bebanberkurang saat arus beban meningkat.
Perubahan pada tegangan beban ( VNL VFL ) dibagi dengan perubahan arus ( IFL )
akan sama dengan resistansi keluaran catu daya. Resistansi keluaran berhubungan
dengan kemiringan grafik diatas. Dimana semakin horizontal grafiknya akan
semakin rendah hambatan keluarannya.
Tegangan DC Output 2V
Gambar 1.9. Diagram Blok Catu Daya Dua Dengan Tahap Regulasi
Regulator pensaklar berfungsi sebagai regulator awal untuk mengubah
nilai jala-jala yang telah diserahkan ke niai tegangan dimana regulator kedua
(linear) dapat beroperasi, dalam rancangan ini 2 volt lebih besar dari tegangan
Jobsheet 1 Rangkaian Power Supply | 11
output. Regulasi kedua adalah sebuah regulator linear yang dapat diatur sehingga
dapat menentukan tegangan keluaran(Istataqomawan).
Untuk lebih jelasnya sebelumnya arus diketahui terlebih dahulu mengenai
regulator linear dan regulator pensaklar.
1.4.3.1. Regulator Linier
Regulator tegangan linear terdiri atas jaring-jaring pembangkit tegangan
acuan, jaringan pengendali dan komponen elektronika daya. Pembangkit tenaga
acuan menyediakan tegangan acuan yang tidak terpengaruh perubahan tegangan
masukan dan tidak terpengaruh perubahan suhu. Bagian kendali membentuk pola
ikal tertutup yang terdiri dari jaringan umpan balik, penguat selisih, dan penguat
kesalahan. Komponen elektronika daya berupa transistor bipolar atau FET
melewatkan daya secara seri sehingga sering disebut sebagai komponen pelewat
seri. Prinsip kerja regulator linier ini diperlihatkan pada gambar berikut
(Istataqomawan):
Kedua kumparan tersebut memiliki dua mutual induksi yang tinggi. Jika
salah satu kumparan dihubungkan dengan menggunakan sumber tegangan bolak
balik, maka fluks bolak balik timbul di dalam inti besi yang dihubungkan dengan
kumparan lainnya akan menyebabkan ggl induksi dan berlaku hokum faraday.
Dimana bila arus bolak balik mengalir pada inductor, maka akan menghasilkan
gaya gerak listrik. Pada praktikum kali ini akan menggunakan prinsip kerja
transformator step down atau transformator sebagai peburun tegangan
(Arifin,2015).
2) Penyearah/Dioda Rectifier
Fungsi rectifier dalam rangkaian catu daya adalah untuk mengubah
tegangan AC yang berasal dari trafo step-down atau trafo adaptor menjadi
tegangan listrik arus searah (DC). Pada umumnya tegangan yang dihasilkan pada
rangkaian rectifier masih belum rata dan masih terdapat riple riple tegangan yang
cukup besar. Sebagai rectifier dapat digunakan satu, dua, atau empat komponen
diode (Arifin,2015).
a. Penyearah Setengah Gelombang
Dimana nilai IDC dalam hal ini dapat dicari dengan membagi tegangan
keluaran dengan R beban. T merupakan periode tegangan ripple (sekon) dan C
adalah nilai kapasitor(Farad) yang digunakan dalam rangkaian(Okilas, 2007).
b. Penyearah Gelombang Penuh
3) Penyaring / Filter
Penyaring atau filter adalah bagian dari catu daya yang disusun oleh
kapasitor yang berfungsi meratakan tegangan listrik yang berasal dari rangkaian
diode rectifier. Dalam prakteknya selain menggunakan kapasitor biasanya juga
digunakan resistor yang berfungsi sebagai hambatan(Arifin, 2005).
4) Stabilizer Regulator
Stabilizer atau regulator yang digunakan dalam rangkaian catu daya ini ialah
berupa komponen IC. Dimana kemudian komponen ini akan berfungsi sebagai
penstabil dan pengatur tegangan keluaran dari rangkaian catu daya. Khusus untuk
percobaan ini akan digunakan IC 7809 yang menghasilkan tegangan keluaran 9V
dan IC 7805 yang menghasilkan tegangan keluaran sebesar 5V (Arifin, 2005)
1.4. 5.2. Komponen Pendukung Catu Daya
Dalam pembuatan catu daya, selain menggunakan komponen utama juga
diperlukan komponen lainnya yang berfungsi sebagai pendukung dari rangkaian
catu daya, yang berfungsi dengan baik dan dapat memberikan penampilan yang
menarik baik dari segi bentuk maupun estetikanya. Komponen pendukung
tersebut ialah ( Arifin, 2005) :
-
Sakelar
Sekering
Lampu indikator
Voltmeter dan amperemeter
Jack and plug
Printed circuit board (PCB) atau papan rangkaian tercetak
Kabel atau sketer
Chasis
Pencatu Daya (Inggris: power supply) adalah sebuah piranti elektronika
yang berguna sebagai sumber daya untuk piranti lain, terutama daya listrik. Pada
dasarnya pencatu daya bukanlah sebuah alat yang menghasilkan energi listrik saja,
namun ada beberapa pencatu daya yang menghasilkan energi mekanik, dan energi
yang lain.
1.5.
Langkah Praktikum
Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan. Pastikan dalam keadaan baik dan
siap digunakan.
Buatlah rangkaian seperti Gambar 1.1. Rangkaian Power Supply 2 Dioda
pada protoboard dengan R = 10K dan C = 470F
4
5
6
Pada Osiloskop
Ulangi langkah 2 s.d. 6 dengan menggunakan gambar 1.2. Rangkaian Power
Supply 4 Dioda dengan menggunakan R, C, dan L sebagai berikut :
Tabel 1.1. Nilai Komponen R, L, dan C pada Rangkaian Power Supply 4 Dioda
R subtutsi
Praktik Ke -
Kapasitor
10K
470F
10K
470F
8,2 mH
10K
10F
8,2 mH
10K
10K
10F
10K
Induktor
RL
5. Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan pada percobaan ini, nilai
kapasitor satu pada rangkaian yaitu 2200 F dan kapasitor dua yaitu 100
F, jenis IC yang digunakan yaitu IC 7805 dengan tegangan keluaran 5
volt sedangkan resistor yang digunakan memiliki resistansi 68 .
6. Merangkai rangkaian sesuai dengan gambar skema rangkaian ( III.13 ).
7. Setelah rangkaian selesai dirangkai, Menghubungkan output rangkaian
dengan multimeter dan mengukur besar tegangan keluaran pada
lrangkaian.
8. Mencatat data hasil yang didapatkan.
1.5.5. Rangkaian Catu Daya Setengah Gelombang
1.6.
Hasil Praktikum
Berikut merupakan data hasil praktik yang telah dilaksanakan :
Tabel 1.2. Hasil Pengamatan Tegangan Power Supply Pada Osiloskop
Besar Tegangan
CH1
CH2
V
V
MAX
MAX
o
DC
AC
Rangkaian Power Supply 2 Dioda
N
7.4 V
6.8 V
4V
Tampilan Osiloskop
Tampilan Osiloskop
6.2 V
6.24
7.8
6.2
6.2
Vout (V)
4.8
Vout (V)
Keterangan :
C1 = 2200
C2 = 100
R = 68
Transformator = 12 V
1.6.1 Rangkaian Dioda Gelombang Penuh