Anda di halaman 1dari 25

PRAKTIK ELEKTRONIKA KOMUNIKASI

LAPORAN
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Praktik Elektronika Komunikasi
Jurusan Teknik Elektronika Politeknik Negeri Semarang
Program Studi S.S.T. Teknik Telekomuikasi
Tahun Akademik 2016 / 2017

Disusun Oleh :
DEWI SETIYANINGSIH
TE 2A
NIM. 4.31.15.0.07

POLITEKNIK NEGERI SEMARANG


SEMARANG
2016
Jobsheet 1 Rangkaian Power Supply | 1

Jobsheet 1 Rangkaian Power Supply | 2

LAPORAN PRAKTIKUM

NO. PRAKTIK

: 01

JUDUL

: RANGKAIAN POWER SUPPLY

NAMA PRAKTIKAN

: DEWI SETIYANINGSIH

KELAS

: TE 2A

TANGGAL PRAKTIK

: 5 SEPTEMBER 2016

TANGGAL PENGUMPULAN

: 19 SEPTEMBER 2016

PENGAMPU

: SLAMET WIDODO, Ir. , M.Eng.

1.1.

Judul
Rangkaian Power Supply

1.2.

Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dari praktik ini adalah sebagai berikut :
Jobsheet 1 Rangkaian Power Supply | 3

1.
2.
3.
4.
1.3.

Mengetahui skema dan komponen pada rangkaian power supply


Dapat mengukur besar tegangan yang dihasilkan power supply
Dapat mengamati jenis tegangan yang dihasilkam power supply
Memahami cara dan prinsip kerja power supply
Alat dan Rangkaian

Berikut adalah alat yang diperlukan dan bentuk rangkaian yang diuji dalam
praktik ini :
1.3.1.

Alat :

1.3.2.

Osiloskop
Protoboard
Kabel Power
Kabel BNC to Penjepit
Trafo 6V
Dioda IN4002
Resistor 10K
Kapasitor Polar 470F
Kapasitor Polar 10F
Induktor 8,2 mH
Kabel Penghubung

( 1 buah )
( 1 buah )
( 1 buah )
( 2 buah )
( 1 buah )
( 4 buah )
( 2 buah )
( 2 buah )
( 2 buah )
( 1 buah )
( secukupnya )

Rangkaian :

Gambar 1.1. Rangkaian Power Supply 2 Dioda


Jobsheet 1 Rangkaian Power Supply | 4

Gambar 1.2. Rangkaian Power Supply 4 Dioda

1.4.

Landasan Teori
Rangkaian catu daya berfungsi untuk menyediakan arus dan tegangan

tertentu sesuai dengan kebutuhan beban dari sumber daya listrik yang ada. Untuk
catu daya DC, akan diperlukan suatu rangkaian yang dapat mengubah tegangan
AC menjadi tegangan DC ( Istataqomawan ).
1.4.1. Sumber Tegangan dan Sumber Arus
Dengan

menggunakan

konsep

arus

dan

tegangan,

maka

dapat

didefinisikan elemen rangkaian secara spesifik. Anggaplah disepakati sebelumnya


bahwa elemen rangkaian mengacu pada model matematika ( Jr, 2005 ).
1.4.1.1. Sumber Tegangan Bebas

Gambar 1.3. Simbol Rangkaian Pada Sumber Tegangan Bebas.


Sebuah tegangan bebas dikarakterisasi oleh sebuah tegangan terminal yang
bebas dan tidak tergantung dengan arus yang melewatinya. Jadi jika diberikan
Jobsheet 1 Rangkaian Power Supply | 5

sebuah sumber tegangan bebas dan tercatat tegangan terminalnya 12 V, maka


sebesar inilah akan diasumsikan besarnya tegangan tanpa peduli berapapun arus
yang mengalir melewati sumber tegangan ini.
Sumber tegangan bebas merupakan sumber tegangan ideal serta tiada
merepresentasikan secara tepat suatu devisi fisik yang riil, karena sumber ideal
secara teoritis dapat mengirimkan energi hingga jumlah yang tidak terhingga dari
terminal terminalnya.
Kemunculan tanda plus pada bagian atas simbol sumber tegangan bebas
tidak berarti bahwa terminal bagian atas secara numerik bernilai positif terhadap
terminal bagian bawahnya. Sebaliknya hal ini berarti bahwa terminal atas positif
vs volt terhadap terminal bawahnya. Jika pada suatu saat vs bernilai negatif,
terminal atas sesungguhnya negatif terhadap terminal bawah pada saat tersebut.
Perhatikan sebuah tanda panah arus yang disimbolkan i yang ditepatkan
berdekatan dengan konduktor bagian atas dari sumber sebagaimana terlihat pada
gambar (1.4.b.). Arus masuk pada terminal dimana tanda positif diletakkan,
sehingga kesepakatan tanda pasif terpenuhi dan sumber dengan demikian akan
menyerap daya p = vs i. Akan tetapi sebuah sumber merupakan divais yang
dirancang untuk mengirimkan daya, bukannya menyerap daya. Sehingga dapat
dipilih arah tanda panah arus seperti pada gambar ( 1.4.c), sehingga vsi akan
merepresentasikan daya yang dikirim oleh sumber.

Gambar 1.4. ( a ) Simbol Sumber Tegangan DC ( B ) Simbol Baterai ( C ) Simbol


Sumber Tegangan AC
Jobsheet 1 Rangkaian Power Supply | 6

Sebuah sumber tegangan bebas dengan tegangan terminal konstan


seringkali diistilahkan dengan sumber tegangan DC bebas serta direpresentasikan
oleh simbol simbol yang diperlihatkan pada gambar (1.4.) Perhatikan bahwa
gambar tersebut ditampilkan struktur piring suatu batrai dimana piringan yang
lebih panjang ditempatkan pada terminal positif. Tanda plus dan minus kemudian
menjadi notasi yang tidak diperlukan lagi, namun biasanya tanda ini tetap
ditampilkan ( Jr, 2005 ).
1.4.1.2. Sumber Arus Bebas

Gambar l.5. Simbol Rangkaian Untuk Sumber Arus Independen


sumber idela lainnya yang akan diperlukan adalah sumber arus bebas. Dimana
arus yang melewati seluruh elemen sepenuhnya bebas dan tak tergantung pada
tegangan. Simbol pada arus bebas ditunjukkan pada gambar (1.5.). Jika is konstan
maka dapat dikatakan sumber arus ini sebagai sumber arus DC konstan.
Sumber arus bebas merupakan aproksimasi yang cukup baik untuk elemen
fisik riilnya. Secara teori sumber arus in dapat mengirim daya yang tak berhingga
dari terminal - terminalnya karena sumber arus ini dapat menghasilkan arus
berhingga yang sama besarnya untuk setiap nilai tegangan. Sumber arus bebas ini
merupakan sumber arus yang baik bagi beberapa sumber praktis, khususnya
dalam rangkaian elektronika ( Jr, 2005 ).
1.4.1.3. Sumber Sumber Tak Bebas
Dua buah tipe sumber ideal yang dibahas sebelumnya dikatakan sebagai
sumber ideal karena tidak dipengaruhi oleh jalan apapun oleh aktivitas dari sisa
elemen pada rangkaian tersebut. Hal ini sangat kontras dengan sumber ideal

Jobsheet 1 Rangkaian Power Supply | 7

lainnya, yaitu sumber tak bebas atau terkendali. Dimana besarnya sumber
tepengaruhi oleh tegangan atau arus yang muncul pada bagian yang lain dari
sistem yang dianalisis. Sumber semacam ini muncul dari rangkaian elektronika
seperti transistor, penguat operasional, serta rangkaian integrasi ( IC ). Untuk
membedakan sumber yang tak bebas dengan sumber bebas, diperkenalkan simbol
berlian yang ditunjukkan pada gambar (1.6.) Dimana pada gambar (1.6.a ) dan
(1.6.c), k merupakan konstanta pengali tanpa dimensi, sementara pada gambar
(1.6.b), g adalah faktor pengali dengan satuan A/V. Adapun pada gambar (1.6.d), r
adalah faktor pengali dengan satuan V/A. Arus terkendali ix dan tegangan
terkendali vx harus didefinisikan dalam rangkaian.

Gambar 1.6. ( a ) Sumber Arus Terkendali Arus ( b ) Sumber Arus Terkendali


Tegangan ( c ) Sumber Tegangan Terkendali Tegangan ( d ) Sumber Tegangan
Terkendali Arus
Sumber sumber tegangan bebas dan tak bebas merupakan elemen aktif
yaitu elemen yang dapat atau mampu mengirimkan daya kepada divais divais
eksternal. Dan elemen pasif diartikan sebagai elemen yang mampu menerima dan
menyerap daya ( Jr, 2005 ).
1.4.2. Karakteristik Catu Daya
Kualitas catu daya begantung pada reguasi beban, regulasi jalur dan
hambatan keluaran. Maka beberapa karakteristik catu daya yang harus diketahui
antara lain adalah ( Malvino, 2004 ) :
1.4.2.1 Regulasi Beban
Regulasi beban menunjukkan penyearah bridge dengan kapsitor sebagai
tapis masukannya. Dimana perubahan hambatan beban akan mengubah tegangan
Jobsheet 1 Rangkaian Power Supply | 8

beban. Jika hambatan beban dikurangi maka akan diperoleh riak dan jatuh
tegangan tambahan pada perkawatan transformator dan diode. Oleh karena itu
penambahan arus beban akan selalu mengurangi tegangan beban (Malvino, 2004).

Gambar 1.7. Rangkaian Catu Daya Regulasi Beban


Regulasi beban secara umum mengindikasikan bagaimana tegangan beban
berubah saat arus beban berubah. Definisi untuk regulasi beban ialah ( Malvino,
2004 ) :
Regulasi beban =

V NLVFL
100
VFL

.............. ( 1.1 )

Dimana nilai VNL merupakan tegangan beban tanpa arus beban, dan nilai
VFL merupakan nilai tegangan beban dengan arus beban penuh. Dengan definisi ini
maka VFL terjadi saat arus beban nol, dan VFL terjadi arus beban maksimum untuk
perancangannya. Semakin kecil regulasi beban maka akan semakin baik suatu
catu daya. Sebagai contoh sebuah catu daya yang teratur dengan baik akan
mempunyai regulasi beban kurang dari satu persen. Hal ini berarti bahwa
tegangan beban hanya akan bervariasi kurang dari satu persenkisaran maksimum
arus beban ( Malvino, 2004 ).
1.4.2.2. Regulasi Jalur
Pada gambar ( l.7. ) tegangan jalur masukan mempunyai nilai nominal 120
V. Tegangan sebenarnya yang datang bervariasi mulai dari 105 sampai 125 Vrms,
tergantung waktu, tempat dan faktor lainnya. Karena tegangan sekunder secara
langsung tergantung dari tegangan jalur, tegangan beban pada gambar (l.7.) akan

Jobsheet 1 Rangkaian Power Supply | 9

berubah saat tegangan jalur berubah. Cara lain dalam menentukan kualitas catu
daya adalah dengan regulasi jalur, yang didefinisikan sebagai ( Malvino, 2004 ) :
Regulasi jalur =

VHLVLL
100
VLL

.............. ( 1.2 )

Dimana VHL merupakan tegangan beban dengan tegangan jalur tinggi


sedangkan VLL merupakan tegangan beban dengan tegangan jalur rendah. Seperti
halnya pada regulasi beban, semakin kecil refulasi jalur maka semakin baiklah
sebuah catu daya.
1.4.2.3. Resistansi Keluaran
resistansi keluaran atau rangkaian Thevenin dalam catu daya menentukan regulasi
bebas. Dimana jika catu daya mempunyai resistansi keluaran rendah maka
regulasi keluarannya juga akan rendah. Dibawah ini merupakan salah satu cara
menghitung resistansi keluaran dari sebuah catu daya ( Malvino, 2004 ) :
RTH =

VNLVFL
100
IFL

.............. ( 1.3 )

Dimana nilai VNL merupakan tegangan beban tanpa arus beban, VFL
tegangan beban dengan arus beban penuh dan IFL merupakan arus beban penuh.
Dapat dilihat, bahwa tegangan bebanberkurang saat arus beban meningkat.
Perubahan pada tegangan beban ( VNL VFL ) dibagi dengan perubahan arus ( IFL )
akan sama dengan resistansi keluaran catu daya. Resistansi keluaran berhubungan
dengan kemiringan grafik diatas. Dimana semakin horizontal grafiknya akan
semakin rendah hambatan keluarannya.

Jobsheet 1 Rangkaian Power Supply | 10

Gambar l.8. Grafik Tegangan Beban Dan Arus Beban


Pada gambar (1.8.) arus beban maksimum (IFL) terjadi saat resistansi beban
minimum, oleh karena itu, pernyataan untuk regulasi beban dapat dikatan pula
seperti (Malvino,2004) :
Rth
x 100
Regulasi beban= RL(minimum)
.............(2.4)
1.4.3. Rangkaian Dasar Pencatu Daya
Konsep dasar rancangan catu daya dengan dua tahap regulasi terlihat pada
gambar (1.9) (Istataqomawan).

Tegangan Jala-jala 200


Penyearah
V AC Jala-jala
Regulator Pensaklaran
Regulator Linier
Tegangan DC Output

Tegangan DC Output 2V

Gambar 1.9. Diagram Blok Catu Daya Dua Dengan Tahap Regulasi
Regulator pensaklar berfungsi sebagai regulator awal untuk mengubah
nilai jala-jala yang telah diserahkan ke niai tegangan dimana regulator kedua
(linear) dapat beroperasi, dalam rancangan ini 2 volt lebih besar dari tegangan
Jobsheet 1 Rangkaian Power Supply | 11

output. Regulasi kedua adalah sebuah regulator linear yang dapat diatur sehingga
dapat menentukan tegangan keluaran(Istataqomawan).
Untuk lebih jelasnya sebelumnya arus diketahui terlebih dahulu mengenai
regulator linear dan regulator pensaklar.
1.4.3.1. Regulator Linier
Regulator tegangan linear terdiri atas jaring-jaring pembangkit tegangan
acuan, jaringan pengendali dan komponen elektronika daya. Pembangkit tenaga
acuan menyediakan tegangan acuan yang tidak terpengaruh perubahan tegangan
masukan dan tidak terpengaruh perubahan suhu. Bagian kendali membentuk pola
ikal tertutup yang terdiri dari jaringan umpan balik, penguat selisih, dan penguat
kesalahan. Komponen elektronika daya berupa transistor bipolar atau FET
melewatkan daya secara seri sehingga sering disebut sebagai komponen pelewat
seri. Prinsip kerja regulator linier ini diperlihatkan pada gambar berikut
(Istataqomawan):

Gambar 1.10. Prinsip kerja regulator linier


Keluaran bagian terkendali mengemudikan konduktifitas komponen
elektronika daya. Bila tegangan keluaran kurang dari yang seharusnya, pengendali
akan meningkatkan konduktifitas komponen elektronika daya sehingga tegangan
keluaran naik. Sebaliknya jika tegangan keluaran terlalu tinggi pengendali akan
mengurangi konduktifitas komponen daya sehingga tegangan keluaran turun
(Istataqomawan).

Jobsheet 1 Rangkaian Power Supply | 12

1.4.3.2 Regulator Pensaklaran (Switching)


Regulator pensaklaran pada dasarnya adalah rangkaian konverter dari DC
ke DC yang dilengkapi dengan sistem umpan balik. Rangkaian konverter DC ke
DC mengoperasikan transistor daya dalam ragam pensaklaran. Pengaturan
tegangan keluaran pada regulator pensaklaran dilakukan dengan mengubah duty
cycle (D) dari komponen saklar (Istataqomawan).
Selain menggunakan rangkaian catu daya DC yang menggunakan
regulator tersebut catu daya DC juga dapat digambarkan dan dirangkai lebih
sederhana,seperti pada gambar (1.11) (Rizzoni,2009) :

Gambar 1.11. Rangkaian catu daya DC


.5 Komponen Pada Catu Daya
1.4.5.1 Komponen-Komponen Utama Catu Daya
1) Penurun tegangan/Trafo
Transformator adalah alat listrik yang dapat memindahkan dan mengubah
energy listrik dari satu atau lebih rangkaian listrik ke rangkaian listrik lain melalui
satu gandengan magnet dan berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik.
Prinsip dari suatu transformator yaitu induksi bersama antara dua
rangkaian yang dihubungkan oleh fluks magnet. Dalam bentuk yang sederhana
transformator terdiri dari dua buah kumparan induksi yang secara listrik terpisah
tetapi secara magnet dihubungkan dengan suatu part yang mempunyai relaktansi
yang rendah.

Jobsheet 1 Rangkaian Power Supply | 13

Kedua kumparan tersebut memiliki dua mutual induksi yang tinggi. Jika
salah satu kumparan dihubungkan dengan menggunakan sumber tegangan bolak
balik, maka fluks bolak balik timbul di dalam inti besi yang dihubungkan dengan
kumparan lainnya akan menyebabkan ggl induksi dan berlaku hokum faraday.
Dimana bila arus bolak balik mengalir pada inductor, maka akan menghasilkan
gaya gerak listrik. Pada praktikum kali ini akan menggunakan prinsip kerja
transformator step down atau transformator sebagai peburun tegangan
(Arifin,2015).
2) Penyearah/Dioda Rectifier
Fungsi rectifier dalam rangkaian catu daya adalah untuk mengubah
tegangan AC yang berasal dari trafo step-down atau trafo adaptor menjadi
tegangan listrik arus searah (DC). Pada umumnya tegangan yang dihasilkan pada
rangkaian rectifier masih belum rata dan masih terdapat riple riple tegangan yang
cukup besar. Sebagai rectifier dapat digunakan satu, dua, atau empat komponen
diode (Arifin,2015).
a. Penyearah Setengah Gelombang

Gambar 1.12. Rangkaian Penyearah Setengah Gelombang


Untuk mendapatkan suatu tegangan DC yang baik dimana bentuk
tegangan hasil penyearah adalah adalah mendekati garis lurus maka tegangan
keluaran dari suatu rangkaian penyearah sebaiknya ditambah kapasitor. Dimana
arus dari keluaran rangkaian penyearah selain akan melewati beban jug akan
mengisi kapasitor sehingga pada saat tegangan hasil penyearah mengalami
penurunan maka kapasitor akan membuang muatannya kebeban dan tegangan
beban akan tertahan sebelum mencapai nol (Oklilas, 2007).
Jobsheet 1 Rangkaian Power Supply | 14

Gambar 1.13 Rangkaian penyearah setengah gelombang dengan menambahkan


kapasitor
Hasil penyearah yang tidak ideal akan mengakibatkan adalnya ripple,
dimana ripple yang dihasilkan dapat ditentukan oleh persamaan berikut (Oklilas,
2007).

Dimana nilai IDC dalam hal ini dapat dicari dengan membagi tegangan
keluaran dengan R beban. T merupakan periode tegangan ripple (sekon) dan C
adalah nilai kapasitor(Farad) yang digunakan dalam rangkaian(Okilas, 2007).
b. Penyearah Gelombang Penuh

Gambar 1.14. Penyearah Gelombang Penuh

Gambar 1.15. Penyearah Gelombang Penuh menggunakan kapasitor

Jobsheet 1 Rangkaian Power Supply | 15

3) Penyaring / Filter
Penyaring atau filter adalah bagian dari catu daya yang disusun oleh
kapasitor yang berfungsi meratakan tegangan listrik yang berasal dari rangkaian
diode rectifier. Dalam prakteknya selain menggunakan kapasitor biasanya juga
digunakan resistor yang berfungsi sebagai hambatan(Arifin, 2005).
4) Stabilizer Regulator
Stabilizer atau regulator yang digunakan dalam rangkaian catu daya ini ialah
berupa komponen IC. Dimana kemudian komponen ini akan berfungsi sebagai
penstabil dan pengatur tegangan keluaran dari rangkaian catu daya. Khusus untuk
percobaan ini akan digunakan IC 7809 yang menghasilkan tegangan keluaran 9V
dan IC 7805 yang menghasilkan tegangan keluaran sebesar 5V (Arifin, 2005)
1.4. 5.2. Komponen Pendukung Catu Daya
Dalam pembuatan catu daya, selain menggunakan komponen utama juga
diperlukan komponen lainnya yang berfungsi sebagai pendukung dari rangkaian
catu daya, yang berfungsi dengan baik dan dapat memberikan penampilan yang
menarik baik dari segi bentuk maupun estetikanya. Komponen pendukung
tersebut ialah ( Arifin, 2005) :
-

Sakelar
Sekering
Lampu indikator
Voltmeter dan amperemeter
Jack and plug
Printed circuit board (PCB) atau papan rangkaian tercetak
Kabel atau sketer
Chasis
Pencatu Daya (Inggris: power supply) adalah sebuah piranti elektronika

yang berguna sebagai sumber daya untuk piranti lain, terutama daya listrik. Pada
dasarnya pencatu daya bukanlah sebuah alat yang menghasilkan energi listrik saja,
namun ada beberapa pencatu daya yang menghasilkan energi mekanik, dan energi
yang lain.

Jobsheet 1 Rangkaian Power Supply | 16

Power supply sering digunakan untuk menyalurkan energi listrik, dan


beberapa digunakan pada mesin mesin listrik. Power supply dapat digunakan
sebagai pengganti sumber tenaga listrik baik sebagai sumber utama atau
cadangan, seperti :
1. Mengubah bentuk listrik dari sumber ke bentuk tegangan yang diinginkan.
Biasanya digunakan untuk mengubah sumber AC 120 atau 240 volt ke
tegangan DC yang lebih rendah untuk digunakan pada peralatan
elektronik.
2. Pengganti battery.
3. Generator atau alternator.
Catu daya atau power supply merupakan suatu rangkaian elektronik yang
mengubah arus listrik bolak-balik menjadi arus listrik searah. Catu daya menjadi
bagian yang penting dalam elektonika yang berfungsi sebagai sumber tenaga
listrik misalnya pada baterai atau accu. Catu daya (Power Supply) juga dapat
digunakan sebagai perangkat yang memasok listrik energi untuk satu atau lebih
beban listrik.
Fungsi dari power supply adalah merubah arus tegangan listrik bolak-balik
(AC), menjadi searah (DC). Dengan fungsi tersebut maka arus tegangan listrik
yang tadinya arus kuat berubah menjadi arus kecil. Misalkan: jika perhitungan
tegangan listrik sebuah rumah tangga rata-rata AC 220 V dengan power supply ini
dirubah menjadi DC 12-15 V. Terjadi penghematan 94%-95%. Sungguh
merupakan upaya yang harus menjadi fokus perhatian kita dalam menghemat
konsumsi sumber daya energi.
Secara umum prinsip rangkaian catu daya terdiri atas komponen utama
yaitu : transformator, dioda dan kondensator. Dalam pembuatan rangkaian catu
daya, selain menggunakan komponen utama juga diperlukan komponen
pendukung agar rangkaian tersebut dapat berfungsi dengan baik. Komponen
Pendukung tersebut antara lain : sakelar, sekering (fuse), lampu indicator, Printed
Circuit Board (PCB), kabel dan steker, serta chasis. Baik komponen utama
maupun komponen pendukung sama sama berperan penting dalam rangkaian catu
daya.

Jobsheet 1 Rangkaian Power Supply | 17

1.5.

Langkah Praktikum

Berikut merupakan langkah langkah yang perlu dilakukan untuk melaksanakan


praktik :
1.5.1. Praktikum Rangkaian Power Supply 2 dan 4 Dioda
1

Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan. Pastikan dalam keadaan baik dan

siap digunakan.
Buatlah rangkaian seperti Gambar 1.1. Rangkaian Power Supply 2 Dioda
pada protoboard dengan R = 10K dan C = 470F

Gambar 1.16. Rangkaian Praktik Power Supply 2 Dioda


Pasang BNC to penjepit pada input osiloskop dan output rangkaian power

4
5
6

supply dengan keterangan :


Chanel 1 untuk output rangkaian power supply DC
Chanel 2 untuk output trafo 6V AC
Nyalakan catu daya pada 220 V dan osiloskop
Atur osiloskop pada chanel 1 pada VMAX DC dan chanel 2 pada VMAX AC
Perhatikan besar dan jenis tegangan yang dihasilkan chanel 1 dan chanel 2
dan catat hasilnya pada Tabel 1.2. Hasil Pengamatan Tegangan Power Supply

Pada Osiloskop
Ulangi langkah 2 s.d. 6 dengan menggunakan gambar 1.2. Rangkaian Power
Supply 4 Dioda dengan menggunakan R, C, dan L sebagai berikut :

Tabel 1.1. Nilai Komponen R, L, dan C pada Rangkaian Power Supply 4 Dioda

Jobsheet 1 Rangkaian Power Supply | 18

R subtutsi

Praktik Ke -

Kapasitor

10K

470F

10K

470F

8,2 mH

10K

10F

8,2 mH

10K

10K

10F

10K

Induktor

RL

Gambar 1.17. Rangkaian Praktik Power Supply 2 Dioda


Buatlah analisis dan kesimpulan dari Hasil Praktikum

1.5.2. Praktikum Rangkaian Dioda Gelombang Penuh

Jobsheet 1 Rangkaian Power Supply | 19

Gambar 1.18. Rangkaian Dioda Gelombang Pennuh


1. Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan pada percobaan ini, untuk
resistor menggunakan resistor dengan resistansi sebesar 120 .
2. Merangkai rangkaian sesuai dengan gambar skema rangkaian ( 1.18 ).
3. Menghubungkan input rangkaian yang telah jadi dengan sumber listrik
sedangkan untuk output dihubungkan dengan osiloskop.
4. Mengamati gelombang keluaran yang dihasilkan rangkaian.
1.5.3. Rangkaian Dioda Setengah Gelombang

Gambar 1.19. Rangkaian Dioda Setengah Gelombang


1. Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan pada percobaan ini, untuk
resistor menggunakan resistor dengan resistansi sebesar 120 .
2. Merangkai rangkaian sesuai dengan gambar skema rangkaian ( 1.19. ).
3. Menghubungkan input rangkaian yang telah jadi dengan sumber listrik
sedangkan untuk output dihubungkan dengan osiloskop.
4. Mengamati gelombang keluaran yang dihasilkan rangkaian.
1.5.4. Rangkaian Catu Daya Gelombang Penuh

Gambar 1.20. Rangkaian Catu Daya Gelombang Penuh

Jobsheet 1 Rangkaian Power Supply | 20

5. Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan pada percobaan ini, nilai
kapasitor satu pada rangkaian yaitu 2200 F dan kapasitor dua yaitu 100
F, jenis IC yang digunakan yaitu IC 7805 dengan tegangan keluaran 5
volt sedangkan resistor yang digunakan memiliki resistansi 68 .
6. Merangkai rangkaian sesuai dengan gambar skema rangkaian ( III.13 ).
7. Setelah rangkaian selesai dirangkai, Menghubungkan output rangkaian
dengan multimeter dan mengukur besar tegangan keluaran pada
lrangkaian.
8. Mencatat data hasil yang didapatkan.
1.5.5. Rangkaian Catu Daya Setengah Gelombang

Gambar 1.21. Rangkaian Catu Daya Setengah Gelombang


1. Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan pada percobaan ini, nilai

kapasitor satu pada rangkaian yaitu 2200

F dan kapasitor dua yaitu 100

F, jenis IC yang digunakan yaitu IC 7809 dengan tegangan keluaran 9


volt sedangkan resistor yang digunakan

memiliki nilai resistansi 68

2. Merangkai rangkaian sesuai dengan gambar skema rangkaian (III.14).


3. Setelah rangkain selesai di rangkai, menghubungkan output rangkaian
dengan multimeter dan mengukur besar tegangan keluaran pada rangkaian
4. Mencatat data hasil yang didapatkan..
Jobsheet 1 Rangkaian Power Supply | 21

1.6.

Hasil Praktikum
Berikut merupakan data hasil praktik yang telah dilaksanakan :
Tabel 1.2. Hasil Pengamatan Tegangan Power Supply Pada Osiloskop
Besar Tegangan
CH1
CH2
V
V
MAX
MAX
o
DC
AC
Rangkaian Power Supply 2 Dioda
N

7.4 V

6.8 V

Rangkaian Power Supply 4 Dioda


Besar Tegangan
N
CH1
CH2
VMAX
VMAX
o
DC
AC

4V

Tampilan Osiloskop

Tampilan Osiloskop

6.2 V

Jobsheet 1 Rangkaian Power Supply | 22

6.24

7.8

6.2

6.2

Tabel 1.3. Hasil Pengamatan Rangkaian Catu Daya 7805


NO.

Vout (V)

4.8

Tabel 1.3. Hasil Pengamatan Rangkaian Catu Daya 7809


NO.

Vout (V)

Keterangan :

Jobsheet 1 Rangkaian Power Supply | 23


C1 = 2200

C2 = 100
R = 68

Transformator = 12 V
1.6.1 Rangkaian Dioda Gelombang Penuh

1.6.2. Gambar Rangkain Dioda Setengah Gelombang

Jobsheet 1 Rangkaian Power Supply | 24

1.6.3 Gambar Rangkaian Catu Daya Gelombang Penuh

1.6.4 Gambar Rangkaian Catu Daya

Jobsheet 1 Rangkaian Power Supply | 25

Anda mungkin juga menyukai