Anda di halaman 1dari 47

tto

Teknik Tegangan Tinggi Ek*7

ANALISIS SISTEilT PROTEI(SI PETTR PADA OARDU INDgK


l-. Awan Bermuatan
dala--:' pada daerah tropis. Petir barasal dari awan cumulonimbus yang naik potensial anta:: arah vertikal dan memiliki lisrik sehingga memunculkan beda awan dengan Permukaan bumi.
9
KM

terutar'r-: Petir merupakan fenomena alam yang terjadi di seluruh bumi,

7
- 10"c

t
s s tr
2

b=;\:
0
Hutrn

,c.""lr cerak Angin

-/
Angin Naik

o"c

Gambar : 1 Awan cumulonimbus Pembentukan awan ini terjasi karena adanya :


ke a. Aliran udara naik (updraft); terjadi akibat penyinaran matahari permukaanbumi. garam laut, ataupun paltikel b. Partikel aerosol; berasal dari polutan industri,

higroskopis lainnya seperti yang muncul dari kebakaran hutan. yang Kelembaban udara; partikel aerosol yang naik keatas menyerap air jenis yang massa Karena ada mengkristal menjadi kristal es dalam awan' positif dar lebih bes"ar, kristal eslni turun ke lapisan bawah awan muatan sebagaian lagi menjadi bermuatan negatif. Itristal tersebut kemudia: menfelo*pof dutt membentuk awan bermuatan. Muatan positif biasanl a terteLt puaa pemukaan atas sedangkan muatan negatif dibawahnya.

Teknik Tegangan Tinggi

e/eZ

117

l'

Mekanisme Sembaran petir

Fetir adalah mekanisme pelepasan muatan listrik diudara yang dapat di dalam awan, antara awan dengan udara, dan antara u*un d"rrgun .{,nrar awan dan permukaan bumi dapat digambarkan dibagai lua iMr:_i peiat bermuatan. pada saat gradien listrik telah melebihi hargaiembus rrrLJ-d3 irluncullah pilot streamer yang menentukan arah perambatan muatan irn'u L:r iie udara yang ionisasinya rendah, mencari jumlah muatan lawan yang ::L1\ -:. \4uatan lawan tersebut kemudian akan terionisasi menuju pilot teaaei j,,r , : i:edua aliran ini bertemu, terbentuk kanal dan terjadi discharge muatan.

m::: :ir:-:

Frrr, Xrils A'g Pr& .lv g t*erru

tla L.{Itrryorigbn

r.C.*sVtalrr

Gambar: 2 Mekanisme sambaran petir Titik bertemunya kedua aliran yang berbeda muatan ini disebut titik pmnul (Srnkingpoint)

ffi$.@
\rJ-s
^
Gambar : 3 Pembentukan petir antar awan

118 Teknik Tegangan Tinggi ,/+ 2

setelah sesaat itu terjadi perpindahan muatan dari tanah ke au'a:. melalui sambaran balik (return stroke). Perpindahan muatan dari awar f:t tanah akan kembali memunculkan beda potensial yang tinggi antara pus:.: muatan di awan akibatnya terjadi pelepasan muatan di awan akibatnya teria: muatan susulan atau yang disebut pelepasan muatan berulang (muttip_: stroke).

/;I
ts

\ *)

.).

l-

r' ;\-r\ \
'l

-.'

(
I

,'l
.{

'l

\'
1

. .. r.t . r . .

1.*.

Gambar : 4 Sambaran Bak dan sambaran berulang. sumber : Khalifa IrI High Voltage Engineering and practice.

3. Parameter Petir
Beberapa permeter petir yang penting adalah : arus puncak (1) thr.bentuk gelombang perir (rr to, tn) [ps],.sambaran berulang ( n ), kecurama:: arus (di,/dt) [kA/prs],muaranarus (Q =.lI.dt),integralkuadratarus (E: JI'di kecepatan arus sambaran balik (v), dan kecepata sambaran petir ketanah (N,_ Parameter petir tersebut dinyatakan dalam fungsi distribusi frekwens:. Menurut Berger, yang diadopsi menjadi standar oleh GIGRE working Grou: tahun 7991-, fungsi distribusi frekuensi dari semua paramerer petir dapa: didekati dalam bentuk distribusi log normal, yaitu :

Dengan m adalah median (nilai tengah) dan adalah log dari sranda: deviasi. Median adalah sratistik 50/50 dimana 50% pengamaran adalah diatas median dan 50% dibawahnya.

Teknik Tegangan Tinggi

FJ*Z

11g

fl- Aruspuncak

. ht-pllcak petir (peakc,urrenr) yang dimaksud adalah arus puncak dari ;ambaran balik (retur".:!rorq aruspuncat< aiueaatan poiuiirur.,yu, negatif arau positif dan juga dibedakan dari sambarun p"io-'u ;;uobaran susulannya (subsequent stroke). g.ru*ya- first stroke) atau ;'*, puncak ini :--n1'atakan dalam probabilitas kumulatif:
P

[)= '

r+

{!,rr),n
KA 50 0 -50 -100
-r.50

-2W
-2s0

Gambar

Osilogram arus petir negatif

250

?ffi
1.50

100

50
I
I

Gambar

Osilogram arus petir positif

h. Bentuk gelombang petir


Surja petir adalah_ bentuk gelombang petir berdasarkan fungsi wakru. mencapai amplitudo yang *ttgut tinggiorde kilo u-p.r. dalam waktu i:ang sangat singkat orde mikrodetik. Menurut rEC 60_2.73, surja petir untuk

krir

Teknik Tegangan Tinggi

ft*2

121

zu Gelombang

Sambaranpetir

Sambaran langsung yang mengenai rer dan peralatan dalam G.I adalah ::-g paling hebat diantara geiombang berjalan lainnya yang datang ke G.i :: =nr-ebabkan tegangan lebih (overvoltage) sangat tinggi yang tidak mungkin :::at ditahan oleh isolasi yang ada. cara yang banyak- dipakai uituk : =rcegah hai ini adalah dengan memperkuat perlindut ga., t"ihadap petir : . - iawar ranah (ground wire) di atas G.i dan saluran transmisi di dekainya. sambaran induksi dapar rerjadi bila awan perir (thunder clound) ada di . ., peralatan yang berisoiasi. Awan ini nengiduksi muatan listrik dalam --:,-ah peralatan dengan polaritas yang berlawanan dengan awan petir itu. ini - =:irnbulkan muaran terikat (bound charges). Biia terjadi petrepaian muatan :::-- a\/an petir itu, maica rnuaran terikat itu kembali bebas dan menjadi ;. :::rbang berjalan yang besarnya tergantung pada keadaan peiepasan itu. r.:;rupuri tegangan induksi itu berubah-ubah tergantung dari keadaan, rl=:anyakan besarnya antara 100 - 200 k! muka gelombangnya (wave front) r:ih dari 10 p.s dan ekor gelombang (wave tail) 50 - roo ps. karena itu ;ri--::baran induksi tidak begitu berbahaya bagi peralatan tegangan tinggi, rzukipun ia merupakan ancaman bagi peralatan distribusi. sambaran dekat (nearby stroke) adalah gelombang berjalan yang Giang ke G.I dari sambaran petir pada saluran tarnsmisipada titik yan[ nraknya hanya beberapa kilometer dari G.I, besarnya dibatasl oleh tegangai r:r'lpatan dari isolator saluran itu bila rambatnya sepanjang saluran metatui re)erapa tiang. Tetapi peredaman dari kecuraman (iteepnes) muka E*lombang adalah sangat kecil, sehingga gelombang itu ietap curam, jika nrak kv/l.rs. namun, karena rill G.I regangan tinggi yang besir kapasitansi ,mtiknya mencapai beberapa ribu atau beberapapuiutriiuu dan beberapa l luh ribu pE maka kecuraman muka gelombang sering mengalami Tenumnan yang lumayan juga.

Jika perisaian (shielding) dari G.I dan saluran tarnsmisinya cukup baik, l:lcmbang tegangan yang rnungkin datang ke G.l itu adalah hari sanibaran :.:r yang .jauh. Gelombang berjalan yang jar:h ini mungkin berasai dari :L:raran langsung pada saiuran, dari sarnbaran induksi, dari sambaran :i:Datan ritik balik (back flashcver) dari tiang atas dari rengah galiang ::an). Dalam sernua keadaan ini, gelornbang iniber.jalan r.punjurrgiaiurai ,:::gan kecepatan cahaya (300rn/ps]. harga puncak dari sur.ja as*rya dibatas: :,:: tegangan trornpatan dari isclator saluran. seiama merambai itu harga : -lcak dan kecuramannya mengaiami penurunan yang clitr<up banyak ciJh ::=-< kulit (skin effect) pada penghantar. fufakin penclek ekar gellmbang, r::iin te asa peredaman itu, ia berubah dengan carra yang rr:rnit terga*tur1g :.r aolaritas (lebih besa.r untuk poiariras positiS, harga puncak, b?s*rnyl

122 Teknik Tegangan Tinggi ttr.

penghantar, adanya kawat tanah

di

atasnya bentuk gelombang

dnrnn

sebagainya. Oleh Foust dan Merger dijabarkan rumus empiris sebagai berilio:n :

e: eo/(1+KeoX)
dimana:
= hargapuncak (kV) setelahmerambatXkm. e. = tegangansurjaasal (kV) K = faktor atenuasi (km'' kV') = 0,0001 untuk gelombang 20 ps. = 0,0002 untuk gelombang 5 ps. = 0,004 untuk gelombang terpotong (chooped) Kecuraman gelombang berjalan dari sambaran petir yang jauh dianggap kira 200 - 300 kV/ prs.

kirr

b. TeganganAbnormal dengan Frekuensi Rendah


Tegangan abnormal dengan frekuensi rendah ini bermacam-macam
:

L. Tegangan akibat efek Ferranti; 2. Tegangan yang terjadi akibat bebas lepas (load rejection); 3. Penguatan sendiri dari generator, 4. Kenaikan tegangan dari fasa yang sehat pada waktu ada gangguan
fasa ke tanah pada sistim.

X.-

5. 5.

Tegangan abnormal karena lepas sinkron; Tegangan abnormal pada waktu hiiang ganSguan l-fasa ke tanah paoa

sistim pemburnian Fetersen, atau pada sistim dengan pembumia:,


Petersen yang mempunyai saLuran transmisi pada satr: tiang bersam+ sama dengan sistim lain yang mengalami gangguan L -fasa ke tanah ;

7.

Tegangan abncrmal yang disediakan oleh osilasi harmonis Car rangkaian yang terganggu atau karena kejenuhan inti transformatoi
dan sebagainya"

Meskipun banyak macamnya, tetapi pada umurnnya tegangan abnorma[ yang terjadi pada sistirn tenaga iistrik diperkirakan tidak sehebat surja perir dan surja hubung sehingga perencanaan isolasi peralatan kebanyakan

didasarkan pada kedua surja ini. Namun, karena tegangan abnorm.ad frekwensi rendah pada umunya berlangsung lebih dari beberapa puluh miiidetik, sukar mengamankannya dengan arrester. Yang terpenting adaleh mengusahakan agar tegangan abnormal frekwensi rendah yang terjadi pade sistim serendah mungkin, karena perkiraan nilai tegangan abnorrnal itn
merupakan dasar utama dalam penentuan tegangan dasar (rated voltage) dari arrester seperti diuraikan dalam 3.5, tegangan dasar itu dipilih berdasarkan tegangan dari fasa yang sehat pada saat ada gangguan l-fasa ke tana\ ditambah dengan suatu faktor pengaman (margin) tertentu.

Teknik Tegangan Ting gi

EJ',,*

123

Hubung
:

rlcanisme pokok dari terjadinya surja hubung adalah sebagai berikut

;tiwa pukulan kembali (restriking phenomena)didalam pemutusan kapasitip dari saluran transmisi tanpa beban atau kapasitor tenaga. dwa terpotongnya arus pembangkitan pada transformator tenaga. rupan kembali dengan cepat (high speed reclosing)
utusan arus gangguan rtupan yang tak serentak pada sakalar pemutus tenaga 3-fasa.

suda hubung ini, menurut hasil pengujian di lapangan dan analisis sangat berubah dengan keadaan rangkaian dari sistimnya, cara hanan titik netralnya, kemampuan pemutus bebannya dan rya. Besarnya surja ini dinyatakan oieh suatu faktor tegangan lebih.
a

rdinator Isolasi
gangan lebih yang berasal dari dalam sistim jarang mencapai a Ui tegangan sistim itu ke tanah, maka tidaklah ekonomis jika peralatan sistim itu diisolasikan terhadap tegangan setinggi itu. Jadi,
rehendaki adalah perencanaan isolasi yang aman dan ekonomis untuk peralatan (dalam G.I dan satuan transisi) dengan koordinasi isolasi

dengan alat pengamannya. Untuk gelombang tegangan dari rn petir, tegangan itu tinggi sekali, sehingga hampir tidak mungkin rlasikan peralatan sistim terhadap tegangan tersebut. Karena itu, )engamanan terhadap sambaran petir, dipakailah kawat tanah dan r tanah yang serendah mungkin. Selain itu, dipakai alat pengaman ocok (arrester) untuk gelombang yang merambat ke dalam G.I rn sistim itupun harus mempunyai ketahanan isolasi yang cukup,

fat

hngan sistim pengamannya.

Unruk meningkatkan keandalan dari saluran transmisi, cara yang adalah dengan memperkuat isolasinya. Namun ini berarti bahwa aluran itu menjasi jauh lebih kuat daripada isolasi peralatan G.I dan ang yang merambat ke dalam G.I itu menjadi terlalu besar, sehingga hayakanisoiasi G.I itu. Sebaliknya, jika tingkatan banyak terjadi dan lan saluran itu menurun. Oleh karena itu perlu diperhitungkan uaian tingkat isolasi secara menyeluruh dengan mengingat puan pengamanan dari arrester, pentingnya rangkaian,. keadaan lan dan faktor-faktor ekonomis. Prinsip yang sama ini diperlukan lnaan isolasi sistim yang cukup tahan terhadap tegangan lebih (tetapi rlalu besar seperti halnya pada gelombang petir) dengan megingat
usinya dengan alat pelindung.

Teknik Tegang an Tinggi /",*

123

SurjaHubung
Mekanisme pokok dari terjadinya surja hubung adalah sebagai berikut : Peristiwa pukulan kembali (restriking phenomena)didalam pemutusan arus kapasitip dari saluran transmisi tanpa beban atau kapasitor tenaga. 2. Peristiwa terpotongnya arus pembangkitan pada transformator tenaga. J. Penutupan kembali dengan cepar (high speed reclosing)
1.

pengetahanan

Pemutusan arus gangguan Penutupan yang tak serentak pada sakalar pemutus tenaga 3-fasa. Besarnya surja hubung ini, menurut hasil pengujian di lapangan dan analisis teoritis, sangat berubah dengan keadaan rangkaian dari sistimnya, cara
4. 5.

titik

netralnya, kemampuan pemutus bebannya dan

sebagainya. Besarnya surja ini dinyatakan oleh suatu faktor tegangan lebih.

5. Koordinator Isolasi
Tegangan lebih yang berasal dari dalam sistim jarang mencapai beberapa kali tegangan sistim itu ke ranah, maka tidaklah ekonomis jika seluruh peralatan sistim itu diisolasikan terhadap tegangan seringgi itu. Jadi, yang dikehendaki adalah perencanaan isolasi yang aman dan ekonomis untuk seluruh peralatan (dalam G.I dan satuan transisi) dengan koordinasi isolasi yang tepat dengan alat pengamannya. untuk gelombang tegangan dari sambaran peti4 tegangan itu tinggi sekali, sehingga hampir tidak mungkin mengisolasikan peralatan sistim terhadap tegangan tersebut. Karena itu, untuk pengamanan terhadap sambaran peti4 dipakailah kawat tanah dan tahanan tanah yang serendah mungkin. Selain itu, dipakai alat pengaman yang cocok (arrester) untuk gelombang yang merambat ke dalam G.I peralatan sistim itupun harus mempunyai ketahanan isolasi yang cukup, s esu ai d eng an $ stim,o eng: am anD)a.

,i',-.si saluran itu menjasi jauh lebih kuat daripada isolasi peralatan G.l dan i*::lnbang yang merambat ke dalam G.I itu menjadi terlalu besa4 sehingga :=::bahayakan isolasi G.I itu. sebaliknya, jika tingkatan banyak terjadi dan u'e::idalan saluran itu menurun. oleh karena itu perlu diperhitungkan :e:-,-esuaian tingkat isolasi secara menyeluruh dengan mengingat {rE:ampuan pengamanan dari arresteq pentingnya rangkaian, keadaan mrrkaian dan faktor-faktor ekonomis. Prinsip yang sama ini diperlukan le:encanaan isolasi sistim yang cukup tahan terhadap tegangan lebih (tetapi nci< terlalu besar seperti halnya pada gelombang petir) dengan megingat
trir":,:

untuk meningkatkan keandalan dari saluran transmisi, cara yang '*::aik adalah dengan memperkuat isolasinya. Namun ini berarti bahwa

:dinasinya dengan alat pelindung.

p4

TeknikTeganganTinggi E/"t

a. BanyaknyaHariGuruh
Banyaknya Hari Guruh ialah satu faktor terpenting dalam perencanaa-l isolasi suatu G.I adalah frekwensi guruh di daerah dimana G.I itu ada da-. dilintasan yang dilalui oleh saluran tranmisinya. Di Indonesia banyaknya h-. guruh setiap tahun dicatat dan banyaknya hari guruh rata-rata setiap tah'*untuk setiap tempat (IKL : Iso Keraunic level) diterbitkan oleh lembagr Meteorologi dan Geofisika. Karena dan banyaknya saluran transmisi akiba: petir ditempat yang sama, maka IKL sangat berfaedah sebagai petunjuk unrur: frekwensi gangguan petir.

saluran transmisi yang melalui daerah itu, memerlukan usa:: penanggulangan terhadap petir yang cukup dibandingkan dengan yar= kurang banyak hari guruhnya. Meskipun demikian, segi ekonomi da-keandalan penyediaan tenaga tidak boleh diabaikan dalam usai.
penanggulangan bahaya petir. Karena akhir-akhir ini kemampuan da:arrester telah banyak diperbaiki, maka perencanaan peralatan dalam usah: pananggulangan terhadap petir dengan keandalan yang tinggi dapa: dipermudah.

Pada umumnya adanya G.I di daerah yang banyak hari guruhnya da-

b. [Isaha Penanggulangan terhadap Sambaran Petir Langsung


Di antara tegangan lebih akibat petir, sambaran langsung pada ril suarG.l atau pada saluran transmisi dekat kepada G.l merupakan bahaya besa; terhadap isolasi G.I itu. Lagipula sukar sekali mengamankan G.I irr sepenuhnya dengan arrester boleh jadi sambaran langsung itu memang sanga: kecil, tetapi sekali ia terjadi kerusakan yang ditimbulkan sangat hebat sekaij Karena itu gardu-gardu yang penting dan saluran-saluran didekatnya harus diamankan terhadap sambaran langsung dengan mengadakan yang cukup
dengan kawat tanah dan tahanan pengetahananyang rendah.

c. Usaha penanggulangan terhadap Gelombang Petir yang datangdari Saluran


Penanggulangan terhadap gelombang petir yang memasuki G.I dari saluran transmisi dilakukan dengan mengamankan peralatan terhadap tegangan lebih itu dengan arrester dan dengan memberikan peralatan kekuatan isolasi terhadap tegangan implus, yang lebih besar dari tingkatan
pengamanan arrester. Pedoman-pedoman pokok untuk perancangan isolasi di Jepang dapat diikhtisarkan sebagai berikut;

Teknik Tegangan Tinggi

(/* p

12g

xempunyai harga BIL yang sama, meskipun macamnya berbeda dan rempatnya berbeda pula. Menurut cara koordinasi tradisionil, sering :iberikan tingkatan isolasi lebih tinggi ke pada sesuaru alat, misalnyl )emutus beban, yang terletak di antara bagian-bagian sistim yang :Tlempunyai tingkatan isolasi berbeda (misalnya, antara saluran tranimisi :an peralatan atau antara peralatan yang satu dengan lainnya), dengan :raksud untuk mengamankan peralaran tersebut. Tetapi kirena ukf,i.akhir ini karateristik arrester berhasil diperbaiki, dengan memasang arrester pada tempat yang tepar, tegangan lebih dalam G.I itu dapal ditekan dibawah harga tertentu. sebab itu, sekarang mungkin mematai kekuatan isolasi yang sama untuk setiap peralatan. Untuk isolator keramik can bushing yang dipasang di luar, diperlukan pengujian tegangan yang :erbeda karena pengotoran udara dan keadaan basih, -"rt ipin trargl 3ll-nya sama.

Feralatan yang sama tegangan kerjanya yang ada dalam suatu G.I harus

di luar daerah perlindungan arrester, misalnya, tegangan yang dihubungkan pada sisi iaiuran dari pemisah .disconnect switch) dari saluran transmisi, dan kapasitas pangait 'coupling capacitor) untuk telekomunikasi, harus mempunyai tingkat ,solasi 720o/o BIL. Alat-alat ini dinaikkan tingkatan isolasinya seiuai cengan isolasi saluran, karena alat-alat ini tidak diamankan oleh arrester can tetap tersambung pada saluran pada waktu pemisahnya terbuka.

rafo

Peralatan yang terletak

dalam praktek kadang-kadang Jika jarak itu terlalu jauh, tegangun ubrrormul .:g sampai pada terminal dari peralatan akan lebih tinggi dari pada tegangan :.,epasan arrester. Hubungan antara tegangan terminal diri alat ylng : :ldungi dan jarak dari arreste4 dengan memisalkan hanya ada satu salurai ; :ling gawat) dan gelombang yang datang terbentuk segiriga, adalah sebagai

d, Jarak antara Arrester dengan AIat yang dilindungi Meskipun yang paling baik adalah menempatkan arrester sedekat * dengan alat yang dilindungi, tetapi

:.- ,ni tidak dimungkinkan.

-ngkin

:eikut:
: mara

e,= eo*p.x/v

: e, = tegangan terminal dari peralatan yang dilindungi v x


(kv/p.s) = kecepatan rambat gelombang yang datang (m). = jarak dari arrester ke alat yang dilindungi (m)

(kv). ea = tegangan pelepasan dari arrester (kV) t-L = kecuraman muka gelombang dari gelombang yang datang

126 Teknlk Tegangan Tinggi E/*

Oleh karena itu jarak x dalam persamaan di atas harus sekecil mungkin supaya e, tidak melebihi kekuatan isolasi alat. Sebagai contoh, untuk sistim 154 kV jika dimisalkan g. = 300 kY/ p"s, , = BIL = 750 kV dan e. = 630 k\. maka x 60m. Jika untuk gelombang petir yang datang dari jauh, x 50 m adalah cukup, maka tidak demikian halnya untuk petir yang dekat menyambarnya. Meskipun pada umumnya dipakai 500 kY/pcs, rerapi kecuraman sampai 1000 kV/g,s juga terjadi dalam keadaan istimewa menumr rekomendasi IEC (1958). Dalam praktek, sebagian besar dari rangkaian yang

ada, tidaklah sederhana gambara tadi. Jika ada lebih dari suatu salurarr tersambung pada gardu induk maka efeknya adalah menurunkan tegangan lebih tersebut. oleh karena itu x : 50 m atau lebih jauh lagi, dapat dianggap cukup aman meski dengan petir yang dekat sekalipun.

6. Perlindungan Gardu Induk dengan Lightning Arrester a. KegunaanArrester


Arrester merupakan kunci dalam koordinasi isolasi sistim tenaga listrik. Bila surja (surge) datang ke G.l arrester bekerja melepaskan muatan listrik (discharge), serta mengurangi tegangan abnormal yang akan mengena. peralatan muatan dalam G.I itu. Setelah surja (petir atau hubung) dilepaskan melalui arrester, arus masih mengalir karena adanya tegangan sistim, arus inl disebut arus arrester, arus masih mengalir karena adanya tegangan sistim, arus ini disebut arus dinamik atau arus susulan (follow current) pada gambar 30. arrester harus mempunyai ketahanan termis yang cukup terhadap energi dari arus susulan ini, dan harus mampu memutuskannnya. Jika pada waktu arrester melepas, tegangan sistim dan arus dinamik terlalu tinggi, maka arrester itu mungkin tidak mampu memutuskan arus susuian.
Persyaratan yang harus dipenuhi oleh arrester adalah sebagai berikut:

1.

Tegangan percikan (sparkover voltage) dan tegangan pelepasannya (discharge voltage), yaitu tegangan pada terminalnya pada waktu pelepasan, harus cukup rendah sehingga dapat mengamankan isolasi peralatan. Tegangan percikan disebut juga tegangan gagal sela (gap breakdown voltage). Tegangan pelepasan disebut juga tegangan sisa (residualvoltage) ataujauh tegangan (voltage drop) Ir.
Arrester harus mampu memutuskan arus dinamik, dan dapat bekerja terus seperti semula. Batas dari tegangan sistim dimana pemutusan arus susulan ini masih mungkin, disebut tegangan dasar (rated voltage) dari arrester.

2.

Teknik Tegangan Tinggi U,L

127

I r'
I

Arss

Itclt'pisi{

Gambar

7 Arus melalui Arrester'

Gambar B Perhitungan Tegangan dan Arus PelePasan Pada Arrester

r.:.:

r,t-:racan

:elindu's tpro,J.ii;" iupi,igu.ugai ganti arrester' mampu memutuskan arus susulan' Seia '- . rni tidak dipakul, ttu'"iuia'tidak dipakai';;; pada pemisah pada sisi ke luar suatu saluran

Kadang-kadangdipakaijuga-elektrodadenganselaudara,disebutjuga Tetapi pada umumnya

ini

:-:SmiSi'

(valve element), yang terdiri dari Arrester mempunyai elemen katup terpasang seri dengan elemen :rj.:ran taklinier C"o"-iititt resistance)' yang tlrminal arrester pada waktu :.: (gap "l"rr,"nt)-. itgungutt dian^taia 2.8. karena adanya jarak antara arrester r,:-:Dasan ditunjukan paa"u gimu ar pantulan (reflection) surja, maka ,.' ".r^r'r"";1liililgi ,?*" adanya lebih tinggi dari tegangan ,: i;rgan pada terminal"dari alat yang diindungi antara arrester dan alat yang _r:riStr pad,a 2.9.-oi"t t ur"na itu,-larak Pada umumnya jarak sampai 50 m r --'dungi harus diil;;;d;a"rt -""grtin' petirnya sangat dekat dengan G'I' : :*ggap masih aman, *"'kipu" gangguan

JangkauanPerlindunganArrester

;...<anadatoleransi20-30%antaratingkatisolasi(BIL)darialatyang

-:dungi dan tegangan pelepasan Untukpengamananterhadapsurjahubung(switchingsurge),arrester t'u"'fo'*utor' yang memang menjadi tujuan . ::rknya aipururrg'ai;;t" ialah dan pemut"t Uefutt"yu' Pertimbangannya : -:-na periindungan ini, arus pemutusan dari juga menyerap surja : :,-r:,,,-a arrester itu akan dapaf

dari arrester'

:=:bangkit.

pg

Teknik Tegangan Ting gi

c. TeganganDasar
Tegangan dasar arrester ditentukan berdasarkan tegangan sistin maksimum yang mungkin terjadi. Tegangan ini dipilih berdasarkan kenaikan tegangan dari fasa-fasa yang sehat pada waktu ada tegangan 1 fasa ke tanah ditambah suatu toleransi:
E,

crply',

Dimana Er
o(

tegangan dasar arrester

= koefisienpembumian : toleransi, guna memperhitungkan fluktuasi tegangan, efek


Ferranti, dan sebagainya
sistim maksimum

u. = tegangan

Koefisien cr yang menunjukan kenaikan tegangan dari fasa yang sehat pada waktu ada gangguan 1 fasa ke tanah, tergantung dari impedansi-impedarsi urutan positif, negatif dan nol dilihat dari titik gangguan. Biia tegangan pada waktu gangguan tidak dapat dihitung dengan teliti, dapat juga digunakan gambar 32. nilai kurang dari 0,8 bila R"zX, < 1, VX,< 3 pada sistim dengan pembumian efektif. Pada sistim dengan pembumian dengan tahanan harga adalah 1,0 tetapi jika saluran transmisinya panjang impedasni umtan nolnla menjadi kapasitip dan menjadi lebih dari 1,0. Biasanya tegangan dasar arrester dipilih antara 0,7 - 0,85 U. untuk sistim dengan pengetahuan dengan tahanan.

d. Karakteristik Tegangan Pelepasan


Perbandingan antara tegangan pelepasan dan tegangan dasar disebut perbandingan tingkat pelepasan (discharge level ratio: DLR). Makin rendah perbandingan ini, makin baik karakteristik arrester. Akhir-akhir ini telah dibuat arrester dengan DLRkurang 3,0.

Teknik Tegangan Tinggi

W 2 129

a) Tegangan untuk R'

R*

(b) Tegangan untuk R' = R,

O'2X'

R,

Tahanan Urutan Nol

X. = Reaktansi Induktif urutan Nol Positif X, = Reaktansi Subtransien Urutan X, = Reaktansi Urutan Negatif
tanah Gambar 9 Tegangan kawat ke maksimum di temPat Gangguan

untuk sistim Ditanahkan

:j

Tegangan untuk R,

= R, = 0'1 X'

tSo leknik

Tegangan Tinggi

t*t'T

e. Kemampuan Arrester terhadaP Surja Hubung


arrester itu lebih melepas surja hubung, *uku tenaga yang harus ditampung Ketika yang menyambar' besai dari pada ,"rrug"u yang harus diierap bila surj_a dan hubung arrester yang dapai *.r*rruhi tugas kerja terhadap. surja surja dilindungi diperkuat terhadap ,rrgku,un'isoiasi dari peralatan yang -dengan tegangan sangat tinggi' karena hubung. Namun, pada sistim dikehendaki penurunan tingkat isolasi terhadap surja

Adaduamacamsurja:surjapetirdansurjahubung.Jikaarres.te.:

eko'omis f 'hubung "itirnfiurrgun kirena itu, maka penekanin surja hubung o-leh arrester mula' hubung dilakuian. Meskipun dikehendaki tegangan pelepasan terhadap surja minimum batas suatu yang dilindungi, kurang dari Tovo BIL dari peralatan rendah, arrester kadan"g-kadang diadakurrrryu, karena jika tegangan ini terlalu akan tJrlalu seiing bekerja, dan ini mempercepat kerusakannya'

Tingkat pengenal dari sebuah lighting arrester dinyatakan sebagai berikut: l.TeganganNominalatauTegangan(U^)(NominalVoltageArrester) sesuai Adatah tegangan dimana lighting arrester masih dapat bekerja pada dengan klra[teristiknya. Lgtrting arrester tidak dapat bekerja mampu tegalngan maksimum iist"* yang direncanakan, tetapi masih memutuskan arus ikutan dari sistem secara efektif' Lightingarresterumumnyatidakdapatbekerjajikaadagangguanflsakg pengenal dari tanah di satu tempat daiam sistem, karena itu tegangan ke tanah, jika sehat fasa tegangan lighting arrester harus lebih tinggi dari sistem yang ikutan arus demikian maka, lighting arrester akan melakukan lebih terlalu besar yung"*.nf.babkair lighting arrester rusak akibat beban termal (thermal over loading). untuk mengetahui tegangan maksimum yang mungkin terjadi pada fasa
yang sehat ke tanah akibat gangguan satu fasa ke tanah perlu diketahui.

.TeSangansistemtertinggi(thehighestSystemvoltaSe),umumnya dlimbll har galloo/odari harga tegangan nominal sistem.

Koefisienpertanahan' ke Didefinisikan sebagai perbandingan antara tegangan rms fasa sehat tanah dalam keadian-gangguan pada tempat dimana lighting arrester keadaan dipasang, dengan t.guttgu.t itns fasa ke tinggi dari sistim dalam arrester lighting suatu dari tidak adi gungg,rutt. Jadi tegangan pengenal (arrester rating) : tegangan rms fasa ke fasa tertinggi x koefisien pentanahan : tegangan rms fasa ke fasa x 1 . 10 x koefisien pentanahan

Teknik Tegangan Tinggi E/;n

131

a,sistemyangditanahkanlangsungkoefisienpentanahan0.8.lighting 800/o'
tungr-rrg koefisien pentanahannya sistem yang d;;il'ai?"""tr."" :. "*Lti"*Va ugui p enan gkap l- 0 00/o' t
Ii

disebut lighting arre.ster


"u

l"'0'

ghtin g urr""""t:yJai'"uut

(Nominal D ischarge Current) .\rus Pelepasan Nominal

gelombang harga puncak dan bentuk dengan pelepasan arrester' .\dalah arus ;;;il*"r,Et,ut un kelas dari lighdns :enenru V^rg aig,l;;l;" Sesuaidengan: arus a. KemamPuannya melakukan

b. Karakteristik Pelindungnya'
: pelepasan tersebut adalah tsentuk gelombang arus (lEC) I ts/20 tt's' kA Menurut standard Inggris/EroPa ps/20'i-ingan kelas PP 10 kA; 2'5

Menurut ,tunau'i-ffi"iirtu

rd

perridunga_n gardu induk vang . *:il] :,S r.0 kA, untuk tagangan sistern petir yang t"ttip tinggi dengan

besar dengan

ferkuensinyu

'u*bu'u"

, :

Kelas arus 2'5 ki, *"t*k 5 kV tidak iagi eitonornis ' oibavrair zz k:V kecil didaerah-daerah *. Kelas arus L'5 kA, untr-lk meiindungi""fo-"ufo

*5t-1tJr$lt}*uu*^

sistem dibawah T0 kv sepe{ri (a), untukregansan iutit dengan tegangan sisten"r

gu'du-g'od*

ffi#;;*K;oJL"tuu

Pedalan'ian'

T:ganganFercikanFrekuensi.Tala.jala(PawerFrequensisparkaverValtage) dalarn bekerja pada gangguan lebih boleh tidak arrester Lrghting rendah karena dapat dengan u*prn"il" yang ___::i,al over volrage) tegangan percikan alasan ini tnar.a dit"itttkutt untuk sisteir. ::.=nbahayakan , r--ialaminirnum' . l.lenurut standard trnggris (B'S)

Teganganpercikanfrekuensi.iala-jalaminimum=l.6xteganganpengenal :ighting arrester'

\'lenurut Standard IEC pengenal jala-'jala minimum = 1'5 x tegangan Tegangan percikan frekuensi lighting arrester'

132 Teknik

Tegang an Tinggi ,ltt

4. Tegangan Percikan Implus maksimum (Maximum Impulse spark over


Voltage)

Adalah tegangan gelombang implus tersebut menurut IEC publ. 60 -2a adalah 7.2 p.s/So ps. hal ini rnenunjukan bahwa jika regangan puncak su4a petiryang datang mempunyai harga lebih tinggi utau samu o"rrgut a"gurrg* percikan maksimum dari lighting arrester, rnaka lighting arrester tersebur akan bekerja memotong surja petir tersebut dan mengitirLu" ke tanah.

5. Tegangan Sisa [&esrdual

D kcharge

tlokage]

Adaiah regangan yang rimbul diantara terminal lighting arrester pada saat arus petir mengalir ke tanah. Tegangan sisa dan tegangan nominaf dari suatu lighting arrester tertentu tergantung pada kecurairarigeiombang arus yang datang {dildt dalam_A/il,s} dan amplituda dari arus pelepisan (disc}rarge
81ts/20

current). {Jntuk rnenentukan tegangan sisa ini digunakan implus arus sebeJar p,s (trEC Satndard) denganhargapuncakikAdan 10 kA.

- untuk harga arus pelepasan yang lebih tinggi maka legangan sisa ini tidak akan naik lebih tinggi lagi. Hal ini disebibkan karena kirakteristik tahanan yang linier dari lighting arrester. umumnya tegangan sisa tidak akan melebihi Bil (Basic Insulation Level = Tingkat Isoiasi duru"t TID) daripada = peralatan yang dilindungi walaupun arus pelepasan maksimumnya
(Maximum Discharge Curren) mencapai 65 kA atau 100 kA.

6. Arus Pelepasan Maksimum (MaximumDischarge Cunent) Adalah arus surja maximum yang dapat rnengalir melalui lighting arrester setelah tembusnya sela seri rnerusak atau merubah karakteristit aai lighting arrester.
Tabel

Kelas LightningArrester

KELAS LIGI{TNING ARRESTER (ARLIS PEI,EFASAN N@MINAI.} IAMPERE3


10.000 light and heavy duty 5.000 seri A dan B 2500 1s00

I{AR.GA FUNCAK AR.US TERPASA}SG (KTLO .AMPERE)


1C0

55 25 10

Lighti"ng Arrester IEC second edition.

U7A

Tekntk Tegangan Tinggi

W7

133

*
.

= inallcountries'B = in [JSAandcanado
adalah dengan peralatan yang dilindungi ;:ak lindung antara arrester
:

_ Uro

- {Jra u zdt
dt

lt*u"l
- r-,

LA ke peralatan yang jarak iindung maksimum dari posisi

'ir Ur,* "I


du/dt

sii p"tuiutan' missai '-"-""*;; : tegangankerja impius arrester [kV] udara 300 [m/'us]
* facqnc

cliProteksi [mX

trafo [kV]
di

:
-

rt*t*pii"" t"'*u'ig"rombang
1rlrrvs

200-500 ohm" kabel 30-80 inrnedansi surja: t'un'u'u" idara

di/dt

ohm : kecuraman tegangan gelombang datang [kv/pls] arus datang [kA/ps1 = t ..url*ut g"ioduuttg

-. ModelElektrogeometrls

. ffansmrsl maupun Gardu saluran pada petir Sistern pelindung terhadap ada uu'u' uot"tt dikatakan teori itu sudah .niuk bukan *"*put?" h;iy";; Untuk sendiri' utuu Cuia" induk itu lejak pert<emUnagan transmisijarak jauh, perlu dalam iu*iurt u"tar pada :ns$ansmisikan ;;y;'lir,r,k tinggi te-gangan transmisi maka
::._iangan

transmisl lang f,ipttl'lkttt' :,enakin tinggi puta mJnara oleh tinggi iru, gangguun.yu.ng disebabkan irnruk phisis *"rrulu'iJ;q ;tl sambaran urr.?rip-"rrv"ng aisebabkan oleh x:rbaran petir atanieilitriirusat :eir makin meningkat' (transmisi mansrnisi terhadap petir srudi tentang sifat kerja saluran daiam baru *nTi-yssiJ *tyulwa' dimensi diperoleh :r:zngan dnggi dan tegang-," Dari studi ini --=:encanakan slstim pelindung ,*r},#ip f"rir teori b an r untuk men g gantikan - : rmasi yan, *urriur^tU"u$;1;- alp.ii"tu" baru untuk rnerencanakan sistim ._:: lama. o-r, ,ojlilililffin;;'u"r secara etel(nl' ' : =.:idung terleadap petir , model eiektrogeon'lettrls' pada diperoieh Teori rnodern yang saluran "bertumpu iistrik yang <likaitkun a"ttgutt sifat -geornetris dengan . -::,: moclei ari sifat *eunff"g"o*utris ir:i.dinyatakan :-.sr,risi. Eentuk- a"t-t *-tl''r'oiei iniinya-n erupakan hubungan yar'g tak _ . :ei anaii-,rs. ,nJJ-ll.riris pacla phisis secara geometris dari rnenara'

*rur,r*iri']'uirr'it"*'tit"*ilon

{ernyata

dengan

;i

_,:ai dipis*tturr*i**t-r-"i*"r.t

84

Teknik Tegangan Tinggi Ekt

sambaran petir konfigurasi kawat saluran transmisi dengan sifat listrik dari yang diperoleh ini Jirryul"1*n dalam jarak sambar (stnking distonce)..Teori wakil dari semua kondisi yang secara ideal harus mencakup semua permeter utu" ."*pengaruhi sifat kerja saluian transmisi itu' Faktor-faktor tersebut tertentu, sehingga uJu Vu"g tiaatl aapat dinyata'kan dalam besaran-besaran ditentukan' Telah menimbulkan deviasi pada referensi model yang telah disebutkan terdahulu bahwa model elektrogeometris ini diturunkan perlu ditinjau lebih berdasarkan studi pada saluran transmisi, oleh karenanya Hal ini mengingat Induk' aunutu apakah teori ini juga berlaku untuk Gardu U.nt* pftiris dari Garduindukberlainan dengan saluran transmisi.

a. Asal mula teori elektrogeometris


transmisi' merencanakan dan menghifung l,igtttittg performance saluran Hasil studi metoda ini juga diterapkin pada saluran tegangan extra tinggi. yang terjadi kita gangguansambaran lapangan ,uiuiun ini menunjukan bahwa ternyata yang diperoleh ,..rl.ryi-pu"g dari yang diiamalkan semula. Hasil semula' Dari menyimpang fO ru-p;i 15 kali dari jumlah yang diperkirakan yang harus kenyatain irii auput aisimpulkan bahwa perlu adanya dimensi baru transmisi' performance,saluran disertakan dalam memperkirakan lighting tidak itu sudah waktu n* aungun kata iain, bahwa metoda yang digunakan
sesuai Ia.gi.

untuk Pada tahun 1950 AIEE mengeluarkan metoda yang dipergunakan

b.

Refereffisi trVgodeEAcsalfitis
G.

Ada beberapa istilah yang perlu diketairui dalarn membahas model anaiitis yaitu : berarr' a) Daiarn penggunaan besaran-besaran geoinetris istilah efektif menggambarkar bahwa Uuruiitr yang digunakan dalam modei tersebut parameter tupur,gJ* ,I.b.rrurrryu. Besaran ini sesungguhnya adaiah harga rata-rata' b) Dalam penggunaan besaran-besaran listrik atau elektrogeometris berarti bahwa seperri ,"guifutt, arus, jarak sambar maka isti1ah efektif yang beiaran yun[ aig.rnakan dalam model tersebut adalah harga juga diartik::t diharapkan at<an"teriaai di lapangan. Hai ini. biasanya pasti' bahwJdeviasi dari besaran itu tidak diketahui dengan c) setiap harga rata-rata berarti suatu harga yang diperoleh dari harga rata-rara sepanjang saluran. Kemudian dalam istilah yang berhubungan

) B eh eragr a Esti.Eafu & alama ru{o deE Hle}cta'<a ge memetrf, s

Teknik Tegangan Tinggi 6,t*

135

gambar dengan geometris pelindung yang perlu diketahui. Dari tunggal transmisi giometris saluran sederhana yang me;gilustrasikan jarak tertentu sambar dengan t<onfigurasi ku*"t horizontal dan harga itu' istilah akan dijelaskan beberapa

Gambar L0 Geometris Pelindung Dari gambar diatas dapat diperoleh beberapa istilah, yaitu e. : Sudutlindung r,. : jarak sambar kritis rata-rata H : tinggi rata-rata kawat tanah y : tinggi rata-rata kawat Phasa S" : busur tak terlindung kritis

sudutdatanglidahkilat

136 leknik Tegangan Tinggi F**2

2) Jarak sambar dan Busur Takterlindungi


Besarnya 0, H, y dapat secara mudah dimngerti. Tetapi tidak demikian halnya dengan besaran jarak sambar r," dan busur tak terlindungi S". Oleh karenanya pada kesempatan ini akan dibahas lebih dahulu pengertian tentang jarak dan busur tak terlindung.

a) JarakSambar
Jarak sambar secara umum didefinisikan sebagai jarak antara ujung lidah petir dengan target sasaran yang nantinya merupakan terminal sambaran kilat, dimana sepanjang jarak ini gardient potensial telah mencapai harga kritisnya. Dengan demikian bila ada lidah petir melampaui jarak sambar ini, maka akan terjadi pelepasan muatan (discharge) melalui lidah petir ini ke sasaran itu. Sasaran dapat berupa kawat tanah atau bumi. Whitehead berpendapat bahwa jarak sambar ke bumi, kawat phasa, atau kawat tanah berbeda panjangnya. Dalam model elektrogeometris jarak sambar dihubungkan dengan besarnya arus kilat kritis ke tanah yang diharapkan akan terjadi I". = h, xI""' Dimana : r"" = jarak sambar kritis (meter) Io. = arus kilatke tanah (kA) K, s = konstanta.
r,"

Untuk mencari konstania tersebut pertama-tama harus dihubungkan besaran arus Iu" dengan tegangan lidah kilat V,, baru kemudian dihubungkan besaran r," dengan Vs. untuk memperoleh solusi dari hubungan itu dilakukan penyederhanaan. Wagner melalui percobaan laboratoris memperoleh hubungan antara I"" dengan V, sebagai berikut
:

V"

60xln(2r"rtdr)xl*/Y1.........'.... ....... (1)

Dimana

= teganganlidahkilat (kV) V, = kecepatan return stroke dinyatakan dalam bentuk normal


V"
r"*
du

terhadap kecepatan cahaya c.

: jarak sambar ketanah (meter)

= jari-jari korona lidah kilat (meter)

karena V, tergantung pada r,, dan r,s tergantung pada V", maka untuk memperoleh solusi persamaan tersebut dilakukan dengan jalan cobacoba. Harga r.s dan dk naik dengan naiknya V,. faktor logaritmis dican dengan cara tentative, hasilnya adalah 4,6. dnegan demikian persamaan diatas menjadi :

Teknik Tegang an Tinggi t/;n

137

I" denganV' dinyatakan dalam Sementara itu hubungan antara

V, =

60x4,6xi*"/V1

'"'

(2)
:

"""' I""- IlxVf . akan dicari' hubungan yang telah Harga I! dan q konstana yang
diklibrasi adaah : I*: 24O0Vf atauV,- I,"or"/13,4

(3)

"""""""'

"""

(4) (5)

Jadiharga:

menghubungkan r'" dengan V'' Y Sedangkan langkah kedua ialah paris mengadaka'p.r.o6.un dengan pulsa kilat standar watanabe dan L dengan tegangan' Hasil vang

V,:3'7xi"'o'uutN[V

"'"'""'''

untuk

'umbur diperoleh oieh mereka hampir sama' pada grafik dibawah ini: Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
t.5
3

menghubu";k;;l;k

2.5
2

1.5

I
0.5

011,53LP
r'" dengan V' Gambar 11. Grafik hubungan antara

V,' rata-rab yang diperoleh Y Grafik hubungan antara r," dengan p"tir'Jitii"otu"n dalam bentuk matematis sebagai Wanatabe dan L berikut:
I." = V,
rtl'2

(6)

r'" dalam meter' dimana hargaV, daiam MV dan

Jikapersamaan(5)disubstitusikankepersamaan(2.6)makaakan

aip"-f"n nubungan antara r,.dengan


r* = 1,4x3 ,7\,2x1":'uu'"'''

I""'

T eknik T e g ang

an Ting g i

tl*

6,72l*nt..........
r."

......""'

(7)

Harga I* dalam kAsedangkan

dalam meter

mencari Sedangkan besar arus kritis ke tanah tsc dapat dicari dengan

arus

mengalir pada rangkaian isolator bila terjadi falshover pida iiolator itu. Harga arus kritis ini adalah:

fiitis yang akan

l" =2ICFO/Z"
Dimana

I.

=aruskilatkritispadakawatPhasa' ICFO = Impulse Citical Flashov er Voltage yan g berbentuk


negative dari rangkaian isolator'

puls a

= imPedansi surja kawat Phasa Dari studi lapangan ternyata diperoleh hubungan antara I. dengan Iseperti pada gamb ar 4.9 dari gambar tersebut didapat hubungan antara I* dengan I" sebagai berikut :

z"

I*

1,L,1"

""""'(8)

Unruk keperluan perencanaan, diperlukan jarak sambar efektif r*' Jarak ini diperoleh setelah diadakan kalibrasi referens model sambar "f.mifdibuat dengan data yang diperoleh dari srudi lapangan' analitis yang fernyata hribungan antara jarak efektif dengan arus kilat kritis I* berlainan denganjaraksambar rata-rata. Hubungan ini adalah : (e) : 6r01o"o't fr"

b) BusurTakterlindungi
seperti juga jarak sambar, maka ada busur tak terlindungi rata-rata dan busur tak terlindungi efektif. Dari gambar bentuk geometris saluran transmisi, dapat dibuktikan bahwa besar busur tak terlindungi adalah sebagai berikut : 1. Busur takterlindungi rata-rata (10) S. = rr.x (0"-e..) 2. Busur takterlindungi efektif

S": r."x (e,-0,.)


Dimana

(1 1)

: r," = jarak sambar rata-rata r," = jaraksambarefektif e, : sudut lindung saluran sebenarnya e* = sudut lindung kritis
0," = sudut lindung efektif

Teknik Tegangan Tinggi

f*;Z

13g

c) Pelindung

fflur-u"utisis

saluran transmisi. Kata referenda menunjukan bahwa model yang dibuat merupakan model dasa4 jadi didalamnya tidak disertakan falior yang menyebabkan penyimpangan dalam rnodel itu- penyimpangan dari referensi model inl akan dibahas deviasi. cimblr to menunlukan modeii.rr.b,rt
diatas

dengan bentuk geometris

Tak Efektif dan pelindung Efektif s:p."Ti- disinggung sebelumnya, referensi moder analitis tidak rain adalah hubungan yang tidak aapat dipisah-pisahkan anrara sidat listrik

-'-?' --g

js
0

Gambar : 11 Geometris sistim pelindung tidak efektif


Karena gambar diatas mengilustrasikan model referensi, maka terlihat bahwa jarak sambar ke kairvat tanah (=r,,), S jarak sambar ke kawat phasa W (=r.-) dan jarak sambar t (=r"r) semuanya mempunyai harga sama dengan sudut kemiringani;nentu. " Busur dengan pusat s dan jari-jari sc dan garis horizontar yang melewati y2 merupakan pepotongan aniara bidang lindung

i"*t

Lidah kilat datang mendekati modeiiersebutdiatlas J".rgun sudut datang.. Merupakan kenvataan uut *" iiiuilr.rl]ia"i";giltoru selalu vertical, tetapi terdistribusi secara random urrruru-gd.-''simpai +e0.. distribusi sudut datang lidah klai uiasanyaairy";;;,
dalam

denganbidangkertas.

eknik T eg ang an T ing gi Ar-

persamaan geometris secara pertical. Bila lidah kilat datang pada titikt pada gambar 2.17 maka akan terjadi tahan sambaran kilat dengin kawat tanah sebagai sasaran. Seandainya akan tidak kaki menara salurin transmisi memenuhi syarat, maka pada terjadi tembus balik (bacffiash). Tetapi bila ada lidah pada titik T*

buiur tak terlindung x2y2, maka akan terjadi sambaran pada kawat phasa. Peristiwa ini dikenal dengan sebutan kegagalan perlindungan

busur xry, maka akan ishielding failure). Setiap lidah kilat melampaui terjadi ,u-rrrbututt ke kawat phasa, sehingga busur ini disebut dengan buiur tak terlindung. Saluran transmisi dengan geometris seperti pada gambar 11 disebui saluran transmisi dengan sistim pelindung tak efektif. Jika sudut lindung 0. dirubah sampai pada satu harga tertentu sehingga busur tak terlindunB xr!, diredusir menjadi nol, maka o, didefinisikan sebagai sudu linduttg 0,.. Pada keadaan ini harga 0, = 0r' illustrasi keadian ini ada pada gambar 12 berikut :

\
I , lc

'eft,
t

I
I ,

_t_

Sin 03

Gambar 12 Geometris pelindung secara efektif' Saluran transmisi dengan geometris pelindung seperti pada gambar L2 disebut saluran trunsmisi dengan sistim pelindung efektif' Sebenarnya

Teknik Tegangan Tinggi

tl:n Z

M1

dengan hilangnya busur rak terlindung rersebut, boleh dikatakan bahwa

saluran transmisi mempunyai sistim pelindung yang sempurna. Tetapi istilah ini kurang tepat, sebab besaran-besaran yang digunakan dalam model elektrogeometris ini seluruhnya merupakan beiaran rata-rata yangtentunya dipakai sebagai ganti kata pelindung sempurna.

5ro
V0, (nr)

Gambar 13 Hubungan antara STR (40) dengan

y0,(u)

Kebenaran dari sistim pelindung efektif dan tak efektif dapat dilihat pada gambar 13. data tersebut tidak lain berupa performance (dinyatakan dalam specific rripout rate, STR (40) beserta permerer saluran (H, y, & f., f*r S,., S*, 0,.) Bila disusun kurva antara STR (40) terhadap H, y, 0. tidak ada korelasi yang berarti yang dapat diambil darinya. Selanjutnya ialah memplot STR (40) terhadap y, 0, (lihat qambar 12). Hasil yang diperoleh masih menunjukan hal-hal yang ridak diarapkan, tetapi bila srR (40) ini diplot erhadap busur tak terlindungi s," dan s* memberikan hasil yang dapat mendukung teori elktrogeometris. untuk busur tak terlindungi yang kecil boleh dikatakan srR (40) berharga nol (gambar 13).
Dari gambar 4. 10 diperoleh hubungan-hubungan sebagai berikut 0, :0r:0* * 8...............
:

...... (12)

M2

Teknik Tegangan Tinggi

**

sedangkan:

(C,/2r,") 0z : &rc sin (y/r,.-l)


F= arc sin
menghasilkan: 0,. = (arc sin (C,22r.")

... (13)
.

l;

..

.... (14)

'[|
i

Jika persamaan 13 dan 14 disubtitusikan ke persamaan 12 maka

i11

,lr

arc sin

(y/r"-7)

,ll

... (15)

rii

Besarkah persamaan 15 dapat disusun kurva antara besar sudut lindung kritis 0," dengan tinggi kawat phasa rata-rata y dalam bentuk normal terhadap jarak kurva sambar r*. Kurva yang dimaksud ada pada gambar

74.
50
4

30 20 ro
lrc

I
H

I '---:&
i,
-t
13

+, -'r' T

'

Eolh

to
2

[,t. '!l
.

;;t
5r,

oo
K

i/

irc

Gambar 14 Kurva estimasi untuk referensi sudut lindung kritis 0,".

Kurva pada gambar 74 diatas digunakan untuk mencari besar sudut lindung kritis bila diketahui parameter saluran. Perlu diketahui bahwa gambar diatas dibuat dengan harga faktor deviasi K sama dengan satu.

d) AnalisaDeviasi
Model Elektrogeometris yang telah dibahas merupakan model referensi, jadi tanpa penyimpang-penyimpang. Dalam sub bab ini akan dibahas penyimpang terhadap model referensi.

Teknik Tegangan Tinggi

F*;2

U3

i).

kawat phasa W serta tanah adalah sama.

Deviasi yang Disebabkan Tanah Tak Datar Tanah membuat sudut terhadap bidang horizontal sebesar 0*. gambar 15 dan gambar t6 mengilustrasikan keadaan ini. Dalam kedua gambar ini jarak sambar kI kawat tanah jarak s, sambar ke

Llghlnlng Srd.a
teodor

Gambar 15 Geometris sistim pelindung tak efektif dengan 0**0. Gambar 2.L5 memperliha_tkan sistim pelindung tak efektif, karena * e.j r-.. Bila blusur tat teiiinaungr = (0, n ol, m aka am n a'ip eror err s is tim p uns efekti{ seperti gambar 16. "iina
ada busur tak terlindutrgls"

:i-f:f :tll'*l^tlol

- --..--

| tc-

Lightning Strote Lmdcr

'-

flnloctive Arc -strole

lo $hictd Wre s or
L rrr

fo

lh ---'l . i*srn 0,

*.{
/ /

I ,ta.r,'o :JrqHnq t rrciuc A,c tl?drrc.d to /cro

,tt" 0r.'F'0, .l), (.'ee lr1re.5 )


f '/(..1Sin

d,

0q . Meou 0round Argte


D,

'

d'e -

n,. si" [fuos

Oo-

Gambar 16. Geometris sistim pelindung efektif dengan 0*+0.

Teknik Tegangan Tinggi

*rZ

Dari gambar 16 dapat dicari hubungan analitis sebagai berikut : """ (16)

0r=0,"+p y'/t""=1--sin0....... 0r:Or-arcsin{(ytlr.")cos0r-1}


Deviasi Karena Profrl Saluran

""""'(77) """"' (18)

ii)

Yang dimaksud dengan profil saluran ialah variasi ketinggian kawat

phaia diatas tanah. Secara umum profil saluran transmisi dibagi


menjadi tiga bagian, Yaitu
:

a. Tanahdatar Tinggi rata-rata kawat phasa untuk tanah datar ini ialah sama dengan tinggi kawat phasa di menara (y,) dikurangi dengan dua per tiga andongan (sag) kawatphasa' (:S*)yr:y,-25*/g "":"""' (19)

b. Tanahbergelombang
Tinggi kawat phasa rata-rata untuk tanah bergelombang sama dengan tinggi kawat phasa di menara'

yR=y,..

'...(20)

c. TinggiPegunungan Tinggi rata-rata phasa sama dengan atau lebih dari 2 kali tinggi
kawatphasa di menara
Y*>-2Y,

(21)

e) Model Elektrogeometris Pada Gardu Induk


Model elektrogeometris pada saluran transmisi dapat juga digunakan pada sebagai Jasar u.ttu[. merencanakan sistim pelindung efektif pada ierhadap sambaran langsung pada G.l Model elektrogeometris secara ringkas adalah sebagaiberikut : yang L. Sambaran petir yang terjadigoo/o - 95o/o disebabkan oleh awan bermuatan negitive, hal ini merupakan dasar interprestasi sinyal yang diperoleh dari fathfindeq sehingga dapat ditentukan atau aipiiatrtan penyebab gangguan aliran daya akibat sambaran petir.

2. Arus kilat kritis pada kawat phasa,

I"

= 2ICF O / Z,'

Teknik Tegangan Tinggi

El*

145

Dimana:

= arus kilatkritis (kA) ICFO = Impus Critical FlashoverVoltage yang berbentuk pulsa negative dari rangkaian Z" :ImpedansisurjakawatPhasa
Sedangkan impedansi surja dapatdicari dengan hubungan

I.

Z,=

6}ln(2y/r)

.....(22)

Dimana: r

= jari-jari luar kawat phasa, jika merupakan kawat tunggal, y = tinggi rata-rata kawat phasa (busbar) teratas' Karena G.I biasanya dibangun ditempat yang datar maka tinggi kawat phasa rata-ratayaitu : y:y,-25*/3............... ...... (23)
ke tanah, I*, dinyatakan dalam arus kilat kritis kawat phasa sebagaiberikut

3. Arus Kilat lftitis


Io":
11

I.

4. Untuk keperluan perencanaan digunakan jarak sambar efektif, dalam meter dinyatakan dengan persamaan yaitu:
r,"

6,0l*nt"""""
Iu"o'uut........

""""""(24)
r....'r8r...""" (25)

Kemudian hubungan ini disempurnakan menjadi:


fr. = 8r5

persamaan 2.27 dan persamaan 25 tidak aican-.;nemberikan perbedaan terlalu jauh bila digunakan padl GI telahgan tinggi, ietapi untuk tegangan extra tinggi, kedua pfp$amaan itu akan memberikan jarak sambar yang berbeda: Untuk tegangan extra tlnggl persamaan ZS t"Uitt tepat. Jaraij.s4mba,r efektif disini mempunyai itandard deviasi SD sebesar 10o/qi#5f ini disebabkan karena arus kilat kritis pada kawat phasa.]fffiirunkan berdasarkan kekuatan isolator dalam menahan tegangan impulse yang diturunkan melalui test labolatorium. Tegangan ini mempunyai standard deviasi SD
IOo/o.

5. Jarak sambar efektif ke tanah, r., berharga sama dengan jarak sambar (r..) ke kawat phasa (r.*) dan jarak sambar ke kawat tanah

fr,=Krf*:f*

-......(27) 6. Faktor deviasi, K yang timbul akibat faktor orde tiga, mempunyai
hargayaitu;

...."" f.* = K*fr, = fr" .........

"""""""'(26)

eknik

T e g ang

an Ting g i tb*

1,1 < K < 1,2

..

""""""

(28)

tinggi kawat phasa Faktor deviasi ini berdasarkan untuk menghitung "ekivalen" yang digunakan dalam perencanaan

i)

Pelindung dengan kawat tanah' tingkat, tergantunS Susunan busbar pada G.I terdiri dari beberapa
darimacamhubunganrangkaianreldayayangdigunakan.Misalnya terdiri dari dua untuk G.I dengan riiganda?duplicated'btsbcr) busbar atas' bus level tingkat, yaitu ievel bus bawah dan untuk untuk itu semua, rencana pelindung terhadap petir ditunjukan ubi teratas melindungi tevJUus terat;s, dengan melindungi level bus yang ada dibawahnya. secara otomaris akan melindungi komponen pelindung Dengan dasar uraian diatas maka model elektrogeometris phasa kawat tiga dariiardu induk dapat disederhanakan menjadi dnegansusunanhorizontaldenganduakawattanahyangdiletakkan padi pinggir sebelah luar dari kawat phasa glPk memperoleh gambar pelindlng iecara efektif. Untuk jelasnya dapat dilihat pada ig dun gambar 19 sebagaiberikut:

Gambar L8 Geometris Pelindung Gardu Induk (shielding of Centre Phase) menjadi Dalam Gardu Induk shielding dengan kawat tanah dibagi dua kelompok, Yaitu : dua kawat 1.. t Melindungi kawat phasa yang terletak ditengah, antara gambar pada ;;;;h?ffilding of centriphase),vang dapat dilihat
18.

Teknik Tegangan Tinggi

/*Z Ut

2. Melindungi kawat phasa yang terletak diluar (shielding of outer phase) yang dapat dilihat pada gambar L9.

22-'1

-ay'-----'-

{r-

-b-u d'r

Gambar 19 Geometris Pelindung Gardu Induk (shielding of outer phq.se)

Melindungi Kawat Phasa yang terletak di Tengah


Dari gambar 18 dapat dilihat jarak minimum kawat tanah diatas kawat phasa, b, yang diperlukan untuk sistim peiindung secara efektif ialah:

bmin _ r.. -Jt"'


d

r-

-d'

f..
d

d)'

2d = jarak antara dua kawat tanah. Dari persamaan29 dapat dilihat bahwa untuk melindungi kawat phasa yang terletak ditengah, tidak tergantung dari tinggi kawat phasa diatas permukaan tanah. Berdasarkan persamaan 29 dapat dibuat kurvayang menggabugkan b,/d dengan r""/d seperti gambar
20

Dimana

berikut:

MA

Teknik Tegangan Tinggi U.,,,-2

t,0
la

0.t
0.
1

0.t

|0.
0.

{-

0,3 0.2

0-r

rtl
Gambar.20 Kurva hubungan b,zd dengan r,.,/d. Gambar diatas menunjukan bahwa untuk perbandungan rscld yang kecil maka jarak vertical kawat tanah terhadap r.u#uipi-ruru, b, menjadi besar sekali. oreh karenanya untuk mendafatkan yang ideal jarak dua kawat tunuh 2d dipilih ,.J.iriti"" lTreu b hinggaharga: t""/ d> 1r5 f,, =

& t* = fr. :

fr"

....... (301

o Melindungi Kawat phasa Terluar


Dari gambar 5.2 didapat hubngan:

t8+r"s=y+ (b/2)..

...............(31)

Bila faktor deviasi K dimasukkan dalam persamaan untuk memperoleh tinggi kawat phasa ekivalen akibat ramor oiae tiga dan disubtitusikan persamaan26k. p.rru*uun Z.gi, maka akan diperoleh :

tr*r."= Il+ b/2).......


t, = (a/C){r,,' -C' l4
/---;

.......(32)

.......... (3ry Jika persamaan 2.33 ke persama an 2.32maka diperoleh :


(a

_ : (a t2),,llar,.' -(a' +b,))l@1.1.b?)...

/2)

Teknik

Teg

angan Tinggi F't;a

z ug

yang saling Persamaan 34 terdri dari empat variable yaitu : a' b' Y, da.n r*' berhubungan satu dengan yang lainnya' yang berbeda Persamaan ini dapat dltulis aaUm tiga bentuk
yaitu: sebagai L. Tinggi maksimum kawat phasa yang diperbolehkan
zunisi dari a, b, r.. adalah sebagai berikut KY*u* = r,. - b/ 2 + (a I 2)l(4r'"'? Dimana iC'=a' +
:

- a' -b') I Ct "" "(35)

b'...'...-..

"""'(36)

dalam Dengan dasar persamaan 35 dapat dibuat kurva-kurva : berikut gambar 4 pada bentluk normal yang dapat dilihat

0. 50 !,ri n

.i
I

-T'
0. .5

0.

r0

1
_t I

c.$
0. r0

l-

l-*

7t

--1.

EE

J.

1 -6!
d

o.

is

t.0

1.5

2.0

t.5

[i
rl

Gambar 2 1 (A)
b

Gambar 21 (B)

t|,10 llnr n

;'.
16

r.!
I

o.t

E 0.{ i.
t*jn
0. 50

-.[0,

{5

.0

0. 15

s,{o
s, 3t

,I

0.

{[

I
4
4 1(

s, ts

{.3t
&- ?3

*.

?5

Gambar 23

tSO leknik Tegangan Tinggi Eb*Z

.
rni
i,. )c
n

t.

$.

l:

il ril
r
0.1!

0. 11l 0.50

tt

lig
d

'9.|

0. {3
i

a$
r.

il

0. !0

*l*
I

/r
f

,,,i
c-30F
I I

$
d

o,

,,

[!

6?s
Gambar 24

Gambar 23

tinggi kawat phasa Gambar diatas menunjukan bahwa untuk kawat tanah' a' antara yang konstan, y, daniarak horizontal naiknya harga jarak ilf" naiknya'hargu u menyebabkanarus kritis I'"' Tetapi ,urnUut yung U"tu;i juga naiknya maka jarak sesungguhnya untuk molel geometris tertentu' harganya konstan' ,u*Uu'r" efeitif telah tertentu pula dan kawatphasa O"tgun demikian naiknya hargi bmenyebabkan terlindungi' tetapi sebaliknya V*i i.tf.rak ditengatt'*"Sl lar,riat ptrasa yang terluar makin tak terlindungi' horizontal dengan kawat phasa terluar 2. -' Jarak kawat tanah dan diperbolehkan, a.,n, dinyatakan dalamy' b'

*i"i-"myang
r."

adalah sebagai berikut: (b / 2) - r,"'- r." + b' 3n,,n4 * 4t(Ky +

/ 4)a^,i'+

persamaan lcwadrat Persamaan tersebut diatas merupakan dalam a.,n'. efektif dinyatakan dalam a' b dan y untuk 3. -' Jarak sambar geometris pelindung efektif ialah:

4b'(Ky

+b/z-r,J'=0......

"""'(37)

*"*p"toleh

r,.'-z1xy + (b/ z)Q+t/b")rsc t(Ky + b / 2)' +a'l 4- 0...

* (1+ a2 /b2)

';"""""""

(38)

Teknik Tegangan Ting gi /+

191

ii) urutan Perhitungan Pelindung terhadap petir pada Gardu Induk Pasangan Luar
pasangan luar dengan teori yang telah dibahas didepan, menurut langkah-langkah sebagai berikut : 1. Kumpulkan data tentang gardu induk tersebut, diantaranya ialah: a. Konduktor yang dipakai sebagai busbar dan kawat tanah. b. Tata letak gardu induk itu sendiri. 2. Hitung impedansi surja level bus tertinggi, dengan persamaan22 3, Hitung besar arus kilat kritis busbar itu dengan I.:2ICFO/2". 4. Dengan menggunakan gambar 2T dicari besar harga r,"/d yang berhubungan dengan arus kilat kritis I" dan letakyang merupakan jarak antara 2 kawat tanah, 2d. gamabar 27 inidibuat berdasarkan persamaan 25, untuk perhitungan yang lebih teliti dapat digunakan persamaan itu sendiri untukmenghitung harga r.".
I

Dalam menghitung pelindung terhadap petir pada suatu gardu induk

ll
l3

lt

il
l0 trc

/l

'0
I
6

(
a 3 1
I

l.

50il

r,c t.0 rt

5.0

30 rn 20 [r

?0 30 10 50 60

l0

E0 g0

t00

Gambar .27 Klwa hubungan antara r,uzd dengan jarak antara2 kawat tanah.

5. Dengan menggunakan gambar 20 dicari harga jarak vertical


antara kawat phasa dengan kawat tanah pada tiangpenumpu b,.

6. Ulangi langkah ke 4 dan ke 5 dengan memasukkan harga jarak


antara 2 kawat tanah yang berbeda dengan harga semula. Dalam hal ini jarak antara 2 kawat tanah padaVz gawang ini bertambah lebar. Untukjelasnya dapat dilihat pada gambar 2B berikut.

g2

Teknik Tegangan Tinggi EL+

7.

Gambar .28 Pengaruh Agin pada kawat tanah Darilangkah ke 5 dan ke 6 kemudian dicari perbedaan andongan antara kiwat tanah dengan phasa yang diperbolehkan, sehingga beda ringgi antara kawit tanah dan kawat phasa ini tidak lebih berikut kecil ari b-,". untukielasnya dapat dilihat pada gambar 28 ini:

jataklrz Gambar .29 Bedatinggi kawat tanah dan phasa pada gawang
Dari gamba r 29 diatas dapat dilihat bahwa
:

b'*,0=bt
b'*ia

(s.*s*)..'

) b*ia

........""""" (40)

Hitung jarak vertical antara kawat tanah dan phasa minimum yurrg i-r"*"nuhi syarat mekanis dan syarat listrik. Yang dimaksud h"rr"gu' syarat mekanis ialah syarat yang harus diperhatikan dalJm merencanakan pemasangan kawat tersebut dengan memperhitungkan pengiruh angina yang menyebabkan osilasi au' p"-U"baian oleh es pada kawat tanah dan phasa bila gardu

leknik Tegangan Tinggi /^&Z 153

terletak didaerah dingin, sedangkan ristrik ialah syarat pemisah antara.bagiqn yang berregangarid.r,gun uugiu' yuig-Jrri""it"" (electrical clearance). niasan'ya ,uru i"ot c;;ilil:rk y""* sudah memuat persyaratan ini. Dengan "a" demikian harga b,adarah: Dimana:
b.in =

,fe -t

jarak antara kawat phasa dan tanah, besarnya daram orde jarak antar phasa fl = Jarak antara horizontal antara kawat phasa dan tanah 9' Dari langkah s s/d B dipilih jarak verticar, b, baik pada tiang penumpu maupun pada jarak vz g-awang. perlu diket"rrri ai-rJni bahwa makin besai harga maia u#;;liuru yang terretak 9, ditengah makin terrindrrngi,' terapi ,.urrrf,ry" dengan kawat phasa yang terluar. 10. Harga. yang diperoleh diatas senata-mata ditentukan untuk melindungi kawat phasa yang terletar. aii"ngah. Tetapi kawat tanah yang dipasang harus mempunyai efek lindung terhadap phasa terlua6 sehingga pelindung r".uiu.r.liirdapat dicapai. Hal ini dilakukan baik di tiung p"numpu maupun padayzgawang" Adapun cara pengecekan adalah sebagai berikut: a. Tentuka",hu.ql I!"zd untuk y/dyangada dengar la lSrgu " " padagambar2luntukhargaX:

c :

f,fS.

b. Pilih krlrva yang sesuai antara gambar 22 s/dgambar 2b i_intuk harga b/d. dari sini didapat iatio u,iJ'yu'g berhubungan dengan harga ko/d" jika- harga ini"'-"ririrpaui harga a,/d sesungguhnya, maka perencanaan harus direvisi ;;i;;;; memenuhi persyaratan ini.
8. Lokasi pengambilan Data petir dipantau adalah daerah Bandung dengan perincian ,.0"r:tTrlluyang

LokasiObservasi :Bandung
: 060 53'00,g8,,LS dan 1070 35'350,4 BT Titik tengah pemanrauan adalah Stasiun Geofisika Kelas I Bandung, posisi ini titik pus at vang d i gunakan s eb agui .er"." nri pen

Posisi

il::HI|:

il;*

gump ui an

$4

Teknik Tegangan Tinggi

/*

a. Frekuensi Kejadian Petir


Frekuensi
30

25
20 15 10 5 0

Jan Feb

Mar

Apr Mei Jun Jul Agt Sep okt Nop Des

Bulan

Tahun 2008 Gambar 30 Frekuensi Kejadian Petir di Bandung

CIIARACTERISTIC TABEL 2 TANGKUBAN PERAHU LIGHTNING


Karakteristik Petir
Arus Puncak Maksimum Tangkuban Perahu Jawa Barat ProbabilitY
500/o

Polaritas Negatif 280 kA

Polaritas Positif 298 kA 392 kA


18 kA

33s kA
40 kA 41 kA 119 kA/ps 30 kA/ps
4,7

Rata-rata

30 kA 120 kA/ps 20 kA/ps 1,5 - 3,8

ffil

Kecuraman

Maksimum

Kerapatan Sambaran (sambaraVkm'/tahun) Kerapatan Sambaran Total (sambaran/kmTtahun)

12,4 7,9 - rs,s

E/:n T eknik Tegangan Tinggi

155

b. CurahHujanBulanan 53'00'88" LS Garis Lintang : 060


Garis

Bujur

:!o7o 35'50'4BT

TinggiDPL:79Im

BANDUNG T+HUT 2OO: TABEL 3 CURAH HUJAN NoP Okt


Tahun 2008 Jan
Feb

Mar

Apr
397,7

Mei

Jun

Jul

Ags

sep

Des

240,9 103,3 242,4

165,4

65,3

3,6

s8,6

41,5

r37

277,3 332,8

Darigambar30dantable3dapatdilihatbahwacurahhujanmemiliki p"'it' Cutuh hujan tergolong merata sambaran yang f'"ftt'""'i korelasi dengan disebabkan awam cumulonimbus

untuk tiap

menghasilkan petir' u*oyu"g rrlurrJ',lgu t menimbulku' kejadian guruh' terlihat beberap'a siklus Januart *"-iu"a"'gku" bulan 11''i Dengan terjadi pada oetir berdasarkan 'siltr*

ut'ru""ill';"i-il ;;;i;lt*n'

;;;^

'B'*,$:"':,*il;txt;fJil#lh;tili":f"nl*?"l',"JoT'1il:3x berubah
oada saat it,, t"4uai iuJim urn p ui Agus tu s T arah. pa d a burar, .runi,

pe'cob"""

ufundi'Indonesia ilff:;ut t"t3l-': ;* : ll ifl:tJ:T::ffiil1

ffi

regional (angrn p.u'uO

'iifr HrJr*^:6;,:{fi"}?:ii'iill"J;ii}i'ffi -*uupu" y;"; bergantung dengan laut'

g'"'u"*'angin

lembah, Rsia ienggara melalui udara tinggi ke ya#T#;;[ur,. o"'t*' Februari' bagian dari Asia ''""t"r';il;^s; Uutu,'"S""ptember sampai y"i* bulan di 1"f"*i gugusan pulau ke utara yakni selama a*i^a"stralia t"ri" pada musim u.*^l'"i "rri" Julihingga SePtember'

u"gin'iJui a"uti t:*p-ut yang berkenaan i"tg"'* p"ut nngil mulat p"*outiiun' aun puau",i"?iln p*gh.tJan ansin bertiup

t':;il;;j" ffiji"#

il

Gardu Induk Cigereleng c. Single Line Diagram

156 Teknik Tegangan Tinggi /*2


I

!
T

;! !!

. :l. iI'il-"-l ,,..".t i

.Ft

i I 't I ,q 1 i-1---.'=[ r,

,
i

'd

l.i -id

ivl i: '? r I

Ir..li+ j !-\

, l-.

+,r
o

':
r"_' -

r!'

6A

rl

ll ili ri rl ol
Ji

rl

il .
I

t; ri

t{

F
ts

Teknik Tegangan Tinggi

El+2 ,U,

d. Data Material Gardu Induk Cigereleng o KawatTanah

Material

Galvanis SteelWire

Diameter :9,6mm

Ukuran Sag

:55 mm'

:4.576m

o Konduktor Material :ACSRZebra Ukuran:43Bmm' jarak antara Sub penghantar : 0,4 m Berkas :2 Rmax :0,0397 Q/km Xmax :0,272C1/km Lmax:0,433mH,zkm Cmax :6,645qf/km Sag :5,4m

. Isolatof Material Spacing

Keramik : 170mm Type of Ball and socket coupling : IEC20mm Dry lightning impulse withstand voltage : 140 kV Wet power frequency puctura voltage 55 kV puctura Power frequency voltage 130 kV Electro mechanical falling load 210 kN Creep age Distance (minimum) 620 mm Numberof Disc (n) ro-72
:

Arrester
Merk
ASEA
PATIWELS

Tioe
RTE

Buatan

Seri

Kaoasitas

Standard
IEC IEC IEC IEC

Amerika
Belgia

A.5763
8s.41331

15Okv

oPG3l/275
)o(A 150

1sokv
1sOkv
15Okv

ASEA DETIE
EMP

Amerika Inssris

P-2t2750
Mr-^4-744 2BM 15OS
Varistar

s2913s3 4s365 s507.47


F8321

1s0kv
1sOkv

tEC99-4
IEC IEC

BOWTHROPE
COOPER

2085300

15okv

4ss7

Arrester dipasang pada jarak 40 meter dari peralatan yang diproteksi.

Data Gangguan Akibat Petir Dari data yang diperoleh, tidak ada peralatan yang mengalami
kerusakan akibat dari sambaran petir secara langsung, namun petir yang menyambar saluran udara setelah menjalar disaluran udara kemudian

menuju Gardu Induk terlebih dahulu dipotong oleh lightning arrester

158 feknik Tegangan Tinggi Elu2

tepatnya PMT L50 kV Lagadar Reclose (Stan 00144-00145) untuk counter arrester pht model 97883 fasa R dari97527 menjadi 97528.Ini terjadi pada tanggal 1 Juni 2007 pukul 22.05 kondisi cuaca pada saat itu dalam keadaan hujan dan petir, kemudian terjadi lagi pada tanggal 29 September 2008 dimana Lightning Arrester pada Bandung Selatan pecah akibatpetir.

e. Analisis Lightning Performance Pada Gardu Induk Cigereleng


1)

Perhitungan Pelindung Terhadap Petri Pada Gardu Induk


Cigereleng. Gardu Induk Cigereleng mempunyai rel rangkap, dengan melindungi level busbar tertinggi 9,5 meter dari tanah, maka level bus yang ada dibawahnya secara otomatis akan terlindungi. Adapun perhitungan
pelindung terhadap petir adalah sebagai berikut
:

a) Data: 2d= llmeter 1. Jarakantaraduakawattanah, 2. Tinggilevelbus terbatas padamenarapenumpu,Y : 9,5meter S,u : 1 meter 3. Andongan kawat tanah S, = 0,75 meter 4. Andongankawattanah
Kawat tanahyang digunakan ialah baja dengan

5. Berat/satuan panjang 6. Diameter

wr:0,4kglm
A=
9-7O'' m
:

Kawat yang digunakan sebagai busbar ialah kawat Cu, dengan

w":0,93kg/m
GMR= 5,6-10''m gantung sebanyak 12 unit Isolator yang digunakan ialah isolator ICFO(-) = 1105 kV dengan

b) Tinggi Rata-rata
y = 9,5 -2/3xI = 8,83 meter Maka besar impedansi surja busbar ini ialah

: 1" I.: :

:483 ohm.

6oln (2ylGMR) :601n(2 x8,33/ 5,6x 10*)

c)

Besar arus kilat kitis ke tanah, ICFO/ (zJ2) = 1105 x2/Q$]=4,57kA. Besar arus kilat kritis ke tanah, 1r1x I" 5,03 kA Io"

d. Dari gambar 2.27langsung diperoleh harga

TeknikTeganganTinggi e/-t

15g

r,o/d = 4,5O Sedangkan bila dipergunakan rumus diperoleh harga sbb r d = 8,5 x 5,030u1/ G,l/2)
"o/

:4154

e. Dari gambar 2.23hargar"1d = 4,54 diperoleh harga


bu/

f.

yangberayun. Kecepatan angin maximum diambil B0 km/jam, menimbul gaya pada kawat tanah sebesar : w, : 4,35 x 9 . 10'' kglm 0.36 kg/m beratkawat tanahw* : 0,40 kg/m maka besar sudut cr = arctanw d/w I

0,12 sehingS& b, = O,72x5.5 = 0,66 m Menghitung harga b pada jarakvz gawan& sebagai akibat dari kawat

sbb

2d' : 2d * 2s* x sin cr = 11 * 2x0,7Sxsin42,2o : 12 meter


Seperti langkah 4 dan 5 maka diperoleh: b^,0: 0,75 meter

a":42,2u

g. Memeriksa andongan

b'*ia

pada

jarakyz gawang;

h.

0,91 Karena harga br.ia)b.ia, maka andongan tersebut memenuhi syarat. Dimisalkan jarak antara kawat tanah dengan bus :

=b,+(s*-sr) 0,66 + (7-7,5):

4 m, harga ini sudah memenuhi harga pemisah

listrik.

Makahargar b-in :.[4t -V :3,72 meter

i. . j.

b-ia b.in

b,

= 0,76m = 3,12 m makadipilihhargabyaitu

Dari langkah terdahulu telah didapar harga -- 0,66m

=b*i,=3,12meter

harga ini dapat dibulatkan menjadi b

3,5 merer

Pengecekan harga b yang diperoieh:

b/d :0,6 r," = 4;6 dibulatkanmenjadi 5.

160 Teknik TeganganTinggiU'*2

d Ambil harga K = 1,15 maka hargaK/

: !'48

a/d :0,45

adalah gambar yang paling sesuai dengan harga-harga {i-a1a-9 kecil dari 0'25' 4.s (E). d;ii it"*" itiJiq"p"t h"arga ytaiebih sesungguhnya' /d harga i"i^j;;h lebih t<eiit :dar"i hiiga untuk memperoleh 3,5 sesrlai Demikian O'"-iiit "r'il"rg; sistim Pelindung efektif'
2) Perbandingan pethitungan Pelindung Cigereleng dengan Yang terPasang ti1e.gi. kawat tanah dan Seperti kita ketahui dari hasil perhitungan ialah b = 3,5 meter memperoleh;;ilJ;"g efektif, hisil yang diperoleh terdapat selisih 0'5 yuttg aiputang dibandingkan d""gu" tinggi kawat i,alal 4 meter' tetapi dengan meter, karena tinggi kawat yu"g- t"'putang p-elindung efektif. Jadi tinggi b tinggi +*"r", i"iiiusitr Aiperot.6 ryi,.* dengan dan.u daiam perhitungan-= 3'5 meter' yang terpas;;;;ei pelindung efektif' kedua tinggi ie'rsebut diperoleh system

Pada Gardu Induk

3)AnalisisLightningArresterpadaGardulndukCigereleng
LightningArresterdiperlukanuntukmemotongteganganlebihyang peralatan-Peralatan didalam Gardu datang ke Cardu mdlt sehingga resiko kerusakan akibat petir' Induk ,.p"riiirufo dapat tert i-tiaai dari UntukituperludipilihjenisLightningArresteryangsesuaidanperlu Bila jenis
ditentukan diharapkan

j";;;*"*rgu^ L"ightning Arrester maksimum. dan 16kasi p"'nusu"gannya sudah sesuai maka Lightning i*t"i' optimal untuk melindungi
peralatan

d;-fi; #du

;iil;;id;rester.dapat

bekerja

induk ierhadap tegangan lebih, khususnya

tegangan lebih Petir'

4)

system 15O kV Pemilihan Lightning Arrester untuk :


ditentukan dengan langkah berikut
a)Menentukanbesarteganganiebihsatufasaketanahatautegangan normal pada lokasi lebih I# ,"U"g"i uiiUui kerja system tidak
dimana Lightning Arrester akan dipasang' lie fasa) x 1' 1 x Koefisien pertanahan Uo = iT.i

'*' *o,.s cr",,lr.sysremyangditanahkan lang::"r8) u^ : 1;";i;i langsung) uA = i;0; i,i )( iti Cit"tt'k'v't"mvang tidakditanahkan kerja tegangan rating Karena system ditanahkan iungtung ryF 138 kV
urrirt.,yungpaling mendekati adalah

Teknik Tegangan Tinggi

E/:41

161

b) Membuat suatu perkiraan besar tegangan LiShtning Arrester pada


frekuensi jala-jala. Tegangan percikan jala-jala

c) Memilih arus implus yang dperkirakan akan lepas melalui Lightning Arrester Arus Nominal. Karena taganSan system 150 kV maka

MenurutitandarlnggrisUrroumin = 1,6x138 : 220,8kV MenurutstandarlECUoroumin = 1,5x138 =207kV

Un.ou:

diperolehln : 10 kAlmax : 100 kA. d) Mlnentukan tegangan pelepasan maksimum (tegangan kerja dan regangan sisa) dari Lightning Arrester untuk arus Implus dan jenis l,A yang akan dipilih. Tegangan kerja impus Lightning Arrester maksimumuntukkelas l-0kA, U, : 460kV e) Menentukan tingkat ketahanan impuls gelombang penuh dari peralatan yang akan dilindungi (BIL), BIL Trafo, U. 650 kV f) ivlemastikin bahwa tegangan kerja Lightning Arrester berada dibawah BIL peralatan dengan faktor perlindungan yang cukup, uo lebih kecil dari BIL. g) Menentukan jarak lindung antara Lightning Arrester dengan peralatan yang dilindungi' , Uro -U.o
L_

29y
dt

'

: Bila BiL trafo adalah U, : 650 kV kecuraman arus dildt 30 kVpcs ohm' 255,26 Z"u,r": ACSR (50%) dan impedansi surja dari konduktor Maka jarak lindung arrester adalah : '
Uro

-Uro -. - 650 - 460 300 = 3,72 meter 2x255,26x30 ^du tdt

S) Perbandingan Pemilihan Lightning Arrester untuk system 15O kV Pada Gardu Induk cigereleng dengan yang Terpasang Seperti kita ketahui dari hasil pemilihan jarak lindung arrester ialah3 '72 *","t dibandingkan dengan jarak yang dipasang terdapat selisih 0,28 meter, karena jika lindung yang terpasang ialah 4 meter, tetapi dengan jarak 40 *et"i ini masih diperoleh jarak lindung efetif. Jadi jarak yang i.rpuru.rg = 40 meter ini masih diperoleh jarak lindung efektif. Jadi meter dan b dalam perhitungan : 3,7 2 meter, i arit< yang terpasang = 40 a"nguni;.akiebih dari kedua jarak tersebut diperoleh system pelindug efektif.

Anda mungkin juga menyukai