Anda di halaman 1dari 39

ITP

PENGATURAN TEGANGAN
PADA SISTEM DISTRIBUSI
PERTEMUAN
(5 + 6)

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
INSTITUT TEKNOLOGI PADANG

Oleh :
2021 Ir. Erhaneli,MT
TUJUAN PENGATURAN TEGANGAN
 Bagaimana penggunaan setiap daya dan tegangan
menjadi ekonomis, dimana tegangan yang digunakan
sesuai dengan tegangan yang didesain dari peralatan
yang dipakai sampai pada batasan tertentu

 Bagaimana membuat tegangan yang diterima pelanggan


tetap pada batas-batas yang diizinkan yaitu dengan
menggunakan peralatan pengatur tegangan dan
menempatkannya pada tempat yang strategis pada
sistem
DEFENISI DASAR
JATUH TEGANGAN
Merpakan perbedaan antara tegangan ujung kirim (Vk) dengan tegangan ujung terima (Vt) dari suatu
penyulang.

TEGANGAN NOMINAL
Merupakan nilai nominal yang dirancang untuk suatu rangkaian atau suatu sistem untuk kelas tegangan
tertentu sehingga karakteristik kerja tertentu yang disyaratkan dari sistem itu ditunjukkan

TEGANGAN TERTINGGI SUATU SIATEM


Tegangan tertinggi dari suatu sistem adalah nilai tertinggi yang terjadi dalam keadaan kerja normal pada
setiap saat dan setiap titik pada suatu sistem ( tidak termasuk gejala-gejala peralihan tegangan karena
pemutusan sistem atau variasi tegangan temporer)

TEGANGAN TERENDAH SUATU SISTEM


Tegangan terendah dari suatu sistem adalah nilai terendah yang terjadi dalam keadaan kerja normal
pada setiap saat dan setiap titik pada suatu sistem ( tidak termasuk gejala-gejala peralihan tegangan
karena pemutusan sistem atau variasi tegangan temporer)

TEGANGAN TERTINGGI SUATU PERALATAN


Merupakan nilai maksimum/tegangan tertinggi yang diterapkan pada suatu peralatan dimana peralatan
akan digunakan dengan memperhatikan (isolasi, karakteristik lain sesuai dengan rekomendasi
peralatan)
TEGANGAN PENGENAL (Rated Voltage)
Merpakan tegangan operasi dan tegangan dari karakteristik performancenya, tegangan pengenal suatu
peralatan adalah tegangan pada papan namanya dan pada tegangan ini dicapai performance yang
optimum

TEGANGAN PELAYANAN (service voltage)


Merupakan tegangan terukur pada terminal dari peralatan pembatas atau meter (kWh-meter) milik PLN
pada pelanggan

VARIASI TEGANGAN PELAYANAN


Merupakan perubahan nilai tegangan pelayanan pada kerja normal terhadap nilai nilai tegangan nominal
yang disebabkan oleh adanya perubahan beban serta usaha untuk pengaturan tegangan

TEGANGAN PEMAKAIAN (Ultilization voltage)


Merupakan tegangan yang terukur pada terminal suatu peralatan

PENGATURAN TEGANGAN (voltage regulation)


Adalah jatuh tegangan yang diukur dalam persen (%) dengan tegangan terima sebagai referensinya
Jatuh tegangan setiap komponen sistem distribusi selalu dinyatakan dalam persen (%)
Jatuh tegangan dalam % untuk setiap komponen sistem distribusi dinyatakan basis tegangan yang sama
Pengaturan tegangan dinyatakan dengan :
MUTU CATU-DAYA LISTRIK
 Secara umum sistem pelayanan listrik yang didambakan oleh konsumen adalah terjaminnya
kelansungan penyaluran tenaga listrik secara terusmenerus dengan MUTU yang memadai

 MUTU YANG MEMADAI mencakup sejumlah kriteria dasar antara lain adalah
a) Variasi tegangan e) Variasi frekuensi
b) Kedip tegangan (voltage-dip) f) kelip tegangan (voltage flicker)
c) Harmonisa g) Tegangan tak seimbang
d) Pemadaman

 Mutu listrik akan akan mengalami pengurangan bila terjadi penyimpangan pada :
a) Tegangan , dimana tegangan mengalami penyimpangan tetap dari batas toleransi
b) Frekuensi, adanya hubung singkat serta pemasokan/pengeluaran beban yang besar
c) Keandalan, adanya gangguan/ kejadian yang tidak direncanakan sebelumnya pada unsur
jaringan
 Mempertahankan MUTU listrik dan penyalurannya merupakan tugas dari perusahaan
pengelolanya dan juga pelanggan

 Cara pelanggan mempertahankan mutu pemakaian listrik dengan memperhatikan :


- faktor daya
- ketidak seimbangan beban
- kadar frekuensi lebih
MUTU LISTRIK YANG MEMADAI

MENCAKUP BEBERAPA KRITERIA DASAR

1. VARIASI TEGANGAN
2. KEDIP TEGANGAN
3. HARMONISA
4. PEMADAMAN
5. VARISAI FREKUENSI
6. KELIP TEGANGAN (Flicker)
7. TEGANGAN TIDAK SEIMBANG
VARIASI TEGANGAN
 Penyaluran daya ke pelanggan tegangannya tidak selalu konstan karena dipengaruhi oleh
impedansi dari jaringa yang mencatunya. Tegangan pelayanan akan bervariasi untuk setiap
pelanggan dengan batas-batas toleransnya

 Toleransi tegangan yang diizinkan didasarkan atas STANDAR SPLN 1:1978 dimana variasi
tegangan pelayanan sebagai akibat jatuh tegangan, karena adanaya perubahan beban
adalah :

MAKSIMUM : + 5% DARI TEGANGAN


MINIMUM : - 10% NOMINALNYA

 Untuk menjaga agar batas toleransi tegangan pelayanan dalam batas yang diperbolehkan :

1) Tegangan jaringan primer di GI dikendalikan dengan menaikkan tegangan pada


keadaan beban berat dan menurunkan tegangan pada keadaan beban ringan
2) Trafo distribusi dilengkapi dengan sadapan tanpa beban (no-load changing) baik disisi
TM maupun sisi TR untuk menanggulani jatuh tegangan pada sistem penyalurannya.
Sebagai ilustrasi, adanya variasi Tegangan Pelayanan pada para pelanggan, maka pada gambar
7.1, terlihat bahwa pada keadaan beban berat, pelanggan yang terdekat pada sumber tegangan
(A), misalnya 224 V dan pelanggan yang terjauh (B) 204 Volt.
Pada beban -ringan, tegangan pelanggan yang dekat sumber 226 V dan yang terjauh
dari sumber 216 V, dengan catatan bahwa trafo distribusinya tanpa sadapan (tapping),
dan di gardu Induk, tegangan JTM nya dapat diatur.
 Untuk menjaga. agar batas toleransi tegangan pelayanan, masih dalam batas-batas
yang diperbolehkan, maka pada Gardu Induknya tegangan jaring primemya
dikendalikan; dinaikkan pada keadaan beban berat dan pada beban ringan
diturunkan.

 Selain di gardu induk, trafo distribusinya juga dilengkapi sadapan tanpa beban ( no-
load tap changing) baik di sisi TM maupun disisi TR-nya guna menanggulangi
jatuh-tegangan pada sistem penyalumya.

 Sebagai gambaran, jaring distribusi dibawah ini di mana saluran II KV nya men-
catu sejumlah penyulang cabang; peyulang cabang ini mencatu pula trafo-trafo
distribusi, di mana tegangan sekundemya 420 V; dan setiap fasanya melayani beban
yang terpisah

33/11 kV
11/0,420 kV

R S T R S T
 Yang menjadi masalah pokok dari disainnya, ialah menjaga
agar tegangan yang diterima oleh pelanggan 415 V dengan
toleransi ±6%. Untuk itu pada trafo utama di gardu induk 3
3/11 KV, tegangan 11 kV nya dapat dinaikkan 5% antara
beban nol dan beban penuh.
 Trafo distribusinya pada sisi TM 2,5 %, keluaran
sekundemya 250 volt atau 4% dari nilai nominalnya 240
volt.

33/11 kV
11/0,42 kV

R S T R S T
JATUH TEGANGAN PADA
SISTEM DISTRIBUSI

 Penyulang tegangan menegah


 Transformator distribusi

 Penyulang jaringan tegangan rendah APP


Sirk -1
 Sambungan Rumah (SR)

 Instalasi rumah
PHB Sirk -2

PLN Instalasi
JTM rumah
1
Batas PLN dengan pelanggan
Tiang
GI JT
R
2 3 Keterangan
4 1. Pennyulang TM
APP 2. Trafo distribusi
5 3. Penyulang TR
4. Sambungan Rumah
5. Instalasi rumah
SALURAN UDARA TEGANGAN MENENGAH
( SUTM )

Keterangan :
3
1. Kawat tanah (GSW)
2. Kawat Fasa
3. Tiang
4. Grounding
4
KONSTRUKSI
PEMASANGAN Sambungan
SAMBUNGAN
RUMAH Pada Tiang

Sambungan JTR
Pada APP

SLP
SMP

tiang
APP
JATUH TEGANGAN
PADA DISTRIBUSI
 Trafo tenaga yang di Gardu Induk (GI) tegangannya dapat di
atur ± 5% dari nilai nominalnya.
 Trafo distribusi disisi primernya dilengkapi dengan sadapan
tanpa beban (No-Load tap Changing) ± 5% dan di sisi
skundernya dibuat 231/399 atau 5% dari nilai nominalnya.

Macam-macam jatuh tegangan distribusi adalah :

1. Pada penyulang utama : 7%


2. Pada Trafo distribusi : 4%
3. Pada Jaringan Tegangan Rendah : 5 %
4. Pada Sambungan Rumah : 2%
Jumlah : 18%
Pengaruh Variasi Tegangan
pada Peralatan Listrik

 Lampu Pijar
 Lampu Neon (Fluoerescent lamp)
 Lampu Mercuri
 Alat pemanas listrik
 Motor listrik
 Motor sinkron
 Peralatan elektronik
VARIASI FREKUENSI
 Dengan adanya perubahan frekuensi akan meyebabkan perubahan impedansi
sistem secara keseluruhan
 Batas variasi frekuensi yang diberikan adalah :
± 0,2 % = 0,1 Hz untuk selama 24 jam

 Penyimpangan frekuensi biasanya disebabkan oleh :


1. Terjadinya perubahan besar yang berlansung secara cepat
2. Terjadinya gangguan yang menyebabkan pusat pembangkit terl;epas dari
jaringan
3. Terjadi hubung singkat

 Akibat perubahan frekuensi:


1. Berpengaruh pada moment putar dan moment puntir motor sinkron dan
asinkron
2. Tetapi pada pada peralatan penerangan dan pemanas listrik tidak terlalu
berpengaruh.

 Pengaturan frekuensi dilakukan pada pusat-pusat pembangkit


FLUKTUASI TEGANGAN dan KEDIP LAMPU (flicker)
 Kedip lampu adalah perubahan mendadak dari intensitas terang lampu (lumen)
yang disebabkan oleh perubahan mendadak tegangan terminal dari lampu tersebut
 Kedip tegangan pada umumnya disebabkan oleh arus asut motor yang besar
sehingga menimbulkan turunnya intensitas terangnya lampu pijar/neon, karena
intensitas terangnya merupakan fungsi dari tegangan

 Karakteristik kedip tegangan ditentukan oleh :


a. Besarnya perubahan tegangan
b. Frekuensi kedip
c. Lamanya kedip terjadi

 Kedip tegangan akibat pengasutan motor dapat dikurangi dengan cara sbb :
a. Gunakan motor dg sedikt memerlukan kVA
b. Gunakan motor dengan kopel rendah jika bebannya ringa
c. Gantii motor ukuran besar dengan ukuran kecil
d. Gunakan motor asut untuk mengurangi arus asut pd motor utama
e. Gunakan kapasitor shunt/ser untuk koreksi faktor daya
PEMASANGAN KAPASITOR SHUNT dan SERI UNTUK
MENGURANGI KEDIP TEGANGAN
 Jika kapasitor Shunt digunakan pada saat mengasut dengan waktunya singakat
tidak lebih dari 10 detik, setelah mencapai putaran nominalnya maka kapasitor
dilepas dari rangkaian.
 Hubungan kapasitor untuk sistem 3 fasa umumnya hubungan DELTA ,
sedangkan teraan tegangan kapasitornya adalah tegangan fasa sehingga pada
saat kapasitor dihubung delta maka tegangan yang diterapkan lebib besar √3
kali tegangan teraannya.
 Teraan KVA Effektif , dimana selang waktu sesaat (waktu asut) dari kapasitor
adalah 3 kali ( V/Vr)2 teraannya (rating)
 Jika kapasitor dipasang kapasitor seri maka kapasitor dipasangan antara GD
dan pelanggan rumah tangga, dimana pemasangan kapasitor seri dapat
mengatasi kedip tegangan dari beban yang berfluktuasi. (Gambar . a)
 Jika kapasitor dipasang antara beban rumah tangga dengan beban berflluktuasi
ini tidak akan mengurangi kedip tegangan karena pada keadaan ini impedansi
antara sumber dan titik beban rumah tangga tidak berkurang ( Gambar .b)
C STR

GARDU DISTRIBUSI

Gambar : a Beban yang


pelanggan fluktuasi
Rumah tangga

STR C

GARDU DISTRIBUSI

Gambar : b Beban yang


pelanggan fluktuasi
Rumah tangga

) Pemasangan kapasitor seri antara GD dan pelanggan Rumah tangga


) Pemasangan kapasitor seri antara beban rumah tangga dan beban yang berfluktua
PENGENDALIAN TEGANGAN

1. Menggunakan pengatur tegangan pada generator


2. Memakai alat pengatur tegangan pada Gardu Induk
3. Memasang kapasitor pada GI
4. Beban penyulang dibuat seimbang
5. Memperbesar penampang penyulang
6. Merubah peyulang fasa tunggal menjadi fasa-tiga
7. Memindahkan beban ke penyulang yang baru
8. Membangun GI dan Penyulang TM yang baru
9. Menaikkan kelas/tingkat tegangan penyulang TM
10.Memakai alat pengatur tegangan pada penyulang TM
11.Memasang kapasitor shunt atau seri pada penyulang TM
JATUH TEGANGAN AKIBAT MENSTAR MOTOR
 Jatuh tegangan yang diakibatkan oleh arus asut motor induksi tergantung dari
ukuran motor tersebut.
a. Ukuran motor
b. Faktor daya waktu pengasutan
c. Impedansi sistem
d. Cara pengasutan motor
 Motor tiga fasa jatuh tegangannya didapat dengan cara EXSTRAPOLASI yaitu
menganalisa ekivalen satu fasanya, dimana jatuh tegangan satu fasa adalah :

V = Ek – Et = I ( R cosθas + X sin θa) = I R cosθas + I X sin θas

Dimana :
Ek = tegangan suplai( fasa ke netral)
Et = tegangan beban fasa ke netral
I = arus asut motor
R = tahanan system
X = reaktansi sistem
cosθas = factor daya beban saat pengasutan
 Jatuh tegangan dalam porsen (%)

EJJ = Tegangan jala-jala


 Untuk lebih mudah pengasutan ,maka dipakai faktor daya 0,3 dan
arus asut antara 4 s/d 7 kali arus beban nominalnya atau yang biasa
dipakai ( 6 x In )

 Arus asut dapat dikurangi dengan memakai alat pengasutan motor


induksi antara lain auto transformator dan star bintang delta.
 Jika menggunakan cara pengasutan auto transformator maka arus
asutnya adalah :

 Jika menggunaka start bintang-delta maka arus asunya :


PENGARUH KETIDAK
SEIMBANGAN TEGANGAN
1. Menyebabkan pembebanan thermis lebih pada motor-motor,
mempengaruhi momen dan umurnya Tegangan urutan negatif tidak
akan lebih 3% pada JTR.

2. Arus urutan negatif umumnya membahayakan generator-generator.


Menurut konstruksi, lamanya pembebanan arus urutan negatif ini 3
sampai 15% masih diperbolehkan pada generator.
3. Arus urutan negatif dapat mencapai 3 sampai 6% pada JTT dan
10% pada JTR.

4. Arus urutan nol akan dapat menyebabkan Rele‑gangguan tanah


pada pentanahan tidakefektif, tidak bekeda menurut semestinya.
Pada pentanahan titik bintang yang efektif, besamya tidak boleh
melebihi 5%.
PENGUBAH SADAPAN
PADA TRAFO DISTRBIBUSI

1. Pengubah sadapan berbeban


( ON-LOAD TAP CHANGING = LTC )
1.
2. Pengubah sadapan Tanpa beban
( NO- LOAD TAP CHANGING )
Pengubah sadapan berbeban
( ON-LOAD TAP CHANGING = LTC )

 Untuk dapat mengendalikan tegangan primer (jaringan distribusi dan


untuk menjaga tegangan ke konsumen tetap terjaga dan memenuhi
syarat maka di gunakan suatu alat yang disebut “ Pengatur Tegangan
berbeban” pada Gardu Induk.
 Trafo pada Gardu Induk yang mensuplay daya ke Jaringan distribusi
tegangan menengah (primer) dilengkapi dengan suatu peralatan yaitu :

Pengubah sadapan beberbeban


atau ON LOAD TAP CHANGING atau LTC
 Sadapan (TAP) dapat mengubah perbandingan belitan pada trafo , dan
dapat dibuat pada belitan TT atau TR
 Pemilihan dimana akan dipasang TAP (sadapan) berdasarkan pada
tegangan per lilitan, sedapat mungkinnilainya kontans
 Berdasarkan Standar Jerman sadapan (tap) dipasang pada belitan TT.
 Untuk trafo sampai 66 kV : daerah pengaturannya ± 16% 19 posisi
 Untuk trafo diatas 66 kV daerah pengaturannya ± 22% dengan 27 posisi
Pengubah sadapan berbeban
( ON-LOAD TAP CHANGING = LTC )
Pada gambar 7.11a terlihat salah satu sirkuit dari pengubah sadapan berbeban. Belitan
trasformator ab, disadap di lima tempat pada sakelar 1,2,3,4,5. Disini terdapat auto
transformator/ reactor cd dengan sadapan di‑tengah‑tengahnya yaitu titik e. Reactor ini
berfungsi mencegah hubungan singkat dari tap sewaktu terjadi peralihan hubungan dan
diperolehlah tegangan antara kedua tapnya.

Pada rangkaian reaktor yang tidak dilengkapi sakelar s, urutan perubahan dudukan sadap,
dapat dilihat pada gambar 7.11b. Dalam posisi pertama, sakelar 1 masuk, arus beban
melewati separuh/setengah belitan reaktor, yaitu ce. Untuk mengubah sadap dalam i posisi,
sakelar 2 dimasukkan, sementara itu sakelar I masih masuk; arus beban terbagi dua arah ,
yang berlawanan masing‑masing melalui 1/2 belitan reaktor. Pada posisi ini selain arus
beban pada reaktor, akan mengalir juga arus sirkulasi. Langkah perobahan tap selanjutnya;
sakelar I dibuka, sakelar 2 masih tetap inenutup, sehingga arus beban mengalir pada 1/2
belitan ' reaktor.
Untuk transformator yang besar‑besar, dimana diperlukan sakelar dengan kapasitan
memutus arus besar, maka pada rangkaian reaktomya dipasang sakelar S, I ihat gambar
7.11b atau dengan, dua sakelar pembagi, lihat gambar 7.11c tunggal pengubah(slector) dan
sakelar pembagi, bekerja. saling mengunci, sehingga (a) sakelar pembagi .1 terbuka,(b)
tungkai pengubah I bergerak,(c) sakelar pembagi I menutup,(d) sakelar pembagi 2
mem‑buka, (e) tungkai pengubah 2 bergerak dan (f) sakellar pembagi 2 menutup. Pada
dasarnya sirkuit Ini sama dengan gambar 7.11a, kecuali iatuh tegangan impedansi pada
reaktor dapat dihilangkan pada waktu perobahan posisi tap.
Pengubah sadapan Tanpa beban
( NO-LOAD TAP CHANGING = LTC )

 Salah satu perlengkapan untuk menjaga tegangan pelayanan tetap pada


batas diperbolehkan maka pada trafo distribusi dilengkapi dengan
suatu alat yang disebut :

Pengubah sadapan tanpa beban


( NO-LOAD TAP CHANGING )
 Peralatan ini dipasang pada sisi Tenagan Tinggi dan pada sissi
Tegangan Rendanhnya dibuat pada 231/400 Volt atau +5% diatas
nomonalnya ( 220/380) dari trafo utama maupun trafo distrobusinya
Jenis pemasangan sadapan(TAP) pada trafo

1. Mempunyai 3 sadapan tanpa beban :

+ 5% ; 0 % ; - 5% pada sistem 20 kV.


Ini ekivalen dengan tegangan 21 kV ; 20 kV ; 19 kV

2. Mempunyai 5 sadapan tanpa beban :

+ 10% ; 5% ; 0% ; -5% ; -10% pada sisi 20 kV,


ini ekivalen dengan tegangan 22 kV ; 21 kV ; 20 kV ; 19 kV dan 18 kV

Pada sisi Tegangan Rendah (TR) dari kedua macam trafo diatas tegangan
pada terminal skundernya (tanpa beban) sudah dibuat 231 /400 Volt ( +5 %
diatas nilai nominal yaitu 220/380 Volt
Pengetrapan tiga sadapan tanpa beban
disisi TM trafo Distribusi

Pada daerah yang kepadatan bebannya masih rendah dan SUTM nya cukup
panjang, maka pengeterapan sadapan dari trafo distribusi yang mempunyai tiga
sadapan dilakukan dengan membagi panjang saluran TM tersebut dalam 3 sesi sbb
:
SEKSI-1 : trafo distribusi dioperasikan ppada sadapan 21 kV
SEKSI-2 : trafo distribusi dioperasikan ppada sadapan 20 kV
SEKSI-3 : trafo distribusi dioperasikan ppada sadapan 19 kV
Misalkan data dari trafo diketahui :
UX = 3,57 %
UR = 1,8 %
Maka susut tegangan pada beban penuh dengan faktor daya 80% adalah :
Vsusut = R cos θ + X sin θ
= 1,8 x 0,8 + 3,57 x 0,6
= 3,56 % atau ekivalen dengan 720 Volt bila dilihat dari sisi TT
Dan pada keadaan beban penuh tegangan disisi TT & TR dari trafo distribusi
diperkirakan seperti tabeli VII.2
Contoh SOAL 7.2 (hal 159)

SUTM 20 kV , 3 fasa menggunakan penghantar A3C 95mm2, r


= 0,351/km/phasa dan x = 0,35 /km/phasa dengan beban
puncak 180 Amper (lihat gambar). Dimisalkan faktor rugi
0,35 dengan cos φ = 0,7. Jika drop tegangan 1,5 kV dan faktor
beban 0,65 maka tentukan :
a. Panjang /lokasi masing-masing sadapan dengan 5 sadapan
b. Rugi-rugi daya total dalam kW dan dalam prosen
A
F
B C D E
Ia=180 Amp Ib=140 Amp Ic=100 Amp Id=60 Amp Ie=20 Amp

L1 L2 L3 L4 L5

Gambar : SUTM dengan 5 sadapan pada trafo distribusi


A
F
B C D E
Ia=180 Amp Ib=140 Amp Ic=100 Amp Id=60 Amp Ie=20 Amp

L1 L2 L3 L4 L5
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai