PENGATURAN TEGANGAN
PADA SISTEM DISTRIBUSI
PERTEMUAN
(5 + 6)
Oleh :
2021 Ir. Erhaneli,MT
TUJUAN PENGATURAN TEGANGAN
Bagaimana penggunaan setiap daya dan tegangan
menjadi ekonomis, dimana tegangan yang digunakan
sesuai dengan tegangan yang didesain dari peralatan
yang dipakai sampai pada batasan tertentu
TEGANGAN NOMINAL
Merupakan nilai nominal yang dirancang untuk suatu rangkaian atau suatu sistem untuk kelas tegangan
tertentu sehingga karakteristik kerja tertentu yang disyaratkan dari sistem itu ditunjukkan
MUTU YANG MEMADAI mencakup sejumlah kriteria dasar antara lain adalah
a) Variasi tegangan e) Variasi frekuensi
b) Kedip tegangan (voltage-dip) f) kelip tegangan (voltage flicker)
c) Harmonisa g) Tegangan tak seimbang
d) Pemadaman
Mutu listrik akan akan mengalami pengurangan bila terjadi penyimpangan pada :
a) Tegangan , dimana tegangan mengalami penyimpangan tetap dari batas toleransi
b) Frekuensi, adanya hubung singkat serta pemasokan/pengeluaran beban yang besar
c) Keandalan, adanya gangguan/ kejadian yang tidak direncanakan sebelumnya pada unsur
jaringan
Mempertahankan MUTU listrik dan penyalurannya merupakan tugas dari perusahaan
pengelolanya dan juga pelanggan
1. VARIASI TEGANGAN
2. KEDIP TEGANGAN
3. HARMONISA
4. PEMADAMAN
5. VARISAI FREKUENSI
6. KELIP TEGANGAN (Flicker)
7. TEGANGAN TIDAK SEIMBANG
VARIASI TEGANGAN
Penyaluran daya ke pelanggan tegangannya tidak selalu konstan karena dipengaruhi oleh
impedansi dari jaringa yang mencatunya. Tegangan pelayanan akan bervariasi untuk setiap
pelanggan dengan batas-batas toleransnya
Toleransi tegangan yang diizinkan didasarkan atas STANDAR SPLN 1:1978 dimana variasi
tegangan pelayanan sebagai akibat jatuh tegangan, karena adanaya perubahan beban
adalah :
Untuk menjaga agar batas toleransi tegangan pelayanan dalam batas yang diperbolehkan :
Selain di gardu induk, trafo distribusinya juga dilengkapi sadapan tanpa beban ( no-
load tap changing) baik di sisi TM maupun disisi TR-nya guna menanggulangi
jatuh-tegangan pada sistem penyalumya.
Sebagai gambaran, jaring distribusi dibawah ini di mana saluran II KV nya men-
catu sejumlah penyulang cabang; peyulang cabang ini mencatu pula trafo-trafo
distribusi, di mana tegangan sekundemya 420 V; dan setiap fasanya melayani beban
yang terpisah
33/11 kV
11/0,420 kV
R S T R S T
Yang menjadi masalah pokok dari disainnya, ialah menjaga
agar tegangan yang diterima oleh pelanggan 415 V dengan
toleransi ±6%. Untuk itu pada trafo utama di gardu induk 3
3/11 KV, tegangan 11 kV nya dapat dinaikkan 5% antara
beban nol dan beban penuh.
Trafo distribusinya pada sisi TM 2,5 %, keluaran
sekundemya 250 volt atau 4% dari nilai nominalnya 240
volt.
33/11 kV
11/0,42 kV
R S T R S T
JATUH TEGANGAN PADA
SISTEM DISTRIBUSI
Instalasi rumah
PHB Sirk -2
PLN Instalasi
JTM rumah
1
Batas PLN dengan pelanggan
Tiang
GI JT
R
2 3 Keterangan
4 1. Pennyulang TM
APP 2. Trafo distribusi
5 3. Penyulang TR
4. Sambungan Rumah
5. Instalasi rumah
SALURAN UDARA TEGANGAN MENENGAH
( SUTM )
Keterangan :
3
1. Kawat tanah (GSW)
2. Kawat Fasa
3. Tiang
4. Grounding
4
KONSTRUKSI
PEMASANGAN Sambungan
SAMBUNGAN
RUMAH Pada Tiang
Sambungan JTR
Pada APP
SLP
SMP
tiang
APP
JATUH TEGANGAN
PADA DISTRIBUSI
Trafo tenaga yang di Gardu Induk (GI) tegangannya dapat di
atur ± 5% dari nilai nominalnya.
Trafo distribusi disisi primernya dilengkapi dengan sadapan
tanpa beban (No-Load tap Changing) ± 5% dan di sisi
skundernya dibuat 231/399 atau 5% dari nilai nominalnya.
Lampu Pijar
Lampu Neon (Fluoerescent lamp)
Lampu Mercuri
Alat pemanas listrik
Motor listrik
Motor sinkron
Peralatan elektronik
VARIASI FREKUENSI
Dengan adanya perubahan frekuensi akan meyebabkan perubahan impedansi
sistem secara keseluruhan
Batas variasi frekuensi yang diberikan adalah :
± 0,2 % = 0,1 Hz untuk selama 24 jam
Kedip tegangan akibat pengasutan motor dapat dikurangi dengan cara sbb :
a. Gunakan motor dg sedikt memerlukan kVA
b. Gunakan motor dengan kopel rendah jika bebannya ringa
c. Gantii motor ukuran besar dengan ukuran kecil
d. Gunakan motor asut untuk mengurangi arus asut pd motor utama
e. Gunakan kapasitor shunt/ser untuk koreksi faktor daya
PEMASANGAN KAPASITOR SHUNT dan SERI UNTUK
MENGURANGI KEDIP TEGANGAN
Jika kapasitor Shunt digunakan pada saat mengasut dengan waktunya singakat
tidak lebih dari 10 detik, setelah mencapai putaran nominalnya maka kapasitor
dilepas dari rangkaian.
Hubungan kapasitor untuk sistem 3 fasa umumnya hubungan DELTA ,
sedangkan teraan tegangan kapasitornya adalah tegangan fasa sehingga pada
saat kapasitor dihubung delta maka tegangan yang diterapkan lebib besar √3
kali tegangan teraannya.
Teraan KVA Effektif , dimana selang waktu sesaat (waktu asut) dari kapasitor
adalah 3 kali ( V/Vr)2 teraannya (rating)
Jika kapasitor dipasang kapasitor seri maka kapasitor dipasangan antara GD
dan pelanggan rumah tangga, dimana pemasangan kapasitor seri dapat
mengatasi kedip tegangan dari beban yang berfluktuasi. (Gambar . a)
Jika kapasitor dipasang antara beban rumah tangga dengan beban berflluktuasi
ini tidak akan mengurangi kedip tegangan karena pada keadaan ini impedansi
antara sumber dan titik beban rumah tangga tidak berkurang ( Gambar .b)
C STR
GARDU DISTRIBUSI
STR C
GARDU DISTRIBUSI
Dimana :
Ek = tegangan suplai( fasa ke netral)
Et = tegangan beban fasa ke netral
I = arus asut motor
R = tahanan system
X = reaktansi sistem
cosθas = factor daya beban saat pengasutan
Jatuh tegangan dalam porsen (%)
Pada rangkaian reaktor yang tidak dilengkapi sakelar s, urutan perubahan dudukan sadap,
dapat dilihat pada gambar 7.11b. Dalam posisi pertama, sakelar 1 masuk, arus beban
melewati separuh/setengah belitan reaktor, yaitu ce. Untuk mengubah sadap dalam i posisi,
sakelar 2 dimasukkan, sementara itu sakelar I masih masuk; arus beban terbagi dua arah ,
yang berlawanan masing‑masing melalui 1/2 belitan reaktor. Pada posisi ini selain arus
beban pada reaktor, akan mengalir juga arus sirkulasi. Langkah perobahan tap selanjutnya;
sakelar I dibuka, sakelar 2 masih tetap inenutup, sehingga arus beban mengalir pada 1/2
belitan ' reaktor.
Untuk transformator yang besar‑besar, dimana diperlukan sakelar dengan kapasitan
memutus arus besar, maka pada rangkaian reaktomya dipasang sakelar S, I ihat gambar
7.11b atau dengan, dua sakelar pembagi, lihat gambar 7.11c tunggal pengubah(slector) dan
sakelar pembagi, bekerja. saling mengunci, sehingga (a) sakelar pembagi .1 terbuka,(b)
tungkai pengubah I bergerak,(c) sakelar pembagi I menutup,(d) sakelar pembagi 2
mem‑buka, (e) tungkai pengubah 2 bergerak dan (f) sakellar pembagi 2 menutup. Pada
dasarnya sirkuit Ini sama dengan gambar 7.11a, kecuali iatuh tegangan impedansi pada
reaktor dapat dihilangkan pada waktu perobahan posisi tap.
Pengubah sadapan Tanpa beban
( NO-LOAD TAP CHANGING = LTC )
Pada sisi Tegangan Rendah (TR) dari kedua macam trafo diatas tegangan
pada terminal skundernya (tanpa beban) sudah dibuat 231 /400 Volt ( +5 %
diatas nilai nominal yaitu 220/380 Volt
Pengetrapan tiga sadapan tanpa beban
disisi TM trafo Distribusi
Pada daerah yang kepadatan bebannya masih rendah dan SUTM nya cukup
panjang, maka pengeterapan sadapan dari trafo distribusi yang mempunyai tiga
sadapan dilakukan dengan membagi panjang saluran TM tersebut dalam 3 sesi sbb
:
SEKSI-1 : trafo distribusi dioperasikan ppada sadapan 21 kV
SEKSI-2 : trafo distribusi dioperasikan ppada sadapan 20 kV
SEKSI-3 : trafo distribusi dioperasikan ppada sadapan 19 kV
Misalkan data dari trafo diketahui :
UX = 3,57 %
UR = 1,8 %
Maka susut tegangan pada beban penuh dengan faktor daya 80% adalah :
Vsusut = R cos θ + X sin θ
= 1,8 x 0,8 + 3,57 x 0,6
= 3,56 % atau ekivalen dengan 720 Volt bila dilihat dari sisi TT
Dan pada keadaan beban penuh tegangan disisi TT & TR dari trafo distribusi
diperkirakan seperti tabeli VII.2
Contoh SOAL 7.2 (hal 159)
L1 L2 L3 L4 L5
L1 L2 L3 L4 L5
TERIMAKASIH