Oleh:
SUBHAN
05
e. Transformator
2. Metode Pemeliharaan Gardu Distribusi
Ada beberapa hal yang perlu dilaksanakan untuk pemeliharaan Gardu
distribusi tiang portal.
A. Pemeliharaan Transformator Distribusi meliputi:
1. Pemeliharaan bushing pada sisi primer dan sisi skunder
2. Pemeliharaan Mur & baut dari sifat-sifat kimia ( Korosi dan kendor)
3. Pemeliharan Tahanan pentanahan terutama pada elektrodanya .
4. Pemeliharaan Minyak trafo, radiator dan konservator.
B. Pemeliharaan Arrester
1. Pemeliharaan kondisi fisik yang sering kena kotoran / jamur
2. Pemeliharaan pengawatan pada elektroda bagian atas dan bawah yang
kendor
3. Pemeriksaan tahanan katup ( valve resistor ) dengan alat ukur tahanan
isolasi
Pemeliharaan arrester adalah suatu kegiatan yang sangat penting,
karena pemeliharaan terbaik akan memperpanjang umur peralatan dan akan
menjamin berfungsinya peralatan dengan baik. Untuk mendapatkan operasi
yang optimal diperlukan pemeliharaan yang baik terhadap peralatan.
C. Pemeliharaan Fuse Cut Out :
1. Pemeliharaan selongsong fuse masih laik atau tidak
2. Pemeliharaan pada dudukan selongsong fuse bagian atas yang kendor
3. Pemeriksaan arus pengenal pada fuse link
Pemeliharaan fuse cut out hanya sebatas pengecekan kondisi fuse
tersebut serta melakukan pembersihan terhadap debu dan kotoran lainnya
yang melekat pada fuse tersebut. Sedangkan untuk perbaikan fuse cut out
sangat jrang dilakukan dikareanakn apabila telah terjadi kerusakan pada fuse
maka akan segera dilakukan penggantian.
D. Pemeliharaan tahanan pentanahan ( Aarde )
1. Pemeriksaan pengawatan pentanahan pada arrester dan body trafo
distribusi
2. Pengukuran nilai tanahan pentanahan dengan alat ukur pentanahan
Sebagai tolok ukur atas keberhasilan pada pengoperasian dapat dilihat dari
beberapa parameter, yaitu :
Ada 2 ( dua ) hal yang menyatan yang menjadi ukuran mutu listrik yaitu :
tegangan dan frekwensi. Tegangan pelayanan ditentukan oleh :
Frekuensi :
Faktor yang membuat baik-tidaknya mutu listrik tersebut dari sisi distribusi
adalah faktor pembebanan pada sistem distribusi yaitu pembebanan yang tidak
stabil oleh karena pengoperasian normal atau karena lebih banyak akibat
gangguan pada suplai dari GI dan penyulang.
2. Keandalan penyaluran tenaga listrik tinggi
Sebagai indikator penyaluran adalah angka lama dan atau seringnya pemadaman
pada pelanggan yang disebut dengan angka SAIDI dan SAIFI.
Beberapa faktor yang mempengaruhi nilai SAIDI dan SAIFI dari sisi dstribusi
adalah :
Hukum Ohm
Hukum Ohm adalah suatu pernyataan yang menyebutkan bahwa arus listrik (I)
yang mengalir pada suatu kawat konduktor sebanding dengan beda potensial (V)
yang diberikan pada ujung-ujungnya. Artinya, semakin besar beda potensial,
maka semakin besar arus yang mengalir. Sebaliknya, jika beda potensial yang
diberikan diperkecil, semakin kecil pula arus yang mengalir. Kita bisa
merumuskannya menjadi sebagai berikut.
I=V
Ketika arus listrik I mengalir dalam sebuah kawat konduktor dengan beda
potensial di ujung-ujungnya V, maka arus akan berbanding terbalik dengan
hambatan, menghasilkan rumus sebagai berikut.
I α 1/R
Berdasarkan dua persamaan di atas, maka didapatkan rumus dari hukum Ohm
sebagai berikut.
I=V/R atau V = IR
Besaran R adalah hambatan pada kawat.
d. Ground LV Board
Lepas grounding local pada jumper primer dan periksa alat kembali jangan
sampai ada yang tertinggal
Posisikan saklar utama LV Board (hefboom) dan NH fuse tiap-tiap
jurusan dalam posisi lepas.
Informasikan ke Operator SMGT bahwa pekerjaan pengoperasian trafo
gardu distribusi siap dilaksanakan.
Masukan CO gardu dengan menggunakan stick 20 kV.
Buka pintu gardu dan nyalakan lampu kontrol.
Lakukan pengukuran pada saat tidak berbeban (arus, tegangan & urutan
phasa) dan catat dalam buku pekerjaan.
Operasikan trafo selama ± 10 menit dengan beban kosong.
Apabila setelah dioperasikan dengan beban kosong trafo dalam keadaan
normal, maka masukan saklar utama LV Board (hefboom).
Masukkan NH Fuse masing-masing jurusan menggunakan Fuse Puller.
Ukur tegangan dan beban tiap-tiap jurusan :
Catat hasil pengukuran pada blangko form pengoperasian gardu.
Ukur tegangan ujung pada tiang terakhir dan catat pada blangko formulir
pengoperasian gardu.
Gantung kartu trafo pada tempat yang mudah dijangkau dalam LV Board.
Matikan lampu kontrol kemudian tutup dan kunci pintu gardu.
Turunkan tangga dan kumpulkan alat-alat kerja pada tempatnya.
Informasikan kembali ke Operator SMGT bahwa gardu telah beroperasi.
Dalam mengoperasikan SUTM ada standar operasional prosedur (SOP)
pengoperasian JTM baru .
1. Peralatan Kerja
-Alat Kerja dan Alat Bantu
n. Radio Komunikasi
o. Stick 20 kV
p. Alat ukur tahanan
q. Alat tulis
r. Kendaraan Operasional
s. Ampere Stick
t. Volt Stick
u. Senter / lampu penerangan
2. APD (Alat Perlindungan Diri )
a. Helm pengaman
b. Sepatu alat karet
c. Sarung tangan
d. Pakaian kerja
e. Kelengkapan P3K
f. Kaca mata
4. Langkah Kerja
- Asman Jaringan menerbitkan PK Pekerjaan (Dokumen No.FR.01-JAR-
02).
- Asman menunjuk SPV Opjar sebagai pengawas pekerjaan (Dokumen
No.FR.02-JAR-02)
- SPV Opjar memberi pengarahan urutan pelaksanaan kerja dan mengecek
pemakaian peralatan K3, dilanjutkan dengan doa bersama.
- Dirikan dan ikat tangga kemudian ukur dan catat tahanan isolasi jaringan
dengan alat ukur tahanan isolasi.
- Ukur dan catat tahanan pentanahan / arde TM dengan alat ukur
pentanahan.
- Ukur dan catat tegangan tembus Arrester dengan menggunakan Arrester
Default Detector (apabila terdapat arrester).
- Catat dan sesuaikan fuse link terpasang pada FCO dan uji mekanik keluar
masuk. (apabila terdapat FCO)
- Uji mekanik keluar masuk LBS (apabila terdapat LBS)
- Apabila tidak terdapat kerusakan pada jaringan JTM baru, masukan LBS
atau CO pemisah jaringan JTM lama dengan jaringan JTM baru.
- Turunkan tangga dan pastikan peralatan serta personil aman.
- Informasikan ke Operator SMGT bahwa JTM siap dioperasikan.
- Setelah menerima informasi / Jawaban dari Operator SMGT, operasikan
JTM ± 10 menit dengan beban kosong.
- Apabila selama ± 10 menit beroperasi dengan beban kosong tidak terdapat
gangguan maka JTM dapat di sambung secara permanen dengan jaringan.
- Informasikan pada Operator SMGT bahwa pekerjaan telah selesai
dilakukan dan JTM sudah dalam kondisi operasi.
- SPV Opjar dan petugas pelaksana kembali ke kantor dan membuat laporan
pengoperasian jaringan JTM yang kemudian diserahkan kepada Asman
Jaringan dan pejabat terkait.
Dokumntasi