Anda di halaman 1dari 7

TUGAS KULIAH

METODOLOGI PENELITIAN

DISUSUN OLEH :

Nama : Gema Rizalul Muflih

NIM : 2017-11-165

Kelas :F

Jurusan : S1 Teknik Elektro

Dosen : Andi Makkulau, ST, M.Ikom., MT.

TEKNIK ELEKTRO INSTITUT TEKNOLOGI-PLN


JAKARTA
2020
1. Penelitian Experiment
 Posttest-only Equivalent group design

Dalam design ini terdapat dua kelompok yang masing-masing dipilih secara random (R).
Kelompok pertama diberi perlakuan (X) dan kelompok yang lain tidak. Kelompok yang diberi
perlakuan disebut kelompok eksperimen dan kelompok yang tidak diberi perlakuan disebut kelompok
kontrol. Pengaruh adanya perlakuan (treatment) adalah (01: 02). Dalam penelitian yang sesungguhnya,
pengaruh treatment dianalisis dengan uji beda, pakai statistik t-test misalnya. Kalau terdapat perbedaan
yang signifikan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, maka perlakuan yang diberikan
berpengaruh secara signinkan.

Contoh : misalkan ada 2 kelompok siswa, salah satu kelompok siswa belajar dengan
menggunakan AC sedangkan yang lainnya tidak, lalu dibandingkan nilai prestasi dari kedua
kelompok tersebut. Apabila terdapat perbedaan yang signifikan maka penggunaan AC sangat
berpengaruh.

 Pretest posttest Equivalent- Group Design

Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang dipilih secara random. kemudian diberi pretest untuk
mengetahui keadaan awal adakah perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Hasil
pretest yang baik bila nilai kelompok eksperimen tidak berbeda secara signifikan. Pengaruh Perlakuan
adalah (O2-O1)-(O4 O3).

Contoh :
peneliti ingin mengetahui pengaruh obat anti hipertensi baru (X), pengelompokan dilakukan dengan
random, kemudian kelompok perlakuan dan tanpa perlakuan (placebo) diukur dahulu tekanan darahnya,
setelah itu, kelompok perlakuan diberikan obat hipertensi (X). kemudian setelah pelakuan diukur tekanan
darah baik pada kelompok perlakuan maupun yang tanpa perlakuan
 Solomon Four-Group Design
Desain ini menuntut penempatan subjek secara random kedalam empat kelompok. Pada kelompok 1 dan 2
diberi pre tes dan post test dan hanya kelompok 1 dan 3 yang dikenai perlakuan eksperimen.
Kelemahannya adalah memerlukan subjek dua kali lipat jumlah subjek untuk desain eksperimen.

Contoh : Antara E1 dengan C1 : dapat diketahui efek perlakuan tetapi dipertanyakan. adanya
efek tes awal.

Antara E1 dengan E2 : dapat diketahui efek tes awal tetapi ada juga efek perlakuan.
Antara C1 dengan E2 : dapat diketahui perbedaan efek tes awal dengan efek perlakuan.
Antara C1 dengan C2 : dapat diketahui perbedaan efek tes awal dengan efek perlakuan.
Antara E1 dengan C2 : dapat diketahui efek tes awal sekaligus perlakuan.
Antara E2 dengan C2 : dapat diketahui efek perlakuan saja.
 Quasi-Experimental Design

adalah jenis desain penelitian yang memiliki kelompok kontrol dan kelompok eksperimen tidak dipilih secara random.

Contoh : Dalam suatu kegiatan administrasi atau manajemen, sering tidak mungkin
menggunakan sebagian para karyawannya untuk eksperimen dan sebagian tidak. Sebagian
menggunakan prosedur kerja baru yang lain tidak. Oleh karena itu, untuk mengatasi kesulitan
dalam menentukan kelompok kontrol dalam penelitian, maka dikembangkan desain Quasi
Experimental.

 Causal Comparatif

Merupakan salah satu metode penelitian yang erat  dengan metode penelitian korelasi. Penelitian ini bertujuan
untuk menyelidiki kemungkinan hubungan sebab akibat dengan melalui pengamatan terhadap akibat yang ada
kemudian menelusuri kembali faktor yang mungkin menjadi penyebabnya dengan melalui sebuah data
tertentu.Menurut Sukardi (2003) Penelitian causal comperative merupakan kegiatan penelitian yang beusaha mencari
informasi tentang mengapa terjadi hubungan sebab akibat, dan peneliti berusaha melacak kembali hubungan tersebut.

Contoh : Seorang dosen mata kuliah Apresiasi Puisi mewajibkan mahasiswa tingkat III Program
Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia untuk membaca puisi di hadapan teman-temannya.
Berdasarkan tes performansi di kelas, ternyata ada yang terampil dalam membaca dan ada pula
yang tidak atau belum mampu dengan maksimal, khususnya dalam interpretasi teks, penjiwaan,
dan vokalisasi.

2. Teknik Sampling
 Populasi dan Sample

populasi adalah suatu hal yang memberikan penjelasan mengenai objek dalam penelitian yang di dalamnya
memberikan penjelasan mengenai karakteristik atau sifat yang dimiliki oleh objek penelitian tersebut

sempel adalah bagian dari populasi yang di dapatkan dengan menggunakan metode tertentu untuk kemudian
dianggap menjadi wakil dari populasi yang menjadi fokus dalam metode penelitian sosial atau penelitian
dalam statistika.

Contoh mengenai populasi dan sampel yang bisa diberikan misalnya saja dalam kasus survai yang ada di
pada saat pemilu dilakukan. Baik disaat penghitungan pemilu atau quick count atau disaaat survai yang
dilakukan sebelum pemilu dilaksanakan.Dalam survai yang dilakukan, baik oleh LSI (Lembaga Survai
Indonesia), Saiful Mujani Research & Consulting, Populi, dan lain sebaginya selalu menggunakan teknik
dalam penelitian kuantitatif dalam penggunaan populasi dan sampel. Lembaga survai ini mengambil
beberapa sempel dengan metodologi tertentu dan hasilnya tidak jauh beda dengan realita yang
sesungguhnya. Teknik pengembilan populasi dan sampel dilakukan untuk mempermudah dan menghemat
biaya yang dilakukan.
Dalam contoh ini, jika diambil kesimpulan maka populasi yang sebenarnya harus dilakukan adalah
mensurvai semua rakyat Indonesia dan sampelnya tertnyata hanya beberapa masyarakat yang dijadikan
sempel dalam penelitian yang dilakukannya.

 Prosedur Sampling

Untuk tahapan yang perlu dilakukan dalam pengambilan sampel, yaitu:

1. Mendefinisikan populasi yang akan diamati


2. Menentukan kerangka sampel dan kumpulan semua peristiwa yang mungkin
3. Menentukan teknik atau metode sampling yang tepat
4. Melakukan pengambilan sampel (pengumpulan data)
5. Melakukan pemeriksaan ulang pada proses sampling

 Random Sampling

Simple Random Sample adalah suatu teknik sampling yang dipilih secara acak, cara ini dapat diambil
bila analisa penelitian cenderung bersifat deskriptif atau bersifat umum. Setiap unsur populasi harus
memilik kesempatan sama untuk bisa dipilih menjadi sampel.

Contoh: misal ada “pembiayaan pembangunan pendidikan Dasar di Jawa Barat”, sampelnya adalah seluruh
  

SD dan SMP yang ada di Jawa Barat. Terhadap seluruh SD dan SMP itu dilakukan pemilihan secara random
tanpa pengelompokan terlebih dahulu, dengan demikian peluang SD maupun SMP untuk terpilih sebagai
sampel sama. 

 Simple Random Sampling

Simple random sampling atau pengambilan sampel acak sederhana adalah teknik penarikan sampel yang
memberikan kesempatan yang sama bagi setiap anggota populasi. Cara pengambilannya menggunakan
nomor undian. Jika kamu ingin menggunakan teknik ini, pastikan kamu telah memiliki daftar nama populasi
terlebih dahulu. 

Contohnya, kamu ingin mengambil 20 sampel dari 50 orang. Setelah membuat undian, ambil untuk sampel
pertama. Kemudian nama tersebut kembalikan lagi, dan ambil undian sampel kedua. Ini untuk menjaga agar
probabilitas tetap sama.

 Stratified Random Sampling

Stratified random sampling atau sampel acak berstrata didasarkan pada tingkatan tertentu.
Awalnya, peneliti harus mengetahui kesamaan dan perbedaan karakter yang dimiliki oleh populasi.
Misalnya, peneliti ingin melihat tingkat kesejahteraan di kantor A. Ia dapat membagi kelompok
menjadi karyawan, manajer tingkat menengah, dan tingkat atas.

 Cluster Random Sampling

Pengambilan sampel kluster dilakukan dengan cara membagi populasi ke dalam beberapa kelompok.
Pembagian dapat didasarkan pada lokasi, usia, jenis kelamin, dan kategori lain yang setara. Pengambilan
sampel dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu:

1. Single stage cluster: peneliti secara acak menentukan kelompok mana yang menjadi sampel,
sehingga ada beberapa kelompok yang tidak mendapatkan kesempatan

2. Two stage cluster: peneliti harus memilih kelompok secara acak terlebih dahulu, kemudian menarik
sampel random darinya

3. Systematic clustering: mirip dengan systematic random sampling, semua elemen diurutkan


kemudian diambil berdasarkan interval.

Contoh Cluster Random Sampling


Misalnya, perusahaan memiliki kantor di 10 kota di seluruh negeri (semuanya dengan jumlah
karyawan yang kira-kira sama dengan peran yang sama). Peneliti tidak memiliki kapasitas untuk
pergi ke setiap kantor untuk mengumpulkan data, jadi peneliti menggunakan pengambilan
sampel acak untuk memilih 3 kantor – ini adalah kelompok Anda.

 Non Random Sampling

Merupakan teknik dalam memilih sampel, peneliti tidak mempunyai pertimbangan lain kecuali
berdasarkan kemudahan saja. Seseorang diambil sebagai sampel karena kebetulan orang tadi ada di situ
atau kebetulan dia mengenal orang tersebut. Oleh karena itu ada beberapa penulis menggunakan istilah
accidental sampling – tidak disengaja – atau juga captive sample (man-on-the-street) Jenis sampel ini
sangat baik jika dimanfaatkan untuk penelitian penjajagan, yang kemudian diikuti oleh penelitian
lanjutan yang sampelnya diambil secara acak (random). Beberapa kasus penelitian yang menggunakan
jenis sampel ini, hasilnya ternyata kurang obyektif. 

-    Contoh : misalnya ada seorang peneliti ingin mengetahui tentang kebersihan wilayah Jakarta
Selatan ia menanyakan kepada orang yang ada dijalan atau orang dia jumpai bukan orang yang
mengerti tentang kebersihan wilayah Jakarta Selatan seperti petugas kebersihan atau mendatangi
kantor gubernur atau walikota Jakarta Selatan.

 Systematical Sampling
Dengan metode ini, pengambilan sampel tidak seacak sebelumnya. Teknik dilakukan dengan
menggunakan interval dalam memilih sampel penelitian. Langkah pertama adalah mengurutkan populasi
terlebih dahulu. Kemudian cari interval dengan membagi jumlah populasi dengan sampel yang dibutuhkan

Misalnya, populasi yang diincar berjumlah 50 orang. Kita ingin mengambil sampel 10 saja. Untuk
menentukan intervalnya, 50 orang populasi dibagi 10 orang untuk sampel. Hasilnya adalah 5. Berarti sampel
yang kita ambil adalah urutan ke-5, 10, 15, dan seterusnya.

 Convenience Sampling
Teknik ini dilakukan karena peneliti dihadapkan pada keberadaan subjek penelitian yang sangat
dinamis. Biasanya peneliti tidak mempunyai kontrol atas jumlah populasi yang diteliti. Selain
karena memang tidak ada datanya, sangat mustahil menentukan jumlah populasi karena sangat
dinamis, berubah-ubah dan fleksibel.

Contoh teknik ini adalah menghentikan orang dijalan untuk dimintai pendapatanya atau
dilakukan survei kecil-kecilan. Misal penelitian tentang preferensi fashion pengunjung event Java
Jazz pada akhir taun ini. Survei dilakukan pada pengunjung setempat ketika event
diselenggarakan. Waktu survei juga relatif singkat sehingga tidak mungkin dilakukan kepada
semuanya. Jumlah pengunjung juga tidak bisa diketahui karena tidak ada tiket masuk. Teknik
sampling ini biasanya dilakukan sebagai penelitian awal untuk mematangkan penelitian awal
yang lebih besar, misal hubungan antara penikmat Jazz dan selera terhadap fashion.

 Menentukan Ukuran Sampling


Beberapa pendapat ahli mengenai ukuran sampel adalah sebagai berikut :

Gay dan Diehl (1992) berpendapat bahwa sampel haruslah sebesar-besarnya. Pendapat Gay dan
Diehl (1992) ini mengasumsikan bahwa semakin banyak sampel yang diambil maka akan
semakin representatif dan hasilnya dapat digenelisir. Namun ukuran sampel yang diterima akan
sangat bergantung pada jenis penelitiannya.

1. Jika penelitiannya bersifat deskriptf, maka sampel minimunya adalah 10% dari populasi
2. Jika penelitianya korelasional, sampel minimunya adalah 30 subjek
3. Apabila penelitian kausal perbandingan, sampelnya sebanyak 30 subjek per group
4. Apabila penelitian eksperimental, sampel minimumnya adalah 15 subjek per group

Tidak jauh berbeda dengan Gay dan Diehl, Roscoe (1975) juga memberikan beberapa panduan
untuk menentukan ukuran sampel yaitu :

1. Ukuran sampel lebih dari 30 dan kurang dari 500 adalah tepat untuk kebanyakan
penelitian
2. Jika sampel dipecah ke dalam subsampel (pria/wanita, junior/senior, dan sebagainya),
ukuran sampel minimum 30 untuk tiap kategori adalah tepat
3. Dalam penelitian mutivariate (termasuk analisis regresi berganda), ukuran sampel
sebaiknya 10x lebih besar dari jumlah variabel dalam penelitian
4. Untuk penelitian eksperimental sederhana dengan kontrol eskperimen yang ketat,
penelitian yang sukses adalah mungkin dengan ukuran sampel kecil antara 10 sampai
dengan 20

Anda mungkin juga menyukai