Anda di halaman 1dari 34

MAKALAH

METODE PENGUKURAN
(Pengukuran Listrik Dasar dan Perangkat Sensor)
Dosen Pengampuh :Dr.Diana Alemia Barus,M.Sc

NAMA KELOMPOK

RAHMA SONYA BR SEMBIRING_202411005

HARNESTA PINEM_202411013

RINI ESTER ANGGRENI SIMANJUNTAK_202411023

ADELIA KHOLIJAH SIRAIT_202411031

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN


ALAM
JURUSAN D3 METROLOGI DAN INSTRUMENTASI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2022
KATA PENGANTAR
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kekuatan Asal Elektromagnetik Pengoperasian semua perangkat listrik tergantung pada dua
fakta: ada muatan dan ada muatan entitas berinteraksi. Dalam fisika dasar, ada dua jenis
muatan, positif dan negatif; muatan sejenis tolak menolak dan muatan sejenis tarik menarik.
Pernyataan yang begitu kasar cukup untuk menjelaskan eksperimen sederhana tetapi tidak
cukup untuk memungkinkan pemahaman dari pengoperasian perangkat canggih. Untuk
memberikan pemahaman seperti itu, kita harushati-hati model interaksi biaya. Setelah ini
selesai, kita akan dapat memahami fenomena listrik dasar.
Perhatikan muatan titik sebesar q coulomb (C). Jika tuduhan seperti itu sendirian di alam
semesta, ia akan bergerak dalam garis lurus yang ditentukan oleh kecepatan awalnya.
Namun,jika muatan ini bergerak di ruang di mana ada muatan lain, ia akan "merasakan"
kehadiran biaya lain ini. Secara khusus, kami mendefinisikan intensitas medan listrik E yang
ada sebagai akibat adanya muatan selain muatan titik q di bawah pertimbangan. Juga, kita
dapat mendefinisikan kerapatan fluks magnet B yang ada di ruang sebagai akibat dari
gerakan muatan-muatan lain ini. Spesifikasi yang cermat dari interaksi antara muatan titik q
C dan lainnya muatan dinyatakan dengan hukum Lorentz. Jika muatan titik bergerak dengan
kecepatan v,gaya resultan pada muatan diberikan oleh persamaan
F = q(E + v × B) newton
di mana E dalam volt per meter, v dalam meter per detik, dan B dalam weber per persegi
meteran. Untuk menerapkan persamaan ini pada kasus yang berguna, pertimbangkan
konduktor pembawa arus yang ditempatkan dalam medan magnet .Tidak ada medan listrik di
kasus ini.
1.2 Tujuan
1. Menggunakan rumus-rumus dalam rangkaian elektronika untuk menganalisis
rangkaian pengkondisi sinyal pasif•
2. Menggunakan kaidah, hukum, dan rumus dalam rangkaian elektronika untuk
merancang rangkaian pengkondisi sinyal pasif
3. Untuk mengetahui langkah-langkah yang dapat digunakan untuk mengkarakterisasi
bentuk gelombang yang berubah terhadap waktu.
BAB II
LANDASAN TEORI

Pengukuran Listrik Dasar dan Perangkat Penginderaan

Alat (devices) yang operasinya sedikit banyak bergantung pada prinsip-prinsip listrik dasar,
dan hampir semua sistem pengumpulan, transmisi, dan analisa data bergantung pada peranti
elektronik. Contohnya: pengukuran suhu jarak jauh dan perekaman biasa.

Oleh  itu elektronika telah merasuk kemana-mana dalam segala segi keteknikan, maka pada
tempat nyalah bila kita di sini membahas beberapa  listrik yang dewasa. Pertama kita akan tinjau
pengukuran besaran-besaran listrik dasar, yaitu: arus dan tegangan. Beberapa rangkaian yaitu:

1.    Rangkaian circuit: digunakan untuk modifikasi .

2.    Rangkaian input signal: pengukuran sinyal masukan

2.2 Kekuatan Asal Elektromagnetik

Pengoperasian semua perangkat listrik tergantung pada dua fakta: ada muatan dan ada muatan
entitas berinteraksi. Dalam fisika dasar, ada dua jenis muatan, positif dan negatif; muatan sejenis
tolak menolak dan muatan sejenis tarik menarik. Pernyataan yang begitu kasar cukup untuk
menjelaskan eksperimen sederhana tetapi tidak cukup untuk memungkinkan pemahaman dari
pengoperasian perangkat canggih. Untuk memberikan pemahaman seperti itu, kita harus hati-hati
model interaksi biaya. Setelah ini selesai, kita akan dapat memahami fenomena listrik dasar.

Perhatikan muatan titik sebesar q coulomb (C). Jika tuduhan seperti itu sendirian di alam
semesta, ia akan bergerak dalam garis lurus yang ditentukan oleh kecepatan awalnya. Namun,
jika muatan ini bergerak di ruang di mana ada muatan lain, ia akan "merasakan" kehadiran biaya
lain ini. Secara khusus, kami mendefinisikan intensitas medan listrik E yang ada sebagai akibat
adanya muatan selain muatan titik q di bawah pertimbangan. Juga, kita dapat mendefinisikan
kerapatan fluks magnet B yang ada di ruang sebagai akibat dari gerakan muatan-muatan lain ini.
Spesifikasi yang cermat dari interaksi antara muatan titik q C dan lainnya muatan dinyatakan
dengan hukum Lorentz. Jika muatan titik bergerak dengan kecepatan v,gaya resultan pada
muatan diberikan oleh persamaan

F = q(E + v x B) newtons (2.1)

2.3.Ukuran Gelombang

Gelombang elektromagnetik adalah gelombang yang memancar tanpa media rambat yang


membawa muatan energi listrik dan magnet (elektromagnetik). Tidak seperti gelombang pada
umumnya yang membutuhkan media rambat, gelombang elektromagnetik tidak memerlukan
media rambat (sama seperti radiasi). Oleh karena tidak memerlukan media perambatan,
gelombang elektromagnetik sering pula disebut sebagai radiasi eletromagnetik.

Sifat Gelombang Elektromagnetik

Bentuk gelombang elektromagnetik hampir sama seperti bentuk gelombang transversal pada
umumnya, namun pada gelombang ini terdapat muatan energi listrik dan magnetik dimana
medan listrik (E) selalu tegak lurus terhadap medan magnet (B) yang keduanya menuju ke arah
gelombang seperti yang dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Bentuk gelombang elektromagnetik yang membawa muatan energi elektromagnetik tanpa


memiliki media rambat. Dapat disimpulkan, sifat gelombang elektromagnetik sebagai berikut:

 Tidak memerlukan media rambat


 Termasuk gelombang transversal dan memiliki sifat yang sama seperti gelombang
transversal
 Tidak membawa massa, namun membawa energi
 Enegi yang dibawa sebanding dengan besar frekuensi gelombang
 Medan listrik (E) selalu tegak lurus terhadap medan magnet (B) dan sefase
 Memiliki momentum
 Dibagi menjadi beberapa jenis tergantung frekuensinya (atau panjang gelombangnya).

2.4 METER ANALOG DASAR

Untuk memperluas konsep ini ke model meter aktual yang lebih realistis, kami membuat
kumparan u, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 4.8. tempatkan dalam medan magnet, dan
ukur gaya yang diberikan pada kumparan sebagai akibat dari arus listrik yang mengalir dalam
kumparan. Jika kumparan memiliki N lilitan dan panjang setiap lilitan dalam medan magnet
adalah L., gaya pada kumparan adalah

F=N.B.i.L. (2.2)

Gaya diukur dengan mengamati defleksi pegas. Prinsip-prinsip di atas membentuk dasar
konstruksi galvanometer cermin yang ditunjukkan pada Gambar. 4.9. Magnet permanen
digunakan untuk menghasilkan medan magnet, sedangkan susunan teleskop dan skala yang
diperluas meningkatkan keterbacaan instrumen. Meter yang ditunjukkan pada Gambar 4.9
ditunjuk sebagai tipe kumparan bergerak D'Arsonval. Pita logam melengkapi gaya penahan
pegas torsional dalam kasus ini, sementara suspensi filamen akan digunakan untuk instrumen
yang lebih sensitif. Alih-alih pengaturan cermin dan berkas cahaya yang ditunjukkan pada
Gambar. 4.9,

Gerakan D'Arsonval dapat digunakan sebagai instrumen tipe pointer, seperti yang
ditunjukkan pada Gambar 4.10; namun, instrumen tersebut memiliki sensitivitas yang lebih
rendah daripada meteran galvono cermin karena massa tambahan penunjuk dan penurunan
keterbacaan yang dihasilkan) dari panjang skala yang relatif lebih pendek.
Jelas bahwa gerakan D'Arsonval, dalam satu atau lain bentuk, dapat digunakan untuk
pengukuran arus searah. Ketika gerakan ini terhubung ke arus bolak-balik, meteran akan bergetar
atau, jika frekuensinya cukup tinggi, menunjukkan nol. Dalam kedua peristiwa tersebut, gerakan
D'Arsonval tidak secara langsung dapat diterapkan pada pengukuran arus bolak-balik.

Dua jenis gerakan yang umum digunakan untuk pengukuran ac adalah pengaturan baling-baling
besi, atau besi bergerak, dan elektrodinamometer. Dalam instrumen baling-baling besi, seperti
yang ditunjukkan pada Gambar 4.11, arus diterapkan ke kumparan tetap. Baling-baling besi
dapat digerakkan dan dihubungkan ke pegas penahan seperti yang ditunjukkan. Perpindahan
baling-baling kemudian sebanding dengan gaya induktif yang diberikan oleh kumparan. Meteran
tunduk pada kerugian arus eddy di baling-baling besi dan berbagai efek histeresis yang
membatasi akurasinya
Ciri-ciri gerakan elektrodinamometer ditunjukkan pada Gambar 4.12. Gerakan ini mirip dengan
gerakan D'Arsonval, kecuali bahwa magnet permanen digantikan oleh elektromagnet, yang dapat
digerakkan oleh arus bolak-balik. Akibatnya, medan dalam elektromagnet dapat dibuat untuk
beroperasi secara sinkron dengan arus bolak-balik dalam kumparan bergerak. Untuk
menggunakan gerak elektrodinamo meter untuk pengukuran arus bolak-balik, elektromagnet dan
kumparan gerak harus dihubungkan secara seri seperti ditunjukkan pada Gambar 4.13. Gerakan
baling-baling besi dan elektrodinamometer biasanya digunakan

untuk aplikasi frekuensi rendah dengan frekuensi dari 25 hingga 125 Hz. Desain khusus dari
gerakan elektrodinamometer dapat digunakan untuk memperluas jangkauannya hingga sekitar
2000 Hz. Baik instrumen baling-baling besi dan elektrodinamometer menunjukkan nilai rms
pada arus bolak-balik, dan defleksi meter bervariasi dengan Skala instrumen tidak harus
didasarkan pada hukum kuadrat karena proporsionalitas konstan antara arus rms dan defleksi
meter agak berubah dengan denga Sebuah fitur penting dari instrumen elektrodinamometer
adalah bahwa hal itu dapat dikalibrasi dengan arus searah dan kalibrasi akan berlaku untuk
aplikasi ac dalam rentang frekuensi instrumen. Instrumen baling-baling besi tidak serbaguna
karena magnet sisa di setrika saat arus searah digunakan. Susunan penyearah juga dapat
digunakan untuk pengukuran arus bolak-balik. Dalam perangkat ini bentuk gelombang ac
dimodifikasi oleh beberapa jenis penyearah sedemikian rupa sehingga arus diperoleh dengan
komponen de yang stabil. Instrumen de dapat digunakan untuk menunjukkan nilai ac arus yang
diterapkan ke t penyearah. Untuk pengukuran arus bolak-balik frekuensi tinggi, meter
termokopel dapat digunakan. Jenis meteran ini ditunjukkan pada Gambar 4.14. Arus bolak-balik
dilewatkan melalui elemen pemanas, dan suhu elemen ditunjukkan oleh termokopel yang
terhubung ke instrumen apropriator de. Termokopel menunjukkan nilai rms arus karena rata-
ratadaya yang dihamburkan dalam pemanas sama dengan 1 R. Pembacaan instrumen bersifat
independen bentuk gelombang karena hubungan antara ggl termal yang dihasilkan dalam
termokopel dan daya yang dihamburkan dalam pemanas. GGL termal yang dihasilkan dalam
termokopel bervariasi kira-kira dengan kuadrat arus, meskipun sedikit penyimpangan dari
hukum kuadrat dapat diperoleh karena perubahan resistansi pemanas dengan suhu dan efek
samping lainnya. Arus bolak-balik dengan frekuensi hingga 100 MHz dapat diukur dengan
termokopel meter. Seseorang juga dapat mengukur arus frekuensi tinggi dengan terlebih dahulu
memperbaiki sinyal menjadi arus searah dan kemudian mengukur arus searah. Sebuah de
voltmeter dapat dibangun dengan sangat mudah dengan memodifikasi perangkat desensitisasi
dasar seperti yang ditunjukkan pada Gambar 4.15. Dalam pengaturan ini resistor besar
ditempatkan secara seri dengan gerakan; dengan demikian, ketika instrumen dihubungkan ke
sumber tegangan, arus dalam instrumen merupakan indikasi tegangan. Kisaran voltmeter dapat
diubah dengan mengubah resistor seri internal. Voltmeter biasanya dinilai dalam hal tegangan

input untuk defleksi skala penuh atau dalam hal rasio resistansi internal dengan tegangan untuk
defleksi skala penuh. Susunan resistor seri juga dapat digunakan

dengan baling-baling besi dan instrumen elektrodinamometer untuk pengukuran nilai rms dari
tegangan ac. Untuk frekuensi rendah hingga sekitar 125 Hz elektrodinamometer meter dapat
dikalibrasi dengan tegangan de dan kalibrasi digunakan untuk pengukuran ac. Gaya elektrostatik
juga dapat digunakan untuk menunjukkan perbedaan potensial listrik. Untuk tujuan ini dua pelat
disusun seperti yang ditunjukkan pada Gambar 4.16. Satu pelat dipasang, dan yang lainnya
dipasang di bantalan permata sehingga bisa bergerak bebas. Pegas spiral memberikan gaya
penahan pada kedua pelat. Jika dua piringan lengkap digunakan sebagai pengganti susunan pelat
sektoral, torsi bersih akan menjadi nol; namun, dengan pengaturan yang ditunjukkan, efek
pinggiran medan listrik menghasilkan gaya total dalam arah yang ditunjukkan yang sebanding
dengan kuadrat tegangan rms. Saat pelat bergerak berubah posisi, kapasitansi berubah, dan
karenanya proporsionalitas antara energi yang disimpan dan tegangan bervariasi dengan
tegangan yang diberikan. Voltmeter elektrostatik dapat digunakan untuk pengukuran tegangan ac
atau de, tetapi potensial di atas 100 V diperlukan untuk menghasilkan torsi yang cukup kuat
dalam sistem. Meter dapat dikalibrasi dengan arus searah dan kemudian digunakan untuk
pengukuran nilai rms dari tegangan ac, terlepas dari bentuk gelombangnya, voltmeter trostatik
Elec umumnya berlaku hingga frekuensi 50 MHz. Dapat dicatat bahwa voltmeter elektrostatik
memiliki impedansi input yang sangat tinggi untuk aplikasi de tetapi impedansi ac yang jauh
lebih rendah sebagai akibat dari reaktansi kapasitansi. Kapasitansi mungkin sekitar 20 pF untuk
5000-V meter.

Dalam paragraf sebelumnya kita telah membahas beberapa perangkat analog yang lebih penting
yang digunakan untuk pengukuran arus dan tegangan listrik. Selanjutnya, kami memeriksa
perangkat digital.
2.5 METER DIGITAL DASAR.

Dengan meteran digital, nilai besaran yang diukur ditunjukkan secara langsung sebagai
rangkaian angka. Ini berarti paralaks tidak lagi menjadi masalah dan individu yang berbeda akan
membaca nilai yang sama. Selain itu, akurasi yang melekat pada meter digital jauh lebih besar
daripada meter analog. Untuk alasan ini, kita akan membahas secara singkat voltmeter digital
dan instrumen terkait. Inti meter digital adalah osilator atau "jam" yang sering kali merupakan
seruan kuarsatal. Ketika kristal semacam itu terhubung ke komponen listrik yang tepat, ia
menghasilkan tegangan keluaran yang hampir sinusoidal dengan frekuensi tetap. Frekuensi ini
dikendalikan oleh dimensi kristal kuarsa. Contoh umum dari aplikasi perangkat tersebut adalah
jam tangan digital. Semua meter digital memiliki perangkat seperti itu, meskipun tidak semua
memiliki osilator kuarsa. Dalam beberapa, fungsi pengaturan waktu dilakukan melalui sirkuit
terpadu. Output jam biasanya "dibentuk" secara elektronik menjadi serangkaian pulsa, satu pulsa
untuk setiap siklus osilasi jam.

Landasan instrumentasi digital adalah voltmeter digital. Operasi tipikal dicirikan sebagai
berikut: (1) kemampuan untuk menghasilkan tegangan referensi internal dan menurunkannya
secara linier dari 10 V ke 0 V pada laju 0,1 V/s, (2) kemampuan untuk membandingkan tegangan
referensi dengan tegangan yang diukur dan untuk menghasilkan sinyal ketika keduanya sama,
dan (3) kemampuan untuk menghasilkan sinyal lain ketika tegangan referensi telah mencapai 0
V. Untuk mempermudah, asumsikan bahwa jam menghasilkan satu pulsa setiap detik. Biarkan
kami lihat bagaimana tegangan dapat ditentukan menggunakan rangkaian kemampuan ini.
Semua yang kita butuhkan lakukan adalah mulai menghitung pulsa clock ketika tegangan
referensi sama dengan tegangan sedang diukur dan berhenti menghitung ketika tegangan
referensi mencapai nol. Jika. misalnya, jumlah total 23 diperoleh dalam pengukuran yang
diberikan, ini berarti bahwa 23 detik berlalu antara waktu "hitungan awal" dan "hitungan
berhenti". Sejak referensi tegangan turun 0,1 V/s, tegangan terukur adalah 2,3 V. Gambar 4.17
mengilustrasikan konsep-konsep ini.

Voltmeter digital dapat diubah menjadi ammeter dengan memasukkan resistor presisi di dalam
instrumen dan mengukur penurunan tegangan pada resistor ini yang disebabkan oleh arus yang
tidak diketahui. Dengan cara yang sama, resistansi yang tidak diketahui dapat diukur dengan
memasukkan arus akurat yang melewati resistor yang tidak diketahui. Dalam kedua kasus ini
desain instrumen sedemikian rupa sehingga pembacaan digital adalah nilai arus atau resistansi
yang diinginkan.

Contoh sederhana yang diberikan di atas untuk mengilustrasikan pengoperasian meter digital
sesuai dengan tujuannya tetapi agak menyesatkan karena kami telah menetapkan jam yang
sangat lambat. Faktanya, jam yang digunakan dalam instrumentasi yang tersedia memancarkan
pulsa dengan kecepatan yang jauh lebih tinggi daripada yang ditentukan di atas. Pengukur
digital, tentu saja, menyatu dengan tampilan digital. Karena pulsa tersedia dalam sistem, ini
digunakan untuk menggerakkan sirkuit tampilan secara langsung. Dengan cara ini, satu set dioda
pemancar cahaya, misalnya, dapat digunakan dengan sedikit kerumitan rangkaian tambahan.

Perlu disebutkan satu perbedaan tambahan yang signifikan antara instrumen analog dan
digital. Meter analog pada dasarnya merespon, dan mengukur, arus. Besarnya torsi yang
dihasilkan pada gerakan meter secara langsung berhubungan dengan jumlah arus yang mengalir
melalui meter. Situasi ini saling melengkapi dalam kasus instrumen digital. Perangkat ini
merespon dan mengukur tegangan secara langsung. Ini adalah hasil dari perilaku fisik sirkuit
terpadu yang terdiri dari instrumen digital.

2.6 SIRKUIT INPUT DASAR

Diagram blok metode umum pengumpulan, pemrosesan, dan tampilan informasi fisik
ditunjukkan pada Gambar 4.18. Blok pertama mewakili transduser, yang berfungsi untuk
mengubah nilai properti fisik yang diinginkan menjadi sinyal listrik dengan cara "setia". Bagian
selanjutnya dari bab ini membahas transduser tersebut, dan kami akan menyebutkan beberapa
contoh di sini. Mikrofon mengubah tekanan menjadi tegangan listrik yang setara. Termokopel
mengubah suhu menjadi tegangan listrik yang setara. Sebuah sel surya mengubah cahaya datang
menjadi arus listrik yang ekivalen, dan seterusnya.

Output listrik dari transduser harus dihubungkan ke beberapa sirkuit tambahan jika kita ingin
menggunakannya untuk apa pun. Perawatan harus dilakukan untuk memastikan bahwa rangkaian
input ini tidak mengubah nilai output transduser. Blok ketiga pada Gambar 4.18 diberi label
"pengkondisian sinyal"; ini mengacu pada berbagai teknik yang tersedia untuk mengurangi efek

kebisingan. Istilah ini digunakan dalam pengertian umum berarti setiap sinyal listrik yang
mungkin ada di samping keluaran transduser. Blok berikutnya adalah segmen transmisi, yang
secara sederhana menunjukkan bahwa kami mungkin dalam beberapa kasus perlu melakukan
pengukuran di satu lokasi fisik dan mengirimkan sinyal ke tempat lain untuk diproses lebih
lanjut, ditampilkan, dan/atau penyimpanan. Langkah berikutnya-ke-terakhir menunjukkan
kebutuhan untuk memproses sinyal setelah transmisi.

Kami tidak akan membahas secara rinci di sini, tetapi, misalnya, jika Anda mendengarkan
keluaran pemancar radio AM, Anda tidak akan mendengar apa pun. Itu karena frekuensi
transmisi semacam itu jauh lebih tinggi daripada kemampuan respons telinga manusia. Penerima
radio menyediakan pemrosesan yang diperlukan untuk mengubah sinyal menjadi suara frekuensi.

Blok tampilan pada Gbr. 4.18 menunjukkan kebutuhan pada akhirnya untuk menampilkan elec
sinyal trikal dalam beberapa bentuk yang dapat dipahami. Contohnya termasuk layar sinar
katoda, disket, pita magnetik, jalur keluaran printer, dan plotter xy. Pada bagian ini, kita akan
membahas beberapa jenis perwakilan dari rangkaian input. Pertimbangkan sensor gas, yang
resistansinya berubah sebagai fungsi dari konsentrasi gas di sekitar sensor. Jenis rangkaian input
sederhana menggunakan arus mengalir melalui resistansi sensor sebagai indikasi nilai resistansi.
Biarkan sensor dirangkai seri dengan baterai dan gambarkan baterai sebagai kombinasi seri dari
sumber tegangan ideal E, dan resistansi internal R, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 4.19.

Perubahan konsentrasi gas menghasilkan perubahan resistansi, seperti yang ditunjukkan oleh
kontak bergerak. Arus diberikan oleh persamaan 4.11 yaitu :

Resistansi maksimum transduser adalah R, dan arus dapat ditulis dalam bentuk tak berdimensi
sebagai:

Akan diinginkan untuk memiliki keluaran arus yang bervariasi secara linier dengan resistansi
transduser. Sayangnya, ini tidak terjadi, seperti yang ditunjukkan persamaan terakhir, meskipun
outputnya mungkin mendekati linier untuk beberapa rentang operasi. Rangkaian yang
ditunjukkan di atas dapat dimodifikasi dengan menggunakan voltmeter, seperti yang ditunjukkan

pada Gambar 4.20. Mari kita asumsikan bahwa impedansi internal voltmeter sangat besar
dibandingkan dengan resistansi dalam rangkaian, sehingga kita dapat mengabaikan arus yang
ditarik oleh meteran. Artinya, meteran terlihat seperti sirkuit terbuka. Aliran saat ini masih
diberikan oleh persamaan 4.11. Biarkan E menjadi tegangan transduser, seperti yang ditunjukkan
pada Gambar 4.20. Kemudian

Sekarang kita telah memperoleh indikasi tegangan sebagai ukuran resistansi R, tetapi keluaran
nonlinier masih diperoleh. Keuntungan rangkaian pada Gambar 4.20 dibandingkan rangkaian
pada Gambar 4.19 adalah bahwa pengukuran tegangan seringkali lebih mudah dilakukan
daripada pengukuran arus, seperti yang telah kita catat untuk meter digital. Rangkaian peka
tegangan disebut rangkaian ballast. Kita dapat mendefinisikan sensitivitas sirkuit ballast sebagai
laju perubahan tegangan transduser sehubungan dengan resistansi transduser R. Jadi,

Kami ingin merancang rangkaian sehingga sensitivitas S maksimal. Variabel desain rangkaian
yang kita miliki adalah resistansi tetap R, sehingga kita ingin memaksimalkan sensitivitas

terhadap variabel ini. Kondisi memaksimalkan

berbohong. Jadi, untuk sensitivitas maksimum kita harus mengambil R = R. Tetapi karena R
adalah variabel, kita dapat memilih nilai R, hanya untuk rentang R di mana sensitivitasnya
menjadi maksimum.

Dalam kedua rangkaian di atas pengukuran arus telah digunakan sebagai indikator nilai resistansi
variabel transduser.

Dalam beberapa kasus lebih nyaman untuk menggunakan rangkaian pembagi tegangan seperti
yang digambarkan pada Gambar 4.21. Dalam pengaturan ini tegangan tetap En terkesan
melintasi resistansi transduser total Rm, sedangkan kontak variabel dihubungkan ke voltmeter
dengan resistansi internal R. Jika impedansi meteran cukup tinggi, tegangan yang ditunjukkan E
akan berbanding lurus dengan resistansi variabel R; itu adalah,

>> R Dengan resistansi meter yang terbatas, arus ditarik yang mempengaruhi pengukuran

tegangan. Mempertimbangkan resistansi internal meter, arus yang ditarik dari sumber tegangan
adalah

Oleh karena itu, tegangan yang ditunjukkan adalah

Sebagai hasil dari aksi pembebanan meter, tegangan tidak berubah secara linier dengan resistansi

R. Jika Persamaan. (4.19) dianggap sebagai hubungan sebenarnya antara tegangan dan resistansi,
maka ekspresi untuk kesalahan pembebanan dapat ditulis sebagai:

Kami ingin tahu berapa banyak rasio tegangan Persamaan. (4.19) berbeda dari hubungan linier
sederhana dari Persamaan. (4.17), yang akan diamati pada kondisi rangkaian terbuka atau untuk
impedansi meter yang sangat besar. Dengan demikian kami menggunakan Persamaan. (4.19)
untuk nilai sebenarnya dan Persamaan. (4.17) untuk indikasi linier yang diasumsikan dan hitung
kesalahan pembebanan sebagai

Kita dapat mencatat bahwa perilaku Persamaan. (4.20a) sedemikian rupa sehingga kesalahan
pembebanan menjadi nol pada setiap ujung skala resistansi, yaitu untuk R/Rm = 0 dan 1,0.
Persamaan (4.20a)
menyatakan kesalahan pembebanan sebagai sebagian kecil dari pembacaan tegangan yang
diperoleh dalam Persamaan. (4.19). Kesalahan mentah atau penyimpangan dari indikasi linier
adalah

Rangkaian pembagi tegangan yang ditunjukkan pada Gambar 4.21 memiliki kelemahan bahwa
tegangan yang ditunjukkan dipengaruhi oleh pembebanan meteran. Kesulitan ini dapat diatasi
dengan memanfaatkan rangkaian potensiometer penyeimbang tegangan, seperti yang
ditunjukkan pada Gambar 4.22. Dalam susunan ini tegangan yang diketahui Eo dibunyikan pada

resistor R. sedangkan tegangan yang tidak diketahui dibubuhkan pada resistor yang sama melalui
galvanometer dengan hambatan dalam R, dan kontak bergerak pada resistor R. Pada beberapa
posisi kontak bergerak galvanometer akan menunjukkan arus nol, dan tegangan yang tidak
diketahui dapat dihitung dari

Perhatikan bahwa resistansi internal galvanometer tidak mempengaruhi pembacaan dalam kasus
ini; Namun, hal itu mempengaruhi sensitivitas sirkuit. Rangkaian potensiometer penyeimbang
tegangan digunakan untuk pengukuran yang tepat dari potensial listrik kecil, terutama yang
dihasilkan oleh termokopel. Untuk menentukan secara akurat tegangan E yang tidak diketahui,
tegangan suplai E, harus diketahui secara akurat. Baterai biasanya digunakan untuk tegangan
suplai, tetapi ini merupakan sumber yang tidak dapat diandalkan karena karakteristik penuaan.
Masalah penuaan diselesaikan dengan menggunakan pengaturan sel standar untuk
menstandarisasi tegangan baterai secara berkala, seperti yang ditunjukkan secara skematis pada
Gambar 4.23. Ketika sakelar S pada posisi A dan sakelar S, ditutup, rangkaiannya sama seperti
Gambar 4.22. Kemudian, ketika sakelar S dibuka dan sakelar S2 Sy dibuka, a ditempatkan pada
posisi B, sel standar E terhubung dalam rangkaian. Resistansi kompensator variabel R, disetel
hingga galvanometer menunjukkan kondisi keseimbangan. Resistor pelindung R, kemudian
dapat dilewati dengan menutup sakelar S, dan penyetelan halus resistor kompensator dilakukan.
Resistor pelindung R₁ ditempatkan di sirkuit untuk menghindari pengurasan arus yang
berlebihan pada sel standar dan juga untuk melindungi galvanometer. Perhatikan bahwa
tegangan sel standar ditekankan pada bagian tetap dari resistansi R. Setelah baterai
distandarisasi, sakelar S₂ dapat ditempatkan pada posisi A dan tegangan E yang tidak diketahui
diukur. Baterai mungkin distandarisasi sesering yang diperlukan untuk aplikasi tertentu. Sel
standar hanya akan digunakan untuk aplikasi laboratorium. Standar tegangan solid-state akan
digunakan untuk sebagian besar pengukuran.

2.7 Amplifier

Amplifier adalah salah satu perangkat elektronika yang terdiri dari rangkaian beberapa
komponen yang berguna untuk memperkuat sinyal output pada suara. Amplifier akan memproses
gelombang suara yang masuk, misalnya dari HP atau DVD untuk dijadikan suara yang memiliki
tekanan lebih besar dengan menyesuaikan watt dari amplifier itu sendiri.

Sebab pada dasarnya, semua amplifier akan memiliki karakteristik dan besar watt yang berbeda,
tergantung amplifier itu termasuk kelas dan jenis apa. Sedangkan untuk poin-poin yang bisa
diambil adalah sebagai berikut:

 Amplifier bisa mengubah sinyal audio rambatan kecil yang berbentuk analog sebagai
input menjadi lebih besar untuk output.

 Untuk bisa mendapatkan inputnya, maka akan dibutuhkan alat transduser seperti
mikrofon yang bisa mengkonversikan suara menjadi listrik.
 Jenis sinyal listrik tipe AC atau bolak-balik akan diperkuat lagi tegangannya, sehingga
bisa menjadi output lebih besar. Pada umumnya besaran penguatannya disebut dengan
gain dan akan diberikan potensiometer untuk mengaturnya.

Dengan demikian, jadi bisa dikatakan bahwa speaker akan mengkonversikan suara menjadi lebih
besar. Misalnya, apabila Anda melihat pada sebuah speaker, megaphone dan lain-lain.

Fungsi Amplifier

Pada dasarnya, amplifier banyak dipakai untuk menghasilkan sinyal suara output yang kuat atau
lebih besar. Namun amplifier juga memiliki beberapa fungsi, antara lain:

1. Menyesuaikan Suara Keluar (Output)

Perangkat elektronik berupa amplifier dapat membuat output-nya memiliki sinyal suara yang
sama dengan inputnya. Sebab amplifier mempunyai komponen pre-amp di dalamnya.

Selain itu, untuk sinyal-sinyal masukan atau input seperti:

1. DVD.

2. MP3 Player.

3. Dan sebagainya.

Akan memiliki kualitas yang berbeda-beda ketika gelombang suaranya diproses oleh amplifier.

Namun, dengan hadirnya komponen pendukung tersebut, maka amplifier akan bisa menguatkan
dan menyamakan suara yang dihasilkan.

2. Bisa Mengatur Karakteristik Suara

Amplifier juga berguna untuk mengatur karakteristik dari audio seperti karakter bass, treble,
balance, midle, volume, dan gain.

Ditambah lagi jika di dalamnya terdapat komponen AUX (seperti yang ada di TOA). Maka
karakteristik suara pada suatu amplifier akan bisa diubah sesuai dengan yang kita inginkan.
Biasanya untuk para pecinta elektronik akan menambahkan beberapa aksesoris lain untuk
mengatur suara yang dihasilkan, seperti:

 Equalizer.

 Crossover.

 Mixer.

 Compressor

 Dlms (Digital Loudspeaker Management System).

 Dan sebagainya.

3. Sebagai Penguat Suara

Penguat suara ini adalah fungsi utama dari sebuah amplifier, yakni dengan menguatkan sinyal
audio yang kemudian sinyal tersebut akan dikeluarkan melalui gelombang pada loudspeaker.

Namun sebelumnya, gelombang sinyal suara input yang ada akan dikonversikan terlebih dulu
menjadi sinyal listrik supaya tegangannya bisa naik. Jika tegangan sudah naik, maka suara yang
dihasilkan akan menjadi lebih besar

Jenis Amplifier

ada dasarnya, amplifier bisa dibedakan menjadi 4 jenis, antara lain:

1. Output Transformer

2. Output Transformer Less

3. Output Capacitor Less

4. Bridge Transformer Less.


Untuk penjelasan dari keempat jenis tersebut ada dibawah ini ya.

1. Power Amplifier OT (Output Transformer)

Pengertian amplifier OT adalah jenis power amplifier yang memakai kopling atau sebuah trafo
untuk menghubungkan rangkaian penguat akhir dengan beban pengeras suara.Untuk respon
dari frekuensi amplifier jenis Ot sendiri berupa range audio menengah, sehingga reproduksi
suara nada karakter bass tidak begitu bagus.Sedangkan keunggulan dari jenis Ot adalah bisa
tahan terhadap short sircuit penguat akhir. Oleh karena itu, penguat suara (loudspeaker) akan
menjadi awet dan tidak cepat rusak.Amplifier jenis OT biasanya akan sering dipakai menjadi
pengeras suara ketika berpidato, ceramah dan lain-lain.

2. Power Amplifier OTL (Output Transformer Less)

Pengertian amplifier OTL yang tidak memakai transformator atau trafo sebagai kopling dari
rangkaiannya dengan pengeras suara.Untuk jenis amplifier ini memiliki ciri khas yang terdapat
pada jenis catu daya (power supply). Power amplifier OTL juga memakai tegangan non simetris
untuk memfungsikannya.Bukan hanya itu saja, ciri khas lain dari power amplifier ini memiliki
ukuran kapasitor yang cukup besar, bisa lebih dari 1.000µF.Komponen kapasitor yang dipakai
dalam rangkaian amplifier ini biasanya berupa ELCO yang memiliki arah polaritas yang terdiri
dari kutub positif (+) dan negatif (-). Sedangkan fungsi utama dari ELCO pada power amplifier
salah satunya adalah untuk menstabilkan tegangan listrik.Sementara untuk pengaplikasiannya,
power amplifier jenis OTL biasanya akan dipakai dalam perangkat elektronik seperti televisi,
handphone, radio, laptop, dan sebagainya.

3. Power Amplifier OCL (Output Capacitor Less)

Power amplifier jenis OCl biasanya akan digunakan sebagai penguat daya amplitudo yang besar,
sebab amplifier OCL akan dipasangkan catu daya (power supply) simetris.Selain itu, jenis
amplifier OCL banyak dianggap lebih aman pada suara output yang dikeluarkan ke beban
pengeras suara (loudspeaker).Ciri khas atau karakteristik dari jenis amplifier ini adalah pada
salah satu ujung beban keluaran yang terhubung dengan output CT di transformer.CT pada
transformer berguna untuk sumber tegangan pada titik simpul atau tengah dari suatu gelombang
suara yang dihasilkan. Oleh sebab itu, gelombang suara yang dihasilkan oleh amplifier ini akan
lebih besar dan karakter bass-nya terasa dibanding lainnya.

4. Power Amplifier BTL (Bridge Transformer Less)

Pengertian amplifier BTL merupakan penggabungan dari dua amplifier menggunakan sebuah
sistem yang biasa disebut pecinta elektro sebagai bridge.Oleh sebab itulah, amplifier BTL akan
mendapatkan sinyal amplitudo sebesar 2 kali lipat daripada hanya menggunakan satu saja. Untuk
sekarang ini, jenis amplifier BTL (bridge) memiliki dua jenis, yakni:

1. Power Amplifier Full Bridge.

2. Power Amplifier Half Bridge.

Akan tetapi, permasalahan yang sering terjadi pada jenis amplifier BTL adalah memiliki suhu
panas berlebihan pada masing-masing IC (Integrated Circuit).Nah, untuk mengatasinya adalah
dengan diberikan pendingin (heatsink) yang cukup besar pada setiap IC dan kipas untuk
pembuang suhu panas supaya tidak mudah terbakar dan hangus.

2.8 Transformers

Transformator atau sering disingkat dengan istilah Trafo adalah suatu alat listrik yang dapat
mengubah taraf suatu tegangan AC ke taraf yang lain. Maksud dari pengubahan taraf tersebut
diantaranya seperti menurunkan Tegangan AC dari 220VAC ke 12 VAC ataupun menaikkan
Tegangan dari 110VAC ke 220 VAC.  Transformator atau Trafo ini bekerja berdasarkan prinsip
Induksi Elektromagnet dan hanya dapat bekerja pada tegangan yang berarus bolak balik
(AC).Transformator (Trafo) memegang peranan yang sangat penting dalam pendistribusian
tenaga listrik. Transformator menaikan listrik yang berasal dari pembangkit listrik PLN hingga
ratusan kilo Volt untuk di distribusikan, dan kemudian Transformator lainnya menurunkan
tegangan listrik tersebut ke tegangan yang diperlukan oleh setiap rumah tangga maupun
perkantoran yang pada umumnya menggunakan Tegangan AC 220Volt.
Bentuk dan Simbol Transformator (Trafo)

Berikut ini adalah gambar bentuk dan simbol Transformator :

Prinsip Kerja Transformator (Trafo)

Sebuah Transformator yang sederhana pada dasarnya terdiri dari 2 lilitan atau kumparan kawat
yang terisolasi yaitu kumparan primer dan kumparan sekunder. Pada kebanyakan Transformator,
kumparan kawat terisolasi ini dililitkan pada sebuah besi yang dinamakan dengan Inti Besi
(Core).  Ketika kumparan primer dialiri arus AC (bolak-balik) maka akan menimbulkan medan
magnet atau fluks magnetik disekitarnya. Kekuatan Medan magnet (densitas Fluks Magnet)
tersebut dipengaruhi oleh besarnya arus listrik yang dialirinya. Semakin besar arus listriknya
semakin besar pula medan magnetnya. Fluktuasi medan magnet yang terjadi di sekitar kumparan
pertama (primer) akan menginduksi GGL (Gaya Gerak Listrik) dalam kumparan kedua
(sekunder) dan akan terjadi pelimpahan daya dari kumparan primer ke kumparan sekunder.
Dengan demikian, terjadilah pengubahan taraf tegangan listrik baik dari tegangan rendah
menjadi tegangan yang lebih tinggi maupun dari tegangan tinggi menjadi tegangan yang
rendah.Sedangkan Inti besi pada Transformator atau Trafo pada umumnya adalah kumpulan
lempengan-lempengan besi tipis yang terisolasi dan ditempel berlapis-lapis dengan kegunaanya
untuk mempermudah jalannya Fluks Magnet yang ditimbulkan oleh arus listrik kumparan serta
untuk mengurangi suhu panas yang ditimbulkan.

2.9. PENGKONDISIAN SINYAL

Pengkondisi sinyal merupakan suatu operasi elektronik untuk mengkonversi sinyal tersebut
menjadi sinyal yang sesuai dengan komponen elektronik lain yang diperlukan di dalam sistem
kontrol. Pengkondisian sinyal dibagi menjadi dua bagian, yaitu pengkondisi sinyal secara analog
dan secara digital. Pengkondisian secara analog menghasilkan sinyal keluaran yang masih
merepresentasikan sinyal analog yang variabel. Pada aplikasi pemrosesan digital, beberapa
pengkondisi sinyal analog tertentu dilakukan sebelum konversi analog ke digital dikerjakan.

Konsep Pembebanan

Salah satu hal yang sangat penting dalam pengkondisian sinyal analog adalah adanya
pengaruh pembebanan pada suatu rangkaian oleh rangkaian lain, yang dapat
menyebabkan terjadinya ketidakpastian dalam amplituda tegangan. Gambar 2.2
memperlihatkan efek pembebanan pada sensor, yang dalam hal ini dinyatakan dalam
rangkaian setara Thevenin.

Gambar 1.6 Rangkaian ekivalen Thevenin sensor untuk memperlihatkan efek


pembebanan pada sensor                                                          
dengan : Vy = tegangan beban

Vx = tegangan sensor dalam keadaan rangkaian terbuka

Rx = impedansi internal sensor

RL = impedansi beban.

2.10 Volmeter Elektronik

Voltmeter merupakan alat elektronik yang biasa kita gunakan sehari-hari. Adanya
voltmeter ini menunjukkan bahwa teknologi memang sudah jadi hal yang umum
digunakan saat ini. Perkembangan teknologi memang sangat pesat. Semua itu pada
dasarnya adalah untuk memuaskan manusia di dunia. Semakin bertambahnya waktu,
orang akan disibukkan dengan aktivitasnya sendiri. Itu mengapa, teknologi hadir untuk
membantu menyelesaikan beberapa kebutuhan sehari-hari harus dipenuhi.
Voltmeter digital

Voltmeter digital adalah voltmeter yang menunjukkan hasil pengukuran tegangan listrik secara
digital. Prinsip kerjanya adalah mengubah tegangan masukan analog menjadi digital. Volmeter
digital menggunakan pengubah analog-ke-digital. Representasi digital dilakukan dengan
menggunakan kode-BCD. Pemakaian pengubah analog-ke-digital hanya dilakukan jika tegangan
listrik yang akan diukur bernilai kecil. Pada tegangan tinggi, pengubah analog-ke-digital
didahului oleh potensiometer. Setelah tegangan listrik dapat diperkecil, barulah diukur dengan
pengubah analog-ke-digital. Cara lain yang digunakan adalah penggunaan resistor dalam
pengukuran jatuh tegangan. Voltmeter digital umumnya memiliki tampilan empat digit. Pada
voltmeter digital dengan jumlah digit lebih dari empat, ketepatan pengukuran menurun.

2.11. OSILOSKOP

Osiloskop merupakan alat ukur elektronika yang fungsinya memproyeksikan bentuk sinyal listrik
agar dapat dilihat dan dipelajari. Pada osiloskop dilengkapi dengan tabung sinar katode.
Kemudian peranti pemancar elektron akan memproyeksikan sorotan elektron ke layar tabung
sinar katode. Sorotan elektron tersebut membekas pada layar. Rangkaian khusus dalam osiloskop
akan menyebabkan sorotan bergerak berulang-ulang dari kiri ke kanan. Proses pengulangan ini
menyebabkan bentuk sinyal yang berkelanjutan sehingga dapat dipelajari.[1] Osiloskop dapat
digunakan untuk merekam sinyal tegangan dari waktu ke waktu. Penganalisisan logika akan
merekam hingga 16 sinyal logika independen untuk sinyal digital. Serangkaian komponen
masukan dan keluaran logika yang disederhanakan tersebut dapat mempermudah penyidikan
rangkaian digital.

Cara kerja

Osiloskop bekerja dengan cara tabung sinar katode yang memiliki prinsip kerja sebagai elektron
yang kemudian dipancarkan dari katode. Kemudian akan menumbuk bidang gambar yang
dilapisi zat yang bersifat flourecent. Bidang gambar pada proses tersebut berfungsi sebagai
anode. Arah pergerakan elektron pada osiloskop dipengaruhi oleh medan listrik dan medan
magnetik. Pada osiloskop, sinar katode mengandung medan gaya listrik yang digunakan untuk
menggerakan elektron ke arah anode. Lempeng kapasitor yang terpasang vertikal ini akan
menghasilkan medan listrik, yang kemudian menumbuk garis lurus vertikal dinding gambar.
Apabila lempeng horizontal dipasang pada tegangan periodik, maka elektron yang pada awalnya
bergerak secara vertikal kemudian akan bergerak secara horizontal dengan kecepatan yang tetap
sehingga gelombang yang muncul pada layar monitor akan membentuk grafik sinusoidal.[10]
Osiloskop juga dapat digunakan untuk mengukur tegangan riak yang terdapat dalam tegangan
arus searah dengan mengatur posisi kopling arus bolak-balik pada osiloskop. Kapasitor yang
terdapat pada terminal masukan tersebut dipakai untuk melewatkan tegangan arus bolak-balik
dan menahan tegangan arus searah.[11] Hasil yang lebih tepat dapat diperoleh ketika osiloskop
digunakan untuk menghasilkan dan mengukur sinyal.

Cara penggunaan

Langkah-langkah dalam menggunakan osiloskop, sebagai berikut:

 Langkah pertama yang perlu dilakukan adalah mengkalibrasi dengan cara


menghubungkan osiloskop pada jaringan listrik kemudian menghidupkannya.
Selanjutnya mengamati tampilan pada layar monitor yang akan muncul garis lurus
mendatar (apabila tidak ada sinyal yang masuk).
 Selanjutnya atur fokus, intensitas, kemiringan, X posisi, Y posisi, dengan mengatur posisi
tersebut kemudian mengamati hasil pengukuran.
 Langkah selanjutnya gunakan tegangan referensi pada osiloskop sehingga dapat
melakukakan kalibrasi. Ada dua tegangan referensi yang dapat dijadikan acuan yaitu
tegangan persegi 2 vpp dan 0,2 vpp dengan frekuensi 1 KHz.
 Masukan probe pada terminal acuan sehingga akan muncul tegangan persegi yang
kemudian akan tertera pada layar monitor.
 Apabila yang dijadikan acuan adalah tegangan 2 vpp, maka pada posisi 1 Volt/div (satu
kotak vertikal mewakili tegangan 1 Volt) akan terdapat nilai tegangan dari puncak ke
puncak sebayak 2 kotak dan untuk time/div 1 ms/div (satu kotak horizontal mewakili
waktu 1 ms) harus terdapat satu gelombang untuk satu kotak.

Fungsi Osiloskop

Apa fungsi osiloskop? Selain mengetahui tentang pengertian osiloskop, ketahui juga tentang
fungsi alat ukur elektronik yang satu ini.
Fungsi utama osiloskop adalah mengukur besarnya sinyal dan frekuensi suatu perangkat
elektronik.

Beberapa fungsi lain dari osiloskop, yaitu:

 Alat ukur sinyal yang terisolasi

 Alat untuk mengukur besarnya tegangan listrik dan realisasinya terhadap waktu

 Untuk membantu membedakan arus listrik AC dan arus listrik DC

 Untuk mengecek sinyal dalam suatu rangkaian elektronik

 Untuk mengecek noise suatu rangkaian elektronik

 Menghitung perubahan aliran phase dalam sinyal input

 Mengukur amplitudo radiasi dari generator pemancar radio atau pembangkit sinyal
lainnya

Bagian Bagian Osiloskop

Jika dilihat secara sekilas osiloskop tampak sangat rumit dengan banyak bagian. Namun,
sebaiknya pahami terlebih dahulu setiap bagian yang ada agar tidak terkesan rumit.

Apa saja fungsi bagian-bagian osiloskop? Berikut ini bagian-bagian dari osiloskop, yaitu:

 Volt atau Div: mengeluarkan arus AC

 CH 1 atau Input X: memasukkan gelombang atau sinyal yang akan diukur

 AC-DC: memilih tingkat besaran yang akan diukur

 Ground: memilih besaran gelombang yang akan diukur

 Posisi Y: mengatur garis pada layar (ke atas atau ke bawah)

 Variabel: kalibrasi osiloskop agar tetap akurat

 Selector: pemilihan channel


 Layar: menampilkan hasil pengukuran

 Intent: mengatur tingkat kecerahan

 Rotation: mengatur letak garis dalam layar

 Fokus: mengatur tingkat ketajaman grafik

 Posisi X: mengatur garis (kanan dan kiri)

 Sweep Time Div: mengubah periode waktu dan frekuensi

 Mode: memilih jenis mode

 Level: menghentikan gerakan grafik

 Exi Trigger: trigger di luar osiloskop

 Cal 0,5 vp-p: melakukan kalibrasi awal

 Ground Osiloskop: komponen perangkat elektronik yang sedang diukur

 CH Input Y: membaca hasil analisis gelombang yang diukur


2.12 Perekam Keluaran

Keluaran dari rangkaian elektronik atau meter dapat direkam dalam beberapa cara. Itu osiloskop
penyimpanan berguna untuk merekam sinyal dinamis untuk analisis selanjutnya. Setiap jumlah
perangkat penghubung memungkinkan untuk menyimpan output di desktop atau laptop
komputer, hard drive magnetik portabel, CD rekaman, tape recorder digital, dan perekam pita
video untuk tampilan visual. Sinyal frekuensi rendah dapat direkam pada perekam strip-chart
yang menggunakan sirkuit dan mekanisme potensiometrik self-balancing. Perangkat ini hanya
berlaku hingga sekitar 5 Hz tetapi sangat berguna untuk merekam keluaran termokopel dan
sinyal tegangan rendah lainnya, atau dalam aplikasi di mana tampilan langsung tersedia untuk
jangka waktu pengukuran yang diperpanjang. Biaya penyimpanan informasi digital yang relatif
rendah menunjukkan bahwa mode ini perekaman output akan lebih lazim di masa depan.
Beberapa nilai relatif untuk kemampuan penyimpanan untuk media digital adalah "stik" memori
flash digital (kurang lebih 13 × 50 mm); 256 GB, CD yang dapat ditulis; 700 MB, DVD yang
dapat ditulis; 9 GB, dan hard digital drive lebih dari 3 TB.

2.13 Perhitungan-Waktu dan Frekuensi Pengukuran

Insinyur dipanggil untuk melakukan penghitungan tingkat dan pengukuran frekuensi

pada rentang interval waktu yang sangat luas. Penentuan putaran per

menit (rpm) pada mesin diesel kecepatan lambat mungkin melibatkan penghitung putaran
mekanis sederhana dan stopwatch yang dioperasikan dengan tangan. Dalam hal ini akurasi dari

pengukuran akan tergantung pada waktu respons manusia dalam memulai dan menghentikan

arloji (sekitar 0,2 detik). Pengukuran yang sama dilakukan pada mesin mobil

mungkin menggunakan transduser listrik yang menghasilkan pulsa untuk setiap putaran

mesin. Pulsa dapat diumpankan ke beberapa jenis perangkat penghitung, yang akan menetapkan
jumlah pulsa yang dihasilkan untuk peningkatan waktu tertentu. Akurasi dari

pengukuran akan kembali tergantung pada keakuratan spesifikasi interval waktu. Dalam kedua
kasus sederhana ini pengukuran frekuensi melingkar sedang dilakukan
melalui kombinasi pengukuran pencacahan dan pengukuran interval waktu.

Sebagian besar pengukuran frekuensi dilakukan oleh beberapa jenis operasi pencacahan.

Berbagai macam penghitung elektronik tersedia secara komersial. Instrumen ini memiliki sirkuit
internal yang memungkinkan mereka untuk digunakan untuk pengukuran:

frekuensi, periode, atau interval waktu pada rentang yang sangat luas. Instrumen ini biasanya
berisi empat set sirkuit internal:

1. Sirkuit pengkondisian sinyal input, yang mengubah sinyal input menjadi rangkaianpulsa
untuk menghitung.
2. Basis waktu, yang memberikan peningkatan waktu yang tepat selama pulsa dihitung.
3. Sebuah “gerbang” sinyal, yang memulai dan menghentikan alat penghitung.
4. Penghitung dan tampilan, yang menghitung pulsa dan menyediakan pembacaan digita.

2.13 Transduser

Transducer (Transduser) adalah suatu alat yang dapat mengubah suatu bentuk energi ke bentuk
energi lainnya. Bentuk-bentuk energi tersebut diantaranya seperti Energi Listrik, Energi
Mekanikal, Energi Elektromagnetik, Energi Cahaya, Energi Kimia, Energi Akustik (bunyi) dan
Energi Panas. Pada umumnya, semua alat yang dapat mengubah atau mengkonversi suatu energi
ke energi lainnya dapat disebut sebagai Transduser (Transducer).

jenis-jenisTransducer
Berdasarkan Fungsinya, Transduser terbagi menjadi 2 jenis yaitu Transduser Input dan Transder
Output. Hampir semua perangkat Elektronika terdapat kedua jenis Transduser tersebut. Berikut
ini adalah Blok Diagram sederhana dari Transduser Input ke Transduser Output.

1.Transduser Input (Input Transducer)

2.Transduser Output (Output Transducer)


2.14 Perbandingan Analog dan Instrumen Digital

Karena sebagian besar rangkaian instrumen dan perangkat pembacaan menggunakan teknik
digital, seseorang mungkin otomatis berasumsi bahwa semuanya harus dikonversi ke digital.
Tapi analog instrumen memiliki tempat mereka juga. Misalnya, ketika menyeimbangkan sirkuit
untuk mendapatkan kondisi nol, instrumen analog mungkin lebih mudah digunakan. Ketika
panel instrumen digunakan untuk menunjukkan kondisi operasi pabrik atau proses yang rumit,
instrumen analog mungkin lebih disukai karena operator terlatih dapat merasakan secara visual
posisi semua indikator lebih cepat dibandingkan dengan beberapa pembacaan digital. Sebagian
besar pengukuran fisik, seperti hambatan, tegangan, gaya, dan perpindahan, terjadi dalam bentuk
beberapa sinyal analog. Tentu saja, jika komputer langsung pemrosesan data harus dilakukan,
konversi analog ke digital harus dilakukan, dan berbagai peralatan komersial tersedia untuk
konversi tersebut.
BAB III

ANALISIS SOAL

Anda mungkin juga menyukai