Anda di halaman 1dari 7

Hubungan Persamaan Diferensial dgn Arus Listrik

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ilmu pengetahuan listrik bermula dari pengamatan, yang dikenal oleh Thales dari
Miletus di tahun 600 SM, yakni sepotong ambar yang digosokan menarik potongan
jerami kecil. Pelajaran mengenai magnetisme kembali pada pengamatan bahwa
batu batuan yang yang terdapat secara alami ( yakni magnetik ) akan menarik
besi. Kedua ilmu ini berkembang agak terpisah sampai 1820, ketika Hans Cristian
Cersted ( 1777 1851 ) mengamati suatu hubungan di antara keda duanya, yakni
bahwa arus listrik di dalam sebuah kawat dapat mempengaruhi sebuah jarum
kompas magnetik.
Ilmu pengetahuan baru mengenai elektromagnetisme dikembangkan lebih jauh oleh
banyak peneliti, dan salah seorang yang paling penting di antaranya adalah Michael
Faraday ( 1971 1867 ). James Nerk Maxwel ( 1831 1879 ) bertugas merumuskan
hukum- hukum elektrimagnetisme di dalam bentuk yang kita kenal sekarang ini.
Charles Augustian Coulomb ( 1736 1806 ) mengukur tarikan dan tolakan listrik
secara kuantitatif dan menyimpulkan hukum yagng mengatur tarikan dan tolakan
resebut. Jika a dan b bermuatan, maka gaya listrik pada a akan cenderung
memuntir serat gantungan. Hasil hasil percobaan Coulomb yang pertama dapat
dinyatakan oleh : F dimana F = besarnya gaya interaksi yang bekerja pada setiap
kedua dua muatan a dan b, r adalah jarak kedua muatan.
Gaya diantara muatan muatan bergantung pada besarnya muatan muatan
tersebut. Maka gaya tersebut adalah sebanding dengan hasil perkalian kedua dua
muatan.Dengan menyatakan rumus Coulomb yaitu F ,dimana q1 dan q2 adalah
ukuran relatif dari muatan pada bola a dan bola b. Pengukuran memperlihatkan
bahwa sebuah muatan negatif yang sama besarnya muncul pada kain sutra.
Hipotenusa kekekalan muatan ini telah terbukti benar menurut penyelidikan
eksperimen yang diteliti dua duanya untuk peristiwa skala besar pada tingkatan
atom dan nukilir. Sebuah medan listrik akan mengerahkan sebuah gaya pada
sebuah partikel bermuatan yang oleh persamaan : F = Eq dan gaya ini akan
mengahsilkan sebuah percepatan a = dimana m adalah massa partikel.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penulisan makalah ini antara lain :
Apa pengertian persamaan diferensial?
Bagaimana bentuk bentuk muatan listrik?
Bagaimana laju muatan listrik terhadap waktu dalam penerapan persamaan
diferensial ?

C. Tujuan Penulisan
Dapat menjelaskan penerapan persamaan diferensial pada laju muatan listrik
terhadap waktu.
D. Manfaat Penulisan
Manfaat penulisan makalah ini adalah :
Sebagai tugas kelompk mata kuliah persamaan diferensial
Meningkatkan pemahaman mahasiswa / mahasiswi tentang penerapan diferensial
dalam kehidupan sehari hari.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Persamaan Diferensial
Persamaan Diferensial adalah persamaan yang didalamnya terdapat suku suku
diferensial, yang dalam matematika diartikan sebagai suatu hubungan yang
mengaitkan suatu fungsi yang tidak diketahui, yang merupakan fungsi dari beberpa
variabel bebas, dengan turunan turunannya melalui variabel variabel yang di
maksud. PD digunakan untuk melakukan formulasi dan menyelesaikan
permasalahan yang melibatkan fungsi fungsi yang tidak diketahui, yang
merupakan dibentuk oleh beberapa variabel, seperti penjalaran suara dan panas,
elektrostatika, elektrodinamika, aliran fluida, elastisitas, atau lebih umum segala
macam proses yang terdistribusi dalam ruang, atau terdistribusi dalam ruang dan
waktu. Kadang beberapa permasalahan fisis yang amat berbeda memiliki formulasi
matematika yang mirip satu sama lain.
Bentuk paling sederhana dari persamaan diferensial adalah :
=0
Dimana u suatu fungsi tak diketahui dari x dan y. Hubungan ini mengisyaratkan
bahwa nilai nilai u ( x, y ) adalah tidak bergantung dari x. Oleh karena itu solusi
umum dari persamaan ini adalah
u (x, y ) = f ( y )
dimana f adalah suatu fungsi sembarang dari variabel y. Analogi dari persamaan
diferensial biasa untuk persamaan ini adalah
= 0, yang memiliki solusi u ( x ) = c
Dimana c bernilai konstan ( tidak bergantung dari nilai x ). Kedua contoh di atas
menggambarkan bahwa solusi umum dari persamaan diferensial biasa melibatkan
suatu konstanta sembarang, akan tatapi solusi persamaan diferensial parsial
melibatkan suatu fungsi sembarang. Sebuah solusi dari persamasan diferensila
parsial secara umu tidak unik, kondisi tambahan harus disertakan lebih lanjut pada
syarat batas dari daerah dimana solusi didefinisikan. Sebagai gambaran dalam
contoh sederhana di atas, fungsi f ( y ) dapat ditentukan jika u disfesifikasikan pada
sebuah garis x = 0.
1. Bentuk Muatan Listrik
Muatan listrik ( Q ) terbagi dua yaitu muatan listrik positif ( + ) dan muatan listrik
negatif ( - ). Jika batang ebonit digosok dengan kain wol, maka ebonit bermuatan
listrik negatif sedangkan jika kaca digosok dengan kain sutra, maka kaca bermuatan
lisrik positif. Muatan listrik sejenis tolak menolak sedangkan yang berlainan jenis
tarik menarik. Konduktor adalah zat yang mudah di lalui oleh muatan listtrik. Contoh
: besi, tembaga. Isolator adalah zat yang sulit dilalui oloeh muatan lisrik. Contoh :
karet dan kaca.
Medan listrik adalah efek yang ditimbulkan oleh keberadaan muatan listrik, seperti
elektron, ion, atau proton, dalam ruangan yang disekitarnya. Medan listrik memiliki
satuan N/C atau dibaca Newton/Coulomb. Medan listrik umumnya dipelajari dalam
fisika dan bidang bidang terkait. Secara tak langsung bidang elektronika telah
memanfaatkan medan listrik dalam kawat konduktor ( kabel ).
Rumus matematika untuk medan listrik dapat diturunkan melalui hukum Coulomb,
yaitu gaya antara dua titik muatan :
F=r
Tanda muatan listrik

Muatan listrik dapat bernilai negatif, nol ( tidak terdapat muatan atau jumlah satuan
muatan positif dan negatif sama ) nilai muatan ini akan mempengaruhi perhitungan
medan listrik dalam hal tandanya, yaitu positif atau negatif ( atau nol ). Apabila
pada setiap titik disekitar sebuah ( atau bebeapa ) muatan dihitung medan
listriknya dan digambarkan vektor vektornya, akan terlihat garis garis yang
berhubngan, yang di sebut sebagai garis garis medan listrik yang disebabkannya
berasal darinya atau menuju darinya. Telah ditentukan ( berdasarkan gaya yang
yang di alami oloeh muatan uji positif ), bahwa
Muatan positif ( + ) akan menyebabkan garis garis medan listrik berarah dari
padanya menuju kekuar. Muatan negatif ( - ) akan menyebabkan garis garis
medan listrik berarah menuju masuk padanya. Muatan nol tidak menyebabkan
adanya garis garis medan listrik
2. Laju Muatan listrik terhadap waktu dengan penerapan persamaan diferensial
Hukum Ampere menyatakan bahwa medan magnet dapat ditimbulkan melalui dua
cara, yaitu lewat arus listrik ( perumusan awal hukum Ampere ), dan dengan
mengubah medan listrik ( tambahan Maxwell ). Koreksi Maxwell terhadap hukum
Ampere cukup penting. Dengan demikian, hukum ini menyatakan bahwa perubahan
medan listrik dapat menimbulkan medan magnet, dan sebaliknya. Dengan
demikian, meskipun tidak ada muatan listrik atau arus listrik, masih dimungkinkan
buat memiliki gelombang osilasi medan magnet dan medan listrik yang stabil dan
dapat menjalar terus menerus. Persamaan Maxwell mendeskripsikan gelombang ini
secara kuantitatif, dan lebih lanjut lagi meramalkan bahwa gelombang ini mestilah
memiliki laju tertentu yang universal. Laju ini dapat dihitung cukup dari dua
konstanta fisika yang dapat diukur ( konstanta elektrik dan konstanta magnetik ).
Banyak masalah dalam kehidupan sehari hari, khususnya dalam fisika dan teknik
yang model matematikanya berbentuk persamaan diferensial orde 2. Misalanya
dalam masalah jaringan listrik, osilasi, gerak pendulum sederhana dan sebagainya.
Rangkaian Listrik
Misalnya pada aliran arus listrik rangkaian seri sederhana sebagaimana
digambarkan berikut :
R

+
E (t)
-L
-+C
Gambar : jaringan listrik seri sederhana RLC
Simbol E menyatakan tenaga elektromotif ( elektrotife force ) dapat berupa baterai
atau generator yang menghasilkan beda potensial yang atau voltase yang
menyebabkan arus listrik mengalir sepajang jaringan saklar ( switch ) s di tutup.
Simbol R menyatakan hambatan atau tahanan ( resistance ) terhadap arus lisrik
misalnya lampu. Bila arus mengalir melalui kumparan ( coil ) L, medan magnet
dihasilkan yang menetang setiap perubahan arus yang melalui kumparan.
Perubahan voltase yang dihasilkan oleh kumparan berbanding langsung dengan
rata rata perubahan arus listrik, dan konstan perbandingannya disebut induktansi
L dari kumparan. Kapasitor atau kondensor ditunjukan dengan simbol C biasanya
terdiri dari dua piringan tembaga dipisahkan oleh suatu penyekat sehingga arus
listrik yang sangat kecil dapat mengalir. Kapasitor memiliki efek membalik
( reserve ) aliran listrik menjadi muatan (charge ). Misalnya Q adalah muatan pada
kapasitor C. Menurut hukum Kirchoff kedua untuk jaringan listrik : bahwa pengaruh
voltase sama dengan jumlah penurunan voltase pada jaringan.
Penurunan voltase melintasi tahanan R ohm sama dengan RI ( Hukum Ohm )
Penurunan voltase melintasi induktansi L Henry sama dengan L
Penurunan voltase melintasi kapasitansi C farad dengan
Berdasarkan hukum Kirchoff kedua ini pada rangkaian listirk RLC sebagaimana
gambar di atas menghasilkan persamaan diferensial :
E(t) = L + RI + ................. ( 1 )
Dan karena
I(t) =
Maka diperoleh persamaan diferensial orde 2 :
L + R + = E(t) .................... ( 2 )
Selanjutnya persamaan diferensial ( 2 ) dapat di cari solusinya untuk Q (t) dan
berkeinginan untuk mencari I (t) dapat memanfaatkan hubungan
I (t) = ,
Apabila orang akan mencari I langsung dari persamaan dapat di lakukan dengan
cara berikut :
Misalkan Q (t) = + dan E(t) = ada.
Diferensialkan persamaan LQ + RQ + = E , dihasilkan
LQ + RQ + Q = E
Karena I (t) = Q(t) maka, Li + Ri + i = E

CONTOH :
Sebuah rangkaian listrik RLC dengan tenaga elektromotif E = 100 sin 60 t volt,
suatu tahanan 2 ohm, induktansi 0,1 henry, dan kapasitor farad. Jika kondisi awal
arus dan muatan pada kapasitor keduanya nol. Carilah muatan pada sebarang
waktu t > 0.
Jawab :
Pada rangkaian listrik sederhana ini, dipunyai :
L = , R = 2 , C = , dan E = 100 sin 60 t
Bentuk persamaan :
E (t) = L + RI + ................................ ( 1 )
Dan karena, I (t) = , maka diperoleh persamaan persamaan diferensial orde 2.
L + R + = E (t) .............................( 2 )
Substitusikan ke persamaan L + R + = E (t)
+ 2 + 260 Q(t) = 100 sin 60 t ................x 10
Diperoleh persamaan diferensial :
+ 2 + 260 Q(t) = 100 sin 60 t ..................................... x 10
Sehingga menjadi :
+ 20 + 2600 Q(t) = 1000 sin 60 t ................................. ( 3 )

Dengan kondisi awal Q ( 0 ) = 0 dan l ( 0 ) = Q ( 0 ) = 0


Solusi persamaan diferensial homogen yang berkaitan dengan
+ 20 + 2600 Q (t) = 1000 sin 60 t memberikan persamaan karakteristik misalkan =
r dan Q(t) = 1
+ 20 r + 2600 = 0
Mencari akar akar persamaan karakteristik :

r12 =
=
=
=
=
=
r1 = = -10 + 50 i
r2 = = -10 50 i
jadi, akar akar persamaan karakteristik ini adalah -10 + 50 i dan -10 50 i.
Jadi solusi persamaan diferensial homogen :
+ 20 + 2600 Q(t) = 0 ( persamaan linier homogen koefisien konstan orde 2 )
Qh =e-10t (C1 sin 50t + C2 cos 50t )
Untuk mencari solusi khusus persamaan
+ 20 + 2600 Q(t) = 1000 sin 60t, misalkan Qk = A sin 60t + B Cos 60t
( Metode koefisien tak tentu )
Turunkan dua kali dan substitusikan ke pers :
+ 20 + 2600 Q(t) = 1000 sin 60 t,
Qk = A sin 60 t + B cos 60 t
Qk = 60 A sin 60 t - 60 B cos 60 t
Qk = -3600 A sin 60 t -3600 B cos 60 t
= Qk
= Qk
+ 20 + Q(t) = 1000 ssin 60 t
( -3600 A sin 60 t 3600 B cos 60 t ) + 20 ( 60 A cos 60 t 60 B sin 60 t ) + 2600
( A sin 60 t + B cos 60 t ) = 1000 sin 60 t
( -3600 A sin 60 t 3600 B cos 60 t ) + ( 1200 A cos 60 t 1200 B sin 60 t ) +
( 2600 A sin 60 t + 2600 B cos 60 t ) = 1000 sin 60 t
( -3600 A 1200 B + 2600 A ) sin 60 t + ( -3600 B +1200 A + 2600 B ) cos 60 t =
1000 sin 60 t
( -1000 A + 1200 B ) sin 60 t + ( -1000 B + 1200 A ) cos 60 t = 1000 sin 60 t
-1000 A 1200 B = 1000 -1000 A 1200 B = 1000 X12
-1000 B + 1200 A = 0 1200 A 1000 B = 0 X10
-1200 A 14400 B = 12000
-1200 A 10000 B = 0 +
0 24400 B = 12000
B = dibagi 400 =

Substitusi ke persamaan 1000 B + 1200 A = 0


1000 B + 1200 A = 0
1000 + 1200 A = 0
+ 1200 A = 0
1200 A =
A = 1200
A = = dibagi ( -1200 ) =
Menghasilan A = dan B =
Jadi, solusi umum persamaan : + 20 + 2600 Q(t) = 1000 sin 60 t adalah :
Q = Qh + Qk
Q = e-10t ( C1 sin 50 t + C2 cos 50 t ) sin 60 t - cos 60 t ........................( 4 )
Turunan persamaan Q = e-10t ( C1 sin 50 t + C2 cos 50 t ) sin 60 t - cos 60 t
Diperoleh :
= ( - 10e-10t C1 sin 50 t + 50e-10t C1 cos 50 t ) + ( - 10e-10t C2 cos 50 t 50e-10t
C2 sin 50 t )
BABA III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Menurut hukum kirchof kedua untuk jaringan listrik : bahwa pengaruh voltase sama
dengan jumlah penurunan voltase pada jaringan
1. Penurunan voltase melintas tahanan R ohm = RI ( Hukum ohm )
2. Penurunan voltase melintas induktansi L henry = L
3. Penurunan voltase melintasi kaapsasitansi C farad =

B. Saran
Apabila ada kesalahan dan kekurangan dalam presentase kami, tolong di maafkan
dan jika ada saran untuk menyempurnakan presentase kami tolong di sampaikan di
lain waktu.

Daftar Pustaka
http://worldcat.org/isbn/013805326X. (24-01-2011)
http://www.scribd.com/doc/324110/persamaan diferensial (24-01-2011)
http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/pengantar fisika listrik magnet/bab1
muatan listrik dan hukum coloumb (24-01-2011)

Anda mungkin juga menyukai