IV-1
60 57 57 57 57 56 57 57 3
55 52 54 53 53 52 52 53 2
50 49 49 48 48 48 48 48 2
Gambar 4.1 Grafik perbandingan nilai aktual dan nilai rata-rata tungkai bawah
Terlihat dalam Gambar 4.1 bahwa nilai aktual dan nilai rata-rata sudut
tungkai bawah yang terukur cukup berhimpit. Nilai rata rata tungkai bawah mulai
tidak sesuai dengan nilai aktual yang terukur pada saat pengukuran sudut 95 derajat
85 derajat. Untuk melihat distribusi nilai error pada pengukuran setiap sudut
maka data nilai error terhadap sudut lutut disajikan dalam bentuk grafik seperti
ditunjukkan pada Gambar 4.2.
15
10
5
error
0
180 170 160 150 140 130 120 110 100 90 80 70 60 50
NILAI SUDUT YANG DIUJI ()
Gambar 4.2 Grafik Nilai error pada tiap sudut tungkai bawah
IV-2
Nilai error paling besar terjadi ketika alat mengukur sudut 90 derajat yakni
sebesar 12 derajat. Nilai error yang melebihi 5 derajat terjadi pada saat pengukuran
95 75 derajat. Berdasarkan rumus yang terdapat dalam metoda pengujian sistem
dan data yang diperoleh maka sistem tungkai bawah mempunyai spesifikasi sebagai
berikut:
Rata-rata error = 3
Rata-rata presisi = 1
Rata-rata Histerisis = 0.9
Error pada saat pengukuran terjadi karena sensor Gyroscope sangat sensitif
terhadap getaran yang terjadi di sekitar lokasi pengujian sistem sehingga nilai yang
ditampilkan dalam sistem receiver tidak stabil. Error pada saat pengukuran sudut
100 75 derajat diakibatkan perubahan nilai percepatan sudut sumbu y (Pitch) dari
positif menjadi negatif pada saat sudut tungkai bawah mendekati 90 derajat
sehingga terjadi kesalahan perhitungan. Kesalahan dalam membaca Goniometer
juga mempengaruhi nilai error, presisi dan histerisis.
IV-3
140 141 140 141 140 140 141 141 1
135 136 134 135 135 135 136 135 0
130 130 130 130 131 130 131 130 0
125 125 126 125 125 124 126 125 0
120 120 120 120 120 120 120 120 0
115 116 115 115 115 115 116 115 0
110 110 111 110 110 111 110 110 0
105 106 106 106 106 106 106 106 1
100 102 100 100 102 103 101 101 1
95 97 97 97 97 100 100 98 3
90 92 95 93 85 83 97 91 1
85 80 82 86 81 80 80 82 4
80 76 76 75 76 75 75 76 5
75 71 71 71 71 70 72 71 4
70 66 67 66 67 66 67 67 4
65 59 61 62 62 63 64 62 3
60 55 55 56 58 57 58 57 4
55 51 51 51 50 52 52 51 4
50 46 46 46 46 47 47 46 4
Untuk melihat kesesuaian nilai aktual dan nilai rata-rata pengukuran sudut
tungkai atas maka untuk nilai rata-rata pengukuran dibandingkan dengan nilai
aktual dalam bentuk grafik seperti ditunjukkan pada Gambar 4.3.
()
Gambar 4.3 Grafik perbandingan nilai aktual dan nilai rata-rata sistem tungkai atas
IV-4
Untuk mengetahui distribusi nilai error, data nilai error disajikan dalam
bentuk grafik pada Gambar 4.4. Nilai error pada tiap sudut diplot untuk mengetahui
sebaran nilai error pada tiap sudut sistem tungkai atas.
DISTRIBUSI ERROR
NILAI ERROR ()
6
4
2
error
0
180 170 160 150 140 130 120 110 100 90 80 70 60 50
NILAI SUDUT YANG DIUJI ()
Gambar 4.4 Grafik nilai error pada tiap sudut tungkai atas
Nilai error paling besar terjadi ketika alat mengukur sudut 80 derajat yaitu
sebesar 4 derajat. Akan tetapi, pada keseluruhan pengukuran sudut tungkai atas,
nilai error tidak melebihi 5 derajat. Berdasarkan persamaan yang terdapat dalam
metoda pengujian sistem dan data yang diperoleh, maka sistem tungkai atas
mempunyai
Rata-rata error = 2
Rata-rata presisi = 1
Rata-rata Histerisis = 1
Error yang terjadi pada saat pengukuran sistem ini diakibatkan kesalahan
pembacaan Goniometer dan getaran yang terjadi di sekitar lokasi pengujian. Error
pada saat pengukuran sudut 95 sampai 50 derajat dikarenakan perubahan nilai
percepatan sudut pada sumbu y (Pitch) yang berubah dari positif ke negatif pada
saat sudut tungkai atas mendekati nilai 90 derajat sehingga mempengaruhi nilai
sudut tungkai atas.
IV-5
dengan sudut tungkai atas bergerak diantara sudut -10 20 derajat berdasarkan
penelitian dari clinicalgaitanalysis yang ditunjukkan pada Gambar 4.6.
Pengujian dilakukan pada range sudut yang lebih besar yakni pada sudut
180 115 untuk tungkai bawah dan -10 25 derajat untuk tungkai atas agar
menghindari variasi pada tiap individu. Pengujian dilakukan dengan tungkai bawah
diputar dari sudut 180 115 derajat ke arah CW dan CCW dengan kenaikan 5
derajat, terhadap tungkai atas yang diam pada sudut -10 25 derajat juga dengan
kenaikan 5 derajat.
IV-6
a) Pengujian dengan Sudut Tungkai Atas -10 Derajat
Pengujian dilakukan dengan sistem tungkai bawah yang digerakan ke arah
CW dan CCW dari sudut 180 derajat sampai sudut 115 derajat dengan kenaikan
sudut sebesar 5 derajat terhadap sistem tungkai atas yang diam pada posisi -10
derajat. Hasil dari pengujian dengan sudut tungkai atas -10 derajat disajikan pada
Tabel 4.3.
Tabel 4.3 Tabel hasil pengujian simulasi jalan dengan tungkai atas pada sudut -10
Pada pengujian dengan sudut tungkai atas -10 derajat didapatkan rata-rata
error pada pengujian ini adalah sebesar 3 derajat. Data hasil pengukuran kemudian
dibandingkan dengan nilai aktualnya pada Gambar 4.7.
IV-7
perbandingan nilai aktual dan nilai rata-rata
200
nilai sudut ()
150
100
nilai aktual
50
0 niali rata-rata
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
pengujian
pengukuranke -n
ke-n
Gambar 4.7 Grafik perbandingan nilai aktual dan nilai rata-rata (tungkai atas -10)
Grafik yang ditunjukkan pada Gambar 4.7 menunjukkan bahwa nilai rata-
rata pengukuran mendekati nilai aktualnya dilihat dari grafik keduanya yang cukup
berhimpit. Pada Gambar 4.8 ditunjukkan distribusi error pada saat pengukuran
dengan sudut tungkai atas berada pada posisi -10 derajat.
6
4
2 error
0
180 175 170 165 160 155 150 145 140 135 130 125 120 115
nilai sudut yang diuji ()
Gambar 4.8 Grafik nilai error tiap sudut pada simulasi jalan (tungkai atas -10)
Pada Gambar 4.8 menunjukkan distribusi error yang lebih dari 5 derajat
adalah pada saat pengukuran sudut 115 125 derajat, sedangkan error paling besar
terjadi pada saat pengukuran sudut 120 derajat yakni sebesar 7 derajat.
IV-8
Tabel 4.4 Tabel hasil pengujian simulasi jalan dengan tungkai atas pada sudut -5
Pada tabel di atas menunjukkan nilai rata-rata error yang dihasilkan dari
pengukuran adalah sebesar 3 derajat. Untuk melihat kesesuaian hasil rata-rata
pengukuran dengan nilai aktualnya maka data disajikan dalam bentuk grafik pada
Gambar 4.9 berikut.
150
100
nilai aktual
50
0 nilai rata-rata
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
pengujian ke -n
pengukuran ke-n
Gambar 4.9 Grafik perbandingan nilai aktual dan nilai rata-rata (tungkai atas -5)
Grafik yang cukup berhimpit ditunjukkan pada Gambar 4.9. Hal ini berarti
bahwa sistem masih dapat mengukur sudut lutut pada saat sudut tungkai atas -5
IV-9
derajat. Pada Gambar 4.10 ditunjukkan distribusi error pada saat pengukuran
dengan sudut tungkai atas berada pada posisi -5 derajat.
6
4
2 error
0
180 175 170 165 160 155 150 145 140 135 130 125 120 115
nilai sudut yang diuji ()
Gambar 4.10 Grafik nilai error tiap sudut pada simulasi jalan (tungkai atas -5)
Pada Gambar 4.10 menunjukkan bahwa error yang lebih dari 5 derajat
adalah pada saat pengukuran sudut 115 derajat yakni sebesar 6 derajat.
IV-10
115 117 117 117 118 116 117 2
Rata-rata error 1
Pada pengujian dengan sudut tungkai 0 derajat, nilai rata-rata error pada
pengujian ini didapat sebesar 1 derajat. Data hasil pengukuran kemudian
dibandingkan dengan nilai aktualnya pada Gambar 4.11.
150
100
50 nilai aktual
0 nilai rata-rata
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
pengujian ke
pengukuran -n
ke-n
Gambar 4.11 Grafik perbandingan nilai aktual dan nilai rata-rata (tungkai atas 0)
2
1
0 error
180 175 170 165 160 155 150 145 140 135 130 125 120 115
nilai sudut ()
Gambar 4.12 Grafik nilai error tiap sudut pada simulasi jalan (tungkai atas 0)
Gambar 4.12 menunjukkan tidak ada error yang lebih dari 5 derajat,
sedangkan error paling besar terjadi pada saat pengukuran sudut 175, 165, 120, 115
derajat yakni sebesar 2 derajat.
IV-11
sudut sebesar 5 derajat terhadap sistem tungkai atas yang diam pada posisi 5 derajat.
Tabel 4.6 menunjukkan hasil pengukuran pada sudut tungkai atas 5 derajat.
Tabel 4.6 Tabel hasil pengujian simulasi jalan dengan tungkai atas pada sudut 5
150
100
50 nilai aktual
0 nilai rata-rata
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
pengujian ke -n
pengukuran ke-n
Gambar 4.13 Grafik perbandingan nilai aktual dan nilai rata-rata (tungkai atas 5)
IV-12
lutut masih dapat terukur dengan baik oleh sistem. Pada Gambar 4.14 ditunjukkan
distribusi error pada saat pengukuran dengan sudut tungkai atas berada pada posisi
5 derajat.
3
2
1
0 error
180 175 170 165 160 155 150 145 140 135 130 125 120 115
nilai sudut ()
Gambar 4.14 Grafik nilai error tiap sudut pada simulasi jalan (tungkai atas 5)
Pada Gambar 4.14 menunjukkan tidak ada error yang lebih dari 5 derajat
karena error paling besar adalah 3 derajat yakni pada saat pengukuran sudut 120
derajat dan 115 derajat.
IV-13
130 132 131 131 131 132 131 1
125 126 126 126 126 126 127 1
120 122 122 122 121 122 121 2
115 117 117 116 116 117 117 2
Rata-rata error 1
Tabel 4.7 menunjukkan nilai rata-rata error sebesar 1 derajat pada saat
pengukuran sudut lutut dengan tungkai atas di posisi 10 derajat. Data hasil
pengukuran kemudian dibandingkan dengan nilai aktualnya pada Gambar 4.15.
150
100
nilai aktual
50
0 nilai rata-rata
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
pengujian keke-n
pengukuran -n
Gambar 4.15 Grafik perbandingan nilai aktual dan nilai rata-rata (tungkai atas 10)
Grafik pada Gambar 4.15 menunjukkan alat ukur masih dapat mengukur
sudut tungkai atas berada pada posisi 10 derajat, karena nilai pengukuran berhimpit
dengan nilai aktualnya. Pada Gambar 4.16 ditunjukkan distribusi error pada saat
pengukuran dengan sudut tungkai atas berada pada posisi 10 derajat.
1
0 error
180 175 170 165 160 155 150 145 140 135 130 125 120 115
nilai sudut ()
Gambar 4.16 Grafik nilai error tiap sudut pada simulasi jalan (tungkai atas 10)
Pada Gambar 4.16 menunjukkan error paling besar terjadi pada saat
pengukuran sudut 120 dan 115 derajat yakni sebesar 2 derajat.
IV-14
f) Pengujian dengan Sudut Tungkai Atas 15 Derajat
Pengujian dilakukan dengan sistem tungkai bawah yang digerakan ke arah
CW dan CCW dari sudut 180 derajat sampai sudut 115 derajat dengan kenaikan
sudut sebesar 5 derajat terhadap sistem tungkai atas yang diam pada posisi 15
derajat. Tabel 4.8 menunjukkan hasil pengukuran pada sudut tungkai atas 15
derajat.
Tabel 4.8 Tabel hasil pengujian simulasi jalan dengan tungkai atas pada sudut 15
IV-15
perbandingan nilai aktual dan nilai rata-rata
200
nilai sudut()
150
100
50 nilai aktual
0 nilai rata-rata
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
pengujian keke-n
pengukuran -n
Gambar 4.17 Grafik perbandingan nilai aktual dan nilai rata-rata (tungkai atas 15)
1
0 error
180 175 170 165 160 155 150 145 140 135 130 125 120 115
nilai sudut
Gambar 4.18 Grafik nilai error tiap sudut pada simulasi jalan (tungkai atas 15)
Pada Gambar 4.18 menunjukkan bahwa tidak ada error yang lebih dari 5
derajat sedangkan error paling besar terjadi pada saat pengukuran sudut 180, 120,
115 derajat yakni sebesar 1 derajat.
IV-16
Tabel 4.9 Tabel hasil pengujian simulasi jalan dengan tungkai atas pada sudut 20
100
nilai aktual
0 nilai rata-rata
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
pengujian keke-n
pengukuran -n
Gambar 4.19 Grafik perbandingan nilai aktual dan nilai rata-rata (tungkai atas 20)
IV-17
distribusi nilai error
2
error ()
1
0 error
180 175 170 165 160 155 150 145 140 135 130 125 120 115
nilai sudut ()
Gambar 4.20 Grafik nilai error tiap sudut pada simulasi jalan (tungkai atas 20)
Pada Gambar 4.20 menunjukkan bahwa tidak ada error yang lebih dari 5
derajat sedangkan error terjadi pada saat pengukuran sudut 180, 175, 170, 165, 130
derajat yakni sebesar 1 derajat.
IV-18
Pada pengujian dengan sudut tungkai 25 derajat rata-rata error pada
pengujian ini adalah sebesar 1 derajat. Data hasil pengukuran kemudian
dibandingkan dengan nilai aktualnya pada Gambar 4.21.
170
150
130 nilai aktual
110 nilai rata-rata
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
pengujian ke
pengukuran -n
ke-n
Gambar 4.21 Grafik perbandingan nilai aktual dan nilai rata-rata (tungkai atas 25)
1
0 error
180 175 170 165 160 155 150 145 140 135 130 125 120 115
nilai sudut ()
Gambar 4.22 Grafik nilai error tiap sudut pada simulasi jalan (tungkai atas 25)
Pada Gambar 4.22 menunjukkan bahwa tidak ada error yang lebih dari 5
derajat sedangkan error yang terjadi pada saat pengukuran sudut 180, 175, 170,
165, 160, 155, 150, 145 derajat yakni sebesar 1 derajat.
Untuk mengetahui nilai error rata-rata dari seluruh pengukuran sudut lutut
dengan simulasi jalan, maka nilai rata-rata error pada setiap pengukuran sudut
tungkai atas dimasukan ke dalam tabel 4.11.
IV-19
Tabel 4.11 Tabel rata-rata error seluruh pengukuran
Dari tabel 4.11 didapat rata-rata error seluruh pengukuran dengan simulasi
jalan sebesar 2 derajat.
IV-20
Dari hasil pengujian terhadap sistem receiver didapatkan hasil data yang
diterima rata-rata 51% sesuai dengan yang diharapkan pada penelitian yaitu
setengah dari data yang dikirimkan. Hal ini dikarenakan sistem receiver dirancang
hanya mencuplik setengah dari data yang dikirim oleh bagian transmitter.
IV-21