Anda di halaman 1dari 21

BAB IV

HASIL DAN ANALISIS DATA

4.1 Pengujian Sistem Tungkai Bawah


Hasil dari pengukuran sudut tungkai bawah berdasarkan metoda pengujian
yaitu dengan sistem tungkai atas diam pada posisi 0 derajat lalu memutar tungkai
bawah ke arah CW (Clock Wise) dan ke arah CCW (Counter Clock Wise) dengan
kenaikan 5 derajat disajikan dalam Tabel 4.1.

Tabel 4.1 Tabel pengujian bagian sistem tungkai bawah

Sistem Tungkai Bawah


Aktual Pengujian 1 Pengujian 2 Pengujian 3 rata- Error
() Ccw () Cw () Ccw () Cw () Ccw () Cw () rata () ()
180 179 179 179 180 179 179 179 1
175 173 172 173 173 174 173 173 2
170 170 169 168 169 169 168 169 1
165 164 162 162 164 163 164 163 2
160 161 159 158 159 160 159 159 1
155 154 154 154 154 155 154 154 1
150 150 149 149 149 150 149 149 1
145 144 144 144 145 144 144 144 1
140 140 139 139 140 140 139 140 1
135 134 135 135 135 135 135 135 0
130 129 130 129 129 131 131 130 0
125 126 126 125 125 126 127 126 1
120 122 121 121 121 121 123 122 2
115 117 117 117 118 116 117 117 2
110 113 112 110 113 111 113 112 2
105 109 109 108 108 107 109 108 3
100 107 104 103 106 104 106 105 5
95 104 106 102 104 101 104 104 9
90 103 105 102 103 99 102 102 12
85 75 79 78 78 75 75 77 8
80 73 74 74 75 74 73 74 6
75 68 69 69 70 70 70 69 6
70 64 65 65 68 65 66 66 5
65 61 61 62 62 61 62 62 4

IV-1
60 57 57 57 57 56 57 57 3
55 52 54 53 53 52 52 53 2
50 49 49 48 48 48 48 48 2

Untuk melihat perbandingan nilai rata-rata pengukuran sudut tungkai bawah


dan nilai aktual maka data tersebut disajikan dalam bentuk grafik seperti pada
Gambar 4.1.
()

Gambar 4.1 Grafik perbandingan nilai aktual dan nilai rata-rata tungkai bawah

Terlihat dalam Gambar 4.1 bahwa nilai aktual dan nilai rata-rata sudut
tungkai bawah yang terukur cukup berhimpit. Nilai rata rata tungkai bawah mulai
tidak sesuai dengan nilai aktual yang terukur pada saat pengukuran sudut 95 derajat
85 derajat. Untuk melihat distribusi nilai error pada pengukuran setiap sudut
maka data nilai error terhadap sudut lutut disajikan dalam bentuk grafik seperti
ditunjukkan pada Gambar 4.2.

DISTRIBUSI NILAI ERROR


NILAI ERROR ()

15

10

5
error
0
180 170 160 150 140 130 120 110 100 90 80 70 60 50
NILAI SUDUT YANG DIUJI ()

Gambar 4.2 Grafik Nilai error pada tiap sudut tungkai bawah

IV-2
Nilai error paling besar terjadi ketika alat mengukur sudut 90 derajat yakni
sebesar 12 derajat. Nilai error yang melebihi 5 derajat terjadi pada saat pengukuran
95 75 derajat. Berdasarkan rumus yang terdapat dalam metoda pengujian sistem
dan data yang diperoleh maka sistem tungkai bawah mempunyai spesifikasi sebagai
berikut:
Rata-rata error = 3
Rata-rata presisi = 1
Rata-rata Histerisis = 0.9
Error pada saat pengukuran terjadi karena sensor Gyroscope sangat sensitif
terhadap getaran yang terjadi di sekitar lokasi pengujian sistem sehingga nilai yang
ditampilkan dalam sistem receiver tidak stabil. Error pada saat pengukuran sudut
100 75 derajat diakibatkan perubahan nilai percepatan sudut sumbu y (Pitch) dari
positif menjadi negatif pada saat sudut tungkai bawah mendekati 90 derajat
sehingga terjadi kesalahan perhitungan. Kesalahan dalam membaca Goniometer
juga mempengaruhi nilai error, presisi dan histerisis.

4.2 Pengujian Sistem Tungkai Atas


Dari hasil pengujian sistem tungkai atas seperti pada metode pengujian yaitu
dengan sistem tungkai bawah diam pada posisi 0 derajat lalu memutar tungkai atas
ke arah CW (Clock Wise) dan ke arah CCW (Counter Clock Wise) dengan kenaikan
5 derajat didapatkan hasil sebagai berikut yang ditampilkan dalam Tabel 4.2.

Tabel 4.2 Tabel hasil pengujian sistem tungkai atas

Sistem Tungkai Atas


Pengujian 1 Pengujian 2 Pengujian 3
Aktual rata- Error
() Ccw () Cw () Ccw () Cw () Ccw () Cw () rata () ()
180 181 181 181 181 181 180 181 1
175 175 176 175 176 176 175 176 1
170 170 170 170 170 171 170 170 0
165 166 165 166 166 165 166 166 1
160 161 160 160 161 160 161 161 1
155 156 155 155 155 155 157 156 1
150 151 151 151 150 151 150 151 1
145 146 145 145 146 145 146 146 1

IV-3
140 141 140 141 140 140 141 141 1
135 136 134 135 135 135 136 135 0
130 130 130 130 131 130 131 130 0
125 125 126 125 125 124 126 125 0
120 120 120 120 120 120 120 120 0
115 116 115 115 115 115 116 115 0
110 110 111 110 110 111 110 110 0
105 106 106 106 106 106 106 106 1
100 102 100 100 102 103 101 101 1
95 97 97 97 97 100 100 98 3
90 92 95 93 85 83 97 91 1
85 80 82 86 81 80 80 82 4
80 76 76 75 76 75 75 76 5
75 71 71 71 71 70 72 71 4
70 66 67 66 67 66 67 67 4
65 59 61 62 62 63 64 62 3
60 55 55 56 58 57 58 57 4
55 51 51 51 50 52 52 51 4
50 46 46 46 46 47 47 46 4

Untuk melihat kesesuaian nilai aktual dan nilai rata-rata pengukuran sudut
tungkai atas maka untuk nilai rata-rata pengukuran dibandingkan dengan nilai
aktual dalam bentuk grafik seperti ditunjukkan pada Gambar 4.3.
()

Gambar 4.3 Grafik perbandingan nilai aktual dan nilai rata-rata sistem tungkai atas

Perbandingan nilai rata-rata pengukuran dan nilai aktual pada pengujian


sistem tungkai atas cukup berhimpit. Dengan demikian pengukuran sudut tungkai
atas mendekati nilai aktualnya.

IV-4
Untuk mengetahui distribusi nilai error, data nilai error disajikan dalam
bentuk grafik pada Gambar 4.4. Nilai error pada tiap sudut diplot untuk mengetahui
sebaran nilai error pada tiap sudut sistem tungkai atas.

DISTRIBUSI ERROR
NILAI ERROR ()

6
4
2
error
0
180 170 160 150 140 130 120 110 100 90 80 70 60 50
NILAI SUDUT YANG DIUJI ()

Gambar 4.4 Grafik nilai error pada tiap sudut tungkai atas

Nilai error paling besar terjadi ketika alat mengukur sudut 80 derajat yaitu
sebesar 4 derajat. Akan tetapi, pada keseluruhan pengukuran sudut tungkai atas,
nilai error tidak melebihi 5 derajat. Berdasarkan persamaan yang terdapat dalam
metoda pengujian sistem dan data yang diperoleh, maka sistem tungkai atas
mempunyai
Rata-rata error = 2
Rata-rata presisi = 1
Rata-rata Histerisis = 1
Error yang terjadi pada saat pengukuran sistem ini diakibatkan kesalahan
pembacaan Goniometer dan getaran yang terjadi di sekitar lokasi pengujian. Error
pada saat pengukuran sudut 95 sampai 50 derajat dikarenakan perubahan nilai
percepatan sudut pada sumbu y (Pitch) yang berubah dari positif ke negatif pada
saat sudut tungkai atas mendekati nilai 90 derajat sehingga mempengaruhi nilai
sudut tungkai atas.

4.3 Pengujian dengan Simulasi Jalan


Untuk menguji alat ukur sudut lutut ini dapat mengukur sudut lutut pada
saat berjalan maka dilakukan pengujian alat ukur dengan simulasi sudut pada saat
berjalan. Berdasarkan penelitian dari quinticsport pergerakan sudut lutut pada saat
berjalan yakni pada sudut 171 124 derajat yang ditunjukkan pada Gambar 4.5 dan

IV-5
dengan sudut tungkai atas bergerak diantara sudut -10 20 derajat berdasarkan
penelitian dari clinicalgaitanalysis yang ditunjukkan pada Gambar 4.6.

Gambar 4.5 Sudut lutut pada saat berjalan

Gambar 4.6 Grafik sudut tungkai atas pada saat berjalan

Pengujian dilakukan pada range sudut yang lebih besar yakni pada sudut
180 115 untuk tungkai bawah dan -10 25 derajat untuk tungkai atas agar
menghindari variasi pada tiap individu. Pengujian dilakukan dengan tungkai bawah
diputar dari sudut 180 115 derajat ke arah CW dan CCW dengan kenaikan 5
derajat, terhadap tungkai atas yang diam pada sudut -10 25 derajat juga dengan
kenaikan 5 derajat.

IV-6
a) Pengujian dengan Sudut Tungkai Atas -10 Derajat
Pengujian dilakukan dengan sistem tungkai bawah yang digerakan ke arah
CW dan CCW dari sudut 180 derajat sampai sudut 115 derajat dengan kenaikan
sudut sebesar 5 derajat terhadap sistem tungkai atas yang diam pada posisi -10
derajat. Hasil dari pengujian dengan sudut tungkai atas -10 derajat disajikan pada
Tabel 4.3.

Tabel 4.3 Tabel hasil pengujian simulasi jalan dengan tungkai atas pada sudut -10

simulasi jalan (tungkai atas -10)


Aktual Pengujian 1 Pengujian 2 Pengujian 3 error
() Ccw () Cw () Ccw () Cw () Ccw () Cw () ()
180 181 181 181 181 181 181 1
175 177 177 177 176 176 176 2
170 172 172 172 172 172 171 2
165 168 167 167 168 167 166 2
160 162 162 161 163 162 160 2
155 157 158 157 158 157 154 2
150 151 152 153 154 153 150 2
145 149 149 148 149 147 145 3
140 143 143 144 144 142 144 3
135 139 139 140 141 139 141 5
130 134 135 135 136 135 136 5
125 130 130 130 131 131 132 6
120 125 126 127 127 127 128 7
115 121 121 122 122 121 121 6
Rata-rata error 3

Pada pengujian dengan sudut tungkai atas -10 derajat didapatkan rata-rata
error pada pengujian ini adalah sebesar 3 derajat. Data hasil pengukuran kemudian
dibandingkan dengan nilai aktualnya pada Gambar 4.7.

IV-7
perbandingan nilai aktual dan nilai rata-rata
200
nilai sudut ()

150
100
nilai aktual
50
0 niali rata-rata
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
pengujian
pengukuranke -n
ke-n

Gambar 4.7 Grafik perbandingan nilai aktual dan nilai rata-rata (tungkai atas -10)

Grafik yang ditunjukkan pada Gambar 4.7 menunjukkan bahwa nilai rata-
rata pengukuran mendekati nilai aktualnya dilihat dari grafik keduanya yang cukup
berhimpit. Pada Gambar 4.8 ditunjukkan distribusi error pada saat pengukuran
dengan sudut tungkai atas berada pada posisi -10 derajat.

distribusi nilai error


8
nilai error ()

6
4
2 error
0
180 175 170 165 160 155 150 145 140 135 130 125 120 115
nilai sudut yang diuji ()

Gambar 4.8 Grafik nilai error tiap sudut pada simulasi jalan (tungkai atas -10)

Pada Gambar 4.8 menunjukkan distribusi error yang lebih dari 5 derajat
adalah pada saat pengukuran sudut 115 125 derajat, sedangkan error paling besar
terjadi pada saat pengukuran sudut 120 derajat yakni sebesar 7 derajat.

b) Pengujian dengan Sudut Tungkai Atas -5 Derajat


Pengujian dilakukan dengan sistem tungkai bawah yang digerakan ke arah
CW dan CCW dari sudut 180 derajat sampai sudut 115 derajat dengan kenaikan
sudut sebesar 5 derajat terhadap sistem tungkai atas yang diam pada posisi -5
derajat. Tabel 4.4 menunjukkan hasil pengukuran pada sudut tungkai atas -5 derajat.

IV-8
Tabel 4.4 Tabel hasil pengujian simulasi jalan dengan tungkai atas pada sudut -5

simulasi jalan (hip -5)


Aktual Pengujian 1 Pengujian 2 Pengujian 3 error
() Ccw () Cw () Ccw () Cw () Ccw () Cw () ()
180 180 182 182 181 181 181 1
175 176 178 177 174 175 175 1
170 172 175 172 170 170 170 2
165 167 170 166 166 166 165 2
160 163 165 162 161 161 160 2
155 158 160 157 156 155 155 2
150 153 155 151 150 150 151 2
145 149 150 146 147 146 146 2
140 143 145 141 142 142 142 3
135 138 138 138 138 137 138 3
130 135 136 131 132 133 133 3
125 131 131 128 129 128 130 5
120 127 128 124 124 124 125 5
115 122 122 121 121 121 121 6
Rata-rata error 3

Pada tabel di atas menunjukkan nilai rata-rata error yang dihasilkan dari
pengukuran adalah sebesar 3 derajat. Untuk melihat kesesuaian hasil rata-rata
pengukuran dengan nilai aktualnya maka data disajikan dalam bentuk grafik pada
Gambar 4.9 berikut.

perbandingan nilai aktual dan nilai rata-rata


200
nilai sudut ()

150
100
nilai aktual
50
0 nilai rata-rata
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
pengujian ke -n
pengukuran ke-n

Gambar 4.9 Grafik perbandingan nilai aktual dan nilai rata-rata (tungkai atas -5)

Grafik yang cukup berhimpit ditunjukkan pada Gambar 4.9. Hal ini berarti
bahwa sistem masih dapat mengukur sudut lutut pada saat sudut tungkai atas -5

IV-9
derajat. Pada Gambar 4.10 ditunjukkan distribusi error pada saat pengukuran
dengan sudut tungkai atas berada pada posisi -5 derajat.

distribusi nilai error


8
nilai error ()

6
4
2 error
0
180 175 170 165 160 155 150 145 140 135 130 125 120 115
nilai sudut yang diuji ()

Gambar 4.10 Grafik nilai error tiap sudut pada simulasi jalan (tungkai atas -5)

Pada Gambar 4.10 menunjukkan bahwa error yang lebih dari 5 derajat
adalah pada saat pengukuran sudut 115 derajat yakni sebesar 6 derajat.

c) Pengujian dengan Sudut Tungkai Atas 0 Derajat


Pengujian dilakukan dengan sistem tungkai bawah yang digerakan ke arah
CW dan CCW dari sudut 180 derajat sampai sudut 115 derajat dengan kenaikan
sudut sebesar 5 derajat terhadap sistem tungkai atas yang diam pada posisi 0 derajat.
Tabel 4.5 menunjukkan hasil pengukuran pada sudut tungkai atas 0 derajat.
Tabel 4.5 Tabel hasil pengujian simulasi jalan dengan tungkai atas pada sudut 0

simulasi jalan (hip 0)


Aktual Pengujian 1 Pengujian 2 Pengujian 3 error
() Ccw () Cw () Ccw () Cw () Ccw () Cw () ()
180 179 179 179 180 179 179 1
175 173 172 173 173 174 173 2
170 170 169 168 169 169 168 1
165 164 162 162 164 163 164 2
160 161 159 158 159 160 159 1
155 154 154 154 154 155 154 1
150 150 149 149 149 150 149 1
145 144 144 144 145 144 144 1
140 140 139 139 140 140 139 1
135 134 135 135 135 135 135 0
130 129 130 129 129 131 131 0
125 126 126 125 125 126 127 1
120 122 121 121 121 121 123 2

IV-10
115 117 117 117 118 116 117 2
Rata-rata error 1

Pada pengujian dengan sudut tungkai 0 derajat, nilai rata-rata error pada
pengujian ini didapat sebesar 1 derajat. Data hasil pengukuran kemudian
dibandingkan dengan nilai aktualnya pada Gambar 4.11.

perbandingan nilai aktual dan rata-rata


200
nilai sudut ()

150
100
50 nilai aktual
0 nilai rata-rata
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
pengujian ke
pengukuran -n
ke-n

Gambar 4.11 Grafik perbandingan nilai aktual dan nilai rata-rata (tungkai atas 0)

Grafik pada Gambar 4.11 menunjukkan nilai rata-rata pengukuran dengan


nilai aktual yang berhimpit yang berarti bahwa alat ukur masih dapat mengukur
pada sudut tungkai atas posisi 0 derajat. Pada Gambar 4.12 ditunjukkan distribusi
error pada saat pengukuran dengan sudut tungkai atas berada pada posisi 0 derajat.

distribusi nilai error


3
nilai error ()

2
1
0 error
180 175 170 165 160 155 150 145 140 135 130 125 120 115
nilai sudut ()

Gambar 4.12 Grafik nilai error tiap sudut pada simulasi jalan (tungkai atas 0)

Gambar 4.12 menunjukkan tidak ada error yang lebih dari 5 derajat,
sedangkan error paling besar terjadi pada saat pengukuran sudut 175, 165, 120, 115
derajat yakni sebesar 2 derajat.

d) Pengujian dengan Sudut Tungkai Atas 5 Derajat


Pengujian dilakukan dengan sistem tungkai bawah yang digerakan ke arah
CW dan CCW dari sudut 180 derajat sampai sudut 115 derajat dengan kenaikan

IV-11
sudut sebesar 5 derajat terhadap sistem tungkai atas yang diam pada posisi 5 derajat.
Tabel 4.6 menunjukkan hasil pengukuran pada sudut tungkai atas 5 derajat.

Tabel 4.6 Tabel hasil pengujian simulasi jalan dengan tungkai atas pada sudut 5

simulasi jalan (hip 5)


Aktual Pengujian 1 Pengujian 2 Pengujian 3 error
() Ccw () Cw () Ccw () Cw () Ccw () Cw () ()
180 181 179 181 180 180 179 0
175 175 174 175 175 174 174 1
170 171 171 170 170 170 170 0
165 166 166 166 166 166 165 1
160 161 161 161 161 160 161 1
155 156 156 157 157 154 156 1
150 151 151 152 151 150 150 1
145 146 145 147 147 145 146 1
140 142 141 142 141 140 141 1
135 136 137 137 137 135 136 1
130 132 132 132 133 131 131 2
125 127 128 127 128 126 127 2
120 124 124 123 122 122 121 3
115 119 119 118 118 117 117 3
Rata-rata error 2

Pada pengujian dengan sudut tungkai 5 derajat didapat rata-rata error


sebesar 2 derajat. Data hasil pengukuran kemudian dibandingkan dengan nilai
aktualnya pada Gambar 4.13.

perbandingan nilai aktual dan nilai rata-rata


200
nilai sudut ()

150
100
50 nilai aktual
0 nilai rata-rata
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
pengujian ke -n
pengukuran ke-n

Gambar 4.13 Grafik perbandingan nilai aktual dan nilai rata-rata (tungkai atas 5)

Grafik pada Gambar 4.13 menunjukkan nilai pengukuran yang berhimpit


dengan nilai aktualnya dengan demikian pada sudut tungkai atas 5 derajat, sudut

IV-12
lutut masih dapat terukur dengan baik oleh sistem. Pada Gambar 4.14 ditunjukkan
distribusi error pada saat pengukuran dengan sudut tungkai atas berada pada posisi
5 derajat.

distribusi nilai error


4
nilai error ()

3
2
1
0 error
180 175 170 165 160 155 150 145 140 135 130 125 120 115
nilai sudut ()

Gambar 4.14 Grafik nilai error tiap sudut pada simulasi jalan (tungkai atas 5)

Pada Gambar 4.14 menunjukkan tidak ada error yang lebih dari 5 derajat
karena error paling besar adalah 3 derajat yakni pada saat pengukuran sudut 120
derajat dan 115 derajat.

e) Pengujian dengan Sudut Tungkai Atas 10 Derajat


Pengujian dilakukan dengan sistem tungkai bawah yang digerakan ke arah
CW dan CCW dari sudut 180 derajat sampai sudut 115 derajat dengan kenaikan
sudut sebesar 5 derajat terhadap sistem tungkai atas yang diam pada posisi 10
derajat. Tabel 4.7 menunjukkan hasil pengukuran pada sudut tungkai atas 10
derajat.
Tabel 4.7 Tabel hasil pengujian simulasi jalan dengan tungkai atas pada sudut 10

simulasi jalan (hip 10)


Aktual Pengujian 1 Pengujian 2 Pengujian 3 error
() Ccw () Cw () Ccw () Cw () Ccw () Cw () ()
180 181 180 180 180 180 180 0
175 175 174 174 175 175 175 0
170 170 170 170 171 170 170 0
165 164 165 165 165 166 166 0
160 160 160 160 160 161 160 0
155 154 156 156 156 156 155 1
150 149 150 151 151 151 150 0
145 144 146 145 145 146 146 0
140 140 140 141 141 141 141 1
135 136 136 135 135 136 135 1

IV-13
130 132 131 131 131 132 131 1
125 126 126 126 126 126 127 1
120 122 122 122 121 122 121 2
115 117 117 116 116 117 117 2
Rata-rata error 1

Tabel 4.7 menunjukkan nilai rata-rata error sebesar 1 derajat pada saat
pengukuran sudut lutut dengan tungkai atas di posisi 10 derajat. Data hasil
pengukuran kemudian dibandingkan dengan nilai aktualnya pada Gambar 4.15.

perbandingan nilai aktual dan nilai rata-rata


200
nilai sudut ()

150
100
nilai aktual
50
0 nilai rata-rata
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
pengujian keke-n
pengukuran -n

Gambar 4.15 Grafik perbandingan nilai aktual dan nilai rata-rata (tungkai atas 10)

Grafik pada Gambar 4.15 menunjukkan alat ukur masih dapat mengukur
sudut tungkai atas berada pada posisi 10 derajat, karena nilai pengukuran berhimpit
dengan nilai aktualnya. Pada Gambar 4.16 ditunjukkan distribusi error pada saat
pengukuran dengan sudut tungkai atas berada pada posisi 10 derajat.

distribusi nilai error


2
nilai error ()

1
0 error
180 175 170 165 160 155 150 145 140 135 130 125 120 115
nilai sudut ()

Gambar 4.16 Grafik nilai error tiap sudut pada simulasi jalan (tungkai atas 10)

Pada Gambar 4.16 menunjukkan error paling besar terjadi pada saat
pengukuran sudut 120 dan 115 derajat yakni sebesar 2 derajat.

IV-14
f) Pengujian dengan Sudut Tungkai Atas 15 Derajat
Pengujian dilakukan dengan sistem tungkai bawah yang digerakan ke arah
CW dan CCW dari sudut 180 derajat sampai sudut 115 derajat dengan kenaikan
sudut sebesar 5 derajat terhadap sistem tungkai atas yang diam pada posisi 15
derajat. Tabel 4.8 menunjukkan hasil pengukuran pada sudut tungkai atas 15
derajat.

Tabel 4.8 Tabel hasil pengujian simulasi jalan dengan tungkai atas pada sudut 15

simulasi jalan (hip 15)


Aktual Pengujian 1 Pengujian 2 Pengujian 3 error
() Ccw () Cw () Ccw () Cw () Ccw () Cw () ()
180 181 179 179 179 179 179 1
175 175 175 175 174 174 175 0
170 170 170 170 170 169 170 0
165 165 165 165 165 164 164 0
160 161 161 160 160 160 160 0
155 155 156 155 154 155 154 0
150 151 151 150 150 150 150 0
145 146 146 145 145 144 144 0
140 140 141 140 140 140 140 0
135 136 136 135 134 135 135 0
130 131 131 130 130 130 130 0
125 126 126 125 125 125 125 0
120 121 122 121 121 120 120 1
115 116 116 116 116 115 115 1
Rata-rata error 1

Pada pengujian dengan sudut tungkai 15 derajat rata-rata error pada


pengujian ini adalah sebesar 1 derajat, data hasil pengukuran kemudian
dibandingkan dengan nilai aktualnya pada Gambar 4.17.

IV-15
perbandingan nilai aktual dan nilai rata-rata
200
nilai sudut()

150
100
50 nilai aktual
0 nilai rata-rata
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
pengujian keke-n
pengukuran -n

Gambar 4.17 Grafik perbandingan nilai aktual dan nilai rata-rata (tungkai atas 15)

Grafik pada Gambar 4.17 menunjukkan nilai pengukuran berhimpit dengan


nilai aktualnya yang berarti bahwa alat ukur masih dapat mengukur pada sudut
tungkai atas berada pada posisi 15 derajat, pada Gambar 4.18 ditunjukkan distribusi
error pada saat pengukuran dengan sudut tungkai atas berada pada posisi 15 derajat.

distribusi nilai error


2
nilai error

1
0 error
180 175 170 165 160 155 150 145 140 135 130 125 120 115
nilai sudut

Gambar 4.18 Grafik nilai error tiap sudut pada simulasi jalan (tungkai atas 15)

Pada Gambar 4.18 menunjukkan bahwa tidak ada error yang lebih dari 5
derajat sedangkan error paling besar terjadi pada saat pengukuran sudut 180, 120,
115 derajat yakni sebesar 1 derajat.

g) Pengujian dengan Sudut Tungkai Atas 20 Derajat


Pengujian dilakukan dengan sistem tungkai bawah yang digerakan ke arah
CW dan CCW dari sudut 180 derajat sampai sudut 115 derajat dengan kenaikan
sudut sebesar 5 derajat terhadap sistem tungkai atas yang diam pada posisi 20
derajat. Tabel 4.9 menunjukkan hasil pengukuran pada sudut tungkai atas 20
derajat.

IV-16
Tabel 4.9 Tabel hasil pengujian simulasi jalan dengan tungkai atas pada sudut 20

simulasi jalan (hip 20)


Aktual Pengujian 1 Pengujian 2 Pengujian 3 error
() Ccw () Cw () Ccw () Cw () Ccw () Cw () ()
180 180 179 179 179 179 179 1
175 175 174 174 175 174 175 1
170 170 169 170 169 170 169 1
165 164 165 164 164 164 164 1
160 160 160 160 160 159 160 0
155 155 156 154 154 154 155 0
150 150 150 150 150 150 150 0
145 145 146 145 145 145 144 0
140 141 141 140 140 140 140 0
135 135 136 135 134 135 134 0
130 131 130 130 131 130 131 1
125 126 126 124 126 124 125 0
120 121 120 120 121 120 120 0
115 116 116 114 114 115 115 0
Rata-rata error 1

Pada pengujian dengan sudut tungkai 20 derajat rata-rata error pada


pengujian ini adalah sebesar 1 derajat, data hasil pengukuran kemudian
dibandingkan dengan nilai aktualnya pada Gambar 4.19.

perbandingan nilai aktual dan nilai rata-rata


200
nilai sudut ()

100
nilai aktual
0 nilai rata-rata
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
pengujian keke-n
pengukuran -n

Gambar 4.19 Grafik perbandingan nilai aktual dan nilai rata-rata (tungkai atas 20)

Grafik pada Gambar 4.19 menunjukkan nilai pengukuran cukup berhimpit


dengan nilai aktualnya yang berarti bahwa alat ukur masih dapat mengukur pada
sudut tungkai atas berada pada posisi 20 derajat. Pada Gambar 4.20 ditunjukkan
distribusi error pada saat pengukuran dengan sudut tungkai atas berada pada posisi
20 derajat.

IV-17
distribusi nilai error
2
error ()

1
0 error
180 175 170 165 160 155 150 145 140 135 130 125 120 115
nilai sudut ()

Gambar 4.20 Grafik nilai error tiap sudut pada simulasi jalan (tungkai atas 20)

Pada Gambar 4.20 menunjukkan bahwa tidak ada error yang lebih dari 5
derajat sedangkan error terjadi pada saat pengukuran sudut 180, 175, 170, 165, 130
derajat yakni sebesar 1 derajat.

h) Pengujian dengan Sudut Tungkai Atas 25 Derajat


Pengujian dilakukan dengan sistem tungkai bawah yang digerakan ke arah
CW dan CCW dari sudut 180 derajat sampai sudut 115 derajat dengan kenaikan
sudut sebesar 5 derajat terhadap sistem tungkai atas yang diam pada posisi 25
derajat. Tabel 4.10 menunjukkan hasil pengukuran pada sudut tungkai atas 25
derajat.
Tabel 4.10 Tabel hasil pengujian simulasi jalan dengan tungkai atas pada sudut 25

simulasi jalan (hip 25)


Aktual Pengujian 1 Pengujian 2 Pengujian 3 error
() Ccw () Cw () Ccw () Cw () Ccw () Cw () ()
180 179 179 179 180 180 180 1
175 174 174 174 174 174 174 1
170 169 169 169 169 169 170 1
165 164 164 165 164 164 165 1
160 160 159 159 159 159 159 1
155 154 154 154 154 155 155 1
150 149 149 149 149 150 150 1
145 144 144 145 144 144 145 1
140 140 140 139 141 140 139 0
135 135 134 135 134 135 135 0
130 130 129 129 130 130 130 0
125 125 126 124 125 125 126 0
120 120 120 120 120 122 120 0
115 115 115 115 115 116 116 0
Rata-rata error 1

IV-18
Pada pengujian dengan sudut tungkai 25 derajat rata-rata error pada
pengujian ini adalah sebesar 1 derajat. Data hasil pengukuran kemudian
dibandingkan dengan nilai aktualnya pada Gambar 4.21.

perbandingan nilai rata-rata dan nilai aktual


190
nilai sudut ()

170
150
130 nilai aktual
110 nilai rata-rata
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
pengujian ke
pengukuran -n
ke-n

Gambar 4.21 Grafik perbandingan nilai aktual dan nilai rata-rata (tungkai atas 25)

Grafik pada Gambar 4.21 menunjukkan nilai pengukuran berhimpit dengan


nilai aktualnya yang berarti bahwa alat ukur masih dapat mengukur pada sudut
tungkai atas berada pada posisi 25 derajat. Pada Gambar 4.22 ditunjukkan distribusi
error pada saat pengukuran dengan sudut tungkai atas berada pada posisi 25 derajat.

distribusi nilai error


2
nilai error ()

1
0 error
180 175 170 165 160 155 150 145 140 135 130 125 120 115

nilai sudut ()

Gambar 4.22 Grafik nilai error tiap sudut pada simulasi jalan (tungkai atas 25)

Pada Gambar 4.22 menunjukkan bahwa tidak ada error yang lebih dari 5
derajat sedangkan error yang terjadi pada saat pengukuran sudut 180, 175, 170,
165, 160, 155, 150, 145 derajat yakni sebesar 1 derajat.

Untuk mengetahui nilai error rata-rata dari seluruh pengukuran sudut lutut
dengan simulasi jalan, maka nilai rata-rata error pada setiap pengukuran sudut
tungkai atas dimasukan ke dalam tabel 4.11.

IV-19
Tabel 4.11 Tabel rata-rata error seluruh pengukuran

Sudut tungkai atas () Rata-rata error ()


-10 3
-5 3
0 1
5 2
10 1
15 1
20 1
25 1
Rata-rata error seluruh pengukuran () 2

Dari tabel 4.11 didapat rata-rata error seluruh pengukuran dengan simulasi
jalan sebesar 2 derajat.

4.4 Pengujian Sistem Receiver


Pengujian sistem receiver dilakukan dengan mengirimkan sejumlah paket
data dari sistem tungkai atas menuju sistem receiver dengan jarak keduanya sejauh
satu meter menggunakan software terminal untuk mengatur jumlah data yang di
kirimkan menuju sistem receiver. Data yang diterima oleh sistem receiver
kemudian dapat dilihat dengan software docklight V.2 pada PC. Hasil pengujian
sistem receiver ditampilkan pada Tabel 4.12.

Tabel 4.12 Tabel pengujian sistem receiver

Jumlah data Jumlah data Persentase data yang


yang dikirim yang diterima diterima (%)
109 57 52
101 54 53
104 53 50
Rata-rata persentase data yang diterima 51

IV-20
Dari hasil pengujian terhadap sistem receiver didapatkan hasil data yang
diterima rata-rata 51% sesuai dengan yang diharapkan pada penelitian yaitu
setengah dari data yang dikirimkan. Hal ini dikarenakan sistem receiver dirancang
hanya mencuplik setengah dari data yang dikirim oleh bagian transmitter.

IV-21

Anda mungkin juga menyukai