Anda di halaman 1dari 12

Sistem Pentanahan Pada Jaringan Tegangan Menengah

Filed under: Elektro Leave a comment


January 3, 2014

A. Pendahuluan

Sistem pentanahan pada jaringan distribusi digunakan sebagai pengaman


langsung terhadap peralatan dan manusia bila terjadinya gangguan tanah atau
kebocoran arus akibat kegagalan isolasi dan tegangan lebih pada peralatan
jaringan distribusi. Petir dapat menghasilkan arus gangguan dan juga tegangan
lebih dimana gangguan tersebut dapat dialirkan ke tanah dengan menggunakan
sistem pentanahan.
Sistem pentanahan adalah suatu tindakan pengamanan dalam jaringan
distribusi yang langsung rangkaiannya ditanahkan dengan cara mentanahkan
badan peralatan instalasi yang diamankan, sehingga bila terjadi kegagalan
isolasi, terhambatlah atau bertahannya tegangan sistem karena terputusnya
arus oleh alat-alat pengaman tersebut. Agar sistem pentanahan dapat bekerja
secara efektif, harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
1. Membuat jalur impedansi rendah ketanah untuk pengamanan peralatan
menggunakan rangkaian yang efektif.
2. Dapat melawan dan menyebarkan gangguan berulang dan arus akibat surja
hubung (surge current)
3. Menggunakan bahan tahan terhadap korosi terhadap berbagai kondisi kimiawi
tanah.
4. Untuk meyakinkan kontiniutas penampilan sepanjang umur peralatan yang
dilindungi.
5. Menggunakan sistem mekanik yang kuat namun mudah dalam pelayanannya.

B. Fungsi Pentanahan

Secara umum fungsi dari sistem pentanahan dan grounding pengaman adalah
sebagai berikut :
1. Mencegah terjadinya perbedaan potensial antara bagian tertentu dari
instalasi secara aman.

2. Mengalirkan arus gangguan ke tanah sehingga aman bagi manusia dan


peralatan.
3. Mencegah timbul bahaya sentuh tidak langsung yang menyebabkan
tegangan kejut.
4. Melindungi peralatan / saluran dari bahaya kerusakan yang diakibatkan oleh
adanya ganguan fasa ke tanah
5. Melindungi peralatan / saluran dari bahaya kerusakan isolasi yang diakibatkan
oleh tegangan lebih
6. Untuk keperluan proteksi jaringan
7. Melindungi makhluk hidup terhadap tegangan langkah (step voltage)
8. Melindungi mahluk hidup dari tegangan sentuh
9. Melindungi peralatan dari tegangan lebih

C. Tipe Pentanahan

Pemilihan tipe pentanahan tergantung dari : segi praktis, menjaga kontunitas


sistem, memperkecil gangguan yang lebih besar, dan kompromi keseimbangan
antara
arus dan tegangan. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan tipe
pentanahan.
harus diperhatikan dalam pemilihan tipe pentanahan dari suatu sistem tenaga,
ialah :
Selektivitas dan sensitivitas dari rele gangguan tanah.
Pembatasan besar arus gangguan tanah.
Tingkat pengamanan terhadap tegangan surja dengan arester.
Pembatasan tegangan lebih transien.
Faktor di atas mempunyai pengaruh yang besar terhadap ke ekonomisan sistem,
perencanaan serta tata letak dari sistem dan kontinuitas pelayanan.
Tipe pentanahan netral dari sistem-sistem tenaga adalah :
Pentanahan melalui tahanan (resistance grounding)
Pentanahan melalui reaktor (reactor grounding)

Pentanahan tanpa impedansi/langsung (solid grounding)


Pentanahan efektif (effective grounding),

1. Pentanahan melalui tahanan (resistance grounding)

Sistem pengetanahan melalui tahanan pernah diterapkan pada sistem 230 kV.
Sistem ini mempunyai tegangan lebih transien yang disebabkan oleh pemutusan
relatif rendah. Maksud pengetanahan ini adalah untuk membatasi arus gangguan
ke tanah antara 10% sampai 25% dari arus gangguan 3 fasa.
Batas yang paling bawah adalah batas minimum untuk dapat bekerjanya rele
gangguan tanah, sedangkan batas atas adalah untuk membatasi banyaknya
panas yang hilang pada waktu terjadi gangguan. Sistem pengetanahan melalui
tahanan ini sekarang jarang digunakan pada jaringan transmisi tetapi dipakai
pada sistem distribusi, sebagai gantinya adalah penggunaan reactor.
Untuk membatasi arus gangguan tanah, alat pembatas arus dipasang antara
titik netral dengan tanah. Salah satu dari pembatas arus ini adalah tahanan dan
tahanan ada dua yaitu metalik dan cair (liquid).
Besar dan hubungan fasa arus gangguan Iftg tergantung pada-pada harga
reaktansi urutan nol dari sumber daya dan harga tahanan dan pentanahan.
Arus gangguan dapat dipecah menjadi dua komponen yaitu yang safasa dengan
tengangan ke netral dari fasa terganggu yang lain ke tinggalan 900
Komponen yang ketinggalan dari arus gangguan Iftg dalam, fasanya akan
berlawanan arah dengan arus kapasitip Ictg pada lokasi gangguan.
Dengan pemelihan harga tahanan pentanahan yang sesuai, komponen yang
logging dari arua gangguan dapat dibuat sama atau lebih besar dari arus
kapasitif sehingga tidak ada oscilasi transien karena dapat terjadi busur api.

Gambar 1. Fasa Tegangan Tanah pada Pentanahan Netral dengan Tahanan

Jika harga tahanan pentanahan tinggi sehingga komponen logging dari arus
gangguan kurang dari arus kasitif, maka kondisi sistem akan mendekati sistem
netral yang tidak ditanahkan dengan resiko terjadinya tegangan lebih.
Pentanahan titik netral melalui tahanan (resistance grounding) mempunyai
keuntungan dan kerugian yaitu :

Keuntungan :
Besar arus gangguan tanah dapat diperkecil
Bahaya gradient voltage lebih kecil karena arus gangguan tanah kecil.
Mengurangi kerusakan peralatan listrik akibat arus gangguan yang
melaluinya.

Kerugian :
Timbulnya rugi-rugi daya pada tahanan pentanahan selama terjadinya
gangguan fasa ke tanah.
Karena arus gangguan ke tanah relatif kecil, kepekaan rele pengaman menjadi
berkurang dan lokasi gangguan tidak cepat diketahui.

2. Pentanahan melalui reaktor (reactor grounding)

Reaktor pengetanahan ini digunakan bila trafo daya tidak cukup membatasi arus
gangguan tanah. Pengetanahan ini digunakan untuk memenuhi persyaratan dari
sistem yang diketanahkan dengan pengetanahan ini, besarnya arus gangguan
ketanah di atas 25% dari arus gangguan 3 fasa
Keuntungannya dengan mengetanahkan trafo daya adalah untuk menekan
tegangan lebih transien, sehingga trafo daya dapat menggunakan isolasi dan
tipe arrester yang lebih kecil dan mengurangi penggunaan metode
pengetanahan dengan reaktor, terutama untuk sistem-sistem di atas 115 kV.
Suatu sistem dapat dikatakan ditanahkan reatansi bila suatu impendansi yang
lebih induktif, disiipkan dalam titik netral trafo (generator) dengan tanah.

Metode ini mempunyai keuntungan dari pentanahan tahanan :


a. Untuk arus gangguan tanah maksimum peralatan reaktor lebih kecil dari
resistor.
b. Energi yang disisipkan dalam reaktor lebih kecil.
Dengan ketiga tegangan fasa yang dipasang seimbang arus dari masing-masing
impedansi akan menjadi sama dan saling berbeda fasa 1200 satu sama lainnya.
Secara konsekuen tidak ada perbedaan pontensial antara titik netral dari suplai
trafo tenaga.

3. Pentanahan efektif (effective grounding)

Pentanahan netral yang sederhana dimana hubungan langsung dibuat antara


netral dengan tanah

Gambar 2. Gangguan fasa T ke tanah pada pentanahan netral langsung

Jika tegangan seimbang, juga kapasitasi fasa ke tanah sama, maka arus-arus
kapasitansi fasa tanah akanmenjadi sama dan saling berbeda fasa 1200satu
sama lainnya. Titik netral dari impedansi adalah pada potensial tanah dan tidak
ada arus yang mengalir antara netral impedansi terhadap netral trafo tenaga.

4. Pentanahan tanpa impedansi/langsung (solid grounding)

Pentanahan tanpa Impedansi atau langsung. Pentanahan ini ialah apabila titik

netral trafo kita hubungkan langsung ketanah, pada system ini bila terjadi
gangguan kawat ketanah akan mengakibatkan terganggunya kawat dan
gangguan ini harus diisolasi dengan memutus Pemutus daya ( PMT / CB ).
Tujuannya untuk mentanahkan titik netral secara langsung dan membatasi
kenaikan tegangan dari fasa yang tidak terganggu. digunakan pada sistem
dengan tegangan 20 kV. Sistem ini mengandalkan nilai besarnya tahanan
pentanahan (makin kecil tahanan pentanahan makin baik) yang dipengaruhi oleh
bahan dari elektroda pentanahannya

Gambar 3. Pentanahan Netral Langsung (Solid)

Kemudian selain keempat system pentanahan tersebut ada pula system


pentanahan
lain yaitu:

5. Sistem Netral Tidak Diketanahkan

Gambar 4. Sistem netral tidak dketanahkan

Arus Ictg yang mengalir dari fasa yang tergangu ketanah, yang mana
mendahului tegangan fasa aslinya kenetral dengan sudut 900. Akan terjadi busur
api (arcing) pada titik ganguan karena induktansi dan kapasitansi dari system.
Tengangan fasa yang sehat akan naik menjadi tegangan line (fasa-fasa) atau 3
kali tegangan fasa, bahkan sampai 3 kali tegangan fasa.
Pada sistem ini bila terjadi gangguan phasa ke tanah akan selalu mengakibatkan
terganggunya saluran (line outage), yaitu gangguan harus di isolir dengan
membuka pemutus daya. Salah satu tujuan pentanahan titik netral secara
langsung adalah untuk membatasi tegangan dari fasa-fasa yang tidak terganggu
bila terjadi gangguan fasa ke tanah.

Keuntungan :
Tegangan lebih pada phasa-phasa yang tidak terganggu relatif kecil
Kerja pemutus daya untuk melokalisir lokasi gangguan dapat dipermudah,
sehingga letak gangguan cepat diketahui
Sederhana dan murah dari segi pemasangan

Kerugian :
Setiap gangguan phasa ke tanah selalu mengakibatkan terputusnya daya
Arus gangguan ke tanah besar, sehingga akan dapat membahayakan
makhluk hidup didekatnya dan kerusakan peralatan listrik yang dilaluinya

6. Pentanahan Petersen Coil.

Kumparan petersen biasanya digunakan dalam sistem pentanahan 3 phasa


untuk membatasi arus busur selama terjadinya gangguan tanah. Kumparan ini
pertama dikembangkan oleh W.Petersen pada tahun 1916. Ketika terjadi sebuah
gangguan 1 phasa ke tanah pada sistem 3 phasa yang tidak ditanahkan,
tegangan dari phasa yang terganggu berkurang sampai tegangan tanah (0V).
Gangguan ini menyebabkan 2 phasa sehat tegangannya meningkat menjadi 3
kali tegangan semula. Peningkatan tegangan ini menyebabkan suatu aliran arus
Ic melaluikapasitansi phasa ke tanah. Arus Ic yang meningkat 3 kali arus
kapasitif normal dan mengalir pada rangkaiannya. Ini menyebabkan pukulan
pada lokasi gangguan yangdikenal dengan busur tanah (arching ground ). Hal ini
juga menyebabkan tegangan berlebih pada sistem.
Pada hakekatnya tujuan dari pentanahan dengan kumparan Petersen adalah
untuk melindungi sistem dari gangguan hubung singkat fasa ke tanah yang

sementara sifatnya (temporary fault), yaitu dengan membuat arus gangguan


yang sekecil-kecilnya dan pemadaman busur api dapat terjadi dengan
sendirinya. Kumparan Petersen berfungsi untuk memberi arus induksi (IL) yang
mengkonpensir arus gangguan, sehingga arus gangguan itu kecil sekali dan
tidak membahayakan peralatan listrik yang dilaluinya. Arus gangguan ke tanah
yang mengalir pada sistem sedemikian kecilnya sehingga tidak langsung
mengerjakan rele gangguan tanah untuk membuka pemutusnya (PMT) dari
bagian yang terganggu. Dengan demikian kontinuitas penyaluran tenaga listrik
tetap berlangsung untuk beberapa waktu lamanya walaupun sistem dalam
keadaan gangguan hubung singkat satu fasa ke tanah, yang berarti pula dapat
memperpanjang umur dari pemutus tenaga (PMT).
Sebaliknya sistem pentanahan dengan kumparan Petersen ini mempunyai
kelemahan, yaitu sulit melokalisir gangguan satu fasa ke tanah yang bersifat
permanen dan biasanya memakan waktu yang lama. Gangguan hubung singkat
yang permanen itu dapat mengganggu bagian sistem yang lainnnya. Oleh
karena itu hubung singkat tersebut tetap harus dilokalisir dengan menggunakan
rele hubung singkat ke tanah (Ground fault relay).
Pentanahan titik netral melalui kumparan Petersen mempunyai keuntungan dan
kerugian yaitu :
Keuntungan :
Arus gangguan dapat dibuat kecil sehingga tidak berbahaya bagi mahluk
hidup.
Kerusakan peralatan sistem dimana arus gangguan mengalir dapat dihindari.
Sistem dapat terus beroperasi meskipun terjadi gangguan fasa ke tanah.
Gejala busur api dapat dihilangkan.

Kerugian :
Rele gangguan tanah (ground fault relay) sukar dilaksa nakan karena arus
gangguan tanah relatif kecil.
Tidak dapat menghilangkan gangguan fasa ke tanah yang menetap
(permanen) pada sistem.
Operasi kumparan Petersen harus selalu diawasi karena bila ada perubahan
pada sistem, kumparan Petersen harus disetel (tuning) kembali.

Lokasi penerapan tipe pentanahan peterson coil di PT PLN (Persero P3B Region
Jawa Barat Plengan-Lamajan

D. Metode Pentanahan

Pada sistem Tegangan Menengah sampai dengan 20 kV harus selalu


diketanahkan
karena menjaga kemungkinan kegagalan sangat besar oleh tegangan lebih
transient
tinggi yang disebabkan oleh busur tanah (arching ground atau restriking ground
faults). Untuk itu pentanahan yang sesuai dengan kreteria adalah :
Tahanan Rendah, terutama untuk system yang dipakai mensuplai mesin-mesin
berputar, khususnya pemakaian dalam industri.
Tahanan Tinggi, dengan tahanan tinggi kerusakan karena arus sangat
berkurang.
Pentanahan ini dipilih dengan tujuan :
mencegah pemutusan yang tidak direncanakan
apabila system sebelumnya dioperasikan tanpa pengetanahan dan tidak ada
rele tanah yang dipasang.
apabila pembatasan kerusakan karena arus dan tegangan lebih diinginkan
tetapi tidak dibutuhkan rele tanah yang selektif.

Pentanahan Langsung mempunyai biaya paling rendah dari semua metode


Pentanahan, untuk sistem distribusi saluran udara ( SUTM ) dan sistem yang
disuplai dengan trafo dengan pengaman lebur pada sisi primer perlu
memberikan arus gangguan yang cukup untuk melebur pengaman leburnya.
Dalam standart SPLN no.2 tahun 1978 ditetapkan pengetanahan Jaringan
Tegangan Menengah adalah pengetanahan netral sistem 20 kV beserta
pengamannya dengan tahanan Ditinjau dari besarnya tahanan pentanahan,
sistem pengetanahan jaringan menengah dapat diklasifikasikan seperti berikut :

1. Pentanahan Tahanan rendah 12 Ohm dan arus gangguan tanah maksimum


tiap fasa 1000 A yang dipakai pada saluran kabel atau kabel tanah ( SKTM )
tegangan menengah 20 kV untuk sistem 3 phasa 3 kawat.

Pengetanahan sistem ini dilakukan pada gardu-gardu distribusi dan sambungan


kabel Dipakai PLN wilayah kerja DKI Jaya dan Jabar

Gambar 5. Pentanahan di DKI Jaya dan Jabar

2. Pentanahan Tahanan rendah 40 Ohm dan arus gangguan tanah maksimum


tiap phasa 300A. yang dipakai pada saluran udara tegangan menengah ( SUTM )
20 kV untuk sistem 3 phasa 3 kawat.

Pentanahan sistem ini dilakukan pada tiap-tiap tiang dengan tahanan maksimum
20 Ohm. Dipakai PLN wilayah kerja DKI dan Jawa Barat.

Gambar 6. Pentanahan di DKI Jaya dan Jabar

3. Pentanahan Tahanan tinggi 500 Ohm dan arus gangguan tanah maksimum
tiap phasa 25A. yang dipakai pada saluran udara tegangan menengah 20 kV
untuk system 3 phasa 3 kawat.

Dipakai PLN wilayah kerja Jawa Timur.

Gambar 7. Pentanahan di Jatim

Keunikan dari sistem ini, karena gangguan tanah sangat kecil maksimum 25 A
sehingga bila terjadi persentuhan kawat Tegangan menengah pada jaringan
atau
instalasi Tegangan rendah, bila tahanan tanah pada instalasi mak 1 Ohm
( tegangan sentuhnya 1 x 25A = 25 Voll, tidak melebihi tegangan sentuh 50 volt
yang diijinkan). Mengingat rendahnya arus hubung singkat phasa tanah, maka
sebagian besar gangguan yang sifatnya temporer dapat bebas dengan
sendirinya

4. Khusus untuk sistem 3 phasa 4 kawat, pentanahan langsung tanpa impedansi


dengan menggabungkan antara kawat netral dengan grounding pada banyak
titik sepanjang jaringan ( multi grounded common netral ). Dipakai PLN wilayah
kerja Jawa Tengah dan DI Jogjakarta.

Gambar 8. Pentanahan di Jateng dan DIY

Pentanahan pada saluran kabel tegangan menengah dilakukan pada gardu-gardu


distribusi dan sambungan-sambungan kabel dan untuk saluran udara dilakukan
pada tiap-tiap tiang dengan tahanan pentanahan maksimum. 20 ohm.
Pentanahan gardu distribusi dan sambungan sambungan berfungsi sebagai
pengaman saja dan terpisah dari jaringan secara elektrik.

Kreteria pemasangan sistem pengetanahan jaringan distribusi Jaringan Tegangan

Menengah di Indonesia disesuaikan dengan kepadatan beban terpasang pada


masing
masing wilayah sesuai dengan Tabel dibawah. Sedang untuk pentanahan
Jaringan
Tegangan Rendah, pada saluran udara tegangan rendah pada setiap jarak
tertentu
seperti pada gambar berikut :

Gambar 9. Jaringan Tegangan Rendah

Gambar 10. Tabel Sistem pengetanahan jaringan distribusi di Indonesia

Anda mungkin juga menyukai