1.1.
Background
Tetapi semakin lama sistem tenaga listrik semakin
berkembang (baik panjang saluran, tegangan, arus/beban),
sehingga gejala busur tanah (arching ground) semakin
diperhitungkan, serta arus gangguan tanah semakin
membesar sehingga busur listrik tidak dapat padam dengan
sendirinya.
Gejala busur tanah adalah suatu proses terjadinya
pemutusan (clearing) dan pukul-ulang (restriking) dari busur
listrik secara berulang-ulang sehingga dapat menimbulkan
tegangan lebih transien yang tinggi yang dapat merusak
peralatan.
Oleh sebab itu mulai tahun 1910, sistem tenaga listrik mulai
meningkat sistem tidak lagi dibiarkan terapung atau sistem
delta tetapi titik netral sudah mulai diketanahkan.
Metode pengetanahan netral dari sistem
tenaga:
a. Pengetanahan melalui tahanan (resistans grounding)
b. Pengetanahan melalui reaktor (reactor grounding)
c. Pengetanahan tanpa impedansi (solid grounding)
d. Pengetanahan efektif (effective grounding)
e. Pengetanahan dengan reaktor yang impedansinya
dapat berubah-ubah (resonant grounding) atau
pengetanahan dengan kumparan Petersen.
Sistem yang tidak diketanahkan dalam keadaan gangguan kawat-tanah.
𝐼𝐹𝐺 = arus gangguan.
back
Gambar 1.2. Sistem yang diketanahkan dalam keadaan
gangguan kawat/fasa-tanah.
𝐼𝐹𝐺 = arus gangguan.
back
Pada sistem yang tidak diketanahkan, arus
gangguan tergantung dari impedansi kapasitif:
ZA, ZB dan ZC, yaitu impedansi kapasitif masing-
masing kawat fasa terhadap tanah, Gambar 1.1.
tetapi bila sistem itu diketanahkan arus gangguan
tidak lagi tergantung pada impedansi kapasitif
kawat-kawat tetapi juga tergantung pada
impedansi alat pengetanahan dan transformator,
Gambar 2.1.
Kecuali pada pengetanahan dengan
kumparan Petersen, impedansi alat
pengetanahan sangat kecil dibandingkan
dengan impedansi 𝑍𝐺 :
1 1 1 1
( = + + ),
𝑍𝐺 𝑍𝐴 𝑍𝐵 𝑍𝐶