JTR
1. TUJUAN
2. TEORI DASAR
Sistem pengetanahan melalui tahanan pernah diterapkan pada sistem 230 kV.Sistem
ini mempunyai tegangan lebih transien yang disebabkan oleh pemutusan relatif
rendah.Maksud pengetanahan ini adalah untuk membatasi arus gangguan ke tanah
antara 10% sampai 25% dari arus gangguan 3 fasa.Batas yang paling bawah adalah
batas minimum untuk dapat bekerjanya rele gangguan tanah, sedangkan batas atas
adalah untuk membatasi banyaknya panas yang hilang pada waktu terjadi
gangguan.Sistem pengetanahan melalui tahanan ini sekarang jarang digunakan pada
jaringan transmisi tetapi dipakai pada sistem distribusi, sebagai gantinya adalah
penggunaan reactor.
Untuk membatasi arus gangguan tanah, alat pembatas arus dipasang antara titik netral
dengan tanah.Salah satu dari pembatas arus ini adalah tahanan dan tahanan ada dua
yaitu metalik dan cair (liquid).Besar dan hubungan fasa arus gangguan tergantung pada-
pada harga reaktansi urutan nol dari sumber daya dan harga tahanan dan pentanahan.
Arus gangguan dapat dipecah menjadi dua komponen yaitu yang safasa dengan
tengangan ke netral dari fasa terganggu yang lain ke tinggalan 900
Komponen yang ketinggalan dari arus gangguan Iftg dalam, fasanya akan berlawanan
arah dengan arus kapasitip Ictg pada lokasi gangguan.
Dengan pemelihan harga tahanan pentanahan yang sesuai, komponen yang logging dari
arua gangguan dapat dibuat sama atau lebih besar dari arus kapasitif sehingga tidak ada
oscilasi transien karena dapat terjadi busur api.
Jika harga tahanan pentanahan tinggi sehingga komponen logging dari arus gangguan
kurang dari arus kasitif, maka kondisi sistem akan mendekati sistem netral yang tidak
ditanahkan dengan resiko terjadinya tegangan lebih.
Pentanahan titik netral melalui tahanan (resistance grounding) mempunyai keuntungan
dan kerugian yaitu :
a. Keuntungan
1) Besar arus gangguan tanah dapat diperkecil
1) Bahaya gradient voltage lebih kecil karena arus gangguan tanah kecil
2) Mengurangi kerusakan peralatan listrik akibat arus gangguan yang melaluinya.
b. Kerugian
1) Timbulnya rugi-rugi daya pada tahanan pentanahan selama terjadinya gangguan fasa
ke tanah.
2) Karena arus gangguan ke tanah relatif kecil, kepekaan rele pengaman menjadi
berkurang dan lokasi gangguan tidak cepat diketahui.
Arus Ictg yang mengalir dari fasa yang tergangu ketanah, yang mana
mendahului tegangan fasa aslinya kenetral dengan sudut 900. Akan terjadi busur api
(arcing) pada titik ganguan karena induktansi dan kapasitansi dari system. Tengangan
fasa yang sehat akan naik menjadi tegangan line (fasa-fasa) atau 3 kali tegangan fasa,
bahkan sampai 3 kali tegangan fasa.
Pada sistem ini bila terjadi gangguan phasa ke tanah akan selalu mengakibatkan
terganggunya saluran (line outage), yaitu gangguan harus di isolir dengan membuka
pemutus daya. Salah satu tujuan pentanahan titik netral secara langsung adalah untuk
membatasi tegangan dari fasa-fasa yang tidak terganggu bila terjadi gangguan fasa ke
tanah.
a. Keuntungan :
1) Tegangan lebih pada phasa-phasa yang tidak terganggu relatif kecil
2) Kerja pemutus daya untuk melokalisir lokasi gangguan dapat dipermudah,
sehingga letak gangguan cepat diketahui
3) Sederhana dan murah dari segi pemasangan
b. Kerugian :
1) Setiap gangguan phasa ke tanah selalu mengakibatkan terputusnya daya
2) Arus gangguan ke tanah besar, sehingga akan dapat membahayakan
makhluk hidup didekatnya dan kerusakan peralatan listrik yang dilaluinya.
4 Kabel 3 buah
4. GAMBAR RANGKAIAN
5. LANGKAH KERJA
7. ANALISIS
Pada percobaan pengukuran tahanan pembumian yang telah dilakukan nilai besar
tahanan pembumian yang dihasilkan cukup besar, dimana seharusnya berdasarkan SNI-04-
0225-2000 Pasal 3.13.2.10 dan Pasal 3.19.1.4 nilai tahanan pembumian tidak boleh lebih
dari 5 ohm dan jarak antar elektroda pembumian minimal 2 kali panjang elektroda.
Pada paraktikum bengkel jaringan distribusi, dilakukan pengukuran pentanahan pada
gardu distribusi dan pada tiang akhir.Untuk melakukan pengukuran tahanan pentanahan
dilakukan dengan menggunkan alat rounding Tester atau Earth Tester.Dilakukan dua
macam pengukuran, yaitu pengukuran posisi tegak lurus dan pengukuran posisi segitiga.
8. KESIMPULAN
Antisipasi