BAB II
LANDASAN TEORI
Oleh karena itu sistem-sistem tenaga listrik tidak lagi dibuat terapung
(floating) yang lajim disebut sistem delta, tetapi titik netralnya ditanahkan melalui
tahanan, reaktor dan ditanahkan langsung (solid grounding). Pentanahan itu
umumnya dilakukan dengan menghubungkan netral transformator daya ke tanah.
II-1
II-2
2.1.1 Tujuan Pentanahan Titik Netral Sistem
Adapun tujuan pentanahan titik netral sistem adalah sebagai berikut :
1. Menghilangkan gejala-gejala busur api pada suatu sistem.
2. Membatasi tegangan-tegangan pada fasa yang tidak terganggu (pada
fasa yang sehat).
3. Meningkatkan keandalan (realibility) pelayanan dalam penyaluran
tenaga listrik.
4. Mengurangi/membatasi tegangan lebih transient yang disebabkan oleh
penyalaan bunga api yang berulang-ulang (restrike ground fault).
5. Memudahkan dalam menentukan sistem proteksi serta memudahkan
dalam menentukan lokasi gangguan.
II-3
Gambar II. 1 Sistem Pembumian Solid
Pada sistem ini bila terjadi gangguan fasa ke tanah akan selalu
mengakibatkan terganggunya saluran (line outage), yaitu gangguan harus di isolir
dengan membuka pemutus daya. Salah satu tujuan pentanahan titik netral secara
langsung adalah untuk membatasi tegangan dari fasa-fasa yang tidak terganggu
bila terjadi gangguan fasa ke tanah.
Keuntungan :
II-4
Gambar II.2 Rangkaian Pengganti Pentanahan Titik Netral melalui Tahanan (Resistor)
Pada umumnya nilai tahanan pentanahan lebih tinggi dari pada reaktansi
sistem pada tempat dimana tahanan itu dipasang. Sebagai akibatnya besar arus
gangguan fasa ke tanah pertama-tama dibatasi oleh tahanan itu sendiri. Dengan
demikian pada tahanan itu akan timbul rugi daya selama terjadi gangguan fasa ke
tanah.
Secara umum harga tahanan yang ditetapkan pada hubung netral adalah :
Ef
R = Ohm..................................................................................................(II.1)
I
dimana :
R = Tahanan ( Ohm )
Dengan memilih harga tahanan yang tepat, arus gangguan ketanah dapat
dibatasi sehingga harganya hampir sama bila gangguan terjadi disegala tempat
didalam sistem bila tidak terdapat titik pentanahan lainnya. Dalam menentukan
nilai tahanan pentanahan akan menentukan besarnya arus gangguan tanah.
Besarnya tahanan pentanahan pada sistem tenaga listrik (contohnya di PLN P3B
Jawa Bali Region Jabar), adalah sebagai berikut :
II-5
2. Sistem 20 kV sebesar 12 Ohm atau 42 Ohm.
Pentanahan titik netral melalui tahanan (resistance grounding)
mempunyai keuntungan dan kerugian yaitu :
Keuntungan :
1. Besar arus gangguan tanah dapat diperkecil
2. Bahaya gradient voltage lebih kecil karena arus gangguan tanah
kecil.
Gambar II.3 Rangkaian Pengganti Pentanahan Titik Netral dengan Kumparan Petersen
II-6
Pada hakekatnya tujuan dari pentanahan dengan kumparan Petersen adalah
untuk melindungi sistem dari gangguan hubung singkat fasa ke tanah yang
sementara sifatnya (temporary fault), yaitu dengan membuat arus gangguan yang
sekecil-kecilnya
dan pemadaman busur api dapat terjadi dengan sendirinya.
Kumparan Petersen berfungsi untuk memberi arus induksi (IL) yang
mengkonpensir arus gangguan, sehingga arus gangguan itu kecil sekali dan tidak
membahayakan peralatan listrik yang dilaluinya. Arus gangguan ke tanah yang
mengalir pada sistem sedemikian kecilnya sehingga tidak langsung mengerjakan
rele gangguan tanah untuk membuka pemutusnya (PMT) dari bagian yang
terganggu. Dengan demikian kontinuitas penyaluran tenaga listrik tetap
berlangsung untuk beberapa waktu lamanya walaupun sistem dalam keadaan
gangguan hubung singkat satu fasa ke tanah, yang berarti pula dapat
memperpanjang umur dari pemutus tenaga (PMT).
Keuntungan :
II-7
1. Relai gangguan tanah (ground fault relay) sukar dilaksanakan karena
arus gangguan tanah relatif kecil.
2. Tidak dapat menghilangkan gangguan fasa ke tanah yang menetap
(permanen) pada sistem.
3. Operasi kumparan Petersen harus selalu diawasi karena bila ada
perubahan pada sistem, kumparan Petersen harus disetel (tuning)
kembali.
2.2 Rangkaian Listrik Tiga Fasa
Daya listrik tiga fasa dihasilkan oleh generator pembangkit tiga fasa yang
merupakan tiga buah generator pembangkit satu fasa yang dikonstruksikan secara
simetris sedemikian rupa. Konstruksi yang simetris menghasilkan tiga buah
tegangan keluaran listrik bolak-balik yang memiliki perbedaan fasa sebesar 120o
untuk tiap fasanya.
Va = Vm ∠0ᵒ………………………………………………...………………….II.2
Vb = Vm ∠-120ᵒ……………………………………………………………...…II.3
Vc = Vm ∠- 240ᵒ………………………………………………………………..II.4
II-8
Gambar II.5 Diagram Fasor Tegangan
Arus yang mengalir pada setiap beban dinyatakan sebagai :
I = …………………………………………...…………………………II.5
∠
IA = = Im ∠-θ…………………………………………………………………………II.6
∠
∠
IB = = Im ∠(-120ᵒ- θ)………………………………………………………...II.7
∠
∠
IB = ∠
= Im ∠(-120ᵒ- θ)………………………………………………………...II.8
∠
IC = = Im ∠(-240ᵒ- θ)………………………………………………………...II.9
∠
Rangkaian hubung bintang memiliki sebuah titik hubung ketiga fasanya yang
disebut titik netral seperti pada gambar berikut :
II-9
Gambar II.6 Rangkaian Hubung Bintang
Arus netral ( IN) merupakan penjumlahan arus ketiga fasanya karena jalur netral
tersebut dilalui oleh ketiga fasa yang ada, menurut persamaan berikut :
IN = IA + IB + IC = 0…………………………………………………...……...II.10
II-10
Gambar II.7 menunjukkan vektor diagram arus dalam keadaan seimbang. Di sini
terlihat bahwa penjumlahan ketiga vektor arusnya (IR, IS, IT) adalah sama dengan
nol sehingga tidak muncul arus netral (IN). Sedangkan pada Gambar II.8
menunjukkan vektor diagram arus yang tidak seimbang. Di sini terlihat bahwa
penjumlahan ketiga vektor arusnya (IR,IS, IT) tidak sama dengan nol sehingga
muncul sebuah besaran yaitu arus netral (IN) yang besarnya bergantung dari
seberapa besar faktor ketidakseimbangannya.
II-11
2.4 Pengertian Gangguan
Gangguan adalah suatu ketidak normalan (interferes) dalam sistem tenaga
listrik yang mengakibatkan mengalirnya arus yang tidak seimbang dalam sistem
tiga fasa. Gangguan dapat juga didefinisikan sebagai semua kecacatan yang
mengganggu aliran normal arus ke beban (Adrial Mardensyah,2008). Tujuan
dilakukan analisa gangguan adalah :
1. Penyelidikan terhadap unjuk kerja relai proteksi
2. Untuk mengetahui kapasitas rating maksimum dari pemutus tenaga
3. Untuk mengetahui distribusi arus gangguan dan tingkat tegangan
sistem pada saat terjadinya gangguan.
Hal ini disebabkan luas dan panjangnya kawat transmisi yang terbentang dan
yang beroperasi pada kondisi udara yang berbeda-beda. Pada sistem transmisi,
suatu gangguan dapat terjadi disebabkan kesalahan mekanis, thermos, dan
tegangan lebih atau karena material yang cacat atau rusak, misalnya gangguan
hubung singkat, gangguan ke tanah atau konduktor yang putus. Seperti disebut di
muka, busur tanah yang menetap merupakan gangguan yang sangat ditakuti sebab
busur tanah yang padam dan menyala merupakan sumber gelombang yang
berjalan yang mempunyai muka yang curam yang dapat membahayakan isolasi
dari alat-alat instalasi walaupun letaknya jauh dari titik gangguan.
Gangguan yang sering terjadi ialah gangguan hubung singkat. Besar dari arus
hubung singkat itu tergantung dari jenis dan sifat gangguan hubung singkat itu,
kapasitas dari sumber daya, konfigurasi dari sistem, metoda hubungan netral dari
trafo, jarak gangguan dari unit pembangkit, angka pengenal dari peralatan-
peralatan utama dan alat-alat pembatas arus, lamanya hubung singkat itu dan
kecepatan beraksi dari alat-alat pengaman.
II-12
Gangguan hubung singkat itu tidak hanya dapat merusak peralatan atau
elemen-elemen sirkuit, tetapi juga dapat menyebabkan jatuhnya tegangan dan
frekuensi sistem, sehingga kerja paralel dari unit-unit menjadi terganggu pula.
Akibat-akibat
yang disebabkan oleh gangguan antara lain :
1. Menginterupsi kontinuitas pelayanan daya kepada para konsumen apabila
gangguan itu sampai menyebabkan terputusnya suatu rangkaian (sirkuit)
atau menyebabkan keluarnya suatu unit pembangkit.
2. Penurunan tegangan yang cukup besar menyebabkan rendahnya kualitas
tenaga listrik dan merintangi kerja normal pada peralatan konsumen.
3. Pengurangan stabilitas sistem dan menyebabkan jatuhnya generator.
4. Merusak peralatan pada daerah terjadinya gangguan itu.
I1fasa -E = ………………………………………...………..(II.11)
Keterangan :
Vf = Tegangan di titik gangguan sesaat sebelum terjadinya gangguan
Z0 = Impedansi urutan nol dilihat dari titik gangguan
Z1 = Impedansi urutan positif dilihat dari titik gangguan
II-13
Z2 = Impedansi urutan negatif dilihat dari titik gangguan
II.9 Hubung singkat satu fasa ke tanah
2.4.1.2 Gangguan Hubung Singkat Dua Fasa/Line - Line (LL)
Pada gangguan hubung singkat fasa ke fasa, arus saluran tidak
mengandung komponen urutan nol dikarenakan tidak ada gangguan yang
terhubung ke tanah.
Keterangan :
Vf = Tegangan di titik gangguan sesaat sebelum terjadinya gangguan
Z1 = Impedansi urutan positif dilihat dari titik gangguan
Z2 = Impedansi urutan negatif dilihat dari titik gangguan
I2fasa -E = . ………………………………………….…...…(II.13)
Keterangan :
Vf = Tegangan di titik gangguan sesaat sebelum terjadinya gangguan
II-14
Z0 = Impedansi urutan nol dilihat dari titik gangguan
Z1 = Impedansi urutan positif dilihat dari titik gangguan
Z2 = Impedansi urutan negatif dilihat dari titik gangguan
Gambar II.11 Hubung Singkat dua fasa ke tanah
2.4.1.4 Gangguan Hubung Singkat Tiga Fasa/ Line–Line–Line (LLL)
Gangguan hubung singkat tiga fasa termasuk dalam klasifikasi gangguan
simetris, dimana arus maupun tegangan setiap fasanya tetap seimbang setelah
gangguan terjadi. Sehingga pada sistem seperti ini dapat dianalisa hanya dengan
menggunakan komponen urutan positif saja yaitu :
I3fasa = ………………….…………………………………..(II.14)
Keterangan :
Vf = Tegangan di titik gangguan sesaat sebelum terjadinya gangguan
Z1 = Impedansi urutan positif dilihat dari titik gangguan
IA = Arus pada fasa A
II-15
2.5 Ground Fault Relay ( GFR ) / Relay Gangguan Tanah
Pada dasarnya relay gangguan tanah adalah rele arus lebih yang dipergunakan
untuk mengamankan gangguan ke tanah yaitu 1 (satu) fasa atau 2 (dua) fasa ke
tanah.
Relay gangguan tanah (Ground Fault Relay) berfungsi untuk memproteksi
jaringan tenaga listrik terhadap gangguan antara fasa atau 3 fasa dan hanya
bekerja pada satu arah saja .
Relay ini terpasang pada jaringan tegangan tinggi, tegangan menengah, juga
pada pengaman transformator tenaga dan berfungsi untuk mengamankan peralatan
akibat adanya gangguan fasa ke tanah.
listrik
Proteksi terhadap gangguan tanah lebih sensitif daripada gangguan antar fasa.
Proteksi ini dapat dilakukan menggunakan relay yang hanya akan merespon
terhadap adanya arus residu sistem, karena komponen residual hanya muncul
bilamana arus gangguan mengalir ketanah. Secara keseluruhan, penyetelan rendah
terhadap relay gangguan tanah memungkinkan bagi relay gangguan tanah menjadi
sangat berguna, tidak hanya terhadap gangguan tanah, tetapi lebih jauh terhadap
hampir semua gangguan, tetapi mungkin dibatasi oleh besarnya impedansi
pentanahan atau oleh tahanan pentanahan. Komponen residual diekstrasi dengan
cara menghubungkan CT (Current Transformer) jaringan secara paralel .
2.5.1Karakteristik Relai
Setiap peralatan listrik memiliki karakteristik tersendiri sama hal nya dengan
relai, berikut karaktristik relai berdasarkan waktu.
II-16
Gambar II.13 Karakteristik Relai Waktu Seketika (Instantanous Relay)
2.5.1.2 Relai Arus Lebih Waktu Tertentu (Definite Time Relay)
Relai ini akan memberikan perintah pada PMT pada saat terjadi gangguan
hubung singkat dan besarnya arus gangguan melampaui settingnya (Is), dan
jangka waktu kerja relaimulai pick up sampai kerja relai diperpanjang dengan
waktu tertentu tidak tergantung besarnya arus yang mengerjakan relay, seperti
pada gambar II.14.
Gambar II.14 Karakteristik Relai arus lebih Waktu Tertentu ( Definite Time Relay)
II-17
3. Long Time Inverse
Gambar II.15 Karakteristik Relai Waktu Terbalik (Inverse Relay)
II-18
sehingga vektor penjumlah arus dan tegangan akan sama dengan arus urutan nol
sistem pembumian.
Teknik ini cocok digunakan untuk sistem pembumian solid dan kemungkinan
arus gangguan tanah tinggi. Namun jika besaran arus gangguan tanah adalah kecil
(Sistem pembumian menggunakan tahanan) sensitifitas dari Zero Current
Transformer menjadi kecil .
Rasio dari trafo arus nol harus mampu untuk dilewati arus pada keadaan
normal maupun dalam keadaan beban lebih walaupun kemampuan untuk
mendeteksi arus gangguan tanah tetap terbatas. Ketika jaringan menggunakan
sistem pembumian dengan impedansi, cara alternatif diperlukan untuk mendeteksi
gangguan tanah untuk mencapai sensitifitas yang diperlukan.
Dapat dilihat pada gambar II.11 yaitu gambar saluran kawat yang melewati
Zero Current Transformer besaran arus yang dideteksi oleh sekunder Zero
Current Transformer pada keadaan normal adalah :
Ia+ Ib + Ic = 0………………………………………………………………(II.15)
Pada keadaan normal vektor penjumlah arus dan tegangan adalah mendekati
nol, tidak sepenuhnya nol karena terdapat beban-beban kapasitif pada jaringan,
hal ini menyebabkan pada keadaan normal arus yang keluar dari sekunder trafo
arus nol memiliki nilai walaupun nilai tersebut sangat kecil dibawah 1 Ampere
II-19
namun dengan asumsi beban seimbang kita dapat menganggap bahwa arus
tersebut adalah normal atau sama dengan nol.
Ketika terjadi hubung singkat satu fasa ke tanah hasil penjumlahan vektor
tegangan
dan arus tidak lagi nol, jika jaringan menggunakan sistem pembumian
dengan tahanan (Resistance Ground) trafo arus nol akan mendeteksi arus yang
telah dipengaruhi oleh resistansi dari resistor sistem pembumian ditambah dengan
resistansi beban dalam rangkaian.
2.6.1 Pemasangan Zero Current Transformer Dengan Relay Gangguan Tanah
Trafo arus nol digunakan sebagai deteksi gangguan tanah pada sistem
jaringan , tiga kawat penghantar akan masuk ke lubang dari trafo arus nol.
Dalam keadaan normal arus yang keluar dari sekunder trafo arus nol
tersebut adalah nol , namun apabila terjadi hubung singkat fasa ke tanah arus
sekunder trafo arus urutan nol akan mempunyai besaran nilai.
Fungsi dari keluaran sekunder trafo arus ini dikoordinasikan dengan relay
gangguan tanah, dimana arus sekunder dari trafo arus nol akan mengoperasikan
relay dan menginstruksikan circuit breaker untuk mengamankan jaringan.
Gambar II.18 Wiring Zero Current Transformer dengan relay gangguan tanah
II-20
Besaran arus sekunder yang akan mengoperasikan relay gangguan tanah akan
diatur oleh setting arus dari relay gangguan tanah tersebut dan juga waktu untuk
relay bekerja pun dapat diatur sesuai dengan setting yang tentukan.
II-21