PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1
2. Menyediakan jalur bagi aliran arus yang dapat memberikan deteksi
terjadinya hubungan yang tidak dikehendaki antara konduktor system
dan bumi. Deteksi ini akan mengakibatkan beroperasinya peralatan
otomatis yang memutuskan suplai tegangan dari konduktor tersebut.
Sistematika penuliasan pada Makalah ini, terdiri dari tiga bab dengan
perincian sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
Pada bab ini menjelaskan tentang teori dasar yang berhubungan dengan
pengujian, serta penelitian-penelitian terdahulu yang sudah pernah
dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Meskipun demikian, harus diambil tindakan untuk menghindari resiko
efek patofisiologis yang berbahaya pada manusia yang tersentuh BKT
secara simultan saat terjadinya dua gangguan secara simultan.
Gambar 2. Sistem IT
Pada penerapannya, titik netral pada sistim IT tidak benar – benar
terisolasi dengan bumi, tetapi masih dihubungkan dengan impdedansi Zs
yang nilainya sangant tinggi yaitu sekitar 1000 ohm sampai 3000 ohm. Hal
ini untuk tujuan membatasi level tegangan over voltage ketika terjadinya
gangguan pada sistem tersebut.
L1 L1
L2 L2
L3 L3
N
Impedans
Impedans
PE
PE
BKT BKT
Gambar 3. Sistem IT
4
Memerlukan alat pemonitor isolasi secara kontinu.
Terjadinya tegangan sentuh yang berbahaya bila terjadi gangguan
dapat dihindari.
Kontinuitas pelayanan baik, sistem tidak terputus saat terjadi
ganggguan saat terjadi gangguan isolasi yang pertama tetapi alarm
harus bekerja pada saat adanya gangguan isolasi pertama.
Bila terjadi gangguan satu phase ke tanah, maka arus gangguan If adalah
jumlah dari :
Arus gangguan ini relatif sangat kecil, sehingga pemutus otomatis dari
supply setelah terjadi gangguan satu phase ke tanah yang pertama tidak
diperlukan. Sementara itu tegangan sentuh yang timbul pun kecil,
karenanya memungkinkan sistem bekerja terus (untuk sementara) sambil
segera mencari/menghilangkan gangguan tersebut.
CATATAN
Untuk mengurangi tegangan lebih atau untuk meredam osilasi
tegangan, mungkin perlu menyediakan pembumian melalui impedans
atau titik netral buatan, dan karakteristiknya harus sesuai dengan
persyaratan instalasi.
5
BKT harus dibumikan secara individual, dalam kelompok atau secara
kolektif.
CATATAN
Dalam bangunan besar, seperti bangunan bertingkat tinggi, hubungan
langsung penghantar proteksi ke elektrode bumi tidak mungkin
dilaksanakan karena alasan praktis. Pembumian BKT dapat dicapai
dengan ikatan antara penghantar proteksi, BKT dan BKE.
RA x Id £ 50 V
dengan :
RA adalah resistans elektrode bumi untuk BKT.
Id adalah arus gangguan dari gangguan pertama dengan impedans yang
dapat diabaikan (hubung pendek) antara penghantar fase dan BKT. Nilai Id
memperhitungkan arus bocor dan impedans pembumian total dari instalasi
listrik.
Dalam hal dimana sistem IT dipergunakan untuk alasan kontinuitas suplai,
maka sebuah gawai monitor isolasi harus disediakan untuk menunjukkan
terjadinya gangguan pertama dari bagian aktif ke BKT atau ke bumi.
Gawai ini harus dapat mengeluarkan sinyal yang dapat terdengar dan/atau
terlihat.
6
Jika kedua sinyal tersebut sama-sama ada, diizinkan untuk tidak memakai
sinyal yang dapat terdengar, tetapi alarm visual harus terus-menerus
bekerja selama terjadinya gangguan.
CATATAN
Direkomendasikan agar gangguan pertama dihilangkan dengan
penundaan sesingkat mungkin.
𝑈𝑜 × √3
𝑍𝑠 £
2𝐼𝑎
Atau jika netral terdistribusi :
𝑈𝑜
𝑍𝑠 ′ £
2𝐼𝑎
dengan :
Uo adalah tegangan nominal a.b. efektif antara fase dan netral
U adalah tegangan nominal a.b. efektif antar fase
Zs adalah impedans lingkar gangguan yang terdiri atas penghantar fase dan
penghantar proteksi sirkit
Zs’ adalah impedans lingkar gangguan yang terdiri atas penghantar netral
dan penghantar proteksi sirkit
Ia adalah arus operasi gawai proteksi dalam waktu pemutusan t yang
ditentukan dalam Tabel 1 jika dapat diterapkan, atau selama 5 detik untuk
semua sirkit lain jika waktu ini diizinkan.
Dalam sistem IT, dikenal penggunaan gawai monitor dan gawai proteksi
berikut ini:
a. Gawai monitor isolasi;
b. GPAL;
c. GPAS.
Sirkit listrik tidak boleh dibumikan langsung. Pembumian melalui
resistans yang cukup tinggi atau celah proteksi diperbolehkan. Bila
7
dibumikan melalui resistans, resistans pembumian tersebut tidak boleh
kurang dari 1000 Ω.
Semua BKT perlengkapan listrik, demikian pula BKT bagian konstruksi,
jaringan pipa logam dan semua penghantar yang secara baik berhubungan
dengan bumi, harus dihubungkan satu dengan yang lain secara baik
dengan penghantar proteksi.
8
L1
L2
L3
PE
Z<
M
Resistans pembumian dari seluruh sistem IT tidak boleh lebih besar dari
50 Ω. Bila nilai ini tidak dicapai, meskipun sudah digunakan elektrode
bumi tambahan, maka tegangan antara penghantar proteksi dan bumi harus
diproteksi dengan gawai proteksi yang memutus sirkit bila tegangan antara
penghantar proteksi dan bumi lebih dari 50 Volt.
Pelaksanaan pemasangan elektrode bumi suatu instalasi harus sesuai
dengan 3.18 dan 3.19.
Pada penyambungan dengan kabel fleksibel, harus dipilih kabel fleksibel
yang mempunyai penghantar proteksi.
9
CATATAN :
Nilai waktu pemutusan dan tegangan yang lebih tinggi dari yang
dipersyaratkan dalam Ayat ini dapat diterima untuk pembangkitan
dan distribusi tenaga listrik.
Nilai waktu pemutusan dan tegangan yang lebih rendah dapat
dipersyaratkan untuk instalasi atau lokasi khusus sesuai dengan
BAB 8.
Untuk sistem IT, pemutusan otomatis biasanya tidak dipersyaratkan
pada saat terjadinya gangguan yang pertama.
Dalam isolasi ganda ada dua jenis isolasi, bagian aktif diisolasi
dengan isolasi dasar, bagian luarnya diberikan isolasi kedua yang
menjamin tidak akan terjadi tegangan sentuh Isolasi tambahan ini
diperkuat dengan sekrup dari bahan isolasi, tidak boleh mengganti sekrup
logam yang memiliki sifat menghantarkan listrik.
10
Proteksi Lokasi Tidak Konduktif
dihubungkan pada setiap titik ke sirkit lainnya atau ke bumi. Jika terjadi
kegagalan isolasi pada sirkit sekunder trafo pemisah maka akan terjadi
hubung singkat, sehingga sistem pengamanan pemisah tidak berfungsi.
11
Gambar 9. pengaman dengan pemisahan Gambar 10. trafo pemisah
Sirkit listrik melayani dua stopkontak
12
Pengukuran tahanan pembumian dapat dilakukan dengan cara
sederhana dengan menggunakan alat ukur Megger.
Pengukuran R
13
Nilai Resistansi Isolasi Minimum
Tegangan Uji
Arus Resistansi Isolasi
Tegangan Sirkit Nominal
Searah (V) (MΩ )
14
2.4 Proteksi untuk penghantar netral
Untuk cara seperti pada 3.21.3.1.1 butir a), karena sistem listriknya tidak
dibumikan atau dibumikan melalui resistans yang tinggi, maka sebelum
pengukuran, penghantar netral atau salah satu penghantar fase lainnya
perlu dibumikan melalui elektrode bumi terpisah, pada jarak 20 m baik
dari elektrode bumi yang akan diukur maupun dari elektrode bumi bantu.
Bila hasil pengukuran tidak lebih besar dari yang ditentukan dalam
3.14.2.11, maka sistem penghantar proteksi dapat dinyatakan efektif.
Dalam hal ini penghantar netral atau salah satu penghantar fasenya perlu
dibumikan seperti yang ditentukan dalam 3.21.3.3 a).
15
Luas penampang penghantar proteksi tidak boleh kurang
dari nilai yang tercantum dalam Tabel 3
Jika penerapan Tabel 3 menghasilkan ukuran yang tidak
standar, maka dipergunakan penghantar yang mempunyai luas
penampang standar terdekat.
Luas penampang penghantar fase Luas penampang minimum
instalasi penghantar proteksi yang berkaitan
S Sp
Mm2 Mm2
S 16 S
16 S 35 16
S 35 S/2
16
mempunyai luas penampang yang lebih kecil dari penghantar fase
jika kondisi berikut ini terpenuhi secara simultan :
1 2 3
Jenis sistem Penggunaan Penghantar
pengawatan Sirkit Bahan Luas
penampang
mm2
Instalasi Kabel Sirkit daya dan Tembaga 1,5
mangun dan penerangan aluminium 2,5 (lihat
(terpasan pengant catatan a)
g tetap) ar Sirkit sinyal Tembaga 0,5 (lihat
berisolas dan kontrol catatan b)
i
Pengaha Sirkit daya Tembaga 10
ntar aluminium 16
telanjan Sirkit sinyal Tembaga 4
g dan kontrol
Sambungan Untuk peranti Tembaga Seperti
fleksibel dengan khusus ditentukan
penghantar dalam standar
berisolasi dan kabel IEC yang
relevan
Untuk setiap 0,75 (lihat
penerapan catatan c)
lainnya
Sirkit tegangan 0,75 (lihat
ekstra rendah catatan c)
untuk
penerapan
khusus
Catatan :
17
a)Sambungan yang digunakan untuk terminasi penghantar
aluminium harus diuji dan disahkan untuk penggunaan khusus
ini.
b)Dalam sirkit sinyal dan kontrol yang dimaksudkan untuk
perlengkapan elektronik, diizinkan menggunakan luas penampang
minimum 0,1 mm2.
c)Dalam kabel fleksibel multi-inti yang terdiri atas tujuh inti atau
lebih, berlaku Catatan b).
Tabel 5. Luas penampang minimum penghantar fase
18
resiko ledak dan
resiko kebakaran
tinggi.
Sistem TN- GPAS 30 GPAL GPAS ≤ Bila proteksinya Untuk rumah
C-S mA atau 500 mA lengkap, hanya tangga, industri
GPAS ≤ tidak dan
0,4 detik direkomendasikan perkantoran
untuk instalasi yang tidak peka
yang peka terhadap
terhadap masalah masalah KEM.
KEM.
Ssitem IT GPAS 30 Gawai GPAS ≤ Direkomendasikan
Untuk ruang
mA monitor 500 mA jika kontinuitas
khusus di
isolasi suplai menjadi rumah sakit,
GPAL kebutuhan utama.
dan industri
atau atau
GPAS ≤ perkantoran
0,4 detik khusus.
(untuk
gangguan
kedua)
Tabel 6. Rekomendasi untuk sistem TT,TN, dan IT
Keterangan
GPAS : Gawai Proteksi Arus Sisa; GPAL : Gawai Proteksi Arus lebih.
Sumber listrik yang dimaksud bisa berasal dari genset, dari PLN
atau apapun yang bisa menghasilkan tenaga listrik seperti misalnya batere,
solar cell dan sebagainya. Sedangkan peralatan yang membutuhkan tenaga
listrik seperti yang kita ketahui sangat banyak sekali dari mulai peralatan
di rumah tangga, di kantor, di industri, di kendaraan dan lain sebagainya.
Namun begitu banyak macam ragam beban beban listrik secara sifatnya
hanya dibagi menjadi tiga macam beban yaitu beban resistif (misalnya
seterika, solder, lampu pijar, dsb.), beban induktif (misalnya kipas angin,
mesin bor, lampu TL dsb.), beban kapasitif (misalnya Kapasitor).
19
Adapun perlengkapan dari instalasi listrik misalnya panel hubung
bagi (PHB), alat-alat ukur, pengaman jaringan, pentanahan, sakelar dan
sebagainya. Sebuah sistem instalasi tenaga listrik pada suatu
bangunan/gedung dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Beberapa istilah yang terdapat pada gambar di atas adalah sebagai berikut :
2.6.1 Sistem TM
20
Pengaman arus listriknya terdiri dari sekering dan LBS (Load
Break Switch).
2.6.2 Sistem TR
21
tidak akan terganggu dengan adanya sumber listrik sendiri (genset)
sebagai cadangan.
22
Sehubungan dengan pentanahan jaringan distribusi, maka umumnya
feeder distribusi yang keluar dari gardu induk dilengkapi dengan :
Apabila diujung feeder distribusi yang keluar dari gardu induk ada sumber
daya maka relai arus lebih dan relai gangguan tanah tersebut diatas harus
bersifat power directional. Apabila feeder distribusi adalah SUTM dan
bersifat radial, tidak ada sumber daya diujungnya, maka dipasang pula
relai untuk auto reclosing (penutup balik). Karena jumlah gangguan per
km per tahun pada SUTM adalah cukup tinggi maka untuk dapat
melokalisir gangguan secepat mungkin sering kali SUTM dibagi atas
beberapa seksi yang mempunyai pengaman sendiri dengan harapan
apabila ada gangguan pada salah satu seksi, gangguan tidak akan
merambat kepada seksi yang ada didepannya. Selektifitas antara seksi
dapat dilakukan dengan menggunakan relai arus lebih untuk setiap seksi
serta menggunakan time grading. Namun seperti telah diuraikan, kesulitan
mengguanakan relai arus lebih dengan time grading adalah timbulnya
akumulasi waktu. Akumulasi waktu ini dapat dikurangi apabila dipakai
relai arus lebih dengan karakteristik invers, namun kesulitan ini tidak
teratasi apabila besarannya arus gangguan pada setiap seksi tidak cukup
berbeda untuk menyelenggarakan time grading. Untuk mengatasi
persoalan ini dipakai pemisah seksi otomatis dan juga sekering-sekering
(pelebur-pelebur) pada seksi-seksi SUTM seperti ditunjukkan pada
gambar 2.1 dan gambar 2.2. Sekering biasanya dipasang pada cabang dan
SUTM dari pada Transformator Distribusi seperti terlihat pada gambar
2.3.
23
Gambar 17. SUTM radial dengan tiga pemisah seksi otomatis (PSO)
Gambar 18. SUTM dalam ring dengan lima pemisah seksi otomatis (PSO)
24
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
25
DAFTAR PUSTAKA
SNI, 2000. Peraturan Umum Instalasi Listrik 2000 (PUIL 2000), Badan
Standarisasi Nasional.
https://www.slideshare.net/ekostereo/bab-11-sistem-pengamanan-bhy-
listrik?from_action=save
26