Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sistem pentanahan adalah salah satu bagian dari sistem tenaga listrik,
dengan pertumbuhan beban listrik yang terus meningkat menyebabkan
sistem tenaga listrik terus berkembang dengan pesat dan besar. Apabila
terjadi kesalahan di sistem tenaga listrik atau gangguan sistem maka arus
gangguan yang ditimbulkan akan mengalir ke tanah semakin bertambah
besar dan busur api yang ditimbulkan akan semakin sulit padam sendiri.
Demikian pula apabila tegangan lebih transien yang ditimbulkan sangat
tinggi sehingga sistem akan terganggu dan dapat merusak peralatan. Untuk
mengatasi gangguan pada sistem tenaga listrik tersebut diperlukan ra
ncangan sistem yang disebut dengan sistem pentanahan grounding system
yang dapat mengalirkan arus lebih ke tanah dengan menciptakan jalur
resistans pentanahan yang rendah terhadap permukaan bumi dengan cara
melakukan penanaman elektroda batang pentanahan.
Pentanahan dengan menggunakan batang pentanahan dilakukan
dengan cara elektroda batang dimasukkan tegak lurus ke dalam tanah
dengan terminal sambungnya berada di permukaan tanah dan panjangnya
disesuaikan dengan resistans pembum ian yang diperlukan. Resistans
pembumian dari satu atau beberapa elektroda pentanahan di sekitar sumber
listrik tidak boleh lebih besar dari 10 Ω (PUIL 2000 ayat 3.13.2.10 b). 15
Pada gedung Listrik Polines ada pentanahan sistem penangkal petir
yang nilai resistansnya tidak memenuhi syarat/tinggi sehingga sangat
berbahaya. Untuk mendapatkan nilai resistans pentanahan yang rendah/kecil
agar didapat distribusi tegangan yang serata mungkin terjadi di permukaan
tanah pada saat terkena sambaran petir sehingga tidak berbahaya bagi
manusia, maka dilakukan dengan cara menambahkan batang elektroda lebih
dari satu dan atau membandingkannya dengan penambahan zat aditif pada
tanah di sekitar batang elektroda sehingga diperoleh resistans pentanahan
yang kecil.

1.2 Tujuan

Tujuan dari Makalah ini adalah :

1. Membatasi besarnya tegangan terhadap bumi agar berada dalam


batasan yang diperbolehkan .

1
2. Menyediakan jalur bagi aliran arus yang dapat memberikan deteksi
terjadinya hubungan yang tidak dikehendaki antara konduktor system
dan bumi. Deteksi ini akan mengakibatkan beroperasinya peralatan
otomatis yang memutuskan suplai tegangan dari konduktor tersebut.

1.3 Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada makalah ini antara lain:

1. Bagaimana mengetahui dan menganalisa Sistem Hantaran Pengaman


(HP) / IT (Impedance Terra) ?

2. Bagaimana Persyaratan Sistem Hantaran Pengaman?

3. Cara Pemutusan suplay ?

4. Bagaimana Proteksi untuk penghantar netral ?

1.4 Sistematika Penulisan

Sistematika penuliasan pada Makalah ini, terdiri dari tiga bab dengan
perincian sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Menjelaskan tugas akhir secara umum, berisi latar belakang, tujuan,


perumusan masalah, dan sistematika penulisan.

BAB II PEMBAHASAN

Pada bab ini menjelaskan tentang teori dasar yang berhubungan dengan
pengujian, serta penelitian-penelitian terdahulu yang sudah pernah
dilakukan.

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN

Berisi tentang suatu kesimpulan yang diperoleh dari pengujian, serta


saransaran untuk pegembangan penelitian lebih lanjut.

DAFTAR PUSTAKA

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sistem Hantaran Pengaman (HP) / IT (Impedance Terra)

Dari huruf pertamanya ( I ) sudah jelas bahwa , pada sistem


pembumian dengan jenis IT ini, netralnya isolated (tidak terhubung)
dengan bumi. Titik PE tidak terhubung ke saluran netral tetapi lansung
dihubungkan ke pembumian. Sistem IT atau Sistem Penghantar Pengaman
(HP) sistem yang semua bagian aktifnya tidak dibumikan, atau titik netral
dihubungkan ke bumi melalui impedans. BKT instalasi dibumikan secara
independen atau kolektif, atau ke pembumian sistem.

Sistem rangkaian tidak mempunyai hubungan langsung ke tanah


namun melalui suatu impedansi, sedangkan bagian konduktif instalasi
dihubung langsung ke elektroda pentanahan secara terpisah. Sistem ini
juga disebut sistem pentanahan impedansi. Ada beberapa jenis sambungan
titik netral secara tidak langsung ini, yaitu melalui reaktansi, tahanan dan
kumparan petersen. Antara ketiga jenis media sambungan ini mempunyai
kelebihan dan kekurangan. Namun, secara teknis jenis sambungan
kumparan petersen yang mempunyai kinerja terbaik.

Gambar 1. Sistem Hantaran Pengaman

Dalam sistem IT instalasi harus diisolasi dari bumi atau


dihubungkan ke bumi melalui suatu impedans yang cukup tinggi.
Hubungan ini dapat dibuat pada titik netral sistem maupun pada suatu titik
netral buatan. Titik netral buatan dapat dihubungkan secara langsung ke
bumi jika impedans urutan nol yang dihasilkan cukup tinggi. Jika tidak
ada titik netral, maka penghantar fase dapat dihubungkan ke bumi melalui
suatu impedans.
Arus gangguan bernilai rendah bila terjadi gangguan tunggal ke
BKT atau ke bumi dan pemutusan tidak penting asalkan kondisi terpenuhi.

3
Meskipun demikian, harus diambil tindakan untuk menghindari resiko
efek patofisiologis yang berbahaya pada manusia yang tersentuh BKT
secara simultan saat terjadinya dua gangguan secara simultan.

Penghantar aktif instalasi tidak boleh dihubungkan langsung ke bumi.

Gambar 2. Sistem IT
Pada penerapannya, titik netral pada sistim IT tidak benar – benar
terisolasi dengan bumi, tetapi masih dihubungkan dengan impdedansi Zs
yang nilainya sangant tinggi yaitu sekitar 1000 ohm sampai 3000 ohm. Hal
ini untuk tujuan membatasi level tegangan over voltage ketika terjadinya
gangguan pada sistem tersebut.
L1 L1
L2 L2
L3 L3
N
Impedans
Impedans

PE
PE
BKT BKT

Pembumian sistem Pembumian sistem

Gambar 3. Sistem IT

Sifat pentanahan IT sistem adalah :

 Memerlukan tingkat isolasi jaringan yang tinggi.


 Memerlukan staf pemeliharaan yang terdidik.

4
 Memerlukan alat pemonitor isolasi secara kontinu.
 Terjadinya tegangan sentuh yang berbahaya bila terjadi gangguan
dapat dihindari.
 Kontinuitas pelayanan baik, sistem tidak terputus saat terjadi
ganggguan saat terjadi gangguan isolasi yang pertama tetapi alarm
harus bekerja pada saat adanya gangguan isolasi pertama.

Menurut VDE, sistemnya memang tidak ditanahkan tetapi dipasangkan


spark gap antara netral dan tanah sehingga hubungan sistem dan tanah
hanyalah terdiri dari :

 Tahanan isolasi antara seluruh sistem dan tanah.


 Kapasitansi antara seluruh sistem dan tanah
 Impedansi alat ukur.

Bila terjadi gangguan satu phase ke tanah, maka arus gangguan If adalah
jumlah dari :

 Arus isolasi (isolation leakage current)


 Arus kapasitansi
 Arus alat ukur
 Arus impedansi tahanan (jika ada)

Arus gangguan ini relatif sangat kecil, sehingga pemutus otomatis dari
supply setelah terjadi gangguan satu phase ke tanah yang pertama tidak
diperlukan. Sementara itu tegangan sentuh yang timbul pun kecil,
karenanya memungkinkan sistem bekerja terus (untuk sementara) sambil
segera mencari/menghilangkan gangguan tersebut.

Jika setelah terjadi gangguan tanah pertama dan belum diputuskan


kemudian terjadi gangguan tanah kedua pada phase lain maka gangguan
itu menjadi seperti gangguan hubung singkat dan pengaman arus lebih
akan bekerja memutuskan bagian yang terganggu dari supply,

Menurut VDE, IT sistem hanya dipebolehkan untuk sistem yang


terbatas/kecil dan tidak ditanahkan dengan pembangkit sendiri.

CATATAN
Untuk mengurangi tegangan lebih atau untuk meredam osilasi
tegangan, mungkin perlu menyediakan pembumian melalui impedans
atau titik netral buatan, dan karakteristiknya harus sesuai dengan
persyaratan instalasi.

5
BKT harus dibumikan secara individual, dalam kelompok atau secara
kolektif.

CATATAN
Dalam bangunan besar, seperti bangunan bertingkat tinggi, hubungan
langsung penghantar proteksi ke elektrode bumi tidak mungkin
dilaksanakan karena alasan praktis. Pembumian BKT dapat dicapai
dengan ikatan antara penghantar proteksi, BKT dan BKE.

2.2 Persyaratan Sistem Hantaran Pengaman


Kondisi berikut ini harus terpenuhi :

RA x Id £ 50 V
dengan :
RA adalah resistans elektrode bumi untuk BKT.
Id adalah arus gangguan dari gangguan pertama dengan impedans yang
dapat diabaikan (hubung pendek) antara penghantar fase dan BKT. Nilai Id
memperhitungkan arus bocor dan impedans pembumian total dari instalasi
listrik.
Dalam hal dimana sistem IT dipergunakan untuk alasan kontinuitas suplai,
maka sebuah gawai monitor isolasi harus disediakan untuk menunjukkan
terjadinya gangguan pertama dari bagian aktif ke BKT atau ke bumi.
Gawai ini harus dapat mengeluarkan sinyal yang dapat terdengar dan/atau
terlihat.

Gambar 4. Pengukuran tahanan pembumian sistem IT

6
Jika kedua sinyal tersebut sama-sama ada, diizinkan untuk tidak memakai
sinyal yang dapat terdengar, tetapi alarm visual harus terus-menerus
bekerja selama terjadinya gangguan.

CATATAN
Direkomendasikan agar gangguan pertama dihilangkan dengan
penundaan sesingkat mungkin.

Sesudah terjadinya gangguan pertama, kondisi untuk pemutusan suplai


saat terjadinya gangguan kedua harus seperti berikut di bawah ini,
tergantung apakah semua BKT terinterkoneksi oleh penghantar proteksi
(dibumikan secara kolektif) atau dibumikan dalam kelompok atau secara
individual.
Kondisi berikut harus dipenuhi jika netral tidak terdistribusi :

𝑈𝑜 × √3
𝑍𝑠 £
2𝐼𝑎
Atau jika netral terdistribusi :
𝑈𝑜
𝑍𝑠 ′ £
2𝐼𝑎
dengan :
Uo adalah tegangan nominal a.b. efektif antara fase dan netral
U adalah tegangan nominal a.b. efektif antar fase
Zs adalah impedans lingkar gangguan yang terdiri atas penghantar fase dan
penghantar proteksi sirkit
Zs’ adalah impedans lingkar gangguan yang terdiri atas penghantar netral
dan penghantar proteksi sirkit
Ia adalah arus operasi gawai proteksi dalam waktu pemutusan t yang
ditentukan dalam Tabel 1 jika dapat diterapkan, atau selama 5 detik untuk
semua sirkit lain jika waktu ini diizinkan.
Dalam sistem IT, dikenal penggunaan gawai monitor dan gawai proteksi
berikut ini:
a. Gawai monitor isolasi;
b. GPAL;
c. GPAS.
Sirkit listrik tidak boleh dibumikan langsung. Pembumian melalui
resistans yang cukup tinggi atau celah proteksi diperbolehkan. Bila

7
dibumikan melalui resistans, resistans pembumian tersebut tidak boleh
kurang dari 1000 Ω.
Semua BKT perlengkapan listrik, demikian pula BKT bagian konstruksi,
jaringan pipa logam dan semua penghantar yang secara baik berhubungan
dengan bumi, harus dihubungkan satu dengan yang lain secara baik
dengan penghantar proteksi.

Tegangan nominal Waktu pemutusan


Uo /U Detik
Netral tidak Netral
Volt Terdistribusi terdistribusi
120–240 0,8 5
230/400 0,4 0,8
400/690 0,2 0,4
580/1000 0,1 0,2
Catatan :
a) Untuk tegangan yang berada dalam rentang toleransi yang dinyatakan
dalam SNI 04-0227-1994, waktu pemutusan sesuai dengan tegangan
nominal yang berlaku.
b) Untuk nilai antara tegangan, digunakan nilai yang lebih tinggi setingkat
dalam Tabel.
Tabel 1. Waktu pemutusan maksimum dalam sistem IT (gangguan
kedua)
Pemasangan gawai monitor isolasi (untuk memantau keadaan isolasi
instalasi listrik) yang dapat memberikan isyarat yang dapat dilihat atau
didengar bila keadaan isolasi turun di bawah minimum tertentu. Bila
gawai tersebut dari jenis yang terpasang antara setiap fase dan bumi maka
impedans antara setiap fase dan bumi dari gawai tersebut harus sama. Ini
diperlukan untuk mencegah terjadinya tegangan antara netral dan bumi
dalam keadaan normal.
Sebagai penghantar proteksi dapat digunakan penghantar yang berisolasi
dengan warna hijau-kuning dalam satu selubung dengan penghantar
fasenya atau dapat pula terdiri dari penghantar yang terpisah.
Luas penampang nominal penghantar proteksi harus sekurang-kurangnya
dan dengan ketentuan dalam 3.19, tetapi untuk besi tidak perlu lebih besar
dari 120 mm2.

8
L1
L2
L3
PE

Z<
M

Gawai monitor Jaringan pipa air


Isolasi minum dari logam

Gambar 5. Contoh sistem IT

Resistans pembumian dari seluruh sistem IT tidak boleh lebih besar dari
50 Ω. Bila nilai ini tidak dicapai, meskipun sudah digunakan elektrode
bumi tambahan, maka tegangan antara penghantar proteksi dan bumi harus
diproteksi dengan gawai proteksi yang memutus sirkit bila tegangan antara
penghantar proteksi dan bumi lebih dari 50 Volt.
Pelaksanaan pemasangan elektrode bumi suatu instalasi harus sesuai
dengan 3.18 dan 3.19.
Pada penyambungan dengan kabel fleksibel, harus dipilih kabel fleksibel
yang mempunyai penghantar proteksi.

2.3 Pemutusan suplai


Gawai proteksi secara otomatis harus memutus suplai ke sirkit atau
perlengkapan yang diberi proteksi oleh gawai tersebut dari sentuh tak
langsung, sedemikian sehingga ketika terjadi gangguan antara bagian aktif
dengan BKT atau penghantar proteksi dalam sirkit atau perlengkapan
tersebut, maka tegangan sentuh prospektif yang melampaui 50 V a.b.
efektif atau 120 V a.s. bebas riak tidak berlangsung untuk waktu yang
cukup lama, yang dapat menyebabkan resiko efek fisiologis yang
berbahaya dalam tubuh manusia yang tersentuh bagian konduktif yang
dapat terjangkau secara simultan.
Tidak tergantung pada tegangan sentuh, waktu pemutusan yang tidak
melampaui 5 detik diizinkan untuk keadaan tertentu yang tergantung pada
jenis pembumian system.

9
CATATAN :
 Nilai waktu pemutusan dan tegangan yang lebih tinggi dari yang
dipersyaratkan dalam Ayat ini dapat diterima untuk pembangkitan
dan distribusi tenaga listrik.
 Nilai waktu pemutusan dan tegangan yang lebih rendah dapat
dipersyaratkan untuk instalasi atau lokasi khusus sesuai dengan
BAB 8.
 Untuk sistem IT, pemutusan otomatis biasanya tidak dipersyaratkan
pada saat terjadinya gangguan yang pertama.

Proteksi dengan Isolasi Ganda


Untuk memberikan pengamanan yang baik beberapa alat listrik
dirancang dengan isolasi ganda. Alat dengan isolasi ganda tidak
memerlukan sistem pentanahan. Jika terjadi kegagalan isolasi, isolasi
tambahan akan menahan arus kejut sehingga tetap aman bagi pemakai alat.

Dalam isolasi ganda ada dua jenis isolasi, bagian aktif diisolasi
dengan isolasi dasar, bagian luarnya diberikan isolasi kedua yang
menjamin tidak akan terjadi tegangan sentuh Isolasi tambahan ini
diperkuat dengan sekrup dari bahan isolasi, tidak boleh mengganti sekrup
logam yang memiliki sifat menghantarkan listrik.

Mesin bor tangan merupakan alat listrik dengan pelindung isolasi


ganda. Seluruh bagian aktif berupa motor listrik dan sistem penggerak
roda gigi dari logam dibungkus rapat dengan bahan isolasi. Bagian luar
ditutup oleh isolasi lapisan kedua untuk menjamin tidak ada bagian
konduktif yang bersinggungan dengan tangan, jika terjadi kegagalan
isolasi pada motor listriknya. Antara motor dan mekanik bor menggunakan
poros bahan isolasi, sehingga meskipun mata bor dipegang dijamin tidak
ada arus kejut mengalir ke tubuh manusia. Bahkan tombol tekan motor
juga terbungkus bahan isolasi secara rapat.

Gambar 6 . Isolasi ganda pada Gambar 7. Mesin bor dengan


peralatan listrik isolasi ganda

10
Proteksi Lokasi Tidak Konduktif

PUIL 2000: 57 mengatur juga bahwa isolasi bisa diberikan pada


suatu ruangan yang disebut dengan proteksi lokasi tidak konduktif. Jarak
dinding dengan kondukstif minimal 1,25 m, dan tinggi lantai terhadap
langit-langit minimal 2,5 m sehingga cukup bebas orang berdiri tanpa
menyentuh langit-langit tersebut. Dan jarak antara dua peralatan harus
lebih besar dari 2,5 m. Resistansi lantai dan dinding pada setiap titik
pengukuran besarnya 50 KΩ jika tegangan nominal isolasi tidak melebihi
500 V atau 100 KΩ jika tegangan nominal isolasi melebihi 500 V.

Gambar 8. Jarak aman pengamanan ruang kerja

Proteksi Pemisahan Sirkit Listrik


Tindakan pengamanan dengan cara pemisahan sirkit listrik antara pemasok
dengan sirkit beban dengan transformator pemisah (Gambar 11.38).
Pemisahan sirkit listrik bisa dengan trafo pemisah atau motor generator.
Bila sirkit beban terjadi kegagalan isolasi, secara elektrik terpisah dengan
sirkit sumber sehing- ga tegangan sentuh terhindarkan. Beberapa alat bisa
dipasok dari sekunder trafo pemisah, badan alat sisi sekunder trafo
pemisah bisa digabungkan sebagai pengganti penghantar protektif PE
(Gambar 11.39). Bagian aktif dari sirkit yang dipisahkan tidak boleh

dihubungkan pada setiap titik ke sirkit lainnya atau ke bumi. Jika terjadi
kegagalan isolasi pada sirkit sekunder trafo pemisah maka akan terjadi
hubung singkat, sehingga sistem pengamanan pemisah tidak berfungsi.

11
Gambar 9. pengaman dengan pemisahan Gambar 10. trafo pemisah
Sirkit listrik melayani dua stopkontak

Gambar 11. Pengamanan pada peralatan listrik

Pengukuran Tahanan Pembumian

Gambar 12. Pengukuran pembumian dengan megger

12
Pengukuran tahanan pembumian dapat dilakukan dengan cara
sederhana dengan menggunakan alat ukur Megger.

Selama pengukuran sumber tegangan harus dimatikan semua,


semua saklar menuju ke beban dan penghantar aktif ke stop kontak harus
diputuskan. Dengan menggunakan Megger maka hasil pengukuran
mendekati sesuai tabel di bawah.

Pengukuran R

Tahanan pembumian sistem <1Ω


Tahanan terminal potensial < 0,1 Ω
Tahanan pembumian tegangan
tinggi <3Ω

Tabel 2. Hasil Pengukuran Menggunakan Megger

Instalasi tegangan rendah adalah instlasi listrik yang diberikan


tegangan di bawah 500 v.Tahanan isolasi suatu instalasi merupakan salah
satu 13nsure yang menentukan kualitas instalasi tersebut, sebab fungsi
utama isolasi sebagai sarana proteksi dasar. Langkah pertama sumber
tegangan harus dimatikan dan semua jalur instalsi bebas tegangan. Megger
dioperasikan dan mengukur setiap titik-titik yang diperlukan. Sebagai
contoh rumah tinggal disuplay listrik PLN dilakukan pengukuran isolasi
dengan menggunakan Megger.

Gambar 13. Pengukuran tahanan isolasi

13
Nilai Resistansi Isolasi Minimum

Tegangan Uji
Arus Resistansi Isolasi
Tegangan Sirkit Nominal
Searah (V) (MΩ )

Tegangan ekstar rendah (SELV, PELV


dan 250 250
FELV) yang memenuhi persyaratan
Sampai dengan tegangan 500 V,
dengan 500 500
pengecualian hal tersebut di atas
Diatas 500 V 1.000 1.000
Tabel 3. Nilai Resistansi Isolasi Minimum

Pengukuran Tahanan Isolasi Lantai dan Dinding


PUIL 2000 hal.91 menyatakan untuk melakukan pengukuran tahanan
isolasi lantai dapat digunakan metoda pengukuran Amperemeter dan
Voltmeter. Sebuah pelat logam bujur sangkar berukuran 250 mm × 250
mm dan kertas atau kain penyerap air basah berukuran 270 mm × 270 mm,
ditempatkan antara pelat logam dan permukaan lantai yang akan diuji.

Gambar 14. Pengukuran tahanan isolasi lantai/dinding

14
2.4 Proteksi untuk penghantar netral

Dalam sistem IT sangat direkomendasikan bahwa penghantar netral jangan


terdistribusi. Meskipun demikian jika penghantar netral terdistribusi,
umumnya perlu untuk menyediakan gawai deteksi arus lebih untuk
penghantar netral dari setiap sirkit, yang akan menyebabkan pemutusan
semua penghantar aktif dari sirkit yang bersangkutan, termasuk penghantar
netral. Tindakan tersebut tidak perlu jika:
a) penghantar netral khusus diberi proteksi secara efektif dari hubung
pendek oleh gawai proteksi yang ditempatkan pada sisi suplai,
misalnya pada hulu instalasi sesuai dengan aturan yang dinyatakan
dalam 3.24.4.3;
b) atau jika sirkit khusus diberi proteksi oleh GPAS dengan arus
operasi sisa pengenal tidak melebihi 0,15 kali KHA penghantar
netral yang bersangkutan. Gawai tersebut harus memutus semua
penghantar aktif dari sirkit bersangkutan, termasuk penghantar
netral.
Pengukuran resistans pembumian atau arus hubung pendek pada sistem
IT:
Pengukuran resistans pembumian :
Caranya sama dengan yang ditentukan dalam 3.21.3.1.1 butir a) dan b).

Untuk cara seperti pada 3.21.3.1.1 butir a), karena sistem listriknya tidak
dibumikan atau dibumikan melalui resistans yang tinggi, maka sebelum
pengukuran, penghantar netral atau salah satu penghantar fase lainnya
perlu dibumikan melalui elektrode bumi terpisah, pada jarak 20 m baik
dari elektrode bumi yang akan diukur maupun dari elektrode bumi bantu.

Bila hasil pengukuran tidak lebih besar dari yang ditentukan dalam
3.14.2.11, maka sistem penghantar proteksi dapat dinyatakan efektif.

Pengukuran arus hubung pendek :


Cara pengukuran adalah sama dengan yang ditentukan menurut 3.21.3.2.
Pengukuran arus hubung pendek ini harus dilakukan pada ujung saluran
yang paling jauh dari sumbernya.

Dalam hal ini penghantar netral atau salah satu penghantar fasenya perlu
dibumikan seperti yang ditentukan dalam 3.21.3.3 a).

Bila hasil pengukuran memenuhi persyaratan yang ditentukan dalam


3.14.2.1, maka sistem IT dinyatakan efektif.

2.4.1 Luas penampang penghantar proteksi dan penghantar netral


2.4.1.1 Luas penampang penghantar proteksi

15
Luas penampang penghantar proteksi tidak boleh kurang
dari nilai yang tercantum dalam Tabel 3
Jika penerapan Tabel 3 menghasilkan ukuran yang tidak
standar, maka dipergunakan penghantar yang mempunyai luas
penampang standar terdekat.
Luas penampang penghantar fase Luas penampang minimum
instalasi penghantar proteksi yang berkaitan
S Sp
Mm2 Mm2
S  16 S
16  S  35 16

S  35 S/2

Tabel 4. Luas penampang minimum penghantar proteksi


Nilai dalam Tabel 3.16-1 hanya berlaku jika penghantar
proteksi dibuat dari bahan yang sama dengan penghantar fase. Jika
bahannya tidak sama, maka luas penampang penghantar proteksi
ditentukan dengan cara memilih luas penampang yang mempunyai
konduktans yang ekivalen dengan hasil dari Tabel 3.
Luas penampang setiap penghantar proteksi yang tidak
merupakan bagian kabel suplai atau selungkup kabel, dalam setiap
hal tidak boleh kurang dari :

 2,5 mm2 jika terdapat proteksi mekanis,


 4 mm2 jika tidak terdapat proteksi mekanis.

2.4.1.2 Luas penampang penghantar fase dan penghantar


netral
Luas penampang penghantar fase tidak boleh lebih kecil
dari nilai yang diberikan dalam Tabel 4.
Penghantar netral harus mempunyai luas penampang yang
sama seperti penghantar fase:

 pada sirkit fase tunggal dua kawat;


 pada sirkit fase banyak dan fase tunggal tiga kawat, jika
ukuran penghantar fase lebih kecil dari atau sama dengan 16
mm2 tembaga atau 25 mm2 aluminium.

Untuk sirkit fase banyak dengan setiap penghantar


fasenya mempunyai luas penampang lebih besar dari 16 mm2
tembaga atau 25 mm2 aluminium, maka penghantar netral dapat

16
mempunyai luas penampang yang lebih kecil dari penghantar fase
jika kondisi berikut ini terpenuhi secara simultan :

 arus maksimum yang diperkirakan termasuk harmoniknya (


jika ada) dalam penghantar netral selama pelayanan normal
tidak lebih besar dari KHA luas penampang penghantar
netral yang diperkecil;
 penghantar netral diberi proteksi dari arus lebih sesuai
dengan 3.16.2.4;ukuran penghantar netral sekurang-
kurangnya sama dengan 16 mm2 tembaga atau 25 mm2
aluminium.
CATATAN :
Beban yang disalurkan oleh sirkit dalam kondisi pelayanan
normal secara praktis terdistribusi merata di antara fase.

1 2 3
Jenis sistem Penggunaan Penghantar
pengawatan Sirkit Bahan Luas
penampang
mm2
Instalasi Kabel Sirkit daya dan Tembaga 1,5
mangun dan penerangan aluminium 2,5 (lihat
(terpasan pengant catatan a)
g tetap) ar Sirkit sinyal Tembaga 0,5 (lihat
berisolas dan kontrol catatan b)
i
Pengaha Sirkit daya Tembaga 10
ntar aluminium 16
telanjan Sirkit sinyal Tembaga 4
g dan kontrol
Sambungan Untuk peranti Tembaga Seperti
fleksibel dengan khusus ditentukan
penghantar dalam standar
berisolasi dan kabel IEC yang
relevan
Untuk setiap 0,75 (lihat
penerapan catatan c)
lainnya
Sirkit tegangan 0,75 (lihat
ekstra rendah catatan c)
untuk
penerapan
khusus

Catatan :

17
a)Sambungan yang digunakan untuk terminasi penghantar
aluminium harus diuji dan disahkan untuk penggunaan khusus
ini.
b)Dalam sirkit sinyal dan kontrol yang dimaksudkan untuk
perlengkapan elektronik, diizinkan menggunakan luas penampang
minimum 0,1 mm2.
c)Dalam kabel fleksibel multi-inti yang terdiri atas tujuh inti atau
lebih, berlaku Catatan b).
Tabel 5. Luas penampang minimum penghantar fase

2.5 Rekomendasi untuk sistem TT,TN, dan IT

Jenis Proteksi Gawai Gawai Rekomendasi Contoh


sistem tambahan proteksi proteksi penerapan
pembumian terhadap untuk untuk
sentuh sentuh bahaya
langsung tak kebakaran
langsung
Sistem TT GPAS 30 GPAS ≤ GPAS ≤ Bila proteksinya Semua
mA 300 mA 500 mA lengkap, bangunan
direkomendasikan perkantoran
untuk instalasi dan industri
dengan resiko yang
bahaya gangguan memerlukan
paling kecil, instalasi yang
termasuk masalah handal,
kesesuaian termasuk
elektromagnet gedung pintar
(KEM atau EMC) dan industri
komputer,
elektronik,
telekomunikasi.
Sistem TN- GPAS 30 GPAL GPAS ≤ Seperti sistem TT Seperti sistem
S mA atau 500 mA TT
GPAS ≤
0,4 detik
Sistem TN- Tidak GPAL ≤ Tidak Direkomendasikan
C bisa 0,4 detik bisa hanya untuk
instalasi sederhana
dengan resiko
terbesar, termasuk
bahaya kebakaran
dan masalah
KEM. Dilarang
dipasang pada
lokasi dengan

18
resiko ledak dan
resiko kebakaran
tinggi.
Sistem TN- GPAS 30 GPAL GPAS ≤ Bila proteksinya Untuk rumah
C-S mA atau 500 mA lengkap, hanya tangga, industri
GPAS ≤ tidak dan
0,4 detik direkomendasikan perkantoran
untuk instalasi yang tidak peka
yang peka terhadap
terhadap masalah masalah KEM.
KEM.
Ssitem IT GPAS 30 Gawai GPAS ≤ Direkomendasikan
Untuk ruang
mA monitor 500 mA jika kontinuitas
khusus di
isolasi suplai menjadi rumah sakit,
GPAL kebutuhan utama.
dan industri
atau atau
GPAS ≤ perkantoran
0,4 detik khusus.
(untuk
gangguan
kedua)
Tabel 6. Rekomendasi untuk sistem TT,TN, dan IT

Keterangan
GPAS : Gawai Proteksi Arus Sisa; GPAL : Gawai Proteksi Arus lebih.

Untuk proteksi dengan mempergunakan lebih dari satu jenis gawai


proteksi, maka perlu diperhatikan koordinasinya.

2.6 Sistem Instalasi Hantaran Pengaman Tenaga Listrik Tegangan


Menengah dan Tegangan Rendah pada Bangunan/Gedung

Instalasi listrik adalah suatu perlengkapan yang digunakan untuk


menyalurkan tenaga listrik dari sumber listrik ke peralatan- peralatan yang
membutuhkan tenaga listrik.

Sumber listrik yang dimaksud bisa berasal dari genset, dari PLN
atau apapun yang bisa menghasilkan tenaga listrik seperti misalnya batere,
solar cell dan sebagainya. Sedangkan peralatan yang membutuhkan tenaga
listrik seperti yang kita ketahui sangat banyak sekali dari mulai peralatan
di rumah tangga, di kantor, di industri, di kendaraan dan lain sebagainya.
Namun begitu banyak macam ragam beban beban listrik secara sifatnya
hanya dibagi menjadi tiga macam beban yaitu beban resistif (misalnya
seterika, solder, lampu pijar, dsb.), beban induktif (misalnya kipas angin,
mesin bor, lampu TL dsb.), beban kapasitif (misalnya Kapasitor).

19
Adapun perlengkapan dari instalasi listrik misalnya panel hubung
bagi (PHB), alat-alat ukur, pengaman jaringan, pentanahan, sakelar dan
sebagainya. Sebuah sistem instalasi tenaga listrik pada suatu
bangunan/gedung dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Diagram satu garis sistem tegangan menengah

Gambar 15. Diagram satu garis Sistem instalasi tenaga listrik


tegangan menengah dan tegangan rendah pada bangunan/gedung.

Beberapa istilah yang terdapat pada gambar di atas adalah sebagai berikut :

TM : Tegangan Menengah (Besarnya tegangan sekitar 20.000 Volt atau


20KV)

TR : Tegangan Rendah (besarnya tegangan sekitar 220/380 Volt)

2.6.1 Sistem TM

Sistem tegangan menengah terdiri dari hantaran masuk, cubicle dan


hantaran keluar.

Hantaran yang digunakan merupakan kabel tegangan menengah


dan biasanya dengan kabel XLPE atau N2XSBY.

Cubicle terdiri dari tiga bagian yaitu cadangan, incoming dan


cubicle outgoing.

20
Pengaman arus listriknya terdiri dari sekering dan LBS (Load
Break Switch).

Pada gambar dibawah diperlihatkan salah satu contoh dari cubicle.

Gambar 16. Contoh Cubicle di ruang praktek POLBAN

2.6.2 Sistem TR

Sistem tegangan rendah mencakup berbagai perlengkapan


listrik tegangan rendah baik untuk pembagian tenaga listrik,
penyaluran, pengamanan maupun pengendaliannya.

Untuk pembagian tenaga listrik dilakukan dalam panel


listrik. Di dalam panel listrik untuk kebutuhan daya yang besar
(Main Distribution Panel) biasanya busbar / rel dibagi menjadi dua
segmen yang saling berhubungan dengan saklar pemisah, yang satu
mendapat saluran masuk dari APP, dan satunya lagi dari sumber
listrik sendiri (genset).

Dari kedua busbar didistribusikan ke beban secara langsung


atau melalui SDP dan atau SSDP. Tujuan busbar dibagi menjadi
dua segmen ini adalah jika sumber listrik dari PLN mati akibat
gangguan ataupun karena pemeliharaan, maka suplai ke beban

21
tidak akan terganggu dengan adanya sumber listrik sendiri (genset)
sebagai cadangan.

Untuk hantaran utamanya merupakan kabel feeder dan biasanya


menggunakan NYFGBY.

Untuk hantaran cabang biasanya digunakan NYM.

Pertimbangan penentuan ukuran dan banyaknya panel


listrik (PHB) di bawahnya misalnya SDP, SSDP dst. dari sebuah
bangunan/gedung tergantung dari luas area pelayanannya serta
daya yang dilayani sehingga untuk area pelayanan yang luas
biasanya ukuran bertingkat semakin kebawah semakin banyak
ukurannyapun semakin kecil sesuai dengan area dan daya yang
dilayaninya. Dengan demikian diharapkan dapat mempermudah
dalam :

 Pembagian energi listrik yang merata dan tepat


 Pengamanan instalasi dan pemakaian listrik
 Pemeriksaan, perbaikan atau pemeliharaan

Beberapa peraturan yang berkaitan dalam pemasangan PHB. PHB


yang dipasang perlu diperhatikan agar:

 Mudah dilayani dan aman


 Dipasang pada tempat yang mudah dicapai
 Di depan panel ruanganya harus bebas
 Panel tidak boleh di tempatkan pada tempat yang lembab

Dalam pemasangan instalasi panel ditribusi listrik harus


memperhatikan persyaratan sesuai dengan PUIL.

 Semua penghantar/kabel harus disusun rapi


 Semua komponen harus dipasang rapi
 Semua bagian yang bertegangan harus terlindung
 Semua komponen terpasang dengan kuat
 Jika tejadi gangguan tidak akan meluas
 Mudah diperluas/dikembangkan jika diperlukan
 Mempunyai keandalan yang tinggi

2.7 Pengaman Sistem Distribusi

22
Sehubungan dengan pentanahan jaringan distribusi, maka umumnya
feeder distribusi yang keluar dari gardu induk dilengkapi dengan :

a. Relai Arus Lebih (OCR)


b. Relai Gangguan Tanah (GFR)

Apabila diujung feeder distribusi yang keluar dari gardu induk ada sumber
daya maka relai arus lebih dan relai gangguan tanah tersebut diatas harus
bersifat power directional. Apabila feeder distribusi adalah SUTM dan
bersifat radial, tidak ada sumber daya diujungnya, maka dipasang pula
relai untuk auto reclosing (penutup balik). Karena jumlah gangguan per
km per tahun pada SUTM adalah cukup tinggi maka untuk dapat
melokalisir gangguan secepat mungkin sering kali SUTM dibagi atas
beberapa seksi yang mempunyai pengaman sendiri dengan harapan
apabila ada gangguan pada salah satu seksi, gangguan tidak akan
merambat kepada seksi yang ada didepannya. Selektifitas antara seksi
dapat dilakukan dengan menggunakan relai arus lebih untuk setiap seksi
serta menggunakan time grading. Namun seperti telah diuraikan, kesulitan
mengguanakan relai arus lebih dengan time grading adalah timbulnya
akumulasi waktu. Akumulasi waktu ini dapat dikurangi apabila dipakai
relai arus lebih dengan karakteristik invers, namun kesulitan ini tidak
teratasi apabila besarannya arus gangguan pada setiap seksi tidak cukup
berbeda untuk menyelenggarakan time grading. Untuk mengatasi
persoalan ini dipakai pemisah seksi otomatis dan juga sekering-sekering
(pelebur-pelebur) pada seksi-seksi SUTM seperti ditunjukkan pada
gambar 2.1 dan gambar 2.2. Sekering biasanya dipasang pada cabang dan
SUTM dari pada Transformator Distribusi seperti terlihat pada gambar
2.3.

23
Gambar 17. SUTM radial dengan tiga pemisah seksi otomatis (PSO)

Gambar 18. SUTM dalam ring dengan lima pemisah seksi otomatis (PSO)

Pemisah Seksi Otomatis (PSO) dapat disetel normally open atau


normally closed. PSO bekerja membuka atau menutup berdasarkan
tegangan yang diterimanya, jadi pendinderaannya (sensing) adalah atas
dasar tegangan dan dapat disetel time delanya (waktu tunda). Apabila
disetel normally closed, PSO akan menutup apabila menerima tegangan
setelah melalui time delay-nya. Sebaliknya apabila disetel normally open,
PSO akan menutup setelah tegangan hilang untuk waktu yang melampaui
time delay- nya.

Gambar 19. Penggunaan Sekering dalam Jaringan Tegangan Menengah

24
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Sistem IT atau Sistem Penghantar Pengaman (HP) sistem


yang semua bagian aktifnya tidak dibumikan, atau titik netral
dihubungkan ke bumi melalui impedans. BKT instalasi dibumikan
secara independen atau kolektif, atau ke pembumian sistem.

Sistem rangkaian tidak mempunyai hubungan langsung ke


tanah namun melalui suatu impedansi, sedangkan bagian konduktif
instalasi dihubung langsung ke elektroda pentanahan secara
terpisah. Sistem ini juga disebut sistem pentanahan impedansi. Ada
beberapa jenis sambungan titik netral secara tidak langsung ini,
yaitu melalui reaktansi, tahanan dan kumparan petersen. Antara
ketiga jenis media sambungan ini mempunyai kelebihan dan
kekurangan. Namun, secara teknis jenis sambungan kumparan
petersen yang mempunyai kinerja terbaik.

Dalam sistem IT sangat direkomendasikan bahwa


penghantar netral jangan terdistribusi. Meskipun demikian jika
penghantar netral terdistribusi, umumnya perlu untuk menyediakan
gawai deteksi arus lebih untuk penghantar netral dari setiap sirkit,
yang akan menyebabkan pemutusan semua penghantar aktif dari
sirkit yang bersangkutan, termasuk penghantar netral

25
DAFTAR PUSTAKA

SNI, 2000. Peraturan Umum Instalasi Listrik 2000 (PUIL 2000), Badan
Standarisasi Nasional.

H. R. Ris. 1990. Elektrische /installationen Umd Apparate, Aarau Schwelz.

Kushadiyono.MT, Drs, 2003. Dasar Teknik Elektro, STT Wiworotomo,


Purwokerto.

Wahyudi Sarimun N.MT.Ir.,2011, Buku Saku Pelayanan Teknik Edisi Kedua,


Garamond, Jakarta.

https://www.slideshare.net/ekostereo/bab-11-sistem-pengamanan-bhy-
listrik?from_action=save

26

Anda mungkin juga menyukai