Anda di halaman 1dari 108

BUKU PETUNJUK PRAKTIKUM

ANALISIS SISTEM TENAGA

NAMA : BASTINO UBAID CHOIRI


NIM : 211910201100

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS JEMBER
2021
HALAMAN PENGESAHAN

Buku Petunjuk Analisis Sistem Tenaga disusun sebagai serta pegangan


pelaksanaan praktikum bagi mahasiswa praktikan maupun dosen pengampu di
sistem tenaga Jurusan Teknik Elektro Universitas Jember.

Jember, 5 Desember 2021

Mengetahui,

Dekan Fakultas Teknik Kepala Laboratorium

Universitas Jember Sistem Tenaga

Dr. Triwahju Hardianto, S.T., M.T Widya Cahyadi, S.T., M.T

NIP 197008261997021001 NIP 198511102014041001


JADWAL PELAKSANAAN PRAKTIKUM

Pertemuan 1 Kontrak Kuliah

BAB 1 BILANGAN KOMPLEKS MENGGUNAKAN


MATLAB

Pre-Test + Bilangan Kompleks Menggunakan MATLAB

Pertemuan 2 BAB 2 METODE ELIMINASI GAUSS

Pre-Test + Metode Eliminasi Gauss

Pertemuan 3 Post-Test BAB 1 & BAB 2

Pertemuan 4 BAB 3 GAUSS SIEDEL MENGGUNAKAN MATLAB

Pre-Test + Gauss Siedel Menggunakan MATLAB

Pertemuan 5 BAB 4 STUDI ALIRAN DAYA DENGAN


MENGGUNAKAN METODE GAUSS-SEIDEL
MENGGUNAKAN MATLAB

Pre-Test + Studi Aliran Daya dengan Menggunakan Metode


Gauss-seidel Menggunakan MATLAB

Pertemuan 6 Post-Test BAB 3 & BAB 4

Pertemuan 7 UJIAN TENGAH PRAKTIKUM

Pertemuan 8 BAB 5 STUDI ALIRAN DAYA MENGGUNAKAN


POWER WORLD SIMULATOR

Pre-Test + Studi Aliran Daya dengan Menggunakan Power


World Simulator

Pertemuan 9 BAB 6 SISTEM DENGAN TRANSFORMATOR

Pre-Test + Sistem dengan Transformator

Pertemuan 10 Post-Test BAB 5 & BAB 6


Pertemuan 11 BAB 7 GANGGUAN 1 FASA KE TANAH

Pre-Test + Gangguan 1 Fasa ke Tanah

Pertemuan 12 BAB 8 ECONOMIC DISPATCH DENGAN POWER


WORLD SIMULATOR

Pre-Test + Economic Dispatch dengan Power World


Simulator

Pertemuan 13 Post-Test BAB 7 & BAB 8

Pertemuan 14 UJIAN AKHIR PRAKTIKUM


SOP & TATA TERTIB PRAKTIKUM

A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
1. Dosen hadir pada pelaksanaan praktikum.
2. Teknisi dan asisten laboratorium harap selalu mengecek jadwal dan
menyiapkan alat maupun bahan praktikum.
3. Pelaksanaan praktikum harus mengacu pada SOP & Tata Tertib Praktikum,
penjadwalan serta buku petunjuk praktikum yang telah disepakati bersama.
4. Laporan praktikum berbentuk jobsheet/ LKS dengan nama "Buku
Petunjuk Praktikum (BPP)".
5. Data praktikum yang berupa angka maupun huruf dapat ditulis pada BPP.
6. Data praktikum yang berupa gambar dapat dicetak kemudian ditempel
pada BPP.
7. Praktikum dilaksanakan 14 kali pertemuan ditambah ujian praktikum.
8. Satu kali kegiatan praktikum sama dengan satu SKS sama dengan 150
menit dengan kapasitas 20 mahasiswa.
9. Kegiatan praktikum terdiri dari beberapa percobaan dengan jenis kegiatan
antara lain Pre-Test, Pengambilan Data, Post-Test dan Asistensi.
10. Tidak ada kegiatan praktikum yang diperbolehkan di luar jadwal
praktikum kecuali ada kesepakatan bersama.

B. ASISTEN LABORATORIUM
1. Asisten laboratorium diperbolehkan memandu jalannya praktikum namun
tetap dalam pengawasan dosen.
2. Asisten laboratorium tidak diperkenankan memberi hukuman/sanksi serta
penilaian.
3. Asisten laboratorium diperbolehkan melakukan pengecekan data-data hasil
praktikum.
C. MAHASISWA
1. Mahasiswa wajib memakai jas lab saat pelaksanaan kegiatan praktikum
offline. Bagi mahasiswa yang tidak menggunakan jas lab dilarang
mengikuti kegiatan praktikum.
2. Toleransi keterlambatan 15 menit bagi mahasiswa, terlambat lebih dari itu
mahasiswa dilarang mengikuti kegiatan praktikum.
3. Jika dalam suatu percobaan mahasiswa tidak mengikuti salah satu dari
kegiatan tersebut, maka tetap diperbolehkan mengikuti kegiatan lain.
4. Tidak ada susulan bagi mahasiswa yang melewatkan pre-test, pengambilan
data maupun post-test. Hal ini berkaitan dengan tidak diperbolehkannya
kegiatan praktikum diluar jadwal praktikum. Namun, dosen diperbolehkan
(tidak wajib) memberikan tugas pengganti/tambahan kepada mahasiswa
untuk mengganti kegiatan yang dilewatkan.
5. Sama seperti perkuliahan, mahasiswa diperbolehkan mengikuti ujian
praktikum jika memenuhi 75% kehadiran.
6. Mahasiswa WAJIB mengikuti setiap instruksi dosen pengampu. Setiap
tindakan mahasiswa dalam laboratorium yang diluar instruksi atau tanpa
seizin dosen pengampu dapat disanksi nilai nol.
BILANGAN KOMPLEKS
1 MENGGUNAKAN
MATLAB

1.1 Tujuan
Setelah selesai percobaan ini peserta mampu:
1. Mahasiswa mengenal dan mengetahui fungsi bilangan kompleks
menggunakan program MATLAB
2. Mahasiswa mampu membuat program sederhana operasi bilangan
kompleks pada software MATLAB

1.2 Landasan Teori


Bilangan kompleks sendiri merupakan bilangan yang terdiri dari dua
bagian, yaitu riil dan imajiner. Beberapa fungsi MATLAB yang digunakan dalam
analisa kompleks diantaranya:
Tabel 1 Fungsi-Fungsi Analisa Kompleks

Fungsi Keterangan

abs(X) Harga mutlak bilangan kompleks

angle(Z) Sudut fase bilangan kompleks

complex(a,b) Membentuk bilangan kompleks dari bagian nyata dan


khayal

conj(Z) Konjugat bilangan kompleks

real(Z) Bagian nyata bilangan kompleks

imag(Z) Bagian khayal bilangan kompleks


Pada MATLAB untuk menuliskan bilangan kompleks bisa menggunakan
dua cara, yaitu :
a= 3 + j * 5
b= 4 – j*6
Atau
complex (3,5)
complex (4,-6)
Operasi penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian untuk
bilangan komplek tidak ada aturan khusus (sama dengan bilangan bulat dan real).

1.3 Alat dan Bahan


1. PC/Laptop
2. Software matlab

1.4 Prosedur Percobaan


1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Membuat listing program pada software MATLAB sesuai dengan project
yang telah diberikan.
3. Mencatat hasil keluaran atau output setelah program pada MATLAB
dijalankan.
4. Membuat pembahasan dan kesimpulan.

1.5 Project
Latihan 1
Jika z1 = 8 + j16 dan z2 = 24 + j18 hitung operasi aritmetika berikut ini:
a. Za = z1 + z2 c. Zc = z1 . z2
b. Zb = z1 - z2 d. Zd = z1 / z2
Jika benar, hasilnya seperti berikut :
a. 32.0000 + 34.0000i c. -9.6000e+01 + 5.2800e+02i
b. -16.0000 – 2.0000i d. 0.5333 + 0.2667i

Latihan 2:
Jika Z1 = 30 - j26, Z2 = -54 + j29 dan Z3 = 64 + j48 hitung operasi aritmatika
berikut:
a. Z2 a. Z2 = - 54.0000 - i29.0000
b. Za = re (Z1 + Z3) b. Za = 94

c. Zb = im ( �2�� ) c. Z b= -0.7256

Latihan 3:
Hitung penjumlahan dan perkalian bilangan kompleks dalam bentuk kutub
berikut:
a. Za = 10∠120° + 20∠110° a. Za = 29.8985∠113.3296°
b. Zb = 2π∠150° - 5∠60° b. Zb = 8.0298∠111.4881°
c. Zc = (23∠130°)(1.8∠35°) c. Zc = 41.4000∠165°

d. 𝑧𝑑 = ( 3.2π∠270°
50∠45° ) d. Zd = 0.2011∠225°

Project :
Hitung arus 1 yang mengalir pada rangkaian berikut
1.6 Data Hasil Percobaan
Tabel 2 Data Hasil Percobaan

No. Listing Program Hasil Keluaran

1.

Gambar 2.1. Listing Program Latihan 1 Gambar 2.2. Hasil Keluaran Latihan 1

2.

Gambar 2.3. Listing Program Latihan 2 Gambar 2.4. Hasil Keluaran Latihan 2

3.
Gambar 2.5. Listing Program Latihan 3 Gambar 2.6. Hasil Keluaran Latihan 3

4.

Gambar 2.7. Listing Program Project Gambar 2.8. Hasil Keluaran Project
2 METODE ELIMINASI
GAUSS

2.1 Tujuan
Setelah selesai percobaan ini peserta mampu:
1. Mahasiswa mengenal dan mengetahui cara menyelesaikan metode
Eliminasi Gauss menggunakan matlab
2. Mahasiswa mampu membuat program untuk metode Eliminasi Gauss
dengan software matlab

2.2 Landasan Teori


Berikut penjelasan step-by-step metode eliminasi Gauss untuk sistem persamaan
linier dengan 4 variabel, jika diketahui sistem persamaan linier :
​ x​ ​1​ + a​12x​ ​2​ + a​13​x​3​ + a​14x​ ​4=
a11 ​ b​1

​ ​x​1​ + a​22x​ ​2​ + a​23​x​3 ​+ a​14​x​4​ = b​2


a21
​ x​ ​1​ + a​32x​ ​2​ + a​33​x​3​ + a​14x​ ​4 =
a31 ​ b​3

​ x​ ​1​ + a​42x​ ​2​ + a​43x​ ​3​ + a​14x​ ​4 =


a41 ​ b​4

Maka dapat dituliskan sebagai perkalian matriks ​Ax = b y​ ang berbentuk :


Ataupun dapat ditulis secara singkat sebagai berikut :

Metode eliminasi Gauss bertujuan untuk mengubah matriks A menjadi matriks


segitiga atas yang berbentuk :

Sehingga dapat diselesaikan dengan teknik penyulihan mundur (​backward


substitution​).
Tahapan metode eliminasi gaus :
​ ,​ a31
● Tahap 1. Eliminasi (nol-kan) nilai ​a21 ​ ,​ a41
​ ​ d​ engan cara :
R​2 baru
​ = R​2 -​ ( a21
a11 ).R​1

R​3 baru
​ = R​3 -​ ( a31
a11 ).R​1

R​4 baru
​ = R​4 -​ ( a41
a11 ).R​1

​ ,​ a42
● Tahap 2. Eliminasi (nol-kan) nilai ​a32 ​ ​ d​ engan cara :
R​3 baru
​ = R​3 -​ ( a32
a22 ).R​2
a42
R​4 baru
​ = R​4 -(
​ a22 ).R​2

● Tahap 3. Eliminasi (nol-kan) nilai​ a​43​ ​dengan cara :


R​4 baru
​ = R​4 -​ ( a43
a33 ).R​3
Catatan :
R​1​ berarti setiap elemen pada baris ke-1, yaitu :
a​11 ​, a​12 ​, a​13 ,​ a​14 ​, b​1
R​2​ berarti setiap elemen pada baris ke-2, yaitu :
a​21 ​, a​22 ​, a​23 ,​ a​24 ​, b​2
R​3​ berarti setiap elemen pada baris ke-3, yaitu :
a​31 ​, a​32 ​, a​33 ,​ a​34 ​, b​3
R​4​ berarti setiap elemen pada baris ke-4, yaitu :
a​41 ​, a​42 ​, a​43 ​, a​44 ​, b​4

Sampai pada tahap ini matriks telah menjadi matriks segitiga atas. Selanjutnya
bisa dilakukan teknik penyulihan mundur (​backward substitution)​ untuk
menemukan nilai ​x​1 ​, x2​ ,​ x​3 dan​
​ x4​

Contoh :
Sistem linier ini memiliki 4 variabel.

● Tahap 1
1. R​2 baru
​ = R​2 -​ ( a21
a11 )R​1

R​2 ​baru = R2 – ( 21 )R1


2. R​3 ​baru = R​3 ​-( a31
a11 ).R​1

R​3 ​baru = R3 – ( 31 )R1

a41
3. R​4 baru
​ = R​4 -(
​ a11 ).R​1

R​4 baru
​ = R4 – ( 41 )R1

Matriks berubah menjadi :

● Tahap 2
1. R​3 baru
​ = R​3 -​ ( a32
a22 ).R​2

R​3 baru
​ = R​3 -​ ( −2
2 ).R​2

R​3 ​baru = R​3 ​+ R​2

a42
2. R​4 baru
​ = R​4 -(
​ a22 ).R​2
R​4 ​baru = R​4 ​-( 32 ).R​2
R​4 baru
​ = R​4 -1,5R​
​ 2

Matriks berubah menjadi :

● Tahap 3
1. R​4 baru
​ = R​4 -​ ( a43
a33 ).R​3
−4,5
R​4 baru
​ = R​4 -​ ( 2
).R​3
R​4 baru
​ = R​4 -​ 2,25R​3

Matriks berubah menjadi :

Pada tahap ini matriks telah menjadi matriks segitiga atas.


Matriks di atas dapat dituliskan dalam bentuk sistem persamaan linier
berikut :
x​1​ + x2​ ​ + x3​ ​ + x4​ =
​ 14

0 + 2x​2​ + x​3 ​+ 3x4​ ​ = 23


0 + 0+ 2x3​ ​ + 6x​4 ​= 42
0 + 0 + 0 + 7x4​ =
​ 42

Dengan teknik penyulihan mundur (​backward substitution​) dapat dicari


nilai dari :

2.3 Alat dan Bahan


Adapun alat dan bahan yang diperlukan pada praktikum ini, antara lain:
1. Laptop/​Personal Computer​ (PC)
2. Software ​Matlab
2.4 Prosedur Percobaan
Berikut adalah prosedur percobaan yang dilakukan pada saat praktikum adalah
sebagai berikut:
1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Membuat listing program pada ​software​ Matlab sesuai dengan project
yang telah diberikan.
3. Mencatat hasil keluaran atau ​output​ setelah program pada Matlab
dijalankan.
4. Membuat pembahasan dan kesimpulan.

2.5​ ​Project
clear all
clc
A=[1 1 1 1 14;2 4 3 5 51; 3 1 4 6 61; 4 7 1 2 38];
disp('Matriks A:')
A
disp('Jumlah Persamaan:')
n=4
pause
%proses Triangularisasi
for j=1:(n-1)
%mulai proses pivot
if (A(j,j)==0)
for p=1:(n+1)
u=A(j,p);
v=A(j+1,p);
A(j+1,p)=u;
A(j,p)=v;
end
end %akhir proses pivot
jj=j+1;
for i=jj:n
m=A(i,j)/A(j,j);
for k=1:(n+1)
A(i,k)=A(i,k)-(m*A(j,k));
end
end
end
disp('Matriks A hasil Proses Triagularisasi:')
A
pause %akhir proses Triangularisasi
x(n,1)=A(n,n+1)/A(n,n); %Proses subtitusi mundur
for i=n-1:-1:1
S=0
for j=n-1:-1:1
S=S+A(i,j+1)*x(j+1,1)
end
x(i,1)=(A(i,n+1)-S)/A(i,i);
end
x
2.6.2​ ​Flowchart
GAUSS SEIDEL
3 MENGGUNAKAN
MATLAB

3.1 Tujuan
Mahasiswa mengenal dan mengetahui cara menyelesaikan persamaan
linear dengan metode Gauss Seidel menggunakan program Matlab.

3.2 Landasan Teori


Metode iterasi Gauss-Seidel adalah metode yang menggunakan proses
iterasi hingga diperoleh nilai-nilai yang berubah. Bila diketahui persamaan linier
simultan:

Berikan nilai awal dari setiap xi (i=1 s/d n) kemudian persamaan linier simultan
di atas dituliskan menjadi:
Dengan menghitung nilai-nilai xi (i=1 s/d n) menggunakan persamaan -
persamaan di atas secara terus-menerus hingga nilai untuk setiap xi (i=1 s/d n)
sudah sama dengan nilai xi pada iterasi sebelumnya maka diperoleh penyelesaian
dari persamaan linier simultan tersebut. Atau dengan kata lain proses iterasi
dihentikan bila selisih nilai xi (i=1 s/d n) dengan nilai xi pada iterasi sebelumnya
kurang dari nilai toleransi error yang ditentukan.

Catatan:
Hati-hati dalam menyusun sistem persamaan linier ketika menggunakan
metode iterasi Gauss Seidel ini. Perhatikan setiap koefisien dari masing-masing xi
pada semua persamaan di diagonal utama (aii). Letakkan nilai-nilai terbesar dari
koefisien untuk setiap xi pada diagonal utama. Masalah ini adalah “masalah
pivoting” yang harus benar-benar diperhatikan, karena penyusun yang salah akan
menyebabkan iterasi menjadi divergen dan tidak diperoleh hasil yang benar.

Contoh 1. Selesaikan sistem persamaan linear berikut ini :


10x1 - x2 +2x3=6

-x1+11x2-x3+3x4=25

2x1-x2+10x3-x4=-11

3x2-x3+8x4=15
Silahkan ketik program di bawah ini :
Jika benar penulisan programnya, maka akan diperoleh hasil seperti di bawah ini.
3.3 Alat dan Bahan
1. Laptop/Personal Computer (PC)
2. Software matlab

3.4 Prosedur Percobaan


Berikut adalah prosedur percobaan yang dilakukan pada saat praktikum
adalah sebagai berikut:
1. Memberi masukan listing program pada software Matlab sesuai dengan
perintah dari masing-masing tugas yang telah diberikan.
2. Mencatat hasil keluaran atau output setelah program pada Matlab
dijalankan.
3. Menganalisis dan membahas hasil keluaran, serta membuat kesimpulan.
3.5 Project
1. Apa yang terjadi jika ketelitian ditambah ?
2. Apa yang terjadi jika nilai X di awal tidak dimisalkan 0? Apakah hasilnya
akan sama?
3. Ulangi untuk sistem persamaan linear dengan jumlah persamaan 6 buah.

3.6 Data Hasil Percobaan


Tabel 1 Data Hasil Percobaan

No. Listing Program Hasil Keluaran

1.

Gambar 1.1. Listing Program Project 1 Gambar 1.2. Hasil Keluaran Project 1
2.

Gambar 1.3. Listing Program Project 2 Gambar 1.4. Hasil Keluaran Project 2

3.

Gambar 1.5. Listing Program Project 3 Gambar 1.6. Hasil Keluaran Project 3
STUDI ALIRAN DAYA
DENGAN MENGGUNAKAN
4 METODE GAUSS-SEIDEL
MENGGUNAKAN MATLAB

4.1 Tujuan
Setelah selesai percobaan ini peserta mampu :
1. Mahasiswa dapat menganalisa aliran daya dengan metode Gauss-Seidel.
2. Mahasiswa dapat mengaplikasikan metode Gauss-Seidel untuk
menganalisa sistem tenaga yang besar secara efisien dan praktis.
3. Mahasiswa dapat membuat listing program untuk studi aliran daya metode
Gauss-Seidel dengan Software MATLAB

4.2 Landasan Teori

Gambar 4.1 Rangkaian Diagram Garis 3 Bus


Gambar Rangkaian diatas menunjukkan diagram segaris dalam system
tenaga tiga bus dengan pembangkitan pada bus 1. Harga tegangan pada bus 1
diatur sampai 1,05 pu. Beban pada bus 2 dan bus 3. Impedansi-impedansi saluran
dalam per-unit pada dasar 100 MVA. Dan untuk suseptansi muatan pada saluran
diabaikan.
Data impedansi pada saluran adalah z12 = j0.05, z13 = j0.02, dan z23 =
j0.02. Data beban dalam satuan per unit adalah :

Bus 1 adalah Slack bus dengan tegangan V1 = 1,05 + j0,0. Estimasi


tegangan awal untuk V2(0) = 1,0 + j0,0 dan V3(0) = 1,0 + j0,0. V2 dan V3
selanjutnya secara iterasi dihitung dengan menggunakan persamaan :

Jika jenis bus-nya merupakan PV bus, sebelum menghitung besar


tegangan, maka dihitung terlebih dahulu menggunakan persamaan:

4.2 Alat dan Bahan


1. Laptop/​Personal Computer​ (PC)
2. Software ​MATLAB

4.3 Prosedur Percobaan


Langkah membuat program Aliran Daya dengan metode Gauss Siedel,
antara lain:
1. Buat matrik Ybus.
2. Beri nilai awal untuk tegangan yang akan dicari.
3. Cek apakah bus yang akan dihitung tegangannya merupakan PV bus? Jika
ya, maka hitung terlebih dahulu besar daya reaktif seperti pada rumus
diatas. Jika tidak, langsung hitung tegangan yang akan dicari
4. Kembali ke langkah 3 sampai error tegangan kecil.

Gambar 4.2 Flowchart Aliran Daya


4.4 Project
Buatlah listing program dari ​flowchart di atas!

Gambar 4.3 Rangkaian Diagram Garis 3 Bus

4.5 Data Hasil Percobaan


4.5.1 Listing Program
clear all; clc;

%Matriks Ybus
y12=50i;y13=25i;y23=25i;
y21=y12;y31=y13;y32=y23;
y11=-(y12+y13);y22=-(y12+y23);y33=-(y13+y23);

%Inisial tegangan
v1=1.05+0i;
v2=1.0+0i;
v3=1.0+0i;

%Nilai daya
s2=-1.5+0.5i; s3=-1.0+0.5i;

%Hitung nilai tegangan


for k=1:10
v2 = (1/y22)*((s2/conj(v2))- ((y21*v1)+(y23*v3)));
v3 = (1/y33)*((s3/conj(v3))- ((y31*v1)+(y32*v2)));
voltage2(k,1)=v2;
voltage3(k,1)=v3;
end
voltage2
voltage3
4.5.2 Hasil Keluaran
voltage2 =

1.0267 - 0.0200i
1.0359 - 0.0293i
1.0372 - 0.0304i
1.0375 - 0.0305i
1.0375 - 0.0305i
1.0375 - 0.0305i
1.0375 - 0.0305i
1.0375 - 0.0305i
1.0375 - 0.0305i
1.0375 - 0.0305i

voltage3 =

1.0283 - 0.0300i
1.0327 - 0.0338i
1.0333 - 0.0342i
1.0334 - 0.0343i
1.0334 - 0.0343i
1.0334 - 0.0343i
1.0334 - 0.0343i
1.0334 - 0.0343i
1.0334 - 0.0343i
1.0334 - 0.0343i
STUDI ALIRAN DAYA
5 MENGGUNAKAN POWER
WORLD SIMULATOR

5.1 Tujuan
Setelah selesai percobaan ini peserta mampu :
1. Mahasiswa dapat melakukan analisis aliran daya listrik menggunakan
software Power World Simulator.
2. Mahasiswa dapat melakukan perhitungan aliran daya dengan
menggunakan metode Gauss-seidel serta membandingkan hasil analisis
dengan menggunakan software Power World Simulator.

5.2 Landasan Teori


Studi aliran daya adalah studi yang dilaksanakan untuk mendapatkan
informasi mengenai aliran daya dan atau tegangan sistem dalam kondisi
operasi lunak. Informasi ini sangat dibutuhkan untuk mengevaluasi unjuk
kerja sistem tenaga dan menganalisa kondisi pembangkitan dan pembebanan
(Cahayahati dkk, 2008).
PowerWorld Simulator merupakan salah satu software/perangkat lunak
yang digunakan dalam simulasi ketenagalistrikan, khususnya untuk analisis sistem
tenaga listrik yang didesain dan dikembangkan secara berkesinambungan
sehingga penggunaannya menjadi sangat user-friendly dan interaktif. PowerWorld
Simulator mencakup beberapa modul yang terintegrasi secara komprehensif
dengan kekuatan utama terletak pada aplikasi Power Flow Solution sehingga
mampu menjalankan analisis hingga 100.000 bus. Tidak seperti perangkat lunak
simulasi sistem tenaga listrik lainnya yang hanya menampilkan deretan
angka-angka hasil analisis ataupun diagram segaris (single line diagram) yang
hanya menjadi representasi teknis sistem yang sedang dianalisa, PowerWorld
Simulator dapat menampilkan visualisasi sistem yang dianalisa melalui
penggunaan diagram segaris-animated full-color (Yusak, 2013).
Kelebihan dari Power World Simulator ialah dapat menampilkan animasi
jalannya aliran daya secara real time, sehingga dapat lebih mudah dipahami tiap
parameter dari sistem yang disimulasikan. Namun disisi lain software ini juga
memiliki kekurangan, dimana untuk setting output yang akan ditampilkan (yang
ingin diketahui) dilakukan secara manual (satu per satu), oleh karena itu
diperlukan ketelitian dalam menginputkan setiap nilai parameter. Jika terjadi
kesalahan dalam memasukkan nilai, maka output yang dihasilkan pun akan
berbeda/tidak tepat.

5.3 Alat dan Bahan


1. Laptop/Personal Computer (PC)
2. Software Power World Simulator

5.4 Prosedur Percobaan


Berikut adalah prosedur percobaan yang dilakukan pada saat praktikum
adalah sebagai berikut :
1. Buka aplikasi Power World Simulator
2. Klik pada menu File > New Case, lalu Maximize tampilan jendela kerja
3. Penambahan Slack Bus
Pilih menu Draw > Network > Bus > Lalu klik di jendela kerja tempat akan
diletakkan bus
Pada Bus Option, beri nomer dan nama pada bus tersebut. Untuk nilai
tegangan nominal (nominal voltage) tidak perlu diubah (dengan catatan
nilai tegangan nominal ini harus sama di semua bus). Bagian Display
untuk mengatur tampilan dari bus tersebut (berlaku di semua bus).

Isi nilai tegangan bus sesuai soal pada Bus Information dengan nilai
tegangannya sudah dalam satuan (p.u.) dan sudut derajat. Jangan lupa
untuk checklist “System Slack Bus” untuk mendefinisikan bus tersebut
sebagai slack bus.
4. Penambahan Load Bus
Pilih menu Draw > Network > Bus > Lalu klik di jendela kerja tempat akan
diletakkan bus

Beri nama dan nomer pada Load Bus. Untuk nilai tegangan dan sudut
merupakan nilai yang akan dicari di load bus, sehingga nilai awalnya
dimisalkan 1 pu dengan sudut 0 derajat.
5. Penambahan PV Bus
Pilih menu Draw > Network > Bus > Lalu klik di jendela kerja tempat akan
diletakkan bus
Beri nama dan nomer pada PV Bus. Masukkan nilai tegangan bus sesuai
soal, dan untuk sudutnya merupakan nilai yang akan dicari di PV bus, jadi
nilainya tidak usah diubah.
6. Penambahan Generator pada Slack Bus dan PV Bus
Pilih menu Draw > Network > Generator > Klik 2 kali pada bus yang akan
diberi generator
Yang perlu diperhatikan dalam memasukkan parameter generator adalah
nilai MVA Base yang disesuaikan dengan yang diminta pada soal, lalu nilai
MW Setpoint dan juga Setpoint Voltage yang juga menyesuaikan dengan
soal.

Pada Slack Bus nilai MW Setpoint diberi nilai 0, karena generator pada
slack bus dipergunakan sebagai pembantu untuk generator pada PV Bus,
sehingga nantinya nilai MW pada Slack Bus menyesuaikan dengan
generator PV Bus. Untuk nilai setpoint voltage menyesuaikan dengan yang
sudah di isi di bus tadi.
Pada generator PV Bus, untuk nilai MW Setpoint dan SetPoint Voltage
menyesuaikan dengan nilai yang sudah diketahui sebelumnya.
7. Penambahan Load pada Load Bus
Pilih menu Draw > Network > Load > Klik 2 kali pada bus yang akan diberi
Load

Input parameter pada load yaitu nilai MW dan Mvar yang menyesuaikan
dengan soal/case yang dikerjakan.
8. Penambahan Jalur Transmisi antar bus
Pilih menu Draw > Network > Transmissioin Line > klik kedua bus yang
akan dihubungkan

Inputkan nilai reaktansi/impedansi dari setiap jalur transimi tersebut


sesuai dengan soal/case yang diminta. Perlu diingat bahwa nilai yang
diinput merupakan nilai impedansi dalam satuan p.u. , bukan nilai
admitansi.
Sehingga rangkaian sementara pada jendela kerja akan berbentuk seperti
berikut :
9. Input rating jalur transmisi
Klik 2 kali pada gambar amperemeter di setiap jalurnya

Inputkan nilai MVA Rating sesuai dengan nilai beban/load yang dituju
transmisi tersebut, lalu checklist “Always Show Value (Percent)” supaya
nilai yang ditampilkan nanti selalu dalam bentuk persen. Agar nilainya
presisi perlu dihitung nilai Daya total/semu (VA) dari beban tersebut dengan
menggunakan rumus sebagai berikut :
2 2
𝑃 (𝑉𝐴) = 𝑄 (𝑊) + 𝑅 (𝑣𝑎𝑟)
10. Tampilkan parameter yang ingin diketahui di tiap bus maupun jalur
transimisi
Pilih Menu Draw > Field > Bus Field (pada bus), Transmission Line Field
(pada jalur transmisi) > Klik pada bus/transmisi yang diinginkan
Sesuaikan dengan nilai/ parameter yang ingin dicari/diketahui pada masing
masing bus maupun transmisi. Sehingga Tampilan akhir jendela kerja akan
seperti berikut :

11. Jalankan Sistem yang sudah dibuat


Run Mode > Tools > Solve > Gauss-Seidel Power Flow > Play
Karena disini kita akan menggunakan metode Gauss-Seidel dalam
penyelesaian analisis aliran daya tersebut, maka dipilih “Gauss-Seidel
Power Flow”.
Untuk melihat Jumlah iterasi dalam menggunakan metode gauss-seidel
dapat dilihat pada menu Log setelah sistem dijalankan.
5.5 Project
5.5.1 Tugas 1
Simulasikan sistem berikut pada Power World Simulator!
Tabel 1. Data Impedansi Saluran

Line (bus to bus) Impedance

1-2 0,02 + j 0,10

1-5 0,05 + j 0,25

2-3 0,04 + j 0,20

2-5 0,05 + j 0,25

3-4 0,05 + j 0,25

3-5 0,08 + j 0,40

4-5 0,10 + j 0,50

Tabel 2. Tegangan Bus, Daya yang Dihasilkan dan Beban

Bus Voltage Power Generator Load


Bus Magnitude Angle P Q P Q
(pu) (deg) (MW) (MVAr) (MW) (MVAr)

1 1,05 0 - - 0 0

2 1 0 0 0 96 62

3 1 0 0 0 35 14

4 1 0 0 0 16 8

5 1,02 0 50 40 24 11

5.5.2 Tugas 2
Buatlah pembuktian secara perhitungan atau menggunakan program
pada Power World Simulator.
5.6 Data Hasil Percobaan
5.6.1 Tugas 1

Gambar 5.1 Rangkaian pada Power World Simulator

Gambar 5.2 Hasil Simulasi pada Power World Simulator


5.6.2 Tugas 2
5.6.2.1 Listing Perhitungan Pada Matlab
clear all;
clc;
y12=1/(0.02+0.1i); y15=1/(0.05+0.25i); y23=1/(0.04+0.2i);
y25=1/(0.05+0.25i);y34=1/(0.05+0.25i); y35=1/(0.08+0.4i);
y45=1/(0.1+0.5i);
Y12= -(y12); Y13=0; Y14=0; Y15= -(y15);
Y21= -(y12); Y23=-(y23); Y24=0; Y25= -(y25);
Y31=0; Y32= -(y23); Y34= -(y34); Y35= -(y35);
Y41=0; Y42=0; Y43= -(y34); Y45= -(y45);
Y51= -(y15); Y52= -(y25); Y53= -(y35); Y54= -(y45);
Y11= -(Y12+Y15); Y22= -(Y21+Y23+Y25); Y33= -(Y23+Y35+Y34);
Y44= -(Y43+Y45); Y55= -(Y51+Y52+Y53+Y54);
V1 = 1.05 + 0i;
V2 = 1 + 0i;
V3 = 1 + 0i;
V4 = 1 + 0i;
V5 = 1.02 + 0i;
P = 100;
P2 = 96+62i;
P3 = 35+14i;
P4 = 16+8i;
S2 = -P2/P;
S3 = -P3/P;
S4 = -P4/P;
for m=1:7
V2 = (1/Y22)*((conj(S2)/conj(V2))-
((Y21*V1)+(Y23*V3)+(Y24*V4)+(Y25*V5)));
V3 = (1/Y33)*((conj(S3)/conj(V3))-
((Y31*V1)+(Y32*V2)+(Y34*V4)+(Y35*V5)));
V4 = (1/Y44)*((conj(S4)/conj(V4))-
((Y41*V1)+(Y42*V2)+(Y43*V3)+(Y45*V5)));
Voltage (1,m)= V2;
Voltage (2,m)= V3;
Voltage (3,m)= V4;
end
Voltage
5.6.2.2 Hasil Perhitungan Menggunakan Matlab

Voltage =

Columns 1 through 3

0.9878 - 0.0440i 0.9803 - 0.0549i 0.9759 - 0.0609i


0.9808 - 0.0471i 0.9672 - 0.0708i 0.9606 - 0.0785i
0.9752 - 0.0554i 0.9643 - 0.0706i 0.9593 - 0.0757i

Columns 4 through 6

0.9737 - 0.0628i 0.9727 - 0.0635i 0.9723 - 0.0638i


0.9575 - 0.0811i 0.9562 - 0.0820i 0.9556 - 0.0823i
0.9571 - 0.0774i 0.9561 - 0.0780i 0.9556 - 0.0782i

Column 7

0.9721 - 0.0638i
0.9553 - 0.0824i
0.9554 - 0.0783i
SISTEM DENGAN
6 TRANSFORMATOR

6.1 Tujuan
Setelah selesai percobaan ini peserta mampu :
1. Mahasiswa dapat menganalisis sistem aliran daya dengan menggunakan
transformator.
2. Mahasiswa dapat mengetahui pengaruh perubahan nilai Per Unit Turn
Ratio pada Transformator terhadap sistem aliran daya tenaga listrik.

6.2 Dasar Teori


Transformator atau trafo adalah peralatan yang sangat berperan penting
dalam sistem tenaga listrik. Selain untuk mengubah level tegangan agar semua
peralatan dapat diinterkoneksikan dengan level tegangan yang sesuai,
transformator juga dapat membantu mengatasi masalah tegangan jatuh pada
bagian-bagian tertentu pada jaringan dengan mengatur aliran daya aktif dan
reaktif. Trafo yang digunakan untuk melakukan pengaturan aliran daya ini disebut
dengan regulating transformator.
Dalam percobaan ini akan dibuktikan bagaimana pengaruh sebuah
regulating transformer untuk mengatasi permasalahan aliran daya pada sebuah
sistem uji yang ada dalam buku teks.

6.3 Alat dan Bahan


Adapun alat dan bahan yang diperlukan pada praktikum ini, antara lain :
1. Laptop/Personal Computer (PC)
2. Software Power World Simulator
6.4 Rangkaian Percobaan

6.5 Prosedur Percobaan


1. Susunlah rangkaian sistem di atas pada PWS dan masukkan nilai-nilai
dalam tabel-tabel di atas. Hasil penyusunan rangkaian dan pengisian data
adalah seperti terlihat dalam Gambar 2.
Gambar 2. Hasil penyusunan rangkaian dalam Gambar 1 dalam PWS.
Keterangan: Nilai generator dalam sistem ini menggunakan MVA base sebesar
100 MVA dan bus kV base sebesar 150 kV. Gunakan 100 MVA untuk rating
transformer. Gunakan nilai 120 Mvar dan -120 Mvar untuk Qmax dan Qmin pada
G2.
2. Atur koneksi transformer pada tab Info agar sisi primer terhubung ke bus 3
dan sisi sekunder di bus 2 seperti Gambar 3 berikut:

Gambar 3. Pengaturan Transformator

3. Beri keterangan tambahan untuk memperlihatkan serta merubah nilai Tap


dengan cara membuka Draw > Field > Transformer Field, atur nilai
perubahan sesuai dengan kebutuhan dengan cara mengubah jumlah Delta
Mouse Per Click seperti Gambar 4:
Gambar 4. Pengaturan Transformer Field
4. Beri keterangan tambahan untuk memperlihatkan nilai dari Tegangan
dalam satuan p.u dan sudut dengan cara membuka Draw > Field > Bus
Field seperti Gambar 5:

Gambar 5. Pengaturan Bus Field

5. Jalankan simulasi load flow dan amati hasilnya. Hasil running program
load flow adalah seperti terlihat dalam gambar berikut dan parameter yang
perlu diamati dituliskan dalam Tabel 4.
Gambar 6. Hasil running program load flow tanpa mengubah tap
regulating transformer.
6. Ubah nilai Per Unit Turn Ratio pada regulating transformer.
7. Isi Tabel 5 dengan data hasil percobaan dan bandingkan hasilnya dengan
Tabel 4.

6.6 Project
Lakukan perubahan nilai pada Tap Transformer atau Turn Ratio dan
analisa pengaruh dari perubahan Tap Transformer atau Turn Ratio tersebut.
6.7 Data Hasil Percobaan
Tabel 4. Aliran daya hasil perhitungan tanpa mengubah tap
regulating transformer
Daya Masuk Tegangan pada Bus
MW Mvar Bus
Dari V p.u Sudut

G1 87 51 1 1.00 0.00

G2 190 120 2 0.98 -1.63

Rugi Daya
MW Mvar 3 0.97 -2.19
Saluran

1 2 0.34 2.04 4 0.97 -1.87

1 4 0.47 1.90 5 0.99 -0.79

2 3 0.00 0.35

2 5 0.23 0.94 Tap Transformer

3 5 0.44 1.77 1:1

4 5 0.33 1.46
Tabel 5. Aliran daya hasil perhitungan dengan mengubah tap
regulating transformer.
Daya Masuk Tegangan pada Bus
MW Mvar Bus
Dari V p.u Sudut

G1 122 291 1 1.00 0.00

G2 190 120 2 0.91 -1.50

Rugi Daya
MW Mvar 3 0.51 -0.45
Saluran

1 2 2.33 14.00 4 0.84 -1.52

1 4 6.69 26.79 5 0.98 -0.70

2 3 0.00 56.08

2 5 7.02 28.01 Tap Transformer

3 5 31.26 125.05 1 : 2.5

4 5 1.17 5.23
GANGGUAN 1 FASA KE
7 TANAH

7.1 Tujuan
Setelah selesai percobaan ini peserta mampu :
1. Mahasiswa dapat menganalisa jenis gangguan yang terjadi pada sistem
transmisi tenaga listrik.
2. Mahasiswa dapat menganalisa dan menyelesaikan persoalan gangguan
satu fasa ke tanah pada sistem transmisi tenaga listrik.

7.2 Dasar Teori


Suatu gangguan di dalam peralatan listrik didefinisikan sebagai
terjadinya suatu kerusakan di dalam jaringan listrik yang menyebabkan aliran
arus listrik keluar dari saluran yang seharusnya. Dalam operasi sistem tenaga
listrik sering terjadi gangguan-gangguan yang dapat mengakibatkan
terganggunya penyaluran tenaga listrik ke konsumen. Hubung singkat
merupakan suatu hubungan abnormal pada impedansi yang relatif rendah
terjadi secara kebetulan atau disengaja antara dua titik yang mempunyai
potensial yang berbeda.
Analisis hubung singkat adalah analisis yang mempelajari kontribusi
arus gangguan hubung singkat yang mungkin mengalir pada setiap cabang
didalam sistem (di jaringan distribusi, transmisi, trafo tenaga atau dari
pembangkit) sewaktu gangguan hubung singkat yang mungkin terjadi di
dalam sistem tenaga listrik. Berdasarkan kesimetrisannya, gangguan terdiri
dari gangguan simetris dan asimetris. Gangguan simetris adalah gangguan
yang terjadi pada semua fasanya sehingga arus dan tegangan pada
masing-masing fasa bernilai sama. Sedangkan gangguan asimetris merupakan
gangguan yang terjadi pada salah satu fasa sehingga arus dan tegangan yang
mengalir pada setiap fasa tidak seimbang, di antaranya hubung singkat 1 fasa
ke tanah, hubung singkat fasa ke fasa, dan hubung singkat 2 fasa ke tanah.
7.3 Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang diperlukan pada praktikum ini, antara lain :
1. Laptop/Personal Computer (PC)
2. Software Power World Simulator
7.4 Prosedur Percobaan
1. Buka aplikasi Power World Simulator
2. Klik pada menu File > New Case, lalu Maximize tampilan jendela kerja
3. Buatlah rangkaian sistem seperti dalam Gambar 2.1 di bawah ini.

Gambar 2.1 Rangkaian Percobaan

4. Setting parameter bus dengan cara klik 2 kali pada bus 1, kemudian ubah
nama bus serta nominal voltage menjadi 138 kV. Jangan lupa untuk
checklist “System Slack Bus” untuk mendefinisikan bus 1 tersebut
sebagai slack bus.
Ulangi langkah tersebut untuk ketiga bus lainnya. Nilai tegangan nominal,
tegangan pu, dan sudut fasa sesuaikan dengan tabel berikut:
Tabel 2.1 Data-data Bus

Nama Bus Tipe Bus Tegangan Tegangan Sudut fasa


Nominal (kV) per unit (pu) (derajat)

Bus 1 Slack bus 138 1,00 0

Bus 2 Load bus 138 1,00 0

Bus 3 Generator 138 1,00 0


bus

Bus 4 Load bus 138 1,00 0

5. Langkah selanjutnya setting generator,Yang perlu diperhatikan dalam


memasukkan parameter generator adalah nilai MVA Base, dimana untuk
nilai MVA base yaitu 100 MVA, lalu nilai MW Setpoint dan juga Setpoint
Voltage yang menyesuaikan dengan soal.
sesuaikan nilai generator pada bus 1 dan 3 dengan tabel berikut:
Tabel 2.2 Data-data Generator

Letak Set Setpoint MW MW Mvar Mvar


Generator point Voltage (pu) Min Max Min Max
(MW)

Bus 1 0 1,00 0 1000 -600 600

Bus 3 500 1,01 0 1000 -600 600

6. Input parameter pada Load yaitu nilai MW dan Mvar

sesuaikan nilai beban seperti tabel berikut :


Tabel 2.3 Data-data Load

Letak Beban MW Value Mvar Value

Bus 1 400 150

Bus 2 50 25

Bus 3 80 40

Bus 4 150 100

7. Inputkan nilai reaktansi, resistansi, dan charging dari setiap jalur transimi
tersebut sesuai dengan soal/case yang diminta. Perlu diingat bahwa nilai
yang diinput merupakan nilai dalam satuan p.u. , bukan nilai
admitansi. jika sudah sesuai kemudian klik ok.

ulangi langkah ketujuh untuk memasukkan nilai pada transmission line


lainnya. Sesuaikan dengan tabel dibawah:
Tabel 2.4 Data Jaringan Transmisi

Letak Jaringan Series Series Shunt MVA


Transmisi Resistance Reactance Charging Limit
(R) (X) (B)

Bus 1 – Bus 2 0,003 0,02 0,1 500

Bus 2 – Bus 3 0,005 0,04 0,25 500

Bus 3 – Bus 4 0,006 0,03 0,3 500

Bus 4 – Bus 5 0,002 0,03 0,5 500

8. Untuk mempermudah analisis sistem tekan parameter yang ingin diketahui


di tiap bus maupun jalur transimisi, dengan cara pilih Menu Draw > Field
> Bus Field (pada bus), Transmission Line Field (pada jalur transmisi) >
Klik pada bus/transmisi yang diinginkan

Tampilan akhir rangkaian akan seperti berikut:


9. Setelah itu, perlu menginputkan data gangguan yaitu dengan cara
menyeting impedansi urutan nol pada menu Fault info.
klik 2 kali transmission line > Fault Info

sesuaikan tiap transmission line dengan tabel berikut


Tabel 2.5 Data Jaringan Transmisi untuk Analisis Gangguan

Letak Jaringan Zero Sequence Impedance


Transmisi

R X C

Bus 1 – Bus 2 0,01 0,05 0,10

Bus 2 – Bus 3 0,02 0,15 0,60

Bus 3 – Bus 4 0,01 0,10 0,25

Bus 4 – Bus 5 0,02 0,07 0,30

10. Pada Generator setting pula Reaktansi urutan positif, negatif, dan nol
klik 2 kali generator > Fault Parameters > Internal Sequence Reactance

Samakan dengan tabel dibawah ini:


Tabel 2.6 Data Generator untuk Analisis Gangguan

Letak Generator Internal Sequence Reactance (X)

Positive Negative Zero

Bus 1 0,04 0,04 0,01

Bus 3 0,01 0,02 0,02

11. Jalankan Sistem yang sudah dibuat, Run Mode > Tools > Play
12. Kemudian Analisis Gangguan dengan klik Fault Analysis

keterangan : 1. Tekan Menu Fault Analysis untuk setting gangguan


2. Selanjutnya klik single Fault.
3. Karena pada praktikum kali ini membahas mengenai
Hubungan Singkat 1 Fasa Ke tanah maka sesuaikan
option, pilih seperti pada gambar yakni Single Line to
Ground. Lalu untuk Letak Gangguan pilih pada bus.
4. Ubah Nilai Impedansi gangguan dengan masing-masing
Resistansi dan Reaktansinya sebesar 0,01.
5. Lalu, pilih opsi Ampere untuk menampilkan hasil
gangguan. Hasil Pembacaan Arus gangguan nantinya akan
otomatis terhitung berdasarkan hasil simulasi.
6. Klik Bus 3 untuk mendefinisikan tempat terjadinya
gangguan.
7. Setelah semua opsi sudah disetting, selanjutnya tekan
Calculate.
13. Hasil Simulasi Gangguan 1 Fasa Ke Tanah dapat dilihat pada menu
dibawah ini:

Perubahan nilai Arus akibat hubung singkat 1 fasa ke tanah di Bus 3


dimasing-masing fasa tercantum pada tabel, dimana tiap parameter (Bus,
Lines/Jaringan Transmisi, Generator, Load/Beban) dapat diketahui dengan
cara menekan parameter yang ingin diketahui.
14. Simulasi sistem juga dapat ditampilkan aliran dayanya dengan cara klik
menu Option seperti gambar dibawah
kemudian pilih opsi all phases untuk menampilkan hasil gangguan di tiap
fasa. Lalu close/minimize.
15. kemudian klik menu Run Mode > Play. Berikut merupakan hasil akhir
kondisi sistem setelah mengalami gangguan 1 fasa ke tanah.

Hasil Aliran Arus yang awalnya berwarna hijau berubah menjadi warna
hitam, hal tersebut menunjukkan bahwa arus yang mengalir merupakan
arus gangguan, dimana Arus gangguan dari bus 3 ini mengalir ke semua
bus.

7.5 Project
Simulasikan gangguan 1 fasa ke tanah jika terjadi di bus 1, 2, dan 4.
7.6 Data Hasil Percobaan
7.6.1 Gambar Rangkaian pada Power World Simulator

Gambar 7.1 Rangkaian pada Power World Simulator

7.6.2 Hasil Simulasi

Gambar 7.2 Hasil Simulasi Gangguan 1 Fasa ke Tanah di Bus 1


Gambar 7.3 Hasil Simulasi Gangguan 1 Fasa ke Tanah di Bus 2

Gambar 7.4 Hasil Simulasi Gangguan 1 Fasa ke Tanah di Bus 4


ECONOMIC DISPATCH
8 DENGAN POWER WORLD
SIMULATOR

8.1 Tujuan
Mahasiswa dapat melakukan analisis economic dispatch pada
pembangkitan dengan menggunakan Power World Simulator.

8.2 Dasar Teori


Permasalahan Economic Dispatch (ED) atau Economic Load Dispatch
(ELD) dalam sistem tenaga mengacu pada bagaimana membagi atau
mengalokasikan beban pada unit-unit generator atau pembangkit-pembangkit agar
didapatkan pengoperasian yang paling ekonomis. Economic Dispatch merupakan
pembagian daya yang harus dibangkitkan oleh generator dalam suatu sistem
tenaga listrik sehingga diperoleh kombinasi unit pembangkit yang dapat
memenuhi kebutuhan beban dengan biaya yang optimum. Tujuan utama ED
adalah meminimalkan konsumsi bahan bakar generator untuk memperoleh kondisi
optimal.
Dalam Power World Simulator, permasalahan ED atau ELD ini dapat
dianggap sebagai bagian dari permasalahan Optimal Power Flow (OPF), karena
dalam OPF salah satu objectives atau tujuan optimasi yang bisa dipilih adalah
meminimasi biaya pembangkitan (minimized fuel cost). Dengan demikian Power
World Simulator dapat digunakan untuk melakukan simulasi ED untuk
dibandingkan dengan solusi ED yang dipelajari di buku teks.

8.3 Alat dan Bahan


Adapun alat dan bahan yang diperlukan pada praktikum ini, antara lain :
1. Laptop/Personal Computer (PC)
2. Software Power World Simulator

8.4 Prosedur Percobaan


Dalam percobaan ini akan disimulasikan economic dispatch antara dua
unit generator dalam satu pembangkit dengan persamaan biaya bahan bakar pada
kedua unit sebagai berikut:

Kedua pembangkit ini memiliki batas operasi masing-masing:

Dua pembangkit ini dioperasikan untuk memikul beban yang bervariasi dari 300
MW sampai ke 1000 MW. Adapun langkah langkah dalam menyusun simulasi
economic dispatch pada Power World Simulator adalah sebagai berikut :
1. Susunlah rangkaian sistem pada PWS. Gambar sistem adalah seperti
terlihat dalam Gambar 1. Masukkan persamaan fungsi biaya untuk masing
masing generator di atas.

Gambar 1. Hasil penyusunan sistem pembangkit dengan dua unit generator


Keterangan:
- Setting Bus Nominal Voltage pada bus senilai 20 kV, dengan bus 1
sebagai Slack Bus.
- Setting MW Min Max G1 dan G2 sesuai dengan batas operasi
masing-masing pada soal diatas.
- Gunakan 0 dan 600 MVar untuk Qmin dan Qmax pada G1 dan G2.
- Masukkan persamaan biaya bahan bakar masing masing generator
sesuai yang diminta diatas pada cubic cost model.
- Untuk impedansi saluran gunakan nilai R = 0.00001 dan X =
0.00003.
- Tetapkan nilai MW Load sesuai dengan yang ingin dianalisis
2. Tambahkan dan sesuaikan parameter yang ingin diketahui pada setiap
bagian.
3. Terapkan sistem Economic Dispatch pada rangkaian dengan cara :
Case Information > Aggregation > Areas
Ubah AGC Status menjadi Economic Dispatch (ED)
4. Tambahkan informasi biaya dan daya penggunaan dari sistem dengan cara:
Draw > Field > Area Field > Klik 2x pada Display PWS
Hourly Cost (Rp/hr) = biaya (dalam Rupiah) per jam
MW Load = Daya yang sedang digunakan pada sistem
OPF/Lambda = Kenaikan Biaya (dalam Rupiah)
5. Selanjutnya ulangi analisis pada level pembebanan; 300, 400, 500, 600,
700, 800, 900 dan 1000 MW.
6. Buatlah analisis dan kesimpulan terhadap hasil percobaan ini.

8.5 Project
8.5.1 Tugas 1
Simulasikan Economic Dispatch sesuai dengan prosedur percobaan
menggunakan parameter yang sama. Dengan menggunakan variasi beban;
300, 400, 500, 600, 700, 800, 900, dan 1000 MW. Catat hasilnya pada tabel 2
serta gambar rangkaiannya pada tabel 1.
8.5.2 Tugas 2
Lakukan perhitungan menggunakan persamaan biaya bahan bakar dan
spesifikasi generator yang sama seperti pada simulasi, lalu catat hasilnya pada
tabel 2 dan bandingkan hasilnya dengan menggunakan simulasi, letakkan
perhitungan pada lembar lampiran.
8.6 Data Hasil Percobaan
8.6.1 Tugas 1
Tabel 1. Gambar Rangkaian Simulasi OPF pada Power World Simulator

No Load Gambar Rangkaian

1 300

Gambar 2. Rangkaian dengan Beban 300W


2 400

Gambar 3. Rangkaian dengan Beban 400W


3 500

Gambar 4. Rangkaian dengan Beban 500W


4 600

Gambar 5. Rangkaian dengan Beban 600W


5 700

Gambar 6. Rangkaian dengan Beban 700W


6 800

Gambar 7. Rangkaian dengan Beban 800W


7 900

Gambar 8. Rangkaian dengan Beban 900W


8 1000

Gambar 9. Rangkaian dengan Beban 1000W


8.6.2 Tugas 2
Tabel 2. Perbandingan Biaya Menggunakan Simulasi dan Perhitungan

Load Biaya Biaya


Level Perhitungan Rp/h Simulasi Rp/h
(MW)
Pg1 (MW) Pg2 (MW) Pg1 (MW) Pg2 (MW)

300 200 100 8100 200 100 8100,23

400 300 100 10600 300 100 10600,42

500 375 125 13275 375 125 13275,69

600 450 150 16100 450 150 16101,04

700 500 200 19100 500 200 19101,52

800 500 300 22600 500 300 22602,18

900 500 400 26700 500 400 26703,01

1000 500 500 31400 500 500 31404,00


LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai