Anda di halaman 1dari 12

POLARITAS DAN KERJA

3 PARALEL TRAFO 1

3.1 Tujuan Praktikum


1. Menjelaskan metode untuk mengetahui polaritas trafo 1φ.
2. Menjelaskan fungsi polaritas trafo 1φ.
3. Mengetahui fungsi syarat kerja paralel trafo 1φ.
3.2 Landasan Teori
Sesuai dengan sifat arus bolak-balik, maka polaritas trafo bergantian setiap
saat. Pada saat tertentu sebuah terminal memiliki potensial yang lebih tinggi
dibandingkan dengan terminal lain pada fasa yang sama, sedangkan pada saat yang
lain bisa terjadi hal yang sebaliknya. Polaritas seperti ini disebut dengan polaritas
sesaat. Pada dua buah kumparan polaritas sesaat ini bisa berbeda dan bisa sama
tergantung dari arah lilitan dari kumparan. Informasi tentang polaritas ini
diperlukan untuk kerja paralel beberapa trafo dan juga untuk menentukan arah
menghadapnya trafo arus (current transformer/CT) untuk keperluan pengukuran
arus dan daya.
Polaritas trafo ada dua macam, subtractive polarity (pengurangan) dan
additive polarity (penambahan) ANSI (American National Standards Institute)
menggunakan penanda H1, H2, H3 dan seterusnya untuk terminal sisi tegangan
tinggi dan X1, X2, X3 dan seterusnya untuk menandai terminal trafo pada sisi
tegangan rendah. Konvensi untuk polaritas trafo ini ANSI menyatakan bahwa jika
diamati/dilihat dari sisi tegangan rendah maka penanda H1 harus selalu berada di
sisi sebelah kiri pengamat. Kemudian, jika tanda X1 berada di sisi sebelah kiri
pengamat maka hubungan polaritas trafo disebut dengan subtractive polarity
(pengurangan), sebaliknya jika penanda X1 berada di sisi sebelah kanan pengamat
maka hubungan polaritas disebut additive polarity (penambahan).
Gambar 3.1 menjelaskan hubungan polaritas sesuai dengan aturan ANSI ini.
Dalam Gambar 3.1 (a) digambarkan hubungan polaritas subtractive di mana jika
pengamat melihat dari sisi sekunder (bawah) maka H1 dan X1 sama-sama terlihat

Praktikum Mesin Mesin Listrik Laboratorium Konversi Energi Listrik 21


di sebelah kiri. Sebaliknya dalam Gambar 3. (b), pengamat akan melihat posisi
penanda X1 pada sisi sekunder berada pada sisi sebelah kanan.

+ +
H1 H2 H1 H2

- -

+ +

- X1 X2 X2 X1 -

H1 IH H1 IH
H2 H2

   

X1 X2 X2 IL X1
IL

(a) Subtractive polarity (b) Additive polarity

Gambar 3.1 Polaritas Trafo 1 Fasa; (a) Subtractive Polarity, (b) Additive Polarity.

Salah satu fungsi polaritas trafo 1ϕ yaitu diperlukan untuk kerja paralel
beberapa trafo. Untuk meningkatkan kapasitas dan keandalan dari trafo, maka dua
atau lebih trafo 1 dapat dioperasikan secara paralel dengan syarat-syarat berikut :
1. Perbandingan tegangan atau angka transformasi (a) harus sama dan
rating tegangan trafo sebaiknya sama. Jika perbandingan tegangan tidak
sama maka tegangan induksi pada kumparan sekunder masing-masing
transformator tidak sama. Perbedaan ini menyebabkan terjadinya arus
sirkulasi dari trafo yang satu ke trafo yang lain pada kumparan sekunder
ketika transformator dibebani. Arus ini menimbulkan panas pada kumparan
sekunder tersebut.
𝑉1 𝑉1 (4.1)
𝑎 𝑇1 = ( ) = 𝑎 𝑇2 = ( )
𝑉2 𝑇1 𝑉2 𝑇2

Praktikum Mesin Mesin Listrik Laboratorium Konversi Energi Listrik 22


Dengan,

𝑉1 = Angka perbandingan tegangan trafo 1


𝑎 𝑇1 = ( )
𝑉2 𝑇1

𝑉1 = Angka perbandingan tegangan trafo 2


𝑎 𝑇2 = ( )
𝑉2 𝑇2

2. Polaritas trafo sebaiknya sama. Jika polaritas trafo yang dioperasikan


paralel berbeda maka (misalkan: trafo 1 additive polarity dan trafo 2
subtractive polarity, maka harus diperhatikan hubungan pada sisi
sekundernya. Terminal X1 trafo 1 harus terhubung ke terminal X1 trafo dua).
3. Impedansi per unit harus sama. Kadang diinginkan untuk mengoperasikan
trafo dengan kapasitas atau rating daya yang berbeda. Agar semua trafo
memikul beban sesuai dengan kapasitasnya maka tegangan jatuh pada semua
trafo harus sama. Impedansi per unit dari masing-masing trafo
menggambarkan hal ini. Dengan kata lain, impedansi ekuivalen trafo dengan
rating daya semunya harus berbanding terbalik seperti dalam Persamaan
(4.2). Nilai impedansi ekuivalen ini didapatkan dengan short circuit test.
′ 𝑉𝐴𝑟𝑎𝑡𝑖𝑛𝑔−𝑇2
𝑍𝑇1
′ = (4.2)
𝑍𝑇𝑅2 𝑉𝐴𝑟𝑎𝑡𝑖𝑛𝑔−𝑇1
Dengan,

𝑍𝑇1 = Impedansi ekuivalen trafo 1 dilihat dari sisi tegangan
primer/sekunder.

𝑍𝑇2 = Impedansi ekuivalen trafo 2 dilihat dari sisi tegangan
primer/sekunder.
𝑉𝐴𝑟𝑎𝑡𝑖𝑛𝑔−𝑇1 = Kapasitas atau rating daya semu trafo 1.

𝑉𝐴𝑟𝑎𝑡𝑖𝑛𝑔−𝑇2 = Kapasitas atau rating daya semu trafo 2.

4. Rating frekuensi harus sama. Jika tidak, walaupun pada trafo-trafo tersebut
memiliki impendansi ekuivalen yang sama ketika dioperasikan pada rating
frekuensinya masing-masing, trafo-trafo tersebut akan menghasilkan nilai
impedansi ekifalen yang berbeda ketika dioperasikan paralel.

Praktikum Mesin Mesin Listrik Laboratorium Konversi Energi Listrik 23


5. Rasio reaktani dan resistansi ekuivalen dari trafo yang dioperasikan
paralel sebaiknya sama. Jika tidak maka trafo-trafo tersebut tidak bekerja
dengan power factor yang sama.
3.3 Peralatan yang Digunakan
Alat yang diperlukan antara lain :
Tabel 3.1 Daftar Alat
Nomor Nama Alat Jumlah
1. Trafo 500 VA 220,100/48,24 V 2 buah
2. Power Analyzer 1 buah
3. Voltage Regulator 0-220 V 1 buah
4. Mulitemeter 3 buah
5. Beban Lampu AC 3 buah
6. Kabel secukupnya

3.4 Prosedur Percobaan


3.4.1 Prosedur Percobaan Test Polaritas Trafo Tunggal
Prosedur pengujian ini dilakukan jika kita belum mempunyai trafo yang
sudah diketahui polaritasnya. Pengujian atau test polaritas trafo tunggal ini
dilakukan dengan prosedur sebagai berikut :

V3
H2 b2

Ω Ω 0-220 V V1 V2
N b1
H1

(a) Pengujian Sisi HV dan LV (b) Pengujian Polaritas

Gambar 3.2 Pengujian Polaritas Trafo Tunggal

1. Rangkailah peralatan seperti dalam Gambar 3.2 (a) lalu catat pembacaan
ohm-meter. Sisi yang nilai resistansinya lebih tinggi adalah sisi HV dan
sebaliknya, sisi yang menunjukkan pembacaan ohm-meter lebih rendah
adalah sisi LV.

Praktikum Mesin Mesin Listrik Laboratorium Konversi Energi Listrik 24


2. Tandai terminal HV dengan H1 dan H2 dan terminal LV dengan b1 dan b2
sesuai dengan konvensi ANSI seperti dalam Gambar 3.2 (b). Hubungkan
terminal H1 dengan terminal yang sejajar pada sisi LV dan tandai terminal
LV yang dihubungkan dengan H1 ini dengan b1. Tempatkan V1, V2 dan V3
seperti dalam Gambar 3.2 (b).
3. Atur tegangan sumber 0-220 volt dan catat hasilnya dalam Tabel 3.1
4. Jika tegangan terbaca V1 > V3 maka hubungan polaritasnya adalah
subtractive, tandai b1 dengan X1 dan b2 dengan X2. Jika sebaliknya di mana
V1 < V3 maka hubungan polaritasnya adalah additive, tandai b1 dengan X2
dan b2 dengan X1.
3.4.2 Prosedur Percobaan Test Polaritas Trafo Identik
Jika terdapat dua buah trafo indentik, misalnya (Trafo 1: 220/48V, 500VA;
Trafo 2: 220/48V, 500VA) di mana salah satu trafo sudah diketahui polaritasnya,
maka bisa dilakukan pengujian polaritas trafo dengan menggunakan prosedur uji
polaritas trafo identik seperti terlihat dalam Gambar 3.3. Trafo yang sudah diketahui
polaritasnya disebut dengan trafo referensi sedangkan trafo yang dicari atau belum
diketahui polaritasnya disebut dengan trafo blank.
Hal yang perlu diperhatikan untuk melakukan pengujian dengan metode ini
adalah sisi HV dan LV dari trafo blank harus dicari terlebih dahulu dan dengan
mengacu pada konvensi ANSI diberikan penandaan H1 dan H2 trafo sisi HV seperti
terlihat dalam Gambar 3.3.
Jika trafo referensi yang sudah diketahui polaritasnya adalah subtractive
polarity, rangkaian pengujian adalah seperti terlihat dalam Gambar 3.3 (a).
Sebaliknya jika trafo refersensinya additive polarity maka rangkaian percobaan
adalah seperti Gambar 3.3 (b).
Jika hasil pengukuran V3  V1 + V2 maka polaritas trafo blank adalah sama
dengan trafo referensi. Sebaliknya jika pengukuran V3  |V1 - V2| maka polaritas
trafo blank adalah berkebalikan dengan trafo referensi. Amati hasil pengukuran
semua volt-meter isi Tabel 3.3

Praktikum Mesin Mesin Listrik Laboratorium Konversi Energi Listrik 25


N
Trafo referensi Trafo yang
subtractive polaritasnya
polarity tidak diketahui

H1 H2 H1 H2

X1 X2 b1 b2

V1 V2
V3
(a) Pengujian trafo identik dengan menggunakan trafo referensi subtractive polarity

N
Trafo referensi Trafo yang
additive polarity polaritasnya
tidak diketahui

H1 H2 H1 H2

X2 X1 b1 b2

V1 V2
V3
(b) Pengujian trafo identik dengan menggunakan trafo referensi additive polarity

Gambar 3.3 Pengujian Polaritas Trafo Identik

Praktikum Mesin Mesin Listrik Laboratorium Konversi Energi Listrik 26


3.4.3 Prosedur Percobaan Uji Kerja Paralel
X2 H2 10A V
A1

Source
Load
T1

Beban
X1 H1 watt COM

Power
X2 H2
A2 Analyzer
220V
V T2
N

X1 H1

Gambar 3.4 Rangkaian Percobaan Kerja Paralel Trafo 1

1. Rangkailah peralatan seperti dalam Gambar 3.4. Posisikan pembacaan power


analyzer ke pembacaan arus, tegangan dan daya, lalu catat pembacaan semua
meter.
2. Ubah-ubah daya beban dan catat semua pembacaan meter. Isi Tabel 3.10.

Praktikum Mesin Mesin Listrik Laboratorium Konversi Energi Listrik 27


3.5 Data Hasil Percobaan
Tabel 3.2 Hasil Pengukuran Pengujian Trafo Tunggal
V1 (Volt) V2 (Volt) V3 (Volt)
220 48,18 17,2

Tabel 3.3 Hasil Pengukuran Pengujian Trafo Identik


V1 (Volt) V2 (Volt) V3 (Volt)
48,59 48,55 97,4

Tabel 3.4 Hasil Pengujian Polaritas Trafo Tunggal


Voltmeter Tegangan (V) Polaritas Tanda Terminal
V1 220
b1 = X1
V2 48,18 V1 > V3 Subractive
b2 = X2
V3 17,2

Tabel 3.5 Hasil Pengujian Polaritas Trafo Identik


Tegangan Polaritas Trafo Polaritas Trafo Tanda Terminal
Voltmeter
(V) Referensi Blank Trafo Blank
V1 48,59
b1 = X1
V2 48,55 Subractive Subractive
b2 = X2
V3 97,4

Tabel 3.6 Data Percobaan Uji Paralel Trafo dengan Beban


Beban
Vin (V) IA1 (A) IA2 (A) VPA (A) IPA (A) PPA (W) cos PA
(watt)
40 47,6 1,71 0,51 217,9 0,17 37,043 1
75 47,9 2,22 0,6 215,7 0,29 62,553 1
100 47,7 2,66 0,79 211,7 0,4 84,68 1

Praktikum Mesin Mesin Listrik Laboratorium Konversi Energi Listrik 28


3.6 Analisis Data dan Pembahasan

Praktikum Mesin Mesin Listrik Laboratorium Konversi Energi Listrik 29


Praktikum Mesin Mesin Listrik Laboratorium Konversi Energi Listrik 30
3.7 Kesimpulan

Praktikum Mesin Mesin Listrik Laboratorium Konversi Energi Listrik 31


3.8 Lembar Evaluasi

TTD
No. Kegiatan Keterangan Nilai Assisten/Tgl.

1. Pre-Test

2. Pengambilan Data

Assistensi
3.
Laporan

4. Post-Test

Praktikum Mesin Mesin Listrik Laboratorium Konversi Energi Listrik 32

Anda mungkin juga menyukai