3 PARALEL TRAFO 1
+ +
H1 H2 H1 H2
- -
+ +
- X1 X2 X2 X1 -
H1 IH H1 IH
H2 H2
X1 X2 X2 IL X1
IL
Gambar 3.1 Polaritas Trafo 1 Fasa; (a) Subtractive Polarity, (b) Additive Polarity.
Salah satu fungsi polaritas trafo 1ϕ yaitu diperlukan untuk kerja paralel
beberapa trafo. Untuk meningkatkan kapasitas dan keandalan dari trafo, maka dua
atau lebih trafo 1 dapat dioperasikan secara paralel dengan syarat-syarat berikut :
1. Perbandingan tegangan atau angka transformasi (a) harus sama dan
rating tegangan trafo sebaiknya sama. Jika perbandingan tegangan tidak
sama maka tegangan induksi pada kumparan sekunder masing-masing
transformator tidak sama. Perbedaan ini menyebabkan terjadinya arus
sirkulasi dari trafo yang satu ke trafo yang lain pada kumparan sekunder
ketika transformator dibebani. Arus ini menimbulkan panas pada kumparan
sekunder tersebut.
𝑉1 𝑉1 (4.1)
𝑎 𝑇1 = ( ) = 𝑎 𝑇2 = ( )
𝑉2 𝑇1 𝑉2 𝑇2
4. Rating frekuensi harus sama. Jika tidak, walaupun pada trafo-trafo tersebut
memiliki impendansi ekuivalen yang sama ketika dioperasikan pada rating
frekuensinya masing-masing, trafo-trafo tersebut akan menghasilkan nilai
impedansi ekifalen yang berbeda ketika dioperasikan paralel.
V3
H2 b2
Ω Ω 0-220 V V1 V2
N b1
H1
1. Rangkailah peralatan seperti dalam Gambar 3.2 (a) lalu catat pembacaan
ohm-meter. Sisi yang nilai resistansinya lebih tinggi adalah sisi HV dan
sebaliknya, sisi yang menunjukkan pembacaan ohm-meter lebih rendah
adalah sisi LV.
H1 H2 H1 H2
X1 X2 b1 b2
V1 V2
V3
(a) Pengujian trafo identik dengan menggunakan trafo referensi subtractive polarity
N
Trafo referensi Trafo yang
additive polarity polaritasnya
tidak diketahui
H1 H2 H1 H2
X2 X1 b1 b2
V1 V2
V3
(b) Pengujian trafo identik dengan menggunakan trafo referensi additive polarity
Source
Load
T1
Beban
X1 H1 watt COM
Power
X2 H2
A2 Analyzer
220V
V T2
N
X1 H1
TTD
No. Kegiatan Keterangan Nilai Assisten/Tgl.
1. Pre-Test
2. Pengambilan Data
Assistensi
3.
Laporan
4. Post-Test