Anda di halaman 1dari 43

PERENCANAAN PEMBANGKITAN

Perencanaan sistem pembangkit merupakan suatu


tahapan utama dalam perencanaan perluasan utilitas
listrik modern.
Keputusan dan komitmen yang dibuat memiliki
pengaruh besar pada setiap tahapan lain dalam
perluasan sistem termasuk asumsi tingkatan biaya.
Perencanaan perluasan sistem yang baik merupakan
kunci utama keberhasilan setiap utilitas kelistrikan.
Perencanaan perluasan pembangkit yang baik dapat
menyediakan utiliti kelistrikan dengan kemampuan
sesuai dengan yang dibutuhkan pelanggan: harga
terjangkau, andal, sumber energi listrik yang
berkualitas.
Setiap investor pemilik utiliti harus
mempertimbangkan perencanaan perluasan yang
dapat mempertahankan kondisi keuangan yang baik
sehingga dapat menarik investor baru.
Tidak mudah melakukan pilihan dalam perencanaan
perluasan sistem pembangkit diantara banyak pilihan
utiliti kelistrikan yang tersedia, diprioritaskan yang
memiliki strategi terbaik terhadap kondisi kedepan yang
tidak pasti.
Ketidakpastian tersebut terkait dengan:
- Keandalan unit dan penjadwalan pemeliharaan
- Biaya bahan bakar
- Peraturan pengurangan polusi dan biaya-biaya
- Biaya konstruksi
- Waktu pemulihan (reparasi komponen)
- Ketersediaan biaya modal

Teknik yang digunakan untuk menentukan tingkat
keandalan dalam perencanaan perluasan sistem
pembangkit yang diinginkan dinyatakan oleh dua
indek keandalan:
1. Lost Of Load Probability (LOLP)
2. Lost Of Load Expectation (LOLE)
3. Expected value of Demand Not Served (DNS)

Indeks keandalan tersebut bekerja berdasarkan
Frequency dan Duration (FD method)
Sistem pembangkitan dalam sistem tenaga listrik
digambarkan dengan model penyediaan dan
permintaan (supply and demand).
Sistem pembangkitan merupakan kumpulan dari
sarana pembangkitan :
- terdiri dari sejumlah unit dan jenis pembangkit
- dioperasikan sesuai permintaan atau kebutuhan
beban yang berubah-ubah (continuous varying
demand) dan mengalami pertumbuhan (growing
demand).
~
Permintaan Penyediaan
Sistem Tenaga Listrik
Sistem Pembangkitan:
-PLTU
- PLTA
- PLTD
- PLTP
- dll.

Sifatnya:
- Kapital tinggi
- Tidak ada kemampuan menampung
-Rumah tangga
- Komersial
- Industri
- Umum
- dll.


Sifatnya:
- Berubah thd waktu
- Mengalami pertumbuhan
Masalah yang dihadapi dalam perluasan sistem
pembangkit: bagaimana penambahan sejumlah
kapasitas mesin (pembangkit) yang dapat mengikuti
laju pertumbuhan beban pada periode berikutnya
dengan mutu yang dijamin oleh tingkat keandalan
yang diinginkan.
Perencanaan penambahan pembangkit:
- Besar kapasitas yang harus ditambah (MW)
- Waktu mesin penambahan masuk ke sistem
- Besaran unit mesin pembangkit
- Jenis pembangkit
Daya cadangan diperlukan oleh sistem pembangkit dalam melayani
kebutuhan beban untuk mencapai tingkat keandalan yang diinginkan.
Daya cadangan merupakan selisih antara daya terpasang sistem
pembangkit dengan beban yang dipikul oleh pembangkit itu sendiri.
- Secara matematik dituliskan sbb:
P
R
= P
G
(t) P
L
(t)
dimana P
R
= daya cadangan
P
G
(t) = daya terpasang sistem pembangkit
P
L
(t) = beban tersambung

- Dalam persentase dinyatakan dengan:
P
G
(t) P
L
(t)
Cadangan (%) = x 100%
P
L
(t)
Penambahan unit pembangkit mengikuti
pertumbuhan beban perioda berikutnya.
Penambahan unit pembangkit tersebut ditentukan
oleh:
Jangka waktu yang dihadapi
Kharateristik dari fasilitas sistem pembangkit terpasang
(existing system)

Teknik perhitungan yang digunakan:
1. Optimisasi statis (screening curve), cara klasik.
2. Optimisasi dinamis, cara ekonomis.
Melibatkan pengaruh :
Force Outage Rate (F.O.R).
Penjadwalan pemeliharaan.
Tingkat Keandalan.
Urutan prioritas pembebanan (Commitment Criteria).
Hydro Electric Energy Inflow & Reservoir Operation
(untuk PLTA).
Sistem Pembangkit
Dibedakan atas 2 kelompok:
Metoda Deterministic.
a. Cadangan dalam MW
b. Cadangan dalam %
c. Cadangan, ditentukan berdasarkan kapasitas
terbesar tidak beroperasi, dsb,

Metoda Probabilistic.
Menggunakan konsep Lost Of Load Probability,
LOLP.
Cadangan dalam MW dan %.
- Setiap tahun perencanaan ditentukan besarnya.
- Jika cadangan MW lebih kecil dari kriteria, maka
diperlukan penambahan pembangkit tahun tersebut.

Cadangan berdasarkan kapasitas terbesar tidak beroperasi.
- Cadangan = unit terbesar pada sistem pembangkit.
- Jika kapasitas terpasang beban puncak lebih kecil
dari unit terbesar, maka diperlukan unit pembangkit
baru.
Memberikan ukuran kecukupan/ keandalan yang
selalu berlaku pada setiap tahap perkembangan
sistem.

Tidak tergantung dari besar kecilnya sistem.

Perhitungan lebih sulit dan rumit dibandingkan
dengan metoda deterministic, sehingga harus
menggunakan komputer.
F.O.R menyatakan peluang suatu unit pembangkit
dipaksa keluar dari sistem pembangkitan di luar
rencana karena gagal beroperasi.
F.O.R tiap unit pembangkit ditentukan berdasarkan
data statistik operasi unit-unit pembangkit.
Periode kejadian dalam operasi unit pembangkit
dalam setahun:
SH FOH
Plane
Outage
Plane
Maintenance
1 tahun = 8769 jam
F.O.R, dihitung berdasarkan defenisi:
FOH
F.O.R=
FOH+SH
SH = Service Hours, Jumlah jam dalam 1 tahun menyatakan
suatu unit pembangkit beroperasi.
FOH = Force Outage Hours, Jumlah jam dalam 1 tahun
menyatakan unit pembangkit tidak beroperasi karena
kerusakan.
Planned Outage, Jumlah jam dalam 1 tahun menyatakan unit
pembangkit tidak beroperasi yang direncanakan.
Planned Maintenance, Jumlah jam dalam 1 tahun menyatakan
dilakukan perawatan unit pembangkit secara terencana.



= rata-rata kegagalan unit pembangkit
= rata-rata perbaikan unit pembangkit

Unavailability (FOR), U =

Availability, A =
Unit Up
Unit
Down


+

+

Perencanaan jadwal perawatan unit pembangkit.

Buat kombinasi operasi mesin dan hitung masing-
masing state probability-nya.

Buat cummulative outage table dengan commulative
outage probability-nya.

Hitung daya cadangan dan LOLP
Kapasitas unit pembangkit tersedia:





Pada periode tersebut beban puncak yang dipikulnya
adalah sebesar 350 MW.
Berapakah LOLP sistem tersebut..?
Mesin Kapasitas (MW) F.O.R
A 100 0,02
B 150 0,03
C 200 0,04
Kombinasi operasi mesin:






Kombinasi
Operasi
(2
N
)

Unit
On
Outage
Capacity On
Outage
(MW)
State Probability
(On1-F.O.R OffF.O.R)
A,B,C - 0 0,98 x 0,97 x 0,96 = 0,912576
-,B,C A 100 0,02 x 0,97 x 0,96 = 0,018624
A,-,C B 150 0,98 x 0,03 x 0,96 = 0,028224
A,B,- C 200 0,98 x 0,97 x 0,04 = 0,038024
-,-,C A,B 250 0,02 x 0,03 x 0,96 = 0,000576
-,B,- A,C 300 0,02 x 0,97 x 0,04 = 0,000776
A,-,- B,C 350 0,98 x 0,03 x 0,04 = 0,001176
-,-,- A,B,C 450 0,02 x 0,03 x 0,04 = 0,000024
Jumlah: 1.000000
Commulative Outage Probability:






MW or More
On_Outage
Cummulative Probability
0 0,087424 + 0,912576 = 1,000000
100 0,068800 + 0,018624 = 0,087424
150 0,040576 + 0,028224 = 0,068800
200 0,002552 + 0,038024 = 0,040576
250 0,001976 + 0,000576 = 0,002552
300 0,001200 + 0,000776 = 0,001976
350 0,000024 + 0,001176 = 0,001200
450 0,000024
Daya Cadangan:
Cadangan = Kapasitas tersedia Beban puncak
= 450 MW 350 MW
= 100 MW
LOLP,
Probability 100 MW atau lebih On Outage= 0,087424
Jadi LOLP = 0,087424 x 365
= 31,90976 32 days/year
Untuk memperbaiki keandalan sistem pembangkit.
Dilakukan ketika LoLP Sistem > LoLP ketentuan.
Mengembalikan ke LoLP Sistem ditambahkan unit
unit pembangkit (perluasan pembangkitan).
Menggunakan cara sebelumnya menjadi lebih rumit
karena menghitung LoLP dengan tambahan unit
pembangkit baru.
Untuk mempercepat perhitungan digunakan
Cumulative Outage Probability table baru.
Metoda ini dikenal dengan Recursive Convolution.
Metoda Recursive Convolution.

P
X
New= P
X
Old.(1-FOR) + P
X-C
Old.(FOR)

P
X
New : Cummulative outage probability yang baru (setelah
penambahan unit mesin baru sebesar C MW pada X MW or more on
outage).
P
X
Old : Cummulative outage probability yang lama (sebelum
penambahan unit mesin baru pada X MW or more on outage).
P
X-C
Old : Cummulative outage probability yang lama pada (X-C) MW
or more on outage).
FOR : Forced Outage Rate dari unit baru yang akan ditambahkan ke
sistem.

Berdasarkan contoh sebelumnya, sistem
pembangkit memiliki keandalan dengan LoLP 32
days/year. Maka dilakukan perbaikan LoLP
dengan menambahkan unit pembangkit baru
sebesar 100MW dengan FOR=0,02. Berapa LoLP
baru dengan beban puncak tetap 350 MW..?
MW or
More
On_Outage
P
X
Old P
X
New
0 1,000000 1 x (1-0,02) + 1 x (0,02)
1,000000
100 0,087424 0,087424 x (0,98) + 1 x (0,02)
0,105676
150 0,068800 0,068800 x (0,98) + 0,087424 x (0,02)
0,069172
200 0,040576 0,040576 x (0,98) + 0,087424 x (0,02)
0,041513
250 0,002552 0,002552 x (0,98) + 0,068800 x (0,02)
0,003877
300 0,001976 0,001976 x (0,98) + 0,040576 x (0,02)
0,002748
350 0,001200 0,001200 x (0,98) + 0,002552 x (0,02)
0,001227
400 0,000024 0,000024 x (0,98) + 0,001976 x (0,02)
0,000063
450 0,000024 0,000024 x (0,98) + 0,001200 x (0,02)
0,000048
500 0,000000 0,000000 x (0,98) + 0,000024 x (0,02)
0,000000
550 0,000000 0,000000 x (0,98) + 0,000024 x (0,02)
0,000000
Daya Cadangan:
Cadngan = Kapasitas tersedia Beban puncak
= 550 MW 350 MW
= 200 MW
LOLP,
Probability 100 MW atau lebih On Outage= 0,041513
Jadi LOLP = 0,041513 x 365
= 15,15223 15 days/year
Metoda Recursive Convolution sebelumnya menggunakan peluang
kumulatif unit-unit outage.
Sedangkan peluang kumulatif dari daya yang besarnya bukan kelipatan
dari kombinasi unit-unit pembangkit yang ada, diambil dari peluang
kumulatif capacity outage terdekat di atasnya.
Indeks keandalan sistem pembangkit (LoLP) tidak sensitif terhadap
variasi cadangan daya yang terdapat pada sistem.
Untuk meningkatkan sensitifitas keandalan unit pembangkit (LoLP),
dibutuhkan suatu fungsi distribusi peluang beban yang menggantikan
peran dari peluang kumulatif sebelumnya.
Fungsi distribusi peluang beban diadopsi dari kurva lama beban (Load
Duration Curve).
50
Outage Capacity, MW
f
o
(
L
0
i
)
P=0,98
q=0,02
Waktu
D
e
m
a
n
d
,

M
W
Duration
D
e
m
a
n
d
,

M
W
Peeking
Midrange
Base load
Kurva Demand Kurva Lama Beban
o u
1,0
Demand, per unit MW
f(L)
Ket:
= baseload
= peekload
F(L)=
1, L
-10/6 (L-0,4)+1, < L
0, L >
Beban System,
L
L
01
=
0

C
1
L
02
=
0

C
2
Random Outage Load
Beban effektif:
L
e
=L+
i
L
oi
Kapasitas terpasang:
IC=
i
C
i
Diperoleh dengan menggunaan persamaan recursive
convolution:
( ) ( )
( )
( )
( )
:
,
0 ,
, :
0 ,
0 ,
.
1
maka
C L q
L p
f
diskrit bernilai L Asumsi
i untuk L F
i untuk L F
L F
dL f L L F L F
i oi i
oi i
oi
oi
e
e
i
oi oi oi e
L
i
e
i
oi

=
=
=
=

=
=
=
=
}

( ) ( ) ( )
i i e
i
i e
i
e
i
q C L F p L F L F . .
1 1
+ =

Dua unit pembangkit dengan karakteristik diberikan oleh
gambar dibawah, melayani demand puncak sebesar 78,035
MW, tentukanlah peluang beban akan melebihi 60 MW..?
C
1
=50
Outage Capacity, MW
f
o
(
L
0
i
)
p
1
=0,98
q
1
=0,02
C
2
=50
Outage Capacity, MW
f
o
(
L
0
i
)
p
2
=0,97
q
2
=0,03
Persamaan distribusi peluang beban:
F
0
(L)=-10/6 (L-0,4)+1, < L
Distribusi peluang beban efektif:



( ) ( ) ( )
( ) ( ) ( )
( ) ( ) ( )
( ) ( ) ( )
( ) ( ) ( )
( )
( )
( ) 41538 , 0 03 , 0 . 1 97 , 0 . 3973 , 0 60
1 02 , 0 . 1 98 , 0 . 1 10
3973 , 0 02 , 0 . 1 98 , 0 . 385 , 0 60
; 1 40 ; 1 10 ; 385 , 0 60
. 50 10 . 10 10
. 50 60 . 60 60
. 50 60 . 60 60
. .
2
1
1
0 0 0
1
0
1
0 1
1
0
1
0 1
2
1
2
1 2
2 2
1
2
1 2
= + =
= + =
= + =
= = =
+ =
+ =
+ =
+ =
F
F
F
F F F
q F p F F
q F p F F
q F p F F
q C L F p L F L F
e e e
LoLP didefenisikan sebagai peluang
bahwa beban efektif (karena unit
random outage) yang melebihi
kapasitas terpasang, IC dari sistem.
LoLP terjadi pada saat beban efektif
sebesar kapasitas terpasang sistem,
L
e
= IC.
Indeks keandalan lain yang digunaan
adalah: DNS (Demand Not Supply):
menyatakan besarnya demand tidak
terlayani oleh sistem karena
terjadinya unit random outage.
DNS dihitung dengan integrasi F
i
(L
e
)
dari L
e
=IC sampai L
e
=.
o u + IC
1,0
IC
Demand, per unit MW
f(L)
LoLP
DNS
( )
}
+ =
=
=
IC L
IC L
e e
e
e
dL L F DNS
u
Dari contoh soal sebelumnya, tentukan indeks
keandalan LoLP dan DNS dari sistem tersebut..?
C
1
=50
Outage Capacity, MW
f
o
(
L
0
i
)
p
1
=0,98
q
1
=0,02
C
2
=50
Outage Capacity, MW
f
o
(
L
0
i
)
p
2
=0,97
q
2
=0,03
Distribusi peluang beban untuk menentukan F
0
(L)
o u
1,0
Demand, per unit MW
f(L)
( ) ( )

>
< <
<
=
u
u u u
u
u
Le
Le Le
Le
Le F
, 0
4 , 0 , 4 , 0
6
10
1
4 , 0 , 1
1,0
Demand, per unit MW
f
0
(L)
( ) ( )

>
< <
<
=
u
u u u
u
u
Le
Le Le
Le
Le F
, 0
4 , 0 , 4 , 0
6
10
1
4 , 0 , 1
0

+C
1
+C
1
+C
1
+C
2
+C
1
+C
2
f
2
(L)
IC=C
1
+C
2
Gunakan distribusi peluang beban untuk menentukan F
0
(L)
Distribusi peluang beban efektif:



( ) ( ) ( )
( ) ( ) ( )
( ) ( ) ( )
( ) ( ) ( )
( )
( )
( )
( ) ( ) year days L F year days LoLP
F
F
F
F F F
q F p F F
q F p F F
q F p F L F
e
i
e
/ 88 , 10 365 . 02981 , 0 365 . /
02981 , 0 03 , 0 . 6067 , 0 97 , 0 . 01197 , 0 100
6067 , 0 02 , 0 . 1 98 , 0 . 5986 , 0 50
01197 , 0 02 , 0 . 5986 , 0 98 , 0 . 0 100
; 1 0 ; 5986 , 0 50 ; 0 100
. 0 . 50 50
. 50 100 . 100 100
. 50 100 . 100 100
2
1
1
0 0 0
1
0
1
0 1
1
0
1
0 1
2
1
2
1 2
= = =
= + =
= + =
= + =
= = =
+ =
+ =
+ = =
Dengan bantuan tabel, diperoleh distribusi peluang beban
efektif:



Unit Outage

Le
(MW)
State Probability
Unit-1 Unit-2 Total F
0
(Le) Unit-1 Unit-2 Perkalia
n
0 0 0 100 0 0,98 0,97 0
50 0 50 50 0,5986 0,02 0,97 0,011613
0 50 50 50 0,5986 0,98 0,03 0,017599
50 50 100 0 1 0,02 0,03 0,0006
F
2
(Le=100)=
0,029812
LoLP(days/year)=
10,88
Komersial entitas yang memiliki dan mengoperasikan
peralatan dan fasilitas untuk pembangkit, transmisi,
distribusi dari listrik/ energi menjual untuk umum
atau industri konsumen.

Anda mungkin juga menyukai