KERJA PRAKTIK
JHOHAN HARDIMAN
21060116120026
FAKULTAS TEKNIK
DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO
PROGRAM STUDI SARJANA
SEMARANG
MARET 2019
UNIVERSITAS DIPONEGORO
KERJA PRAKTIK
JHOHAN HARDIMAN
21060116120026
FAKULTAS TEKNIK
DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO
PROGRAM STUDI SARJANA
SEMARANG
MARET 2019
i
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN KERJA PRAKTEK
DI
PLTP KAMOJANG
Dengan judul
“OVERCURRENT RELAY SEBAGAI PROTEKSI ARUS LEBIH PADA
MAIN COOLING WATER PUMP DI PLTP
KAMOJANG UNIT 2”
Pembimbing Lapangan
Kerja praktek
ii
Sahrul Umam
LAPORAN KERJA PRAKTEK
DI
PLTP KAMOJANG
Dengan judul
“OVERCURRENT RELAY SEBAGAI PROTEKSI ARUS LEBIH PADA
MAIN COOLING WATER PUMP DI PLTP
KAMOJANG UNIT 2”
Disusun oleh :
Jhohan Hardiman
21060116120026
Mengetahui :
Ketua Departemen Teknik Elektro Dosen Pembimbing
iii
ABSTRAK
iv
ABSTRACT
v
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas rahmat
dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kerja praktek yang
berjudul “OVERCURRENT RELAY SEBAGAI PROTEKSI ARUS LEBIH
PADA MAIN COOLING WATER PUMP DI PLTP KAMOJANG UNIT 2”
Kerja praktek merupakan kegiatan yang harus dilaksanakan oleh mahasiswa
sebagai persyaratan untuk menyelesaikan studi di Departemen Teknik Elektro
Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang. Hal ini dianggap penting
sebagai pengembangan pengetahuan mahasiswa, dan mempersiapkan mahasiswa
sebelum terjun ke dunia profesinya.
Selama melakukan kerja praktek di PT. Indonesia Power UPJP Kamojang
penulis mendapatkan pengalaman dan tambahan ilmu pengetahuan. Sesuai dengan
tujuannya bahwa selama kerja praktek mahasiswa diharapkan dapat menerapkan dan
memahami hal-hal teknis di bidang teknologi kelistrikan.
Pelaksanaan kerja praktek ini dapat berjalan dengan baik berkat bantuan yang
telah diberikan oleh berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis ingin
menyampaikan terimakasih kepada:
1. Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya.
2. Orang tua penulis yang senantiasa menyertai di setiap situasi dan kondisi.
Terima kasih atas segala doa, semangat, pengorbanan, dan kasih sayang yang
sangat berarti sampai saat ini.
3. Bapak Dr. Wahyudi, S.T., M.T. selaku Ketua Departemen Teknik Elektro
Universitas Diponegoro Semarang.
4. Bapak Mochammad Facta, ST., MT., Ph.D. selaku dosen pembimbing kerja
praktek.
5. Bapak Sahrul Umam selaku Supervisor bidang Pemeliharaan Listrik dan
pembimbing lapangan kerja praktek yang telah memberikan arahan, bantuan
dan berkenan menerima penulis untuk melaksanan kerja praktek.
vi
6. Segenap manajemen PT. Indonesia Power UPJP Kamojang yang telah
memberikan materi, ilmu dan pelajaran yang sangat berharga.
7. Serta pihak-pihak lainnya yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu
Semoga laporan ini dapat bermanfaat kepada pembaca. Penulis menyadari
bahwa dalam penulisan laporan kerja praktek ini masih terdapat banyak
kekurangan, untuk itu penulis mengharapkan masukan berupa kritik dan saran yang
membangun yang dapat membantu untuk penyusunan yang lebih baik lagi. Semoga
isi dari laporan ini dapat memberikan manfaat yang signifikan, terutama kepada
para pembaca.
Akhir kata, semoga laporan kerja praktek ini dapat memberikan manfaat bagi
semua pihak.
Penulis
vii
DAFTAR ISI
viii
BAB III KAJIAN PUSTAKA
3.1 Motor Induksi ............................................................................................ 11
3.1.1 Konstruksi Motor Induksi .................................................................... 12
3.1.2 Prinsip Kerja Motor Induksi................................................................. 14
3.2 Sistem Proteksi Tenaga Listrik .................................................................. 15
3.2.1 Fungsi Proteksi ..................................................................................... 16
3.2.2 Syarat Kualitas Proteksi ....................................................................... 16
3.2.3 Perangkat Sistem Proteksi .................................................................... 18
3.3 Sistem Proteksi pada Motor ...................................................................... 20
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Single Line Diagram PLTP Kamojang ...................................................... 22
4.2 Main Cooling Water Pump (MCWP) PLTP Kamojang Unit 2 ................. 24
4.3 Overcurrent Relay...................................................................................... 26
4.3.1 Prinsip Kerja Overcurrent Relay .......................................................... 26
4.3.2 Jenis Overcurrent Relay Berdasarkan Karakteristik Waktu Kerja ...... 27
4.4 Overcurrent Relay Untuk MCWP Unit 2 PLTP Kamojang .................... 30
4.5 Setting Overcurrent Relay ........................................................................ 30
4.6 MPR2000 Proteksi Motor MCWP PLTP Kamojang Unit 2 .................... 34
4.7 Simulasi Overcurrent Relay MPR2000 dengan Menggunakan Software
ETAP versi 12.6 ......................................................................................... 49
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan ................................................................................................ 52
5.2 Saran ........................................................................................................... 52
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 53
LAMPIRAN
ix
DAFTAR GAMBAR
x
DAFTAR TABEL
xi
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
3. Studi Literatur
Menambah wawasan / pengetahuan mengenai tema yang dikerja
praktekkan dengan menelaah literatur-literatur yang berhubungan dan
bersesuaian.
5
6
Selain 8 pembangkit yang dikelola, PT. Indonesia Power memiliki satu Unit
Bisnis Jasa Pemeliharaan yang melakukan pekerjaan pencegahan di lingkungan
PT. Indonesia Power dan di luar PT. Indonesia Power. Ke-8 pembangkit dan
satu Unit Bisnis Jasa Pemeliharaan dikoordinasikan oleh kantor pusat yang
beralamatkan di Jl. Gatot Subroto Kavling 21 Jakarta.
Kapasitas
Unit Generator Manufaktur Operasi Awal
Terpasang
Kamojang 1 30 MW Mitsubishi 22 Oktober 1982
Kamojang 2 55 MW Mitsubishi 29 Agustus 1987
Kamojang 3 55 MW Mitsubishi 13 September 1987
Darajat 55 MW Mitsubishi 6 Oktober 1994
Gunung Salak 1 60 MW Ansaldo 12 Maret 1994
Gunung Salak 2 60 MW Ansaldo 12 Juni 1994
Gunung Salak 3 60 MW Ansaldo 16 Juli 1997
bumi sebagai energi primer. Ini merupakan unit pembangkit panas bumi
terbesar di Indonesia dengan total kapasitas terpasang 375 MW. Pada tahun
2003, unit pembangkit panas bumi Kamojang mendapat sertifikat ISO 9001-
2008 (Manajemen Mutu), ISO 14001-2004 (Manajemen Lingkungan dan
SMK3 untuk sistem manajemen K3), OHSAS, SMP, ISO 28000 dan PAS 5S.
11
12
putaran rotor pun akan bertambah besar. Jadi, bila beban motor
bertambah, putaran rotor cenderung menurun. Pada rangka stator terdapat
kumparan stator yang ditempatkan pada slot-slotnya yang dililitkan pada
sejumlah kutub tertentu. Jumlah kutub ini menentukan kecepatan
berputarnya medan stator yang terjadi yang diinduksikan ke rotornya.
Makin besar jumlah kutub akan mengakibatkan makin kecilnya kecepatan
putar medan stator dan sebaliknya. Kecepatan berputarnya medan putar
ini disebut kecepatan sinkron. Besarnya kecepatan sinkron ini adalah
sebagai berikut:
ωsink = 2πf (listrik, rad/dt)
= 2πf / P (mekanik, rad/dt)
atau:
Ns = 60. f / P (putaran/menit, rpm)
yang mana :
f = Frekuensi sumber AC
P = Jumlah pasang kutub
Ns dan ωsink = Kecepatan putaran sinkron medan magnet stator
1. Keandalan
Keandalan suatu sistem relay proteksi tesebut sukses dalam fungsi
adalah deteksi dan kontrol untuk jangka panjang. Karena dalam
keadaan yang normal atau sistem yang tidak pernah terganggu relay
proteksi tidak bekerja selama berbulan-bulan mungkin bertahun-
tahun, tetapi relay proteksi bila diperlukan harus dan pasti bekerja.
Sebab apabila relay gagal bekerja dapat mengakibatkan kerusakan
yang lebih parah pada peralatan yang diamankan. Untuk tetap menjaga
keandalannya, maka relay proteksi harus dilakukan pengujian secara
periodik.
17
2. Sederhana
Sistem relay pelindung harus dijaga sesederhana dan sestabil
mungkin tetapi tetap mencapai tujuan yang dimaksudkan. Setiap unit
atau komponen tambahan, yang mungkin menawarkan peningkatan
perlindungan, tetapi tidak selalu dasar untuk persyaratan
perlindungan, harus dipertimbangkan dengan sangat hati-hati. Setiap
tambahan menyediakan sumber masalah yang potensial dan
pemeliharaan tambahan. Masalah dalam sistem pelindung dapat
sangat mempengaruhi sistem secara umum, mungkin lebih dari
komponen sistem daya lainnya. Semua tambahan harus dievaluasi
dengan hati-hati untuk memastikan bahwa mereka benar-benar, dan
secara signifikan, berkontribusi untuk meningkatkan perlindungan
sistem.
3. Selektivitas
Selektivitas dari relay proteksi adalah suatu kualitas kecermatan
pemilihan dalam mengadakan pengamanan. Bagian yang terbuka dari
suatu sistem oleh karena terjadinya gangguan harus sekecil mungkin,
sehingga daerah yang terputus menjadi lebih kecil. Selektivitas juga
berarti relay harus mempunyai daya beda terhadap bagian yang
terganggu, sehingga mampu dengan tepat memilih bagian yang
terkena gangguan.
Untuk mendapatkan sistem pengaman yang cukup baik di dalam
sistem tenaga listrik, sistem tenaga tersebut dibagi dalam beberapa
daerah pengamanan yakni dengan pemutusan sub-sistem seminimum
mungkin. Dengan demikian bagian dari sistem lainnya yang tidak
terganggu masih beroperasi secara normal.
4. Kecepatan Operasi
Fungsi utama dari suatu sistem proteksi adalah mengisolir
gangguan dari sistem tenaga sesegera mungkin yang dapat dilakukan.
Relay proteksi harus bekerja cepat, agar:
18
1. Relay
Hewitson [9] menjelaskan bahwa relay adalah perangkat yang
memantau kondisi rangkaian dan memberikan instruksi untuk
membuka rangkaian pada kondisi yang bermasalah. Parameter dasar
dari sistem listrik tiga fasa adalah tegangan, arus, frekuensi dan daya.
Semua ini memiliki nilai dan urutan yang telah ditentukan sebelumnya
dalam kondisi yang normal. Pergeseran apa pun dari perilaku normal
ini bisa menjadi hasil dari kondisi gangguan baik di ujung sumber atau
di ujung beban.
2. Sakelar Pemutus Tenaga (PMT)
Relay proteksi dan pemutus rangkaian digunakan dalam
kombinasi untuk mendeteksi dan mengisolasi kesalahan. Sakelar
pemutus tenaga adalah peralatan utama yang ada dalam rangkaian
listrik untuk mencegah aliran listrik dari sumber ke beban [9]. Dalam
kondisi normal circuit breaker harus bisa menyalurkan daya secara
terus menerus tanpa ada gangguan.
Dalam kondisi gangguan, pemutus harus dapat membuka dengan
instruksi dari perangkat pemantauan seperti relay. Kontak relay
digunakan dalam pembuatan dan memutus rangkaian kontrol pemutus
sirkuit, untuk mencegah pemutus tertutup atau ke trip breaker dalam
kondisi gangguan serta untuk beberapa interlock lainnya.
3. Sumber Catu Daya Relay (Baterai)
Pengoperasian perangkat pemantauan seperti relay dan
mekanisme tripping pemutus memerlukan sumber daya independen,
yang tidak berbeda dengan sumber utama yang dipantau. Maka dari
itu Baterai memiliki peran penting untuk menyuplai daya pada sebuah
sistem proteksi [9].
Keberhasilan kombinasi relay dan circuit breaker sepenuhnya
bergantung pada baterai [9]. Tanpa ini, relay dan circuit breaker tidak
akan beroperasi. Oleh karena itu perlu untuk memastikan bahwa
20
baterai dan pengisi daya secara teratur diperiksa dan dipelihara pada
tingkat efisiensi setinggi mungkin setiap saat untuk memungkinkan
pengoperasian relay yang benar pada waktu yang tepat.
4. Transformator Instrumen (CT dan VT)
Trafo tegangan dan trafo arus terus-menerus mengukur tegangan
dan arus sistem kelistrikan dan bertanggung jawab untuk memberikan
sinyal umpan balik ke relay untuk memungkinkan mereka mendeteksi
kondisi abnormal [10]. Tugas utama transformer instrumen adalah:
Untuk mengubah arus atau tegangan dari biasanya nilai tinggi ke
nilai yang mudah ditangani untuk relay dan instrumen.
Untuk mengisolasi relay, meteran dan instrumen dari sistem
tegangan tinggi primer.
Untuk memberikan kemungkinan standarisasi relay dan
instrumen, dan lain-lain.
.
BAB IV
PEMBAHASAN
22
23
Pada Gambar 4.2 dapat dilihat bahwa MCWP terhubung dengan VCB 1250
A. VCB (Vacuum Circuit Breaker) sendiri adalah pemutus tenaga yang
nantinya akan terhubung dengan relay. VCB akan menghilangkan busur api bila
relay melakukan trip dikarenakan kondisi vakum pada VCB itu sendiri.
Output 800 kW
dapat juga merusak turbin ittu sendiri. Untuk itulah MCWP juga dilengkapi
proteksi-proteksi guna melindunginya apabila terjadi gangguan-ganggugan
yang tidak terduga.
Manufacturer MELCO
Operating Value
400 – 1600 % (Thermal Unit)
Setting Range
Operating Time
0.05 – 0.5 sec
CT Ratio 150 / 5 A
Rated Current 5A
Pada spesifikasi dari overcurrent relay [2] dapat dilihat dari area setting-
nya. Dimana pada Operating Value terdapat keterangan Thermal Unit, yang
memiliki arti nilai setting dari overcurrent relay memiliki batas 400-1600% dari
nilai thermal unit dikarenakan kedua relay tersebut yang terhubung seri. Tap
dari trafo yang digunakan oleh overcurrent relay sama dengan tap yang
digunakan oleh thermal unit, sehingga arus yang melewati OCR dan thermal
unit adalah sama oleh karena itu tap yang digunakan akan mengikuti milik
thermal unit yang memiliki arus kerja relay yang lebih kecil.
Tabel 4.3 merupakan standar dalam hal menentukan setting dari relay OCR
yang ditentukan oleh NEC [11]. Pada Main Cooling Water Pump (MCWP) Unit
2 PLTP Kamojang memiliki jenis motor sangkar bajing (Squirrel Cage) dengan
desain golongan B. Tipe dari OCR yang digunakan pada MCWP sendiri adalah
Instantaneous-time, sehingga berdasarkan standar yang telah ditentukan oleh
NEC, nilai setting untuk relai OCR sendiri adalah 800% dari FLC (Full-Load-
Current).
Tap Thermal Relay
Pada proteksi MCWP PLTP Kamojang Unit 2, relay OCR dan thermal
relay terhubung seri. Sehingga OCR harus mengikuti tap dari thermal relay
karena arus kerja dari thermal relay sendiri yang lebih dekat dengan arus
rating dari MCWP (FLC).
32
5
A𝑟𝑢𝑠 𝑠𝑒𝑘𝑢𝑛𝑑𝑒𝑟 𝐶𝑇 𝑠𝑎𝑎𝑡 𝐹𝐿𝐶 = 150 𝑥 𝐹𝐿𝐶
5
= 𝑥 92 𝐴
150
= 3.1 𝐴
Dari perhitungan di atas didapatkan arus sekunder CT saat FLC adalah
3.1 A. Selanjutnya, perlu dilihat spesifikasi range setting dari thermal unit
yang mana telah ditentukan dari pabrik pembuatnya. Berikut adalah range
setting dari thermal unit [2].
1. Nilai untuk operasi
70 ~ 130 %
2. Nilai Tap untuk rating 5 A
3.5 – 4 - 4.5 – 5 – 5.5 – 6 – 6.5 A
3. Nilai Tap untuk rating 1 A
0.7 – 0.8 – 0.9 – 1.0 – 1.1 – 1.2 – 1.3 A
Pada proteksi MCWP PLTP Kamojang Unit 2 rating trafo yang
digunakan adalah 5 A. Dikarenakan arus sekunder CT saat FLC adalah 3.1
A, tap yang dipilih adalah tap yang memiliki nilai paling dekat dan berada
di atasnya. Sehingga tap yang dipilih adalah Tap 3.5 A.
Arus primer CT berdasarkan standar OCR
𝐴𝑟𝑢𝑠 𝑃𝑟𝑖𝑚𝑒𝑟 𝐶𝑇 (𝐼𝑠𝑒𝑡 ) = 800% 𝑥 𝐹𝐿𝐶
= 800% 𝑥 92 𝐴
= 736 𝐴
Arus pada sisi primer yang sebesar 736 A ini merupakan arus dari
proteksi standar dimana OCR minimal harus bekerja ketika pada sisi primer
telah dideteksi arus sebesar 736 A. Yang mana telah sesuai dengan standar
yang ditetapkan oleh NEC.
33
sebesar 700% dari thermal unit. Waktu 0.05 s merupakan waktu yang
diperlukan bagi mekanisme relay untuk melakukan trip. Waktu tersebut
tergolong cepat dikarenakan jenis karakteristik relay yang digunakan adlah
Instantaneous-time yang mana cocok sebagai pelindung dari MCWP. Karena
MCWP merupakan beban paling akhir sehingga apabila terjadi gangguan, lebih
efektif jika kinerja relay paling cepat dikarenakan saat relay melakukan trip,
daerah yang akan diputus hanyalah daerah dari motor itu sendiri.
adalah overcurrent relay (OCR). Berikut ini merupakan penjelasan dari bagian-
bagian yang terdapat pada MPR 2000 berdasarkan manual book dari MPR2000
itu sendiri [3].
Pada Gambar 4.9 tidak terdapat indikator untuk overcurrent relay, hal itu
dikarenakan pada MPR2000, overcurrent relay dan thermal overload relay
terhubung seri sehingga memiliki satu indikator yang sama. Berikut ini adalah
indikator-indikator yang dimiliki oleh MPR2000.
STOPPED
Merupakan indikator berwarna hijau yang akan menandakan apabila arus
motor kurang dari 12% FLC. Indikator ini juga akan hidup apabila motor
berhenti atau terdapatnya gangguan.
36
STARTING
Merupakan indikator yang menandakan saat motor starting dan juga akan
tetap hidup saat rata-rata arus pada motor berkisar antara 119% atau di atas
setting dari overload.
RUNNING
Merupakan indikator berwarna merah yang menandakan saat rata-rata arus
pada motor telah berkurang menjadi sekitar 110% atau di bawah setting dari
overload juga di atas 12% dari FLC.
OVERLOAD
Merupakan indikator berwarna merah yang menandakan bahwa Thermal
Overload telah mengalami trip.
EARTH FAULT
Merupakan indikator berwarna merah yang menandakan bahwa telah terjadi
gangguan antara fasa dengan tanah.
ALARM
Merupakan indikator berwarna merah yang menandakan bahwa salah satu
alarm dari MPR 2000 telah beroperasi dan akan tetap hidup samapai kondisi
yang ada telah selesai dan reset telah dilakukan
FAULT
Merupakan indikator berwarna merah yang akan hidup ketika salah satu
atau lebih dari pendeteksi gangguan MPR 2000 telah beroperasi dan
menghentikan motor. Indikator ini akan terus hidup hingga kondisi tersebut
sudah selesai dan reset telah dilakukan
37
SET PAGE
Ketika tombol ini ditekan akan memungkinkan operator untuk memilih
bagian setting dari MPR 2000 dimana parameter setting sendiri dikelompokkan
menjadi beberapa grup, yaitu:
38
1. Communication Settings
Tabel 4.4 Communication Settings
Communication Settings Setting Range Default
Drive Number 1 - 320 0
Baud Rate 110,300,1200,2400,4800,9600 9600
Serial Link No. 1 – 33 33
Fast Scan Anal 1 0 - 201 0
Fast Scan Anal 2 0 – 201 1
Fast Scan Anal 3 0 - 201 2
Fast Scan Update 0-30s 0
3. Voltage Settings
Tabel 4.6 Voltage Settings
Voltage Settings Setting Range Default
Undervoltage Setting 50-95% 80%
Undervoltage Delay 0.2-10 Sec 5 Sec
Undervoltage Restart Yes,No No
Undervoltage Restart Delay 0.2-120 Seconds
Overvoltage Alarm 100-120% 115%
Overvoltage Trip 100-120% 120%
Overvoltage Trip Delay 1-100 Sec 1 Sec
40
4. Current Settings
Tabel 4.7 Current Settings
Current Settings Setting Range Default
Maximum Start Time 1-250 Sec 10 Sec
Number of starts 1-10 10
Start Period 1-60 Min 30 Min
Start Inhibit Time 1-60 Min 30 Min
Undercurrent Alarm 10-90% FLC 50%
Undercurrent Alarm Delay 1-60 Sec 2 Sec
Undercurrent Trip 10-90% FLC 40%
Undercurrent Trip Delay 1-60 Sec 5 Sec
Load Increase Alarm 60-150% FLC 120%
Low Set Overcurrent 100-500% FLC 120%
Low Set Overcurrent Delay 0.5-10 Sec 2.0 Sec
High Set Overcurrent 400-1200% FLC 800%
High Set Overcurrent Delay Inst-4 Sec Inst
Overload Setting 60-130% FLC 105%
Thermal Capacity Alarm 50-99% 80%
t6x Time 0.5-120 Sec 10 Sec
Hot/Cold Ratio 20-100% 50%
Cool Time Factor 1-15 5
Stall Time Factor 20-100% 50
Overload reset Method Auto,Hand Hand
Unbalance Current 5-40 15%
Current Unbalance Time Constant 20-120 Sec 30 Sec
41
5. Temperature Settings
Tabel 4.8 Temperature Settings
Temperature
Setting Range Default
Settings
RTD/Thermistor RTD/Thermistor RTD
Thermistor Type PTC,NTC
0-200 deg C or 100-240 or
Channel 1 Alarm 140 deg C
100-30,000 ohm
0-200 deg C or 100-240 or
Channel 2 Alarm 140 deg C
100-30,000 ohm
0-200 deg C or 100-240 or
Channel 3 Alarm 140 deg C
100-30,000 ohm
0-200 deg C or 100-240 or
Channel 1 Trip 150 deg C
100-30,000 ohm
0-200 deg C or 100-240 or
Channel 2 Trip 150 deg C
100-30,000 ohm
0-200 deg C or 100-240 or
Channel 3 Trip 150 deg C
100-30,000 ohm
DATA PAGE
Ketika tombol ini ditekan akan memungkinkan operator untuk memilih
bagian data yang dapat diperlihatkan dari MPR2000. Yang mana data-data
tersebut dikelompokkan menjadi beberapa grup, yaitu:
1. Measured Data
Tabel 4.10 Measured Data
Measured Data
VP1,VP2,VP3 Volts
VL1,VL2,VL3 Volts
I1,I2,I3 Amps
E/F Current Amps
R1,R2,R3 Ohms
T1,T2,T3 RTD
Total Real Power Watts
Total VA Power VA
Power Factor %
2. Calculated Data
Tabel 4.11 Calculated Data
Calculated Data
Motor Load %
Thermal Capacity %
Time to Trip Min then Sec
Time to start Min then Sec
Unbalance Current %
44
4. Stational Data
Tabel 4.13 Stational Data
Statistical Data
Total Run Time Hours
Total # of starts
Total # of Trips
Last ST. Period Sees
Last ST. Peak 1 Amps
5. Fault Data
Tabel 4.14 Fault Data
Fault Data
LAST TRIP Description
LAST ALARM Description
FAULT I1,I2,I3 Amps
Fault IO Amps
Fault V1,V2,V3 Volts
Ketika tombol ini ditekan akan memunculkan hanya satu dari keenam
bagian di atas pada layar LCD.
45
LINE DOWN
Dengan menekan LINE DOWN akan memungkinkan operator untuk scroll
maju atau mundur dari halaman tertentu. Tampilannya akan bergerak ke bawah
satu kali kecuali tombol tersebut ditekan sekitar setengah detik yang mana
kecepatan scroll yang dilakukan akan meningkat.
LINE BACK
Dengan menekan LINE BACK akan memungkinkan operator untuk scroll
kembali dari halaman tertentu. Tampilannya akan bergerak mundur satu kali
kecuali tombol tersebut ditekan sekitar setengah detik yang mana kecepatan
scroll yang dilakukan akan meningkat.
STORE
Apabila tombol ini ditekan, tombol tersebut akan menyimpan setting
parameter setelah perubahan telah dilakukan. Setelah tombol ditekan akan
muncul pesan ‘DATA SAVED OK’ pada LCD yang ada. Apabila terdapat
perubahan yang tidak tersimpan karena suatu alasan tertentu juga akan muncul
pesan ‘WRONG PARAMETER SAVED’ pada LCD yang ada.
Jika tombol STORE ditekan tampilan akan menunjukkan parameter data,
parameter yang ditampilkan akan di atur sebagai tampilan default yang mana
MPR2000 akan selalu kembali apabila tidak ada tombol yang ditekan selama 5
menit.
Jika nilai parameter telah diubah namun tidak disimpan dan tampilan telah
diganti ke halaman lain makan nilai parameter tadi akan kembali ke nilai yang
masih tersimpan pada memori EEPROM.
RESET
Tombol ini memungkinkan operator untuk me-reset MPR2000 dari kondisi
gangguan dan alarm. Tombol ini hanya bisa ditekan apabila kondisi tertentu
talah terpenuhi. Berikut adalah kondisi yang disyaratkan oleh MPR2000.
1. Alarm / kondisi trip untuk gangguan tertentu telah mengizinkan panel
untuk melakukan reset.
2. Kondisi yang menyebabkan gangguan atau alarm yang muncul sudah
berakhir.
TEST
Dengan menekan tombol tersebut akan membuat unit menampilkan menu
Test/Maintenance. Perlu menggunakan LINE DOWN / LINE BACK untuk
memilih opsi yang ditampilkan seperti berikut ini.
1. Run Self Test
Opsi ini akan memeriksa suma hardware dan software yang akan
menampilkan pesan “SELF TEST PASSED” ketika sudah selesai. Apabila
tes yang dilakukan gagal akan muncul pesan “SELF TEST FAILED”
beserta dengan sebuah kode error. Lampu LED yang menandakan
47
Gambar 4.12 Single Line Diagram Sistem 6.3 kV dengan Menggunakan Software ETAP
versi 12.6
Gambar 4.12 merupakan Single Line Diagram dari sistem 6.3 kV yang
dibuat dengan menggunakan software ETAP versi 12.6. Pada simulasi yang
dilakukan hanya akan melakukan simulasi untuk memperlihatkan kerja dari
overcurrent relay pada MPR2000. Dengan memasukkan data-data berdasarkan
spesifikasi yang didapat selama melakukan kerja praktek, didapatkan hasil
simulasi dari overcurrent relay sebagai berikut.
50
Gambar 4.15 Setting OCR MPR2000 pada ETAP Software versi 12.6
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan Kerja Praktek yang telah penulis lakukan di PT Indonesia
Power UPJP Kamojang dapat diambil beberapa kesimpulan :
1. Relay arus lebih merupakan relay yang bekerja terhadap arus lebih. Relay
ini akan bekerja bila arus yang mengalir melebihi nilai setting arusnya (I
sett).
2. Relay arus lebih OCR (Overcurrent Relay) memproteksi instalasi listrik
terhadap gangguan hubung singkat.
3. Sistem proteksi arus lebih yang digunakan pada Main Cooling Water Pump
(MCWP) PLTP Kamojang Unit 2 sudah sesuai dengan standar yang telah
ada pada National Electrical Code® (NEC®).
5.2 Saran
Selain itu penulis memberikan saran atas kegiatan Kerja Praktik di PT
Indonesia Power UPJP Kamojang adalah adanya jadwal yang terencana setiap
kegiatan yang akan dilakukan selama Kerja Praktek, sehingga dapat
mengefisien waktu.
52
DAFTAR PUSTAKA
[1] Design Manual (VOL TD-02). Kamojang Geothermal Power System Unit 2
& 3.
[2] Maintenance Manual (VOL TM-31). Kamojang Geothermal Power System
Unit 2 & 3.
[3] MPR2000 Digital Motor Protective Relay Manual Book.
[4] Logsheet PT. Indonesia Power UPJP Kamojang 13 Januari 2007.
[5] J. Lewis Blackburn, Thomas J. Domin, Protective Relaying-Principles and
Applications, Third Edition. Boca Raton, Florida, USA: Taylor & Francis
Group, 2007.
[6] I Nyoman Bagia dan I Made Paras. Motor-Motor Listrik. Kupang: CV.Rasi
Terbit.
[7] Marsudi, Djiteng.1990.Operasi Sistem Tenaga Listrik.Jakarta: Balai Penerbit.
[8] Muhammad Taqiyyuddin Alawiy, Proteksi Sistem Tenaga Listrik. Malang,
Indonesia: Fakultas Teknik Elektro Universitas Islam Malang, 2006.
[9] Les Hewitson, Mark Brown, dan Ben Ramesh, Practical Power System
Protection. Jordan Hill, Oxford, UK: IDC Technologies, 2004.
[10] Stanley H. Horowitz dan Arun G. Phadke, Power System Relaying, Fourth
Rdition. New York, USA: West Sussex, UK: John Wiley and Sons Ltd, 2014.
[11] NEC. 403.52. Motor Branch Circuit Protection.
[12] IEEE Std 242-2001. IEEE Recommended Practice for Protection and
Coordination of Industrial and Commercial Power Systems.
53
LAMPIRAN
NIM : 21060116120026
Email : jhohanhardiman@gmail.com
Riwayat Pendidikan :